Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Haji Oemar Said Tjokroaminoto lahir di Tegalsari Ponorogo Jawa Timur pada
tanggal 16 Agustus 1882 yang bertepatan dengan meletusnya gunung Krakatau di Banten.1
Tjokroaminoto terlahir dari keluarga nigrat bangsawan dari Surakarta dengan gelarnya
yaitu Raden Mas, beliau juga merupakan keturunan ulama, bisa dilihat dari buyutnya yaitu
Kiyai Bagoes Kesan Besari kiai tersohor di daerah Ponorogo yang mempersunting putri dari
Susuhunan II.2 Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara yaitu R.M Oemar
Djaman Trokroprawiro, R. Aju Trokrodisoerjo, R.M Poerwadi Tjokrotosudidjo, R.M. O
Sabib Tjokroaminoto Soepardjo, R.A Adiati, R. Aju Martowinoto, R.M Abikoesno
Tjokrosoejoso, R. Adjeng Istingantin, R.M Poerwati, R. Adjeng Istidjah Tjokrosoedarmo
dan R.A Istiroh Mohammad Sobari3 dari ayahnya yang bernama R.M Tjokroamiseno yang
merupakan pejabat pemerintah pada saat itu. Sedangkan kakek beliau adalah R.M Adipati
Tjokronegoro yang pernah menjabat sebagai bupati Ponogoro.4

Pada masa kecil Tjokroaminoto sering dipanggil dengan Oemar Said dan dibesarkan
dilingkungan keluarga bangsawan yang paham terhadap agama islam (religious).5 Diantara
saudara-saudara yang mengikuti jejak Tjokroaminoto dalam jihad pergerakan adalah Oemar
Sabib dan R. M. Abikoesno Tjokrosoejoso. Sedangkan yang lain mengikuti jejak ayahnya
sebagai Bupati, pegawai tinggi dan lain-lain. Dari latar belakang keluarga seperti itulah
yang menyebabkan H.O.S Tjokroaminoto dapat mejalani kehidupan masa kecilnya tanpa
ada guncangan yang berarti, seperti lazimnya penderitaan yang dirasakan anak-anak
pribumi pada saat itu. Ayah beliau memberikan pendidikan Agama secara ketat sejak dini,
di samping pendidikan Barat sebagaimana lazimnya anak pejabat pada waktu itu. Perpaduan
antara pendidikan Agama dan pendidikan Barat yang kemudian membentuk cakrawala
pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto kedepannya.6 H.O.S Tjokroaminoto meninggal pada usia

1
Siti Bainatun, ‘Islam Dan Sosialisme Dalam Perspektif Hos Tjokroaminoto Dan Moh Hatta’ (UIN Raden Intan,
2017).
2
Firman Manan, ‘Sosialisme Islam: Perspektif Pemikiran Politik H.O.S. Tjokroaminoto’, Jurnal Wacana
Politik, 1.1 (2016) <https://doi.org/10.24198/jwp.v1i1.10543>.
3
SYAHARUDDIN, ‘INTERPRETASI KONSEP SOSIALISME ISLAM H.O.S TJOKROAMINOTO DALAM
MERESPON TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI ERA KONTEMPORER’, TESIS, 2017.
4
Bainatun.
5
SYAHARUDDIN.
6
SYAHARUDDIN.
1
52 tahun di Yogyakarta pada tanggal 17 Desember 1934 yang telah menjadi pemimpin salah
satu organisasi yaitu Syarekat Islam (SI).7

H.O.S Tjokroaminoto menyelesaikan studinya di Opleidings School Voor


Indlandsche Ambtenaren (OSVIA) pada usia 20 tahun di Magelang pada tahun 1902.
OSVIA adalah sebuah sekolah gubernemen yang mempersiapkan murid-muridnya untuk
menjadi pegawai pamong praja. Tiga tahun berikutnya H.O.S Tjokroaminota bekerja
sebagai juru tulis di Kepatihan Ngawi bahkan sempat berhasil menjadi patih, namun tidak
lama Tjokroaminato meninggalkan pekerjaan tersebut dan pindah ke Surabaya dan bekerja
pada perusahaan Belanda, di Surabaya beliau mengikuti kursus pada malam hari pada soal
teknik mesin di Sekolah Teknik Mesin. Mulai pada tahun 1907 H.O.S Tjokroaminoto
menekuni dunia jurnalistik, tulisannya sangat tajam, dan meninggalkan dunia kerjanya pada
pemerintahan Hindia Belanda. Tetapi kemudian beliau pernah menajadi masinis, lalu
bekerja sebagai ahli kimia di pabrik gula di Surabaya. Sementara itu semangat
kebangsaannya tumbuh mulai masuk ke kancah politik serta mulai mengorganisasikan
pemuda pribumi untuk lebih meningkatkan kemampuan disegala bidang.8

Setelah menyelesaikan study pada tahun 1902, H.O.S Tjokroaminoto berhasil


menyelesaikan pendidikannya dan dinikahkan oleh orang tuanya dengan seorang anak
priayi, anak dari R.M. Magoensoemo, wakil Bupati Ponorogo yaitu R. A. Soeharsikin. Dari
pernikahannya lahirlah lima orang anak yaitu Siti Oetari (kelak menjadi istri Soekarno),
Oetarjo alias Anwar, Harsono alias Moestafa Kamil, Siti Islamijah dan Soejar
Ahmad.Kelembutan dan budi pekerti Soeharsikin meluluhkan lantahkan sifat
Tjokroaminoto yang keras dan berapi-api. Kecuali perbedaan sudut pandang dengan
mertuanya yang merupakan Bupati Ponorogo, Tjokroaminoto menganggap mertuanya
bagian dari penindasan, karena tidak bisa berbuat apa-apa kecuali tunduk dan patuh pada
Pemerintah Hindia Belanda, Sikap keras dalam menentang terhadap ketidaksesuaian
dengan pemikirannya membuat Tjokroaminoto meninggalkan rumah dan istrinya. Setelah
itu, Tjokroaminoto kembali menjemput istrinya dan diajaknya ke Semarang untuk
menikmati kebebasannya yang tidak lagi terikat pada tradisi keluarga sebagai kelas
bangsawan.9

7
Bainatun.
8
Manan.
9
SYAHARUDDIN.
2
Di Semarang H.O.S Tjokroaminoto bekerja serabutan, berinteraksi dengan semua
realitas rakyat jelata, bahkan menjadi kuli pelabuhan pun dilakoni oleh beliau. Pengalaman
itulah yang menimpa dirinya dalam memahami bagaimana kehidupan rakyat kecil, buruh,
pekerja kelas bawah di perkebunan kereta api, pengadilan, pelabuhan dan sebagainaya yang
jauh dari kenyamanan hidup sebagaimana pernah dirasakannya semasa kecil sampai remaja,
lazimnya anak dari dari keluarga priayai. H.O.S Tjokroaminoto memiliki perasaan yang
mudah tersentuh dan jatuh iba terhadap orang-orang yang miskin dan tidak berdaya H.O.S
Tjokroaminoto betul-betul dapat merasakan bagaiman keluhan dan hidup tanpa mimpi dari
seorang rakyat jelata. Kesetiaan Soeharsikin dan dukungan moral serta kekuatan dan
keteguhan hatinya mendukung penuh keinginan suaminya memperjuangkan rakyat telah
memberikan kekuatan batin yang luar biasa baginya.10

Karena latar belakang keluarga H.O.S Tjokroaminoto yang berdarah ningrat dan
pendidikan agama Islam yang kuat serta pendidikan barat yang dimiliki oleh Tjokroaminoto
menimbulkan status sosial yang tinggi.11 Silsilah keturunan kiyai yang ada pada diri
Tjokroaminoto dan tempaat pendidikan agama Islam yang ketat dari sejak dini menjadikan
corak pemikiran yang religious, ditambah lagi pengaruh-pengaruh pemikiran dari timur
tengah, India, Afganistan dan Mesir seperti Jamaluddin Al-afgani, Sayid Qutb dan
Muhammad Iqbal melahirkan pemikiran H.O.S Tjokroaminoto yang religious dan
revolusioner.12

Corak dari pemikiran H.O.S Tjokroaminoto mengenai sosialisme banyak mengutip


dari ayat-ayat Al-quran, karena menurut beliau Al-quran adalah rujukan umat Islam yang
sangat kompleks dan merupakan pedoman hidup bagi umat manusia. Tidak hanya itu
menurut pendapat Tjokroaminoto bahwa ajaran dan nilai Islam tidak hanya mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhan, tetapi juga menjelaskan mengenai permasalahan
sosial, ekonomi, politik. Islam adalah untuk menyelamatakan umat manusia sebagai agama
perdamaian dan keselamatan.13 Kurang lebih ada 34 ayat Al-quran yang dijadikan rujukan
untuk mendukung dan mempertegas konsep pemikiran H.O.S Tjokroaminoto mengenai
sosialisme Islam, menurutnya umat Islam harus menerapkan sosialisme Islam yang

10
SYAHARUDDIN.
11
Manan.
12
Darussalam, ‘Sosialisme Islam ( Tela ’ Ah Pemikiran H .O.S Tjokroaminoto )’, Skripsi, 2013.
13
Darussalam.
3
dilandasi oleh asas filsafat dan agama yang nantinya akan memberikan keselamatan bagi
masyarakat Islam di dunia dan akhirat kelak.14

Apa yang dicita-ciatan oleh H.O.S Tjokroaminoto adalah respon atau jawaban dari
realita yang terjadi pada saat itu dimana masyarakat Indonesia dipimpin oleh kapitalisme
dan imperialisme, yang menimbulkan perekonomian masyarakat Indonesia acak-acakan,
tidak hanya itu tanah dikuasai penjajah dan rakyat dijadikan budak. Oleh sebeb hal tersebut
H.O.S Tjokroaminoto berpandagan bahwa jalan keluar dari permasalah tersebut dengan
menerapkan apa yang dinamakan staats socialism dan industries socialism15.. Berdasarkan
model sosialisme tersebut di atas, maka negara baik di tingkat pusat maupun daerah
memegang peranan penting dalam praktik sosialisme. Salah satu tugas dari negara adalah
penguasaan terhadap tanah sehingga tidak dikenal pemilikan pribadi.16 Tanah menjadi milik
negara agar dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan rakyat. Oleh karena itu,
alat-alat produksi yang dapat menghasilkan barang diberikan negara kepada rakyat.

Tjokroaminoto juga menggambarkan perbedaan sosialisme Islam dan sosialisme


Barat dalam konteks pemerintahan (government). Sosialisme Barat yang menerapkan
demokrasi sosialisme dimana pemerintahan mengadopsi sistem perwakilan menurutnya
bukanlah sosialisme dalam arti kata yang sebenarnya karena sistem tersebut merupakan
sistem demokrasi. Di dalam sistem sosialisme, seharusnya rakyat mempunyai suara
langsung dalam masalah-masalah negara. Dalam sosialisme Islam, masalah tersebut
terpecahkan oleh karena kekuasaan membentuk peraturan tidak diserahkan kepada kabinet
atau parlemen atau golongan partai yang mewakili kepentingan kelompok atau kelas
tertentu. Peraturan-peraturan muslim adalah per-aturan yang berasal dari Tuhan yang
berdiri di atas segala apa saja, sehingga tidak ada individu atau kelompok tertentu yang
dapat mengubah peraturan-peraturan untuk kesenangan atau kepentingannya sendiri.17
Karena peraturan berasal dari Tuhan maka tidak boleh ada individu atau kelompok yang
dapat mengakomodasikan kepentingan tertentu, harus adil dan dapat mengakomodasikan
kepada semua individu dan kelompok yang ada dalam sebuah Negara.

Nilai sosialisme dalam islam terlihat dari misi yang dibawakan oleh Nabi
Muhammad SAW yang datang untuk rahmat bagi seluruh alam, oleh karena itu umat islam

14
Darussalam.
15
Darussalam.
16
Manan.
17
Manan.
4
harus menebarkan salam, cinta dan kasih, menyebarkan rasa kemanusiaan yang tinggi,
menjungjung nilai-nilai luhur kepada semua manusia dan mahluk. Dengan demikian tidak
ada lagi diskriminasi, penindasan, perbudakan, perusakan, ekspoitasi dan lain-lain.18
Sosialisme Islam juga menentang kapitalisme, karena ajaran agama Islam melarang segala
bentuk riba dan segala bentuk ekspoitasi. Salah satu contoh sosialisme Islam yang diajarkan
oleh Nabi Muhammad SAW ketia nabi Muhammad mengangkat budak menjadi orang
merdeka.

H.O.S Tjokroaminotoadalah tokoh yang pertama kali menolak untuk tunduk kepada
penjajah Belanda, beliau juga adalah salah satu tokoh pelopor pergerakan di Indonesia dan
sebagai guru para pemimpin besar di Indonesia, sampai rumah beliau dijadikan rumah kost
bagi para pemmpin besar menimba ilmu padanya seperti Samaoen, Muso, Soekarno,
Kartosuwiryo bahkan Tan Malaka. Setelah beliau meninggal lahirlah warna warni
pergerakan di Indonesia yang dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaum sosialis komunis
yang dianut oleh semaoen, muso dan alimin. Soekarno yang menganut nasionalis dan
kartosuwiryo yang islamisme, ketiga ini saling berselisih satu sama lain.19

H.O.S Tjokroaminoto tidak hanya terkenal sebagai tokoh pergerakan nasional,


beliau juga dikenal sebagai penulis yang kritis karena selain dari ketua CSI (Central
Syarekat Islam) beliau juga adalah sebagai pimpinan redaksi dari harian Oetoesan Hindia
yang berkantor di Surabaya. Karya-karyanya adalah Islam dan Sosialisme pada tahun 1924,
Program Asas dan Program Tandhim PSI pada tahun 1930, tarich agama Islam, Riwayat
dan pemandangan atas kehidupan dan perjalanan Nabi Muhammad SAW pada tahun 1931
dan Reglemen Umum bagi Umat Islam pada tahun 1934.20

Dari pemaparan diatas kita mengetahui sosok tentang Haji Oemar Said
Tjokroaminoto yang terlahir dari keluarga bangsawan yang taat pada agama Islam, terlahir
pada masa pemerintahan kristen Hindia Belanda yang menyengsarakan rakyat Indonesia,
oleh karena itu respon dari tantangan yang dihadapi Tjokroaminoto pada saat itu
berkembang pemikiran beliau mengenai sosialisme islam yang beranggapan bahwa hanya
melaksanakan sosialisme yang telah diajarkan oleh Rasulullah Muhammad lah kita bisa
bebas dan merdeka dari segala bentuk perbudadakan dan ekpoitasi karena hal tersebut
bertentangan dengan ajaran Islam. Penulis disini akan memfokuskan penelitiannya

18
Darussalam.
19
Bainatun.
20
Bainatun.
5
mengenai pemikiran sosialisme H.O.S Tjokroaminoto dengan judul Perkembangan
Pemikiran Sosialisme H.O.S Tjokroaminoto pada abad XIX..

