Anda di halaman 1dari 7

Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies

and Rotte Di Pekanbaru Riau

NURHAYANI LUBIS

Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning


Jalan Yos Sudarso KM 8 Rumbai Telp. (0761) 52581
Email: nurhayanilubis@unilak.ac.id

Abstract: This study to calculate the most economical inventory levels on three main raw
materials of wheat flour, sugar, and butter in small and medium micro enterprises in
Kampoeng Cookies and Rotte. The result of this research is that EOQ on wheat flour raw
material is 289 kg with purchase 5 times a year. On raw material of sugar, EOQ yield is 141
kg with purchase 5 times a year. Then on butter raw material, EOQ result is 112 kg with
purchase 5 times a year.

Keywords: Micro, small and medium enterprises SMEs, EOQ

Pekanbaru merupakan salah satu daerah Kegagalan pengendalian


yang memiliki pertumbuhan UMKN yang persediaan bahan baku akan menyebabkan
tinggi. Jumlah UMKM di Pekanbaru kegagalan dalam memperoleh laba.
menjadi jumlah terbanyak dibandingkan Kekurangan bahan baku dapat
dengan jumlah UMKM di kabupaten atau menghambat produksi atau merubah
kota lainnya di Riau. Data Dinas Koperasi jadwal produksi, sedangkan kelebihan
dan UKM Riau menyebutkan bahwa persediaan bahan baku menyebabkan
Pekanbaru dengan 68.728 UMKM-nya peningkatan biaya dan penurunan laba.
menempati posisi pertama dalam jumlah Apabila perusahaan tidak menggunakan
UMKM. Seperti perusahaan lainnya, tujuan metode yang tepat dalam mengendalikan
didirikannya UMKM adalah memeproleh persediaan bahan bakunya, maka akan
laba. Tentu saja laba di peroleh dangan berdampak negatif pada perolehan laba
kelancaran proses produksi. Proses yang seharusnya dapat dicapai perusahaan
produksi yang lancar merupakan salah satu secara optimal disetiap tahunnya
yang menjaga kelangsungan suatu usaha (Hidayah, 2016).
ataupun perusahaan. Kampoeng Cookies and Rotte
Kelangsungan proses produksi dapat merupakan salah satu UMKM yang
dijaga dengan menjaga kelangsungan bahan bergerak di bidang makanan berupa roti
baku. Bahan baku yang dikelola secara baik dan kue-kue kering. Kampoeng Cookies
dan efisien dapat mengurangi biaya-biaya and Rotte memiliki 2 gerai yaitu
yang keluar akibat kesalahan dalam Kampoeng Cookies dan Rotte. Berdiri
pemesanan, penyimpanan bahan baku. sejak 10 tahun yang lalu dan sekarang
Kesalahan dalam mengelola bahan baku Kampoeng Cookies dapat di kategorikan
juga menyebabkan pengeluaran biaya untuk sebagai usaha menengah yang memiliki
upah pekerja. Akan tetapi hendaknya omset yang cukup besar untuk ukuran
kuantitas persediaan itu jangan terlalu besar UMKM. Memiliki omset sekitar 10
agar modal yang tertanam dalam Milyar rupiah beberapa tahun terakhir dan
persediaan dan biaya-biaya yang diharapkan dapat meningkat terus untuk
ditimbulkannya dengan adanya persediaan tahun-tahun berikutnya. Kampoeng
juga tidak terlalu besar dan jangan pula Cookies And Rotte menghabiskan bahan
terlalu kecil karena dapat memperlambat baku untuk proses produksinya yaitu:
proses produksi. Tepung Terigu sebanyak 1,5 ton perbulan,
Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau 149
(Nurhayani Lubis)

