Anda di halaman 1dari 52

GANGGUAN IMPULS

KELOMPOK 1
FKU – A 2017
GANGGUAN MAKAN
JENIS JENIS GANGGUAN MAKAN :
1. PICA
2. Rumination Disorder
3. Gangguan Pola Makan
• Anoreksia Nervosa
• Bulimia Nervosa
• Binge Eating Disorder
PICA
Definisi:
Kelainan psikobehavioral yang melibatkan keinginan-keinginan
untuk memakan sesuatu yang sebenarnya bukan sesuatu hal
yang lazim di konsumsi (zat non pangan).

Secara persisten makan bahan yang tak bergizi atau bukan


makanan selama setidaknya 1 bulan.
RUMINATION DISORDER
DEFINISI
Perilaku berulang dalam regurgitasi dari makanan selama
setidaknya 1 bulan. Bentuknya bisa berupa kembali
mengunyah, kembali menelan, atau meludahkan.

Perilaku tersebut tidak terkait dengan gangguan pencernaan


dan tidak terjadi saat periode gangguan makan lain.
GANGGUAN POLA MAKAN

1. Anoreksia Nervosa
2. Bulimia Nervosa
3. Binge Eating Disorder
ANOREXIA NERVOSA

DEFINISI
Penyakit kesehatan mental yang mempengaruhi orang dari
segala umur, jenis kelamin, orientasi seksual, ras dan etnis.

“10 kali lebih sering menimpa wanita daripada pria”


CIRI-CIRI:
1. Memiliki ketakutan yang intens akan penambahan
berat badan. Meski mereka sudah kehilangan banyak
berat, namun ketakutan ini tak pernah hilang.
2. Memiliki “sense” yang keliru tentang bentuk tubuh
mereka  meski telah “kurus”, mereka tetap merasa
bagian tubuh tetap gendut  sering nimbang badan,
melihat di cermin, dll
3. Pada wanita, proses “Pengurusan badan” yang
berlebihan biasanya dapat menyebabkan “Amenorrhea”
 kekacauan periode menstruasi atau tidak mengalami
menstruasi sama sekali.
TIPE ANOREXIA (DSM V)

1. Restricting Type
Turunnya berat badan dilakukan dengan cara membatasi asupan makanan
secara ekstrim. Selama 3 bulan terakhir tidak menunjukkan periode banyak
makan dan mengeluarkan makanan. Turunnya berat badan dikarenakan diet,
berpuasa, dan latihan fisik yang berlebihan.

2. Binge-Eating/Purging
Selama 3 bulan terakhir menunjukkan episode berulang makan banyak dan
memaksa mengeluarkan makanan (dengan cara dimuntahkan,
penyalahgunaan obat pencahar, dan lainnya
AKIBAT ANOREXIA?
Tekanan darah yang turun
Denyut nadi melemah
Gangguan fungsi ginjal dan pencernaan
Penurunan massa tulang
Perubahan hormon
Anemia
PROGNOSIS

• 70 % penderita Anorexia dapat disembuhkan.


• Proses penyembuhan umumnya membutuhkan waktu 6 atau 7
tahun, relaps dimungkinkan terjadi, khususnya bila pasien
belum dapat menemukan pola makan dan ‘pengendalian’ berat
badan yang stabil.
• Anorexia menyebabkan angka kematian 10 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan orang normal.
• Kematian disebabkan oleh komplikasi fisik dan bunuh diri.
BULIMIA NERVOSA
DEFINISI
Mengkonsumsi secara cepat sejumlah besar makanan diikuti oleh
perilaku kompensasi, seperti memuntahkan, puasa, latihan yg
keras, utk mencegah kenaikan berat badan.

Hal tersebut dapat menyebabkan:


1. Fase menstruasi tdk teratur,
2. Kekurangan zat potassium,
3. Penggunaan Laxative berlebihan  memicu diare dan denyut
jantung tdk teratur.
CIRI-CIRI
1. Makan dalam jumlah waktu tertentu (mis: dalam periode 2 jam)
sejumlah makanan jelas lebih besar dari apa yang kebanyakan
orang makan dalam periode waktu yang sama.
2. Kurangnya kontrol diri selama makan
3. Perilaku yang tidak tepat berulang untuk mencegah kenaikan
berat badan, seperti yang diinduksi sendiri muntah;
penyalahgunaan obat pencahar, diuretik, atau obat lain; puasa;
atau olahraga berlebihan.
4. Terjadi setidaknya sekali seminggu selama tiga bulan.
5. Evaluasi diri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan.
BINGE EATING DISODER

DEFINISI
Gangguan pola makan dimana penderitanya ingin makan
terus menerus dalam jumlah besar dan sulit berhenti
meskipun sudah merasa kenyang, dan makan nya dalam
waktu yang cepat.

