Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN DAN SUMBER AJARAN ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah PAI materi 1


Dosen Pengampu : Darmawan, S.Pd.I.,MM.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 :

ANANDA FITRIA (332198422034)


CAMELIA WIDODO (332198422057)

DIPLOMA III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA

TP. 2022-2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam tetap tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya
hingga akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai menyusun makalah yang
berjudul “Pengertian dan Sumber Ajaran Islam”.

Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah
Pendidikan Agama Islam dengan dosen pak Darmawan, S.Pd.I.,MM. Adapun ruang lingkup
pembahasan dalam karya tulis ini meliputi : Pengertian ajaran islam, sumber - sumber ajaran
islam, nama - nama lain dari Al Quran, isi kandungan Al Quran, serta Hadist.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih pada pihak yang ikut membantu dalam
penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat waku. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pambaca.

i
DAFTAR ISI :

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………...……………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...2
C. Tujuan…………………………………………………………………………..2
D. Manfaat…………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ajaran Islam………………………………………………………..3
B. Sumber – sumber Ajaran Islam………………………………………………..5
C. Nama – nama lain Al Quran……………………………………………………7
D. Isi Kandungan Al Quran……………………………………………………….10
E. Hadist……………………………………………………………………………11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………...13
B. Saran……………………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan kata yang berasal dari bahasa arab, yaitu salam berarti
selamat, damai dan sentosa. Asal kata itu dibentuk dari kata aslama, islaman, yulismu
yang artinya memelihara dalam keadaan sentosa, yang artinya juga menyerahkan diri,
patuh, tunduk dan taat. Untuk itu, secara antropologis kata Islam telah tergambarkan
kodrat manusia sebagai makhluk yang patuh dan tunduk pada Tuhan”.
Secara istilah, Islam adalah nama bagi agama dimana yang ajaran- ajarannya
merupakan wahyu Tuhan melalui Rasul kepada manusia. Lebih tegasnya lagi Islam
merupakan ajaran-ajaran yang diwahyukan oleh Tuhan kepada seorang manusia
melalui Nabi Muhammad Saw, seorang Rasul. pada hakikatnya Islam mengajak
kepada ajaran-ajaran yang tidak hanya dari satu segi, akan tetapi tentang segala segi
dari kehidupan manusia.
Pada hakikatnya, Ajaran Islam merupakan kumpulan dari berbagai prinsip-
prinsip kehidupan, ajaran mengenai bagaimana seharusnya manusia dapat
menjalankan kehidupannya di dunia yang fana ini, satu prinsip dengan yang lainnya
saling terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan. Bukan bahwa ada satu nilai yang dapat berdiri sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi ini, dan agar tersusun secara sistematis dan efisien
maka timbulah beberapa rumusan masalah yang diantaranya :
1. Apakah pengertian ajaran islam?
2. Apa saja sumber ajaran islam?
3. Apa nama lain dari Al Quran, isi kandungan Al Quran serta Hadist yang berkaitan
dengan ajaran islam?

C. Tujuan
Dalam pembahasan materi ini tujuan yang dapat diambil yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang pengertian ajaran islam
2. Untuk mengetahui sumber – sumber ajaran islam
3. Untuk mengetahui nama lain dari Al Quran, isi kandungannya serta hadist yang
berkaitan tentang ajaran islam

D. Manfaat
1. Agar kita dapat memahami pengertian ajaran islam tersebut
2. Agar kita dapat mengetahui sumber – sumber ajaran islam
3. Agar kita dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari – hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ajaran Islam


Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu salama berarti selamat, damai dan
sentosa. Asal kata itu dibentuk dari kata aslama, Islaman, yuslimu yang artinya
memelihara dalam keadaan sentosa, yang artinya juga menyerahkan diri, patuh,
tunduk dan taat. Untuk itu, secara antropologis kata Islam telah tergambarkan kodrat
manusia sebagai makhluk yang patuh dan tunduk pada Tuhan.
Secara istilah, Islam merupakan nama bagi agama dimana yang ajaran-
ajarannya merupakan wahyu Tuhan melalui Rasul kepada manusia. Lebih tegasnya
lagi Islam merupakan ajaran-ajaran yang diwahyukan oleh Tuhan kepada seorang
manusia melalui Nabi Muhammad Saw, seorang Rasul. pada hakikatnya Islam
mengajak kepada ajaran-ajaran yang tidak hanya dari satu segi, akan tetapi tentang
segala segi dari kehidupan manusia itu sendiri.
Pada hakikatnya, Ajaran Islam merupakan kumpulan dari berbagai prinsip-
prinsip kehidupan, ajaran mengenai bagaimana seharusnya manusia dapat
menjalankan kehidupannya di dunia yang fana ini, dengan kata lain yaitu saling
berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Oleh karena itu, pada dasarnya Islam adalah satu sistem, dan satu paket yang
saling berkaitan antar satu dengan yang lainnya, membentuk teori - teori Islam yang
baku.
Ajaran Islam dapat dilihat dari dua segi yaitu nilai normatif dan nilai operatif.
Nilai normative adalah standar atau patokan norma yang menitik beratkan pada
pertimbangan benar-salah, baik buruk, diridhoi atau tidak diridhoi, hak dan batil yang
mempengaruhi manusia untuk menentukan pikirannya serta tingkah laku. Terdapat
nilai-nilai normatif dalam Al Qur’an yang menjadi acuan didalam pendidikan Islam.
Nilai tersebut terdiri dari tiga yaitu :
1. I’tiqadiyyah yaitu berhubungan dengan pendidikan keimanan, Misalnya percaya
kepada Allah, malaikat, rosul, kitab, hari akhir, qada dan qadar dengan tujuan
untuk mengatur kepercayaan manusia.
2. Khuluqiyah yaitu berhubungan pendidikan etika, bertujuan untuk menghiasi diri
melalui perilaku terpuji. pembersihan diri dari perilaku yang rendah.
3
3. Amaliyyah yaitu berhubungan dengan pendidikan dan tingkah laku sehari-hari,
baik pendidikan muamalah maupun pendidikan ibadah.

Nilai-nilai dalam ajaran agama Islam ini memuat aturan-aturan langsung dari
Allah yang diantaranya meliputi aturan-aturan yang mengatur mengenai hubungan
manusia pada Allah, hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan secara
keseluruhan dengan alam. Manusia sejatinya akan mengalami ketidakharmonisan,
ketidaknyamanan, ketidaktentraman, dan juga mengalami berbagai permasalahan
dalam kehidupannya. ketika dalam mewujudkan hubungan-hubungan tersebut terjadi
ketimpangan atau tidak mengikuti berbagai aturan sesuai ketetapan Allah SWT.

4
B. Sumber – sumber Ajaran Islam

Sumber hukum Islam yaitu :

1.  Al-Qur'an yaitu sebuah kitab suci umat Muslim yang diturunkan kepada nabi
terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al-Qur'an memuat
kandungan-kandungan yang berisi perintah, larangan, anjuran, kisah Islam,
ketentuan, hikmah dan sebagainya. Al-Qur'an menjelaskan secara rinci bagaimana
seharusnya manusia menjalani kehidupannya agar tercipta masyarakat yang ber
akhlak mulia. Akhlak mulia Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah
kejujuran dalam perkataan dan perbuatan.
Maka dari itulah, ayat-ayat Al-Qur'an menjadi landasan utama untuk
menetapkan suatu syariat.
Dapat terlihat dari ayat ini, Allah SWT berfirman Qs. Al-Baqarah/2: 2, yaitu:

Artinya ; Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa.
Ayat di atas, menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk kebenaran
yang tidak diragukan lagi.

2. Al-Hadist yaitu sumber hukum Islam yang kedua yakni segala sesuatu yang
berlandaskan pada Rasulullah SAW. Baik berupa perkataan, perilaku, diamnya
beliau.
Di dalam Al-Hadist terkandung aturan-aturan yang merinci segala aturan yang
masih global dalam Al-quran. Kata hadits yang mengalami perluasan makna
sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka dapat berarti segala perkataan
(sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW
yang dijadikan ketetapan ataupun hukum Islam.

