Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERBANDINGAN METODE EOQ DAN METODE POQ DENGANMETODE

MIN-MAX DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT


SIDOMUNCUL PUPUK NUSANTARA

Careza Rizky, Yuli Sudarso, Sri Eka Sadriatwati


Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang 50275, PO Box 6199/SMS
ABSTRACT meningkatkan efisiensi di segala bidang.
Inventory control of raw materials is very Salah satu sarana untuk mewujudkannya
important in proses production in the adalah dengan pengendalian persediaan. Pada
company, without inventory control, the umumnya persediaan bahan baku lah yang
company will face the risk that the company banyak membutuhkan biaya karena kerap kali
cannot production goods and fulfill the terjadi kesalahan-kesalah seperti: kekurangan
customer demand on time. bahan baku, kelebihan pemesanan bahan baku
PT Sidomuncul Pupuk Nusantara yang mengakibatkan pertambahan biaya
implemented the Min-Max method in their penyimpanan, keterlambatan tibanya bahan
inventory control of Biolit but in the actual baku karena keterlambatan pemesanan bahan
this method does not fit properly. They orders baku ke supplier, dan masalah-masalah yang
raw materials still available by a lainnya. Untuk menghindari hal-hal tersebut
considerable amount in the warehouse and perusahaan perlu memiliki perencanaan,
with quantity between 100-300kg per orders, pengelolaan dan pengendalian dalam proses
there is over stock. pengendalian bahan bakunya.
EOQ method and POQ method could solve PT. Sidomuncul Pupuk Nusantara merupakan
that problem, they could determine the order salah satu anak perusahaan PT. Industri Jamu
quantity become more economical, minimize dan Farmasi Sidomuncul tbk yang bergerak di
reorder cost, and storage costs. Inventory bidang industri produksi pupuk organik.
control will be optimal if PT Sidomuncul Selama ini dalam menjalankan proses
Pupuk Nusantara used EOQmethod because produksinnya PT.Sidomuncul Pupuk
the company does not require warehouse with Nusantara telah melakukan pengedalian
great capacity for saving their quantity,the proses bahan baku, dengan metode Min-Max.
carrying cost for biolit will be less, Metode ini digunakan berdasarkan keputusan
depreciation can also be reduced, the yang diambil dari pusat (PT Sidomuncul tbk)
insurance cost will be less. Frequency of di karenakan metode ini sudah berjalan
purchases for EOQ method as much as 42 dengan baik di pusat, di samping itu
times a year with quantity of 26 kg per orders. pemilihan metode ini dikarenakan metode ini
EOQ method can save the inventory cost of tidak akan mengeluarkan banyak biaya untuk
raw materials as much as Rp127.985.727,- biaya simpan bahan baku yang terhitung
from Rp 182.053.200 (actual state of the tinggi karena kuantitas yang disimpan di
company) to be Rp54.067.473 (EOQ Method) gudang sedikit.
Hanya saja dalam kenyataannya di lapangan
Keywords: Inventory Control, Economic penerapan metode ini, tidak sesuai dengan
Order Quantity (EOQ), Periodic Order semestinya. PT Sidomuncul Pupuk Nusantara
Quantity (POQ), Min-Max. melakukan pemesanan dengan kuantitas
cenderung banyak antara 100-300kg dan
PENDAHULUAN menimbulkan kelebihan stok pada gudang,
Seiring berkembangnya zaman dan hal tersebut menunjukkan manajemen
persaingan bisnis yang terus meningkat, pengendalian persediaan bahan baku
tentunya menuntut para pelaku bisnis untuk