2x per minggu selama 6 bulan.


APA PERBEDANNYA?

Bedanya dengan Anorexia Nervosa  individu tidak


mengalami kehilangan berat badan.

Bedanya dengan Bulimia Nervosa  individu tidak


melakukan perilaku kompensatoris.
ETIOLOGI GANGGUAN POLA MAKAN

FAKTOR BIOLOGIS

LESI PADA
GENETIK HIPOTALAMUS
FAKTOR SOSIOKULTURAL

“Ideal female body”


FAKTOR KEPRIBADIAN
• Sebelum onset muncul, pengidap Anorexia
merupakan individu dgn ciri perfeksionis,
pemalu, patuh.

• Berdasarkan tes MMPI  pengidap Anorexia


Nervosa & Bulimia Nervosa sama2 memiliki
kepribadian yg nerotis, pencemas, dan self
esteem yg rendah.
TERAPI

Dalam menentukan tingkat perawatan awal pasien


atau apakah perubahan ke tingkat perawatan yang
berbeda sesuai, penting untuk mempertimbangkan
kondisi fisik, psikologi, perilaku, dan keadaan sosial
pasien secara keseluruhan daripada hanya
mengandalkan satu atau lebih parameter fisik, seperti
berat badan.
(The American Psychiatric Association (APA)
APA memberikan bagan yang merinci kriteria yang disarankan
untuk setiap tingkat perawatan bertahap. Kriteria ini meliputi
faktor-faktor berikut:
• Status Medis
• Kemungkinan Bunuh Diri
• Berat Badan
• Motivasi Diri
• “Co-occurring disorder”
• Ability to control compulsive exercising
GANGGUAN TIDUR
DEFINISI
Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang
dicirikan dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas
atau waktu tidur seseorang.
Menurut PPDGJ-III gangguan tidur non organik dapat
diklasifikasikan:

1. Dyssomnia = kondisi psikogenik primer dimana gangguan


utamanya adalah jumlah, kualtitas atau waktu tidur yang
disebabkan oleh hal-hal emosional, misalnya: insomnia,
hipersomnia, gangguan jadwal tidur-jaga.
2. Parasomnia = peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama
tidur (pada kanak-kanak hal ini terkait terutama dengan
perkembangan anak, sedangkan pada dewasa tama pengaruh
psikogenik)
Misalnya: somnambulisme (sleepwalking), teror tidur (night
terrors), mimpi buruk (nightmares).
INSOMNIA

1. Insomnia Primer
Merupakan gangguan sulit tidur yang penyebabnya
belum diketahui secara pasti dan biasanya berlangsung lama
atau kronis (long term insomnia). Insomnia Primer
didiganosis dengan keluhan utama adalah nonrestorative
sleep atau kesulitan untuk memulai atau mempertahankan
tidur, dan keluhan berlanjut setidaknya 1 bulan. Insomnia
primer biasanya memiliki karakteristik dengan kesulitan tidur
dan sering bangun.
2. Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder dibedakan menjadi dua, yaitu
insomnia sementara (transient insomnia) dan insomnia
jangka pendek (short term insomnia). Insomnia sementara
(transient insomnia) terjadi pada seseorang yang dapat tidur
normal, namun karena adanya stres atau ketegangan
sementara menjadi sulit tidur. Sedangkan insomnia jangka
pendek (short term insomnia) merupakan gangguan sulit
tidur yang terjadi pada para penderita sakit fisik atau
mendapat stres situasional
Hal – hal ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti:
(a) Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan
tidur, atau kualitas tidur yang buruk.
(b) Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama
minimal satu bulan.
(c) Adanya preokupasi dengan tidah bisa tldur (sleepless-ness) dan
peduli yang berlebihan terhadap akibatnyapada malam hari dan
sepanjang siang hari.
(d) Ketidak-puasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur
menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi
fungsi dalam sosial dan pekerjaan.
(e) Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti depresi, anxietas, atau
obsesi tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.
TERAPI

Insomnia bisa diobati dengan benzodiazepines, zolpidem,


eszopiclone, zaleplon , and hipnotik lainnya.
Pengobatan tidur long-acting (Flurazepam, quazepam) bisa
untuk insomnia tengah-malam; obat short-acting (Zolpidem,
triazolam) berguna untuk orang yang sulit untuk tidur.
Agonis reseptor melatonin ramelteoin dapat mengobati
sleep-onset insomnia. Dapat juga digunakan trazodone
(antidepresan sedasi).
HIPERSOMNIA
DEFINISI
Suatu keadaan tidur & serangan tidur di siang hari yang
berlebih, terjadi secara teratur atau rekuren untuk waktu
singkat, menyebabkan gangguan fungsi sosial/pekerjaan.

