PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan lembaga pendidikan dewasa ini dirasakan masih belum
memperoleh jalan yang tepat bagi tujuan kebahagiaan dunia-akhirat para
peserta didiknya. Terlebih bagi para generasi bangsa yang memiliki keluasan
keilmuan keduniaan (pengetahuan) dan keagamaan (religiusitas). Dan dalam
rangka tersebut, setiap lembaga pendidikan tentu tidak dapat melepaskan diri
dari manajemen. Terciptanya lembaga pendidikan yang matang dan mapan
dalam rangka mencapai tujuan akhir peserta didik memiliki landasan dasar
dalam hidup serta mampu mengikuti pergerakan dan perkembangan zaman,
adalah konsekuensi mutlak bagi penerapan manajemen pendidikan. Sebab,
manajemen inilah yang menggerakkan roda organisasi dan menentukan sukses
tidaknya sebuah organisasi. Jika manajemen berjalan dengan profesional,
lembaga pendidikan akan stabil dan dinamis. Pelaksanaan utama dalam
manajemen lembaga pendidikan adalah merencanakan, mengorganisasikan,
mengaktualisasikan, dan mengevaluasi berbagai elemen yang ada pada
lingkaran lembaga pendidikan itu sendiri.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi dari HOS TJOKROAMINOTO
2. Untuk mengetahui riwayat pendidikan, karir, dan perjuangan HOS
TJOKROAMINOTO
3. Untuk mengetahui pemikiran dari HOS TJOKROAMINOTO
1
C. Rumusan masalah
1. Bagaimana biografi HOS TJOKROAMINOTO?
2. Bagaimana riwayat pendidikan, karir, dan perjuangan HOS
Tjokroaminoto?
3. Bagaimana pemikiran HOS Tjokroaminoto?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu,
semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana
perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada
seorang pejuang kemerdekaan. Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai
adalah Soekarno hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti
Oetari, istri pertama Soekarno. Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah
"Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan
bicaralah seperti orator". Perkataan ini membius murid-muridnya hingga
membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat
kawannya, Muso, Alimin, S.M Kartosuwiryo, Darsono, dan yang lainnya
terbangun dan tertawa menyaksikannya.
4
Divisi Siliwangi yang mengakibatkan "abang", sapaan akrab Soekarno kepada
Muso, pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati pada 31 Oktober
1948.
Pemberontakan kemudian dilakukan oleh Negara Islam Indonesia(NII)
yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo dan akhirnya hukuman mati yang
dijatuhkan oleh Soekarno kepada kawannya Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo pada 12 September 1962.
5
Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial, Kementrian Sosial
Republik Indonesia.
6
itu, pendidikan politik adalah tempat tumbuh dan berkembangnya suatu
kesadaran berbangsa dan bernegara yang memiliki landasan seperti
landasan ideologi, yaitu Pancasila, landasan konstitusi, yaitu UUD 1945,
landasan operasional, yaitu GBHN, dan landasan historis, yaitu sumpah
pemuda dan proklamasi. Pendidikan politik bertujuan tidak lain untuk ikut
serta dalam berpartisipasi di kehidupan perpolitikan.
Kedua, Pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto memiliki relevansi terhadap
pendidikan politik. Pertama, relevansi tujuan yang memiliki kesamaan
menginginkan kesadaran masyarakat untuk turut serta dalam kehidupan
perpolitikan. Kedua, relevansi dalam materi seperti, penanaman kesadaran
Berideologi, Berbangsa dan Bernegara; pengetahuan tentang sejarah
pergerakan nasional; nilai bangsa (patriotisme, kesediaan berkorban,
kepahlawanan, dan semangat tidak kenal menyerah); pengetahuan tentang
struktur pemerintahan, politik, serta fungsi setiap unit, dan pengenalan
pemimpin masyarakat; adat istiadat dan tradisi luhur serta kegiatan yang
mempengaruhi kehidupan politik, antara lain kebiasaan bermusyawarah
dan mufakat; pengetahuan tentang politik luar negeri Indonesia dan
wawasan yang paling mempengaruhi; dan pengembangan kemampuan
politik dan kemampuan pribadi untuk mewujudkan kebutuhan dan
keinginan ikut serta dalam politik. Ketiga, relevansi terhadap jalur
pendidikan politik. Pendidikan politik yang di ajarkan oleh H.O.S.