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dan karya H.O.S Tjokroaminoto ?
2. Bagaimana pemikiran sosialisme H.O.S Tjokroaminoto ?
3. Bagaimana pengaruh pemikiran sosialisme H.O.S Tjokroaminoto dalam proses
sejarah?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui biografi dan karya H.O.S Tjokroaminoto
2. Untuk mengetahui pemikiran sosialisme H.O.S Tjokroaminoto
3. Untuk mengetahui pengaruh pemikiran sosialisme H.O.S Tjokroaminoto dalam
proses sejarah

D. Kajian Terdahulu
1. Firman Manan, Sosialisme Islam: Perspektif Pemikiran Politik H.O.S
Tjokroaminoto, Jurnal Wacana Politik- Jurnal Ilmiah Departemen Ilmu Politik
FISIP Universitas Padjadjaran Vol. 1, No. 1, Maret 2016:62-70. Permasalahan yang
diangkat dalam jurnal ini adalah mengenai konsep ajaran sosialisme yang
dipengaruhi oleh barat dan politik Islam yang berasal dari warisan tradisional asli
Indonesia, namun ternyata pernayataan tersebut ditolak oleh H.O.S Tjokroaminoto,
beliau beranggapan bahwa sosialisme Islam yang berakar pada Al-Quran dan Hadits
dan telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW telah lahir dan berkembang jauh
jauh hari sebelum lahirnya sosialisme di Barat. Jurnal ini berisi tentang
mendeskripsikan pemikiran politiknya H.O.S Tjoroaminoto tentang sosialisme
Islam. Berbeda dengan rencana mini riset penulis yang akan fokus pada
perkembangan pemikiran dan pengaruh sosialisme H.O.S Tjokroaminoto dengan
metode penelitian sejarah.
2. Darussalam, Sosialisme Islam (Tela’ah Pemikiran H.O.S Tjokroaminoto), Skripsi
Studi Agama dan Pemikiran Islam Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013. Permasalah yang diangkat dari skripsi ini adalah
apa yang dimaksud dengan sosialisme Islam itu sendiri dan bagaimana konsep
sosialisme Islam dalam pemikiran H.O.S Tjoroaminoto. Sedangkan metode yang
digunakan adalah penelitian pustaka dan pendekatan filosofis. Skripsi ini berisi

6
mengenai sosialisme Islam dan konsep sosialisme Islan yang dikembangkan oleh
H.O.S Tjokroaminoto. Perbedaan skripsi ini dengan riset yang akan penulis
laksanakan adalah penulis akan fokus pada perkembangan pemikiran dan pengaruh
sosialismenya H.O.S Tjokroaminoto dengan metode penelitian sejarah.
3. Siti Bainatun, Islam dan sosialisme dalam perspektif H.O.S Tjokroaminoto dan
Muhammad Hatta, Skripsi, Prodi Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung, 2017. Masalah yang diangkat dari
skripsi ini adalah mengenai Islam dan sosialisme menurut H.O.S Tjokroaminoto dan
M. Hatta serta relevansi Islam dan sosialisme menurut H.O.S Tjokroaminoto dan
M. Hatta dalam kontek keindonesiaan. Metode yang digunakan pada skripsi ini
adalah penelitian kepustakaan dan sifat penelitiannya adalah deskriftif. Isi dari
penelitian skripsi ini adalah bahwa H.O.S Tjokroaminoto dan Muhammad Hatta
memiliki kesamaan pemikiran mengenai Islam dan sosialisme yang ingin
mewujudkan masyarakat yang mempunyai hak kemerdekaan, persamaan, keadilan
tanpa diskriminasi apapun yang akan mengakibatkan penindasan, ekspoitasi dan
pengkelasan sosial. Perbedaan skripsi ini dengan rencana riset yang akan penulis
lakukan adalah penulis akan fokus pada perkembangan dan pengaruh pemikiran
sosialisme nya H.O.S Tjokroaminotonya saja dengan menggunakan metode
penelitian sejarah.
4. Syaharuddin, Interpretasi konsep sosialisme Islam H.O.S Tjokroaminoto dalam
merespon tantangan pendidikan Islam di era konteporer. Tesis, Pascasarjana
Universitas Islam Negri Alauddin Makasar, 2017. Masalah yang diangkat dari tesis
ini adalah konsep pemikiran H.O.S Tjokroaminoto tentang sosialisme Islam,
tantangan pendidikan Islam era konteporer dan konsep sosialisme Islam H.O.S
Tjokroaminoto dalam merespon tantangan pendidikan Islam era konteporer. Metode
yang diguakan oleh tesis ini adalah mengunakan data kualitatif melalui studi
kepustakaan dengan mendeskripsikan dan menginterpretasikan sosialisme Islam
Tjokroaminoto ke masa sekarang untuk merospon pendidikan Islam konteporer.
Tesis ini berisi mengenai konsep sosialisme Islam Tjokroaminoto yang berasas
agama Islam, dan berisi juga tentang persoalan pendidikan era sekarang seperti
rendahnya pemerataan dan akses pendidikan, rendahnya mutu dan daya saing,
rendahnya daya pengelolaan pendidikan, industry kapitalistik menyerang sistem
pendidikan Islam yang berujung pada pergeseran nilai dan sebagainya. Isi

7
selanjutnya dari tesis ini adalah menginterpretasikan sosialisme Islam H.O.S
Tjokroaminoto dalam merespon tantangan pendidikan Islam tersebut dengan
menekan tiga proses penyadaran yaitu kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan.
Tesis ini berbeda dengan riset yang akan penulis lakukan, penulis akan fokus pada
perkembangan pemikiran dan pengaruh sosialisme H.O.S Tjokroaminoto dengan
menggunakan metode penelitian sejarah.

E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang terdiri
dari empat tahap, yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Menurut Louis
Gottchalk, metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis kesaksian sejarah
untuk menemukan data autentik dan dapat dipercaya, serta usaha sintensis atas data
semacam itu menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya (Dudung Abdurahman, 1998:
44).
Metodologi sejarah merupakan prosedur atau metode yang digunakan untuk
tahu cara mengetahui. Metodologi sejarah sebagai science of methods berarti ilmu yang
membicarakan cara, yaitu cara untuk mengetahui peristiwa yang terjadi pada masa
lampau (Sulasman, 204: 74). Dalam metodologi sejarah, seorang sejarawan dituntut
untuk menguasai metode yang digunakan agar mengetahui peristiwa masa lampau.
Penerapan metode sejarah menempuh tahapan-tahapan kerja, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Notosusanto (1971: 17), yaitu:

1. Heurustik
Tahapan heuristik adalah tahapan menghimpun jejak-jejak masa lampau, atau
kegiatan mencari sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, ataupun
evidensi (bukti) sejarah

2. Kritik
Kritik sejarah yaitu menyelidiki apakah jejak itu sejati, baik bentuk ataupun
isinya (Sulasman, 2014: 75). Bisa dikatakan pula bahwa kritik adalah suatu usaha
menganalisa, memisahkan dan mencari suatu sumber untuk memperoleh keabsahan
sumber yang dibutuhkan. Oleh karena itu dilakukan penyeleksian apakah data tersebut
akurat atau tidak, baik dari segi bentuk maupun isinya sehingga dapat
dipertanggungjawabkan (Dudung Abdurahman: 1999: 11).

8
Setelah melakukan tahapan Heuristik yaitu pencarian data-data dan selanjutnya
tahapan kritik yaitu tahapan mengkritisi sumber yang sudah didapatkan, dalam tahapan
ini yang dilakukan adalah menentukan kredibilitas dan otentisitas sebuah sumber baik
naskah maupun dokumen yang nantinya akan ditentukan tingkat validitasnya dilihat
dari teks dan nilai-nilai isi. Tahapan kritik ini dibagi menjadi dua yaitu kritik eksteren
dan intern.

Setelah melakukan tahapan Heuristik dan tahapan kritik bahwa sumber yang
telah ditemukan dan mengkaji sumber tersebut termasuk kedalam sumber primer karena
merupakan tulisan/ teks yang ditulis pada waktu Konferensi Islam Afrika Asia di Kota
Bandung Tahun 1965 oleh pelaku sejarah.

3. Interpretasi
Di dalam bukunya Sartono Kartodirdjo yang berjudul Pendekatan Ilmu Sosial
dalam Metodologi Sejarah disebutkan bahwa kedudukan sejarah dan ilmu-ilmu sosial
(bahasa, geografi, ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi) adalah saling
memerlukan dan saling memberikan kontribusi. Dalam hal ini, penelitian dan penulisan
sejarah senantiasa memerlukan bahasa sebagai sarana primer untuk mengungkapkan
data, analisis dan kesimpulan yang terkait dengan seluruh aspek yang terkait dengan
manusia dan waktu. Analisis dan sintesis dipandang sebagai metode utama dalam
interpretasi sejarah yang berbasis pada teks (Kuntowijoyo, 1995: 100).

Dalam pengkajian masalah yang terdapat dalam penelitian ini penulis


menggunakan teori The Great Man yang dikemukakan oleh Thomas Charyle, yakni The
History of the world is butthe biography of great men. Bahwa sejarah diciptakan dari
biografi-biografi orang besar dari sumber yang penulis peroleh, dapat dikatakan bahwa
H.O.S Tjokroaminoto yang telah menyumbangkan pemikiran Sosialisme Islam dalam
upaya terbebas dari cengkraman kolonialisme dan imperialisme yang telah dirasakan
langsung dampaknya oleh masyarakat Indonesia pada waktu itu.

Setelah melalui dua tahapan sebelumnya yaitu heuristik dan kritik. Tahapan
selanjutnya adalah tahapan interpretasi. Tahapan ini adalah proses untuk
menyinkronkan fakta-fakta yang telah di analisis dari tahapan sebelumnya yaitu krtitk
dan ditambahkan pendekatan teori sehingga dapat merekontruksi sebuah peristiwa
dengan baik.

9
4. Historiografi
Pada tahap penulisan (historiografi) peneliti menyajikan laporan hasil peneliti dari
awal hingga akhir, yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab. Penyajian
historiografi meliputi (1) pengantar (2) hasil penelitian dan (3) simpulan (Sugeng
Priyadi, 2012: 79). Dalam tahapan yang terakhir ini penulis mencoba mengaitkan fakta,
data dan hasil interpretasi yang akan penulis susun untuk menjadi tulisan.

10
BAB II

BIOGRAFI DAN KARYA


A. Biografi H.O.S Tjokroaminoto
1. Latar belakang keluarga

Rade Mas Said Tjokroaminoto Tjokroaminoto lahir di Tegalsari


Ponorogo Jawa Timur pada tanggal 16 Agustus 1882 yang bertepatan dengan
meletusnya gunung Krakatau di Banten.21 Menurut kepercayaan orang jawa hal
tersebut dikaitkan dengan nanti akan meledaknya tuntutan keras Tjikroaminoto
terhadap pemerintahan kolonial Belanda ketika beliau menjadi pemimpin dari
Syarekat Islam.22 Nama kecil beliau adalah Oemar Said,lahir dari kalangan
ningrat yang taat pada agama Islam dan dididik dengan didikan agama yang
ketat sejak dini dan di sekolahkan juga di sekolah barat layaknya anak priyayi
yang lain. Kedua didikan tersebut yaitu didikan agama dan barat melahirkan
cakrawala berpikir seorang Tjokroaminoto. Tjokroaminoto ketika sudah
menyelesaikan ibadah hajinya beliau sering dipanggil dengan nama Haji Oemar
Said Tjokroaminoto, gelar Raden Mas adalah haknya karena beliau keturunan
Ningrat atau darah biru bangsawan dari Surakarta dan juga cucu dari Susuhunan.
Gelar Hajinya pun merupakan lambang dari kealiman beliau dan juga keturunan
Kiai masyhur yaitu Kiai Bagoes Kesan Besari yang memiliki Pesantren di Tegal
sari Kabupaten Ponorogo. Beliau kemudian memperistri dari Susuhunan II
Keresidenan Madiun dan menjadikannya keluarga Keraton Surakarta.23
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara yaitu R.M Oemar Djaman
Trokroprawiro, R. Aju Trokrodisoerjo, R.M Poerwadi Tjokrotosudidjo, R.M. O
Sabib Tjokroaminoto Soepardjo, R.A Adiati, R. Aju Martowinoto, R.M
Abikoesno Tjokrosoejoso, R. Adjeng Istingantin, R.M Poerwati, R. Adjeng
Istidjah Tjokrosoedarmo dan R.A Istiroh Mohammad Sobari dari ayahnya yang
bernama R.M Tjokroamiseno yang merupakan pejabat pemerintah pada saat itu.
Sedangkan kakek beliau adalah R.M Adipati Tjokronegoro yang pernah
menjabat sebagai bupati Ponogoro.24

21
Bainatun.
22
Amelz, HOS Tjokroaminoto Hidup Dan Perjuangannya Jilid I (Jakarta: Bulan Bintang, 1952). Hlm 46
23
Anhar Gonggong, H.O.S Tjokroaminoto (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985). Hlm 23-25.
24
Bainatun.
11
2. Latar belakang pendidikan

Tjokroaminoto kecil termasuk anak yang nakal sekaligus pemberani,


ketika sekolah ia sering dikeluarkan dari sekolah satu ke sekolah yang lain,
namun karena kecerdasan otak yang dimilikinya Tjokroaminoto bisa sekolah ke
OSVIA di Magelang pada tahun 1902 dan bisa menyelesaikan studinya tersebut
dan harapan orang tuanya beliau suatu saat nanti menjadi seorang pejabat.
OSVIA adalah sebuah sekolah gubernemen yang mempersiapkan murid-
muridnya untuk menjadi pegawai pamong praja. Tiga tahun berikutnya H.O.S
Tjokroaminota bekerja sebagai juru tulis di Kepatihan Ngawi bahkan sempat
berhasil menjadi patih, namun tidak lama Tjokroaminato meninggalkan
pekerjaan tersebut dan pindah ke Surabaya dan bekerja pada perusahaan
Belanda, di Surabaya beliau mengikuti kursus pada malam hari pada soal teknik
mesin di Sekolah Teknik Mesin. Mulai pada tahun 1907 H.O.S Tjokroaminoto
menekuni dunia jurnalistik, tulisannya sangat tajam, dan meninggalkan dunia
kerjanya pada pemerintahan Hindia Belanda. Tetapi kemudian beliau pernah
menajadi masinis, lalu bekerja sebagai ahli kimia di pabrik gula di Surabaya.
Sementara itu semangat kebangsaannya tumbuh mulai masuk ke kancah politik
serta mulai mengorganisasikan pemuda pribumi untuk lebih meningkatkan
kemampuan disegala bidang25

Setelah menyelesaikan study pada tahun 1902, H.O.S Tjokroaminoto


dinikahkan oleh orang tuanya dengan seorang anak priayi yaitu anak dari R.M.
Magoensoemo seorang wakil Bupati Ponorogo yaitu R. A. Soeharsikin. Dari
pernikahan H.O.S Tjokroaminoto dan R.A Soeharsikin lahirlah lima orang anak
yaitu Siti Oetari yang kelak menjadi istrinya Soekarno, Oetarjo alias Anwar,
Harsono alias Moestafa Kamil, Siti Islamijah dan Soejar Ahmad.Kelembutan
hati dan budi pekerti Soeharsikin meluluhkan lantahkan sifat Tjokroaminoto
yang keras dan berapi-api. Kecuali dalam hal perbedaan sudut pandang dengan
mertuanya yang merupakan Bupati Ponorogo, Tjokroaminoto menganggap
bahwa mertuanya bagian dari penindasan, karena tidak bisa berbuat apa-apa
kecuali tunduk dan patuh pada Pemerintah Hindia Belanda, Sikap keras dalam
menentang terhadap ketidaksesuaian dengan pemikirannya membuat

25
Manan.
12
Tjokroaminoto meninggalkan rumah dan istrinya. Setelah itu, Tjokroaminoto
kembali menjemput istrinya dan diajaknya ke Semarang untuk menikmati
kebebasannya yang tidak lagi terikat pada tradisi keluarga sebagai kelas
bangsawan.26 Tindakan tersebut membuat mertuanya marah dan membenci
kepadanya maka Mangoensoemo memaksa kepada anaknya agar bercerai
dengan H.O.S Tjokroaminoto sebab kepergiannya telah mencoreng harkat dan
martabat keluarganya tersebut. Namun Soeharsikin memilih dengan tegas akan
tetap bersama dengan suaminya yaitu H.O.S Tjokroaminoto.

Dalam pengembaraannya, Tjokroaminoto sampai di kota Semarang.


Waktu itu, tahun 1905, beliau sudah meninggalkan pekerjaannya sebagai
sebagai juru tulis patih di Ngawi. Untuk menyambung hidupnya, beliau tidak
segan-segan menjadi kuli di pelabuhan. Pengalaman yang tak terlupakan ini
mendorongnya untuk memperhatikan kehidupan kaum buruh baik di
perkebunan, kereta api, pengadilan, pelabuhan dan sebagainya sampai beliau
berkecimpung didunia pergerakan. Tjokroaminotolah yang mempelopori
berdirinya ’sarekat sekerja’ yang bertujuan mengangkat harkat kaum buruh.27

3. Aktifisme dan peran dalam bidang sosial, keagamaan, politik dan ekonomi

Apa yang dicita-ciatan oleh H.O.S Tjokroaminoto adalah respon atau


jawaban dari realita yang sedang terjadi pada saat itu dimana masyarakat
Indonesia dipimpin oleh kapitalisme dan imperialisme, yang menimbulkan
perekonomian masyarakat Indonesia acak-acakan dan tidak karuan, tidak hanya
itu tanah dikuasai penjajah dan rakyat dijadikan budak. Oleh sebeb hal tersebut
H.O.S Tjokroaminoto berpandagan bahwa jalan keluar dari permasalah tersebut
dengan menerapkan apa yang dinamakan staats socialism dan industries
socialism.28 Berdasarkan model sosialisme tersebut , maka negara baik di
tingkat pusat maupun daerah memegang peranan penting dalam praktik
sosialisme. Salah satu tugas dari negara adalah penguasaan terhadap tanah
sehingga tidak dikenal pemilikan pribadi.29 Tanah menjadi milik negara agar

26
SYAHARUDDIN.
27
M. Masyhur Amin, H.O.S Tjokroaminoto, Rekonstruksi Pemikiran Dan Perjuangannya (Yogyakarta:
Cokroaminoto University Press, 1995).Hlm 11-13.
28
Darussalam.
29
Manan.
13
dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan rakyat. Oleh karena itu,
alat-alat produksi yang dapat menghasilkan barang diberikan negara kepada
rakyat.