ISSN 1411 – 4321 11


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

perusahaan tersebut belum berjalan dengan suatu istilah umum yang menunjukkan segala
baik. sesuatu atau sumber daya organisasi yang
Metode EOQ (Economic Order Quantity) dan disimpan dalam antisipasinya terhadap
metode POQ (Period Order Quantuity) akan pemenuh permintaan.”
dipilih dalam penelitian ini sebagai Kesalahan dalam penentuan besar kecilnya
perbandingan dengan metode mix-max (telah persediaan bahan baku sangat berpengaruh
diterapkan perusahaan), karena keduanya bagi perusahaan. Apabila perusahaan
sama-sama digunakan untuk mencari biaya menentukan persediaan yang terlalu kecil,
persediaan bahan baku yang minimal dan akan mengakibatkan terhambatnya proses
mencari kuantitas pemesanan dan frekuensi produksi karena kekurangan stok persediaan
pemesanan yang optimum, keduanya dan ketelambatan memenuhi permintaan atau
memiliki prinsip yang sama, hanya saja perusahaan tidak jadi memperoleh laba karena
metode EOQ dalam perhitungannya kehilangan kesempatan menjual produknya.
mengahasilkan banyaknya jumlah/kuantitas Sedangkan apabila perusahaan menentukan
yang ekonomis yang harus dilakukan, persediaan yang terlalu besar akan membuat
sedangkan POQ menghasilkan interval perusahaan mengeluarkan biaya simpan yang
periode pemesanan. berlebih.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
mengambil judul artikel sebagai berikut Bahan Baku
“Analisis Perbandingan Metode EOQ Dan Setiap perusahaan yang menghasilkan sebuah
Metode POQ Dengan Metode Min-Max produk pasti membutuhkan bahan baku dalam
Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku proses produksinya. Bahan baku ini nantinya
Pada PT.Sidomuncul Pupuk Nusantara.” akan diolah dan diproses untuk mengasilkan
produk yang memiliki nilai jual.Mulyadi
Tujuan (2010:275) mengatakan: “Bahan baku adalah
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai bahan yang membentuk bagian menyeluruh
berikut: produk jadi...di dalam memperoleh bahan
a Menganalisis penerapan metode EOQ, baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan
POQ dan Min-Max dalam pengendalian biaya sejumlah harga beli bahan baku saja,
bahan baku biolit dan mengetahui tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya
berapa Safety Stock, Reorder Point nya pembelian, pergudangan dan biaya perolehan
b Menganalisis perbandingan lainnya.”
pengendalian persediaan yang telah PT.Sidomuncul Pupuk Nusantara dalam
dilakukan perusahaan dengan hasil memproduksi produknya yang berupa pupuk
pengolahan data yang dilakukan peneliti organik membutuhkan berbagai macam bahan
dan metode manakah yang paling baku, seperti Amoniak, Bekatul, Urea, Rumen
optimum bila diterapkan dalam kering, Biolit, Mincrodect, Kalium, NPK dan
pengendalian bahan baku biolit pada lain lain. Bahan Baku yang akan digunakan
PT. Sidomuncul Pupuk Nusantara. dalam penelitian ini adalah bahan baku yang
paling banyak digunakan oleh perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA yaitu Biolit (Biolit / bi-o-lit / batuan yang
Persediaan terbentuk oleh proses organik, sumber:
Persediaan sendiri memiliki peran yang http://kbbi.web.id/biolit). Pada Tabel 1 tersaji
sangat penting bagi perusahaan dalam hal data pemakaian dan pemasukan bahan baku
mempermudah atau memperlancar jalannya biolit pada tahun 2014.
opersasi perusahaan. Berdasarkan Handoko
(2011:333) “Persediaan (Inventory) adalah

12 ISSN 1411 - 4321


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

TABEL 1
PEMASUKAN DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKU BIOLIT 2014
Bulan Pemasukan Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku
1 0 122,27
2 298,28 100,094
3 258,38 102,476
4 0 76,66
5 0 70,25
6 0 70,55
7 151,77 73,89
8 168,95 70,284
9 0 104,14
10 159,52 103,438
11 188,91 106,68
12 142,58 100,55
Jumlah 1368,39 1101,28
Rata-rata 111,4372 91,7735
Sumber: Divisi Gudang Bahan PT.Sidomuncul Pupuk Nusantara 2014

