Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“POLITIK DINASTI”

Makalah ini diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Politik

Dosen Pengampu: GESIT YUDHA

Disusun Oleh:
Ahmad apandi (1831040269)
Damayanti Nur Azizah (1831040112)
Sarah Cut Aureal Agasfa (1831040135)

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA-AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya kepada seluruh
makhluk dan hamba-Nya. Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan
kepada junjungan kita, tauladan kita, nabi besar Muhammad SAW, karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
disusun dengan sederhana ini yang berjudul politik dinasti

Makalah ini merupakan sumbangan pikiran dari kami guna memenuhi


tugas makalah pada mata kuliah antropologi politik. Berikut kami
persembahkan makalah ini, yang kami harap dapat menambah wawasan , dan
berguna bagi kita semua. khususnya bagi mahasiswa/i Fakultas Ushuluddin
Prodi Pemikiran Politik Islam.

Kami mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat banyak


kekurangan. Seperti kesalahan tanda baca, kurang efektifnya bahasa yang
digunakan, terdapatnya kata atau kalimat yang menyinggung perasaan,
ketidaksesuaian isi, ketidakjelasan bacaan serta tidak lengkapnya informasi
yang terlampirkan, Karena kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan.

Bandar Lampung, 28 februari 2020

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................5

BAB II: PEMBAHASAN..................................................................................6


1. Politik Dinasti...........................................................................................7
1.1. Demokrasi Pada Politik Dinasti.............................................................10
1.2. Politik Dinasti Pada Politik Modern......................................................13
1.3. Faktor-Faktor Politik Dinasti.................................................................15
1.4. Politik Dinasti Pada Otonomi Daerah....................................................17
1.5. Politik Dan Keluarga.............................................................................19
1.6. Upaya Pencegahan Implikasi Politik Dinasti........................................22
1.7. Politik Dinasti Di Provinsi Lampung....................................................25

BAB III: PENUTUP.........................................................................................26

KESIMPULAN............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dinasti Politik Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa


Indonesia sejak zaman kerajaan, penjajahan, kemerdekaan sampai masa
reformasi sekarang. Para founding father bangsa telah merumuskan secara
seksama sistem politik yang menjadi acuan dalam pengelolaan negara. Hal ini
tentunya dilakukan dengan melihat kondisi dan situasi bangsa pada saat itu.
Sistem politik Indonesia pada masa reformasi saat ini mengalami
perkembangan yang sangat signifikan. Bermunculan lembaga dan sistem yang
baru dalam rangka merespon permasalahan bangsa yang semakin kompleks.
Sistem Politik Indonesia adalah keseluruhan kegiatan (termasuk pendapat,
prinsip, penentuan tujuan, upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan,
skala prioritas, dll) yang terorganisir dalan negara Indonesia untuk mengatur
pemerintahan dan mempertahankan kekuasaan demi kepentingan umum dan
kemaslahatan rakyat. Kemudian untuk mewujudkan semua tujuan sistem
politik di Indonesia membutuhkan suprastruktur dan infrastruktur yang baik.
Mereka adalah lembaga negara (Presiden dan Wakil Presiden, MPR, DPR,
DPD, MA, MK, KY dan lembaga lainnya) sebagai kekuatan utama dan
didukung oleh partai politik, organisasi masyarakat, media komunikasi politik,
pers, untuk menyalurkan aspirasi masyarakat agar kebijakan pemerintah
sesuai dengan hati rakyat.

B. RUMUSAN MASALAH
Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka
permasalahannya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Politik Dinasti?

4
2. Bagaimana Politik Dinasti di Indonesia dan bagaimana
perkembangannya?

3. Apa yang dimaksud Demokrasi Politik Dinasti di Indonesia?

4. Apa faktor-faktor Politik Dinasti?

5. Bagaimana peran serta dalam Politik Dinasti di Indonesia?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui apa itu Politik Dinasti


b. Mengetahui Politik Dinasti di Indonesia dan perkembangannya.
c. Mengetahui Demokrasi Politik Dinasti.
d. Mengetahui apa saja Faktor-faktor Politik Dinasti.
e. Mengetahui peran serta dalam Politik Dinasti di Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. POLITIK DINASTI

Menurut Ernesto Dal Bo (2006) Politik dinasti terjadi apabila seorang


politisi mempunyai hubungan keluarga dengan politisi sebelumnya. Hal ini
senada dengan pengertian dari Pablo Querobin (2011) yang menyatakan
bahwa politik dinasti merupakan bentuk khusus dari upaya elite poltitik untuk
mempertahankan kekuasaan yang mana satu atau beberapa kelompok
keluarga memonopoli kekuasaan politik. Menurut Casey (2009) “political
kinship or political family membership is defined as either a tie of affinity or a
consanguineous connection within two generations from the candidate”.
(kekerabatan politik ataupun keluarga politik terjadi apabila terdapat
hubungan darah ataupun perkawinan dalam generasi kandidat pejabat
politik).1

Pengertian Politik Dinasti Politik dinasti merupakan sekumpulan


orang atau elit penguasa yang masih memiliki hubungan keluarga dekat yang
saling mendukung dan secara bergantian menduduki kekuasaan melalui
pemilihan pada periode masing-masing. Politik dinasti ialah sebuah
kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait
dalam hubungan kelurga atau kerabat dekat. Politik dinasti sebenarnya
berlawanan dengan paham demokrasi, karena didalam politik dinasti yang
menjadi dasar sekaligus tujuan adalah kepentingan pribadi.2

1
Purwaningsih,titin.Politik kekerabatan dan kualitas kandidat di sulawesi selatan. Jurnal politik. Vol 1.
No 1, agustus 2015. Yogyakarta. Hlm 101.
2
Purwanti.Sri. politik dinasti dalam kepemimpinan desa. (Skripsi Pemikiran Politik Islam UIN Raden
Intan. 2018) hlm 32

