Anda di halaman 1dari 6

TARI SAMAN

Annelene Ma
Jonathan
Sri Dewi Handayani
Vera Nengsih
Vincent
Yoshua Heng Rarumangkay
2014/2015

Tari Saman
Tari saman adalah sebuah
tarian suku Gayo di Aceh. Tarian ini
lahir dan berkembang di Nanggroe
Aceh Darussalam. Tarian ini biasa
ditampilkan untuk merayakan
peristiwa-peristiwa penting dalam
adat. Syair dalam tarian saman
mempergunakan bahasa Gayo.
Selain itu biasanya tarian ini
juga ditampilkan untuk merayakan
kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam beberapa literatur menyebutkan
tari saman di Aceh didirikan dan
dikembangkan oleh Syekh Saman,
seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO
sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite
Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24
November 2011.

1. Makna dan fungsi


Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua
cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihatnasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya
terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian
tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan
(dua grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti
gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.

2. Paduan suara
Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan
dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan
badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut syekh.

Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam
menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan
latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para
pria.
Pada zaman dahulu, tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu, diantaranya dalam
upacara memperingati hari Maulid Nabi Muhammad. Selain itu, khususnya dalam konteks masa
kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti kunjungan tamutamu antar kabupaten dan negara, atau dalam pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.

3. Nyanyian
Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan
lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam:
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari
pada bagian tengah tari.
4. Syekh, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh
penari solo.

4. Gerakan

Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang


menjadi unsur dasar dalam tarian saman, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika
menyebarkan agama islam, Syekh Saman mempelajari tarian Melayu kuno, kemudian
menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi

memudahkan dakwahnya. Dalam konteks


kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini
masih digunakan sebagai media untuk
menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui
pertunjukan-pertunjukan.
Tari Saman membutuhkan keseragaman
formasi dan ketepatan waktu, jadi para penari
harus memiliki konsentrasi yang tinggi dan
latihan yang serius agar dapat membawakan

Tari

Saman dengan sempurna.


Kalau dilihat dari jumlah gerakan tubuh, Tari Saman bisa dikatakan tari yang sederhana.
Tetapi gerakannya beragam, antara lain: gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring, dan gerak
lengek. Gerak guncang adalah gerakan tepuk tangan penari, gerak kirep adalah tepukan dada
para penari dan gerakan lingang adalah gerakan menepuk dada penari.
Keunikan tari saman adalah gerakan tangannya yang dinamis, perubahan posisi duduk
para penari, dan goyangan badan yang dihentakkan ke kiri atau kanan ketika syair lagu
dinyanyikan. Ternyata Tari saman tidak menggunakan musik ,hanya syair yang dinyanyikan serta
suara tepukan tangan, dada, dan paha.
Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari ini yang
berfungsi sebagai gerak sekaligus musik, yang terdiri atas :
a) Cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah,
b) Cilok yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu benda ringan seperti garam,
c) Tepok yang dilakukan dalam berbagai posisi (horizontal/ bolak-balik/ seperti baling-baling),
d) Gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk),
e) Dan kepala berputar seperti baling-baling (girek).
Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam
gerak tari saman. Karena tari saman di mainkan tanpa alat musik, maka sebagai pengiringnya di
gunakan tangan dan badan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
1. Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat
2. Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat
3. Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang
4. Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.

5.

Posisi dan Fungsi Penari


Tari saman dimainkan dalam posisi duduk dan termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk

(tari duduk), yang kelahirannya erat berkaitan dengan masuk dan berkembangnya agama islam.
Posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada
tari saman tergantung pada level atau ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk berlutut
berubah ke posisi diatas lutut (Gayo berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang
level yang paling rendah adalah bila penari membungkukan badan kedepan sampai 45 o (tungkuk)
atau miring kebelakang sampai 60o (langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai
gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi
duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang).
Jika dimainkan dengan adanya batas waktu dan bukan suatu pertandingan, tarian ini
dimainkan oleh 10-12 penari. namun keutuhan tari saman setidaknya dimainkan oleh 15-17
penari dengan fungsi sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 13 14 15 16 17
1. Nomor 9 ialah Pengangkat, yaitu tokoh utama (seperti syekh dalam Tarian Seudati) titik
central dalam Tari Saman, yang menen-tukan gerak tari, level atau kekuatan tari, syairsyair yang diku-mandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap se-rangan
lawan main (Saman Jalu yang dimainkan untuk pertandingan).
2. Nomor8 dan 10 adalah Pengapit, yaitu tokoh pembantu peng-angkat baik gerak tari
maupun nyanyian/ vokal.
3. Nomor 2-7 dan 11-16 adalah Penyepit, yaitu penari biasa yang mendukung gerak tari
yang diarahkan pengangkat juga berperan menyepit (menghimpit), sehingga kerapatan
antara penari terja-ga, penari menyatu tanpa antara dalam posisi bershaf (horizon-tal)
untuk kesatuan dan keseragaman gerak.
4. Nomor 1 dan 17 adalah Penupang, yaitu penari yang paling u-jung kanan-kiri dari
barisan penari yang duduk berbanjar. Selain berperan sebagai bagian dari pendukung tari,
juga berperan menupang/ menahan keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus.
Penupang disebut juga penamat kerpe jejerun (pemegang rumput jejerun). Diibaratkan
seolah-olah bertahan memper-kokoh kedudukan dengan memegang rumput jejerun
(jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat, terhujam dalam, dan sukar di cabut).

6. Penari

Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki ataupun
perempuan, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang
lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil
bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian
itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk
mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain
mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu
ganit.

Anda mungkin juga menyukai