Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN

Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mempunyai jangkauan politik, sosial, kultural
dan teknologi. Arus ini bertujuan mewarnai kehidupan bangsa-bangsa, terutama kaum
muslimin, dengan gaya Barat. Westernisasi pada hakikatnya merupakan perwujudan dari
konspirasi Kristen-Zionis-Kolonialis terhadap ummat Islam. Mereka bersatu untuk
mencapai tujuan bersama, yaitu membaratkan dunia Islam agar kepribadian Islam yang
unik terhapus dari muka bumi ini. Gerakan westernisasi telah mampu merembes hampir
di setiap negara di dunia Islam dan negara-negara Timur. Dengan diam-diam
masyarakatnya terseret ke dalam peradaban Barat yang materialistik dan modern.
Akibatnya mereka terikat oleh roda peradaban Barat.
B. SEJARAH BERDIRI DAN TOKOH-TOKOH
Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, orang-orang yang berpandangan Timur di
dunia Islam, mulai memodernisasi dan memperkuat tentara mereka dengan cara mengirim
kader-kadernya ke negara-negara Eropa, atau dengan mendatangkan para ahli dari Barat
untuk mengajar dan membuat perencanaan bagi kebangkitan modern. Hal ini dilakukan
dalam rangka menghadapi usaha keras orang-orang Barat dalam memperluas pengaruh
kolonialisme mereka sesudah masa kebangkitan Eropa. Perjalanan westernisasi dapat
ditelusuri sejak tahun 1860 M ketika gerakan ini memulai aktifitasnya di Libanon melalui
para zending Kristen. Dari sanalah kemudian merambat ke Mesir. Di bawah naungan
Khudaiwi Ismail yang akan menjadikan Mesir sebagai bagian dari Eropa. Kemajuan
westernisasi berkembang pesat setelah orang-orang Ittihad(Persatuan) menguasai
pemerintahan Turki Utsmani dan jatuhnya Sultan Abdul Hamid pada tahun 1924 M
Kemudian pada tahun 1924 M pemerintahan Turki baru yang dipimpin Kamal Ataturk
menghapus sistem khilafah Utsmaniyyah. Perubahan inilah yang menyeret Turki ke jurang
sekularisme modern. Dengan keras dan kejam gerakan westernisasi dalam segala
bentuknya dipaksakan di bumi Turki. Pada tahun 1925 buku Ali Abdul al-Raziq berjudul Al-
Islam wa Ushul al-Hukmi (Islam dan pokok-pokok pemerintahan) terbit di Mesir. Buku ini
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Urdu. Di dalam buku ini pengarang
berusaha keras meyakinkan pembaca bahwa Islam hanyalah agama, bukan negara. Tetapi
pemikiran semacam ini tidak berrkembang di dunia Islam. Misalnya Smith menunjuk dia
ketika mengatakan bahwa kebebasan sekuleristik dan internasionalisme tidak akan
berkembang di dunia Islam kalau tidak ditafsirkan secara Islam yang dapat diterima. Buku
Al-Islam wa Ushul al-Hukmi telah dilarang terbit dan pengarangnya dinyatakan harus
dihukum oleh ulama Al-Azhar pada tanggal 12/8-1925. Pikirannya mendapat tantangan
keras dari kelompok ulama. Ia pernah memimpin majalah Rabithah Syarqiyyah dan
mengadakan upacara penganugerahan penghargaan untuk Ernest Renan di Universitas
Mesir. Upacara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati seratus tahun
meninggalnya orientalis tersebut. Ernest Renan adalah orientalis yang gigih menyerang
orang-orang Arab dan kaum Muslimin. Mahmud Azmi, salah seorang propagandis
firaunisme terbesar do Mesir ini, belajar tentang orientalisme kepada Durkheim. Ia pernah
berkata kepada Muhammad Azmi, Jika Anda berbicara masalah ekonomi, maka jangan
sebut-sebut syariah. Jika Anda membicarakan syariah, jangan sebut-sebut ekonomi.
Pendukung westernisasi lain ialah Manshur Fahmi (1886-1959 M). Ia pernah mengajukan
disertasi doktornya kepada Levy Bruhl yang berisi serangan terhadap sistem perkawinan
dalam Islam. Di dalam disertasinya itu ia berkata, Muhammad telah membuat undang-
undang untuk semua manusia. Tetapi untuk dirinya sendiri banyak perkecualiannya. Lebih
lanjut dia menyatakan, Hanya saja ia (Muhammad) telah meringankan mahar dan saksi
untuk dirinya sendiri. Tetapi pada tahun 1915 dia sendiri mengkritik gerakan westernisasi.
Ia mengakui terus terang terhadap kesalahan-kesalahan pemikirannya yang telah di bawa
oleh Thaha Husein bersama alirannya. Ismail Mazhhar, salah seorang tokoh aliran
westernisasi (Majalah Al-Ushur) yang kemudian berubah menjelang masa kebangkitan
modern. Salah seorang murid Thaha Husain yang terkemuka ialah Zaki Mubarak. Ia banyak
belajar kepada orang-orang orientalis. Ia pernah menulis disertasi tentang Ghazali dan
Mamun. Dalam disertasinya itu ia menyerang Ghazali habis-habisan. Tetapi ia kemudian
sadar kembali dan menulis sebuah artikel yang terkenal, sebagai kritik atas disertasinya
sendiri, berjudul Ilaika Atadziru Ayyuha al-Ghazali. (Aku Mohon Maaf Padamu Wahai
Ghozali).
Muhammad Husein Haikal (1888-1956 M), pemimpin redaksi harian Siyasah. Ia termasuk
tokoh westernisasi yang menonjol. Ia dikenal sebagai seorang yang mengingkari peristiwa
Isra dan Miraj, baik dengan ruh ataupun dengan jasad. Pengingkarannya itu bertolak dari