6
Politik dinasti menunjukkan bahwa kerabat dekat atau keluarga
merupakan alat yang sangat tepat untuk membentuk kekuasaan yang kuat.
Dengan menggunakan alat-alat kelengkapan demokrasi seperti partai politik,
lembaga, dan institusi negara, serta media massa. Peralatan sistem demokrasi
tersebut digunakan bukan untuk menopang sistem demokrasi melainkan
memanipulasinya menjadi sistem oligarki. Politik dinastui menjadi ruang
perebutan kekuasaan dan penimbun kekayaan antara para oligarki. Politik
dinasti perlu dibatasi karena pertimbangan sebagai berikut:

a. Politik dinasti mengarah pada terbentunya kekuasaan yang absolut. Bila


jabatan kepala daerah misalnya, dipegang oleh satu keluaraga dekat yang
berlangsung lama secara terus-menerus. Misalnya setelah sepuluh tahun
menjabat, kemudian digantikan oleh istrinya selama sepuluh tahun lagi,
kemudian oleh anaknya dan seterusnya maka akan muncul kekuasaan absolut
yang rawan korupsi akan terbentuk.

b. Pendidikan politik relatif kurang serta penegakan hukum yang lemah, maka
akan menyebebkan proses kontestasi politik menjadi tidak adil dan Politik
dinasti dapat menutup peluang warga negara lainnya di luar keluarganya
untuk menjadi pejabat publik dan perencanaan pembangunan yang buruk.3

Keturunan dan ikatan keluarga memegang peranan penting dalam


kebanyakan keluarga kerajaan. Juga dalam keluarga-keluarga kerajaan di
eropa barat. Dalam sebuah artikel patricia fleming (1973) meneliti politik
perkawinan sejumlah keluarga kerajaan-kerajaan prostetan dalam abad ke-19.
Terbukti bahwa hak atas tahta itu secara sadar dibuat sekuat mungkin melalui
suatu politik perkawinan dan bahwa penyusunan suatu daftar keturunan yang
“tepat” itu merupakan sebuah seni tersendiri.4

1.1 DEMOKRASI PADA POLITIK DINASTI

3
Ibid hlm. 33
4
Claessen. H.J.M. antropologi politik suatu orientasi, Jakarta.1974.Penerbit erlangga. Hlm 76

7
Istilah demokrasi, yang menurut asal kata berarti “rakyat berkuasa”
atau “goverment or rule by the people”. (kata yunani demos berarti rakyat,
kratos/kratein berarti kekuasaan atau berkuasa).5 Definisi yang paling singkat
tentang demokrasi, seperti yang diucapkan oleh Abraham Licoln pada 1863,
yaitu goverment of people, by the people for the people atau dalam istilah
lainnya, seperti yang dikemukakan oleh Schumpeter (1950), the will of the
people yang artinya sebagai “kehendak rakyat”6

Dalam demokrasi sebetulnya yang disebut dinasti politik itu tidak ada
karena konstitusi kita menjunjung tinggi setiap warga negara untuk memilih
dan dipilih. Negara ini milik semua pihak semua rakyat, jadi tidak benar kalau
atas nama demokrasi dan konstitusi lantas kehidupan politik itu didominasi
suatu keluarga atau dinasti. Sehingga setiap warga negara berhak untuk
menduduki jabatan politik sejauh dia dipilih dan dipercaya rakyat. Selama ini
proses pengawasan dan pembatasan praktek politik dinasti hanya diserahkan
kepada landasan etik terkait kepatutan dan kepantasan. Namun yang terjadi
adalah politik dinasti justru berkembang dan terus eksis dalam kehidupan
politik terutama di indonesia.

Sistem politik dinasti lebih banyak mengakomodasi kedekatan


personal tanpa melihat kemampuannya, sehingga merusak sistem demokrasi
yang kita bangun, dinasti politik yang mulai mewabah indonesia merupakan
ancaman. Disamping dapat menutup peluang lahirnya pemimpin yang
berkualitas, juga dapat melahirkan tirani dalam bentuk baru. Politik dinasti,
tidak hanya merugikan secara politik, tapi juga secara ekonomi dapat merusak
persaingan usaha yang sehat, fakta membuktikan, bahwa setiap pemerintahan
cenderung melibatkan orang dekat dalam menopang kebijakan ekonominya,
hal ini terjadi diberbagai negara, tak terkecuali indonesia.

5
Budiarjo,Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta.1972. PT Gramedia Pustaka Utama. Hlm 50.
6
Djafar,Massa. Krisis politik dan proposisi demokratisasi. Jakarta.2015. PT Bumi Aksara. Hlm29.

8
Secara teoritik prkatik politik dinasti menimbulkan berbagai ancaman
promblematis dalam kehidupan politik di aras lokal. Praktik dinasti politik
dalam kerangka konsolidasi demokrasi lokal relah mempersempit ruap
partisipasi publik sekaligus mengesampingkan salah satu prinsip dasar
demokrasi, yakni kesetaraan publik.7

Menurut pandangan Alhumani, peneliti sosial di University Of Sussex


Inggris, dinasti politik tidak sesuai dengan prinsip meritokrasi. Sebab, proses
rekerutmen didasarkan pada sentimen kekeluargaan, bukan kompetensi.
Menerutnya jika terus berlanjut, gejala ini bisa kontraproduktif bagi ikhtiar
membangun sistem demokrasi modern. Dominasi kekuasaan oleh sekelompok
elit lokal atau keluarga yang demikian itu pada akhirnya akan menimbulkan
kerawanan terjadinya berbagai bentuk penyalahgunaan (korupsi) kekuasaan
politik maupun ekonomi.

