Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SUFISME DAN FENOMENA SUPRANATURAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Islamologi

M
TAS AJAL
SI

FA

UL

IK

UNIV

G KA
EN

ER

Program Studi Teknik Informatika

TA S T E K

Disusun Oleh :
Nama

: Ade Muhammad Ridwan

NIM

: 13.14.3.0003

Kelas

: Karyawan

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Sufisme dan
Fenomena Supranatural.

Makalah ini berisikan tentang informasi bagian dari mata kuliah islamologi.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Sufisme dan Fenomena Supranatural.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Majalengka, 19 Juni 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan Masalah .......................................................................... 2
BAB II ISI
2.1 Pengertian Sufisme .................................................................... 3
2.2 Asal Usul Ajaran Tasawuf ........................................................... 3
2.3 Akidah Sufistik ........................................................................... 6
2.4 Contoh Paham Sufi atau Ajaran Tasawuf ..................................... 7
2.5 Pokok-Pokok Ajaran Tasawuf ..................................................... 7
2.6 Ihsan Sebagai Inspirasi Munculnya Sufisme ................................10
2.7 Fenomena Supranatural dan Ruqiyah (Pengobatan Alternative) ...11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurun waktu umat islam pertama dibawah bimbingan langsung Nabi
berhasil memperagakan pemahaman, penghayatan dan pengalaman Islam
yang benar-benar murni dan segar sehingga terbentuk suatu umat baru dan
menjadi khoiru ummat pada waktu itu. Keistimewaan Islam adalah
mempunyai sejarah yang jelas semenjak diturunkannya wahyu pertama
hingga jadi agama yang sempurna dan untuk sebelum wafat Nabi.
Islam mengarahkan tujuan dan pandangan hidup umatnya ke arah
alam atau kampung akhirat, namun mewajibkan agar umat Islam tidak
melupakan perjuangan untuk membina kehidupan dunianya secara layak
dan jaya. Sebab-sebab pemikiran rasional yang mendasari perkembangan
cabang-cabang ilmu ke Islaman telah mengeringkan aspek spiritual dari
rasa keagamaan. Maka pemahaman agama disamping tidak utuh, juga jadi
formalitas legalitas keadaan ini mau tidak mau memupuk kesuburan
perkembangan pengaruh ajaran mistik dalam kalangan umat Islam.
Mistik termasuk jenis kepercayaan atau ajaran. Ciri khususnya, para
penganut mistik percaya bahwa pengetahuan tentang hakikat atau tentang
Tuhan bisa dicapai melalui meditasi (zikir) atau tanggapan batin
(pengalaman kejiwaan) dengan mematikan fungsi fikiran dan panca indra.
Dengan perantaraan penghayatan kejiwaan yang mistis seorang mistikus
dan sufi bisa mencapai tingkat kehidupan yang sempurna, yakni menjadi
insan kamil (al-ihsan al-kamil) menguasai ilmu ghaib dan bahkan bersatu
dengan Tuhan.
Kalangan umat Islam masa lalu atau bahkan hingga kini ajaran
tasawuf adalah yang paling mereka bangga-banggakan dan mampu
merebut hati umat Islam hingga ke pelosok-pelosok alam Islami. Mereka
merasa bahwa jelas mistik atau tarekat mampu menghidupkan spiritualitas

yang tiada bandingnya. Dalam makalah ini kami akan mencoba mengkaji
tentang sufisme dan fenomena supranatural.
1.2 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi munculnya sufisme.
2. Mengetahui tentang akidah sufistik dan macam-macam paham sufi
atau tasawuf.
3. Mengetahui bagaimana ihsan menginspirasi munculnya sufisme.
4. Mengetahui fenomena supranatural dalam pandangan islam.

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Sufisme
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab: , )
adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa,
menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh
kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud
(menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya
melahirkan tradisi mistisme Islam. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah
pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan
dunia. Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan
yang umum adalah kata itu berasal dari Suf (), bahasa Arab untuk wol,
merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim.
Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori
etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa
(), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme
pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf
berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.
Beberapa definisi lain tentang sufisme:
a. Sufisme Yaitu paham mistik dalam agama Islam sebagaimana Taoisme
di Tiongkok dan ajaran Yoga di India (Mr. G.B.J Hiltermann &
Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
b. Sufisme Yaitu aliran kerohanian mistik (mystiek geestroming) dalam
agama Islam (Dr. C.B. Van Haeringen).