gula sebanyak 500 kg setiap bulan dan baku dan suku cadangnya yang dapat
untuk mentega menghabiskan 750 kg per diperoleh melalui pembelian jumlah
bulannya. pembelian dengan mengeluarkan biaya
Didukung oleh data yang ada dan minimal tetapi tidak berakibat pada
penelitian-penelitian terdahulu, kami kekurangan dan kelebihan bahan baku dan
melihat bahwa hal ini sangat penting dan suku cadangnya. Menurut Riyanto (2011)
kami ingin meneliti tentang pengendalian Economic Order Quantity (EOQ) adalah
bahan baku yang terdapat di Kampoeng jumlah kuantitas barang yang dapat
Cookies and Rotte tersebut, dan kami diperoleh dengan biaya yang minimal atau
mengangkat judul penelitian ini adalah sering dikatakan sebagai jumlah
Pengendalian Persediaan Bahan Baku pembelian yang optimal. Sedangkan
Dengan Economic Order Quantity (EOQ) menurut Assauri (2008) Economic Order
Pada Kampoeng Cookies and Rotte. Quantity (EOQ) merupakan jumlah atau
Berdasarkan latar belakang masalah besarnya pesanan yang dimiliki jumlah
tersebut, maka penulis menarik perumusan ordering cost dan carrying costper tahun
masalah sebagai berikut, yaitu berapa besar yang paling minimal.
penggunaan tepung terigu, gula pasir, dan
mentega yang optimal dengan METODE
menggunakan metode Economic Order Penelitian ini dilakukan pada di
Quantity (EOQ) pada Kampoeng Cookies UMKM Kampoeng Cookies and Rotte
and Rotte? tepatnya dijalan Bukit Barisan Kota
Beberapa penelitian yang Pekanbaru. Data yang digunakan untuk
menunjang untuk dilakukan penelitian ini menganalisis pemesanan atau pembelian
antara lain penelitian yang dilakukan oleh paling ekonimis (Economic Order
Hidayah tahun 2016 yang melakukan Quantity) EOQ pada persediaan bahan baku
penelitian tentang “Analisis Pengendalian adalah data sekunder yang diperoleh dari
Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu UMKM Kampoeng Cookies and Rotte.
Citarasa Bakery pada PT Kaltim Multi Selain itu, digunakan pula data hasil
Boga Utama (KMBU) di Bontang”. penelitian yang ada, terutama hasil temuan
Penelitian oleh Prihartono, dkk tahun 2014 dari para ahli dibidang pengendalian
melakukan penelitian tentang pengendalian persediaan bahan baku. Tenik analisis data
bahan baku pada perusahaan tahu. Oleh menggunanakan analisis data kuantitatif
Fajrin tahun 2015 melakukan penelitian dengan menggunakan formula EOQ sebagai
tentang pengendalian bahan baku dengan berikut:
metode Economic Orde Quantity (EOQ) Atau EOQ dapat juga dicari dengan
pada perusahaan roti bonansa di Semarang. formula :
Penelitian yang dilakukan oleh Ruauw
tahun 2011 yang meneliti tentang Q = √ dan dapat juga dihitung
pengendalian persediaan bahan baku pada dengan rumus :
usaha Grenda Bakery Lianli, Manado.
Pengertian tentang EOQ menurut TAC = Total Annual Inventory Cost (Total
beberapa ahli dapat dilihat sebagai berikut, Biaya Persediaan Tahunan)
Heizer dan Render (2010) menerangkan Dengan Rumus :
bahwa EOQ merupakan sebuah teknik
kontrol persediaan yang meminimalkan TAC = (Q/2) C + (R/Q) S + R
biaya total dari pemesanan dan (P):
Keterangan
penyimpanan. Metode EOQ atau pembelian Q = Kuantitas pemesanan (unit/order)
bahan baku dan suku cadang yang optimal R = Jumlah pembelian (permintaan)
sesuai yang diutarakan Slamet (2007) dapat selama satu periode
diartikan diartikan sebagai kuantitas bahan
Jurnal Daya Saing p.ISSN: 2407-800X e.ISSN: 2541-4356
150 Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau
(Nurhayani Lubis)