Menurut susanti (2017), di dalam demokrasi yang ideal rakyat


memiliki peluang yang lebih besar untuk terlibat dalam proses politik. Ruang
partisipasi sangat terbuka bagi seluruh masyarakat untuk ikut berkontestasi
memperebutkan jabatan-jabatan publik. Adanya fenomenan politik dinasti
membuat masyarakat terhalang oleh status atau hak-hak sosialnya. Dinasti
politik telah menciptakan pragmatisme politik dengan mendorong kalangan
elite politik untuk menjadi pejabat publik. 8

Problem utama dari dinasti politik adalah tidak dibangunnya


berdasarkan kompetensi dan kemampuan. Sistem meritokrasi dinilai sangat
cocok dengan iklim politik indonesia. Sistem meritokrasi untuk membangun
demokrasi utuh di indonesia. Meritokrasi merupakan bentuk sistem politik
yang memberikan penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau
kemampuan. Di sampin mengedepankan kualitas, kapasitas dan kecakapan

7
Aprilia, Politik Dinasti Dalam Rekrutmen Calon Legisllatif PDIP Padan Pemilu Legislatif 2019, (SKRIPSI
Universitas Lampung.2019) Hlm 22
8
Ibid Hlm 23

9
seorang pemimpin, sistem tersebut juga dapat mengikis sistem dinasti
dianggap sebagai suatu bentuk sistem masyarakat yang sangat adil dengan
memberikan tempat kepada mereka yang berprestasi untuk duduk sebagai
pemimpin.

Sebagaimana dikemukakan anas urbaningrum mantan ketua umum


partai demokrat, untuk membangun demokrasi yang sempurna, sistem
meritokrasi harus diutamakan. Hal tersebut diperlukan dalam proses
rekuitmen jajaran pemerintah guna menempatkan seseorang pada jabatan
yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan prestasinya.9

Selain kelemahan dari konsep demokrasi, tidak terjadinya sirkulasi


elite dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertama, hubungan antara penguasa
dengan rakyat masih diwarnai oleh pola hubungan patronase budaya dan
klientelisme ekonomi politik yang kuat. Budaya patronase dan klientelisme ini
semakin memperkuat politik kekerabatan karena kandidat dari keluarga
politik yang mempunyai sumberdaya ekonomi yang dibutuhkan untuk
memelihara patronase (patronase adalah sebuah pembagian keuntungan
diantara politisi untuk menditribusikan sesuatu secara individual kepada
pemilih, para pekerja mendapatkan dukungan politik dari mereka) dan
klientelisme (klientalisme adalah jaringan antara orang-orang yang memiliki
ikatan sosial, ekonomi dan politik yang didalamnya mengandung elemen
iterasi, status inequality dan resiprokal). Hal ini bisa dilihat dari prefensi
rakyat dalam pemilu yang masih banyak melihat kepada siapa elte-elite yang
ada dalam pencalonan daripada kapasitas dan kapabilitas kandidat. Kedua,
masih kuatnya oligarki partai sehingga dalam rekrutmen politik juga sangat
diwarnai oleh kepentingan elite partai.10

1.2 POLITIK DINASTI DALAM POLITIK MODERN


9
Hidayati,Nur. Dinasti politik dan demokrasi indonesia. (Orbith Vol. 10 No. 1 Maret 2014).Politeknik
Negeri Semarang. Hlm 30.
10
Purwaningsih,titin.Politik kekerabatan dan kualitas kandidat di sulawesi selatan. Jurnal politik. Vol
1. No 1, agustus 2015. Yogyakarta. Hlm 120.

10
Dinasti politik dalam dunia politik modern dikenal sebagai elit politik
yang berbasiskan pertalian darah atau perkawinan sehingga sebagian
pengamat politik menyebutnya sebagai oligarkhi politik. Dalam konteks
indonesia, kelompok elit adalah kelompok yang memiliki kemampuan untuk
yang mepengaruhi proses pembuatan keputusan politik. Sehingga mereka
kadang relatif mudah menjangkau kekuasaan atau bertarung memperebutkan
kekuasaan.11

Momentum transisi dari otoritarianisme menuju demokrasi yang


kemudian ditandai dengan kebijakan otonomi daerah sangat dimanfaatkan
oleh kelompok elit untuk berkuasa secara penuh di daerahynya baik
berkontestasi untuk menjadi elit pemenang maupun bersinergi satu sama lain
yang pada umumnya disatukan melalui jalur perkawinan . maka tidaklah
mengherankan kemudian otonomi daerah melahirkan raja-raja kecil di daerah.
Berkembangnya dinasti politik di aras lokal juga bisa ditafsirkan sebagai
bentuk “cendanisasi” lokal. Istilah cendanisasi merujuk pada keluarga
cendanan semasa 32 tahun kepemimpinan presiden soeharto yang sangat
berkuasa dalam ekonomi-politik indonesia. Semua pos-pos kunci
pemerintahan dikuasai anak, menantu, kemenakan, maupun kerabat lainnya,
sehingga kekuasaan tersebut menjadi langgeng selama tiga dekade
pemerintahan. Pola itulah yang sebenarnya sedang berkembang dan dicontoh
oleh para keluarga elit lokal bahwa proses demokrasi lokal bisa ditelikung
dengan menempatkan kerabat dalam posisi strategis daerah.12

Perkembangan suatu dinasti politik didahului dengan menguatnya


kekuatan informal dalam masyarakat yang secara perlahan menguasai
jalannya pemerintahan. Dinasti politik dalam ranah politik lokal merupakan

11
Bathoro,Alim. Perangkap dinasti politik dalam konsolidaso demokrasi. (VOL 2, NO 2, 2011) jurnal
FISIP UMRAH. Hlm 117.
12
Raharjo djati,wasisto. MASYARAKAT, revivalisme kekuatan familisme dalam demokrasi: dinasti
politik aras lokal (Jurnal sosiologi vol 18, no 2, juli 2013) FISIP UI. Hlm 212.

11
varian lain dari perkembangan elit yang kemudian menggunakan keluarga
sebagai media kekuasaan.

Hal yang terpenting dalam membahas dinasti politik bukanlah


dimaknai dari output-nya saja sebagai bentuk patrionalisme. Namun kemudian
bagaimana kita menempatkan dinasti politik sebagai bagian dari proses input
dalam transisi demokrasi yang tidak sempurna. Adapun yang dimaksudkan
dengan input dalam konteks ini adalah bagaimana sumber-sumber kekuasaan
dinasti politik tersebut dibangun melalui kekuatan keluarga sehingga dapat
berkembang menjadi kartel politik yang besar.