2.2 Asal Usul Ajaran Tasawuf


Banyak pendapat pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf,
apakah ia berasal dari luar atau dari dalam agama Islam sendiri. Berbagai
sumber mengatakan bahwa ilmu tasauf sangat lah membingungkan.

Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf merupakam paham


yang sudah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah. Dan
orang-orang Islam baru di daerah Irak dan Iran (sekitar abad 8 Masehi)
yang sebelumnya merupakan orang-orang yang memeluk agama non Islam
atau menganut paham-paham tertentu. Meski sudah masuk Islam, hidupnya
tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri dari kemewahan dan
kesenangan keduniaan. Hal ini didorong oleh kesungguhannya untuk
mengamalkan ajarannya, yaitu dalam hidupannya sangat berendah-rendah
diri dan berhina-hina diri terhadap Tuhan. Orang-orang tersebut selalu
mengenakan pakaian yang pada waktu itu termasuk pakaian yang sangat
sederhana, yaitu pakaian dari kulit domba yang masih berbulu, sampai
akhirnya dikenal sebagai semacam tanda bagi penganut-penganut paham
tersebut. Itulah sebabnya maka pahamnya kemudian disebut paham sufi,
sufisme atau paham tasawuf. Sementara orang penganut paham tersebut
disebut orang sufi.
Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul ajaran tasawuf
berasal dari zaman Nabi Muhammad. Berasal dari kata "beranda" (suffa),
dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan di atas.
Mereka dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari
pengetahuan Nabi Muhammad
Pendapat lain menyebutkan tasawuf muncul ketika pertikaian antar
umat Islam di zaman Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib,
khususnya karena faktor politik. Pertikaian antar umat Islam karena karena
faktor politik dan perebutan kekuasaan ini terus berlangsung dimasa
khalifah-khalifah sesudah Utsman dan Ali. Munculah masyarakat yang
bereaksi terhadap hal ini. Mereka menganggap bahwa politik dan kekuasaan
merupakan wilayah yang kotor dan busuk. Mereka melakukan gerakan

uzlah , yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi yang seringkali
menipu dan menjerumuskan. Lalu munculah gerakan tasawuf yang di
pelopori oleh Hasan Al-Bashiri pada abad kedua Hijriyah. Kemudian diikuti
oleh figur-figaur lain seperti Shafyan al-Tsauri dan Rabiah al-Adawiyah. Ada

beberapa pendapat tentang asal-usul sufisme/ tasawuf yaitu sebagai berikut


:
a. Pendapat yang mengatakan bahwa sufisme/tasawuf berasal dari dalam
agama Islam:
Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad.
Keharusan untuk bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan
aturan di antara para muslim awal.(Nuh Ha Mim Keller, 1995).
Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani
mendefinisikan Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari
Qur'an dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral
para nabi dan yang tersucikan. Tidak bisa disalahkan, kecuali apabila
melanggar pernyataan eksplisit dari Qur'an, sunnah, atau ijma." [11.
Sha'rani, al-Tabaqat al-Kubra (Kairo, 1374), I, 4.)
b. Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar agama
Islam:
Sufisme berasal dari bahasa Arab suf, yaitu pakaian yang terbuat
dari wol pada kaum asketen (yaitu orang yang hidupnya menjauhkan
diri dari kemewahan dan kesenangan). Dunia Kristen, neo platonisme,
pengaruh Persi dan India ikut menentukan paham tasawuf sebagai arah
asketis-mistis dalam ajaran Islam (Mr. G.B.J Hiltermann & Prof.Dr.P.Van
De Woestijne).
(Sufisme)yaitu

ajaran

mistik

(mystieke

leer)

yang

dianut

sekelompok kepercayaan di Timur terutama Persi dan India yang


mengajarkan bahwa semua yang muncul di dunia ini sebagai sesuatu
yang khayali (als idealish verschijnt), manusia sebagai pancaran
(uitvloeisel) dari Tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu dengan
DIA (J. Kramers Jz).
Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan
karena suka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba
(Shuuf), maka mereka disebut dengan "Sufi". Soal hakikat Tasawuf, ia
itu bukanlah ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan bukan
pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu. Menurut Asy

Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata: Tatkala kita telusuri


ajaran Sufi periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan
mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam
buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan
ajaran Al Quran dan As Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul
ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad
Shallallahu alaihi wassalam , dan juga dalam sejarah para shahabatnya
yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Taala di alam semesta
ini. Bahkan sebaliknya, kita melihat bahwa ajaran Sufi ini diambil dan
diwarisi dari kerahiban Nashrani, Brahma Hindu, ibadah Yahudi dan
zuhud Buddha" - At Tashawwuf Al Mansya Wal Mashadir, hal.
28.(Ruwaifi bin Sulaimi, Lc).
2.3 Akidah Sufistik
Dalam bentuknya yang terakhir akidah tasawuf berbeda dengan AlQuran dan Sunnah dari seluruh sisinya, disebabkan oleh sumber dan
penerimaan akidah itu, yakni sumber pengetahuan keagamaan. Dalam
Islam akidah ditetapkan hanya Al-Quran dan Sunnah, tetapi dalam tasawuf
akidah ditetapkan melalui Ilham, wahyu yang dipercaya oleh para Wali. Hal
ini berhubungan dengan Jin yang mereka namanakan dengan makhluk
ruhani, atau mirajnya ruh ke langit. Lebur dalam Allah dan berkilauannya
cermin hati. Sehingga menurut pengakuan mereka, perkara ghaib tampak
seluruhnya bagi wali Sufi melalui kasyf dan mengikatkan hati dengan
Rasulullah

SAW,karena

dalam

kepercayaan

mereka

ilmu-ilmu

itu

disandarkan pada Rasulullah atau dengan bertemu dengan Rasulullah


dalam keadaan terjaga atau mimpi. Ketika sumber-sumber itu terbilang
banyak maka akidah itu sendiri berkembang, berubah-ubah, satu sama
lainnya

berbeda.

Masing-masing

menyatakan

apa

yang,apa

yang

tertangkap kasyfnya dan dari dalam benaknya,atau apa yang dikatakan


Rasulullah,diberikan malaikat atau yang ia lihat sendiri di Lauhul Mahfudz.
Mengenai Al-Quran dan Sunnah para Sufi memiliki penafsuran kebatinan
yang terkadang mereka menamakannya tafsir Isyarat. Mereka percaya

bahwa setiap huruf dalam Al-Quran memiliki makna yang tidak diketahui
kecuali oleh Sufi yang mumpuni dan terbuka hatinya. Berdasarkan hal ini
para Sufi memiliki keberagaman sendiri yang dalam tataran ushul dan
cabangnya berbeda dari agama yang dibawa oleh Rasulullah.

2.4 Contoh Paham Sufi atau Paham Tasawuf


Paham Kesatuan Wujud
Paham ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan
Tuhan. Penganut paham kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang
dianggap mendukung penyatuan antara ruh manusia dengan Ruh Allah
dalam penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS:
...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan

kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud


kepadanya (As Shaad; 72)
Sehingga ruh manusia dan Ruh Allah dapat dikatakan bersatu dalam
salat karena salat adalah me-mi'rajkan ruh manusia kepada Ruh Allah Azza
wa Jalla . Atas dasar pengaruh 'penyatuan' inilah maka kezuhudan dalam
sufi dianggap bukan sebagai kewajiban tetapi lebih kepada tuntutan bathin
karena hanya dengan meninggalkan/ tidak mementingkan dunia lah
kecintaan kepada Allah semakin meningkat yang akan bepengaruh kepada
'penyatuan' yang lebih mendalam.
Paham ini dikalangan penganut paham kebatinan juga dikenal sebagai

paham manunggaling kawula lan gusti yang berarti bersatunya antara


hamba dan Tuhan.
2.5 Pokok-Pokok Ajaran Tasawuf
Pokok-pokok ajaran tasawuf terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1. Tasawuf akhlaki, sebagaiman namanya, perhatian utamanya di arahkan
menjadikan manusia bersih jiwanya dalam rangka mencapai tujuan untuk
mendekatkan diri, beribadah kepada Allah. Dalam pandangan kaum sufi,
manusia terdiri dari urusan jasmani dan rohani. Jasmani di lengkapi

pancaindera, rohani di lengkapi dengan akal, perasaan, hawa nafsu.


Manusia menurut pandangan kaum sufi cenderung megikuti hawa nafsu.
Dorongan hawa nafsu ini cederung ingin menguasai dunia dengan segala
isinya, lupa kepada tujuan yang hakiki sebagai hamba Allah yang harus
mencari keridhaan Allah. Karena waktu di habiskan untuk masalah
duniawi, ingatan dan perhatian jauh dari Allah. Hal itu kata Al-Ghazali,
karena tidak terkontrolnya hawa nafsu. Walaupun demikian, manusia
tidak boleh mematikan hawa nafsu karena nafsu merupakan salah satu
potensi agar manusia dapat hidupp lebih maju penuh kreatifitas. Nafsu
sebenarnya bersifat fitri , mempunyai kecenderungan baik dan buruk,
menjadi baik kalau ia di bersihkan dari pengaruh-pengaruh jahat dengan
menanamkan agama sejak dini, sehingga tabiat nafsu dapat di
kendalikan. cara untuk melestarikan rasa ketuhanan adalah sebagai
berikut ;
1. Munajat yaitu melapor diri ke hadirat Allah atas segala aktifitas yang
baik maupun yang buruk dengan cara khas orang sufi.
2. Muraqabah dan Muhasabah. Menurut Al-ghazali, muraqabah sama
denga ihsan. Dari segi bahas dapat di artikan selalu memperhatikan
yang di perhatikan. Menurut istilah muraqabah artinya senaniasa
memandang dengan hati kepada Allah dan selalu memperhatikan apa
yang di ciptakan-Nya dan tentang hukum-hukum-Nya.
3. Muhasabah ( memperhitungkan) terhadap amal perbuatan sendiri
atau instropeksi terhadap mamal perbuatannya, sehingga mengetahui
kekurangan dan kelebihannya. Dengan mengetahui kekurangannya
ada keinginan untuk memperbaiki diri dengan mengikuti kebenaran
serta memperbaiki hubungan dengan Allah.
4. Memperbanyak dzikir dan wirid. Ciri khas kehidupan sufi adalah
memperbanyak zikir dan wirid. Zikir adalah menyebut, mengingat, dan
mneghayati asma Allah, sedangkan wirid mengulang-ulang terus
menerus apa yang di zikirkan dana adakalanya doa-doa, asma Allah,
atau amalan-amalan, biasanya di lakukan setelah shalat sunnah (

sebagai tambahan dari shalat wajib ). Secara umum, orang sufi


membaca zikir menjadi dua tingkatan yaitu
a. Zikir lisan
b. Zikir qalbu
5. Mengingat mati. Manusia sering lupa bahwa hidup ini terbatas
waktunya, lambat atau cepat ia harus kembali menghadap Allah untuk
mempertanggungjawabkan

segala

aktivitasnya,

apakah

ia

menunaikan tugasnya, apakah dia telah mempersiapkan bekal intuk


kehidupan akhirat atau tidak.
6. Tafakkur, arti harfiahnya berpikir, merenung, atau meditasi. Dalam
islam tafakkur berdasarkan dalil ayat Al-Quran yang mmenuntut
manusia untuk merenungkan tanda-tanda (fenomena-fenomena)
alam, misalnya dalam (QS Ali Imran [3] 190-191) juga hadist yang
artinya : merenung sesaat lebih besar nilainya daripada amal-amal
baik yang di berkahi, dengan bobot yang di kerjakan oleh dua jenis
makhluk (manusia dan jin).

2. Tasawuf amali, merupakan kelanjutan dari tasawuf akhlaki, karena orang


tidak bisa dekat dengan Tuhan dengan amalan-amalan dan ibadah
sebelum ia membersihkan jiwanya. Jiwa yang bersih merupakan syarat
utama untuk bisa kembali kepada Tuhan, karena Dia adalah zat yanng
bersih dan suci dan hanya menerima orang-orang yang suci: Dan Allah
menyukai oarng yang taubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri. ( QS Al-Baqarah : 222 ). Orang sufi ( penganut tasawuf
amali ) membagi ajaran agama kepada ilmu lahir dan ilmu batin, yaitu
ajaran agama ada yang pengamalannya mengandung arti lahiriyah dan
ada yang batiniah. Yang lahiriyah adalah amalan-amalan yang mnegikuti
aturan-aturan syariah, sedangkan yang batiniyah adalah yang mengikuti
aturan-aturan ahli tasawuf. Orang sufi pada hakikatnya adalah orangorang yang mengamalkan perintah Allah secara baik, benar, tuntas dan
menyeluruh. Sebab, tanpa tahapan-tahapan itu seseorang tidak akan
mampu naik ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga seseorang yang akan

memasuki dunia tasawuf harus lebih dahulu mengetahui secara


mendalam tentang isi Al-Quran dan Al-Hadits yang merupakan sumber
amalan-amalan.

3. Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang jaran-ajarannya memadukan antara


visi mistis dengan visi rasional. Tasawuf falsafi menggunakan terminologi
falsafi yang berasal dari bermacam-macam ajaran falsafah yang telah
memengaruhi para tokohnya. Karena itu pengaruh tersebut telah
membuat ajaran tasawuf ini bercampur dengan ajaran-ajaran falsafah di
luar islam, seperti dari yunani, persia, India, dan agama nasrani.
Walaupun demikian, orisinalitasnya sebagai tasawuf ( mistik yang
berdasarkan ajaran islam ) tidaklah hilang karena tokohnya, meskipun
mempunyai latar kebudayaan dan pengetahuan berbeda sesuai ekspansi
islam yang telah meluas pada waktu itu dan kemajuan umat islam dalam
bidang ilmu pengetahuan pada saat itu, tetap berusaha menjaga
kemandirian ajarannya, sera menyesuaikan dengan ajaran tasawuf yang
mereka anut. Para tokoh tasawuf ini sangat gigh mengkompromikan
ajaran-ajaran falsafah yang berasal dari luar islam ke dalam tasawuf
mereka.

2.6 Ihsan Sebagai Inspirasi Munculnya Sufisme


Suatu hari Rosululloh SAW didatangi oleh Malaikat Jibril a.s yang
intinya menyampaikan/mengajarkan mengenani pondasi dienul Islam.
yakni, Iman, Islam dan Ihsan. Iman mencakup adab bathiniyyah, berkaitan
dengan akidah dan keyakinan sebagai seorang muslim. Islam mencakup
adab lahir, syari'at dan cabang-cabangnya. sementara Ihsan merupakan
pencakupan dari keduanya atau bisa juga disebut dengan maqam evaluasi.
Sejarah mencatat seiring waktu berjalan, perpecahan dan perbedaan
menguji umat islam. karakteristik yang berbeda-beda, daerah kekuasaan
yang semakin luas dan kepemimpinan islam yang tidak jelas. menjadi faktor
utama awal keretakan ummat islam. sebagaimana Rosululloh SAW pernah

10

menyampaikan bahwa "yang pertamakali hilang/terlepas dari umat ku


adalah kepemimpinan dan yang terakhir hilang/lepas adalah sholat"
sehingga apa yang diterima oleh umat islam mengenai dienul Islam tidaklah
utuh lagi, sebagian menerima islam saja dan berkonsentrasi pada
keislamannya semata, maka dari mereka muncul ulama-ulama fiqih yang
ternama (yang paling populer) Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan
Imam Hambali.
Sebagian lagi berkonsentrasi dengan nilai-nilai keimanan, dan dari sini
muncul dua imam yang populer pula. yakni, iamam Asy 'Ari dan Imam Al
Maturidi. mereka menjadi rujukan umat mengenai nilai-nilai iman,
Dan ada pula yang berkonsentrasi pada nilai-nilai keihsanan, maka
dari sini muncul istilah-istilah zuhud, ikhlas, dan berkembang menjadi
sebuah komunitas yang disebut sufi, sementara pemahamannya disebut
tasawuf. mereka berkonsentrasi dan melatih diri mereka untuk mencapai
nilai ihsan, yakni berusaha merasakan 'hadirnya' Allah dalam setiap gerak
ibadah mereka. mereka melatih (riyadhah) agar tidak tertipu oleh kehidupan
duniawi dan senantiasa meninggkatkan kerinduan kepada Allah SWT.
2.7 Fenomena Supranatural dan Ruqiyah (Pengobatan Alternative)
a. Pengertian
Keramat atau Supranatural adalah segala sesuatu fenomena atau
kejadian yang tidak umum atau tidak lazim atau dianggap di luar batas
kemampuan manusia pada umumnya dan tidak sesuai dengan hukum
alam. Sebenarnya kemampuan ini bisa didapat dengan mengembangkan
cakra atau pusat-pusat energi dalam tubuh.
Lewat beberapa nukilan ilmu Al-Hikmah, Imam Al-Bn dalam kitabnya,
Manba Usul Hikmah menerangkan : Untuk bisa mencapai ilmu
supranatural secara benar dan bisa dibuktikan akan hasilnya seorang
ritualis harus bisa memahami segala isi ilmu yang terkandung di
dalamnya baik berupa tata cara puasa, berzikir dan pendalamannya.
Diantara pendalaman ilmu supranatural yang harus diketahui adalah
sebagai berikut :

11

1. Mudawamah Al-Zikr / Istiqomah Dalam Berzikir


Dalam pembedaran ini seorang ritualis dituntut untuk selalu
menjaga wiridannya secara istiqomah di setiap malam harinya.
Sebab untuk bisa merasakan manfaat ilmu yang sedang dijalaninya,
seorang ritualis harus bisa memilah peraturan apa yang harus dipilih
dalam hal berzikir. Inilah tingkatan zikir menurut hukum para Ahli
Hikmah :
a. Zikir Umum ( Maksimal 2 jam dalam satu dudukan).
Tahapan ini membutuhkan waktu 4 tahun untuk bisa merasakan
manfaatnya ilmu.
b. Zikir Khusus ( Maksimal 5 jam dalam satu dudukan).
Tahapan ini membutuhkan waktu 2, 5 tahun untuk bisa
merasakan manfaatnya ilmu.
c. Zikir Khususul Khusus ( Maksimal 7 atau 9 jam dalam satu
dudukan).
Tahapan ini membutuhkan waktu 41 hari untuk bisa merasakan
manfaatnya ilmu.
2. Tarkunnafsi / Meninggalkan Adat Kebiasaan
Mengulas arti tarkunnafsi menurut Imam Al-Buuni adalah :
Merubah segala kebiasaan hidup kita dengan jalan meniru
kebiasaan para Ahlillah dengan kata lain mengendalikan nafsu badan
lewat berbagai aktifitas tirakat seperti menahan lapar dengan cara
berpuasa dan menjauhi tidur, menahan mulut dari banyaknya bicara
yang kurang bermanfaat dan lain sebagainya.
3. Sidiq Al-Qalbi / Kejujuran Hati
Sebagai seorang supranaturalis ilmu Al-Hikmah, kejujuran dan
kebersihan hati adalah kunci utama dalam hal penataan ilmu yang
sedang dijalaninya. Mereka harus menjaga rasa dan pikirannya dari
sifat berandai-andai, ingindi puji, sombong dan lain-lain. Sebab
bagaimana pun kuatnya batin seorang supranaturalis, apabila sifat
tadi telah bersarang dan tidak secepatnya dibuang, maka lambat

12

laun ilmu yang sudah menyatu dengan tubuhnya akan sirna dengan
sendirinya.
Seperti halnya di zaman sekarang, ilmu supranatural banyak
dicari

kerana

berbagai

faktor

dan

tujuan.

Namun

untuk

memperdalam ilmu ini belum tentu semua berhasil meraihnya.


Bagi seorang yang ingin memperdalam ilmu Al-Hikmah, maka
kesabaran dan kedisplinan harus selalu terjaga. Sebab banyaknya
kegagalan biasanya dari faktor setengah-setengah dalam menjalani
suatu ilmu.
Diantara yang menjadi penyebab kegagalan lainnya adalah
kerana kurangnya bimbingan dari guru yang mumpuni atau belajar
tanpa guru.
b. Contoh Fenomena Supranatural dan Ruqiyah
Ada banyak fenomena keramat/supranatural yang kita jumpai dalam
kehidupan ini,fenomena keramat tersebut contohnya adalah kesurupan
.Kesurupan adalah suatu peristiwa dimana adanya gangguan makhluk
halus

yang

merasuki

tubuh

seseorang.

Kebanyakan

kesurupan

menyerang kaum hawa. Hal ini dikarenakan, wanita lebih labil sehingga
mudah dimasuki makhluk halus tersebut.
Kesurupan biasanya membuat yng terkena akan hilang kendali.
Mereka akan menjerit-jerit tidak menentu, kadang menyebut nama
seseorang yang dipercaya adalah orang yang ada kaitannya dengan
makhluk halus yang merasuki.
Dunia ini terbagi dua, antara dunia nyata, dunia manusia dan dunia
ghoib, yaitu dunia para makhluk halus, seperti jin, setan, iblis, dan
sebagainya. Kesurupan biasanya akan mengajak teman atau merembet
ke orang yang dipanggilnya. Maka, ketika itu juga seseorang yang
dipanggil akan hilang ingatan.
Hal ini bisa terjadi karena kemungkinan mereka melihat adanya
penampakan di suatu tempat yang kemudian merasuk ke dalam jiwa
mereka. Biasanya mereka mengalaminya di tempat yang memang