C = Biaya simpan tahunan dalam Rupiah Tabel 1. Frekuensi Pemesanan Tepung


(unit) Terigu Selama Tahun 2015
Frekuensi Pemakaian
P = Harga/Kg Uraian
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
S = Biaya setiap kali pesan Kebutuhan 1 Tahun 1.500 750 500 375 300
Rata-rata Persediaan 750 375 250 187,5 150
Biaya Pesan 25.000 50.000 75.000 100.000 125.000
HASIL Biaya Simpan 75 37,5 25 18,75 15
Kali Rp 9.000/Kg 675.000 337.500 225.000 168.750 135.000
TC 700.000 387.500 300.000 268.750 260.000
Jumlah Pembelian Bahan Baku Tepung Sumber : Data Olahan EOQ
Terigu Selama 1 Tahun Dilihat dari Tabel 1 frekuensi
Selama kurun waktu tahun 2015 pemesanan tepung terigu selama tahun
jumlah pembelian bahan baku Tepung Terigu 2015 dapat dideskipsikan sebagai berikut,
yang dibeli oleh kampoeng cookies and rotte untuk pemesanan pertama membutuhkan
sejumlah 1.500 Kg, biaya yang dikeluarkan biaya sebesar Rp 700.000, pada pemesanan
setiap kali melakukan pemesanan tepung kedua membuthkan biaya sebesar Rp
terigu adalah Rp 25.000. Harga tepung terigu 387.500, pemesanan ketiga membutuhkan
ini selalu mengalami kenaikan dan biaya sebesar Rp 300.000, pemesanan
penurunan, tetapi harga yang tidak stabil keempat membutuhkan biaya sebesar Rp
tersebut tidak mengganggu produksi di 268.000, dan yang lebih efisien pada
Kampoeng Cookies and Rotte, kenaikan pemesanan kelima membutuhkan biaya
tersebut berkisar antara Rp8.000 sampai sebesar Rp 260.000. Dengan kuantitas
dengan Rp9.000 per kilogramnya, dana pemesanan 5 kali pesan bisa menghemat
apabila terjadi penurunan harga tepung terigu pengeluaran bagi Kampoeng Cookies and
akan memberikan tambahan bagi kampoeng Rotte dalam pembelian bahan baku untuk
cookies and rotte. Biaya yang dikeluarkan membuat berbagai macam roti untuk di jual
selama pesediaan ada di gudang adalah ke konsumen. Dengan demikian kampoeng
sebesar 10% dari nilai rata-rata persediaan cookies and rotte bisa memperkirakan biaya
yang digunakan, yakni dengan persediaan yang harus dikeluarkan untuk membeli
sebesar 1.500 Kg dikalikan 10%. Untuk tepung terigu untuk salah satu bahan baku
penghitungan kebutuhan selama tahun 2015 membuat roti.
dapat digunakan metode EOQ yang terlihat Berikut ini bisa dilihat dari total
seperti berikut: biaya persediaan tahunan (Total Annual
Perhitungan dengan formula EOQ Inventory Cost) sesuai data pesanan yang
untuk tepung terigu: ada:
EOQ = √ Tabel 2. Total Biaya Persediaan Tepung
Terigu Selama Tahun 2015
EOQ = √ ∑ Pesanan Harga perunit
0-1.499 Kg Rp. 9.000,-
EOQ = √ 1.500 lebih Rp. 8.000,-
Sumber : Kampoeng Cookies and Rotte
= 283,67 dibulatkan menjadi 289 kg Dengan rumus:
Jadi, pembelian tepung terigu yang
paling ekonomis adalah 289 kg, dengan TAC = (Q/2) C + (R/Q) S + R
frekuensi pemesanan 5 kali/tahun, dengan (P)
Keterangan:
perhitungan sebagai berikut, 1500/289 = 5 Q = Kuantitas pemesanan (unit/order)
kali/tahun. Jangka waktu antar tiap pesanan R = Jumlah pembelian (permintaan)
ialah jumlah hari kerja pertahun/Frekuensi selama satu periode
Pesanan = 365/5 = 73 hari Frekuensi C = Biaya simpan tahunan dalam Rupiah
pesanan. Frekuensi pemesanan dapat dilihat (unit)
dalam Tabel 1 yaitu: P = Harga/Kg