Terdapat tiga Karaktersistik mendasar dalam menganalisis dinasti


politik. Pertama, Fungsi partai politik yang melemah di aras lokal karena
terkooptasi oleh para elit daerah. Pada akhirnya timbul sikap pragmatisme dari
partai politik dengan cenderung mengangkat elit dan keluarganya menjadi
pejabat publik daerah. Kedua, neo-feodalisme yang menguat di daerah, yakni
revitalisasi kekuatan tradisional dalam arena politik modern yang berbasis
tribalisme, regionalisme, premanisme, dan lain sebagainya. Ketiga, biaya
politik yang mahal dalam setiap pemilukada mereduksi partisipasi politik aktif
dari masyarakat. Demokrasi lokal yang asensinya menjembatani partisipasi
politik aktif maupun pasif masyarakat justru terjebal dalam logika demokrasi
yang mahal baik dalam proses pengajuan kandidat hingga pemilihan. Hal
inilah yang kemudian melanggengkan para elit untuk berkuasa13

Dalam setiap suksesi pemerintahan selalu muncul kecendrungan dari


kepala daerah yang berperan sebagai king maker dalam proses suksesi
kekuasaannya untuk digantikan dengan penggantinya yang telah ditunjuk
sebelumnya. Yang menginginkan transisi kekuasaan berjalan damai agar
“dosa-dosa kekuasaan” terdahulu dapat disimpan rapat dengan mengangkat
penggantinya dari kerabat sendiri. Hal inilah yang menjadikan penguasa

13
Ibid hlm. 213

12
condong memilih keluarganya untuk dapat menutupi aib politiknya di masa
lampau.

Menurut marcus mietzner (2009), dalam paper yang berjudul


indonesia’s 2009 elections: populisme, dynasties and the consolidation of the
party system., menilai bahwa kecendrungan politik dinasti cukup menguat
dalam politik kontemporer indonesia. Praktik politi dinasti menurutnya tidak
sehat bagi demokrasi. Antara lain karena kontrol terhadap pemerintah yang
diperlukan dalam demokrasi, misalnya checks and balances menjadi lemah.

Dalam studi marcus meitzer mengenai pemilu 2009, meitzer


menyebutkan bahwa generasi pemimpin politik indonesia pasca otoritarian
memiliki kecendrungan menyiapkan kerabatnya untuk menjadikan pemimpin
indonesia di masa depa.gejala ini mulai nampak manakala pasca 2009 banyak
bermunculan keluarga, saudara, maupun teman dekat menjadi pejabat publik.
Seperti puan maharani dan puti guntur seokarno (soekarno) dan edhie baskoro
yudhoyono (soesilo bambang yudhoyono). Meitzner menilai bahwa dalam
tingkat nasional, gejala dinasti politik sendiri ditandai dengan hubungan darah
langsung yang terindikasi dari klan-klan politik penguasa

Regenerasi kaum muda yang muncul dari keluarga penguasa tersebut


mengindikasikan transisi kekuasaan haruslah berada dalam satu garis linier
keturunan yang sama. Hal itu merupakan bentuk investasi jangka panjang
yang dilakukan penguasa dengan menyiapkan sedini mungkin penggantinya
dengan mengikutsertakan dalam proses politik kepartaian. 14

UUD 1945 UU No. 8 tahun 2012 tentang pemilu 2014, dan UU No. 32
tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan bahwa “tak melarang
orang-orang dalam satu kerabat maju sebagai calon kepala daerah atau caleg.
Namun yang membatasi adalah norma kepatutan.

1.3 FAKTOR-FAKTOR POLITIK DINASTI


14
Ibid 214

13
Norris dan Lovenduski (1993) menyatakan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi masuknya anggota kekerabatan ke dalam politik yaitu
motivasi dan modal politik. Menurut prewitt (dalam kurtz II 1989), keluarga
politik terjadi karena ada dua hal yaitu adanya pewarisan ketertarikan politik
dari orang tua kepada anaknya dan seorang anak meneruskan pekerjaan yang
dilakukan ayahnya. Aspek sosialisasi yang dilakukan oleh orang tua menjadi
salah satu faktor munculnya politik kekerabatan. Selain itu, kandidat dari
keluarga politik biasanya mempunyai modal politik yang memadai yang
terdiri dari jaringan poltik,pendidikan, pengalaman, dan sumber daya
keuangan.15

Politik dinasti yang muncul di Indonesia menunjukkan beberapa


asumsi bahwa dengan berkembangnya politik dinasti maka kemungkinan
besar rakyat hanya akan disuguhkan aktor-aktor politik yang itu-itu saja yang
berasal dari satu keluarga. Menurut Karyudi Sutajah Putra Dan Siti Zuhro ada
empat faktor munculnya politik dinasti sebagai berikut:

-Posisi dalam partai

-Kekuatan jaringan

-Kekuatan modal

-Demokrasi yang tidak sehat.16

Manusia mempunyai bermacam-macam keinginan dan tujuan yang


ingin sekali dicapainya. Untuk itu dia sering merasa perlu untuk memaksakan
kemauannya atas orang atau kelompok lain. hal ini menimbulkan perasaan
pada dirinya bahwa mengendalikan orang lain adalah syarat mutlak untuk

15
Purwaningsih,titin.Politik kekerabatan dan kualitas kandidat di sulawesi selatan. Jurnal politik. Vol
1. No 1, agustus 2015. Yogyakarta. Hlm 105.
16
Purwanti.Sri. politik dinasti dalam kepemimpinan desa. (Skripsi Pemikiran Politik Islam UIN Raden
Intan. 2018) hlm 34.

