Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan di bidang teknologi memberikan dampak terhadap perubahan gaya
hidup dan pola makan di masyarakat. Pada masa kini, pola konsumsi masyarakat
sudah mengalami perubahan, tidak lagi mengonsumsi makanan seimbang yang
terdiri dari beraneka ragam jenis makanan dengan kandungan zat gizi lengkap dan
seimbang, tetapi cenderung mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi
lemak terutama lemak jenuh, kolesterol, dan rendah serat. Terjadinya pergeseran
pola makan di kota-kota besar dari pola makan tradisional ke pola makan
Western, yang komposisinya terlalu tinggi lemak dan rendah serat, menimbulkan
ketidakseimbangan asupan gizi dan merupakan faktor risiko yang sumbangannya
sangat besar terhadap munculnya berbagai masalah kesehatan seperti obesitas,
hipertensi, dislipidemia, dan resistensi insulin yang dikenal dengan sindroma
metabolic. (Wiardani, Sugiani, & Gumala, 2011)
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting
untuk kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi
negative terhadap kesehatan.1 Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai
sumber energi, bagian dari membran sel, mediator aktivitas biologis antar sel,
isolator dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organorgan tubuh
serta pelarut vitamin A, D, E, dan K. Penambahan lemak dalam makanan
memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di
dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak yang dikonsumsi.
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil
hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya. Asam lemak pembentuk
lemak dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C (karbon), ada atau tidaknya
ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap. Berdasarkan
struktur kimianya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh (saturated
fatty acid/SFA) yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan
asam lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak tidak
jenuh (unsaturated fatty acids), dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid
(MUFA) memiliki 1 (satu) ikatan rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid
(PUFA) dengan 1 atau lebih ikatan rangkap. Jumlah atom karbon pada asam
lemak berkisar antara 4 sampai 24 atom karbon, dengan pembagian antara lain
asam lemak rantai pendek/SCFA (2–4 atom karbon), rantai medium/MCFA (6–12
atom karbon) dan rantai panjang/LCFA (>12 atom karbon). (Sartika, 2008)
Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak jenuh,
yaitu asam linoleat dan linolenat. Kedua asam lemak tersebut dapat menurunkan
kolesterol darah dan menurunkan resiko serangan jantung coroner. Didalam
minyak jagung terdapat vitamin-vitamin yang terlarut yang dapat digunakan juga
sebagai bahan non-pangan yaitu obat-obatan. Minyak jagung dapat digunakan
sebagai alternatif untuk pencegahan penyakit jantung koroner. Tetapi
pemanfaatan jagung di Indonesia untuk di produksi menjadi minyak jagung masih
rendah (Dwiputra, Jagat, Wulandari, & Prakarsa, 2014).
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian nomor satu di dunia,
Etiologi PJK tersering adalah akibat aterosklerosis. Faktor risiko PJK meliputi
faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, jenis kelamin serta
faktor yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, dislipidemia, kurang aktivitas
fisik, obesitas, dan merokok. Prevalensi PJK di Indonesia berdasarkan diagnosis
dokter sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang dengan estimasi
jumlah penderita PJK terbanyak terdapat di propinsi Jawa Barat sebanyak
160.812 orang (0,5%). Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang
(7,0‰) dan propinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak
yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4‰)
Salah satu faktor risiko PJK yang dapat dimodifikasi adalah kadar kolesterol
darah yang tinggi atau dislipidemia.2 Ada dua jenis kolesterol yang paling
berpengaruh terhadap risiko PJK yaitu low-density lipoprotein (LDL) dan high-
density lipoprotein (HDL).
Diet adalah salah satu bentuk usaha preventif dan penatalaksanaan penyakit
kardiovaskuler. Salah satu diet yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi
minyak jagung (corn oil). Minyak jagung sebagai sumber energi (kalori) yang
mudah dicerna, asam lemak esensial, vitamin E, dan kaya akan polyunsaturated
fatty acids (PUFA) yang dapat membantu regulasi kadar kolesterol darah dan
menurunkan tekanan darah. Minyak jagung mengandung asam linoleat yang
merupakan asam lemak essensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, Maka
dari itu penulis melakukan penelitian terhadap minyak jagung dan dampaknya
dalam menurunkan LDL. (Putri, Suhendra, & Wargasetia, 2017)

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai perbandingan jumlah asam lemak tak jenuh ganda antara minyak
jagung dengan minyak kelapa sawit
1.3 Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana kandungan asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat dalam
minyak jagung ?
b. Bagaimana kandungan asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat dalam
minyak sawit ?
c. Bagaimana perbandingan asam lemak tak jenuh ganda dalam minyak jagung
dan minyak sawit?
d. Bagaimana jumlah asam lemak tak jenuh ganda mempengaruhi
kardiovaskuler?
e. Bagaimana dampak positif dan negative penggunaan minyak jagung?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinyan kadar asam lemak tak jenuh ganda pada minyak jangung
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui kandungan asam lemak tak jenuh ganda dalam minyak jagung
b. Mengetahui kandungan asam lemak tak jenuh ganda dalam miyak sawit
c. Mengetahui perbandingan asam lemak tak jenuh ganda antara minyak jagung
dengan minyak kelapa sawit
d. Mengetahui jumlah asam lemak tak jenuh ganda mempengaruhi
kardiovaskuler
e. Mengetahui dampak positif dan negative penggunaan minyak jagung

1.1 Manfaat Penelitian


a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh penulis dengan bertambahnya
wawasan mengenai kadar Asam lemak tak jenuh ganda pada minyak jagung
dan bagi peneliti lain sebagai bahan diskusi untuk melakukan penelitian
berikutnya mengenai minyak jagung
b. Hasil penelitian ini menyediakan informasi yang dapat membantu
pengetahuan mengenai minyak jagung
c. Manfaat bagi Universitas YARSI adalah bermanfaat sebagai bahan
pengetahuan bagi civitas akademika Universitas YARSI, sehingga dapat
menambah wawasan pengetahuan mengenai kadar asam lemak tak jenuh
ganda pada minyak jagung
d. Memberikan pengetahuan dan bahan masukan untuk semua kalangan.

Anda mungkin juga menyukai