Perhitungan Pengendalian Persediaan tepat seperti yang direncanakan dan apabila


Metode EOQ (Economic Order Quantity) bahan baku tersebut dalam keadaan nol atau
Riyanto (2010:78) mengatakan “EOQ adalah habis tanpa ada stok pengaman, dapat
jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh mengakibatnya terhentinya proses produksi
dengan biaya yang minimal, atau sering yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
dikatakan sebagai jumlah pembelian yang
optimal.” “Model ini digunakan untuk ROP (Reorder Point)
menentukan kuantitas pesanan persediaan Menurut Heizer dan Render (2015:567) “Titik
yang minimumkan biaya langsung pemesanan ulang atau Reorder Point yaitu
penyimpanan persediaan dan biaya tingkat persediaan, ketika persediaan telah
kebalikannya (inverse cost) pemesanan mencapai tingkat tertentu, pemesanan harus
persediaan”. (Handoko, 2011:339) dilakukan”. Jika titik pemesanan ulang
ditetapkan terlalu rendah, persediaan bahan
Safety Stock atau barang akan habis sebelum persediaan
Persediaan yang dicadangkan itu oleh pengganti diterima sehingga produksi dapat
Herjanto (2003:241) disebut persediaan terganggu atau permintaan pelanggan tidak
pengaman (Safety Stock). Ahyari (dalam dapat dipenuhi. Namun, jika titik persediaan
Meilani dan Saputra) (2013:328) mengatakan: ulang ditetapkan terlalu tinggi maka ketika
Safety Stock adalah jumlah persediaan bahan persediaan baru sudah datang, sedangkan
yang minimum yang harus ada untuk menjaga persediaan di gudang masih banyak, keadaan
kemungkinan keterlambatan datangnya bahan ini mengakibatkan pemborosan biaya dan
yang dibeli agar perusahaan tidak mengalami investasi yang berlebih.
stock out atau gangguan kegiatan kelancaran
produksi karena kehabisan bahan yang Metode POQ (Periodic Order Quantity)
umumnya menimbulkan elemen biaya stock Yamit (2005:107) mengatakan : POQ
out. (Periodic Order Quantity) digunakan untuk
Persediaan pengaman ini diperlukan karena menentukan jumlah periode permintaan,
dalam kenyataanya jumlah bahan baku yang dimana POQ menggunakan logika yang sama
diperlukan untuk proses produksi tidak selalu dengan EOQ, tetapi POQ mengubah jumlah

ISSN 1411 – 4321 13


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

pesanan menjadi jumlah periode pemesanan.


Hasilnya adalah interval pemesanan tetap atau
jumlah interval pemesanan tetap dengan
Total biaya persediaan tahunan (Herjanto,
bilangan bulat (integer).
Henmaldi (dalam Fitri dan Sindikia, 2003:231) :
2014:670) mengemukakan ‘Perhitungan POQ
mengambil dari dasar perhitungan pada Keterangan:
metode pesanan ekonomis, nantinya akan D : Jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)
diperoleh jumlah besarnya jumlah pesanan S : Biaya pemesanan (rupiah/pesanan)
yang harus dilakukan dan interval periode h : Biaya penyimpanan (% terhadap nilai
pemesanan.’ barang)
H : hxC : Biaya Penyimpanan
Metode Minimum-Maksimum (Min-Max) (rupiah/unit)
Konsep metode Min-max ini dikembangkan Q : Jumlah pemesanan (unit/pesanan)
berdasarkan suatu pemikiran sederhana untuk F : Frekuensi pemesanan (kali/tahun)
menjaga kelangsungan beroperasinya suatu TC : Biaya total persediaan (rupiah/tahun)
pabrik, beberapa jenis barang tertentu dalam
jumlah minimum sebaiknya tersedia di Safety Stock
persediaan, suapaya sewaktu-waktu ada yang Dalam mencari jumlah Safety Stock yang
rusak, dapat langsung diganti. Tetapi Barang seharusnya dimiliki perusahaan, di butuhkan
yang tersedia dalam persediaan tadi juga nilai Standar Deviasi nilai tersebut dicari
jangan terlalu banyak, ada maksimumnya dengan menggunakan MS. Eexcel sebagai
supaya biayanya tidak terlalu mahal. (Indrajit berikut:
dan Djokopranoto, 2003:51). Cara kerja
metode Min-Max berdasarkan Fadilillah et al Standar Deviasi( ) =STDEV(penggunaan
(2008:148) yaitu: Apabila persediaan telah bahan baku dalam satu tahun)
melewati batas-batas minimum dan
mendekati batas Safety Stock, maka Reorder Kemudian besarnya Safety Stock (persediaan
harus dilakukan, Jadi batas minimum adalah pengaman), menurut Herjanto (2003:243)
batas Reorder Level, Batasmaksimum adalah dapat dicari dengan rumus berikut :
batas kesediaan perusahaan atau manajemen
menginvestasikan uangnya dalam bentuk
persediaan bahan baku. Jadi dalam hal batas Keterangan :
maksimum dan minimum digunakan untuk : Standar Deviasi
dapat menentukan Order Quantity. SS : Persediaan pengaman
Z : Tingkat pelayanan (Service level)
METODELOGI PENELITIAN 95% menentukan besarnya nilai Z.
Analisis Metode EOQ (Economic Order Dengan menggunakan tabel
Quantity) distribusi normal, nilai Z pada daerah
Herjanto (2003:231-232) merumuskan di bawah kurva normal 95% (atau 1 -
sebagai berikut : 0,05) dapat diketahui, yaitu: 1,65.
Jumlah optimal unit per pesanan (EOQ)
(Herjanto, 2003:231) : Analisis ROP (Reorder Point)
Berikut rumus ROP :