H.O.S Tjokroaminoto adalah tokoh yang pertama yang menolak untuk


tunduk kepada penjajah Belanda, beliau juga adalah salah satu tokoh pelopor
pergerakan di Indonesia dan sebagai guru para pemimpin besar di Indonesia,
sampai rumah beliau dijadikan rumah kost bagi para pemmpin besar menimba
ilmu padanya seperti Samaoen, Muso, Soekarno, Kartosuwiryo bahkan Tan
Malaka. Walaupun setelah beliau meninggal lahirlah warna warni pergerakan di
Indonesia yang dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaum sosialis komunis
yang dianut oleh semaoen, muso dan alimin. Soekarno yang menganut
nasionalis dan kartosuwiryo yang islamisme, ketiga ini saling berselisih satu
sama lain.30

H.O.S Tjokroaminoto tidak hanya terkenal sebagai tokoh pergerakan


nasional, beliau juga adalah penulis yang kritis dan hasil dari tulisannya sangat
tajam karena selain dari ketua CSI (Central Syarekat Islam) beliau juga adalah
sebagai pimpinan redaksi dari harian Oetoesan Hindia yang berkantor di
Surabaya. Karya-karyanya adalah Islam dan Sosialisme pada tahun 1924,
Program Asas dan Program Tandhim PSI pada tahun 1930, tarich agama Islam,
Riwayat dan pemandangan atas kehidupan dan perjalanan Nabi Muhammad
SAW pada tahun 1931 dan Reglemen Umum bagi Umat Islam pada tahun
1934.31

B. Karya H.O.S Tjokroaminoto


H.O.S Tjokroaminoto yang juga sebagai tokoh sentral pergerakan nasional
juga merupakan penulis yang kritis dan tulisannya yang tajam. Karya-karya H.O.S
Tjokroaminoto menjadi buku pegangan wajib aktifis-aktifis Islam sampai akhir orde
lama. Disela-sela kesibukan beliau sebagai ketua CSI (Central Sarekat Islam), beliau
masih menjadi direktur sekaligus pimpinan redaksi dari harian Oetoesan Hindia
yang berkantor di Surabaya. Tidak hanya itu, secara khusus ia menyempatkan

30
Bainatun.
31
Bainatun.
14
menuliskan beberapa karya tulis. Karya tulis tersebut secara runtutan kronologis
adalah32 :

1. Islam dan Sosialisme pada tahun 1924


2. Program Asas dan Program Tandhim Partai Sarekat Islam Indonesia pada
tahun 1930
3. Tarich Agama Islam, Riwayat dan Pemandangan atas Kehidupan dan
Perjalanan Nabi Muhammad pada tahun 1931
4. Reglemen Umum Bagi Ummat Islam pada tahun 1934

Karya-karya H.O.S Tjokroaminoto tersebut telah penulis kategorisasikan


sesuai dengan isi dari karya tersebut, adalah:

1. Pemikiran Sosialisme Islam


Buku Islam dan Sosialisme

Buku Islam dan Sosialisme adalah buku yang ditulis oleh H.O.S
Tjokroaminoto dalam upaya menghadapi pemikiran Syarekat Islam di Semarang
yang dipimpin oleh Soemaoen. Buku ini memiliki kurang lebih 104 halaman,
mengungkap makna dari sosialisme. H.O.S Tjokroaminoto dalam buku tersebut
menjelaskan bahwa sosialisme sebagai suatu dasar pemikiran memiliki begitu
banyak varian. Pemikiran sosialisme Marx diantaranya yang merupakan rujukan
sosialisme modern, berakar pada filsafat materialisme histories yang jelas-jelas
bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai Islam. Karena menurut Marx
materialisme histories mengajarkan bahwa material atau benda adalah satu-satunya
yang ada. H.O.S Tjokroaminoto menjelaskan bahwa prinsip dasar sosialisme adalah
kemerdekaan, kesamaan, dan persaudaraan, nilai-nilai tersebut ternyata bukan
hanya ada dalam Islam tetapi sudah pernah dilaksanakan secara kongkrit dan nyata
pada masa Rasulullah dan para sahabat. Sehingga ia menuliskan dalam salah satu
bagian dari bukunya Islam dan Sosialisme dengan “bagi kita orang Islam tidak ada
sosialisme atau rupa-rupa isme yang lebih baik, yang lebih elok dan lebih mulia
melainkan sosialisme yang berdasar Islam itulah saja”.

2. Ideologi dan perjuangan organisasi


. Buku Program Asas dan Program Tandhim Partai Sarekat Islam Indonesia

32
Amin. Hlm 29.
15
Buku selanjutnya karya H.O.S Tjokroaminoto adalah Program Asas atau
Program Dasar dan Program Tandhim atau Program Perjuangan PSII, buku ini
adalah pegangan wajib keorganisasian dari PSII. Buku yang memiliki 99 halaman
ini sesungguhnya sudah dirumuskan sejak Kongres Nasional ketiga dan terus
diperbaiki sampai disempurnakan pada Kongres di Yogyakarta pada tahun 1930.
Menurut Ohan Sudjana, buku ini selesai disusun di Bogor pada tanggal 26 Oktober
1931.33 Buku ini sangat fenomenal, konon menurut kepercayaan sebagaian orang,
buku tersebut ditulis dengan didikte dari Rasullullah dalam mimpi H.O.S
Tjokroaminoto. Buku ini berisi mengenai dasar Islam yaitu kalimat syahadat serta
konsekuensinya bagi setiap muslim. Menjelaskan juga bahwa Al-Qur’an yang telah
diturunkan oleh Allah 14 abad yang lalu dan sudah sempurna sebagai pedoman bagi
manusia. Buku ini adalah penafsiran H.O.S Tjokroaminoto terhadap ajaran Islam
dalam upaya menjawab/ merespon dan mengatasi permasalahan-permasalahan
yang berkembang lewat pergerakaan PSII. Hal-hal yang dibahas antara lain;
persatuan umat Islam, penghidupan rakyat, sifat pemerintahan, pengajaran dan
pendidikan, dan lain-lain. Menurut H.O.S Tjokroaminoto dalam buku program asas
PSII disusun dalam enam tingkatan perjuangan yaitu: persatuan umat, kemerdekaan
umat, sifat pemerintahan, penghidupan ekonomi, keadaan dan derajat manusia, dan
kemerdekaan sejati. Di sisi lain, adapun program tanzim partai yaitu tentang
perlawanan dan sandaran gerak perlawanan terdiri dari tiga pokok, yaitu: bersandar
kepada sebersih-bersih tauhid, bersandar kepada ilmu, dan bersandar kepada siasah
atau politik.34

3. Sejarah

Yaitu buku Tarich Agama Islam, Riwayat dan Pemandangan atas


Kehidupan dan Perjalanan Nabi Muhammad adalah karya H.O.S Tjokroaminoto
yang menjadi dianggap alternatif untuk umat muslim Indonesia dalam mempelajari
sejarah Islam dan Nabi Muhammad SAW. Melalui buku ini H.O.S Tjokroaminoto
ingin membangkitkan optimisme bangsa Indonesia bahwa dengan menegakan
Agama Islamlah umat terdahulu sebelum kita diberikan kejayaan yang luar biasa
oleh Allah SWT.

33
Ohan Sudjana, Liku-Liku Perjuangan Syarikat Islam (Jakarta: DPP PSII, 1999). Hlm 53-54.
34
H.O.S Tjokroaminoto, Tafsir Program Asas Dan Program Tandhim Syarikat Islam (Jakarta: Yayasan Bina Sari,
1985). Hlm 54.
16
4. Islam: Solusi dari Al-quran dan Alhadits

Buku yang terakhir karya H.O.S Tjokroaminoto adalah ‘Reglemen Umum


Bagi Ummat Islam’ adalah buku yang ditulis terakhir menjelang kematiannya.
Buku tersebut dibicarakan dalam kongres PSII ke XIX di Jakarta dan disahkan
dalam kongres PSII ke XX di Banjarnegara pada 20-26 Mei 1934, hanya beberapa
bulan sebelum Tjokroaminoto wafat.35 Buku 69 halaman ini berisi 20 bab yang
mencoba menjelaskan sekelumit tentang kehidupan dan solusinya yang
disandarkan kepada Al-Qur’an dan Hadis yang merupakan pedoman bagi seluruh
umat manusia didalamnya juga berisi solusi dalam menjalani kehidupan.

35
Tjokroaminoto, Tafsir Program Asas Dan Program Tandhim Syarikat Islam. Hlm 57.
17
BAB III

PEMBAHASAN
A. Kajian Konseptual
1. Konsep Ideologi
Kata ideologi berasal dari bahasa latin yang terbentuk dari dua kata yaitu ideos
yang artinya pemikiran dan logis yang artinya logika atau ilmu pengetahuan, maka kita
bisa definisikan bahwa ideologi adalah ilmu mengenai keyakinan dan cita-cita.36
Ideologi bertujuan menciptakan pemikiran dan semangat hidup diantara manusia
terutamanya kaum muda, khususnya diatara cendekiawan atau intelektual dalam suatu
masyarakat.37 Maka dapat ideologi adalah rumusan alam pikiran yang terdapat
diberbagai subyek atau kelompok masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk
direalisasikannya. Dengan demikian, ideologi tidak hanya dimiliki oleh negara, dapat
juga berupa sebuah keyakinan yang dimiliki oleh suatu organisasi dalam negara, seperti
partai politik atau asosiasi politik, kadang hal ini sering disebut subideologi atau bagian
dari ideologi. Ideologi juga merupakan mitos yang menjadi political doktrin (doktrin
politik) dan political formula (formula politik).38 Ideologi adalah suatu pandangan atau
sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai dan dipegang oleh suatu
masyarakat tentang bagaimana cara yang sebaliknya, yaitu secara moral dianggap benar
dan adil, mengatur tingkah laku mereka bersama dalam berbagai segi kehidupan
duniawi mereka.39 Ideologi juga memiliki arti yaitu sebuah konsepsi manusia mengenai
politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan untuk diterapkan dalam suatu masyarakat atau
negara.40

Ideologi dimaksud sebagai keseluruhan sistem berfikir, nilai-nilai dan sikap


dasar rohaniah sebuah gerakan, kelompok sosial atau individu. Ideologi dapat
dimengerti sebagai suatu sistem penjelasan tentang eksistensi suatu kelompok sosial,
sejarahnya dan proyeksinya ke masa depan serta merasionalisasikan suatu bentuk
hubungan kekuasaaan. Dengan demikian, ideologi memiliki fungsi mempolakan,
mengkonsolidasikan dan menciptakan arti dalam tindakan masyarakat. Ideologi yang

36
Ali Syariati, Tugas Cendikiawan Muslim (Yogyakarta: Salahuddin Press, 1982). Hlm 7.
37
Syariati. Hlm 145.
38
Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat; Sejarah, Filsafat, Ideologi Dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ketiga
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007). Hlm 238
39
Alfiah, Pemikian Dan Perubahan Politik Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1981). Hlm 187.
40
Sukarna, Suatu Studi Ilmu Politik Ideologi (Bandung: Alumni, 1981). Hlm 113.
18
dianutlah yang pada akhirnya akan sangat menentukan bagaimana seseorang atau
sekelompok orang memandang sebuah persoalan dan harus berbuat apa untuk
mensikapi persoalan tersebut. Dalam konteks inilah kajian ideologi menjadi sangat
penting, namun seringkali diabaikan.41

Lalu ideologi adalah sebuah kumpulan ide sedangkan istilah ideologi diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad 18 untuk mendefinisakan sebuah sains tentang
ide. Ideologi juga dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif sebagai cara
memandang sesuatu. Tujuannya untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran normative. Ideologi adalah sistem pemikiran yang abstak. Ideologi secara
etimologi berarti permulaan, sedangkan secara terminologis adalah pemikiran mendasar
yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran. Ideologi adalah pemikiran mendasar dan
patokan asasi tingkah laku. Dari sisi logika ideology adalah pemahaman mendasar dan
asas setiap peraturan.42

Sebuah ideologi lahir, pada dasarnya ideologi terumuskan dengan sejumlah


kemungkinan: pertama, ideologi lahir karena diinspirasikan oleh sosok tokoh yang luar
biasa, dalam sejarah bangsanya. Ia hadir membawa sekaligus mampu memberikan
inspirasi serta pengaruh kuat terhadap orang lain secara luas. Pada keadaan ini, gagasan
seseorang yang ‘luar biasa’ itu atas kehendak pelaku dan dukungan pengikut, alam
pemikirannya mengenai cita-cita masyarakat yang diperjuangkan dalam gerakan politik
diakui dan dirumuskan secara sistematis, telah menjadi ideologi. Ideologi itu lahir dari
pemikiran seseorang. Kedua, berdasarkan alam pikiran masyarakat, ideologi itu
dirumuskan oleh sejumlah orang yang berpegaruh dan merepresentasikan kelompok
masyarakat kemudian disepakati sebagai pedoman dalam mengatur kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, bilaperlu diciptakan mitosmitos untuk mendapatkan
pengakuan legal dan kultural dari masyarakat bersangkutan sehingga mereka tunduk
dan meyakini. Ketiga, berdasarkan keyakinan tertentu yang bersifat universal, ideologi
itu lahir dan dibawa oleh orang yang diyakini sebagai kehendak Tuhan, dengan pesan
untuk melakukan pembebasan dan memberikan bimbingan dalam mengatur kehidupan
yang sebenarnya serta konsekuensi moral dikemudian hari yang akan diterima bila

41
Nur Sayyid Santoso Kristeve, ‘SEJARAH IDEOLOGI DUNIA: KAPITALISME, SOSIALISME,
KOMUNISME, FASISME, ANARKISME DAN MARXIZME, KONSERVATISME’, 2010
<www.sosiologidialektis.wordpress.com>.
42
Kristeve.
19
melanggarnya. Ideologi ini syarat dengan pesan moral yang sesuai dengan nurani serta
dasar primordial manusia. Oleh sebab itu, ideologi yang lahir dari suatu keyakinan Iman
dan bersifat universal akan hidup secara permanen tidak akan goyah dan mati. Biasanya
ideologi ini lahir diinspirasikan oleh spirit agama. Namun demikian, terlepas dengan
cara apa dan bagaimana suatu ideology itu lahir, pada dasarnya ideologi sering
disamakan sebagai suatu keyakinan, sebab ia mengandung suatu mitos dan cita-cita
yang harus direalisasikan dan memiliki nilai kebenaran. Bagi pengikutnya tidak hanya
diakui dan diikuti, lebih dari itu dihayati sebagai sesuatu yang memiliki spirit hidup
serta perjuangan dalam menjawab tantangan yang dirasakan.43

Ali Syariati berargumentasi atau pendapatnya bahwa suatu ideologi dalam


mengoperasionalisasikan nilai-nilai dalam masyarakat sebagai suatu kebenaran untuk
dapat diperjuangkan menjadi keyakinan atau pandangan hidup dalam kolektif
masyarakat memiliki tahapan-tahapan sehingga terbentuk sebuah ideologi, ini meliputi:
pertama, adalah cara kita melihat dan mengungkapkan alam semesta, eksistensi, dan
manusia. Kedua, cara khusus dalam kita memakai dan menilai semua benda dan gagasan
atau ide-ide yang membentuk lingkungan sosial dan mental kita, Ketiga, mencakup
usulan, metode sebagai pendekatan dan keinginan yang kita manfaatkan untuk
mengubah status quo yang kita tidak puas. Pada tahap ketiga inilah ideologi mulai
menjalankan misinya dengan memberikan para pendukungnya pengarahan, tujuan dan
cita-cita serta rencana praktis sebagai dasar perubahan dan kemajuan kondisi sosial yang
diharapkan.44

2. Konsep Individualisme
Kebanyakan orang menyangka bahwa individualisme adalah mementingkan
kepentingan pribadi diatas kepentingan umum, memang betul namun tidak sepenuhnya
tepat. Pengertian individualism tersebut adalah pengertian yang negative dan sempit,
karena individualisme seperti ini tidak lain adalah egoisme. Padahal dalam
perkembangan masyarakat barat bahwa individualisme adalah bersikap optimisme
dalam individu.45

43
Kristeve.
44
Kristeve.
45
Ahmad Porwo Edi Atmaja, ‘Individualisme, Kolektivisme, Dan Kejujuran Membaca Persoalan Siami Melalui
Paradigma’, Makalah, 2011.
20
Dalam masyarakat Barat hak-hak individu adalah jaminan mutlak yang tak bisa
di tawar. Revolusi Prancis dan Amerika adalah peristiwa sejarah yang membuktikan
adanya pengakuan terhadap nilai-nilai individualisme. Sejarah kemunjulan demokrasi
dan penghargaan atas hak asasi manusia dilandasi oleh semangat individualism.46

Dalam perspektif keagamaan, individualisme mempunyai pijakan, dalam Islam


tidak ada pembatasan hak milik pribadi, setidaknya dalam mazhab syafi’i. Dan hak
milik pribadi adalah salah satu elemen penting individualisme. Sedangkan dalam ajaran
Kristen menekankan wajah manusia merupakan suatu citra sewajah dengan Tuhan, hal
ini merupakan bentuk adanya pengakuan atas eksistensi individual manusia.47

Gagasan utama individualisme yaitu memandang manusia memiliki


kemerdekaan atau kehendak bebas untuk merdeka terhadap dirinya sendiri. Tergadaikan
oleh pesepsi masyarakat bahwa orang mesti selalu memerhatikan kepentingan orang
lain. Dan sebagai individu yang tergantung pada orang lain, ia tidak bisa lepas dari
kewajian atas orang lain tersebut.48

