Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK

Trias Widianti Putri (43220010032)1, Jane Angelica (43220010037)2,


Nurnita Sulistiowati (43220010041)3, Marcella Yuniar Seysa Wardani (43220010167)4 ,
Tiara Lafenia Sahar K (43220010181)5

1,2,3,4,5
Program Studi S1 Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana

E-mail: 143220010032@student.mercubuana.ac.id
2
43220010037@student.mercubuana.ac.id
3
43220010041@student.mercubuana.ac.id
4
43220010167@student.mercubuana.ac.id
5
43220010181@student.mercubuana.ac.id
ABSTRAK
Persediaan adalah asset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional. Pengelolaan persediaan dalam perusahaan
merupakan suatu hal yang penting untuk pengambilan kebijakan terkait dengan keuangan
perusahaan dalam menentukan keberhasilan. Manajemen persediaan merupakan salah satu
bagian dari perusahaan. Pengelolaan persediaan memiliki fungsi dan metode dalam
pengelolaan persediaan meliputi Metode EOQ(Economic Order Quantity), Metode
MRP(Material Requirement Planning), Metode JIT (Just In Time), Metode Analisa ABC,
Metode Periodic Review.
Kata Kunci : Persediaan Keuangan dan Laba Perusahaan.

ABSTRACT
Inventories are current assets in the form of goods or equipment intended to support
operational activities. Inventory management in the company is an important thing for policy-
making related to company finances in determining success. Inventory management is one
part of the company. Inventory management has functions and methods in inventory
management including EOQ (Economic Order Quantity) Method, MRP (Material
Requirement Planning) Method, JIT (Just In Time) Method, ABC Analysis Method, Periodic
Review Method.
Keywords: Financial Inventory and Company Profits.
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada saat ini, industri mie instan adalah salah satu sektor industri pangan yang sudah pesat
perkembangannya dan memiliki prospek yang baik. Perkembangan industri mie instan dapat
dilihat dari beberapa faktor. Faktor pertama dilihat dari jumlah konsumsi mie instan per
kapita di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya jumlah
konsumsi mie instan memberikan kesan bahwa industri mie instan merupakan industri yang
tahan krisis dan memiliki peluang yang lebih besar pada masa datang.

Faktor kedua adalah meningkatnya jumlah perusahaan yang menjadi produsen mie instan
di Indonesia. Jika pada tahun 2001 terdapat 57 perusahaan yang terjun ke dalam industri ini,
setahun kemudian terjadi peningkatan menjadi 59 perusahaan dan pada tahun 2005 terdapat
84 perusahaan.

Faktor ketiga adalah meningkatnya volume produksi mie instan setiap tahunnya. Jika pada
tahun 2004 volume produksi mencapai 975.000 ton. Pada tahun 2005 meningkat 30%
menjadi 1.272.000 ton.

PT Indofood Sukses Makmur(PT ISM) Tbk merupakan produsen mie instan di Indonesia
yang memproduksi mie instan denga 40 citrarasa dan beberapa merk. PT Indofood pada
awalnya menguasai pangsa pasar mie instan di Indonesia 80%, namun seiring dengan
semakin banyak perusahaan yang menjadi produsen mie instan, pangsa pasar PT ISM, Tbk
menurun menjadi 70%.

Fungsi produksi dan operasi memegang peranan yang cukup penting dalam kelangsungan
hidup perusahaan, karena 50%-60% kegiatan perusahaan merupakan aktifitas produksi dan
operasi. Perusahaa harus memperhatikan setiap kegiatan produksinya dan meningkatkan
efesiensi produk agar dapat menekan biaya secara keseluruhan. Efisiensi produk dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengendalian persediaan bahan baku dengan baik.

Bahan baku perlu mendapat perhatian ekstra dari perusahaan, karena bahan baku sangat
menentukan mutu produk mie instan itu sendiri. Hal ini menyebabkan pengendalian bahan
baku perlu dilakukan perusahaan, baik dari pemesanan sampai dengan penyimpanan
digudang.

Jumlah persediaan bahan baku yang berlebihan dapat meningkatkan biaya penyimpanan
dan akan menyebabkan opportunity cost atas modal yang seharusnya dapat diinvestasikan
pada sektor lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya jumlah persediaan bahan baku yang
tidak mencukupi kebutuhan akan menyebabkan terganggunya kontinuitas proses produksi
dan operasional perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya
pengadaan darurat yang lebih mahal. Selain itu juga mengakibatkan mutu pelayanan
perusahaan kepada kosumen berkurang dan dapat membuat konsumen kecewa. Oleh sebab
itu, pengendalian persediaan bahan baku mutlak harus dilakukan perusahaan mengingat
konsekuensi yang dihadapi perusahaan atas kekurangan dan kelebihan persediaan bahan
baku.
LITERATUR TEORI

SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN


Manajemen Persediaan (Inventory Management) adalah salah satu bagian dalam
Manajemen Operasional dan Manajemen Produksi. Manajemen persediaan merupakan
sistem, metode atau cara untuk mengendalikan dan mengelola persediaan yang dimiliki
perusahaan juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk dapat menjaga jumlah optimum
barang atau persediaan yang dimiliki.
Persediaan adalah barang yang disimpan, digunakan, atau dijual pada periode
mendatang, dapat berupa bahan baku yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses
pada proses manufaktur, dan barang jadi yang disimpan untuk dijual (Kusuma, 2004).
Bila perusahaan bisa memprediksi dengan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah
yang diperlukan maka tidak akan terjadi kekurangan persediaan bahan baku. Jika
persediaan terlalu banyak, maka akan tinggi biaya untuk penyimpanan. Sebaliknya jika
kekurangan maka dapat menghambat proses produksi. Dan jika perusahaan harus
menghadapi berbagai macam ketidakpastian. Mulai dari ketidakpastiaan permintaan,
waktu pemesanan, hingga pemasok dari supplier. Penting sekali adanya Inventory
Management untuk mengatur persediaan bahan baku perusahaan. Manajemen persediaan
sangat penting bagi perusahaan. Beberapa fungsi manajemen persediaan :
1. Mengantisipasi Kekurangan Persediaan
Hal ini harus diperhatikan bagi perusahaan yang berfokus dalam produksi barang.
Pada umumnya supply bahan memang sudah pasti datang sesuai jadwal, Langkah
antisipasi tetap harus dilakukan, untuk berjaga-jaga jika persediaan datang terlambat
dan akan berpotensi mengganggu proses produksi.

2. Mengantisipasi Pesanan Persediaan Ternyata tidak sesuai dengan Kebutuhan


Kondisi seperti ini mungkin jarang terjadi. Perusahaan harus selalu memastikan
pesanan persediaan yang diterima apakah sudah selesai yang dibutuhkan untuk proses
produksi.

3. Berjaga-jaga Jika Persediaan Yang dibutuhkan Ternyata Tidak Ada di Pasaran


Fungsi utama dilakukan manajemen persediaan adalah untuk memastikan persediaan
bahan selalu tersedia. Langkah ini untuk mengantisipasi jika bahan biasa digunakan
tidak ditemukan di pasaran.

4. Menjamin Lancarnya Proses Produksi


Untuk perusahaan yang berfokus dalam memproduksi barang, proses produksi harus
dipastikan tetap berjalan. Hal ini dilakukan untuk tetap bisa meraih keuntungan dan
menyediakan kebutuhan bagi konsumen. Oleh karena itu Inventory Management
sangat penting dalam menjaga ketersediaan persediaan agar tetap dapat berproduksi.
Bagi perusahaan dagang persediian barang dagang dapat memenuhi permintaan pembeli.
Sedangkan bagi perusahaan industri, persediaan bahan baku dan barang dalam proses
bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi.

Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang


mendadak. Namun persediaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan memerlukan
modal kerja yang makin besar juga. Kunci persoalan adalah permintaan yang mendadak,
jika saat tidak diperlukan jumlah persediaan bisa saja sangat kecil atau bahkan nol. Teknik
seperti ini dikenal sebagai manajemen persediaan Just In Time atau Zero Inventory.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Untuk suatu tingkat persediaan tertentu efisiensi pengendalian persediaan akan
mempengaruhi keluwesan perusahaan, ketidakefisienan dalam pengendalian persediaan
mungkin melibatkan suatu jenis persediaan yang sering habis/ stockout sebaliknya jika jenis
lain berlebih-lebihan ini akan mempengaruhi untuk mendapatkan laba. Berikut beberapa
sistem pengawasan persediaan, yaitu:
a) Jumlah persediaan dikaitkan dengan variable tertentu
Sistem manajemen persediaan ini adalah sistem yang sangat sederhana,
misalnya perusahaan menetapkan bahwa persediaan barang jadi rata-rata akan
sebesar satu bulan penjualan. Dengan demikian jika penjualan meningkat, rata-
rata persediaan juga akan meningkat atau sebaliknya dapat juga menurun.

Cara lain misalnya dengan mengaitkan kapan persediaan bahan baku harus
dipesan kembali dan jumlah yang dipesan dihubungkan dengan kebutuhan
selama periode tertentu. Misalnya kebijakan perusahaan adalah memesan bahan
baku pada saaat jumlah bahan tinggal mencapai dua minggu kebutuhan
produksi, dan jumlah yang dipesan sebesar sesuai kebutuhan dua bulan
produksi.
Hal yang sulit adalah untuk persediaan barang jadi, diperlukan koordinasi
antara bagian pemasaran dengan bagian produksi terutama untuk perusahaan
yang menghasilkan berbagai jenis produk. Sebab dapat saja terjadi bagian
produksi jenis barang yang tidak diminta oleh pasar. Sedangkan permintaan
produk lain tidak dapat dipenuhi,

b) Economic Order Quantity (EOQ)


Merupakan konsep yang penting dalam pengendalian persediaan bahan
mentah, barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Dengan ini dapat di
Analisa untuk menentukan berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis
dengan ditentukannya kebutuhan dalam satu periode tertentu.
Biaya pesanan adalah konstan dan biaya pesanan ini diberi notasi S. Biaya
pesanan tidak hanya terdiri dari biaya explicit, tetapi juga biaya kesempatan/
opportunity cost. Tipe kedua adalah biaya simpanan yang diberi notasi C. Biaya
simpan ini berfluktuasi sesuai dengan tingkat persediaan.
Model Economic Order Quantity (EOQ) merupakan konsep yang penting
dalam persediaan yang diterapkan oleh perusahaan dengan berdasarkan pada
pemikiran sebagai berikut:

1) Jika perusahaan memiliki rata-rata persediaan yang besar, untuk


jumlah kebutuhan yang sama dalam satu periode, berarti perusahaan
tidak perlu terlalu sering membeli bahan baku. