Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


SEJARAH MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA
GURU PENGAMPU: FITRIA ISNAINI, M.pd

Disusun oleh:
Kelompok II
1. Abdurrahman
2. Badariatun Nujumiah
3. Hastin Azrinal Hakim

YAYASAN PENDIDIKAN AL-ISLAMIYAH


MA AL-ISLAMIYAH BEBIDAS
TP. 2021/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah syukur kehadirat Allah swt atas segala nikmat dan karunia-Nya
kepada penyusun, seghingga makalah yang membahas tentang “Sejarah Masuknya
Islam di Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangan
di dalamnya, penyusun berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah masuknya agama islam di
Indonesia.Makalah ini kami buat berdasarkan refrensi yang penyusun temukan dari
berbagai sumber-sumber yang ada.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang proses masuknya islam ke Indonesia
yang penyusun sajikan dengan singkat dalam pembalasan makalah ini yang dimulai
dari teori masuknya agama islam ke Indonesia, saluran dan cara islamisasi di
Indonesia, fase dan tahapan islamisasi di Indonesia, sebab-sebab islamisasi di Indonesia
dan perkembanganislam di Indonesia. Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas dalam pembelajaran pendidikan agama islam.
Demikian sedikit pengantar dari penyusu semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya. Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini, dan penyusun
berharap adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah-makalah yang akan
penyusun buat di masa yang akan datang.

Bebidas, 8 Agustus 2021

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………4
B. Rumusan Makalah………………………………………………..4
C. Tujuan Masalah…………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Masuknya Agama Islam ke Indonesia…………………5
B. Saluran dan Cara Islamisasi di Indonesia……………………7
C. Fase dan Tahapan Islamisasi di Indonesia…………………....8
D. Sebab-sebab Islamisasi di Indonesia…………………………..10
E. Perkembangan Islam di Indonesia…………………………….11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………14
B. Saran……………………………………………………………..14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang 
Proses masuknya Islam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Para
Tokoh yang mengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui
tentang masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di Indonesia, ada pula
yang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat
(eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh pemerintahnya di
Indonesia. Tokoh-tokoh itu diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu
Bathuthah,Dego Lopez de Sequeira, Sir Richard Wainsted.
Agama Islam merupakan agama mayoritas masyarakat Indonesia saat ini. Secara
bertahap dan berkesinambungan, agama ini mampu berkembang ke semua lapisan
masyarakat. Akan tetapi, kapan masuknya agama ini ke Indonesia masih banyak
diperdebatkan. Seperti dikatakan oleh Snouck Hurgronje bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada Abad XIII dengan bukti adanya nisan Sultan Malik al-Shaleh, tahun 689
H (1297 M). Namun, adanya peninggalan berupa nisan Fatimah binti Maemon, tahun
475 H (1082 M) juga membuktikan bahwa sudah sejak abad XI, Islam sudah masuk ke
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang apa saja teori masuknya agama Islam ke Indonesia.
2. Menjelaskan tentang bagaimana saluran dan cara Islamisasi di Indonesia.
3. Menjelaskan tentang bagaimana fase dan tahapan Islamisasi di Indonesia.
4. Menjelaskan tentang apa saja sebab-sebab Islamisasi di Indonesia.
5. Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia.
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa saja teori masuknya agama Islam ke Indonesia.
2. Memahami bagaimana saluran dan caraIslamisasi di Indonesia
3. Memahami fase dan tahapan Islamisasi di Indonesia.
4. Mengetahui sebab-sebab Islamisasi di Indonesia.
5. Mengetahui perkembangan Islam di Indonesia.
 