Jumlah/frekuensi pesanan ekonomis


(Herjanto, 2003:232) :

14 ISSN 1411 - 4321


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

Keterangan:
ROP :Titik pemesanan ulang (reorder point) Max: Maximum Stock
d : Tingkat kebutuhan per unit waktu
SS : Persediaan pengaman (safety stock)
L : Waktu tenggang (lead time) K : Pemakaian barang rata-rata per
(Herjanto, 2003:241) satuan waktu (biasanya bulan)
W : Waktu pesanan dalam satuan waktu /
Analisis Metode POQ lead time (biasanya bulan)
Penggunaan rumus POQ (Herjanto, S : Jumalah persediaan pengaman
2003:274) adalah sebagai berikut : (safety stock)
Dalam metode Min-Max menghitung safety
stock menggunakan rumus (Fitri dan Sindikia,
2014:683):
Keterangan:
D : Jumlah kebutuhan barang
(unit/tahun)
S : Biaya pemesanan (rupiah/unit) Total Biaya Persediaan menurut Fadilillah et
h : Biaya penyimpanan % terhadap nilai al (2008:150) adalah sebagai berikut :
barang
C : Harga barang (rupiah/unit) Keterangan :
H : h x C Biaya penyimpanan P : Harga bahan
(rupiah/unit/tahun) D : Demand / Permintaan Bahan
Co : Biaya Pemensana/sekali pesan
Henmaldi (dalam Fithri dan Sindikia, Cc : Biaya Penyimpanan
2014:670) menyebutkan ‘Perhitungan total
persediaan yang ada pada perhitungan POQ HASIL DAN PEMBAHASAN
sama dengan perhitungan yang digunakan PT Sidomuncul Pupuk Nusantara perlu
pada metode EOQ.’ menerapkan metode pengendalian persediaan
Perhitungan persediaan menurut Henmaldi
bahan baku yang baik dan optimal untuk
(dalam Fithri dan Sindikia, 2014:682) adalah mengatasi permasalahan yang sedang terjadi,
dengan menggunakan rumus berikut : dengan cara melakukan perhitungan-
: perhitungan sebagai berikut:

Biaya Pembelian, Biaya Penyimpanan dan


Biaya Pemesanan
Untuk melakukan perhitungan analisis di
perlukan data-data biaya Biaya Pembelian,
Analisis Metode Min-Max Biaya Penyimpanan dan Biaya Pemesanan
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003:52) sebagai berikut:
perhitungan metode min-max adalah sebagai
berikut : Biaya Pembelian
PT. Sidomuncul Pupuk Nusantara membeli
bahan baku biolit dari supplier yang berada di
Keterangan: Desa Amongrogo 02/04, Limpung, Batang,
Q : Jumlah yang perlu dipesan untuk Jawa Tengah dengan harga Rp. 2500,- per-kg
pengisian kembali nya, dengan perbedaan waktu antara saat
Min : Minimum Stock memesan sampai saat barang datang / lead

ISSN 1411 – 4321 15


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

time menurut perusahaan adalah selama 17


hari. Biaya Penyimpanan
Rincian biaya penyimpanan tersebut adalah
Biaya Pemesanan sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.
Berikut rincian biaya pemesanan yang
dikeluarkan perusahaan sebagaimana tersaji
pada Tabel 2.

