Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PT CAMPINA ICE CREAM

INDUSTRY DAN PT SURYA PRATISTA HUTAMA

Disusun oleh :
Siti Nurfitriani (J3L115012)

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-NYA sehingga kami selaku penyusun dapat menyelesaikan Laporan ini.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki Laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bogor, 11 September 2017

Penulis
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan Field trip adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan mahasiswa analisis kimia, sehingga diharapkan
dengan dilakukannya kegiatan ini mahasiswa dapat memiliki gambaran secara
jauh lebih nyata kegiatan di dunia kerja, khususnya di bidang industri.
Kegiatan field trip ini dilakukan dengan mengamati serta memahai proses
produksi disetiap industri. Kesempatan kali ini, seluruh mahasiswa dan beberapa
dosen pembimbing melakukan kunjungan industri ke daerah Malang dan
Surabaya, Jawa Timur. Industri yang dikunjungi kali ini ialah PT Campina Ice
Cream Industry Surabaya dan PT Surya Pratista Hutama (Suprama), Surabaya,
Jawa Timur, pada tanggal 23 - 27 Juli 2017. Kegiatan Field Trip ini diharapkan
seluruh mahasiswa program keahlian Analisis Kimia program Diploma IPB dapat
mengetahui lebih jauh mengenai dunia industri yang sebenarnya berkaitan dengan
analisis kimia.

1.2 Tujuan
Kegiatan field trip ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada
mahasiswa mengenai lingkungan kerja dan memperluas wawasan mahasiswa
analisis kimia sehingga dapat bekerja jauh lebih kompeten dan penuh dengan
tanggung jawab.

2 PEMBAHASAN

2.1 PT Campina Ice Cream Industry

2.2.1 Sejarah Perusahaan


PT Campina Ice Cream Industry yang awalnya bernama CV Pranoto
Pancajaya ini didirikan pada tanggal 22 Juli 1972 oleh Bapak Darmo Hadipranoto
beserta istrinya yang membuat ice cream Campina di garasi rumahnya yang
terletak di Jl. Gembong Sawah, Surabaya. Produk ice cream hasil usahanya ini
diberi merek CAMPINA yang berasal dari kata Campiun atau Champion
yang berarti juara dan NA yang berarti dimana-mana. Seiring berjalannya
waktu, Campina mulai dikenal dan menjadi pilihan bagi masyarakat yang terbukti
dengan kunjungan Gubernur Jawa Timur, Bapak H. M. Noer ke pabrik Campina
pada tahun 1973. Beliau meninjau usaha tersebut, untuk mengetahui bagaimana
sebuah home industry dapat menembus pasar sampai keluar dari kota Surabaya
dengan kualitas produk yang baik. Cara penjualan Campina juga mulai beragam,
mulai dari menggunakan armada sepeda, freezer hingga van. Pada tahun 1973,
untuk memperkuat daya saing perusahaan, maka keluarga Bapak Prawirawidjaja
pemilik PT Ultrajaya Milk Industry berpartisipasi dalam kepemilikan saham
sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Campina Ice Cream Industry.
Demi meningkatkan varian produk, pada tahun 1984, Campina memindahkan
lokasi pabriknya ke rungkut industri (lokasi PT. SIER) tepatnya di jalan Rungkut
Industri II/15-17 Surabaya. Pada waktu itu produk ice cream Campina sudah
menjadi produk Nomor satu di Indonesia. .