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Teori Masuknya Agama Islam ke Indonesia
Ada empat teori tentang Islamisasi awal masuknya Islam di Indonesia, yaitu Islam
bersumber dari Anak Benua India (teori India), teori Arab, teori Persia, dan Teori China.
1. Teori India
Teori ini di kemukakan oleh Pijnappel, Snouck Hurgronje, Moquette, dan Fatimi.
Dalam teori ini di jelaskan bahwa Islam pertama kali datang ke Indonesia berasal dari
anak Benua India sekitar abad ke-13. Pijnappel mengajukan buktiadanya persamaan
mazhab Syaf'i anatara di Anak Benua dengan di Indonesia. Orang-orang mazhab Syafi'i
bermigrasi dan menetap di Gujarat dan Malabar kemudian membawa Islam ke Nusantara.
Jadi ia berpendapat bahwa Islamisasi di Nusantara dilakukan oleh orang Arab, tetapi
bukan datang langsung dari Arab, melainkan dari India, terutama dari Gujarat dan
Malabar.
Snouck Hurgronje berpendapat bahwa saat Islam mempunyai pengaruh yang kuat
di kota-kota India Selatan, banyak muslim Dhaka yang di sana. Mereka inilah yang
pertama menyebarkan Islam ke kepulauan Melayu, kemudian diikuti oleh orang-orang
Arab. Ia berpendapat bahwa Islam Nusantara berasal dari India, karena sudah lama
terjalin hubungan perdagangan antara Indonesia dengan India dan adanya inskripsi tetua
tentang Islam yang terdapat di Sumatra mengindikasikan adanya hubungan anatara
Sumatra dan Gujarat.
Snouck Hurgronje menybutkan bahwa Sumatra Utara, yaitu mengenai Pasai
dalam kisah perjalanan Ibn Battuta, musafir Maroko yang singgah di daerah pada tahun
1345 M dalam perjalanannya dari Benggala ke Tiongkok merupakan tempat yang penting
bagi rekonstruksi perkembangan Islam di kepulauan itu.
2. Teori Arab
Teori ini antara lain dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold, Crawfurd, Niemann,
dan de Hollander. Arnold berpendapat bahwa selain dari Coromandel dan Malabar Islam
Nusantara juga berasal dari Arab. Bukti yang ia ajukan ialah adanya kesamaan mazhab
antara di Coromandel dan Malabar dengan mazhab mayoritas umat Islam di nusantaram
yaitu mazhab syafi'i mazhab ini dibawa oleh para pedagang Coromandel dan Malabar ke
Nusantara. Mereka mempunyai peranan penting dalam perdagangan antara India dan

5
Nusantara. Di sampimg melakukan kegiatan perdagangan, mereka juga menyebarkan
agama Islam.
Mengenai pendapatnya tentang asal Islam Nusantara dari Arab, Arnold berpendapat
bahwa para pedagang Arab membawa Islam kepada saat mereka menguasai perdagang
Barat-Timu sejak awal abad ke-7 M dan ke-8 M. dapat di duga bahwa mereka juga
menyebarkan agama Islam ke Nusantara. Arnold juga mengatakan bahwa sebuah sumber
Cina menyebutkan bahwa menjelang perempat ketiga abad ke-7 M  ada seorang Arab
yang menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir barat Sumatra. Mereka ini
juga melalukan kawin campur dengan penduduk setempat, sehingga muncullah
komunitas muslim.
Crawfurd mengatakan bahwa Islam dikenalkan langsung dari Arab, meskipun
demikian dia juga menegaskan bahwa hubungan bangsa Melayu-Indonesia dengan kaum
muslim dari pesisir Timur India juga merupakan faktor penting. Niemann tidak menyebut
tentang waktu masuknya Islam ke Nusantara, sedangkan de Hollander mengatakan
kemungkinan pada abad ke-13 M sudah ada orang arab di Jawa. Niemann dan de
Hollander mengatakan bahwa Islam datang dari Hadramaut, karena adanya persamaan
antara mazhab yang dianut oleh muslim Hadramaut dengan muslim Nusantara, yaitu
mazhab syafi'i.    
3. Teori Persia 
Teori ini di kemukakan oleh P.A. Hoesein Djajadiningrat. Dalam teori ini
dinyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 M di Sumatra, yang
berpusat di Samudra pasai. Dia mendasarkan argumennya pada persamaan budaya yang
berkembang di kalangan masyarakat Islam Indonesia dengan budatya yang ada di
Persia.Bukti-bukti persamaan budaya itu antara lain.Adanya peringatan 10 Muharram
atau asyura yang merupakan tradisi yang berkembang dalam masyarakat Syiah Untuk
memperingati hari kematian Husain di Kerbela. Tradisi ini diperingati dengan membuat
bubur syura. Bulan Muharram di Mingkabau disebut dengan bulan Hasan-Husain,
sedangkan di Sumatra Tengah sebelah barat di sebut Teori ini menyatakan bahwa Islam
datang ke Nusantara bahwa dari timur Tengah/Arab maupun Gujarat/India, tetapi dari
Cina. Pada abad ke-9 M banyak orang muslim china di kanton dan wilayah China
Sekatan lain yang mengungsi ke Jawa, sebagian ke Kedah dan Sumatra. Hal ini terjadi
karena pada masa Huan Chou terjadi penumpasan terhadap penduduk Kanton dan