Penyebabnya bisa menjadi gejala awal depresi, gangguan


mood & idiopatik.
Hipersomnia primer didiagnosis ketika tidak ada penyebab
lain yang dapat ditemukan, muncul sedikitnya 1 bulan.
Gejalanya biasanya kelelahan.

Hipersomnia sekunder disebabkan oleh kondisi medis,


seperti sleep apnea, parkinson’ disease, gagal ginjal, dan
penyakit lainnya.
MANIFESTASI KLINIS
(a) Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya
serangan tidur / "sleep attacks" (tidak disebabkan oleh jumlah tidur
yang kurang), dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai
bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness).
(b) Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau
berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam
sosial dan pekerjaan;
(c) Tidak ada gejala tambahan "narcolepsy" (cataplexy, sleep
paralysis, hypnagogic hallucination) atau bukti klinis untuk "sleep
apnoe" (nocturnal breath cessation, typical intermittent snoring
sounds).
(d) Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan
gejala rasa kantuk pada siang hari.
NARKOLEPSI
DEFINISI
Narkolepsi berasal dari bahasa latin yang artinya serangan
tidak sadar. Pasien akan tidur selama 10-20 menit, lalu akan
bangun. Bisa muncul diwaktu yang tidak tepat seperti saat
makan, berbicara atau berkendara. Narkoleplsi dapat muncul
di segala usia, tapi kebanyakan pada orang dewasa atau
dewasa muda (umumnya sebelum usia 30 tahun).
MANIFESTASI KLINIS
1. Serangan tidur di siang hari.
2. Cataplexy (kehilangan tonus otot secara tiba-tiba) seperti
lemas pada lutut atau paralisis seluruh otot tubuh dengan
collapse.
3. Sleep paralysis, sering muncul saat bangun tidur di pagi hari.
Pasien sebenarnya sudah bangun dan sadar, tapi tidak bisa
menggerakan ototnya.
4. Halusinasi hypnagogic or hypnopompic, auditori atau visual,
muncul saat tidur atau saat sadar. Pasien sering merasa takut,
tapi dalam 1 – 2 menit, kembali ke normal dan sadar kalau tidak
ada-apa di sana.
Hipersomni Narkolepsi
a
Durasi > 1 - 2 jam < 1 jam
serangan
Onset Gradual Mendadak

Kontrol Dapat ditahan Tidak dapat ditahan

Variasi Memburuk pagi hari Memburuk malam hari


Diurnal
Tempat Jarang di tempat asing >>> di tempat asing

Tidur di Lama, dalam Terputus


malam hari
EEG Awitan non-REM (REM REM awitan-tidur khas
onset- tidur bila depresi
atau tidak minum obat)
Gejala lain Tidak ada (kecuali bila Katapleksi, paralisis tidur,
jadi bagian ggn lain) halusinasi hipnagogik
GANGGUAN JADWAL TIDUR – JAGA

MANIFESTASI KLINIS
(a) Pola tidur-jaga dari individu tidak seirama (out of
synchrony) dengan pola tidur-jaga yang normal bagi
masyarakat setempat.
(b) Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia
pada waktu kebanyakan orang jaga, yang djalami hampir
setiap hari untuk sedikitnya 1 bulan atau berulang dengan
kurun waktu yang lebih pendek.
(c) Ketidak-puasan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu tidur
menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.
SOMNAMBULISME (SLEEPWALKING)
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinjs dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
(a) Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari
tempat tidur, biasanya pada sepertiga awal tidur malam, dan terus
berjalan-ialan.
(b) Selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong
(blank, staring face), relatif tak memberi respons terhadap upaya
orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk berkomunikasi
dengan penderita, dan hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari
tidur- nya dengan susah payah.
(c) Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau besok
paginya), individu tidak ingat apa yang terjadi;
(d) Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode
tersebut, tidah ada gctngguan aktivitas mental,walaupun dapat
dimuiai dengan sedikit bingung dan disorientasi dalam waktu
singkat.
(e) Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
TEROR TIDUR (NIGHT TERRORS)

