Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan lembaga pendidikan dewasa ini dirasakan masih belum
memperoleh jalan yang tepat bagi tujuan kebahagiaan dunia-akhirat para
peserta didiknya. Terlebih bagi para generasi bangsa yang memiliki keluasan
keilmuan keduniaan (pengetahuan) dan keagamaan (religiusitas). Dan dalam
rangka tersebut, setiap lembaga pendidikan tentu tidak dapat melepaskan diri
dari manajemen. Terciptanya lembaga pendidikan yang matang dan mapan
dalam rangka mencapai tujuan akhir peserta didik memiliki landasan dasar
dalam hidup serta mampu mengikuti pergerakan dan perkembangan zaman,
adalah konsekuensi mutlak bagi penerapan manajemen pendidikan. Sebab,
manajemen inilah yang menggerakkan roda organisasi dan menentukan sukses
tidaknya sebuah organisasi. Jika manajemen berjalan dengan profesional,
lembaga pendidikan akan stabil dan dinamis. Pelaksanaan utama dalam
manajemen lembaga pendidikan adalah merencanakan, mengorganisasikan,
mengaktualisasikan, dan mengevaluasi berbagai elemen yang ada pada
lingkaran lembaga pendidikan itu sendiri.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi dari HOS TJOKROAMINOTO
2. Untuk mengetahui riwayat pendidikan, karir, dan perjuangan HOS
TJOKROAMINOTO
3. Untuk mengetahui pemikiran dari HOS TJOKROAMINOTO

1
C. Rumusan masalah
1. Bagaimana biografi HOS TJOKROAMINOTO?
2. Bagaimana riwayat pendidikan, karir, dan perjuangan HOS
Tjokroaminoto?
3. Bagaimana pemikiran HOS Tjokroaminoto?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi HOS Tjokroaminoto


Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (16 Agustus 1882 – 17
Desember 1934 (sebagaimana tercatat dalam Arsip Nasional Republik
Indonesia dan Direktorat Pahlawan Nasional Kementrian Sosial Republik
Indonesia)), lebih dikenal dengan nama H.O.S Cokroaminoto, merupakan
salah satu pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam (SI).
HOS Tjokroaminoto lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada 16 Agustus
1882. Tjokro meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada
umur 52 tahun. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh
sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin.
Beliau adalah pendiri sekaligus ketua pertama dalam organisasi sarekat
Islam, beliau juga merupakan guru Soekarno, Semaoen, Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo, Alimin, Musso dan juga Tan Malaka. Istrinya bernama
Suharsikin dan mempunyai 5 orang anak, yakni Siti Oetari, Oetarjo Anwar
Tjokroaminoto, Harsono Tjokroaminoto, Siti Islamiyah, Ahmad Suyud.
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah
bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat wedana Kleco, Magetan
pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat
sebagai Bupati Ponorogo, Mertuanya adalah R.M. Mangoensoemo yang
merupakan wakil bupati Ponorogo. Beliau adalah keturunan langsung dari
Kiai Ageng Hasan Besari dari Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo
Setelah lulus dari sekolah rendah, ia melanjutkan pendidikannya di
sekolah pamong praja di Magelang. Setelah lulus, ia bekerja sebagai juru tulis
patih di Ngawi. Tiga tahun kemudian, ia berhenti. Tjokromaninoto pindah dan
menetap di Surabaya pada 1906. Di Surabaya, ia bekerja sebagai juru tulis di
firma Inggris Kooy & Co dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kejuruan
Burgerlijk Avondschool, jurusan Teknik Mesin.

3
Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu,
semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana
perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada
seorang pejuang kemerdekaan. Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai
adalah Soekarno hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti
Oetari, istri pertama Soekarno. Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah
"Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan
bicaralah seperti orator". Perkataan ini membius murid-muridnya hingga
membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat
kawannya, Muso, Alimin, S.M Kartosuwiryo, Darsono, dan yang lainnya
terbangun dan tertawa menyaksikannya.

B. Gelar Raja Jawa Tanpa Mahkota


Oleh Belgia, beliau dijuluki sebagai De Ongekroonde van Java atau
"Raja Jawa Tanpa Mahkota", Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor
pergerakan di indonesia dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di
Indonesia. Berangkat dari pemikirannya pula yang melahirkan berbagai
macam ideologi bangsa Indonesia pada saat itu. Rumahnya sempat dijadikan
rumah kost para pemimpin besar untuk menimbah ilmu padanya, yaitu
Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo,
bahkan Fajri Hamonangan pernah berguru padanya. Ia adalah orang yang
pertama kali menolak untuk tunduk pada Belanda. Setelah ia meninggal pada
tahun 17 Desember 1934 , lahirlah warna-warni pergerakan Indonesia yang
dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaum sosialis/komunis yang dianut oleh
Semaoen, Muso, Alimin. Soekarno yang nasionalis, dan Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo yang Islam merangkap sebagai sekretaris pribadi.
Namun, ketiga muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-
masing. Pengaruh kekuatan politik pada saat itu memungkinkan para
pemimpin yang sekawanan itu saling berhadap-hadapan hingga terjadi
Pemberontakan Madiun 1948 yang dilakukan Partai Komunis Indonesia
karena memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin Muso.
Dengan terpaksa Presiden Soekarno mengirimkan pasukan elite TNI yakni