6
wilayah China Selatan lainnya yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Mereka
berusaha mengadakan revolusi politik terhadap keraton China pada ke 9 M. Pada abad-
abad berikutnya peranan orang China semakin tampak dengan adanya bukti-bukti artefak,
yakni adanya unsur-unsur China dalam arsitektur masjid-masjid Jawa kuno, seperti
tampak pada atap masjid Banaten, mustaka, yang berbentuk bola dunia yang menyerupai
setupa dengan dikelilingi tempat ular hampir selalu ada di masjid-masjid kuno di Jawa
sebelum arsitektur timur tengah memasuki wilayah ini, motif hiasan di masjid sedang
Duwur Paciran Lamongan dan lain-lain. Di samping adanya pengungsi China ke Jawa
pada abad ke 9 M, pada abad ke 8-11 M sudah ada pemukimkan Arab muslim di China
dan di Campa.dengan bulan tabut. Mereka mengarak keranda yang di atasnamakan
keranda Husain yang di sebut dengan "Keranda Tabut" untuk dilempar ke sungai.

 Adanya persamaan batu nisan yang ada di makam malik al-shahih (1297 M) di Pasai
dengan makam malik Ibrahim (1419 M) di gresik yang dipesan dari Gujarat merupakan
daerah yang mendapat pengaruh dari persia yang menganut faham syi'ah dan dari sinilah
syiah dibawa ke indonesia
4. Teori Cina
China mempunyaiperanan yang besar dalam perkembangan Islam di Indonesia. Di
samping bukti-bukti di atas, arsitektur masjid Demak dan juga berdasarkan beberapa
catatan  sejarah beberapa sultan dan sunan yang berperan dalan penyiaran agama Islam
di Indonesia adalah keturunan China, misalnmy
Raden Patah yang mempunyai nama China Jin Bun, sunan Ampel dan lain-lain.

B. Saluran dan Cara Islamisasi di Indonesia


Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam, yaitu:
1. Saluran Perdagangan
2. Saluran Perkawinan
3. Saluran Tasawuf
4. Saluran Pendidikan
 
5. Saluran Kesenian
6. Saluran Politik

7
C. Fase dan Tahapan Islamisasi di Indonesia
Dengan beberapa perbedaan tentang Islamisasi haruslah diupayakan sintesis dari
berbagai pendapat yang ada. Di antara upaya tersebut adalah dengan membuat fase-fase
atau tahapan tentang Islamisasi di Indoneia, tahap permulaan kedatangan yang terjadi
pada abad ke-7 Masehi. Adapun pada abad ke-13 Masehi dipandang sebagai proses
penyebaran dan terbentuknya masyarakat Islam di Nusantara. Para pembawa Islam pada
abad ke-7 sampai abad ke-13 Masehi tersebut adalah orang-orang Muslim dari Arab,
Persia dan India (Gujarat dan Bengal). Hal serupa juga dilakukan oleh Uka
Tjandrasasmita yang mengatakan bahwa sebelum abad ke-13 merupakan tahap proses
Islamisasi. Abad ke-13 itu sendiri dipandang sebagai masa pertumbuhan Islam sebagai
kerajaan bercorak Islam yang pertama di Indonesia. Sementara itu, Hasan Mu'arif
Ambary, berpendapat berdasarkan data-data arkeologis yang ada, ia membagi fase
Islamisasi Indonesia ke dalam tiga fase, yaitu: (1) fase kehadiran para pedagang Muslim,
(2) fase terbentuknya kerajaan Islam (3) fase pelembaan Islam.
Dalam fase kehadiran para pedagangMuslim di Indonesia, Ambary tidak memberi
angka yang jelas tentang permulaan Islam datang ke Indonesia. Walaupun demikian,
dapat diduga bahwa fase tersebut terjadi pada sebelum abad ke-13 M, yaitu abad ke-1
sampai ke-5 Hijriah, atau abad ke-7 sampai ke-11 Masehi. Adapun fase terbentuknya
kerajaan Islam berlansung antara abad ke-13 M sampai abad ke-16 M. Sedangkan masa
pelembagaan Islam terjadisesudah abad-abad tersebut.
Khusus Islamisasi di Jawa,  Denys Lombard secara garis besar membedakan tiga
tahap dalam proses Islamisasi di wilayah ini, yaitu: (1) berlangsungnya Islamisasi di
wilayah pantai utara, melalui pelabuhan perdagangan sejak abad ke-15 memainkan
peranan yang makin penting, (2) merembesnya Islam kedaerah pedalaman yang secara
berangsurangsur memunculkan semacam kaum berjuis Islam di pedalaman, (3)
terbentuknya jaringan Islam pedesaan, dengan peran penting yang dimainkan oleh
pesantrendantarekat.Pada gilirannya, perkembangan semacam ini memungkinkan bagi
kelangsungan struktur yang sudah ada di masa Hindia Belanda sejak abad ke-19, yaitu
makin terbukanya kemunginan bagi rakyat Indonesia untuk naik haji. Konsekuensinya,
Islam di Kepulauan Indonesia-Melayu mendapat akses yang luas dan langsungdaripusat
Islam (Mekkah dan Kairo).

