Anda di halaman 1dari 5

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN

PENOLONG MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER


QUANTITY) DALAM MEMPERTAHANKAN KELANCARAN PRODUKSI
PADA TOKO 3DRINK STORY DI BENGKULU

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh :
Mutiara Widya Rahmadania (C1B019167)

Dosen pembimbing :
Trisna Murni, SE., M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan yang ingin
dicapai, salah satunya adalah mendapatkan laba yang tinggi dengan biaya yang
minimum. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin hari
semakin modern, membuat dunia bisnis tumbuh dengan pesat di Indonesia khususnya.
Pertumbuhan angka bisnis ini menyebabkan semakin tingginya angka persaingan,
karenanya pelaku bisnis dituntut untuk selalu melakukan inovasi serta memberikan yang
terbaik untuk usahanya. Perusahaan kecil, menengah dan besar tentunya akan terus
bersaing untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang demi mempertahankan
keberlangsungan operasional yang ada di dalam perusahaan.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlangsusungan
operasional yang ada di dalam perusahaan, salah satunya adalah mempertahankan
proses produksi agar dapat berjalan terus-menerus. Untuk itu perusahaan memerlukan
bahan baku yang digunakan untuk produksi tersebut.
Dalam pengadaan persediaan bahan baku seringkali terjadi masalah yang tidak
terduga, salah satunya adalah kekurangan bahan baku yang mengakibatkan proses
produksi tidak dapat berjalan dengan lancar sehingga diperlukan suatu pengendalian
persediaan agar tidak terjadi kekurangan bahan baku. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pengendalian persediaan, salah satunya adalah waktu kedatangan
barang yang akan dipesan kembali. Jika barang yang dipesan membutuhkan waktu yang
cukup lama pada periode tertentu maka jumlah persediaan barang tersebut harus
disesuaikan hingga barang yang dipesan selanjutnya tiba.Jumlah barang yang akan
dipesan juga harus disesuaikan dengan kapasitas penyimpanan, jumlah barang yang
terlalu banyak akan menyebabkan pemborosan namun jika terlalu sedikit akan
mengakibatkan hilangnya keuntungan karena perusahaan gagal memenuhi permintaan
pelanggan. Untuk itu, setiap perusahaan haruslah menjaga persediaan bahan baku yang
cukup sehingga kegiatan produksi perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
Tujuan dari pengendalian adalah untuk meminimalisir biaya-biaya operasional
seminimal mungkin sehingga akan mengoptimalisasikan kinerja perusahaan. Untuk
melaksanakan pengendalian persediaan yang dapat diandalkan dan dipercaya tersebut
maka harus diperhatikan berbagai faktor yang terkait dengan persediaan. Penentuan
dan pengelompokan biaya-biaya yang terkait dengan persediaan perlu mendapatkan
perhatian yang khusus dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat.
Menurut Rangkuti (2004:19) ada 5 macam teknik yang biasa digunakan
perusahaan untuk menghitung pengendalian persediaan, yaitu dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Metode Analisis ABC
Metode ini sangat berguna dalam memfokuskan perhatian manajemen terhadap
penentuan jenis barang yang paling penting dalam sistem inventori yang bersifat
multisistem.
2. Economic Order Quantity (EOQ)
Mengendalian persediaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang dapat
dipecahkan dengan menerapkan metode kuantitatif. Konsep ini dapat diterapkan
baik untuk industri skala kecil maupun industri skala besar.
3. Pengendalian Persediaan dalam Kondisi Tidak Tentu dan Ada Pemesanan Kembali
Model ini dapat sesuai apabila permintaan diketahui berasal dari sejumlah besar
sumber yang independen. Secara spesifik, hal ini sering terjadi dalam persediaan
berupa barang – barang yang telah jadi (finished goods), tetapi jarang ditemukan
pada bahan mentah atau bahan setengah jadi yang memerlukan proses pengolahan
lebih lanjut.
4. Pengendalian Persediaan dalam Kondisi Tidak Tentu dan Tidak Ada Pemesanan
Kembali
Bagian ini akan membahas pemecahan masalah persedian yang kondisinya tidak
memungkinkan untuk pemesanan kembali. Produk tersebut secara ekonomi tidak
dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama.
5. Sistem Persediaan Just In Time
Sistem Just In Time mengacu kepada kartu yang mengizinkan satu departemen dari
satu organisasi untuk menghasilkan jumlah minimum dari suatu jenis barang dalam
menjawab reaksi dari persyaratan departemen lain. Idenya adalah dengan
menggunakan relatif sangat kecil order (atau produksi), dengan relatif Low Order
Points, sehingga pemenuhan persediaan dapat datang just in time.