5
3. Ijtihad yaitu sebuah usaha para ulama, untuk menentukan suatu putusan hokum
islam, yang beerdasarkan Al Quran dan hadist. Ijtihad dilakukan setelah Nabi
Muhammad SAW wafat sehingga tidak bisa langsung menanyakan pada beliau
tentang sesuatu hukum maupun perihal peribadatan. Macam- macam ijtihad :
a. Ijma’ merupakan kesepakatan seluruh ulama mujtahid (orang yang
melakukan ijtihad dan mempunyai kemampuan untuk ber-ijtihad dengan
syarat-syarat tertentu) pada satu masa setelah zaman Rasulullah atas
sebuah perkara dalam agama.” Dan ijma’ yang dapat dipertanggung
jawabkan adalah yang terjadi pada zaman sahabat, tabiin (setelah sahabat),
dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin). Karena setelah zaman mereka para
ulama telah berpencar dan jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin
banyak, sehingga tak dapat dipastikan bahwa semua ulama telah
bersepakat.
b. Qiyas merupakan sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Qur'an,
Al-Hadits dan Ijma’ adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang
tidak ada dalil nashnya dalam Al-qur'an ataupun hadis dengan cara
membandingkan sesuatu yang serupa dengan sesuatu yang hendak
diketahui hukumnya tersebut. Artinya jika suatu nash telah menunjukkan
hukum mengenai suatu kasus dalam agama Islam dan telah diketahui
melalui salah satu metode untuk mengetahui permasalahan hukum
tersebut.
Kemudian, ada kasus lainnya yang sama dengan kasus yang ada nashnya itu
dalam suatu hal itu juga, maka hukum kasus tersebut disamakan dengan hukum
kasus yang ada nashnya.

6
C. Nama – nama Lain Al Quran
Al-Qur'an atau Qur'an adalah sebuah kitab suci utama dalam
agama Islam Kalam Allah SWT, yang dipercayai Muslim bahwa kitab ini diturunkan
oleh Allah, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini terbagi ke
dalam beberapa surah 114 surah dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat.
Umat Muslim percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung
oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, berangsur-angsur selama
22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal
17 Ramadan, pengumpulan Al-Qur'an ditempuh dengan cara, pertama al jam'u fis
sudur yang artinya para sahabat menghapalnya di luar kepala setiap kali Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu, hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan
mudah terkait dengan kultur budaya orang arab yang menjaga Turats peninggalan
nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita dengan media hafalan dan
mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hapalnya. Kedua al jam'u fis suthur
yaitu wahyu turun saat Nabi Muhammad berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum
hijrah ke Madinah hingga wafat pada tahun 632. Umat Muslim menghormati Al-
Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, sebagai salah satu
tanda dari kenabian, dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang
diturunkan oleh Allah SWT sejak Nabi Adam dan diakhiri dengan Nabi Muhammad
SAW. Kata "Quran" disebutkan sebanyak 70 kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri.
Meskipun kata Al-Qur'an adalah yang paling sering digunakan di dalam kitab
suci tersebut untuk merujuknya seperti di ayat ke-9 dari Surah al-Isra' di bawah ini,

Artinya : Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling


lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan
kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar.

Berikut nama lain dari Al Quran itu sendiri yaitu :

7
1. Al Kitab (buku)

Artinya ; Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa. (QS. Al-Baqarah [2]:2)

2. Al Furqan (pembeda benar dan salah)

Artinya : Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada


hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam (jin dan manusia). (QS. Al Furqaan [25]:1)

3. Adz- dzikr (pemberi peringatan)

Artinya : Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami


(pula) yang memeliharanya. (QS. Al-Hijr [15]:9)

4. Al- Mau’idhah (pelajaran, nasihat) dan Asy – Syifa (obat atau penyembuh)

Artinya : Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an)


dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)
5. Al- Huda (petunjuk)
(QS. Al Jin [72]:13)

8
Artinya : Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al-Qur'an),
kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepada Tuhan, maka tidak
perlu ia takut rugi atau berdosa. (QS. Al Jin [72]:13)

6. Al- kalam (ucapan atau firman)

Artinya : Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan
kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian
antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. (QS. At Taubah [9]:6)

Para ahli tafsir memiliki definisi tersendiri tentang Al-Qur'an, semisal


Dr. Subhi Saleh yang mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
"Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir,
membacanya termasuk ibadah".
Adapun Muhammad Ali Ash-Shabuni mendefinisikan "Al-Qur'an adalah
firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada
mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta
membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surah Al-
Fatihah dan ditutup dengan surah An-Nas"