3. Konsep Kapitalisme
Perkembangan sistem ekonomi kapitalis memang berbeda dengan
perkembangan ajaran teologis, namun implikasi pemahaman teologis yang berkembang
menjadi tradisi selalu mempengaruhi pola kehidupan sosial, termasuk tingkah laku
ekonomi. Kapitalisme tidak bisa begitu saja dipisahkan dari agama. Karl Marx, yang
berniat mengubah sistem kapitalis yang menindas, sampai-sampai harus menyebut
agama sebagai candu, agar orang mau sadar bahwa ada politisasi agama demi
kepentingan ekonomi yang hanya menguntungkan segelintir orang. Akibatnya, Marx
oleh sebagian pengikutnya kemudian disalah-artikan sebagai seseorang yang memusuhi
agama. Dunia baru menjadi lebih terbuka ketika banyak pemuka agama juga berjuang
membebaskan penindasan ekonomi maupun politik seperti yang terwakili oleh gerakan
teologi pembebasan (liberation theology) di Amerika Latin.49
Kapitalisme tegak atas dasar pemisahan agama dengan kehidupan (sekularisme)
ide ini menjadi aqidahnya (sebagai asas), sekaligus sebagai qiyâdah fikriyah
(kepemimpinan ideologis) serta qâ’idah fikriyah (kaidah berfikir)-nya. Berdasarkan

46
Atmaja.
47
Atmaja.
48
Atmaja.
49
Zulaikah, ‘KAPITALISME DAN ISLAM (Sebuah Telaah Kritis Konsep Islam Atas Konsep Kapitalis)’, 6
(2011).
21
qâ’idah fikriyah ini, mereka berpendapat bahwa manusia berhak membuat peraturan
hidupnya. Mereka pertahankan kebebasan manusia yang terdiri dari kebebasan,
berakidah, berpendapat, hak milik, dan kebebasan pribadi. Dari kebebasan hak milik ini
lahir sistem ekonomi kapitalis, yang termasuk perkara paling menonjol dalam ideologi
ini atau yang dihasilkan oleh keyakinan ideologi ini. Oleh karena itu, ideologi tersebut
dinamakan ideologi kapitalisme. Sebuah nama yang diambil dari aspek yang paling
menonjol dalam ideologi tersebut.50
Pada dasarnya, lahirnya ideologi ini terjadi ketika para kaisar dan raja di Eropa
dan Rusia telah menggunakan agama sebagai sarana untuk mengeksploitasi, medalimi
dan menghisap darah rakyat. Mereka juga menggunakan para pemuka agama sebagai
kuda tunggangan untuk tujuan itu, dari sanalah kemudian terjadi partarungan dahsyat
yang di tengah pertarungan tersebut muncul para filsuf dan pemikir, seperti Machiofelli,
Adam Smith dan Ricard yang mengingkari agama secara mutlak, serta munculnya
mereka yang mengakui agama tetapi tetap menyerukan pemisahan agama tersebut dari
kehidupan, sehingga mayoritas filusuf dan pemikir menetapkan satu ide, yaitu
pemisahan agama dari realitas kehidupan, dari sana wajar jika kemudian lahir ide
pemisahan agama dari Negara.51
4. Konsep Sosialisme Barat
Dalam buku karya H.O.S Tjokroaminoto yang berjudul Islam dan Sosialisme
pada bab pertama yaitu mengenai asal dan arti kata Sosialisme yaitu berasal dari bahasa
latin yaitu socius yang artinya teman, sosialisme dapat diartikan dengan persaudaraan
manusia.52

Sosialisme pada hakekatnya berpangkal pada kepercayaan diri manusia,


melahirkan kepercayaan pula bahwa segala penderitaan dan kemelaratan yang dihadapi
dapat diusahakan melenyapkannya.53 Penderitaan dan kemelaratan yang diakibatkan
pembajakan politik dan ekonomi dimana penguasa dan pengusaha dengan semangat
liberal dan kapitalnya, memiliki kekuatan penuh mengatur kaum kebanyakan warga
negara, dengan segala keserakahan yang didasarkan rasionalisme dan individualisme

50
Zulaikah.
51
Zulaikah.
52
Kristeve.
53
Deliar Noer, Pemikiran Politik Di Negara Barat (Bandung: Mizan, 1999). Hlm 188
22
itu, mendorong sebagian orang mencari cara baru guna pemecahan masalah sosial tanpa
harus dilakukan dengan kekerasan.54

George Lansbury, pemimpin partai buruh, menulis dalam bukunya My England


(1934), dijelaskan: “Sosialisme, berarti cinta kasih, kerjasama, dan persaudaraan dalam
setiap masalah kemanusiaan merupakan satu-satunya perwujudan dari iman Kristiani.
Saya sungguh yakinapakah orang itu tahu atau tidak, mereka yang setuju dan menerima
persaingan dan pertarungan satu dengan yang lain sebagai jalan untuk memperoleh roti
setiap hari, sungguh melakukan penghianatan dan tidak menjalankan kehendak
Allah.”55

Sosialisme adalah sebuah masyarakat dimana kaum pekerja sendiri yang


menguasai alat-alat produksi dan merencanakan ekonomi secara demokratik; dan semua
ini secara internasional. Istilah “sosialisme” atau “sosialis” dapat mengacu ke beberapa
hal yang berhubungan: ideologi atau kelompok ideologi. Sistem ekonomi. Negara Kata
ini mulai digunakan paling tidak sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, pertama
digunakan untuk mengacu kepada pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Prancis,
digunakan untuk mengacu pada pengikut doktrin Saint- Simon pada tahun 1832 dan
kemudian oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopedi nouvelle.
Penggunaan kata sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda
oleh berbagai kelompok, namun hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari
pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 dan ke-20, yang
berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian, yang
dengan sistem ekonomi, menurut mereka, dapat melayani masyarakat banyak,
ketimbang hanya segelintir elite.56

Sosialisme sebagai ideologi menurut penganut Marxisme (terutama Friedrich


Engels), model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke awal sejarah manusia,
sebagai sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Pada masa Pencerahan di abad ke-
18, para pemikir dan penulis revolusioner seperti Marquis de Condorcet, Voltaire,
Rousseau, Diderot, abbe de Mably, dan Morelly mengekspresikan ketidakpuasan
berbagai lapisan masyarakat di Perancis. Kemudian Sistem Ekonomi dalam sosialisme
sebenarnya cukup sederhana. Berpijak pada konsep Marx tentang penghapuskan

54
Kristeve.
55
William Ebenstein & Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini, Edisi 9 (Jakarta: Erlangga, 1990). Hlm 220.
56
Kristeve.
23
kepimilikan hak pribadi, prinsip ekonomi sosialisme menekankan agar status
kepemilikan swasta dihapuskan dalam beberapa komoditi penting dan kepentingan
masyarakat banyak, Seperti Air, Listrik, bahan pangan dll.57

Sejumlah pemikir, pakar ekonomi dan sejarah, telah mengemukakan beberapa


masalah yang berkaitan dengan teori sosialisme, termasuk di antara mereka adalah
antara lain Milton Friedman, Ayn Rand, Ludwig von Mises, Friedrich Hayek, dan
Joshua Muravchik. Kritik dan keberatan tentang sosialisme dapat dikelompokkan
menjadi kategori berikut: Insentif, Harga, Keuntungan dan kerugian, Hak milik pribadi.
Keuntungan dalam anutan sosialisme kekinian telah dimungkinkan. Berhubungan
dalam keuangan dari suatu negara sosialis, untuk transaksi atas barang, walaupun bukan
terhadap pertanian.58

Setelah melebarnya sayap-sayap ideologi liberalisme dan kapitalisme, maka


dunia telah tersebtuh ideologi ini dipenuhi dengan pragmatisme hidup, sikap
individualistis, konsumeris, hedonisme, materialisme, dan sekulerisme. Ini telah
menimbulkan masalah sosial sampai pada tingkat unit sosial terkecil, seperti
melemahkan ikatan emosional dalam keluarga, disorientasi, disorganisasi sosial, pada
skala yang besar timbulnya aliansi sosial sebab jauh dari agama dan kepentingan sosial
dalam kehidupan sosiali dan ekonomi masyarakat. Lahirlah faham sosialisme. Mereka
menentang individu sebagai dasar pribadi, juga kebebasan ekonomi yang perlu
melibatkan negara. Faham sosialis mengusahakan indutri Negara bukan semata untuk
digunakan mencari keuntungan yang melebihi usaha keuntungan kapitalis yang
mungkin berhasil, mungkin tida. Akan tetapi untuk penyelenggarakan industri yang
lebih demokratis, bermanfaat dan bermartabat, penggunaan mesin yang lebih
memperhatikan manusia dan penggunaan hasil kecerdasan manusia yang lebih bijak.59
Lahirlah tokoh-tokoh sosialis, seperti St. Simon (1760-1825), Fourier (1837), Robert
Owen (1771-1858), Louis Blane (1813-1882), Bakunin (1814-1876).60

Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan


yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi
dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk

57
Kristeve.
58
Kristeve.
59
Mas’ud An Nadwi, Islam Dan Sosialisme (Bandung: Risalah, 1983). Hlm 32-36
60
Kristeve.
24
mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenisjenis perekonomian yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya. Dalam sistem ekonomi sosialisme atau
sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan
kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk
menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.61

Pada dasarnya sosialisme mewarisi tujuan pokok yang sama dari kapitalisme,
yakni melestarikan kesatuan faktor tenaga kerja dan pemilikan. Pada abad ke-17 dan
ke-18, saat kapitalisme melewati tahap awal perkembangannya, kesatuan itu menjadi
kenyataan. Inggris di zaman John Locke masih hidup dan Amerika di zaman Thomas
Jefferson menyaksikan pertanian yang berukuran rata-rata, toko-toko,bengkel hanya
dalam skala kecil keluarga saja. Tenaga kerja dan pemilik berada dalam keseiringan.
Ancaman utama dalam kesatuan ini justru datang dari negara, yang berusaha untuk
menetapkan dan mengatur.62

Singkatnya negara memainkan peranan suatu badan yang berkuasa penuh dalam
urusan ekonomi. Akan tetapi, tatkala ekonomi kapitalis mengalami kemajuan,
tanggungjawab individu dan keluarga dalam urusan kepamilikan alat-alat produksi serta
pengaturan tenaga kerja perlahan-lahan digantikan oleh sistem ekonomi dalam mana
perusahaan besar mengambil alihfungsifungsi tersebut. Ketika bentuk usaha industri
tumbuh semakin besar, tanggungjawab tenaga kerja semakin beralih ke tangan
masyarakat, sementara pemilikan tetap secara perorangan.63

Sosialisme Utopis atau Sosialisme Utopia adalah sebuah istilah untuk


mendefinisikan awal mula pemikiran sosialisme modern. Para sosialis utopis tidak
pernah benar-benar menggunakan ini untuk menyebut diri mereka; istilah "Sosialisme
Utopis" awalnya diperkenalkan oleh Karl Marx dan kemudian digunakan oleh pemikir-
pemikir sosialis setelahnya, untuk menggambarkan awal kaum sosialis intelektual yang
menciptakan hipotetis masa datang dari penganut paham egalitarian dan masyarakat
komunal tanpa sematamata memperhatikan diri mereka sendiri dengan suatu cara
dimana komunitas masyarakat seperti itu bisa diciptakan atau diperjuangkan.64

61
Kristeve.
62
Kristeve.
63
Fogelman. Hlm 217-218
64
Kristeve.
25
Kata utopia sendiri diambil dari kisah pulau Utopia karangan Thomas Moore.
Karena Sosialisme utopis ini lebih merupakan sebuah kategori yang luas dibanding
sebuah gerakan politik yang spesifik, maka sebenarnya sulit untuk mendefinisikan
secara tepat istilah ini. Merujuk kepada beberapa definisi, desinisi sosialisme utopis ini
sebaiknya melihat para penulis yang menerbitkan tulisantulisan mereka pada masa
antara Revolusi Perancis dan pertengahan 1930-an. Definisi lain mengatakan awal mula
sosialisme utopis jauh lebih ke masa lalu, dengan mengambil contoh bahwa figur Yesus
adalah salah satu diantara penganut sosialisme utopis. Walaupun memang terbuka
kemungkinan siapapun yang hidup dalam waktu kapanpun dalam sejarah dapat disebut
sebagai seorang sosialis utopis, istilah ini lebih sering dipakai terhadap para sosialis
utopis yang hidup pada seperempat masa pertama abad 19. Sejak pertengahan abad 19
dan selanjutnya, cabang-cabang sosialisme yang lain jauh melebihi versi utopisnya, baik
dalam perkembangan pemikirannya maupun jumlah penganutnya. Para sosialis utopis
sangat penting dalam pembentukan pergerakan modern bagi komunitas intentional dan
koperasi, techno komunisme.Istilah "sosialisme ilmiah" kadang digunakan oleh para
penganut paham Marxisme untuk menguraikan versi sosialisme mereka, terutama untuk
tujuan membedakannya dari Sosialisme Utopis dimana telah terdeskripsi dan idealistis
(dalam beberapa hal mewakili suatu yang ideal) dan bukan ilmiah, yaitu, yang dibangun
melalui pemikiran dan berdasarkan pada ilmu-ilmu sosial.65

Pemikiran utama Sosialisme Utopis berawal dari Robert Owen (1771-1858)


adalah seorang pelaku bisnis sukses yang menyumbangkan banyak laba dari bisnisnya
demi peningkatan hidup karyawannya. Reputasi dia meningkat ketika dia mendirikan
suatu pabrik tekstil di New Lanark, Skotlandia dan memperkenalkan waktu kerja lebih
pendek, membangun sekolah untuk anak-anak dan merenovasi rumah-rumah tempat
tinggal pegawainya. Ia juga merancang suatu komunitas Owenite yang disebut New
Harmony (Keselarasan Baru) di Indiana, AS. Komunitas ini bubar ketika salah satu dari
mitra bisnisnya melarikan diri dengan membawa semua laba yang ada. Kontribusi
utama Owen bagi pikiran kaum sosialis adalah pandangan tentang dimana perilaku
sosial manusia tidaklah tetap atau absolut, dan manusia mempunyai kehendak bebas
untuk mengorganisir diri mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yg mereka
inginkan. Otienne Cabet (1788-1856) dipengaruhi oleh pemikiran Robert Owen. Di

65
Kristeve.
26
dalam bukunya Travel and adventures of Lord William Carisdall in Icaria (1840) ia
memaparkan suatu masyarakat komunal idealis. Usaha nya untuk membuatnya kembali
(gerakan Icarian) gagal. Charles Fourier (1772-1837) sejauh ini adalah seorang sosialis
yang paling utopis. Menolak semua tentang Revolusi Industri dan semua permasalahan
yang timbul menyertainya, ia membuat berbagai pendapat fantastis tentang dunia yang
ideal yang ia impikan. Selain beberapa kecenderungan yang jelas-jelas tidak sosialis, ia
tetap memberi kontribusi berarti bagi gerakan sosialis. Tulisan-tulisannya membantu
Karl Marx muda dan membantunya memikirkan teori alienasinya. Fourier juga seorang
feminisme radikal.66

B. Konsep Pemikiran Sosialisme Islam H.O.S Tjokroaminoto


Rasulullah SAW menjelaskan mengenai semua manusia sama-sama memiliki
hak pada sumber-sumber produksi dasar dan kekayaan yang menjadi kebutuhan dasar,
beliau bersabda, “Manusia bermitra (sama-sama memiliki hak) dalam tiga perkara
yaitu air, rumput dan pai.”Visinya membangun masyarakat yang mulia berdiri diatas
nilai-nilai cinta dan kasih menjungjung kebenaran dan menjauhi kedzoliman. 67
Sosialisme Islam yang dikemukakan oleh H.O.S. Tjokroaminoto nampaknya
dibangun melalui asumsi yang berbeda. Tjokroaminoto tidak melihat sosialisme Islam
sebagai penggabungan antara dua pemikiran yaitu ajaran sosialisme yang berasal dari
Barat dan ajaran Islam. Sebagaimana dikemukakan oleh Tjokroaminoto dalam Islam
dan Sosialisme, cita-cita sosialisme di dalam Islam telah berkembang selama tiga belas
abad dan tidak dapat dikatakan muncul dari pengaruh bangsa Eropa. Bahkan pada masa
kepemimpinan Rasullullah Muhhamad S.A.W asas-asas sosialisme telah
diimplementasikan lebih banyak dan lebih mudah dibandingkan dengan sosialisme yang
dikenal dalam pemikiran Barat. Sosialisme Islam yang dikemukakan oleh
Tjokroaminoto dengan demikian diyakini olehnya tidak bersumber dan dipengaruhi
oleh pemikiran politik yang berasal dari barat, melainkan merupakan pemikiran yang
secara inheren terkandung di dalam ajaran Islam.68
H.O.S. Tjokroaminoto dalam pembahasan tentang sosialisme Islam secara
spesifik menye-but bahwa sosialisme yang dimaksudnya adalah sosialisme yang
bersandar kepada agama (Islam) yang wajib dilakukan oleh umatnya sepanjang hal
tersebut merupakan perintah agama Islam. Sosialisme sebagaimana dimaksud adalah