8
Menurut Lathiful Khuluq minimal ada lima fase penyebaran Islam kepada
masyarakat Jawa (Indonesia). Pertama, Islamisasi yang dilakukan oleh para pedagang
Muslim dari India dan Arabia kepada komunitas masyarakat biasa di pesisir utara Pulau
Jawa. Kedua, Islamisasi yang dilakukan oleh para ulama yang terkenal dengan sebutan
"wali sanga". Ketiga, Islamisasi di bawah kerajaan Islam Mataram yang berpusat di
pedalaman Pulau Jawa, terutama pada masa Sultan Agung. Keempat, Islamisasi yang
diwarnai dengan makin maraknya gerakan pemurnian Islam yang dibawa ke Nusantara
pada abad ke-18. Kelima, Islamisasi yang ditandai dengan gerakan reformasi yang
dilakukan oleh organisasiorganisasi Islam, seperti Jami'at al-Khair (1901), Sarekat Islam
(1911), Muhammadiyah (1912) dan lainsebagainya. Dengan mengacu pada fase-fase
Islamisasi di Jawa yang dikemukakan oleh Lathiful Khuluq tersebut, pada fase kedua
Islamisasi di Jawa berlangsung dengan cepat. Percepatan Islamisasi ini, terutama sebagai
hasil dari dakwah para wali sebagai perintis dan penyebar agama Islam di Jawa. 
Para wali memegang kepemimpinan yang kharismatik. Pada satu pihak, demikian
menurut Sartono, otoritas mereka dapat berbentuk formal sebagai penguasa politik atau
raja; pada pihak lain, terlepas dari pelembagaan politik atau tidak,mereka memiliki
kekuasaan sosial-relegius yang kuat.Pada umumnya, para ahli berpendapat bahwa Islam
di Indonesia disebarluaskan melalui jalan damai. Tidak ada misi khusus, seperti dalam
agama Protestan dan Katholik dalam menyebarkan Islam di Indonesia, Namun,
perkembangan Islamisasi Indonesia sebetulnya menggunakan tiga metode, yaitu:  (1)
disebarkan oleh para pedagang Muslim dalam suasana damai, (2) disebarkan oleh para
juru dakwah dan para wali khusus dari India dan Arab untuk meng-Islamkan penduduk
dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan keimanan mereka, dan (3) disebarkan dengan
kekuatan untuk berperang melawan pemerintahan kafir.
 Orang-orang Muslim dari negeri asing, mungkin sudah menetap di
pelabuhanpelabuhan dagang di Sumatera dan Jawa selama berabad-abad. Namun, baru
menjelang akhir abad ke-13 lah ditemukan adanya jejak orang Islam pribumi.[10] Dalam
abad-abad selanjutnya, Islam secara berangsur-angsur menyebar melampaui daerah
pantai Sumatera dan Semanjung Malaya, ke pantai utara pulau Jawa dan beberapa pulau
penghasil rempahrempah di Indonesia bagian timur. Patut disayangkan, cara
berlangsungnya perpindahan agama ini tidak terdokumentasikan dengan baik, sehingga
banyak menimbulkan spekulasi di kalangan ilmuan dan kadang-kadang menimbukan

