NURHAYANI LUBIS
Abstract: This study to calculate the most economical inventory levels on three main raw
materials of wheat flour, sugar, and butter in small and medium micro enterprises in
Kampoeng Cookies and Rotte. The result of this research is that EOQ on wheat flour raw
material is 289 kg with purchase 5 times a year. On raw material of sugar, EOQ yield is 141
kg with purchase 5 times a year. Then on butter raw material, EOQ result is 112 kg with
purchase 5 times a year.
gula sebanyak 500 kg setiap bulan dan baku dan suku cadangnya yang dapat
untuk mentega menghabiskan 750 kg per diperoleh melalui pembelian jumlah
bulannya. pembelian dengan mengeluarkan biaya
Didukung oleh data yang ada dan minimal tetapi tidak berakibat pada
penelitian-penelitian terdahulu, kami kekurangan dan kelebihan bahan baku dan
melihat bahwa hal ini sangat penting dan suku cadangnya. Menurut Riyanto (2011)
kami ingin meneliti tentang pengendalian Economic Order Quantity (EOQ) adalah
bahan baku yang terdapat di Kampoeng jumlah kuantitas barang yang dapat
Cookies and Rotte tersebut, dan kami diperoleh dengan biaya yang minimal atau
mengangkat judul penelitian ini adalah sering dikatakan sebagai jumlah
Pengendalian Persediaan Bahan Baku pembelian yang optimal. Sedangkan
Dengan Economic Order Quantity (EOQ) menurut Assauri (2008) Economic Order
Pada Kampoeng Cookies and Rotte. Quantity (EOQ) merupakan jumlah atau
Berdasarkan latar belakang masalah besarnya pesanan yang dimiliki jumlah
tersebut, maka penulis menarik perumusan ordering cost dan carrying costper tahun
masalah sebagai berikut, yaitu berapa besar yang paling minimal.
penggunaan tepung terigu, gula pasir, dan
mentega yang optimal dengan METODE
menggunakan metode Economic Order Penelitian ini dilakukan pada di
Quantity (EOQ) pada Kampoeng Cookies UMKM Kampoeng Cookies and Rotte
and Rotte? tepatnya dijalan Bukit Barisan Kota
Beberapa penelitian yang Pekanbaru. Data yang digunakan untuk
menunjang untuk dilakukan penelitian ini menganalisis pemesanan atau pembelian
antara lain penelitian yang dilakukan oleh paling ekonimis (Economic Order
Hidayah tahun 2016 yang melakukan Quantity) EOQ pada persediaan bahan baku
penelitian tentang “Analisis Pengendalian adalah data sekunder yang diperoleh dari
Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu UMKM Kampoeng Cookies and Rotte.
Citarasa Bakery pada PT Kaltim Multi Selain itu, digunakan pula data hasil
Boga Utama (KMBU) di Bontang”. penelitian yang ada, terutama hasil temuan
Penelitian oleh Prihartono, dkk tahun 2014 dari para ahli dibidang pengendalian
melakukan penelitian tentang pengendalian persediaan bahan baku. Tenik analisis data
bahan baku pada perusahaan tahu. Oleh menggunanakan analisis data kuantitatif
Fajrin tahun 2015 melakukan penelitian dengan menggunakan formula EOQ sebagai
tentang pengendalian bahan baku dengan berikut:
metode Economic Orde Quantity (EOQ) Atau EOQ dapat juga dicari dengan
pada perusahaan roti bonansa di Semarang. formula :
Penelitian yang dilakukan oleh Ruauw
tahun 2011 yang meneliti tentang Q = √ dan dapat juga dihitung
pengendalian persediaan bahan baku pada dengan rumus :
usaha Grenda Bakery Lianli, Manado.
