BAB 1 PENDAHULUAN
dapat bersumber dari bahan nabati atau hewani. Dalam tanaman atau
hewan, minyak berfungsi sebagai sumber cadangan energi (Winarno,
2004).
Lemak merupakan suatu senyawa ester yang terbentuk dari
gliserol asam lemak (asam karboksilat). Secara umum lemak (fat) dan
minyak (oil) merupakan golongan lipida yaitu senyawa organik yang
terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietileter.
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk
golongan lipid. Satu sifat yang khas mencirikan golongan lipid
(termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut
organik (misalnya eter, benzen, kloroform) atau sebaliknya ketidak-
larutannya dalam pelarut air (Harper, 1980).
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida
merupakan bagian terbesar dari kelompok lipid. Secara umum, lemak
diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada
dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang
dalam suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada
batasan yang jelas untuk membedakan minyak dan lemak ini
(Sudarmadji, 1989).
Lipid merupakan senyawa yang sebagian besar atau
seluruhnya terdiri dari gugus nonpolar. Sebagai akibat sifat-sifatnya,
mereka mudah larut dalam pelarut non polar dan relatif tidak larut
dalam air (Colby, 1988). Lipid adalah senyawa organik berminyak atau
berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan
jaringan oleh pelarut non polar, seperti kloroform dan eter. Asam
lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid.
Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai
atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil
tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang. Hal ini
membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak
berminyak atau berlemak (Lehninger, 1982).
Lipid secara umum dapat dibagi kedalam dua kelas besar,
yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid
sederhana antara lain adalah: 1) trigliserida dari lemak atau minyak
seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi,
minyak jagung, minyak biji kapas, dan butter, 2) lilin yang merupakan
ester asam lemak dari rantai panjang alkohol, contohnya adalah
beeswax, spermaceti, dan carnauba wax, dan 3) sterol yang didapat
dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya
adalah kolesterol dan ergosterol (Scy Tech Encyclopedia, 2008).
Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung
asam lemak sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol, juga
sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida. Komponen utama
dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan
hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol
adalah molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak
mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas
tinggi (Lehninger, 1982).
Dalam proses pembentukannya, trigliserida merupakan hasil
proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-
asam lemak yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga
molekul air (Sudarmadji, 1989). Triasilgliserol terakumulasi di dalam
beberapa area, seperti jaringan adiposa, dalam tubuh manusia dan
biji tanaman, dan triasilgliserolini mewakili bentuk penyimpanan
energi. Lipid yang lebih kompleks berada dekat dan berhubungan
dengan protein dalam membran sel dan partikel subselular. Jaringan
yang lebih aktif mengandung lipid kompleks yang lebih banyak,
contohnya adalah dalam otak, ginjal, paru-paru, dan darah yang
4.1 Hasil
4. Kelompok 4
VKOH x NKOH x 56,1
Bilangan asam
Berat sampel (g)
10,2 x 0,1 x 56,1
5,0173
= 4,114
Penentuan bilangan penyabunan
Dik :
VHCl blanko = 115,5 mL
VHCl sampel = 67,2 mL
NHCl = 0,5 N
Berat sampel = 5,0168 g
(VHCl blankoVHCl sampel) x NHCl x 56,1
Bilangan penyabunan
Berat sampel (g)
( 115,567,2 ) x 0,5 x 56,1
5,0168
= 270,053
4.2 Pembahasan
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai
asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas
dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung
dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah
gliserol dan asam lemak bebas. Reaksi ini akan dipercepat dengan
adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim).
Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar
asam lemak bebas yang terbentuk asam lemak bebas dalam
konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan.
Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit,
biasanya hanya dibawah 1%. Lemak dengan kadar asam lemak
bebas lebih besar dari 1%, jika dicicipi akan terasa pada permukaan
lidah dan tidak berbau tengik, namun intensitasnya tidak bertambah
dengan bertambahnya jumlah asam lemak bebas. Asam lemak
bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan rasa
tidak lezat.
Prinsip kerja bilangan penyabunan adalah sejumlah tertentu
sampel minyak/ lemak direaksikan dengan basa alkali berlebih yang
telah diketahui konsentrasinya menghasilkan gliserol dan sabun. Sisa
dari KOH dititrasi dengan menggunakan HCl yang telah diketahui
konsentrasinya juga sehingga dapat diketahui berapa banyak KOH
yang bereaksi yang setara dengan asam lemak dan asam lemak
bebas dalam sampel. Bilangan penyabunan tersebut adalah
banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan secara
sempurnya 1 g lemak atau minyak. Pada saat percobaan bilangan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Skema Kerja
fenolftalein
Gambar Praktikum
Proses titrasi