1.3 Visi, Misi, dan Komitmen


1.3.1 Visi
Menjadikan PT. Campina Ice Cream Industry sebagai salah satu produsen
ice cream dan makanan beku yang terbaik dan terbesar di Indonesia. Dengan
senantiasa mengutamakan kepuasan para pelanggan, menjunjung tinggi komitmen
kepercayaan para pemegang saham, dan para karyawan. Serta memegang teguh
prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan.
1.3.2 Misi
Memiliki kepekaan tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar dan
pelanggan, mengoptimalkan seluruh sumber daya dan aset perusahaan guna
memberikan nilai lebih sebagai wujud pertanggungjawaban kepada para pemilik
saham serta menjalankan usaha dengan memperhatikan lingkungan alam dan
masyarakat sekitar.
PROSES PRODUKSI

CENTRAL QUALITY CENTRAL QUALITY


PRODUKSI CONTROL
WAREHOUSE CONTROL WAREHOUSE

Penerimaan
Pengecekan In-line
Material dari
Material Mixing Control
Supplier

Yes
Pengambilan Material di Simpan
OK ? OK ?
Sample di Gudang Pre-Heating
Pasterisasi No
No Yes
Atau
Homogenissasi

Material Kembali
ke Supplier
Filling
Persiapan Material +
Mixing
untuk di Produksi Hardening Adjusment
+
Packing

Aging Freezing In-line


Finishing
Stabilizer Control

OK ?
No

Yes

Produk Menjadi
Bahan Baku
(Rework)
Keterangan:

Central Ware House

Material diterima dari supplier dibagian ini kemudian dilakukan


pengambilan sample material.

Quality Control

Pada bagian ini material dilakukan pengecekan kualitas dengan cara


mengambil sample dari keseluruhan bahan baku, apabila sample sesuai
dengan ketentuan maka dilanjutkan ke bagian Central Ware House,
apabila ada yang tidak sesuai dengan ketentuan material dikembalikan lagi
ke supplier.

Central Ware House


Material yang lolos dari pengecekan kemudia disimpan di gudang
menunggu untuk dijadikan bahan baku pembuatan ice cream.
Produksi

Pada bagian produksi material diambil dari Central Ware House kemudian
dicampur dengan bahan baku susu skim. Kemudian dilakukan pengecekan
bakteri dibagian pre- heating pasterisasi atau homogenisasi lalu dilakukan
mixing kembali dengan persa untuk memberikan rasa-rasa yang bervariasi
pada ice cream. Kemudia pada bagian aging freezing stabilizer adonan di
dinginkan selama 4-12 jam.

Quality Control
Pada bagian Quality Control adonan yang dalam bentuk pasta diambil
sample kembali, apabila adonan lolos pengecekan maka langsung masuk
ke dalam cetakan. Adonan yang masuk kedalam cetakan ada yang keras
ada yang belum keras bergantung pada cetakan. Kemudian agar adonan
keras dimasukkan kedalam bagian harderning lalu cutting dan packing.
Lalu masuk kedalam bagian in-line control, pada bagian ini produk
dilakukan pengecekan kembali.
2. PT SURYA PRATISTA HUTAMA (SUPRAMA)