4
Divisi Siliwangi yang mengakibatkan "abang", sapaan akrab Soekarno kepada
Muso, pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati pada 31 Oktober
1948.
Pemberontakan kemudian dilakukan oleh Negara Islam Indonesia(NII)
yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo dan akhirnya hukuman mati yang
dijatuhkan oleh Soekarno kepada kawannya Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo pada 12 September 1962.

C. Polemik Tempat Kelahiran


Tempat kelahiran Tjokroaminoto menuai Polemik karena terdapat dua
versi, yakni di Ponorogo dan Madiun. Bila di Ponorogo Tjokroaminoto lahir
di Tegalsari sedangkan di Madiun sendiri terdapat dua tempat yakni Bakur
dan Bukur. Namun tempat lahir Tjokroaminoto yang diakui adalah yang di
Ponorogo setelah melalui penelitian dan berbagai literasi buku sejarah seperti
Buku Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, HOS. Tjokroaminoto:
Rekonstruksi Pemikiran Dan Perjuangannya, Hadji Oemar Said
Cokroaminoto: Pendiri Dan Pembangunan Kebangkitan Umat Islam
Indonesia, SK Kepresidenan Pahlawan Nasional.
Selain itu telah disahkannya sebuah Jalan HOS Cokroaminoto di
Ponorogo yang diajukan Bupati Ponorogo, Ipong Muchlisoni kepada
Pemerintah Pusat kerena nama jalan merupakan putra daerah Ponorogo,
kemudian dilanjutka oleh Bupati Ponorogo selanjutnya Giri Sancoko membuat
monumen HOS Tjokroaminoto di sepanjang jalan tersebut.
Sedangkan nama Cokroaminoto di Kota Madiun dijadikan nama jalan
yang legendaris . Terdapat juga sebuah lembaga pendidikan di Kota Madiun
yang terkenal memakai namanya. Serta oleh-oleh khas dan favorit, Bluder
Cokro.
Tjokroaminoto diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh Presiden
Indonesia Soekarno pada tahun 1961 berdasarkan Nomer Surat Keputusan
SK/590/Tahun/1961 pada tanggal 09 November 1961, dengan biodata sebagai
berikut ini sebagaimana tercatat dalam Direktorat Kepahlawanan,

5
Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial, Kementrian Sosial
Republik Indonesia.

D. Warna Warni Pergerakan Indonesia


Tjokro adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk pada
Belanda, setelah ia meninggal lahirlah warna-warni pergerakan indonesia yang
dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaum sosialis/komunis yang dianut oleh
Semaoen, Muso, Alimin, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuwiryo yang
islam merangkap sebagai sekretaris pribadi.
Namun, ketiga muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-
masing. Pengaruh kekuatan politik pada saat itu memungkinkan para
pemimpin yang sekawanan itu saling berhadap-hadapan hingga terjadi
Pemberontakan Madiun 1948 yang dilakukan Partai komunis Indonesia karena
memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin Muso dan
dengan terpaksa presiden Soekarno mengirimkan pasukan elite TNI yakni
Divisi Siliwangi yang mengakibatkan "abang" sapaan akrab Soekarno kepada
Muso pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati 31 Oktober, dan
dilanjutkan pemberontakan oleh Negara Islam Indonesia(NII) yang dipimpin
oleh Kartosuwiryo dan akhirnya hukuman mati yang dijatuhkan oleh
Soekarno kepada kawannya Kartosuwiryo pada 12 September 1962.
Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu,
semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana
perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada
seorang pejuang kemerdekaan.

E. Pengaruh pemikiran Hos Tjokroaminoto di abad saat ini


Beberapa pemikiran Hos Tjokroaminoto :
 Pertama, Sosialisme Islam adalah suatu paham yang mengutamakan
pertemanan atau persahabatan sebagai unsur yang mengikat di dalam
pergaulan masyarakat dan berazaskan Islam. Paham tersebut berlandasan
Al-Qur’an yang bertujuan untuk mengangkat kesadaran keumatan
sehingga dapat saling berjuang dan menentang kaum penindas. Sementara