Jurnal Daya Saing p.ISSN: 2407-800X e.ISSN: 2541-4356


Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau 151
(Nurhayani Lubis)

S= Biaya setiap kali pesan pesanan = 365/5 = 73 hari, dengan kata lain
Dalam hal ini hanya dicari 2 total bahawa akan dilakukan pemesanan setiap
biaya tahunan pada tingkat EOQ, yaitu 1.400 73 hari sekali. Untuk lebih jelasnya dapat
Kg dan 1.500Kg, yakni sebagai berikut: dialihat pada Tabel 3:
Tabel 3. Frekuensi Pemesanan Gula Selama
Tahun 2015
Frekuensi Pesanan
Uraian
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
Kebutuhan 1 Tahun 750 375 250 187,5 150
Rata-rata Persediaan 375 187,5 125 93,75 75
Biaya Pesan 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000
Biaya Simpan 37,5 18,75 12,5 9,375 7,5
Kali Rp 15.000/Kg 562.500 281.250 187.500 140.625 112.500
TC 582.500 321.250 247.500 220.625 212.500
Sumber : Data Olahan EOQ
Dilihat dari Tabel 3, frekuensi
pemesanan gula selama tahun 2015 bisa
dijelaskan yaitu untuk pemesanan pertama
Jumlah Pembelian Bahan Baku Gula akan mengeluarkan biaya sebesar Rp
Selama 1 Tahun 582.500,-, pemesanan kedua mengeluarkan
Selama kurun waktu tahun 2015 biaya sebesar Rp 321.250,-, pemesanan
jumlah pembelian bahan baku gula yang ketiga mengeluarkan biaya sebesar Rp
dibeli oleh Kampoeng Cookies and Rotte 247.500,-, pemesanan keempat
sejumlah 750 kg, biaya yang dikeluarkan mengeluarkan biaya sebesar Rp 220.625,-
setiap kali melakukan pemesanan gula adalah dan yang lebih efisien pada saat pemesanan
Rp 20.000. Adanya kenaikan dan penurunan kelima mengeluarkan biaya sebesar Rp
harga tidak begitu bermasalah buat pelaku 212.500,-, dengan kuantitas pemesanan 5
usaha berkisar Rp 14.000 sampai dengan Rp kali dalam satu tahun, dapat menghemat
15.000 per kilogramnya dan biaya simpan pengeluaran bagi Kampoeng Cookies and
gula adalah 10% dari nilai rata-rata Rotte dalam pembelian bahan baku gula
persediaan. Untuk perhitungan kebutuhan untuk membuat berbagai macam roti untuk
selama tahun 2015 dapat digunakan metode di jual. Dengan demikian Kampoeng
EOQ yang terlihat seperti berikut: Cookies and Rotte bisa memperkirakan
Perhitungan dengan formula EOQ biaya yang harus dikeluarkan.
untuk gula: Berikut ini bisa dilihat dari Total
Biaya Persediaan Tahunan (Total Annual
EOQ = √ Inventory Cost sesuai data pesanan yang
ada:
Tabel 4. Total Biaya Persediaan Gula
EOQ = √ Selama Tahun 2015
∑ Pesanan Harga perunit
0 -749 Kg Rp. 15.000,-
EOQ = √ = √ 750 lebih Rp. 14.000,-
= 141,421 dibulatkan (141) kg Dengan rumus:
Perhitungan EOQ menunjukkan TAC = (Q/2) C + (R/Q) S + R
pembelian gula yang paling ekonomis adalah (P)
141 kg, dengan frekuensi pemesanan
sebanyak 5 kali/tahun yaitu 750/141 = 5 Keterangan:
kali/tahun. Jangka waktu setiap pemesanan Q = Kuantitas pemesanan (unit/order)
ialah jumlah hari kerja pertahun/frekuensi R = Jumlah pembelian (permintaan)
selama satu periode
Jurnal Daya Saing p.ISSN: 2407-800X e.ISSN: 2541-4356
152 Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau
(Nurhayani Lubis)