2.1 Latar Belakang


2.1.1 Sejarah
PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA) merintis usaha sederhananya
sebagai perusahaan kecil yang dikelola keluarga bernama PT.Sampindo yang
berdiri pada tahun 1972 di Sidoarjo, Jawa Timur. Awalnya PT. Sampindo mulai
memproduksi mie telur kering bermerek Burung Dara. Pada tahun 1989, seiring
dengan perubahan zaman yang semakin maju dan permintaan dari konsumen yang
terus meningkat, maka PT. Sampindo berpindah lokasi dan memulai produksi
beragam mie instan merek Surya Mie dan produk snack ke Desa Suko
Sidoarjo. Produk tersebut didistribusikan ke seluruh Jawa dan berbagai cabang di
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain.
PT. Sampindo melakukan kerjasama internasional dengan HJ. Heinz di
tahun 1997, sehingga berubah menjadi PT. Heinz Suprama dan memulai ekspansi
produk di pasar internasional. Pada tahun 2006, PT. Heinz Suprama kini kembali
sebagai bisnis keluarga, menjadi PT. Suprama, sedangkan HJ Heinz kembali
berfokus pada bisnis industri utamanya.
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di PT. Suprama adalah
tepung terigu, sedangkan bahan tambahannya adalah garam beryodium,
pengembang (kalium karbonat, natrium karbonat), sekuestran natrium
polifosfat,dan pewarna makanan tartrazin Cl 19140. Pada proses produksi di PT.
Suprama, bahan baku yang akan digunakan diperiksa terlebih dahulu sehingga
nantinya dapat menghasilkan produk bermutu baik dengan spesifikasi sesuai
standar yang telah ditentukan PT. Suprama. Pemeriksaan bahan baku meliputi
jumlah bahan, berat bahan, jenis bahan, warna, aroma, rasa, dan tekstur. Apabila
dari pemeriksaan ditemukan penyimpangan, maka bahan baku akan dikembalikan
kepada suplier. Kebutuhan bahan baku di PT. Suprama ini adalah sekitar 220 ton
tepung terigu per hari.Sebelum memulai proses produksi, hal pertama yang wajib
dilakukan yaitu personal hygienne dimana para petugas harus steril sebelum
memasuki wilayah produksi. Persiapan bahan baku utama berupa tepung terigu
diperoleh dari berbagai pabrik tepung dengan kualitas terbaik yang sudah lolos uji
laboratorium PT. Suprama. Bahan baku tersebut disedot oleh mesin silo yang
kemudian dilakukan pengayakan oleh mesin shifting agar bahan baku terbebas
dari benda lain dan ditempatkan dalam tangki penyimpan tepung. Setelah itu
dilakukan pencampuran menggunakan mixer antara tepung terigu dengan air dan
beberapa bumbu lainnya hingga homogen dan dilanjutkan dengan pembentukan
adonan menjadi lembaran dengan mesin feeder (ketebalan 10 mm).
Lembaran adonan dilewatkan ke dalam metal detector untuk memastikan
bahwan adonan tersebut terbebas dari bahan logam. Agar adonan tidak terlalu
tebal dilakukan penipisan lembaran menggunakan mesin roll press (hingga
ketebalan mencapai 1 mm). Lembaran yang sudah tipis dibentuk menjadi untaian
keriting dengan mesin slitter kemudian dimasukkan ke dalam steaming box
(mesin pengukus) untuk membebaskan adonan dari bakteri-bakteri dan juga
mampu mengawetkan produk.
Setelah keluar dari mesin pengukus adonan nampak berwarna kuning
pucat dan bersifat setengah matang . Proses selanjutnya yaitu pemotongan dan
pelipatan adonan agar adonan berbentuk seperti mie pada umumnya. Mie masuk
ke mesin tray (baki) agar rapi dan memudahkan dalam pembungkusan dan
pengeringan. Pengeringan dilakukan selama 30-40 menit dengan suhu 110C agar
adonan lebih matang kemudian dilanjutkan dengan pendinginan menggunakan
cooling fan karena adonan yang panas tidak boleh langsung dibungkus.
Setelah semua proses pembuatan mie selesai, mie dibungkus dan
dilewatkan lagi ke dalam metal detector untuk memastikan mie benar-benar aman
dari benda logam. Mie yang sudah dibungkus dimasukkan ke dalam kardus dan
dilakukan stuffing untuk segera disimpan dalam gudang penyimpanan sebelum
didistribusikan ke konsumen. Produk yang dihasilkan oleh PT. Suprama adalah
mie yang terdiri dari 2 jenis, yakni mie kering dan mie instan.

III PENUTUP

Simpulan
Kunjungan industri merupakan wadah yang dapat memberikan informasi
kepada mahasiswa analisis kimia mengenai gambaran dunia kerja sehingga dapat
meningkatkan cara pandang serta wawasan mengenai kompetensi di bidang kimia.

Daftar Pustaka

Ahmad, R, dkk. 2014. Proses Pembuatan Ice Cream PT Campina Ice Cream
Industry. Laporan Kuliah Lapang. Surabaya (ID) : ITS
Inas, M, dkk. 2016. Proses Pembuatan Mie Kering dan Mie Instan. Laporan
Kuliah Lapang. Yogyakarta (ID) : Fakultas Teknik Industri UPN

Anda mungkin juga menyukai