Anda di halaman 1dari 3

Lirik Lagu Lir Ilir

Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir


Tak ijo royo royo
Tak sengguh penganten anyar
Bocah angon bocah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomono jrumatono kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surak0 surak hiyo
Makna yang terkandung lagu di atas adalah sbb:
1. Lir-ilir, Lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)
2. Tandure wus sumilir (Tanaman sudah bersemi)
3. Tak ijo royo-royo (Demikian menghijau)
4. Tak sengguh temanten anyar (Bagaikan pengantin baru)
Makna: Sebagai umat Islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat
malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Alloh dalam diri kita yang
dalam ini dilambangkan dengan Tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau.
Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan
berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan
seperti bahagianya pengantin baru.
1. Cah angon, cah angon (Anak gembala, anak gembala)
2. Penekno Blimbing kuwi (Panjatlah (pohon) belimbing itu)
3. Lunyu-lunyu penekno (Biar licin dan susah tetaplah kau panjat)
4. Kanggo mbasuh dodotiro (untuk membasuh pakaianmu)
Makna: Disini disebut anak gembala karena oleh Alloh, kita telah diberikan sesuatu untuk
digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu
yang demikian kuatnya? Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing yang notabene
buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam.
Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam
arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya.
Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa.
1. Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)
2. Kumitir bedah ing pinggir (terkoyak-koyak dibagian samping)
3. Dondomono, Jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)
4. Kanggo sebo mengko sore (untuk menghadap nanti sore)
Makna: Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini,
untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap
ketika dipanggil menghadap kehadirat Alloh SWT.
1. Mumpung padhang rembulane (Mumpung bulan bersinar terang)
2. Mumpung jembar kalangane (mumpung banyak waktu luang)
3. Yo surako surak iyo!!! (Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!)
Makna: Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas ketika kita masih sehat (dilambangkan
dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang
mengingatkan maka jawablah dengan Iya!!! Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan
sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam.
Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang
indah. Carrol McLaughlin, seorang profesor harpa dari Arizona University terkagum kagum
dengan tembang ini, beliau sering memainkannya. Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari
Indonesia pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini. Para pemain Harpa
seperti Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko Saito (Jepang), Kellie
Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues (Puerto Rico) pernah
menterjemahkan lagu ini dalam musik Jazz pada konser musik Harp to Heart.
Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya
Lir-ilir, lir-ilir tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa
diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi
yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya
Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan
jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan
ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada
sesuatu yang dihidupkan.
tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar. Bait ini mengandung
makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan
pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat
bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk
agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam,
namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru
dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi. Mengapa kok Cah angon ? Bukan Pak
Jendral , Pak Presiden atau yang lain? Mengapa dipilih Cah angon ? Cah angon maksudnya
adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu menggembalakan
makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa Blimbing ? Ingat sekali lagi, bahwa
blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat
dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam
yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa Penekno ? ini adalah ajakan para wali
kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk
mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun dengan bersusah payah, walupun
penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian
adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.
Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek
jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah
sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa.
dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika
kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan
segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat
pada hari pertanggungjawaban kelak.
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Para wali mengingatkan agar
para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika
kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.
Yo surako surak hiyo. Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai mari kita terapkan syariat
Islam sebagai tanda kebahagiaan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan
seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu
(Al-Anfal :25)

Anda mungkin juga menyukai