C= Biaya simpan tahunan dalam Rupiah pertahun/frekuensi pesanan = 365/5 = 73


(unit) hari frekuensi pesanan. Dan dapat dilihat
P= Harga/Kg dalam Tabel 6 frekuensi 5 kali pemesanan
S= Biaya setiap kali pesan yaitu:
Tabel 5. Frekuensi Pemesanan Mentega
Dalam hal ini hanya dicari 2 total Selama Tahun 2015
biaya tahunan pada tingkat EOQ, yaitu 700 Frekuensi Pesanan
Uraian
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
Kg dan 750 Kg, yakni sebagai berikut: Kebutuhan 1 Tahun 500 250 166,67 125 100
Rata-rata Persediaan 250 125 83,33 62,5 50
Biaya Pesan 25.000 50.000 75.000 100.000 125.000
Biaya Simpan 25 12,5 8,33 6,25 5
Kali Rp 15.000/Kg 500.000 250.000 166.667 125.000 100.000
TC 525.000 300.000 241.667 225.000 225.000
Sumber : Data Olahan EOQ
Dilihat dari Tabel 5 frekuensi
pemesanan mentega selama tahun 2015
dapat dideskipsikan sebagai berikut, untuk
pemesanan pertama membutuhkan biaya
sebesar Rp 525.000, pada pemesanan kedua
membuthkan biaya sebesar Rp 300.000,
Jumlah Pembelian Bahan Baku Mentega pemesanan ketiga membutuhkan biaya
Selama 1 Tahun sebesar Rp 241.667, pemesanan keempat
Selama kurun waktu tahun 2015 dan kelima adalah pemesanan dengan biaya
jumlah pembelian bahan baku mentega yang pemesanan paling ekonomis, yaitu sebesar
dibeli oleh Kampoeng Cookies and Rotte Rp 225.000. Dengan kuantitas pemesanan 5
sejumlah 500 kg, biaya yang dikeluarkan kali pesan bisa menghemat pengeluaran
setiap kali melakukan pemesanan mentega bagi Kampoeng Cookies and Rotte dalam
adalah Rp 25.000, dengan harga yang naik pembelian bahan baku untuk membuat
turun dan tidak begitu bermasalah buat berbagai macam roti untuk di jual ke
pelaku usaha berkisar Rp 19.000 sampai konsumen. Dengan demikian Kampoeng
dengan 22.000 perkilogramnya dan biaya Cookies and Rotte bisa memperkirakan
simpan 10% dari nilai rata-rata persediaan. biaya yang harus dikeluarkan untuk
Untuk penghitungan kebutuhan selama tahun membeli mentega untuk salah satu bahan
2015 dapat digunakan metode EOQ yang baku utama membuat roti.
terlihat seperti berikut: Berikut ini bisa dilihat dari total
a. Perhitungan dengan formula EOQ: biaya persediaan tahunan mentega (Total
Annual Inventory Cost) sesuai data pesanan
yang ada:
EOQ = √ Tabel 6. Total Biaya Persediaan Mentega
Selama Tahun 2015
EOQ = √ ∑ Pesanan Harga perunit
0-499 Kg Rp. 22.000,-
EOQ = √ 500 lebih Rp. 19.000,-
Sumber : Kampoeng Cookies and Rotte
EOQ = √ Dengan rumus:
= 111,8 dibulatkan (112) kg
Untuk pembelian mentega yang TAC = (Q/2) C + (R/Q) S + R (P)
paling ekonomis adalah 112 kg, dengan Keterangan:
frekuensi pemesanan 5 kali/tahun yaitu Q = Kuantitas pemesanan (unit/order)
500/112 = 5 kali /tahun dan jangka waktu R = Jumlah pembelian (permintaan)
setiap kali pemesanan ialah Jumlah hari kerja
Jurnal Daya Saing p.ISSN: 2407-800X e.ISSN: 2541-4356
Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau 153
(Nurhayani Lubis)