TABEL 2
BIAYA PEMESANAN PER PESANAN
Biaya Pesan
Jenis Biaya Pesan Semua Bahan Bahan Baku
Biolit
ATK Rp 2.000.000 2000000 x 0,341 Rp 682.000
Telepon dan Fax Rp 5.600.000 5600000 x 0,341 Rp 1.909.600
Biaya Bongkar (7x bongkar di tahun 2014) Rp 1.436.810
Biaya Transportasi selama 7 kali pesanan (20% dari harga) Rp 684.195
Total Rp 4.507.346
Biaya pesan Persekali Rp 643.907
Sumber: Divisi Gudang Bahan PT.Sidomuncul Pupuk Nusantara 2014.

TABEL 3
BIAYA PENYIMPANAN
Biaya Biaya Bahan
Jenis Biaya Semua Baku Biolit
Bahan Sebulan
Biaya Fasilitas penyimpanan :
Rp 5.250.000
Listrik dan Air Rp 149.188
(setahun)
Biaya Penanganan Persediaan dan Perawatan Gudang :
Rp
Tenaga Kerja
24.000.000 Rp 682.000
(2 Orang)
(setahun)
Rp 780.000
Maintenance Rp 22.165
(setahun)
Biaya Pajak persediaan :
Rp 345.000
Pajak Rp 9.804
(setahun)
Biaya Penggunaan/sewa gudang :
Rp
Biaya Sewa Tanah Gudang 31.900.000 Rp 906.492
(setahun)
Biaya Asuransi:
Rp 855.000 Rp 291.555
Biaya Asuransi Persediaan dan Gudang
(sebulan)
Total Rp 2.061.203
Sumber: Divisi Gudang Bahan PT.Sidomuncul Pupuk Nusantara 2014.

16 ISSN 1411 - 4321


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

Metode EOQ (Economic Order Quantity) Dalam mencari jumlah Safety Stock yang
Berikuthasil analisis perhitungan Metode seharusnya dimiliki perusahaan, dibutuhkan
EOQ (Economic Order Quantity): nilaiStandari Deviasi. Nilai tersebut diperoleh
Diketahui: dengan rumus fungsi MS. Excel berikut:
D = Demand / Permintaan
Bahan=1101,28 Standar Deviasi:
S = Biaya Pemensana/sekali pesan= STDEV(penggunaan bahan baku dalam satu
tahun) = 18,155
H = h x C Biaya penyimpanan
(rupiah/unit) = Selanjutnya, perhitungan safety
C = Harga bahan = stocknyaadalah sebagai berikut:
h = Biaya penyimpanan % terhadap nilai Diketahui:
barang = 34,1% atau 0,341 = Standar Deviasi=18,155
Q = Kuantitas Z = Tingkat pelayanan (Service level)
95% menentukan besarnya nilai Z.
Mencari Nilai EOQ: Dengan menggunakan tabel distribusi
normal , nilai Z pada daerah di bawah
kurva normal 95% (atau 1 - 0,05)
dapat diketahui, yaitu: 1,65

Safety Stock (
1,65 (18,155)

Dari perhitungan tersebut didapatkan jumlah


Mencari Frekuensi Metode EOQ:
persediaan minimum atau persediaan
pengaman (Safety Stock) yang harus ada di
gudang perusahaan adalah sebanyak 30 kg.