9
D. Isi Kandungan Al- Quran
1. Tauhid atau akidah
Secara etimologi akidah artinya terikat. Setelah menjadi kata akidah adalah
perjanjian yang kuat dan teguh yang sudah terikat di lubuk hati.
Inti pembahasan akidah yaitu mengenai rukun iman yang enam, yakni, iman
kepada Allah, iman kepada rasul, iman kepada kitab Allah, iman kepada malaikat
Allah, iman kepada hari akhir dan iman kepada qada dan qadar.
Maka, akidah dalam islam yakni meyakini dalam hati bahwa Allah adalah satu
– satunya tuhan yang wajib disembah, ucapkan dengan lisan dan lakukan dengan
perbuatan yang sholeh.
2. Syariah
Syariah merupakan sebuah jalan hidup yang telah ditentukan oleh Allah SWT,
sebagai panduan untuk menjalankan kehidupan di dunia serta akhirat. Panduan
yang diberikan berlandasan dengan sumber utama hukum islam yaitu Al-Quran
dan as sunah serta sumber kedua yaitu akal manusia dan ijtihad para ulama.
Contohnya itu seperti ibadah, muamalah, munakahat, siasah, dan jinayat.
3. Akhlak
Salah satu tujuan darisalah islam adalah penyempurnaan kemuliuah akhlak.
Pengertian akhlak menurut bahasa arab yang artinya tabiat, perangai. Dan menurut
Tahdzib al-akhlaq Ibnu Maskawaih akhlak merupakan keadaan jiwa seseorang
yang mendorongnya keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya.
Pengertian akhlak berasal dari bahasa arab artinya tabiat, perangai, adat,
kejadian, buatan, ciptaan. Adapun secara terminologis, para ulama telah
banyak mendefinisikan pengertian akhlak, diantaranya Imam al-Ghozali dalam
kitabnya Ihya’ Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah gambaran tingkah
laku dalam jiwa yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan petimbangan.

10
E. Hadist
Islam sebagai salah satu agama samawi tentu memiliki sumber-sumber ajaran
yang diakui oleh seluruh penganutnya. Sumber-sumber ajaran tersebut adalah Al-
Qur’an dan juga Hadis secara berurutan. Penetapan kedua hal tersebut berikut dengan
urutannya tentu dinisbatkan kepada apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw.
sendiri.
Sebagai contoh, dapat kita temukan hadis mengenai peristiwa saat Rasulullah
hendak mengutus sahabat Muadz bin Jabal sebagai hakim atau qodi di Mesir. Dalam
peristiwa tersebut Rasulullah menanyakan pada Muaz mengenai apa yang ia jadikan
sebagai dasar dalam menghukumi sesuatu yang kemudian dijawabnya Al-Qur’an, dan
Hadis serta ia akan ber-ijtihad jika tidak menemukannya di dalam Al-Qur’an maupun
Hadis. Peristiwa tersebut pada dasarnya menunjukkan afirmasi dari Rasulullah saw.
dalam penggunaan Al-Qur’an dan kemudian Hadis sebagai sumber ajaran. Peristiwa
ini juga diperkuat dengan wasiat nabi kepada umat islam untuk tidak melepaskan diri
dari Al-Qur’an dan Hadis.
Kedua sumber ajaran utama agama islam terdiri dalam sebuah urutan yang
menunjukkan kekuatan posisi dari satu sumber atas sumber lainnya. Al-Qur’an
memiliki kekuatan atau tingkatan yang lebih tinggi atas Hadis sebagai sumber ajaran.
Pembahasan dan persepsi mengenai Al-Qur’an dalam konteks sumber ajaran-pun
sudah lengkap dan mungkin hampir tidak terdapat lagi perdebatan mengenai topik ini.
Berbeda dengan Al-Qur’an, Hadis sebagai sumber hukum dipandang dengan
persepsi dan pemahaman yang berbeda-beda. Secara etimologis Hadis memiliki
makna berupa berita dan baru (khabar dan jadiid). Sedangkan secara terminologis,
ahli hadis mendefinisikan hadis sebagai sesuatu yang disandarkan pada Rasulullah
saw. baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir (ketetapan). Namun, di sisi lain
ulama fikih memberi batasan tersendiri hanya pada hal-hal yang bersangkutan hukum.
Pembatasan yang demikian memiliki implikasi yang cukup besarm. Dengan
demikian, maka hadis-hadis atau berita-berita mengenai perkataan dan perbuatan Rasulullah
yang tidak berkaitan dengan hukum bukanlah Hadis. Pemahaman mengenai perbedaan
persepsi yang demikian jika tidak disampaikan dengan baik tentu dapat menimbulkan
gesekan-gesekan tertentu bagi orang awam.