66
Kristeve.
67
Aslati, ‘KONSEP-KONSEP DASAR SISI SOSIALISME ISLAM’, RISALAH, 26.1 (2015), 1–14.
68
Manan.
27
sosial-isme yang telah berkembang kurang lebih selama tiga belas abad serta telah
dipraktikkan sejak zaman Rasulullah Muhammad S.A.W. dan bukanlah sosialisme yang
lahir dari pengaruh bangsa Eropa. Sosial-isme Islam adalah pergerakan sosialisme yang
dikontrol oleh identitas keislaman untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia
maupun akherat.69
Pandangan Tjokroaminoto dengan demikian menunjukkan bahwa sosialisme
Islam bukanlah sosialisme yang lahir atau mendapatkan peng-aruh dari sosialisme
Barat, namun sosialisme yang didasarkan pada ajaran agama Islam. Praktik sosialisme
Islam tersebut juga telah berkembang jauh sebelum sosialisme Barat berkembang di
masyarakat Eropa pada abad ke-19, karena sosialisme Islam telah diterapkan sejak
periode kepemimpinan Rasulullah S.A.W.70

Terdapat dua macam sosialisme yang di kenal oleh Islam, yaitu71 :


1. Staats-sosialisme, baik yang bekerja dengan kekuatan satu pusat
(gecentraliseerd) mau-pun yang bekerja dengan kekuatan gemeente-gemeente
(gedecentraliseerd).
2. Industri-sosialisme. Jika satu negeri bersifat sosialis, maka pekerjaan kerajinan
(pabrikan, industri) harus diatur seluas-luasnya secara sosialis (gesocialiseerd)
juga. Maka di dalam negeri yang demikian itu, keberadaan tanah menjadi pokok
segala hasil dan pokok semua pekerjaan industri besar. Kalau hendak dijalankan
seluas-luasnya land-socialisme dan staat-socialisme. Maka bentuk sosialisme ini
lah yang terutama sekali dijalankan oleh Islam. Sejak Nabi Muhammad SAW
memegang kekuasaan negara, maka negara itu segera diaturnya secara sosialis,
dan semua tanah dijadikannya sebagai milik negara.
Berdasarkan model sosialisme tersebut di atas, maka negara baik di tingkat pusat
maupun daerah memegang peranan penting dalam prak-tik sosialisme. Salah satu tugas
dari negara adalah penguasaan terhadap tanah sehingga tidak dikenal pemilikan
pribadi.72
Mengapa negara harus menguasai tanah sehingga seluruh tanah yang ada
dijadikan milik negara? Tanah menjadi milik negara agar dapat dimanfaatkan seluas-
luasnya untuk kepentingan rakyat. Oleh karena itu, alat-alat produksi yang dapat

69
Manan.
70
Manan.
71
Manan.
72
Manan.
28
menghasilkan barang diberikan negara kepada rakyat (Tjokroaminoto, 2010: 23). Tanah
dimanfaatkan untuk memberikan sebesar-besar nya dan seluas-luasnya pekerjaan
kepada kaum pekerja.73
Tjokroaminoto juga menggambarkan per-bedaan sosialisme Islam dan
sosialisme Barat dalam konteks pemerintahan (government). Sosialisme Barat yang
menerapkan demokrasi sosialisme dimana pemerintahan mengadopsi sistem perwakilan
menurutnya bukanlah sosial-isme dalam arti kata yang sebenarnya karena sistem
tersebut merupakan sistem demokrasi. Di dalam sistem sosialisme, seharusnya rakyat
mempunyai suara langsung dalam masalah-masalah negara. Dalam sosialisme Islam,
masalah tersebut terpecahkan oleh karena kekuasaan membentuk peraturan tidak
diserahkan kepada kabinet atau parlemen atau golongan partai yang mewakili
kepentingan kelompok atau kelas tertentu. Peraturan-peraturan muslim adalah per-
aturan yang berasal dari Tuhan yang berdiri di atas segala apa saja, sehingga tidak ada
individu atau kelompok tertentu yang dapat mengubah peraturan-peraturan untuk
kesenangan atau kepentingannya sendiri.74
Oleh sebab itu peraturan berasal dari Tuhan dan hanya Tuhanlah yang dapat
membentuk peraturan, maka dapat dipastikan bahwa tidak ada peraturan yang hanya
mengakomodasi kepentingan individu atau kelompok tertentu. Peraturan yang berasal
dari Tuhan adalah peraturan yang adil yang mengakomodasi kepentingan semua
individu dan kelompok yang ada di dalam negara.
Pemerintah diperlukan tidak dalam fungsi membentuk peraturan, namun terkait
dengan cara menjalankan peraturan. Pemerintah dengan demikian terdiri dari orang-
orang yang mampu memberikan kebijaksanaan. Pemerintah yang mengadopsi sistem
perwakilan ini diperlukan agar peraturan dapat dijalankan dengan baik. Kepala-kepala
pemerintahan menjadi alat untuk menolong dari kesusahan dan mewujudkan harapan-
harapan, serta untuk menjalankan per-aturan Tuhan yang didasarkan pada kehendak
seluruh rakyat.75
Sistem pemerintahan sosialisme Islam menurut Tjokroaminoto adalah sistem
sebagai-mana pernah diterapkan oleh Khalifah Umar bin Khatab. Sistem pemerintahan

73
Manan.
74
Manan.
75
Manan.
29
tersebut secara tegas menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan persamaan (dalam
hal apapun) di antara sesama manusia tanpa kecuali.76
Selanjutnya sosialisme Islam sangat menentang sistem kapitalisme karena
dalam islam mengharamkan riba termasuk hal-hal yang terkait dengan ekspolitasi.
Contoh praktek ssosialisme Islam yang telah diterapkan oleh Rasulullah SAW yaitu
mengangkat derajat budak belian menjadi merdeka dan memberikan hak-hak mereka
jga menjadikan mereka sebagai anggota keluarga. Praktek sosialisme Islam tersebut
sangat sulit ditemukan di masyarakat industry modern barat dimana yang terjadi kaum
pekerja menjadi objek ekpolitasi penguasaha dan kaum pemilik modal tersebut.
H.O.S Tjokroaminoto juga membahas mengenai perbedaan antara sosialisme
Islam dan ajaran Maxisme, menurut beliau bahwa umat Islam tidak boleh menerima
pandangan Karl Marx karena Karl Marx tidak mengakui keberadaan agama, selainti itu
ajaran Marx menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari benda, oleh benda dan
kembali kepada benda yang secara tidak sadar sudah mempertuhankan benda, dan hal
ini bertentangan dengan ajaran islam yang meyakini bahwa segala sesuatu berasal dari
Allah, oleh Allah dan akan kembali kepada Allah. Dari perbedaan tersebut
memjelaskan bahwa tidak ada keterkaitan anatara sosialisme Islam dan Sosialisme barat
khususnya ajaran Marxisme.
Terkait dengan hal-hal yang menjadi dasar dari sosialisme Islam, Tjokroaminoto
menge-mukakan hal-hal sebagai berikut77:
1. Dasar sosialisme Islam adalah ajaran dalam Al-Quran (Surat Al-Baqarah ayat 213)
yang menyatakan bahwa seluruh umat manusia itu bersaudara atau bersatu (kaanan
nasu ummatan wahidatan). Oleh karena umat manusia bersaudara dan bersatu, maka
meru-pakan kewajiban seluruh individu untuk mencapai keselamatan bersama.
2. Al-Quran juga mengajarkan umatnya untuk menciptakan perdamaian, selain itu
terdapat ajaran bahwa Allah telah memisah-misahkan kita menjadi golongan-golongan
dan suku-suku agar supaya kita mengenal satu sama lain (QS Al-Hujurat:12).
3. Rasulullah S.A.W. bersabda bahwa Allah telah menghilangkan kecongkakan dan
kesom-bongan di atas asal turunan yang tinggi, sehingga seorang Arab tidak lebih
tinggi dan mulia daripada seorang asing, melainkan karena takut dan baktinya kepada
Allah.

76
Manan.
77
Manan.
30
4. Rasulullah S.A.W. juga bersabda bahwa Allah hanyalah satu, dan asalnya sekalian
manusia itu hanyalah satu, dan mereka mempunyai agama hanyalah satu juga.
Ajaran Sosialisme Islam menurut H.O.S Tjokroaminoto bukan hanya berupa
teori-teori berbentuk teks namun sudah berupa praktek-praktek yang telah dan sedang
dilakukan oleh umat Islam bahkan diantaranya wajib dijalankan oleh umat Islam.
Contok praktek sosialisme Islam diantaranya78 :
1. Semua umat Islam, kaya atau miskin, dari berbagai macam suku bangsa dan warna
kulit, pada setiap Jum’at diwajibkan untuk berkumpul dan menjalankan shalat di
mesjid dengan tidak mengadakan perbedaan sedikitpun tentang tempat atau
derajat, di bawah pimpinan orang yang dipilih dalam perkumpulan itu.
2. Dua kali dalam setahun penduduk suatu kota atau tempat berkumpul untuk
melaksanakan shalat – Idul Fitri dan Idul Adha - dan berjabat tangan serta
berangkulan satu sama lain dengan rasa persaudaraan.
3. Setiap umat Islam diwajibkan – bagi yang mampu – untuk mengunjungi Mekah
dalam rangka menunaikan ibadah haji pada waktu yang telah ditentukan untuk
berkumpul di suatu tempat dengan pakaian yang sama dan sangat sederhana,
terlepas dari tinggi dan rendah derajatnya dan perbedaaan bangsa dan warna kulit.
Ajaran Islam lainnya yang bersipat sosial adalah kedermawanan. Dalam Al-
quran Allah SWT berfirman “Kamu tidak pernah akan dapat mencapai keadilan kecuali
apabila kamu telah memberikan daripadanya apa yang kamu cintai, dan Tuhan
mengetahui apa yang kamu berikan itu”. Menurut H.O.S Tjokroaminoto dalam
kedermawanan memiliki tiga dasar sosialistik yaitu, pertama membangun rasa ridha
mengutamakan keperluan umum dari pada keperluan pribadi, kedua membagi kekayaan
sama rata dalam dunia Islam dan ketiga menuntun perasaan orang, supaya tidak
menganggap kemiskinan itu satu kehinaan.
Menurut H.O.S Tjokroaminoto ada tiga komponen yang terdapat dalam
sosialisme Islam dan ketiganya pula termuat dalam peraturan-peraturan islam dan telah
di implementasikan oleh rasulullah SAW dan para sahabat yaitu kemerdekaan,
perasamaan dan persaudaraan. Saidina Ali RA adalah contoh sahabat Rasulullah SAW
yang telah mempraktekan sosailisme Islam yaitu dengan seringkali mendoakan
musuhnya sendiri dan memberikan segala harta benda miliknya untuk keperluan orang
banyak. Selnajutnya saaidina Umar RA seringkali tidur dengan orang-orang miskin,

78
Manan.
31
bersama budaknya menunggang unta secara bergiliran. Saidina Abu Bakar RA ketika
beliau diangkat menjadi khalifah menyatakan bahwa dirinya sendiri bukan orang yang
paling utama dan masih perlu mendapatkan nasehat . Saidina Usman RA dengan
uangnya sendiri membeli banyak sumber air dan diberikan kepada orang banyak juga
banyak memerdekakan budak-budak. Terbukti dari contoh diatas bahwa sosialisme
Islam tidak ada kaitannya dengan sosialisme yang dipopulerkan oleh Barat, sosialisme
Islam lahir lebih dahulu dan langsung diperatekan ileh rasulullah dan para sahabatnya
yang merupakan perwujudan kehidupan yang adil, setara, merata untuk mencapai
kesejahtraan yang didasarkan nilai-nilai tauhid.
Perlu dicatat disini bahwa ada persamaan antara sosialisme barat (Marx) dengan
ajaran Islam keduanya sama-sama membela dan meninggikan nasib kaum lemah. Allah
SWT berfirman dalah Al-qur’an Surat An-Nisa ayat 135 yang artinya ‘Hai kamu yang
beriman, hendaklah kamu memelihara keadilan, walaupun terhadap kaum sediri atau
orangtua mu atau turunanmu; maka dari itu janganlah janganlah menuruti
keinginanmu yang rendah agar supaya kamu jangan melakukan ketidakadilan”. Selain
dari aat tersebut Allah SWT juga berfirman dalam QS Al-Balad ayat 12 sampai 16 yang
artinya “dan tahukan kamu apa yang dinamakan jalan bukit yang juram ? yaitu
membebaskan seorang budak belian, atau memberi makanan dalam masa kelaparan
kepada seorang anak yatim yang mempunyai hubungan keluarga, atau kepada orang
miskin yang berbaring didebu.”
Mengenai kaum buruh Rasulullah SAW bersabda “Bayarlah upah si buruh
sebelum keringatnya kering” Dari Firman Allah SWT dan Sabda Rasulullah SAW
diatas menerangkan bahwa dalam Islam diajarkan untuk membela kaum lemah seperti
buruh, budak belian dan kaum miskin. Memnag betul tidak dengan tepat dianjurkan
membela kaum proretar melawan kaum kapitalis seperti yang diperjuangkan oleh Marx.
Harapan demikian tidak masuk akal karena Nabi Muhammad SAW hidup dalam situasi
dan keadaan yang lain sekali dari pada susunan masyarakat pada zaman Marx. Tetapi
Firman Allah dan Sabda Rasul itu sama sama mendorong Marx untuk membangun
gerakan kaum buruh melawan ketidakadilan dari kaum modal karena sebagian besar
hasil kaum buruh masuk ke kantong kaum modal, Marx merasa tersinggung ketika
kaum buruh menjual tenanganya dengan sangat murah sedangkan kaum modal tidak
memperhatikan nasib mereka.79

79
H.O.S Tjokroaminoto, ‘Islam Dan Sosialisme’, 2012.
32
Nasib kaum budak pada zaman Rasulullah SAW dan nasib kaum buruh pada
zaman Marx di negri industry barat mereka sama-sama masyarakat kelas bawah,
masyarakat yang tertindas, masyarakat yang diperlakukan tidak adil oleh hartawan,
bangsawan dan para penguasa.80 Dalam Al-quran ada lima kali perintah untuk
membebaskan kaum sengsara tersebut. Maka dari segi ini ada kesamaan antara
perjuangan Marx selama hidupnya dengan ajaran islam.
Dari sisi lain ada perbedaan yang sangat bertolak belakang antara islam dan
Marx khususnya pada filsafat Marx dengan Historisch-materialismenya yang
mengajarkan bahwa semua ideology termasuk agama, kesusilaan, hukum, politik
dilahirkan oleh keadaan ekonomi dan hal ini yang bertentangan dengan Islam. Marx
mengatakan bahwa agama adalah candu bagi rakyat, bahwa agama adalah alat penipu
bagi kaum kapitalis untuk tetap menindas kaum proletar, bahwa agama adalah gambar
impian yang diciptakan oleh manusia supaya dapat tahan hidup yang sebenarnya tidak
tertahan itu.81
“Allah tidak adakan merubah keadaan umat manusia, kalau mereka sendiri
tidak merubahnya” (Al-Ra’du ayat 11) Firman tersebut memerintahkan agar kaum
buruh harus bangkit umtuk melawan kaum majikan yang memeprlakukan mereka
secara tidak adil, hal ini didukung oleh pelajaran Islam yang mengajarkan bahwa orang
Islam harus menegakan keadilan dan peri kemanusiaan, namun menurut Marx kaum
buruh harus berjuang tidak hanya untuk menegakan keadilan melainkan juga untuk
merebut kekuasaan politik kekuasaan negera.82
Jadi sepaham dalam dasar atau tujuannya, tetapi bertentangan paham dalam cara
dan pedomannya. Islam melawan ketidak-adilan dan penindasan kaum lemah, tetapi
untuk melenyapkan itu, tidak berpendapat seperti yang dicita-citakan oleh Marx. Marx
berkejakinan bahwa seluruh kejadian-kejadian didunia ini, berasal dari susunan
ekonomi dalam masjarakat. Kesengsaraan kaum proletar disatu pihak dan kemewahan
kaum borjuis dilain pihak, asal mulanya dari susunan ekonomi dalam masyarakat yang
keliru itu. Maka untuk menghilangkan kesengsaraan itu, susunan ekonomi kapitalis
harus dirobah sama sekali menjadi susunan ekonomi sosialis. Masjarakat sosialis,yaitu
masyarakat yang tidak berkelas, masyarakat dimana ada-kesama rataan politik, sosial
dan ekonomi antara semua anggota-anggotanya, menurut pelajaran Islam tidak mungkin

80
Tjokroaminoto, ‘Islam Dan Sosialisme’.
81
Tjokroaminoto, ‘Islam Dan Sosialisme’.
82
Tjokroaminoto, ‘Islam Dan Sosialisme’.
33
diwudjudkan didunia ini. Sebab kalau mungkin, tentu Qur’an akan muat petunjuk-
petunjuk, pelajaran-pelajaran yang tujuannya menyusun masyarakat baru seperti yang
dikehendaki oleh Marx.83

C. Pengaruh Pemikiran Sosialisme H.O.S Tjokroaminoto


1. Pemikiran Sosialisme Islam H.O.S Tjoroaminoto di Sarekat Islam
Keadaan persaingan ekonomi yang terjadi antara pedagang Islam dengan Cina
ini merupakan awal terjadinya konflik yang secara tersirat menyelipkan unsur ekonomi
di dalam politik artinya adalah bahwa sebenarnya Belanda dengan menyokong Cina
untuk berselisih dengan Sarekat Dagang Islam ini merupakan sebuah Sistem politik
yang di bungkus oleh Sistem ekonomi, orang-orang pribumi hanya berfikir mengenai
perdagangan masih belum berfikir mengenai keadaan politik pada saat itu. Sarekat
Dagang Islam masih berada di dalam status kegiatan sosial dan ekonomi, tetapi
kemajuan yang pesat di dalam praktiknya Sarekat Dagang Islam mulai memasuki ranah
politik, mulai ada bentuk ada strategi bagaimana cara melawan penjajah Belanda karena
hal tersebut tidak berperikemanusiaan dan perikeadilan bagi bangsa Indonesia, adanya
kaum-kaum kecil yang selalu ditindas oleh bangsa Belanda membuat hati para tokoh
Islam merasa sedih, begitu pula yang di rasakan oleh H.O.S Cokroaminoto. Beliau
bahkan rela meninggalkan kedudukannya sebagai seorang bangsawan karena ingin
melawan Belanda. Beliau sempat bekerja di pabrik gula di bawah pemerintahan Belanda
tetapi akhirnya beliau keluar dan lebih memilih unuk melawan para komunis pada saat
itu.84

Dari rasa kesedihan H.O.S Tjokroaminoto dan keadaan menindas yang


dilakukan oleh Belanda terhadap masyarakat pribumi terutama menindas pedagang
Islam yang berselisih dengan pedagang Cina yang didukung oleh Belanda ini sehingga
timbul keinginan untuk melawan Belanda guna untuk melawan ketidak adilan dibidang
sosial maka ini adalah implementasi pemikiran sosialisme Islam H.O.S Tjokroaminoto
dalam bidang pergerakan politik untuk bisa mensejahtrakan dan membebaskan kaum
tertindas dari belenggu penjajahan Belanda.