Salah satu alat yang seringkali digunakan dalam penentuan jumlah optimal
kuantitas pemesanan persediaan adalah sering disebut dengan istilah Economic Order
Quantity atau lebih dikenal lagi dengan EOQ model. Dalam penerapannya, model EOQ
ini mempertimbangkan baik biaya-biaya operasi maupun biaya-biaya finansial serta
menentukan kuantitas pemesanan pemesanan yang akan meminimumkan biaya-biaya
persediaan secara keseluruhan. Dengan demikian, model EOQ ini tidak hanya
menentukan jumlah pemesanan yang optimal tetapi lebih penting lagi adalah yang
menyangkut aspek finansial dari keputusankeputusan tentang kuantitas pemesanan
tersebut.
Memakai metode Economic Order Quantity (EOQ) perusahaan bisa menghemat
biaya persediaan bahan baku, karena adanya kekurangan persediaan bahan baku pada
perusahaan tersebut. Dengan ditemukannya EOQ sebenarnya masih ada kemungkinan
adanya kekurangan persediaan (out of stock) didalam proses produksi maka perusahaan
perlu menetapkan adanya persediaan besi (safety stock) untuk menjamin kelacaran
proses produksi akibat kemungkinan adanya kekurangan persediaan tersebut. Selain itu
perusahaan juga menentukan titik pemesanan ulang (Reorder point). Menurut Assauri
Reorder point adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu
saat dimana pemesanan harus diadakan kembali.
3Drink Story merupakan toko kue yang bergerak dibidang dalam industri kuliner
yang ada di Bengkulu. Jangkauan pasar 3Drink Story sudah cukup luas serta harga yang
ditawarkan cukup ekomomis dengan kualitas yang baik, sehingga dapat dinikmati oleh
kalangan menegah ke bawah, hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan
penelitian di 3Drink Story.
Bahan baku yang digunakan di toko 3Drink Story antara lain kopi dan gula,
sedangkan untuk bahan penolongnya yaitu perisa.
Adapun data mengenai pembelian bahan baku 3Drikstory pada tahun 2021 adalah
sebagai berikut :

No Bulan Bubuk kopi Caramel Susu


1 Januari 2 bungkus 1 botol 4 dus
2 Februari 2 bungkus 1 botol 4 dus
3 Maret 3 bungkus 2 botol 5 dus
4 April 2 bungkus 1 botol 4 dus
5 Mei 3 bungkus 1 botol 5 dus
6 Juni 2 bungkus 1 botol 4 dus
Total 14 bungkus 7 botol 26 dus
Rata-rata 2,66 bungkus 1,33 botol 4,66 dus

Berdasarkan tabel diatas bahwa bisnis 3Drinkstory melakukan pembelian bahan baku bubuk
kopi 6 kali dalam 6 bulan dengan total pembelian sebanyak 14 bungkus, untuk bahan baku
caramel 3Drinkstory melakukan pembelian sebanyak 6 kali dalam kurun waktu 6 bulan dengan
tota pembelian sebanyakl 7 botol, untuk bahan baku susu 3Drikstory melakukan pembelian
sebanyak 6 kali dalam waktu 6 bulan dengan total pembelian sebanyak26 dus.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ) persediaan
pengaman (safety stock), titik pemesanan ulang (reorder point) dan biaya total
(total cost) dalam pengendalian persediaan bahan baku dan bahan penolong
pada usaha 3Drink Story di Bengkulu?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis “Apakah
pengendalian persedian bahan baku dan bahan penolong dengan menggunakan metode
EOQ (Economic Order Quantity) dapat meminimumkan total biaya persediaan bahan
baku dan bahan penolong.

D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
pengendalian persedian bahan baku dan bahan penolong untuk meningkatkan
kelancaran produksi.
2. Secara Praktis
-Bagi Perusahaan
Sebagai bahan informasi bagi pimpinan manajer perusahaan dalam rangka
pengambilan keputusan dan kebijakan dalam bidang produksi dan keuangan
khususnya pertimbangan dalam kebijakan pembelian bahan baku dan bahan
penolong.
-Bagi Masyarakat Umum
Sebagi bahan informasi, referensi, informasi, dan pembanding bagi peneliti
selanjutnya yang ada relevansinya dengan variabel penelitian.

Anda mungkin juga menyukai