14
keselamatannya sendiri. Maka dari itu bagi orang banyak, kekuasaan sosial
terdapat dalam semua nilai yang ingin dimilikinya.17

Politik dinasti

1. Kekerabatan / Silsilah

2. Tokoh Agama / Nama


ketokohan yang cukup dikenal

3. Kekayaan / Ekonomi Faktor Politik Dinasti

4. Money Politics

1. Kekuatan Jaringan

2. Posisi Dalam Partai

3. Kekuatan Modal

4. Demokrasi Tidak Sehat

17
Budiarjo,Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta.1972. PT Gramedia Pustaka Utama. Hlm 35.

15
1.4 POLITIK DINASTI PADA OTONOMI DAERAH

Pada pasal 1 undang-undang nomor 32 tahun 2004 dijelaskan bahwa yang


dimaksud dengan otonomi daerah adalah: “kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan”

Dalam undang-undang nomor 8 tahun 2015, salah satu diantaranya adalah


adanya persyaratan untuk calon kepala daerah (Calon Gubernur, dan Calon
Wakil Gubernur, Calon Bupati dan calon Wakil Bupati, Serta Calon Walikota
dan Wakil Walikota) tidak mempunyai ikatan keluarga dengan incubent
seperti yang disampaikan dalam pasal 7 huruf (r) disebutkan bahwa tidak
memiliki konflik kepentingan dengan pertahanan.

Jika diamati secara seksama, maka pasal ini merupakan supaya untuk
mencegah timbulnya dinasti-dinasti politik di daerah. Pada saat ini dinasti
politik mulai muncul diberbagai daerah. Dinasti politik ini memungkinkan
muncul karena tidak ada aturan yang mengatur dan membatasinya. Peraturan
perundang-undangan yang ada tidak mengatur hubungan kekeluargaan
pasangan calon kepala daerah dengan kepala daerah yang berkuasa
sebelumnya (pertahanan). Aturan-aturan yang ada lebih menitik beratkan
pengaturan sistem pemilihan, persyaratan, proses penyelenggara dan lain
sebagainya.18

Dinasti adalah sistem reproduksi kekuasaan yang primitif karena


mengandalkan darah dan keturunan dari hanya beberapa orang. Oleh karena
itu di dalam dinasti tidak ada politik karena peran publik sama sekali tidak
dipertimbangkan, dengan itu, dinasti juga menjadi musuh demokrasi karena
demokrasi, rakyatlah yang memilih para pemimpinnya. Jadi, politik dinasti

18
Saputra,Anwar.Dinasti Politik: Persfektif Teori Politik “Ashabiyyah Ibnu Khladun” .SKRIPSI
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Jakarta,.2017. Hlm 35

16
adalah proses mengarahkan regenerasi kekuasaan bagi kepentingan golongan
tertentu (contohnya keluarga elite) untuk bertujuan mendapatkan atau
mempertahankan kekuasaan disuatu negara. Kita dapat melihat beberapa
bentuk poltik dunia dalam sistem politik dunia.

Pertama, politik dinasti muncul dalam dimensi yang halus, berupa gejala
dinasti politik yang mendorong untuk keluarga elite-elite lama untuk terus
memegang kekuasaan dipemerintahan yang diturunkan secara demokratis oleh
pendahulu mereka. pada gejala ini, penyesuian terhadap etik demokrasi
modern dilakukan dengan mempersiapkan putra-putri yang bersangkutan
dalam sistem pendidikan dan rekrutmen politik yang sedemikian dini. Jadi
saat mereka muncul, kemunculannya seolah-olah bukan diakibatkan oleh
faktor darah dan keluarga. Melainkan oleh faktor-faktor kepolitikan yang
lebih wajar dan rasional. Meskipun terkadang gelar pendidikan mereka dapat
dibeli dengan nama keluarga mereka.

Kedua, politik dinasti dapat tampil dalam bentuk vulgar dan identik
dengan otoriterianisme, ia muncul dari suatu sistem politik modern yang
sudah ada sebelumnya, dikondisikan sedemikian rupa sehingga rakyat melalui
wakilnya hanya bisa memilih anak atau istri dari keluarga yang sedang
berkuasa. Dengan demikian yang sebenarnya terjadi adalah poltik dinasti yang
dipilih bukan secara sukarela oleh rakyat tetapi secara represif19

1.5 POLITIK DAN KELUARGA

Menurut garzon (2013) dinasti politik yang didasarkan secara murni pada
hubungan darang langsung dalam keluarga (consanguinity) dan hubungan
perkawinan (marriage) dengan klan lainnya. Keluarga politik yang lebih

19
Ibid hlm 36-37

17
lemah posisinya akan mengguntungkan keluarga politik yang lebih kuat,
karena akan menjamin eksistensi keluarga politik yang lemah tersebut.20

Anggota keluarga yang sudah menjadi penguasa atau menduduki


jabatan publik dalam tradisi politik dinasti pada umumnya akan melakukan
praktik nepotisme dengan memberikan berbagai perlakuan itstimewa kepada
anggota keluarga atau kerabatnya, bukan untuk mensejahterkan rakyat dan
memajukan daerahnya. Melainkan dalam rangka membangun (sutisna 2017)

Eisenstadt S.N dan Luis Mengemukakan bahwa pemberian prioritas


kepada anggota keluarga dan kerabat dalam kehidupan politik ini didasarkan
pada empat argumentasi yakni:

1. Kepercayaan (trust), maksudnya bahwa keluarga atau kerabat lebih dapat


dipercaya dan tidak mungkin berkhianat seperti yang lazim dilakukan
politisi pemburu kekuasaan
2. Kesetiaan (loyality), bahwa kerabat akan jauh memiliki loyalitas tinggi
dalam konteks menjalankan semua tugas politik terutama dalam hal
menjaga wibawa dan kehormatan keluarga besar dibandingkan orang lain
3. Solidaritas (solidarity), artinya kerabat dipastikan jauh memiliki tingkat
solidaritas yang tangguh terutama dalam menolong klan keluarga besar
dari kebangkrutan kekuasaan dan kekayaan dibandingkan mereka yang
bukan dari kalangan besar
4. Proteksi (protection) hal ini terkait dengan kepentingan mempertahankan
gengsi dan kehornatan keluarga besar. Mereka yang berasal dari klan yang
sama akan cenderung mampu menjaga apa yang telah memiliki keluarga
dibandingkan orang lain (sutisna, 2017)21