Tjokroaminoto, ‘Islam Dan Sosialisme’.


83

Isnina Intan Cahya, ‘Pandangan Islam Dan Politik HOS Tjokroaminoto’, Journal of Chemical Information and
84

Modeling, 53 (2013) <https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004>.


34
Sarekat Dagang Islam mengalami masa kejayaan ketika Haji Oemar Said
Tjokroaminoto bergabung. Di bawah pimpinan H.O.S Tjokroaminoto, Sarekat Dagang
Islam menjelma menjadi sebuah organisasi Islam besar yang mampu membuat
pemerintah Belanda merasa khawatir jika suatu saat dapat mengancam eksistensinya di
Indonesia. H.O.S Tjokroaminoto mempunyai sebuah prinsip, berjuang untuk
pembebasan bangsanya dari belenggu penjajahan. Untuk itu beliau tidak pernah
berhenti sampai pada akhir hayatnya. Awal mula bergabunya Tjokroaminoto menjadi
anggota Sarekat Dagang Islam adalah melalui Haji Hasan Ali Soerati, seorang saudagar
kaya dari India. Oleh Hasan Ali, Tjokroaminoto diperkenalkan dengan empat pengurus
Sarekat Dagang Islam yang sedang menjajaki pembukaan cabang. Sejak itulah
Tjokroaminoto menunjukkan ketertarikannya dan resmi menjadi anggota Sarekat
Dagang Islam untuk kemudian menjadi ketua cabang di Surabaya. Oleh Tjokroaminoto,
Sarekat Dagang Islam menjadi organisasi pergerakan pertama yang mampu
mengadakan mobilisasi massa dalam sebuah Vergadering (rapat terbuka) yang diadakan
pada 26 Januari 1913 di Surabaya. Rapat terbuka tersebut dihadiri 12 afdeling (cabang)
dari 15 afdeling yang ada dan berhasil menyedot Serikat Islam massa sebanyak 80.000
orang. Namun, menurut Schippers 64.000 peserta rapat di Surabaya ini berasal dari
Surakarta. Selanjutnya, pada kongres pertama yang diadakan di Surakarta pada 23
Maret 1913 yang diikuti oleh 48 afdeling Tjokroaminoto ditunjuk sebagai wakil ketua
Serikat Islam dan redaktur pelaksana Oetoesan Hindia. Di tangan Tjokroaminoto
Sarekat Dagang Islam mengubah konsep pergerakannya dari pergerakan di bidang
ekonomi menjadi organisasi pergerakan nasional yang berorientasi sosial politik. Itu
terbukti dengan dihapuskannya kata “Dagang” dari nama organisasi. Perubahan nama
dari Sarekat Dagang Islam menjadi Serikat Islam bukan hanya perubahan nama semata,
melainkan lebih dari pada itu perubahan nama sekaligus perubahan orientasi Islam,
yaitu dari Sifat ekonomi ke politik Kepiawaian Tjokroaminoto sebagai negosiator ulung
tidak perlu diragukan lagi. Melalui lobi-lobinya kepada pemerintah Belanda, Serikat
Islam berhasil memperoleh status hukum dan mengubah afdeling-afdeling menjadi
Serikat Islam lokal. Selain itu, Serikat Islam juga berhasil mendapat izin untuk
membentuk kepengurusan pusat yang kemudian dinamai Central Serikat Islam
(CSERIKAT ISLAM). Sampai Kongres kedua sudah 60 afdeling yang berhasil diubah
menjadi Serikat Islam lokal dan nantinya terus bertambah, maka amat wajar pengaruh
Tjokroaminoto semakin besar dan banyak cabang-cabang yang meliriknya untuk

35
menjadi suksesor Samanhoedi dan kenyataan ini membuat pemerintah kolonial Belanda
menjadi khawatir jika Serikat Islam tersebut berkembang menjadi organisasi politik
yang melawan pemerintah Hindia Belanda.85

Dari Sarekat Islam inilah pemikiran Sosialisme Islam H.O.S Tjokroaminoto bisa
dipraktikan untuk mewujudkan cita-cita nya seperti sosialisme yang telah dicontohkan
oleh Rasulullah SAW dan para sahabat dengan membebaskan budak belian, oleh karena
itu melalui SI Tjokroaminoto terus berjuang demi rakyat yang di tindas untuk merdeka
dan bebas dari penjajahan Belanda yang telah menyengsarakan masyarakat Indonesia.

Berdirinya Serikat Islam ini memberikan angin sejuk bagi bangsa Indonesia
untuk memberi semangat kemerdekaan, dan untuk pertama kalinya juga Serikat Islam
ini memberikan pandangan hidup yang baru kepada bangsa Indonesia bahwa ada dunia
yang lebih baik dari pada harus terus dijajah oleh bangsa Indonesia. Pemimpin-
pemimpin Sarekat duduk sejajar dengan pejabat Belanda, sambil menyerukan bahwa
kaum pribumi sama-sama manusia seperti orang Belanda. Pada saat itu, kaum pribumi
dijuluki sebagai “seperempat manusia”. Rakyat jelata memiliki identintas baru. Mereka
sangat antusias mengikuti pertemuan Sarekat. Orang-orang yang bukan anggota Serikat
Islam dan tidak dijemput kendaraan terpaksa berjalan kaki. Tidak ada satu andong pun
yang tidak berbendera Serikat Islam. Di Serikat Islam semua orang Islam menunjukkan
sepekatnya hati seorang dengan yang lainnya. Di jalan-jalan, semua anggota Serikat
Islam menunjukkan kesenangannya. Semua kereta Serikat Islam menuju kampung
kebangsaan, tempat Vergandering Bestuur-kongres-digelar.86

Dalam Islam tidak diajarkan bersikap distriminatif, semua manusia sama


dihadapan manusia yang lain, sama-sama mempunyai hak dan kewajiban, hanya
ketaqwaan yang membedakan manusia dihadapan Allah SWT. Maka kesadaran seperti
inilah yang terus diperjuangkan oleh H.O.S Tjokroaminoto melalui Sarekat Islam
dengan pemikiran sosialisme Islamnya, oleh karena itu tidak aneh perkembangan
Sarekat Islam sangat pesat karena merupakan gerakan bawah tanah bersama rakyat yang
merasakan langsung penderitaan penjajahan oleh Belanda.

85
Rizal, Peranan Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Hlm 4-6
86
Sunudyantoro Dkk Budi Setyarso, Tjokroaminoto Guru Para Pendiri Bangsa (Jakarta: PT Gramedia, 2016).
Hlm 3-5
36
Para orang pribumi antusias untuk mengikuti rapat kerja dari Serikat Islam. Di
dalam Serikat Islam tidak hanya membahas menggenai ekonomi dalam hal perdagangan
saja tetapi lebih kepada yang bersifat khusus yaitu sosial serta politik. Kristenalisasi
yang digencarkan oleh Belanda di lawan secara terang-terangan dengan menyebarkan
agama Islam secara lebih luas. Serikat Islam telah merubah pandangan orang pribumi,
mereka yang ingin melwan penjajah mulai bergabung dengan Serikat Islam. Tujuan
Serikat Islam juga masih sama dengan SDI yaitu untuk memperkuat ekonomi tetapi
dengan bumbu-bumbu politik, asas dari Serikat Islam ialah agama Islam sehingga jelas
bahwa perkumpulan Serikat Islam ini merupakan orang-orang pribumi yang beragama
Islam. dengan berbagai agenda dan kegiatan yang terarah Serikat Islam sering
mengadakan pertemuan-pertemuan yang mengikut sertakan rakyat pribumi. Para remaja
di bimbing untuk setia kepada Serikat Islam untuk memberikan loyalitasnya dalam
membela dan mempertahankan negara Indonesia dari tangan penjajah Belanda.87

Kehadiran Tjokroaminoto mengusung konsep Islam membuat Serikat Islam


melaju menjadi kekuatan politik ideologis. Ia mengidam-idamkan anak bumipetera
berdiri sejajar dengan pemerintah Hindia Belanda. Penting sekali kekuatan bumiputera
untuk melawan penjajah Belanda. Para pemuda dibina dan dibimbing, Serikat Islam
juga mendirikan tempat pendidikan, dan tempat perkumpulan-perkumpulan yang di
jadikan tempat untuk mendiskusikan langkah-langkah yang akan diambil dalam
melawan penjajahan Belanda.88

Dalam upaya membawa Sarekat islam ke level nasional, kepengurusan


Tjokroaminoto merancang delapan program untuk semakin memperjuangkan hak
rakyat, salah satunya penghapusan kerja paksa dan sistem izin bepergian yang bertujuan
membatasi gerak-gerik orang yang dianggap berbahaya. Dalam bidang pendidikan
Serikat Islam menuntut penghapusan peraturan yang mendiskriminassi penerimaan
murid di sekolah. Juga mengadakan wajib belajar sampai usia 15 tahun serta pemberian
beasiswa bagi pemuda Indonesia untuk belajar di luar negeri. Dalam bidang agama,
Serikat Islam mendesak penghapusan peraturan yang menghambat penyebaran islam,
pembayaran gaji kyai dan penghulu, serta pengakuan hari besar Islam.89

87
Cahya.
88
Cahya.
89
Cahya.
37
Delapan program ini adalah implementasi ide atau pemikiran sosialisme Islam
Tjokroaminoto untuk memperjuangkan hak rakyat Indonesia yang selama ini di kekang
oleh penjajahan Belanda, seperti halnya penghapusan kerja paksa yang tidak,
masyarakat Indonesia dipaksa bekerja dibawah pengawasan Belanda yang tidak diberi
upah, tidak hanya itu hasil panenpun harus diserahkan kepada penjajah Belanda yang
praktek kerja paksa ini sudah sangat menyengsarakat rakyat Indonesia. Oleh karena itu
Tjokroaminoto memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia dan memerdekaan Indonesia
dari penjajahan Belanda, dan caranya hanya menerapkan sosialisme Islam yang telah di
contohkan oleh Rasulullah SAW.

Pergerakan Serikat Islam ini membuat kaum Belanda panik akhirnya Belanda
mengadakan sistem bagi pegawai pemerintahan jika ia ingin bergabung dengan Serikat
Islam maka ia harus melepas jabatannya. Propaganda ini terus dilakaukan oleh kaum-
kaum Belanda terhadap kaum bangsawan dan pribumi yang menduduki atau bekerja di
badan pemerintahan. Tetapi Serikat Islam tidak gencar di bawah pimpinan H.O.S
Tjokroaminoto Serikat Islam justru semakin melebarkan sayapnya. Keberhasilan
Serikat Islam juga tidak luput dari tokoh-tokoh lain yang ingin memperjuangkan hak
dan kewajiban rakyat Indonesia. 90

Kemudian pada tangga 17-24 juni 1916 Serikat Islam megadakan kongres secara
Nasional yang di laksanakan di Bandung sekitar 16.000 orang dari 80 utusan cabang
Sarikat Islam di Jawa. Kesempatan terbuka H.O.S Tjokroaminoto untuk memberikan
pidatonya dengan bahasa melayu, yang isinya : “kita cinta bangsa sendiri dengan
kekuatan ajaran agama kita, dan kita berusaha untuk mempersatukan seluruh bangsa
atau bagian bangsa kita”.91 Dalam perkembangan Sarikat Islam, Belanda Merasa
khawatir, oleh karena itu pemerintah Hindia Belanda berusaha untuk merangkul dengan
mengangkat Tjokroaminoto menjadi anggota Dewan Rakyat (lembaga semacam
parlemen) pada akhirnya tepatnya pada tanggal 18 Mei 1918, maka H.O.S
Tjokroaminoto bersama kawan-kawannya membuat mosi yang dikenal dengan mosi
Tjokroaminoto. Mosi tersebut mendapat dukungan dari seluruh pergerakkan yang ada
pada waktu itu. Adapun isi mosi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

90
Cahya.
91
Ach. Fuadi, ‘RADEN HAJI OEMAR SAID TJOKROAMINOTO (Studi Tentang Pemikiran Dalam
Perkembangan Sarikat Islam Tahun 1912-1934)’, 1991.
38
1. Bahwa hak pilih sepenuhnya baru diakui oleh rakyat.

2. Bahwa badan perwakilan mempunyai hak legal atau resmi diakui pemerintah secara
penuh.

3. Bahwa parlemen mempunyai kekuasaan tertinggi terhadpa Siapa pemerintah harus


bertanggung jawab.92

2. Pemikiran sosialisme Islam H.O.S Tjokroaminoto pada bidang pendidikan


Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan atas hak asasi manusia, bahkan seorang
manusia menjadi manusia itu karena pendidikan. Oleh karena itu maju atau mundurnya suatu
kaum atau suatu bangsa tergantung pada pendidikan yang berlaku dilingkungan tersebut. Oleh
sebab itu harus disusun pendidikan kebangsaan, tujuan pendidikan kebangsaan yang ingin
dicapai oleh H.O.S Tjokroaminoto adalah untuk mencetak anak didik sebagai seorang muslim
yang sejati dan berjiwa nasionalis.93 Sebagai muslim yang sejati dan sekaligus nasionalis
hendaknya mempunyai keseimbangan baik ilmu umum maupun ilmu agama. Maka di samping
mempunyai akal yang cerdas juga harus mempunyai budi pekerti yang utama, hidup sederhana
punya keberanian dan kemandirian, serta mencintai rasa cinta tanah air.

Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran kebangsaan bertujuan untuk menanamkan cita-


cita demokrasi sebagai benih sumber cita-cita perjuangan dalam usaha mengangkat derajat dan
martabat bangsa, menanamkan prinsip-prinsip keberanian yang bersifat luhur, ikhlas kesetiaan
dan kecintaan kepada yang benar, menanamkan sifat-sifat budi pekerti yang halus dan tingkah
laku yang menjurus kearah terciptanya sikap sopan santun dan berperadaban tinggi,
menanamkan prinsip-prinsip hidup sederhana dan sikap saleh dalam kehidupan beragama,
bermasyarakat dan bernegara, dan menanamkan prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi dan
menghargai derajat serta martabat bangsa sendiri, antara lain mempelajari buku-buku karangan
bangsa Indonesia sendiri, sejarah bangsa sendiri dan lain-lain yang datang dari dan oleh
kekuatan bangsa kita sendiri.94

Pendidikan dan pengajaran erat hubungannya dengan ras kebangsaan (nasionalisme)


tidak boleh pisah dengan adat istiadat dan kehidupan bahagia dalam pergaulan rumah tangga.
Pendidikan dan pengajaran selain mampu memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) juga

92
Fuadi.
93
IMAM ANAS HADI, ‘IMPLEMENTASI PEMIKIRAN H.O.S COKROAMINOTO TENTANG
PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI UNIVERSITAS COKROAMINOTO YOGYAKARTA’, TESIS, 2012.
94
HADI.
39
harus mampu meningkatkan kecerdasan bangsa dan membentuk watak bertanggung jawab
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tiap-tiap bangsa mempunyai cita-cita, adat istiadat
dan sejarah sendiri. Oleh karena itu, pengaruh-pengaruh yang negatif yang datangnya dari luar
ataupun dari masyarakat sendiri harus dicegah sehingga anak didik haruslah sungguh-sungguh
mendapat pendidikan dan pengajaran yang memungkinkan mereka tetap menjadi seorang
muslim yang sejati.95

Pendidikan dan pengajaran dalam Syarekat Islam yang dipimpin oleh H.O.S
Tjokroaminoto adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan keduniaan dan ilmu
pengetahuan tentang agama Isam tidak boleh dipisah-pisahkan, dengan kata lain segala
keperluan penghidupan dan kehidupan di dunia dan tujuan hidup atau meyerahkan diri kepada
Allah SWT untuk hidup diakherat nanti harus berjalan paralel dan seimbang. Hal ini
dimaksudkan agar terjadi di satu pihak menguasai penuh berbagai ilmu pengetahuan keduniaan
tetapi mereka buta terhadap agama Islam. Sebaliknya ada kelompok yang mahir sekali dalam
segala ilmu yang menyangkut agama Islam tetapi otaknya kosong dari ilmu pengetahuan
tentang keduniaan.96

Pendidikan harus berdasarkan pada sumber Islam yakni al-Quran dan al-Hadits. Konsep
apapun harus menggunakan ajaran Islam sebagai dasar utama. H.O.S. Tjokroaminoto dalam
melaksanakan pendidikan berdasarkan kepada kedua sumber tersebut, hal ini tidak terlepas dari
pemikiran beliau mengenai sosialisme Islam yang bersumber pada Al-quran dan Al-hadits dan
praktek sosialisme Islam ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah
bagi kita. Menurut H.O.S. Tjokroaminoto ilmu harus diperoleh dengan akal, tetapi tidak boleh
dipisahkan dari pendidikan budi pekerti dan pendidikan rohani. Ia mengakui bahwa Islam yang
bersumber al-Quran dan al-Hadits itulah yang memajukan berbagai ilmu. Oleh karena itu
pendidikan harus berdasar dan tidak boleh menyimpang dari sumber Islam tersebut.97

H.O.S. Cokroaminoto lebih jauh merumuskan sistem pendidikan yang Islami dengan
menganjurkan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu umum,
dan pendidikan harus dapat mempertebal perasaan kebangsaan, bukan sebaliknya mengagung-
agungkan budaya asing dan tercerabut dari akar budaya sendiri. Berkaitan dengan masalah
tersebut harus ada lembaga Islam yang mengelola pendidikan kebangsaan baik secara informal

95
HADI.
96
HADI.
97
HADI.
40
maupun non formal. Pendidikan tersebut harus bertujuan mengangkat derajat dan martabat
kemanusiaan dari setiap individu manusia.98

Pemikiran Sosialisme Islam Tjokroaminoto yang berpengaruh didunia pendidikan adalah


hal diatas bahwa tidak ada pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum, semuanya harus
dipelajari, sehingga tidak ada yang pinter ilmu umum namun buta ilmu agama juga sebaliknya
ada yang cerdas pada pengetahuan agama namun kurang pantai dengan ilmu umum. Tujuan
pendidikan yang dicetus oleh H.O.S Tjokroaminoto adalah membentuk muslim yang sejati
yaitu yang mempunyai kecapakan dan kecerdasan ilmu agama dan ilmu umum. Tidak hanya
itu tujuan pendidikan juga diharuskan untuk mempertebal perasaan kebangsaan bukan malah
mengagungkan bangsa dan budaya luar. Pendidikan juga harus bisa mengangkat derajat semua
manusia.

H.O.S Tjokroaminoto meminta perhatian khusus untuk pendidikan rakyat yaitu yang
dibicarakan pada sidang khusus di konggres Bandung, menurutnya sangat penting bagi
Syarekat Islam. Pendidikan rakyat yang baik dan mutlak adalah terus menerus mengadakan
perubahan keadaan orang kecil. Tjokroaminoto mengharapkan jumlah sekolah desa harus di
perbanyak dan haruslah disesuaikan dengan kebutuhan rakyat yang sebagian besar petani.
Karena itu menurut Tjokroaminoto murid-murid sekolah desa harus belajar pertanian dan
belajar menulis serta membaca menjadi kaum muda modern. Pidato Cokroaminoto tersebut
menggugah peserta sidang di konggres Bandung, sehingga Cokroaminoto memohon kepada
pemimpin rapat untuk mempertimbangkan dan menetapkan pelajaran pertanian sebagai mata
pelajaran di sekolah desa, sesuai dengan kebutuhan setiap desa yang berangsur-angsur
memberlakukan kewajiban belajar.99

H.O.S. Cokroaminoto secara lebih mendetail menuangkan ide-idenya di dalam artikel


yang berjudul Muslim National Onderwijs (pendidikan kebangsaan seorang muslim) yaitu100:

1. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran harus di tanamkan cita-cita demokrasi sebagai benih
dan sumber cita-cita perjuangan dalam usaha mengangkat derajat dan martabat bangsa.

2. Keberanian yang bersifat luhur, ikhlas, kesetiaan dan kecintaan kepada yang benar harus
ditanamkan kepada siswa.

98
HADI.
99
HADI.
100
HADI.
41
3. Sifat-sifat budi pekerti yang luhur dan tingkah laku yang menjurus kearah terciptanya sikap
sopan santun serta berperadaban tinggi harus ditanamkan kepada siswa.

4. Hidup sederhana dan sikap saleh dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara
harus ditanamkan kepada siswa.

5. Menjunjung tinggi dan menghargai derajat serta martabat bangsa sendiri harus ditanamkan
kepada siswa, contohnya: mempelajari buku-buku karangan bangsa sendiri, sejarah bangsa
sendiri, dan lainnya.

6. Pedidikan dan pengajaran yang erat hubungannya dengan ras kebangsaan (nasionalisme)
tidak boleh menyebabkan anak didik terpisah dari adat istiadat dan kehidupan berbahagia dalam
pergaulan rumah tangga.

7. Pendidikan dan pengajaran selain harus mampu memperkuat rasa kebangsaan


(nasionalisme), juga harus mampu meningkatkan kecerdasan bangsa dan memupuk watak yang
bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

8. Tiap-tiap bangsa mempunyai cita-cita, adat istiadat dan sejarah sendiri. Oleh karena itu
pengaruh-pengaruh yang negatif yang datangnya dari luar ataupun dari masyarakat kita sendiri
harus dicegah sehingga anak-anak didik kita haruslah sungguh-sungguh mendapat pendidikan
dan pengajaran yang memungkinkan mereka tetap menjadi seorang muslim yang sejati.

9. Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan keduniaan dan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan agama Islam tidak boleh di pisah-pisahkan, segala keperluan hidup di
dunia serta tujuan hidup atau penyerahan diri terhadap Allah SWT untuk hidup di akherat nanti
harus berjalan paralel dan seimbang. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi di satu pihak
menguasai penuh berbagai ilmu pengetahuan keduniaan tetapi mereka buta terhadap agama
Islam. Sebaliknya ada kelompok yang mahir sekali dalam segala ilmu yang menyangkut agama
Islam tetapi otaknya kosong dari ilmu pengetahuan keduniaan.

Tegasnya, bahwa pendidikan dan pengajaran haruslah menghasilkan pemuda pemudi


yang dapat memahami dan terjun dalam kehidupan modern dengan kemampuan menguasai
ilmu pengetahuan keduniaan dan ilmu yang paling mutakhir, tetapi sekaligus memiliki jiwa roh
Islam, jiwa Islam sehingga mereka mampu menghadapi segala tantangan dan godaan yang
menimpa dirinya, masyarakat maupun bangsa Indonesia untuk menuju peradaban dan
kebudayaan bangsa yang mulia dan bernilai tinggi. Dalam pendidikan dan pengajaran yang
dikonsepkan oleh H.O.S Tjokroaminoto ini tidak terlepas dari pemikiran sosialisme nya maka
42
tidak aneh bahwa tujuan pendidikan harus bisa mencetak pemuda pemudi Islam yang
menguasai semua ilmu yaitu ilmu keduaniwian dan ilmu ukrowi dengan mempunyai jiwa
nasionalisme yang mencintai bangsa dan negaranya sendiri.

Kegiatan pendidikan harus mengarahkan atau membimbing manusia agar mempunyai


ketrampilan dan kemandirian sehingga mampu mengelola pelestarian dan pembudayaan
terhadap alam. Sehingga ia hendak mempersiapkan anak dengan sebaik-baiknya agar pada usia
15 tahun mereka telah terbekali iman, ilmu dan amal atau ketrampilan agar mampu hidup secara
mandiri (Noer, 1982: 115). Akal manusia harus dicerdaskan untuk mencapai kemandirian agar
mampu mengolah isi alam semesta untuk keperluan hidupnya.101

H.O.S. Tjokroaminoto mengajarkan untuk bersifat mandiri maksudnya non-koperatif


menolak dan tidak mahu bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda, tidak mahu
menerima bantuan Belanda apalagi guru dari Belanda yang sudah dipastikan non-muslim,
apalagi ada aturan pada saat itu bahwa guru agama Islam harus minta ijin lebih dahulu kepada
Belanda lewat kantor For Inlandcshe yang menambah bencinya terhadap Belanda.102

Kemandirian akan membuahkan sikap kesederhanaan, alasannya bahwa dengan hidup


sederhana itu adalah sebab yang menjadikan mashurnya umat Islam masa lalu (Amelz, 1952:
167). Masa pra-Islam seseorang yang memiliki sifat mulia harus tidak memperdulikan hari
esok, artinya bahwa ia harus melakukan perbuatan yang bebas. Agar dapat memperoleh tingkat
kekaguman yang besar dari orang lain, maka kebebasan itu harus benar-benar merupakan
pemborosan yang tidak terpikirkan. H.O.S. Tjokroamonoto menolak semua perbuatan murah
hati yang disebabkan karena ingin pamer, adapun yang penting adalah niat yang mendasarinya.
Sikap pemurah itu merupakan sebuah kebajikan namun ia tidak lagi sebagai kebajikan bahkan
menjadi kejahatan apabila yang dilakukan berlebih-lebihan (Cokroaminoto, tt: 26).

Menurut Cokroaminoto sistem pendidikan dan pengajaran dengan prinsip kemandirian


yang harus dilaksanakan dalam lingkungan Syarekat Islam dapat dibagi menjadi tiga tingkatan:
tingkatan pertama terdiri dari sekolah dasar berlangsung selama enam sampai tujuh tahun
dengan siswa berusia sekitar 7 sampai 12 atau 13 tahun; tingkat kedua yaitu sekolah menengah
yang memerlukan waktu belajar empat sampai lima tahun; tingkat terakhir yaitu tingkat
perhuruan tinggi atau universitas.103

101
HADI.
102
HADI.
103
HADI.
43
Pada ketiga tingkatan ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama Islam
berjalan paralel dan sebanding menurut ketentuan-ketentuan kurikuler yang diatur oleh para
ahli di bidang masing-masing. Dengan sistem ini, setiap anak didik setelah mencapai target
yang hendak dicapai pada tingkatan masing-masing, akan mampu dan terampil dalam ilmu
pengetahuan keduniaan dan ilmu agama Islam. Dengan penghayatan dan pengamalan terhadap
prinsip-prinsip ajaran Islam yang telah dimiliki, maka jiwa dan raganya akan mencerminkan
seorang muslim yang sejati yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT secara mendalam
serta mempunyai kecerdasan intelektual pada ilmu agama dan ilmu umum serta memiliki jiwa
patriotisme dan nasionalisme.

Menurut Tjokroaminoto ilmu pengetahuan umum harus seimbang dengan ilmu


pengetahuan agama Islam karena masalah kehidupan di dunia tidak dapat dipisahkan dari
hubungan manusia dengan Tuhan. Manusia sering kali lalai dan menganggap satu sama lain
sebagai musuh yang harus dibinasakan. Di sinilah peran agama sebagai pengendali tingkah laku
manusia. Menurut Tjokroaminoto fungsi ilmu pengetahuan keduniaan adalah mencerdaskan
otak manusia agar mampu mengolah isi alam semesta untuk keperluan hidup di dunia,
sedangkan ilmu agama berfungsi menata dan mengatur tingkah laku manusia untuk menjadi
manusia yang beradab, sopan dan penuh rasa kasih terhadap sesama manusia.104

Dalam strategi pendidikan H.OS Tjokroaminoto bagi anak dan penghuni kost
menerapkan sikap disiplin dan tegad yang kuat Penanaman nilai kedisiplinan inilah yang
kemudian membuat banyak anak kostnya menjadi individu-individu yang memiliki sikap dan
sifat keras, dalam artian disiplin. Cara yang ditempuhnya untuk menciptakan dan
mempertahankan keharmonisan keluarganya bukanlah cara yang rumit atau dengan
mempraktekkan teori muluk-muluk. Sebagai kepala rumah tangga, ia berusaha bertindak
bijaksana. Sikap keras Tjokroaminoto pada dasarnya masih berada dalam taraf yang
sewajarnya. Kedisiplinan dalam pendidikan pada dasarnya ingin ditanamkan oleh
Tjokroaminoto secara wajar.105

Pendidikan agama menjadi salah satu cara yang digunakan oleh Tjokroaminoto untuk
mengimbangi pendidikan barat yang didapat oleh anaknya dari sekolah-sekolah Belanda.
Tjokroaminoto melihat banyaknya diskriminasi yang dialami oleh pribumi yang dilakukan

104
HADI.
105
Rintahani Johan Pradana, ‘Strategi Pendidikan Tjokroaminoto Dalam Rumah Kost Soeharsikin Surabaya
(1912-1922)’, Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Umum, 2014 <http://www.e-jurnal.com/2016/07/strategi-
pendidikan-tjokroaminoto-dalam.html#more>.
44
orang-orang Belanda. Beliau tidak menyetujui aturan yang berkaitan dengan sembah-jongkok
ketika seorang pribumi bertemu dengan orang Belanda.Ia mengajarkan bahwa tiap-tiap orang
Islam tidak boleh takut kepada siapa atau kepada apapun juga, kecuali Tuhannya. Ia
mengajarkan tentang pentingnya kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan. Menurut Derajat
(2008:86) pendidikan agama memiliki tujuan berupa asuhan dan bimbingan terhadap anak didik
agar kelak setelah selesai bimbingan-nya dapat memahami serta mengamalkan ajaran agama
serta menjadikan ajaran agama sebagai pedoman hidup. Pemikiran sosialisme Islam
Tjoroaminoto mengenai sikap diskriminasi penjajah Belanda yang mengharuskan pribumi
melakukan sembah jongkok bukan hanya melambangkan sikap menghormati penjajah namun
juga memiliki makna penggeseran akidah yang seolah-olah harus taat dan patuh kepada
mahluk, padalah dalam Islam sikap taat dan patuh haruslah kepada Tuhan yaitu Allah SWT,
dalam artian semua manusia sama baik bangsa eropa maupun bangsa Indonesia tidak boleh ada
sikap ekpoitasi dan diskriminasi.

Tjokroaminoto menggunakan seni sebagai media dalam mendidik dan menanamkan cinta
budaya kepada anak-anaknya, termasuk anak kost. Di bidang kesenian, beliau sangat
menggemari seni tari dan menabuh gamelan. Hanoman merupakan tokoh favorit yang sering
diperankan oleh Tjokroaminoto. Tokoh Hanoman, menurutnya, merupakan suatu simbol
perjuangan melawan penindasan. Tjokroaminoto dengan sengaja menanamkan kecintaan pada
seni tari dan musik pada anaknya. Ia bersama dengan para pelajar yang mondok di rumahnya
entah seminggu sekali atau seminggu dua kali, mengadakan latihan tari-tarian wayang
bertempat di Taman Seni Panti Harsoyo. Selain seni tari-tarian dan musik, juga diadakan
pelatihan seni beladiri.106 Strategi mendidik ala Tjokroaminoto ini sangat cerdas karena
menggunakan seni untuk menubuhkan sikap cinta akan tanah air Indonesia. Dalam kesenian
melalui tokoh Hanoman yang melambangkan simbol perjuangan untuk melawan penindasan
yang sedang terjadi oleh penjajah Belanda dibungkus dengan seni khas Indonesia.

Keadaan yang dialami oleh penduduk pribumi sebagai akibat dari kebijakan Pemerintah
Hindia Belanda kerap kali menjadi bahasan dalam tiap diskusi yang diadakan oleh
Tjokroaminoto. Ia berusaha menanamkan rasa nasionalisme dalam memberikan kesadaran
kebangsaan pada diri para anak kost.107 Maka ini merupakan tujuan pendidikan H.O.S

106
Pradana.
107
Pradana.
45
Tjokroaminoto untuk mencetak pemuda yang cerdas dalam bidang ilmu agama dan ilmu umum
yang berjiwa Nasionalisme.