MANIFESTASI KLINIS
(a) Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari
tidur, mulai dengan berteriak karena panik, diserang
anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan
hiperaktivitas otonomik seperti jantung berdebar-debar,
napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat.
(b) Episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya
berkisar 1-10 menit dan biasanya terjadi pada sepertiga
awal tidur malam.
(d) Secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya
orang lain untuk mempengaruhi keadaan teiror tidur- nya,
dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun
biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang.
(e) Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal
(biasanya terbatas pada satu atau dua bayangan-bayangan
yang terpilah-pilah).
(f) Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
MIMPI BURUK (NIGHTMARES)
MANIFESTASI KLINIS
(a) terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan
dengan mimpi yang menakutkan yang dapat diingat kembali
dengan rinci dan jelas (vivid), biasanya perihal ancaman
kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri; terbangun-nya
dapat terjadi kapan saja selama peliode tidur, tetapi yang khas
adalah pada paruh kedua masa tidur;
(b) setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, indi- vidu
segero sadar penuh dan mampu mengenali lingkungannya;
(c) pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu,
menyebabkan penderitaan cukup berat bagi individu.
GANGGUAN SEKS
Respon seksual adalah suatu proses psiko-somatik, dan kedua
proses (psikologis dan somatik) biasanya terlibat sebagai
penyebab dan disfungsi seksual.

Disfungsi seksual meliputi berbagai gangguan dimana individu


tidak mampu berperan serta dalam hubungan seksual seperti
yang diharapkannya

Gangguan tersebut dapat berupa kekurangan minat (interest),


kenikmatan (enjoyment), gagal dalam respons fisiologis yang
dibutuhkan untuk interaksi seksual yang efektif (misalnya, ereksi)
atau tidak mampu mengendalikan atau mengalami orgasme
KURANG ATAU HILANGNYA
NAFSU SEKSUAL

Hilangnya nafsu seksual merupakan masalah utama dan


tidak merupakan gangguan sekunder dari kesulitan seksual
lainnya, seperti kegagalan ereksi atau dyspareunia.
Berkurangnya nafsu seksual tidak menyingkirkan
kenikmatan atau bangkitan (arousal) seksual, tetapi
menyebabkan kurangnya aktivitas awal seksual.
1. Penolakan seksual (sexual oversion)
Adanya perasaan negative terhadap interaksi seksual, sehingga
aktivitas seksual dihindarkan
2. Kurangnya kenikmatan seksual (lack of sexual enjoyment)
Respon seksual berlangsung normal dan mengalami orgasme, tapi
kurang ada kenikmatan yang memadai
KEGAGALAN DARI RESPON
GENITAL

Pada pria, masalah utama adalah disfungsi ereksi, misalnya


kesukaran untuk terjadinya atau mempertahankan ereksi
yang memadai untuk suatu hubungan seksual yg
memuaskan.
Pada wanita masalah utama adalah kekeringan vagina atau
kegagalan pelicinan (lubrication).
DORONGAN SEKSUAL YANG
BERLEBIHAN

Baik pria maupun wanita dapat kadang-kadang mengeluh


dorongan seksual yang berlebihan sebagai problem dalam
dirinya, biasanya pada remaja akhir belasan tahun atau
dewasa muda
Bila keadaan ini sekunder dari gangguan afektif, atau terjadi
pada stadium awal dari dementia, maka gangguan primernya
harus didiagnosis.
DISPAREUNIA NON-ORGANIK

Adalah keadaan nyeri pada waktu hubungan seksual, dapat


terjadi pada pria dan wanita
Diagnosis ini dibuat hanya bila tidak ada kelainan seksual
primer lainnya (seperti vaginismus atau keringnya vagina)
VAGINISMUS NON-ORGANIK

Terjadi spasme otot-otot vagina, menyebabkan tertutupnya


pembukaan vagina sehingga masuknya penis menjadi tak
mungkin atau nyeri
EJAKULASI DINI

Ketidakmampuan mengendalikan ejakulasi sedemikian rupa


sehingga masing-masing menikmati hubungan seksual.
DISFUNGSI ORGASME

Baik orgasme tidak sama sekali maupun yang sangat


terlambat
Termasuk “psychogenic anorgasmy”

Anda mungkin juga menyukai