20
Aprilia, Politik Dinasti Dalam Rekrutmen Calon Legisllatif PDIP Padan Pemilu Legislatif 2019,
(SKRIPSI Universitas Lampung.2019) hlm 19
21
Aprilia, Politik Dinasti Dalam Rekrutmen Calon Legisllatif PDIP Padan Pemilu Legislatif 2019,
(SKRIPSI Universitas Lampung.2019) hlm 18

18
Untuk mencapai tujuan, keluarga harus bersatu dengan keluarga-
keluarga lainnya untuk memperoleh kekuatan politik yang cukup guna
mengontrol proses politik lokal. Keluarga-keluarga dengan pengaruh politik
terbesar secara lokal berada dalam posisi terbaik untuk memetik jabatan-
jabatan publik dalam sistem politik dan membangun kontak-kontak tingkat
tinggi yang penting dalam pemerintah negara bagian dan nasional.

HM. Fried, dalam sebuah artikel yang berisi daftar kritiknya, mengkaji
kembali apa yang tetap merupakan ketidaktepatan dan ambiguitasnya (1957).
Kelompok-kelompok keturunan entitas-entitas yang memungkinkan
mensituasikan individu-individu, serta mengkontruksikan garis keturunan dari
seorang leluhur tunggalnya haruslah dibedakan dari kelompok-kelompok garis
keturunan, yang tampil “sebagai kelompok-kelompok korporasi” dalam
situasi-situasi tertentu, serta yang sering menyifatkan lokalitasnya; dan pada
gilirannya, kelompok-kelompok garis keturunan itu harus pula dibedakan dari
klan-klan, yang biasanya didefinisikan dalam hubungannya dengan leluhur
yang jauh serta yang artikulasi internalnya tidaklah bisa dibeberkan
seluruhnya.22

1.6 UPAYA PENCEGAHAN IMPLIKASI NEGATIF POLITIK DINASTI

Lebih lanjut, manakala garis keturunan terkena oleh lokalisasi tertentu,


atas dasar fakta ini, mereka tidaklah membentuk komunitas-komunitas;
mereka hanyalah menjadi “inti” dari komunitas-komunitas macam itu orang
perempuannya dikirimkan ke luar melalui perkawinan, istri-istri diterima dari
luar; mereka ini tetap terkait erat dalam hubungan-hubungan kekerabatan dan
secara itu, dalam istilah leach, merupakan “kelompok-kelompok kompromis”.
Pada tingkat ini ekonomi, dan politik saling terjalin, dan politik pun tampil
dalam semacam jalinan politik dinasti.

22
Balandier, Georges. Antropologi Politik. Rajawali Pers. Hlm 73

19
Analisa formal atas struktur-struktur garis keturunan ini tidaklah
cukup memperlihatkan karakteristik-karakteristik poltik-nya sesungguhnyalah
, fried terlah terpaksa untuk meningkatkan kriteria identifikasi, serta memberi
peranan penting bagi kriteria jenjang dan stratifikasi yakni, status ketidak
merataannya, serta aksesnya bagi sumber-sumber strategis.

Lebih lanjut lagi, diferensiasi yang terlampau kaku antara wilayah


kekerabatan dan wilayah poltik, membawa kepada pengabaian akibat-akibat
politis dari yang pertama, teristimewa, kemungkinan kekerabatan itu
dipergunakan dalam bermainnya persaingan. Pembengkakan istri-istri,
keturunan-keturunan dan persekutuan-persekutuan adalah cara yang sering
dibuat untuk memperkuat (atau melanggengkan) kekuasaan. Ada korelasi-
korelasi yang lebih kompleks. 23

Berkaitan dengan regulasi peraturan perundang-undangan di indonesia


tampaknya juga masih memberikan kewenengan yang amat besar kepada
pejabat politik, terutama kepala daerah, dampaknya kepala daerah seringkali
bertindak layaknya “raja-raja kecil” yang bebas berkuasa. Wewenang yang
amat besar memberi kesempatan dan memacu kepala daerah bertindak
melampaui batas, sehingga mudah terjerumus dalam penyalahgunaan
kekuasaan

Kompleksitas permasalahan yang melatar-belakangi politik dinasti


harus didekati dengan pendekatan yang sistematis, holistik, dan berkelanjutan,
berikut sejumlah upaya agar diharapkan mampu menghilangkan implikasi
negatif dari dinasti politik.

Pertama, perbaikan terhadap regulasi, pembatasan seseorang


(termasuk dari dinasti) untuk mengikuti pilkada masih menjadi pro dan
kontra. Meski mahkamah konstitusi telah membatalkan ketentuan tersebut.
Pembatasan terhadap seseorang yang diduga memiliki hubungan kekerabatan

23
Ibid hlm 74.

20
dengan penguasa sebenarnya cukup efektif untuk mencegah hadirnya dinasti
politik dan muncul tokoh atau kandidat baru yang memiliki kompetensi dan
kualifikasi, serta lebih menjamin pelaksanakan kompetisi secara fair.

Kedua, penegakan integritas penyelenggara pilkada (komisi pemilihan


umum/KPU) dan panitia pengawas (Panwas) dalam menyelenggara pilkada
yang jujur, adil dan transparanimplikasi negatif dari kelemahan maupun
kemungkinan kecurangan dalam pilkada semakin berlipat bila mana pihak-
pihak yang sebenarnya berperan dalam mendesain dan menegakkan aturan
tidak mampu berbuat optimal

Ketiga, pendidikan politik bagi partai politik dan masyarakat.


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecendrungan pemilih (masyarakat)
menjatuhkan pilihan kepada kandidat karena keterkaitan dengan “nama besar”
kecendrungan masyarakat memilih kandidat melihat dari nama besar keluarga
politisi tersebut kontraproduktif bagi kualitas pilihan yang diberikan.