Tjokroaminoto dengan cermat bisa menggali nilai-nilai sosialisme yang bersumber dari
ajaran agama dan disinergikan dengan tradisi-tradisi sosial dalam masyarakat Jawa. Anggapan
‘Ratu Adil’ kemudian melekat dalam dirinya yang dianggap mampu memberikan suatu solusi
baru bagi perjuangan pribumi. Sosialisme sebagai sumber dari nilai-nilai etika, menurut
pemikirannya tidak lepas dari ajaran-ajaran dalam agama (Islam). Tjokroaminoto beranggapan
bahwa tidak ada sosialisme maupun isme-isme yang lain, yang lebih baik dari pada Sosialisme
yang berlandaskan Islam. Tjokroaminoto menambahkan bahwa sumber nilai-nilai sosialisme
Islam adalah firman Tuhan yang terdapat dalam kitab suci. Sosialisme bukan sesuatu yang harus
ditentang selama itu berlandaskan pada ajaran Islam. Sosialisme Islam menurut Tjokroaminoto
(1963:29-32) adalah paham yang mengajarkan kemerdekaan sebagai seorang bangsa,
persamaan derajat sebagai manusia, dan persaudaraan sebagai kesatuan umat.108

Tjokroaminoto mengata-kan bahwa sosialisme hanyalah bisa menjadi sempurna apabila


tiap-tiap manusia tidak hidup hanya untuk dirinya sendiri, tetapi hidup untuk keperluan
masyarakat bersama. Ia menambahkan bahwa sudah sepatutnya manusia mengesampingkan
sifat meterialis dan individualis yang hanya akan menghambat berkembangnya sosialisme
dalam masyarakat. Menurut Tjokroaminoto materialisme erat kaitannya dengan egoisme dan
nafsu dalam mengejar kesenangan untuk diri sendiri. Nilai-nilai sosial ditanamkan oleh
Tjokroaminoto melalui kesadaran kebangsaan yang dibangun olehnya. Ia berusaha
menyadarkan anak-anak kost untuk turut prihatin dengan nasib yang tengah dialami penduduk
Hindia Belanda. Sikap sosialis anak-anak kost Tjokroaminoto kemudian tertuang pada sikap
dan perjuangan anak-anak kost dalam dunia organisasi maupun tulisan-tulisan yang banyak
mengkritisi kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang dianggap kurang memihak pada warga
pribumi.109

Pengajaran Islam oleh Tjokroaminoto, beserta diskusi yang dilakukan bersama tokoh-
tokoh Islam, turut memberikan pengaruh dalam diri Soekarno. Kecenderungan Soekarno untuk
lebih dekat dengan Islam merupakan sebuah konsekuensi logis dari pendidikan yang
didapatkannya. Rumah Tjokroaminoto menjadi rumah ideologis-dialogis, yaitu tempat
bertemunya tokoh-tokoh yang mempunyai perbedaan ideologi. Ideologi dari ‘sisi kanan’ hingga

108
Pradana.
109
Pradana.
46
‘sisi kiri’ masuk kedalam rumah Tjokroaminoto. Masuknya ideologi yang kemudian terolah
dalam proses dialog, memberikan pengaruh dalam pemikiran para pemuda penghuni rumah
kost. Tiap proses dialog menjadi suatu ruang transformasi budaya maupun pemikiran.110

Pendidikan yang diterapkan oleh Tjokroaminoto kemudian memberkan pengaruh pada


aktifitas dan pola pemikiran anak-anak kostnya. Banyak diantara anak-anak kost
Tjokroaminoto yang kemudian mengikuti jejak langkahnya untuk aktif dalam dunia organisasi
pergerakan dan penulisan. Melalui pemikiran dan tindakan H.O.S Tjokroaminoto, ketauladanan
seorang Tjokraminoto banyak dicontoh oleh anak-anak kostnya. Banyak diantara anak-anak
kost Tjokroaminoto yang terpengaruh oleh pemikiran Tjokroaminoto. Pengaruh tersebut berupa
pemahaman tentang Islam, kesadaran kebangsaan, sikap sosial, aktif dalam dunia organisasi,
aktif dalam dunia penulisan dan pidato. Sikap sosialis juga terwujud dalam kesetiaan kepada
keluarga Tjokroaminoto. Banyak diantara anak-anak kost Tjokroaminoto yang kemudian
mengikuti jejaknya dalam dunia pergerakan. Perjuangan anak-anak kost Tjokroaminoto dalam
melawan penjajahan dilakukan melalui tulisan-tulisan di berbagai surat kabat. Anak-anak kost
Tjokroaminoto kemudian juga banyak yang mendirikan dan aktif dalam organisasi maupun
partai-partai politik dimasa pergerakan nasional. Diantaranya Herman Katowisastro yang
menjabat sebagai ketua Indische Vereneging pada 1922, Soekarno mendirikan Partai Nasional
Indonesia pada 1927, dan Abikoesno Tjokrosujoso mengiuti jejak Tjokroaminoto dalam
kepengurusan Partai Sarekat Islam. Sedangkan Musso, Alimin, dan Semaoen belakangan
menjadi tokoh dalam Partai Komunis Indonesia.111

Pengaruh pemikiran sosialisme Islam ala H.O.S Tjokroaminoto bisa terlihat pada
pergerakan Sarekat Islam dan pada konsep pendidikannya. Dari rasa kesedihan H.O.S
Tjokroaminoto dan keadaan menindas yang dilakukan oleh Belanda terhadap masyarakat
pribumi terutama menindas pedagang Islam yang berselisih dengan pedagang Cina yang
didukung oleh Belanda ini sehingga timbul keinginan untuk melawan Belanda guna untuk
melawan ketidak adilan dibidang sosial maka ini adalah implementasi pemikiran sosialisme
Islam H.O.S Tjokroaminoto dalam bidang pergerakan politik untuk bisa mensejahtrakan dan
membebaskan kaum tertindas dari belenggu penjajahan Belanda. Dari Sarekat Islam inilah
pemikiran Sosialisme Islam H.O.S Tjokroaminoto bisa dipraktikan untuk mewujudkan cita-cita
nya seperti sosialisme yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat dengan
membebaskan budak belian, oleh karena itu melalui SI Tjokroaminoto terus berjuang demi

110
Pradana.
111
Pradana.
47
rakyat yang di tindas untuk merdeka dan bebas dari penjajahan Belanda yang telah
menyengsarakan masyarakat Indonesia

48
BAB IV

A. Simpulan
Rade Mas Said Tjokroaminoto Tjokroaminoto lahir di Tegalsari Ponorogo Jawa Timur
pada tanggal 16 Agustus 1882 yang bertepatan dengan meletusnya gunung Krakatau di Banten
beliau keturunan Ningrat atau darah biru bangsawan dari Surakarta dan juga cucu dari
Susuhunan. Gelar Hajinya pun merupakan lambang dari kealiman beliau dan juga keturunan
Kiai masyhur yaitu Kiai Bagoes Kesan Besari yang memiliki Pesantren di Tegal sari Kabupaten
Ponorogo. Beliau kemudian memperistri dari Susuhunan II.

H.O.S Tjokroaminoto yang juga sebagai tokoh sentral pergerakan nasional juga
merupakan penulis yang kritis dan tulisannya yang tajam. Karya-karya H.O.S Tjokroaminoto
menjadi buku pegangan wajib aktifis-aktifis Islam sampai akhir orde lama. Disela-sela
kesibukan beliau sebagai ketua CSI (Central Sarekat Islam), beliau masih menjadi direktur
sekaligus pimpinan redaksi dari harian Oetoesan Hindia yang berkantor di Surabaya. Tidak
hanya itu, secara khusus ia menyempatkan menuliskan beberapa karya tulis. Karya tulis itu
adalah :

1. Islam dan Sosialisme pada tahun 1924

2. Program Asas dan Program Tandhim Partai Sarekat Islam Indonesia pada tahun 1930

3. Tarich Agama Islam, Riwayat dan Pemandangan atas Kehidupan dan Perjalanan Nabi
Muhammad pada tahun 1931

4. Reglemen Umum Bagi Ummat Islam pada tahun 1934

H.O.S. Tjokroaminoto dalam pembahasan tentang sosialisme Islam secara spesifik


menyebut bahwa sosialisme yang dimaksudnya adalah sosialisme yang bersandar kepada
agama (Islam) yang wajib dilakukan oleh umatnya sepanjang hal tersebut merupakan perintah
agama Islam. Sosialisme sebagaimana dimaksud adalah sosial-isme yang telah berkembang
kurang lebih selama tiga belas abad serta telah dipraktikkan sejak zaman Rasulullah
Muhammad S.A.W. dan bukanlah sosialisme yang lahir dari pengaruh bangsa Eropa. Sosial-
isme Islam adalah pergerakan sosialisme yang dikontrol oleh identitas keislaman untuk
mencapai kesempurnaan hidup di dunia maupun akherat

Pemikiran sosialisme Islam Tjokroaminoto yang diimplementasikan pada bidang


pendidikan menurutnya pendidikan harus berdasarkan pada sumber Islam yakni al-Quran dan
al-Hadits. Konsep apapun harus menggunakan ajaran Islam sebagai dasar utama. H.O.S.
49
Tjokroaminoto dalam melaksanakan pendidikan berdasarkan kepada kedua sumber tersebut,
hal ini tidak terlepas dari pemikiran beliau mengenai sosialisme Islam yang bersumber pada Al-
quran dan Al-hadits dan praktek sosialisme Islam ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW
sebagai uswatun hasanah bagi kita. Menurut H.O.S. Tjokroaminoto ilmu harus diperoleh
dengan akal, tetapi tidak boleh dipisahkan dari pendidikan budi pekerti dan pendidikan rohani.
Ia mengakui bahwa Islam yang bersumber al-Quran dan al-Hadits itulah yang memajukan
berbagai ilmu. Oleh karena itu pendidikan harus berdasar dan tidak boleh menyimpang dari
sumber Islam tersebut.

Dalam strategi pendidikan H.OS Tjokroaminoto bagi anak dan penghuni kost
menerapkan sikap disiplin dan tegad yang kuat Penanaman nilai kedisiplinan inilah yang
kemudian membuat banyak anak kostnya menjadi individu-individu yang memiliki sikap dan
sifat keras, dalam artian disiplin. Pendidikan agama menjadi salah satu cara yang digunakan
oleh Tjokroaminoto untuk mengimbangi pendidikan barat yang didapat oleh anaknya dari
sekolah-sekolah Belanda. Tjokroaminoto melihat banyaknya diskriminasi yang dialami oleh
pribumi yang dilakukan orang-orang Belanda. Beliau tidak menyetujui aturan yang berkaitan
dengan sembah-jongkok ketika seorang pribumi bertemu dengan orang Belanda.Ia
mengajarkan bahwa tiap-tiap orang Islam tidak boleh takut kepada siapa atau kepada apapun
juga, kecuali Tuhannya. Ia mengajarkan tentang pentingnya kemerdekaan, persamaan dan
persaudaraan. Menurut Derajat (2008:86) pendidikan agama memiliki tujuan berupa asuhan
dan bimbingan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai bimbingan-nya dapat memahami
serta mengamalkan ajaran agama serta menjadikan ajaran agama sebagai pedoman hidup.
Pemikiran sosialisme Islam Tjoroaminoto mengenai sikap diskriminasi penjajah Belanda yang
mengharuskan pribumi melakukan sembah jongkok bukan hanya melambangkan sikap
menghormati penjajah namun juga memiliki makna penggeseran akidah yang seolah-olah harus
taat dan patuh kepada mahluk, padalah dalam Islam sikap taat dan patuh haruslah kepada Tuhan
yaitu Allah SWT, dalam artian semua manusia sama baik bangsa eropa maupun bangsa
Indonesia tidak boleh ada sikap ekpoitasi dan diskriminasi.

B. Saran
Dari uraian diatas kita mengetahui tentang biografi H.O.S Tjokroaminoto, karyanya,
pemikiran Sosialisme Islam dan pengaruhnya di Sarekat Islam dan dalam bidang pendidikan,
oleh karena itu dimungkinkan untuk penelitian selanjutnya bisa membahas mengenai; pertama,
Interpretasi Sosialisme Islam H.O.S Tjokroaminoto dalam menghadapi globalisasi dan
ekploitasi dalam bentuk baru. Diantara masalahnya adalah apakah pemikiran Tjokroaminoto
50
tentang sosialisme Islam masih relevan dengan permasalahan manusia pada zaman sekarang
yang semakin komplek?. Kedua, Tinjauan karya sejarah Tjokroaminoto dalam buku “Tarich
Agama Islam” dalam upaya membangkitkan optimisme bangsa Indonesia. Dalam hal tujuan
mempelajari sejarah disebutkan bahwa harus bisa mempentuk jiwa-jiwa nasionalis atau jiwa
yang cinta kepada Negara. Permasalah pertama pada penelitian lanjutan ini apakah benar
dengan mempelajari sejarah khususnya karya sejarah Tjokroaminoto yang berjudul Tarich
Agama Islam bisa membentuk jiwa yang Nasionalis dan membangkitkan optimisme bangsa
Indonesia?.

51
DAFTAR PUSTAKA

Alfiah, Pemikian Dan Perubahan Politik Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1981)

Amelz, HOS Tjokroaminoto Hidup Dan Perjuangannya Jilid I (Jakarta: Bulan Bintang, 1952)

Amin, M. Masyhur, H.O.S Tjokroaminoto, Rekonstruksi Pemikiran Dan Perjuangannya


(Yogyakarta: Cokroaminoto University Press, 1995)

Aslati, ‘KONSEP-KONSEP DASAR SISI SOSIALISME ISLAM’, RISALAH, 26.1 (2015),


1–14

Atmaja, Ahmad Porwo Edi, ‘Individualisme, Kolektivisme, Dan Kejujuran Membaca


Persoalan Siami Melalui Paradigma’, Makalah, 2011

Bainatun, Siti, ‘Islam Dan Sosialisme Dalam Perspektif Hos Tjokroaminoto Dan Moh Hatta’
(UIN Raden Intan, 2017)

Budi Setyarso, Sunudyantoro Dkk, Tjokroaminoto Guru Para Pendiri Bangsa (Jakarta: PT
Gramedia, 2016)

Cahya, Isnina Intan, ‘Pandangan Islam Dan Politik HOS Tjokroaminoto’, Journal of
Chemical Information and Modeling, 53 (2013)
<https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004>

Darussalam, ‘Sosialisme Islam ( Tela ’ Ah Pemikiran H .O.S Tjokroaminoto )’, Skripsi, 2013

Fogelman, William Ebenstein & Edwin, Isme-Isme Dewasa Ini, Edisi 9 (Jakarta: Erlangga,
1990)

Fuadi, Ach., ‘RADEN HAJI OEMAR SAID TJOKROAMINOTO (Studi Tentang Pemikiran
Dalam Perkembangan Sarikat Islam Tahun 1912-1934)’, 1991

Gonggong, Anhar, H.O.S Tjokroaminoto (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,


1985)

HADI, IMAM ANAS, ‘IMPLEMENTASI PEMIKIRAN H.O.S COKROAMINOTO


TENTANG PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI UNIVERSITAS COKROAMINOTO
YOGYAKARTA’, TESIS, 2012

Kristeve, Nur Sayyid Santoso, ‘SEJARAH IDEOLOGI DUNIA: KAPITALISME,


SOSIALISME, KOMUNISME, FASISME, ANARKISME DAN MARXIZME,
KONSERVATISME’, 2010 <www.sosiologidialektis.wordpress.com>

Manan, Firman, ‘Sosialisme Islam: Perspektif Pemikiran Politik H.O.S. Tjokroaminoto’,


Jurnal Wacana Politik, 1.1 (2016) <https://doi.org/10.24198/jwp.v1i1.10543>
52
Nadwi, Mas’ud An, Islam Dan Sosialisme (Bandung: Risalah, 1983)

Noer, Deliar, Pemikiran Politik Di Negara Barat (Bandung: Mizan, 1999)

Pradana, Rintahani Johan, ‘Strategi Pendidikan Tjokroaminoto Dalam Rumah Kost


Soeharsikin Surabaya (1912-1922)’, Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Umum, 2014
<http://www.e-jurnal.com/2016/07/strategi-pendidikan-tjokroaminoto-
dalam.html#more>

Rizal, Peranan Haji Oemar Said Tjokroaminoto

Sudjana, Ohan, Liku-Liku Perjuangan Syarikat Islam (Jakarta: DPP PSII, 1999)

Sukarna, Suatu Studi Ilmu Politik Ideologi (Bandung: Alumni, 1981)

SYAHARUDDIN, ‘INTERPRETASI KONSEP SOSIALISME ISLAM H.O.S


TJOKROAMINOTO DALAM MERESPON TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI
ERA KONTEMPORER’, TESIS, 2017

Syam, Firdaus, Pemikiran Politik Barat; Sejarah, Filsafat, Ideologi Dan Pengaruhnya
Terhadap Dunia Ketiga (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)

Syariati, Ali, Tugas Cendikiawan Muslim (Yogyakarta: Salahuddin Press, 1982)

Tjokroaminoto, H.O.S, ‘Islam Dan Sosialisme’, 2012

———, Tafsir Program Asas Dan Program Tandhim Syarikat Islam (Jakarta: Yayasan Bina
Sari, 1985)

Zulaikah, ‘KAPITALISME DAN ISLAM (Sebuah Telaah Kritis Konsep Islam Atas Konsep
Kapitalis)’, 6 (2011)

53

Anda mungkin juga menyukai