ROP (Reorder Point)


Mencari Total Cost (Total Biaya) :
Perhitungan untuk mendapatkan nilai ROP
adalah sebagai berikut:
Diketahui:
Lead time/ waktu tunggu (L) :17hari
atau dalam bulan :
d = Demand / Permintaan Bahan=1101,28
Rp.54.067.473,- SS = Safety Stock= 30
Diketahui dari perhitungan EOQ tersebut,
diperoleh hasil bahwa kuantitas pemesanan
menggunakan metode EOQ adalah sebesar 26
kg dengan frekuensi pemesanan yang
dilakukan sebanyak 42 kali dalam setahun Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang
dan total biaya persediaan yang harus di lakukan perusahaan harus melakukan
dikeluarkan perusahaan apabila menerapkan pemesanan kembali (Reorder Point-ROP)
metode EOQ tersebut adalah sebesar bahan baku biolit ketika persediaan di gudang
Rp.54.067.473,- berada pada jumlah 82 kg.
Safety Stock Metode POQ (Periodic Order Quantity)

ISSN 1411 – 4321 17


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

Perhitungan analisis metode POQ adalah


sebagai berikut: Rp. 164.054.701
Diketahui:
D = Demand / Permintaan Bahan =1101,28 Metode POQ menghasilkan jumlah interval
S = Biaya Pemensana/sekali pesan pemesanan sebanyak 12 kali setahun, dengan
= kuantitas per pesanannya 92 kg per pesanan
H = h x C Biaya penyimpanan dan total biaya yang di keluarkan perusahaan
(rupiah/unit )= apabila menggunakan metode POQ adalah
C = Harga bahan = sebesar Rp.164.054.701
h = Biaya penyimpanan % terhadap nilai
barang = 34,1% atau 0,341 Meotde Min-Max
Q = Kuantitas Berikut perhitunganmenggunakan metode
Min-Max:
Mencari Nilai POQ : Diketahui:
Lead time / waktu tunggu (W) 17 hari atau
dalam bulan

P = Harga bahan =
D = Demand / Permintaan Bahan =
1101,28
Co =Biaya Pemensana/sekali pesan
=
Cc =Biaya Penyimpanan
Diperoleh hasil POQ , artinya pemesanan =
di lakukan setiap 1 periode sekali atau di K = Rata-rata Pemakaian =91,7735
katakan 1 bulan sekali dalam setahun, S = Safety Stock
sehingga frekuensi pemesanannya adalah 12 Q = Kuantitas
kali dalam setahun
Mencari Batas Maksimum Persediaan :
Mencari Kuantitas Metode POQ :

Mencari Safety Stock Metode Min-Max:


:

Mencari Total Cost (Total Biaya) Metode


POQ :

Mencari Batas Minimum Persediaan :

18 ISSN 1411 - 4321


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

Mencari Kuantitas Metode Min-Max : Rp 198.845.234,-

Diperoleh jumlah persediaan maksimum


sebesar jumlah persediaan minimum
Mencari Frekuensi Pesan Metode Min-Max sebesar kg. Kuantitas pemesanan adalah
: sebanya , dan frekuensi pemesanan
sebanyak 24 kali dalam setahun. Dalam
perhitungan di atas juga diperoleh total biaya
yang harus di keluarkan perusahaan yaitu
sebanyak Rp198.845.234,-

Perbandingan
Mencari Total Cost (Total Biaya) Metode
Dari hasil perhitungan-perhitungan dan
Min-Max : analisis yang telah dilakukan, perusahaan
dapat mengetahui metode mana yang paling
: optimal untuk dilakukan dengan cara
melakukan perbandingan sebagaimana
disajikan dalam Tabel 4.

TABEL4
PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Frekuensi Kuantitas Total Cost
Metode
Dalam setahun Per pesanan Dalam setahun
Min-Max 24 45 kg Rp 198.845.234
Aktual Perusahan 7 Antara 100-300 kg Rp 182.053.200
POQ 12 92 kg Rp 164.054.701
EOQ 42 26 kg Rp 52.067.473
Sumber: Data Sekunder 2014 yang diolah