pandangan rasionalistik (Hayatu Muhammad). Tetapi kemudian dia dinilai berubah sikap
menjadi sangat moderat. Dalam kata pengantar buku Fi Manzili al-Wahyi ia
mengungkapkan orientasi barunya di dalam pemikiran Islam. Amin Khuli adalah dosen
ilmu tafsir dan balaghah di universitas Mesir yang selalu mempromosikan ide-ide Thaha
Husein dalam mempropagandakan pengkajian Al-Quran melalui pendekatan sastera
murni, tanpa mengindahkan aspek keagamaan. Sepak terjangnya berjalan sampai tahun
1949 dan berakhir setelah dibongkar habis oleh Mahmud Syalthut. Syibli Syumail (1860-
1917 M) seorang penganjur sekulerisme yang menggebu-gebu dalam menyerang nilai-
nilai agama dan akhlak.
C. PENYIARAN DAN KAWASAN PENGARUHNYA
Gerakan westernisasi telah mampu merembes hampir di setiap negara di dunia Islam dan
negara-negara Timur. Dengan diam-diam masyarakatnya terseret ke dalam peradaban
Barat yang materialistik dan modern. Akibatnya mereka terikat oleh roda peradaban Barat.
Pengaruh westernisasi ini berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain. Hal itu
tampak jelas di Mesir, Iraq, Palestina, Suriah, Yordania, Turki, Indonesia dan Marokko.
Gerakan ini merembes ke seluruh dunia Islam. Akibatnya tidak ada satu negeri muslim atau
negeri Timur yang tidak dirembesi oleh gerakan ini.
D. FAKTOR PENDORONG WESTERNISASI
Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya westernisasi. Faktor- faktor pendorong
tersebut antara lain:
1. Kekalahan Pasukan salib Pasukan salib telah menderita kekalahan berulang kali setelah
perang Hiththin. Orang-orang Turki Osmani menaklukan ibukota Bizantium dan pusat
gereja mereka pada tahun 1453 M. kemudian kota tersebut dijadikan ibu kota Turki dan
namanya diubah menjadi Istambul, yakni Dar al-Islam (Negara Islam). Selain itu pasukan
Islam Turki dapat sampai ke Eropa dan menggempur Wina pada tahun 1529 M.
penggempuran ini berlangsung sampai tahun 1683 M. semua itu diawali dengan jatuhnya
Andalusia yang dijadikan pusat pemerintahan dinasti Umawiyah. Peristiwa-peristiwa
tersebut mendorong munculnya westernisasi sebagai upaya menebus kekalahan yang
mereka derita selama itu.
2. Keinginan bangsa Barat untuk menguasai dunia Melalui westernisasi ini dunia barat
mecoba mempengaruhi hampir semua manusia untuk mengikuti kebudayaanya. Hal ini
dilakukan supaya tidak ada kebudayaan lain yang mempunyai karakteristik dan keunikan
tersendiri yang dapat menandingi bangsa barat oleh karena itu di bentuklah westernisasi.
3. Keinginan untuk menghancurkan islam Seperti yang kita ketahui bahwa islam sangat
besar pengaruhnya terhadap dunia. Islam mempunyai kebudayaan yang unik dan berbeda
dengan kebudayaan lain yang dapat menunjukkan identitas keislamannya. Oleh sebab itu
maka westernisasi lahir sebagai upaya untuk menghilangkan keunikan identitas islam
tersebut sampai menggerogoti syariat-syariat islam sehingga orang islam dengan sangat
mudah terpengaruh dengan budaya barat.
E. DAMPAK WESTERNISASI
Segala sesuatu ada dengan membawa dampak pada kehidupan tidak terkecuali
westernisasi. Banyak dampak yang dibawa oleh westernisasi untuk negara-negara Timur.
Dampak tersebut antara lain :
1. Westernisasi melahirkan sekularisasi Sekularisasi adalah mengasingkan agama dar
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan ide ini masyarakat dicegah untuk
melibatkan peran dan fungsi agama dalam mengatur urusan-urusan politik
2. Westernisasi memunculkan demokratisasi dan liberalisasi. Kedua paham tersebut
berasal dari dunia barat, dengan adanya westernisasi secara tidak langsung paham tersbut
mempengaruhi pola dan pikiran kita dalm dunia pemerintahan maupun perekonomian.
3. Hilangnya tradisi dan budaya asli Dengan adanya westernisasi orang lebih banyak
menghambakan kebudayaan-kebudayaan asing daripada kebudayaan sendiri.
4. Dapat mengakibatkan turunnya moral penduduk suatu negara yang terkena dampak
westernisasi. Misalnya, dunia malam membuat bangsa indonesia terjebak dalam hal-hal
yang bersifat negatif dan tidak sesuai dengan etika negara indonesia.
5. Gaya Hidup Kebarat-baratan Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di
Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi
hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
6. Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka
lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
7. Pola Hidup Konsumtif Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
F. MANFAAT WESTERNISASI
1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya
menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi
rasional.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan
mendorong untuk berpikir lebih maju.
3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat
komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

persamaan dan perbedaan westernisasi , modernisasi dan sekuleritas


modernisasi : secara etimologis berasal dari kata modo dan ernus (bahasa latin)
modo artinya cara, ernus artinya menunjukan pada adanya periode waktu masa kini.

westernisasi : suatu proses peniruan oleh suatu masyarakat atau negara terhadap kebudayaan negara
negara barat yang di anggap lebih baik dari kebudayaan negaranya sendiri

sekulerisasi : semacam ideologi yg menganggap bahwa hidup ini adalah semata mata untuk
kepentingan duniawi

persamaan modernisasi, westernisasi dan sekulerisasi


- kepentingan duniawi
- unsur dari negara barat
- perbandingan dari berbagai macam aspek yang di rasionalisasikan
- proses perubahan dari sesuatu yang di anggap kurang menjadi sesuatu yang di anggap lebih bagi
penganutnya

perbedaan modernisasi, westernisasi dan sekulerisasi


no modernisasi westernisasi Sekuleritas
1 Mutlak ada dan di Mutlak pemberatan Berorientasi semata mata
perlukan oleh negara kepada masalah
keduniaan
2 Tidak mempersoalan Tdk mempersoalkan Tidak terikat pada nilai
nilai nilai keagamaan budaya barat dengan nilai keagamaan
budaya setempat
3 Tidak mutlak sebagai Munculnya westernisasi
westernisasi dan karena perngkembangan
sekuleritas modern yang terjadi di
dalam budaya barat
4 Proses
perkembangan
bersifat umum

kesimpulan :
moderenisasi sangat di butuhkan sedangkan westernisasi dan sekuleritas tidak
sekulerisasi sangat bertentangan dengan ke pribadian bangsa indonesia

Anda mungkin juga menyukai