9
perdebatan yang sengit. Yang pasti, proses tersebut tidak mungkin berjalan menurut pola
yang seragam untuk seluruh wilayah Indonesia yang cukup luas.
D. Sebab-sebab Islamisasi di Indonesia
Sehingga penganut agama ini pada akhir abad ke 6 H (abad ke 12 M), dan tahun-
tahun selanjutnya, berhasil menjadi suatu kekuatan muslim Indonesian yang ditakuti dan
diperhitungkan. 
Ada beberapa hal yang menyebabkan agama Islam cepat berkembang di
Indonesia. Menurut Dr.Adil Muhiddin Al-Lusi, seorang penulis sejarah Islam dari Timur
Tengah, sdalam bukunya Al-Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarki Asiyah Al-Hindu wa
Indonesia, menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan Islam cepat
berkembang di Indonesia, yaitu sebagai berikut: 
1. Faktor Agama
Faktor agama, yaitu akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya yang
memerintahkan menjunjung tinggi kepribadian dan meningkatkan harkat dan
martabatnya, menghapuskan kekuasaan kelas Rohaniwan seperti Brahmana dalam
system kasta yang diajarkan Hindu.
2. Faktor Politik
Faktor politik yang di warnai oleh pertarugan dalam negeri antara negara-negara
dan penguasa-penguasa Indonesia, serta oleh pertarungan negara-negara bagian itu
dengan pemerintah pusatnya yang beragama Hindu. Hal itu dapat di buktikan hingga
kini, bahwa apabila semangat ke Islaman di bangkiutkan di tengah-tengah masyarakat
Indonesia, baik di Sumatera, Jawa, maupun kepulauan Indonesia lainnya, dengan mudah
sekali seluruh kekuatan dan semangat keIslaman itu akan mangkit serentak sebagai suatu
kekuatan yang dahsyat.
3. Faktor Ekonomis
Faktor ekonomis, yang pertama diperankan oleh para pedagang yang
menggunakan jalan laut baik anatar kepulauan Indonesia sendiri, maupun yang
melampaui perairan Indonesia ke China, India, dan Teluk Arab-Parsi yang merupakan
pendukung utama, karena telah memberikan keuntungan yang tidak sedikit sekaligus
mendatangkan bea masuk yang besar bagi pelabuhan-pelabuahan yang disinggahinya,
baik menyangkut barang-barang yang masuk maupun yang keluar.

10
E.   Perkembangan Islam di Indonesia
Meskipun Islam baru bisa dikatakan berkembang setelah berdirinya kerajaan
Islam, atau setidaknya ketika ada jalinan hubungan dagang antara saudaga rmuslim
dengan pribumi, namun cara kedatangan Islam dan penyebarannya di Indonesia tidak
dilakukan dari saluran politik atau perdagangan semata.Setidaknya ada enam saluran
berkembangnya Islam di Indonesia. Saluran perkembangan tersebut meliputi saluran
perdagangan, saluran politik, saluran perkawinan, saluran pendidikan,saluran kesenian
dan saluran tasawuf.
1. Pendekatan perdagangan
Para pedagang Islam dari Gujarat, Persia dan Arab tinggal selama berbulan-bulan
di Malaka dan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Mereka menunggu angin musim yang
baik untuk kembali berlayar. Maka terjadilah interaksi atau pergaulan antara para
pedagang tersebut dengan raja-raja, para bangsawan dan masyarakat setempat.
Kesempatan ini digunakan oleh para pedagang untuk menyebarkan agama Islam.
2.    Pendekatan politik
Masuknya Islam melalui saluran ini dapat terlihat ketika Samudera Pasai menjadi
kerajaan, banyak sekali penduduk yang memeluk agama Islam.Proses seperti ini terjadi
pula di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah raja
mereka memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di daerah ini. Dari sini dapat dikatakan pula bahwa kemenangan
kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan yang bukan muslim
untuk memeluk agama Islam.
3.   Pendekatan perkawinan
Tak dapat dipungkiri, dari sisi ekonomi, para pedagang muslim memiliki status
sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi,
terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri para pedagang itu.
Sebelum prosesi pernikahan, mereka telah diIslamkan terlebih dahulu, dan setelah
mereka memiliki keturunan, lingkungan kaum muslim semakin luas.
Awalnya kampung ini berkembang di pesisir pantai, biasanya mereka disebut
dengan kampung arabdan masih terkenal hingga saat ini. Dalam perkembangan
berikutnya, karena ada wanita yang keturunan bangsawan yang dinikahi oleh
pedagang , tentu saja kemudian dapat mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah

11
yang terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan
Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, Brawijayadengan puteri Campa yang
menurunkan Raden Patah, raja pertama kerajaan Demak, dan lain-lain.
4.    Pendekatan pendidikan
Pada proses ini, biasanya dilakukan melalui pendidikan-pendidikan yang
dilakukan oleh para wali, ulama, kiai, atau guru agama yang mendidik muridmurid
mereka. Tempat yang paling pesat untuk mengembangkan ajaran Islam adalah di
pondok pesantren. Di tempat itu para santri dididik dan diajarkan pendidikan agama
Islam secara mendalam, sehingga mereka betul-betul menguasai ilmu agama. Setelah
lulus dari pesantren, para santri kembali ke daerah asal untuk kemudian menyebarkan
kepada masyarakat umum pelajaran yang telah mereka peroleh di pesantren.
5.   Pendekatan kesenian
Kesenian merupakan wahana untuk berdakwah bagi para pemuka agama di
Indonesia. Pada proses ini yang paling terkenal menggunakannya adalah para wali yang
menyebarkan agama Islam di Jawa. Salah satu media pertunjukan yang paling terkenal
melalui pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga, penyebar Islam di daerah Jawa Tengah
adalah sosok yang sangat mahir dalam memainkan wayang. Cerita wayang yang
dimainkan berasal dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang memang sudah
sangat Tasawuf merupakan bagian ajaran dari Agama Islam.Para tokoh tasawuf ini
biasanya memiliki keahlian khusus sehingga dapat menarik penduduk untuk memeluk
ajaran Islam. Keahlian tersebut biasanya termanifestasi dalam bentuk penyembuhan
bagi orang-orang yang terkena penyakit, lalu disembuhkan. Ada juga yang
termanifestasi sebagai kekuatan-kekuatan magic yang memang sudah sangat akrab
dengan penduduk pribumi saat itu terkenal dan digemari oleh masyarakat. Dalam
memainkan wayang, selalu disisipkan ajaran-ajaran Islam sehingga penduduk pribumi
mulai akrab dengan ajaran Islam melalui media ini. Yang paling manarik dalam
pertunjukan ini adalah para penduduk tidak dipungut biaya ketika mereka menyaksikan
pertunjukan wayang, mereka hanya diminta untuk melantunkan kalimat syahadat,
sehingga mereka akhirnya masuk Islam dan ikut mendalami ajarannya.
6.   Pendekatan tasawuf
Tasawuf merupakan bagian ajaran dari Agama Islam. Para tokoh tasawuf
inibiasanya memiliki keahlian khusus sehingga dapat menarik penduduk untuk

12
memeluk ajaran Islam. Keahlian tersebut biasanya termanifestasi dalam bentuk
penyembuhan bagi orang-orang yang terkena penyakit, lalu disembuhkan. Ada juga
yang termanifestasi sebagai kekuatan-kekuatan magic yang memang sudah sangat akrab
dengan penduduk pribumi saat itu.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan 
Proses Islamisasi di Indonesia terjadi dengan jalan yang sangat pelik dan panjang,
yang didasari pada teori-teori yang beragam pula. Diterimanya Islam oleh penduduk
pribumi, secara bertahap membuat Islam terintegrasi dengan tradisi, norma dan tatanan
kehidupan keseharian penduduk lokal. Hal ini menunjukan bahwa bangsa Indonesia
mudah menerima nilai-nilai dari luar dan menjadi bukti akan keterbukaan sikap mereka.
Sikap ini pada gilirannya telah ikut membentuk komunitas-komunitas muslim di daerah
pesisir yang pada mulanya sebagai tempat interaksi antara penduduk lokal dengan
bangsa-bangsa asing, seperti yang disebutkan para pakar dalam teori di atas, yaitudari
Arab, Persia, India dan China. Salah satu bukti kehadiran bangsa-bangsa asing tersebut
adalah adanya pekampungan yang disebut Pakojan (perkampunganorang-orangArab),
Pachinan (perkampungan orang-orang China), Keling (perkampungan orang-orang India)
dan lain sebagainya di Indonesia. Komunitas pribumi yang telah terintegrasi ke dalam
Islam, selanjutnya terlembagakan secara politis dalam bentuk kerajaan-kerajaan Islam di
kawasan ini sejak masa yang palingawal.  

B. Saran
Dari penjelasan dalam pembahasan, maka saran yang penulis sampaikan adalah
Islam merupakan agama yang cintai damai. Oleh sebab itu sebagai penganut agama
Islam hendaknya kita saling menjaga dan saling menghargai dengan keberagaman dan
perbedaan yang ada di Indonesia. Tidak mudah terprovokasi terhadap berita-berita yang
mudah memecah belah antar agama dan yang membenturkan agama terhadap
kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok dan lain sebagainya. Akhir kata penulis
sampaikan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah
ini.

14
DAFTAR  PUSTAKA
                        
           
Badri Yatim, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta : Rajawali Pres,1993)

15

Anda mungkin juga menyukai