selama satu periode Dalam hal ini Kampoeng Cookies and Rotte
C = Biaya simpan tahunan dalam Rupiah harus memilih pembelian dengan harga
(unit) perkilo dengan harga Rp 8.000,-
P = Harga/Kg dibadingkan dengan harga Rp 9.000,-
S = Biaya setiap kali pesan dengan total selisih perhitungan sebesar Rp
Dalam hal ini hanya dicari 2 total 562.500,- dan tentunya akan lebih
biaya tahunan pada tingkat EOQ 400 Kg dan menguntungkan, selisih ini juga bisa
500 Kg dimanfaatkan untuk bahan baku yang
lainnya.
Dari hasil yang telah diuraikan
diatas pembelian ekonomis bahan baku gula
adalah lebih kurang 750 Kg pada tingkat
harga Rp 14.000,- dan juga bisa Kampoeng
Cookies and Rotte bisa merencanakan
pembelian dalam 5 kali pembelian selama 1
tahun, dan bisa menjaga operasianal
berjalan dengan lancar tanpa ada kendala
karena tidak tersediaanya bahan baku gula
tersebut, dengan adanya penghitungan EOQ
tersebut pemilik usaha dapat membuat atau
PEMBAHASAN mengambil keputusan yang tepat untuk
Hasil perhitungan EOQ dalam operasional dan kemajuan usaha.
pembelian tepung terigu yang paling Untuk Total Biaya Persediaan
ekonomis adalah lebih kurang 300 kg atau Tahunan (Total Annual Inventory Cost) bisa
tepatnya 289 kg. Selain itu, Kampoeng dilihat harga bahan baku gula yang sering
Cookies and Rotte juga dapat merencanakan dibeli oleh Kampoeng Cookies and Rotte
pembelian tepung terigu sebanyak 5 kali berkisar harga Rp 14.000,- s/d Rp 15.000,-
pembelian selama 1 tahun, juga dapat tentunya Kampoeng Cookies and Rotte
menjaga operasianal berjalan dengan lancar harus memilih pembelian dengan harga
tanpa ada kendala karena tidak tersediaanya perkilo dengan harga Rp 14.000,- dibading
bahan baku tepung terigu tersebut. dengan harga Rp 15.000,- total selisih
Adanya penghitungan EOQ ini, sebesar Rp 122.500,- tentunya akan lebih
bertujuan agar Kampoeng Cookies and Rotte menguntungkan, selisih ini juga bisa
dapat mengontrol persediaan yang dimanfaatkan untuk bahan baku yang
meminimalkan biaya total dari pemesanan lainnya.
dan penyimpanan, dan setelah menggunakan Dari hasil perhitungan EOQ dalam
metode EOQ, Kampoeng Cookies and Rotte pembelian mentega yang paling ekonomis
dapat mengalihkan biaya yang dikeluarkan adalah 112 Kg. Selain itu, Kampoeng
untuk pemesanan dan penyimpanan tersebut Cookies and Rotte juga dapat
ke unit lainnya yang lebih membutuhkan merencanakan pembelian mentega
banyak biaya. Menggunakan metode EOQ sebanyak 5 kali pembelian selama 1 tahun,
dalam pembelian tepung terigu pada juga dapat menjaga operasianal berjalan
Kampoeng Cookies and Rotte merupakan dengan lancar tanpa ada kendala karena
keputusan yang tepat untuk kemajuan usaha. tidak tersediaanya bahan baku tepung terigu
Untuk total biaya persediaan tahunan tersebut.
(Total Annual Inventory Cost) bisa dilihat Adanya penghitungan EOQ ini,
harga bahan baku tepung terigu yang sering bertujuan agar Kampoeng Cookies and
dibeli oleh Kampoeng Cookies and Rotte Rotte dapat mengontrol persediaan yang
berkisar harga Rp 8.000,- s/d Rp 9.000,-. meminimalkan biaya total dari pemesanan
dan penyimpanan, dan setelah
Jurnal Daya Saing p.ISSN: 2407-800X e.ISSN: 2541-4356
154 Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau
(Nurhayani Lubis)