13

angker. Kasus kesurupan yang terjadi di SMA Negeri 6 Lampung dan SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta adalah salah satu contoh kesurupan masal.
Sekitar 20 orang siswa pada tanggal 1 Maret 2006 dan berlanjut pada
tanggal 2 Maret sekitar 50 orang siswa terjadi di SMAN 6 Lampung. Jika
telah terjadi gangguan seperti ini, maka ruqyah syariiah adalah cara
yang paling utama dilakukan dalam Islam. Ruqyah Syariiah adalah
sebuah terapi nabawi yang digunakan untuk memulihkan seseorang dari
kerasukan sejak Nabi. Hal ini dilakukan dengan cara membacakan ayatayat suci Al-Quran dan juga doa-doa yang masurat. Sehingga, orang
yang bersangkutan akan kembali normal.
Hantu, Jin, Tuyul, dan sebainya adalah beberapa jenis makhluk halus
yang ada di Indonesia. Keberadaannya adalah wajar karena Allah
menciptakan mereka sebagaimana manusia. Akan tetapi kita harus
mengerti dan paham bahwa penampakan mereka hanyalah fitnah.
Karena, secara kasat mata manusia pada umumnya tidak mampu
melihat. Hanya orang-orang tertentu yang mampu. Jika kita melihat atau
merasakan keanehan di lingkungan kita, kemungkinan itu benar adanya.
Sebagian orang percaya bahwa hantu menyerupai dan berukuran seperti
manusia. Namun sebagian orang berpendapat bahwa hantu memiliki
bentuk seperti hewan. Hantu ada setelah roh dalam jasah keluar dari
tubuh manusia. Dengan demikian bentuk atau wujud hantu menyerupai
bayang-bayang atau seperti kabut.
Untuk melindungi kita atau rumah kita dari gangguan makhluk halus
sangat sederhana dan sudah sangat jelas sekali dalam Al-Quran, bahwa
kita sering menghiasi rumah kita dengan sesuatu yang baik-baik, seperti
menegakkan shalat 5 waktu, tadarus, mengaji ayat-ayat Allah.
Hal ini bertujuan untuk melindungi agar hantu atau makhluk ghaib lainnya tidak
menggangu atau menghuni rumah kita. Hal ini juga ampuh untuk memberikan
sinar bagi rumah kita. Karena sesuai janji-Nya barang siapa yang melantunkan
Ayat-Ayat-Nya dan menegakkan shalat maka akan diberi perlindungan dari
apapun. Cara kedua adalah kita harus sering tinggal di rumah kita dalam jangka
waktu lama. Jika kita demikian, maka hantu akan senang tinggal di rumah yang
sepi tidak ada kegiatan dan kehidupan, dan lain sebagainya. Demikian tips
sederhana namun ampuh. Dan perlu diingat bahwa kita, manusia adalah

14

manusia yang paling sempurna dan derajatnya lebih tinggi. Allahualam


bissawaf.

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sufi merupakan suatu komunitas rahasia spiritual (freemasonry) kuno
yang belum pernah ditelusuri dan dicatat asal-usulnya. Mereka sendiri tidak
tertarik untuk membukukan fakta tentang dirinya, karena sudah puas
menjelaskan fakta dengan perspektif mereka sendiri di berbagai kawasan
dan masa yang berbeda-beda. Meski secara umum fakta mereka
disalahpahami sebagai satu madzhab Muslim, namun para Sufinya
sebenarnya telah dikenal dalam semua agama.

16

DAFTAR PUSTAKA
Sunanto,Musifah.2005.Sejarah Peradaban Islam di

Indonesia.Jakarta:RajaGrafindo Persada.
Madkour.ibrahim.2004.Aliran dan Teori Filsafat Islam.Jakarta:Bumi Aksara.
http://hantuhantu.com/menye

www.sufinews.com/index.php?option=com_content.
www.sufinews.com/index.php?option=com_content.

agama.kompasiana.com/.../tasawuf-dan-munculnya-dalam-islam/
http://cicikwijayanti.blogspot.com/2012/02/

Anda mungkin juga menyukai