Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SENI BUDAYA KETERAMPILAN


TARI RARA NGIGEL

Di Susun Oleh :
Nama : TAMI AHLAMIAH
KARINA
DEVI YUNISARI
CAHAYA KHAIRANI
SHALINDRA VARADEBA HASANAH
NOPANZA

Kelas : XI MIA 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1


KOTA PAGARALAM
TAHUN AJARAN
2017/2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TARI TRADISIONAL
2.2 TARI KREASI BARU
2.3 JENIS DAN BENTUK TARI TUNGGAL NUSANTARA
2.4 JENIS TARI BERDASARKAN KOREOGRAFINYA
2.5 TARI RARA NGIGEL

BAB III DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang
disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau
bersenam. Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi
baru

Upaya pelestarian seni dan budaya oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) DIJ terus dilakukan.
Setelah beberapa waktu lalu melakukan dokumentasi terhadap beksan klasik Pura
Pakualaman dan Keraton Jogjakarta. Kini giliran tari kreasi baru. Tarian ini merupakan karya
maestro-maestro tari di Jogjakarta. Bertempat di Gedung Societet Militair Taman Budaya
Yogyakarta (TBY) tiga tarian karya dua maestro tari ditampilkan. Jumat (27/6) malam lalu,
Disbud menampilkan Bedaya Luluh karya Siti Sutiyah Sasmintamurti, tari Kebyar dan tari Roro
Ngigel karya mendiang Ida Manutranggana. Dokumentasi pertama menampilkan Bedaya
Luluh karya Siti Sutiyah. Beksan ini dimainkan oleh 18 penari putri berbusana penari Jawa
klasik. Jumlah penari ini menurut istri mendiang Kanjeng Raden Tumenggung
Sasmintamardawa dua kali dari jumlah penari bedaya pada umumnya.

Sutiyah mengungkapkkan bedaya Luluh diciptakan sebagai bentuk penghormatan dan


mengenang jasa-pengabdian seni Rama Sas. Pengabdiannya ini melalui organisasi seni yang
didirikannya, yaitu Mardawa Budaya (1962) dan Pamulangan Beksa Ngayogyakarta (1976).
Kedua yayasan ini telah melebur menjadi Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa.
Bedaya Luluh merakit komposisi 18 penari dalam satu kesatuan format bedayan, bukan
sebatas dua rakit bedaya yang dibersamakan. Anyaman dua rakit bedaya, yang manjing dalam
kesatuan tekad buat merawat harkat, martabat, dan semangat seni tari klasik gaya
Jogjakarta, kata Sutiyah. Tarian selanjutnya menampilkan tarian karya almarhum Ida
Manutranggana. Dalam menarikannya merupakan tantangan. Inilah yang diungkapkan oleh
Kepala Seksi Rekayasa Budaya Dinas Kebudayaan DIJ Drs Agus Amarullah, MA. Menurut Agus,
almarhum Ida memiliki sejarah panjang dalam dunia tari.

Dalam tarian pertama yang ditampilkan, Kebyar menceritakan tentang tarian yang ringan,
ceria dengan durasi pendek. Meski begitu karya Ida menurut Agus tetap meletakkan arti
penting dasar-dasar teknik gerak berestetika tinggi dan rumit. Penguasaan teknik dasar tari
yang kuat dan penjiwaan saat membawakan, akan menjadikan tari karya Ida hidup dan enak
ditonton. Tari Kebyar terinspirasi oleh gemerlap bintang di langit malam. Kilau dan kerlap-
kerlip bintang malam, di tangan Ida menjadi peristiwa hidup dengan tarian, kata Agus.
Tari kedua, Rara Ngigel lebih istimewa karena melibatkan dua putri almarhum Ida. Dalam
kesempatan ini Paranditya Wintarni dan Indiartari Kussnowari ikut menyajikan tarian ini. Diar
panggilan akrab Indiartari Kussnowari mengungkapkan tarian ini yang mengangkat kegairahan
para penari ronggeng. Tarian ini, menurut anak kedua Ida ini, memiliki makna penuh suka cita.
Tarian ini mengisahkan sosok perempuan muda yang memiliki semangat dalam menari. Tarian
ini juga menggambarkan semangat Ida saat melanglang buana nusantara dalam mempelajari
ragam tarian. Dengan adanya dokumentasi untuk tari kreasi baru sangatlah penting. Ini untuk
menampilkan keaslian karya yang diciptakan oleh ibu. Dokumentasi seperti ini tentunya
sangatlah penting
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TARI TRADISIONAL


Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia.
Beberapa tradisi seni tari seperti; tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau,
tarian Palembang, tarian Melayu, tarian Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang
berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap dikembangkan hingga kini.
Beberapa tari mungkin telah berusia ratusan tahun, sementara beberapa tari berlanggam
tradisional mungkin baru diciptakan kurang dari satu dekade yang lalu. Penciptaan tari dengan
koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin tradisi tari tertentu masih
dimungkinkan.

2.2 TARI KREASI BARU


Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan
jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Sebagai hasilnya, muncullah beberapa tari kreasi baru.
Tari kreasi baru ini dapat merupakan penggalian kembali akar-akar budaya yang telah sirna,
penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni tari tradisional.

Contoh tari kreasi baru seperti Tari Kupu-Kupu; Tari Merak, Tari Gembira, Tari Roro Ngigel,
Tari Ongkek Manis, Tari Manipuri, Tari Roro Wilis, Tari Lenggang Surabaya, Tari Kasomber, Tari
Eblas, dll

2.3 JENIS DAN BENTUK TARI TUNGGAL NUSANTARA


Tari tunggal nusantara adalah jenis tari dari Nusantara yang diperagakan oleh seorang
penari.Pada dasarnya, istilah tunggal hanya menunjukkan jumlah penari saja. Sementara jenis
tarian dapat dimainkan oleh seorang atau lebih penari

Misalnya, Tari Merak bia menjadi tari tunggal, bisa pula menjadi tari berpasangan atau
kelompok.Sifat tari tunggal menuju ke arah psikologis yang akan menjadikan seseorang
sebagai subjek atau objek dalam suatu kegiatan.
Sifat tari tunggal diantaranya adalah :
a) Lirik, yaitu tarian yang memusatkan pada subjek atau keadaan diri pribadi, seperti
bahagia, atau haru,atau senang.
b) Epik, yaitu sifat tari yang mengarah pada nilai luar diri, seperti kagum atau manja.
2.4 JENIS TARI BERDASARKAN KOREOGRAFINYA
a) Tari tunggal (Solo), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik
laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah )
b) Tari berpasangan (duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan
oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat)
c) Tari kelompok (Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih
dari dua orang.

2.5 TARI RARA NGIGEL


Tari Rara Ngigel adalah sebuah tari yang dikoreografikan oleh Ida Wibowo, putri guru tari
terkenal Bagong Kussudiarjo. Tarian ini menceritakan tumbuhnya seorang gadis yang beranjak
dewasa. Tari Rara Ngigel biasanya ditarikan oleh wanita, tetapi kadang ditarikan berpasangan
dengan pria. Gerak tari yang lembut diinspirasi dari gerak-gerak tari gaya Yogyakarta,
sedangkan gerak-gerak yang tegas dan patah-patah diinspirasi dari gerak jawa barat an.
Sedangkan untuk pakaian merupakan percampuran dari budaya jawa dan cina, terlihat dari
tusuk konde yang dipake di kepala.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

http://kinarsislayer.blogspot.co.id/2017/04/kreasi-baru.html
https://indonesiandance.wordpress.com/2013/06/01/tari-rara-ngigel-kreasi-baru-rara-
ngigel-dance/
http://rumahdesakoe.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-tari-seni-tari-sendratari.html
https://thebeadingtree.blogspot.co.id/2017/06/apa-saja-tari-kreasi-baru-roro-ngigel.html

Anda mungkin juga menyukai