menggunakan metode EOQ, Kampoeng Pada Perusahaan Roti Bonansa.


Cookies and Rotte dapat mengalihkan biaya Skripsi
yang dikeluarkan untuk pemesanan dan
penyimpanan tersebut ke unit lainnya yang Hidayah, Hayati. 2016. Analisis
lebih membutuhkan banyak biaya. Pengendalian Persediaan Bahan
Menggunakan metode EOQ dalam Baku Tepung Terigu Citarasa
pembelian mentega pada Kampoeng Cookies Bakery pad PT Kaltim Multi Boga
and Rotte merupakan keputusan yang tepat Utama (KMBU) di Bontang.
untuk kemajuan usaha. eJournal Administrasi Bisnis,
Untuk total biaya persediaan tahunan 2016, 4 (1):128-141 ISSN 2355-
(Total Annual Inventory Cost) bisa dilihat 5408, ejournal.adbisnis.fisip-
harga bahan baku mentega yang sering dibeli unmul.ac.id
oleh Kampoeng Cookies and Rotte berkisar
harga Rp 19.000,- s/d Rp 22.000,-. Dalam hal Heizer, Jay dan Barry, Render. 2010.
ini Kampoeng Cookies and Rotte harus Operations Management:
memilih pembelian dengan harga perkilo Manajemen Operasi. Buku 2. Edisi
dengan harga Rp 22.000,- dibadingkan Kesembilan. Jakarta: Salemba
dengan harga Rp 19.000,- dengan total Empat.
selisih sebesar Rp 722.500,- dan tentunya
akan lebih menguntungkan, selisih ini juga Prihartono, dkk. 2014. Penegndalian
bisa dimanfaatkan untuk bahan baku yang Persediaan Bahan Baku dalam
lainnya. Upaya Menjaga Kontinyuitas
Produksi pada Perusahaan Tahu
SIMPULAN UD Sadar Jaya Lumajang. Artikel
Setelah dilakukan perhitungan Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa
persediaan bahan baku terhadap tiga bahan 2014
baku utama pada Kampoeng Cookies and
Rotte menunjukkan hasil bahwa terdapat Rianto, Bambang. 2011. Dasar-dasar
efisiensi biaya pada setiap bahan baku, yaitu Pembelanjaan Perusahaan. BPFE
tepung terigu, gula, dan mentega. Hasil Yogyakarta.
perhitungan setiap bahan baku utama yaitu
tepung terigu, gula, dan mentega diketahui Ruauw, Eyverson. 2011. Pengendalian
bahwa pembelian yang paling optimal Persediaan Bahan Baku. ASE –
dengan biaya paling ekonomis adalah Volume 7 Nomor 1, Januari 2011:
sebanyak 5 kali dalam satu tahun. Dan 1 - 11
melihat hasil perhitungan EOQ tersebut,
sangat disarankan bagi Kampoeng Cookies Slamet, Achmad. 2007. Penganggaran
and Rotte untuk menggunakan analisis Perencanaan dan Pengendalian
persediaan bahan baku ini untuk usahanya. Usaha.Semarang: UNNES PRESS.

DAFTAR RUJUKAN

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi


dan Operasi. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Fajrin, Eldwidho Hanarista. 2015. Analisis


Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Dengan Menggunakan Metode
Economic Order Quantity (EOQ)
Jurnal Daya Saing p.ISSN: 2407-800X e.ISSN: 2541-4356

Anda mungkin juga menyukai