Pendidikan dapat mengubah menjadi cerdas dan pendidikan


meningkatkan partisipasi. Dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik (good govermance) eksistensi masyarakat atau publik yang aktif dan
cerdas diperlukan. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam pemerintahan
maupun pembangunan. Masyarakat dapat berkontribusi sebagai pihak yang
melakukan check and balances tidak berjalan dalam politik dinasti

Keempat, urgensi transparansi, dalam pilkada, jika masyarakat


memiliki akses informasi tentang calon relatif terbatas maka pemilih
cenderung memiliki kesenjangan informasi. Informasi tentang calon tidak
lengkap dan biasa akibatnya pemilih dapat terseret pada pilihan yang keliru,
pemilih semestinya bebas dan mampu menerima informasi secara lengkap dan
menimbang semua pilihan yang ada secara obyektif.24

24
Dwi Astuti Nurhaeni,Ismiprosiding Pelaksanaan Pilkada Serentak Yang Sehat, Jujur, Adil Dan
Ukuntabel. Tanjung Pinang. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Maritim. 2017.Hlm 44-45

21
1.7 POLITIK DINASTI DI PROVINSI LAMPUNG

1. Politik Dinasti Zulkifli Hasan

zulkifli hasan berhasil melenggang kembali sebagai anggota dewan di


senayan. Ia berhasil memperoleh suara signifikan dari daerah pemilihhannya
yaitu dapil 1. Zulkifli hasan sebelumnya telah dua kali terpilih sebagai
anggota DPR dari dapil tersebut yaitu pada pemilu legislatif 2004-2009 dan
pemilu legislatif tahun 2014-2019. Zulkifli hasan dilantil sebagai ketua
majelis permusyawaratan rakyat (MPR) periode 2014-2019 diusia 52 tahun
pada masa pemerintahan Joko Widodo.

Zulkifli hasan sebelum dilantik sebagai ketua MPR juga pernah


menjadi menteri kehutanan di era pemerintahan susilo bambang yudhoyono.
Pria asal lampung ini sudah terjun ke dunia politik sejak tahun 2000. Zulkifli
hasan juga berhasil menempati posisi ketua umum partai amanat nasional
(PAN) periode 2015-2020 setelah mengalahkan ketua umum pertahanan jasa
rajasa dalam kongres partai. Dia juga pernah dipercaya sebagai sekretaris
jenderal PAN pada periode 2005-2010. Adik-adik Zulkifli Hasan juga
memiliki ketertarikan yang sama untuk terjun ke dunia politik yaitu Helmi
Hasan, Zainuddin Hasan, M Hazizi Hasan, dan Ahmad Fitoni Hasan.

Pertama, yaitu helmi hasan, ia merupakan walikota bengkulu dua


periode yaitu periode 2013-2018 dan periode 2018-2023. Helmi hasan juga
menjabat sebagai ketua DPW PAN provinsi bengkulu periode 2015-2020
namun mengundurkan diri pada tanggal 4 oktober 2017. Helmi hasan pada
tanggal 17 maret 2015 ditetapkan sebagai tersangka korupsi dana bantuan
sosial pada tahun 2012 dan 2013 sebesar rp. 11,4 miliar oleh penyidik
kejaksaan negeri bengkulu. Helmi hasan pada tanggal 19 mei 2015 juga
menjadi buronan kejaksaan negeri bengkulu namun pada tanggal 10
september 2015. Status tersangkanya gugur karena pengadilan memenangkan
praperadulan helmi hasan.

22
Ketua yaitu Zainudin Hasan, ia merupakan bupati lampung selatan
periode 2016-2021. Zainudin hasan juga pernah menjabat sebagai ketua DPW
PAN provinsi lampung pada periode 2017-2022 namun dipecat dan posisinya
digantikan Oleh Irfan Nuranda Djafar sebagai ketua DPW PAN yang
ditandatangani oleh ketua umum Zulkifli Hasan dan sekretaris jenderal Edi
Soeparno.

Zainudin hasan pada tanggal 27 juli 2018 ditangkap oleh KPK terkait kasus
suap proyek infrastruktur di Kabupaten Lampung Tengah. KPK berhasil
menyita uang sebesar rp. 700 juta dalam bentuk pecahan Rp. 100 Ribu Dan
Rp. 50 Ribu .

Ketiga yaitu M. Hazizi hasan, ia merupakan ketua fraksi pan dprd provinsi
lampung periode 2014-2019. M. Hazizi hasan pada tanggal 10 feberuari 2017
oleh polres bandar lampung ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan
senilai Rp. 3,5 miliar terhadap kontraktor almarhum syahruddin. M. Hazizi
hasan pada tanggal 9 mei 2017 mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
anggoota DPRD provinsi lampung. Terakhir yaitu Ahmad Fitoni Hasan, ia
terpilih sebagai Ketua Umum DPD PAN Kabupaten Lampung Selatan pada
tanggal 12 april 201625

2 Dinasti Politik Zainal Abidin Pagar Alam

Zainal abidin pagar alam merupakan tokoh yang terkenal di sumatera


bagian selatan termasuk lampung, ia bahkan tokoh yang cukup dikenal secara
nasioanal dan internasional pada masanya, zainal abidin pagar alam memiliki
karir politik yang cemerlang semasa hidupnya, ia pernah menduduki jabatan
sebagai gubernur provinsi lampung pada periode 1966-1972. Ia sebelumnya
juga pernah menduduki jabatan bergensi yaitu bupati lampung utara pada

25
Aprilia, Politik Dinasti Dalam Rekrutmen Calon Legisllatif PDIP Padan Pemilu Legislatif 2019,
(SKRIPSI Universitas Lampung.2019) hlm 58-60

23
tahun 1950, bupati lampung selatan padan tahun1954, buoati belitung pada
tahun 1955-1957, walikota bandar lampung dan residen laresidenan lampung.

Zainal abidin pagar alam merupakan ayah dari Sjachroedin Zainal Pagar
Alam atau lebih dikanl dengan sjachroedin ZP. sjachroedin ZP saat ini
menjabat sebagai duta besar indonesia di kroasia. sjachroedin ZP juga pernah
menjabat sebagai gubernur provinsi lampung dua periode yaitu 2004-2009
dan periode 2009-2014. Sjachroedin ZP memiliki anak-anak yang juga
tertarik untuk terjun ke dlam dunia Politik Yaitu Rycko Menoza, Handitya
Narapayi Szp, Dan Aryodhia Febriansyah SZP.