Pengertian tentang EOQ menurut TAC = Total Annual Inventory Cost (Total
beberapa ahli dapat dilihat sebagai berikut, Biaya Persediaan Tahunan)
Heizer dan Render (2010) menerangkan Dengan Rumus :
bahwa EOQ merupakan sebuah teknik
kontrol persediaan yang meminimalkan TAC = (Q/2) C + (R/Q) S + R
biaya total dari pemesanan dan (P):
Keterangan
penyimpanan. Metode EOQ atau pembelian Q = Kuantitas pemesanan (unit/order)
bahan baku dan suku cadang yang optimal R = Jumlah pembelian (permintaan)
sesuai yang diutarakan Slamet (2007) dapat selama satu periode
diartikan diartikan sebagai kuantitas bahan
Jurnal Daya Saing p.ISSN: 2407-800X e.ISSN: 2541-4356
150 Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau
(Nurhayani Lubis)
S= Biaya setiap kali pesan pesanan = 365/5 = 73 hari, dengan kata lain
Dalam hal ini hanya dicari 2 total bahawa akan dilakukan pemesanan setiap
biaya tahunan pada tingkat EOQ, yaitu 1.400 73 hari sekali. Untuk lebih jelasnya dapat
Kg dan 1.500Kg, yakni sebagai berikut: dialihat pada Tabel 3:
Tabel 3. Frekuensi Pemesanan Gula Selama
Tahun 2015
Frekuensi Pesanan
Uraian
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
Kebutuhan 1 Tahun 750 375 250 187,5 150
Rata-rata Persediaan 375 187,5 125 93,75 75
Biaya Pesan 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000
Biaya Simpan 37,5 18,75 12,5 9,375 7,5
Kali Rp 15.000/Kg 562.500 281.250 187.500 140.625 112.500
TC 582.500 321.250 247.500 220.625 212.500
Sumber : Data Olahan EOQ
Dilihat dari Tabel 3, frekuensi
pemesanan gula selama tahun 2015 bisa
dijelaskan yaitu untuk pemesanan pertama
Jumlah Pembelian Bahan Baku Gula akan mengeluarkan biaya sebesar Rp
Selama 1 Tahun 582.500,-, pemesanan kedua mengeluarkan
Selama kurun waktu tahun 2015 biaya sebesar Rp 321.250,-, pemesanan
jumlah pembelian bahan baku gula yang ketiga mengeluarkan biaya sebesar Rp
dibeli oleh Kampoeng Cookies and Rotte 247.500,-, pemesanan keempat
sejumlah 750 kg, biaya yang dikeluarkan mengeluarkan biaya sebesar Rp 220.625,-
setiap kali melakukan pemesanan gula adalah dan yang lebih efisien pada saat pemesanan
Rp 20.000. Adanya kenaikan dan penurunan kelima mengeluarkan biaya sebesar Rp
harga tidak begitu bermasalah buat pelaku 212.500,-, dengan kuantitas pemesanan 5
usaha berkisar Rp 14.000 sampai dengan Rp kali dalam satu tahun, dapat menghemat
15.000 per kilogramnya dan biaya simpan pengeluaran bagi Kampoeng Cookies and
gula adalah 10% dari nilai rata-rata Rotte dalam pembelian bahan baku gula
persediaan. Untuk perhitungan kebutuhan untuk membuat berbagai macam roti untuk
selama tahun 2015 dapat digunakan metode di jual. Dengan demikian Kampoeng
EOQ yang terlihat seperti berikut: Cookies and Rotte bisa memperkirakan
Perhitungan dengan formula EOQ biaya yang harus dikeluarkan.
untuk gula: Berikut ini bisa dilihat dari Total
Biaya Persediaan Tahunan (Total Annual
EOQ = √ Inventory Cost sesuai data pesanan yang
ada:
Tabel 4. Total Biaya Persediaan Gula
EOQ = √ Selama Tahun 2015
∑ Pesanan Harga perunit
0 -749 Kg Rp. 15.000,-
EOQ = √ = √ 750 lebih Rp. 14.000,-
= 141,421 dibulatkan (141) kg Dengan rumus:
Perhitungan EOQ menunjukkan TAC = (Q/2) C + (R/Q) S + R
pembelian gula yang paling ekonomis adalah (P)
141 kg, dengan frekuensi pemesanan
sebanyak 5 kali/tahun yaitu 750/141 = 5 Keterangan:
kali/tahun. Jangka waktu setiap pemesanan Q = Kuantitas pemesanan (unit/order)
ialah jumlah hari kerja pertahun/frekuensi R = Jumlah pembelian (permintaan)
selama satu periode
Jurnal Daya Saing p.ISSN: 2407-800X e.ISSN: 2541-4356
152 Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau
(Nurhayani Lubis)
selama satu periode Dalam hal ini Kampoeng Cookies and Rotte
C = Biaya simpan tahunan dalam Rupiah harus memilih pembelian dengan harga
(unit) perkilo dengan harga Rp 8.000,-
P = Harga/Kg dibadingkan dengan harga Rp 9.000,-
S = Biaya setiap kali pesan dengan total selisih perhitungan sebesar Rp
Dalam hal ini hanya dicari 2 total 562.500,- dan tentunya akan lebih
biaya tahunan pada tingkat EOQ 400 Kg dan menguntungkan, selisih ini juga bisa
500 Kg dimanfaatkan untuk bahan baku yang
lainnya.