11
Kemudian, terdapat persepsi-persepsi dan pemahaman yang beririsan pula mengenai
Hadis, Sunnah, Atsar, dan Khabar. Perbedaan persepsi antara 4 hal berikut merupakan sesuatu
yang cukup menarik untuk dibahas, dan juga merupakan bukti mengenai kayanya khazanah
keilmuan agama islam.
Antara Hadis dan Sunnah, terdapat perbedaan signifikan di antara keduanya,
walaupun seringkali dua istilah tersebut dianggap sama. Pertama ialah secara
etimologis Sunnah berarti jalan yang dilalui, perilaku, dan juga dapat dimaknai
sebagai tradisi. Kemudian Sunnah memiliki ruang lingkup yang lebih luas, yaitu
mencakup sifat-sifat nabi yang mencakup sebelum masa kenabian hingga Nabi wafat.
Pemahaman tersebut ialah pemahaman jumhur ulama hadis.
Ulama ushul dan ulama fikih memiliki persepsi yang berlainan terkait Sunnah.
Ulama ushul mendefinisikan Sunnah dengan rumusan yang berkaitan dengan fungsi
Rasulullah sebagai penetap perundang-undangan terhadap manusia di luar Al-Qur’an.
Ulama Fikih di lain sisi mendefinisikan Sunnah sebagai segala sesuatu yang berasal
dari Rasulullah saw. Berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir berupa ketetapan dalam
bentuk hukum taklif yang bukan wajib. Ulama Fikih mendefinisikan Sunnah sebagai
bentuk hukum dalam ibadah.
Selain persepsi antara Hadis dan Sunnah, terdapat juga beberapa bentuk
pemahaman terkait Hadis, Khabar dan juga Atsar. Terdapat ulama yang menyamakan
antara Hadis, Sunnah, dan Khabar serta Hadis, Sunnah, dan Atsar. Namun kemudian
terdapat pula ulama yang membedakan, bahwa Khabar itu terbagi menjadi 2 (dua),
yaitu Khabar yang datang dari Nabi dan Khabar yang datang dari selain Nabi. Sama
halnya dengan Khabar, Atsar dipahami sebagian ulama sebagai sesuatu yang
disandarkan pada Sahabat dan Tabi’in saja.
Perbedaan-perbedaan yang demikian tentu dapat menimbulkan kebingungan
dan perbedaan persepsi. Satu hal penting yang dapat disadari dari hadirnya perbedaan-
perbedaan tersebut ialah bahwa semangat untuk menimba ilmu harus terus diperbarui
guna meningkatkan pemahaman dan memperluas persepsi untuk mencapai lingkar
pandang dalam memahami agama islam sebagai sebuah agama yang utuh.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ajaran Islam merupakan kumpulan dari berbagai prinsip-prinsip kehidupan,
ajaran mengenai bagaimana seharusnya manusia dapat menjalankan kehidupannya
di dunia yang fana ini. Dan kita dapat mempelajari islam tersebut dari sumber
hukum pertama yaitu Al Quran, maupun hadist, ijma ataupun qiyas.
B. Saran
Sebagai umat islam yang harus patuh terhadap perintah Allah SWT dan
menjauhi segala larangannya, maka sebaiknya kita harus terus menerus
memperbaiki diri dengan terus mempelajari ajaran islam tersebut dari berbagai
sumber yang pasti. Karna dunia hanyalah sebagai panggung sandiwara dan
kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad. Pendidikan Agam Islam.cet. ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya,


2006
Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam, cet. ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media,
2006
Kementerian Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya. Semarang: Depag RI,1992
Ash Shiddieqy, T.M. Hasbi, Kuliah Ibadah: Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan
Hikma.
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Jilid III. Beirut: Dar al-Fikr, t.t

14

Anda mungkin juga menyukai