6
itu, pendidikan politik adalah tempat tumbuh dan berkembangnya suatu
kesadaran berbangsa dan bernegara yang memiliki landasan seperti
landasan ideologi, yaitu Pancasila, landasan konstitusi, yaitu UUD 1945,
landasan operasional, yaitu GBHN, dan landasan historis, yaitu sumpah
pemuda dan proklamasi. Pendidikan politik bertujuan tidak lain untuk ikut
serta dalam berpartisipasi di kehidupan perpolitikan.
 Kedua, Pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto memiliki relevansi terhadap
pendidikan politik. Pertama, relevansi tujuan yang memiliki kesamaan
menginginkan kesadaran masyarakat untuk turut serta dalam kehidupan
perpolitikan. Kedua, relevansi dalam materi seperti, penanaman kesadaran
Berideologi, Berbangsa dan Bernegara; pengetahuan tentang sejarah
pergerakan nasional; nilai bangsa (patriotisme, kesediaan berkorban,
kepahlawanan, dan semangat tidak kenal menyerah); pengetahuan tentang
struktur pemerintahan, politik, serta fungsi setiap unit, dan pengenalan
pemimpin masyarakat; adat istiadat dan tradisi luhur serta kegiatan yang
mempengaruhi kehidupan politik, antara lain kebiasaan bermusyawarah
dan mufakat; pengetahuan tentang politik luar negeri Indonesia dan
wawasan yang paling mempengaruhi; dan pengembangan kemampuan
politik dan kemampuan pribadi untuk mewujudkan kebutuhan dan
keinginan ikut serta dalam politik. Ketiga, relevansi terhadap jalur
pendidikan politik. Pendidikan politik yang di ajarkan oleh H.O.S.
Tjokroaminoto melalui jalur non formal yang termasuk salah satu jalur
pendidikan politik yang ada.
 Ketiga, Sumbangan pemikiran yang diberikan H.O.S. Tjokroaminoto
dalam meningkatkan kualitas pendidikan politik. Pertama, sumbangan
pemikiran melalui Sarekat Islam, yaitu salah satunya kalangan bawah
dapat menduduki Voolkraad (dewan rakyat). Kedua, sumbangan
pemikiran dalam pembentukan ideologi, yaitu adanya paham sosialisme di
dalam implementasi Pancasila. Ketiga, sumbangan dalam meningkatkan
mutu politik bangsa Indonesia, yaitu melalui pendidikan, sistem, dan
budaya. Keempat, sumbangan dalam implementasi politik, yaitu pemilu
sebagai perwujudan demokrasi, kebangkitan Trisakti.

7
Dari pernyataan tersebut hal yang dapat dikemukakan :
(1) Para pemimpin bangsa dapat menjalankan tugasnya dengan baik dengan
mengabdi sepenuhnya untuk kepentingan rakyat sehingga dapat menjadi
suriteladan bagi masyarakat luas dan generasi penerus bangsa.
(2) Para penegak hukum, jika terjadi kecurangan-kecurangan lebih baik
ditindak secara tegas sehingga dapat meminimalisir kecurangan-
kecurangan berikutnya. Misalnya, korupsi, uang gelap untuk mendapatkan
suara pada pemilu, dan lain sebagainya.
(3) Masyarakat, bertindak lebih obyektif pada saat pemilu tidak hanya
berdasarkan uang karena pada nantinya masyarakat juga yang
mendapatkan dampaknya. Budayakan untuk memberikan suaranya dengan
demikian maka akan turut dalam pembangunan bangsa.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau disingkat menjadi H.O.S.
Tjokroaminoto lahir di Desa Bukur Madiun, Jawa Timur, 16 Agustus 1882 ,
beliau adalah seorang pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) di Indonesia
kedua setelah Samanhudi.
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah
bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat
itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai
Bupati Ponorogo.
Tjokroaminoto adalah sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di
indonesia saat dan sekaligus menjadi pelopor pergerakan di indonesia,
pemikirannya melahirkan berbagai macam ideologi bangsa indonesia pada
saat itu, tempat tinggalnya sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar
untuk menimbah ilmu padanya, seperti: Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno,
Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka pernah berguru padanya.

B. Saran
1. Akademis
Penelitian tentang pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto ini masih
sedikit yang membahasnya. Padahal pemikiran dan pandangan H.O.S.
Tjokroaminoto masih banyak bisa diulas, baik dari kacamata filsafat,
teologi dan politik. Penelitian ini pula semoga menjadi bacaan atau
referensi bagi para calon peneliti dan sebagai rujukan dalam memahami
dan lebih mengenal tokoh-tokoh pemikir Islam Indonesiasecara umum,
sehingga mudah diterima dimasyarakat.

9
2. Masyarakat
H.O.S. Tjokroaminoto adalah salah satu tokoh pendiri bangsa yang
dikenal kepedulian dan kecintaannya terhadap tanah air Indonesia.
Pandangan dan prinsip-prinsipnya masih sangat relevan apabila diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Oemar_Said_Tjokroaminoto
 https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2013/12/biografi-oemar-said-
tjokroaminoto.html?m=1
 http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/PPKN/article/view/46781

11

Anda mungkin juga menyukai