Kemajuan di bidang teknologi memberikan dampak terhadap perubahan gaya hidup dan pola makan di masyarakat. Pada masa kini, pola konsumsi masyarakat sudah mengalami perubahan, tidak lagi mengonsumsi makanan seimbang yang terdiri dari beraneka ragam jenis makanan dengan kandungan zat gizi lengkap dan seimbang, tetapi cenderung mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak terutama lemak jenuh, kolesterol, dan rendah serat. Terjadinya pergeseran pola makan di kota-kota besar dari pola makan tradisional ke pola makan Western, yang komposisinya terlalu tinggi lemak dan rendah serat, menimbulkan ketidakseimbangan asupan gizi dan merupakan faktor risiko yang sumbangannya sangat besar terhadap munculnya berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, hipertensi, dislipidemia, dan resistensi insulin yang dikenal dengan sindroma metabolic. (Wiardani, Sugiani, & Gumala, 2011) Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting untuk kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negative terhadap kesehatan.1 Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari membran sel, mediator aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organorgan tubuh serta pelarut vitamin A, D, E, dan K. Penambahan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak yang dikonsumsi. Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya. Asam lemak pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C (karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap. Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA) yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids), dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) memiliki 1 (satu) ikatan rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan 1 atau lebih ikatan rangkap. Jumlah atom karbon pada asam lemak berkisar antara 4 sampai 24 atom karbon, dengan pembagian antara lain asam lemak rantai pendek/SCFA (2–4 atom karbon), rantai medium/MCFA (6–12 atom karbon) dan rantai panjang/LCFA (>12 atom karbon). (Sartika, 2008) Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak jenuh, yaitu asam linoleat dan linolenat. Kedua asam lemak tersebut dapat menurunkan kolesterol darah dan menurunkan resiko serangan jantung coroner. Didalam minyak jagung terdapat vitamin-vitamin yang terlarut yang dapat digunakan juga sebagai bahan non-pangan yaitu obat-obatan. Minyak jagung dapat digunakan sebagai alternatif untuk pencegahan penyakit jantung koroner. Tetapi pemanfaatan jagung di Indonesia untuk di produksi menjadi minyak jagung masih rendah (Dwiputra, Jagat, Wulandari, & Prakarsa, 2014). Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian nomor satu di dunia, Etiologi PJK tersering adalah akibat aterosklerosis. Faktor risiko PJK meliputi faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, jenis kelamin serta faktor yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, dislipidemia, kurang aktivitas fisik, obesitas, dan merokok. Prevalensi PJK di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang dengan estimasi jumlah penderita PJK terbanyak terdapat di propinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang (0,5%). Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang (7,0‰) dan propinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4‰) Salah satu faktor risiko PJK yang dapat dimodifikasi adalah kadar kolesterol darah yang tinggi atau dislipidemia.2 Ada dua jenis kolesterol yang paling berpengaruh terhadap risiko PJK yaitu low-density lipoprotein (LDL) dan high- density lipoprotein (HDL). Diet adalah salah satu bentuk usaha preventif dan penatalaksanaan penyakit kardiovaskuler. Salah satu diet yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi minyak jagung (corn oil). Minyak jagung sebagai sumber energi (kalori) yang mudah dicerna, asam lemak esensial, vitamin E, dan kaya akan polyunsaturated fatty acids (PUFA) yang dapat membantu regulasi kadar kolesterol darah dan menurunkan tekanan darah. Minyak jagung mengandung asam linoleat yang merupakan asam lemak essensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, Maka dari itu penulis melakukan penelitian terhadap minyak jagung dan dampaknya dalam menurunkan LDL. (Putri, Suhendra, & Wargasetia, 2017)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan jumlah asam lemak tak jenuh ganda antara minyak jagung dengan minyak kelapa sawit 1.3 Pertanyaan Penelitian a. Bagaimana kandungan asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat dalam minyak jagung ? b. Bagaimana kandungan asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat dalam minyak sawit ? c. Bagaimana perbandingan asam lemak tak jenuh ganda dalam minyak jagung dan minyak sawit? d. Bagaimana jumlah asam lemak tak jenuh ganda mempengaruhi kardiovaskuler? e. Bagaimana dampak positif dan negative penggunaan minyak jagung? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Diketahuinyan kadar asam lemak tak jenuh ganda pada minyak jangung 1.4.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui kandungan asam lemak tak jenuh ganda dalam minyak jagung b. Mengetahui kandungan asam lemak tak jenuh ganda dalam miyak sawit c. Mengetahui perbandingan asam lemak tak jenuh ganda antara minyak jagung dengan minyak kelapa sawit d. Mengetahui jumlah asam lemak tak jenuh ganda mempengaruhi kardiovaskuler e. Mengetahui dampak positif dan negative penggunaan minyak jagung
1.1 Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh penulis dengan bertambahnya wawasan mengenai kadar Asam lemak tak jenuh ganda pada minyak jagung dan bagi peneliti lain sebagai bahan diskusi untuk melakukan penelitian berikutnya mengenai minyak jagung b. Hasil penelitian ini menyediakan informasi yang dapat membantu pengetahuan mengenai minyak jagung c. Manfaat bagi Universitas YARSI adalah bermanfaat sebagai bahan pengetahuan bagi civitas akademika Universitas YARSI, sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai kadar asam lemak tak jenuh ganda pada minyak jagung d. Memberikan pengetahuan dan bahan masukan untuk semua kalangan.