PT. Sidomuncul Pupuk Nusantara dalam 198.845.234 menjadi Rp.182.053.200


kegiatannya telah menerapkan sebuah metode (keadaan aktual perusahaan), penghematan
pengendalian bahan baku yaitu pengendalian biaya antara metode Min-Max dengan
bahan baku dengan menggunakan metode keadaan aktual sebesar Rp 16.792.034,-Hanya
Min-Max. Berdasarkan tabel 4 Frekuensi saja, akibat dari kuantitas pemesanan yang
pemesanan metode Min-Max berjumlah 24 dilakukan perusahaan tinggi antara 100-300
kali dalam setahun dengan kuantitas 45 kg kg per satu kali pesandan menimbulkan
sekali pesannya, sedangkan kenyataan kelebihan stok.
perusahaan melakukan frekuensi pemesanan Berdasarkan tabel 4, Apabila perusahaan
sebanyak 7 kali di tahun 2014 dengan menggunakan metode EOQ frekuensi
kuantitas antara 100-300kg persekali pesan, pemesanan nya menjadi 42x dalam setahun
perusahaan mengurangi frekuensi pemesanan dengan kuantitas pemesanan menjadi 26kg
tersebut untuk menghemat biaya. persekali pesan. Apabila menggunakan
Penghematan tersebut dapat dilihat pada tabel metode POQ, frekuensinya menjadi sebanyak
4, Total Biaya Metode Min-Max (yang 12 kali dalam setahun dengan kuantitas pesan
ditetapkan perusahaan) sebesar Rp 92 kg persekali pesan.

ISSN 1411 – 4321 19


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

Kuantitas yang di hasilkan menggunakan a. Dari analisis perbandingan pengendalian


metode EOQ dan POQ juga terhitung lebih perusahaan yang telah dilakukan,
baik dibandingkan keadaan aktual keadaan aktual perusahaan tidak seperti
perusahaan. metode yang diterapkan (metode min-
Metode EOQ dan POQ dapat meminimalkan max), total biaya persediaan keadaan
biaya yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini aktual perusahaan pada kenyataannya
dapat diamati dari selisih total biaya yang lebih rendah dibanding metode Min-Max,
dikeluarkan oleh PT.Sidomuncul Pupuk hal ini dikarenakan frekuensi pemesanan
Nusantara sendiri dengan total biaya yang berjumlah 24 kali dalam setahun (metode
dikeluarkan menurut perhitungan metode Min-Max) sedangkan keadaan aktual
EOQ maupun metode POQ. Pada tabel 4 perusahaan melakukan frekuensi
dapat diketahui Metode EOQ menghasilkan pemesanan sebanyak 7 kali di tahun
total biaya sebesar Rp 54.067.473,- dan 2014, akibat dari kuantitas pemesanan
metode POQ menghasilkan total biaya yang dilakukan perusahaan tinggi antara
sebesar Rp 164.054.701,- Hal ini berarti 100-300 kg per satu kali pesan terjadi
metode EOQ dapat menghemat biaya kelebihan stok di gudang.
persediaan bahan baku sebanyak Rp b. Metode EOQ dan POQ dapat mengatasi
127.985.727,- dari keadaan aktual masalah tersebut. Apabila perusahaan
perusahaan.Sedangkanmetode POQ dapat menggunakan metode EOQ frekuensi
menghemat biaya persediaan bahan baku pemesanan nya menjadi 42x dalam
sebanyak Rp 17.998.499,- dari keadaan aktual setahun dengan kuantitas pemesanan
perusahaan. Hanya saja dalam penyimpanan menjadi 26 kg persekali pesan dan
biolit menggunakan metode POQ, perusahaan menghasilkan total biaya sebesar
membutuhkan gudang yang luas,biaya Rp.54.067.473,-. Apabila menggunakan
penyimpanan yang tinggi, resiko depresiasi metode POQ, frekuensinya menjadi
yang lebih besar dan biaya asuransi akan sebanyak 12 kali dalam setahun dengan
bahan baku bolit ini tinggi karena kuantitas pesan 92 kg persekali pesan dan
penyimpanan nya yang dalam jumlah banyak. menghasilkan total biaya sebesar
Metode EOQ memiliki tingkat resiko yang Rp.164.054.701,-, selisih yang didapat
lebih kecil dari pada metode POQ, karena antara metode EOQ dengan aktual
pada metode ini, dalam penyimpanan bahan perusahaan sebanyak Rp.127.985.727,-
bakunya, perusahaan tidak membutuhkan .Sedangkan selisih total biaya metode
gudang dengan kapasitas yang besar karena, POQ dengan aktual perusahaan sebesar
perusahaan juga tidak mengeluarkan banyak Rp 17.988.499,-.
dana untuk biaya penyimpanan, depresiasi Hanya saja dalam penyimpanan biolit
atau penyusutan akan bahan baku biolit menggunakan metode POQ, perusahaan
tersebut juga dapat lebih di minimalis. Total membutuhkan gudang yang luas dan
Biaya yang dikeluarkan juga tidak sebanyak menimbulkan biaya penyimpanan
pada metode POQ, metode min-max dan menjadi tinggi, resiko depresiasi yang
keadaan aktual perusahaan. lebih besar dan biaya asuransi akan bahan
Dalam kasus PT.Sidomuncul Pupuk baku bolit ini juga tinggi karena
Nusantara, pengendalian persediaan akan penyimpanan nya yang dalam jumlah
lebih baik apabila menggunakan metode EOQ banyak. Metode EOQ memiliki tingkat
resiko yang lebih kecil dari pada metode
KESIMPULAN POQ, karena pada metode ini, dalam
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penyimpanan bahan bakunya, perusahaan
maka dapat diambil beberapa tidak membutuhkan gudang dengan
kesimpulan,yaitu: kapasitas yang besar, perusahaan juga