Rycko Menoza adalah anal pertama dari sjachroedin ZP dan cucu dari
zainal abidin pagar alam, Rycko Menoza merupakan bupati lampung selatan
pada periode 2011-2016 yang diusung oleh partai Demokrat, PDI perjuangan
dan Gerindra. Rycko Menoza sebelum menjabata sebagai bupati lampung
selatan memiliki banyak kegiatan di KNPI Jakarta, IMI, dan pemuda
pancasila lampung. Ia saat ini menjabat sebagai ketua Ikatan Motor Indonesia
provinsi lampung.

Nama baik Rycko Menoza rusak ketika pilkada lampung selatan, ia


dituduh melakukan kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis dalam
pelaksanaan pilkada. Pelanggaran yang dilakukan yaitu pembagian sembako
hampir seluruh daerah di kabupaten lampung selatan. Rycko Menoza
mendapat gugatan pelanggaran dari kandidat yang kalah dalam pilkada namun
gugatan yang diajukan tersebut kanads di mahkamah kontitusi.

Selannjutnya Handitya Narapati SZP, Ia merupakan adik dari Rycko


Menoza. Handitya Narapati SZP pernah menduduki jabatan bergengsi yaitu
sebagai Wakil Bupati Pringsewu pada periode 2011-2016. Kemudian aryodhia
febrinasyah SZP, ia merupakan adik dari Ryccko Menoza dan Handitya
Narapati SZP,, aryodhia febriansyah SZP pernah menjabat sebagai anggota
DPD RI yang berkantor di senayan.

24
Selain anak teryata saudara tertua atau kakak kandung sjachroedin ZP,
syafariah widianti juga ikut terjun ke dalam dunia politik. Syafarian Widianti
atau dikenal dengan Atu Ayi sebagai anggota DPRD provinsi Lampung dalam
periode yaitu 2009-2014 dan perode 2014-201926

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
26
Ibid Hlm 60-62.

25
Dinasti politik merupakan sebuah serangkaian strategi politik manusia
yang bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, agar kekuasaan tersebut tetap
berada di pihaknya dengan cara mewariskan kekuasaan yang sudah dimiliki
kepada orang lain yang mempunyai hubungan keluarga dengan pemegang
kekuasaan sebelumnya. Negara Indonesia adalah Negara republik, dimana
yang namanya dinasti politik harus ditentang keras . karena musuh pertama
republik adalah absolutisme yang digunakan dalam praktik pemerintahan raja-
raja. Politik dinasti diturunkan dari sistem terbelakang ini. Di dalam republik,
para pendiri bangsa kita menetapkan keyakinan pada kerangka kebersamaan
untuk kemaslahatan umum, di mana kekuasaan diproduksi secara sosial
melalui suatu mekanisme demokratis dan partisipatif, bukan diturunkan secara
biologis. Dalam republik, para pendiri bangsayang baik harus membuang cara
pandang unttuk membuat para elite dan keluarga kaya penguasa memandang
diri dan keluarga mereka sebagai makhluk-makhluk istimewa yang berbeda
derajatnya dengan kebanyakan rakyat. Intinya, sejauh kita masih bermaksud
meneruskan republik warisan pendiri bangsa, politik dinasti tidak dapat kita
terima.
B. SARAN

Untuk menghindari terjadinya dinasti, sebaiknya kepala daerah


dipimpin oleh rakyat sendiri. Tetapi, untuk menghindari terjadinya dinasti
politik kerabat dari keluarga kepala daerah tidak mencalonkan menjadi
pejabat yang langsung berhubungan dengan kekuasaan kepala daerah. Jika itu
terjadi kepala daerah tersebut harus mundur dari jabatannya. Misalnya sang
gubernur tidak boleh ada hubungan kerabat dengan walikotanya ataupun
jabatan terkaitnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih,titin.Politik kekerabatan dan kualitas kandidat di sulawesi selatan.


Jurnal politik. Vol 1. No 1, agustus 2015. Yogyakarta

Purwanti.Sri. politik dinasti dalam kepemimpinan desa. (Skripsi Pemikiran Politik


Islam UIN Raden Intan. 2018)

Claessen. H.J.M. antropologi politik suatu orientasi, Jakarta.1974.Penerbit erlangga

Budiarjo,Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta.1972. PT Gramedia Pustaka


Utama.
Djafar,Massa. Krisis politik dan proposisi demokratisasi. Jakarta.2015. PT Bumi
Aksara.

Aprilia, Politik Dinasti Dalam Rekrutmen Calon Legisllatif PDIP Padan Pemilu
Legislatif 2019, (SKRIPSI Universitas Lampung.2019).

Hidayati,Nur. Dinasti politik dan demokrasi indonesia. (Orbith Vol. 10 No. 1 Maret
2014).Politeknik Negeri Semarang.
Bathoro,Alim. Perangkap dinasti politik dalam konsolidaso demokrasi. (VOL 2, NO
2, 2011) jurnal FISIP UMRAH.
Raharjo djati,wasisto. MASYARAKAT, revivalisme kekuatan familisme dalam
demokrasi: dinasti politik aras lokal (Jurnal sosiologi vol 18, no 2, juli 2013) FISIP
UI.

Saputra,Anwar.Dinasti Politik: Persfektif Teori Politik “Ashabiyyah Ibnu Khladun” .


(SKRIPSI Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Jakarta,2017). Vol 1. No 1,
agustus 2015. Yogyakarta.

Balandier, Georges. Antropologi Politik. Rajawali Pers.

Dwi Astuti Nurhaeni,Ismiprosiding Pelaksanaan Pilkada Serentak Yang Sehat, Jujur,


Adil Dan Ukuntabel. Tanjung Pinang. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Maritim. 2017

27

Anda mungkin juga menyukai