Dari hasil yang telah diuraikan
diatas pembelian ekonomis bahan baku gula
adalah lebih kurang 750 Kg pada tingkat
harga Rp 14.000,- dan juga bisa Kampoeng
Cookies and Rotte bisa merencanakan
pembelian dalam 5 kali pembelian selama 1
tahun, dan bisa menjaga operasianal
berjalan dengan lancar tanpa ada kendala
karena tidak tersediaanya bahan baku gula
tersebut, dengan adanya penghitungan EOQ
tersebut pemilik usaha dapat membuat atau
PEMBAHASAN mengambil keputusan yang tepat untuk
Hasil perhitungan EOQ dalam operasional dan kemajuan usaha.
pembelian tepung terigu yang paling Untuk Total Biaya Persediaan
ekonomis adalah lebih kurang 300 kg atau Tahunan (Total Annual Inventory Cost) bisa
tepatnya 289 kg. Selain itu, Kampoeng dilihat harga bahan baku gula yang sering
Cookies and Rotte juga dapat merencanakan dibeli oleh Kampoeng Cookies and Rotte
pembelian tepung terigu sebanyak 5 kali berkisar harga Rp 14.000,- s/d Rp 15.000,-
pembelian selama 1 tahun, juga dapat tentunya Kampoeng Cookies and Rotte
menjaga operasianal berjalan dengan lancar harus memilih pembelian dengan harga
tanpa ada kendala karena tidak tersediaanya perkilo dengan harga Rp 14.000,- dibading
bahan baku tepung terigu tersebut. dengan harga Rp 15.000,- total selisih
Adanya penghitungan EOQ ini, sebesar Rp 122.500,- tentunya akan lebih
bertujuan agar Kampoeng Cookies and Rotte menguntungkan, selisih ini juga bisa
dapat mengontrol persediaan yang dimanfaatkan untuk bahan baku yang
meminimalkan biaya total dari pemesanan lainnya.
dan penyimpanan, dan setelah menggunakan Dari hasil perhitungan EOQ dalam
metode EOQ, Kampoeng Cookies and Rotte pembelian mentega yang paling ekonomis
dapat mengalihkan biaya yang dikeluarkan adalah 112 Kg. Selain itu, Kampoeng
untuk pemesanan dan penyimpanan tersebut Cookies and Rotte juga dapat
ke unit lainnya yang lebih membutuhkan merencanakan pembelian mentega
banyak biaya. Menggunakan metode EOQ sebanyak 5 kali pembelian selama 1 tahun,
dalam pembelian tepung terigu pada juga dapat menjaga operasianal berjalan
Kampoeng Cookies and Rotte merupakan dengan lancar tanpa ada kendala karena
keputusan yang tepat untuk kemajuan usaha. tidak tersediaanya bahan baku tepung terigu
Untuk total biaya persediaan tahunan tersebut.
(Total Annual Inventory Cost) bisa dilihat Adanya penghitungan EOQ ini,
harga bahan baku tepung terigu yang sering bertujuan agar Kampoeng Cookies and
dibeli oleh Kampoeng Cookies and Rotte Rotte dapat mengontrol persediaan yang
berkisar harga Rp 8.000,- s/d Rp 9.000,-. meminimalkan biaya total dari pemesanan
dan penyimpanan, dan setelah
Jurnal Daya Saing p.ISSN: 2407-800X e.ISSN: 2541-4356
154 Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau
(Nurhayani Lubis)
DAFTAR RUJUKAN