20 ISSN 1411 - 4321


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

tidak mengeluarkan banyak dana untuk Fithri, Prima dan Annise Sindikia. 2014.
biaya penyimpanan, depresiasi atau “Pengendalian Persediaan Pozzolan Di
penyusutan akan bahan baku biolit PT. Semen Padang”, Jurnal
tersebut juga dapat lebih diminimalis. Optimalisasi Sistem Industri Vol. 13 No.
Total Biaya yang dikeluarkan juga tidak 2, Universitas Andalas, Padang.
sebanyak pada metode POQ, metode Handoko, Hani. 2011. Dasar-dasar
min-max dan keadaan aktual perusahaan. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi
I. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
SARAN Heizer, Jay dan Barry Render. 2015.
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di Manajemen Operasi Edisi 11. Jakarta:
atas, maka saran yang dapat dijadikan Salemba Empat.
pertimbangan oleh PT.Sidomuncul Pupuk Herjanto, Eddy. 2003. Manajemen Produksi
Nusantara adalah sebagai berikut: & Operasi Edisi Kedua. Jakarta:
a. Perusahaan perlu memberikan perhatian Gramedia Widiasarana Indonesia
khusus tentang manajemen (Grasindo).
pengendalian persediaan bahan Http://kbbi.web.id/biolit (14 Mei 2015
bakunya. Metode EOQ dapat dijadikan 11:20:30 PM)
acuan oleh perusahaan dalam Indrajit, R.E. dan Djokopranoto, R. 2003.
pengendalian persediaan bahan baku Manajemen Persediaan. Jakarta:
untuk ke depannya, agar tidak terjadi Gramedia Widiasarana Indonesia
lagi kelebihan persediaan bahan baku. (Grasindo).
b. Sebaiknya hasil penelitian ini dijadikan Meilani, Difana dan Ryan Eka Saputra. 2013.
dasar oleh perusahaan untuk “Pengendalian Persediaan Bahan Baku
pengendaliaan persediaan jenis bahan Vulkanisir Ban (Studi Kasus PT.
baku seperti: Amoniak, Urea, Rumen Gunung Pulo Sari)”, Jurnal Optimasi
kering dll. Sistem Industri Vol. 12 No. 1,
Universitas Andalas, Padang.
DAFTAR PUSTAKA Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya Edisi Ke-5.
Fadilillah, Nur Siti dkk. 2008. “Metode Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Pengendalian persediaan Bahan Baku Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar
Crude Coconut Oil Yang Optimal Pada Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4.
PT. PSE”, INASEA Vol. 9 No. 2, Yogyakarta:BPFE-YOGYAKARTA
Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

ISSN 1411 – 4321 21


Careza R, Yuli S, Sri Eka S

22 ISSN 1411 - 4321

Anda mungkin juga menyukai