Tjokroaminoto melalui jalur non formal yang termasuk salah satu jalur
pendidikan politik yang ada.
Ketiga, Sumbangan pemikiran yang diberikan H.O.S. Tjokroaminoto
dalam meningkatkan kualitas pendidikan politik. Pertama, sumbangan
pemikiran melalui Sarekat Islam, yaitu salah satunya kalangan bawah
dapat menduduki Voolkraad (dewan rakyat). Kedua, sumbangan
pemikiran dalam pembentukan ideologi, yaitu adanya paham sosialisme di
dalam implementasi Pancasila. Ketiga, sumbangan dalam meningkatkan
mutu politik bangsa Indonesia, yaitu melalui pendidikan, sistem, dan
budaya. Keempat, sumbangan dalam implementasi politik, yaitu pemilu
sebagai perwujudan demokrasi, kebangkitan Trisakti.
7
Dari pernyataan tersebut hal yang dapat dikemukakan :
(1) Para pemimpin bangsa dapat menjalankan tugasnya dengan baik dengan
mengabdi sepenuhnya untuk kepentingan rakyat sehingga dapat menjadi
suriteladan bagi masyarakat luas dan generasi penerus bangsa.
(2) Para penegak hukum, jika terjadi kecurangan-kecurangan lebih baik
ditindak secara tegas sehingga dapat meminimalisir kecurangan-
kecurangan berikutnya. Misalnya, korupsi, uang gelap untuk mendapatkan
suara pada pemilu, dan lain sebagainya.
(3) Masyarakat, bertindak lebih obyektif pada saat pemilu tidak hanya
berdasarkan uang karena pada nantinya masyarakat juga yang
mendapatkan dampaknya. Budayakan untuk memberikan suaranya dengan
demikian maka akan turut dalam pembangunan bangsa.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau disingkat menjadi H.O.S.
Tjokroaminoto lahir di Desa Bukur Madiun, Jawa Timur, 16 Agustus 1882 ,
beliau adalah seorang pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) di Indonesia
kedua setelah Samanhudi.
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah
bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat
itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai
Bupati Ponorogo.
Tjokroaminoto adalah sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di
indonesia saat dan sekaligus menjadi pelopor pergerakan di indonesia,
pemikirannya melahirkan berbagai macam ideologi bangsa indonesia pada
saat itu, tempat tinggalnya sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar
untuk menimbah ilmu padanya, seperti: Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno,
Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka pernah berguru padanya.
B. Saran
1. Akademis
Penelitian tentang pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto ini masih
sedikit yang membahasnya. Padahal pemikiran dan pandangan H.O.S.
Tjokroaminoto masih banyak bisa diulas, baik dari kacamata filsafat,
teologi dan politik. Penelitian ini pula semoga menjadi bacaan atau
referensi bagi para calon peneliti dan sebagai rujukan dalam memahami
dan lebih mengenal tokoh-tokoh pemikir Islam Indonesiasecara umum,
sehingga mudah diterima dimasyarakat.
9
2. Masyarakat
H.O.S. Tjokroaminoto adalah salah satu tokoh pendiri bangsa yang
dikenal kepedulian dan kecintaannya terhadap tanah air Indonesia.
Pandangan dan prinsip-prinsipnya masih sangat relevan apabila diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Oemar_Said_Tjokroaminoto
https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2013/12/biografi-oemar-said-
tjokroaminoto.html?m=1
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/PPKN/article/view/46781
11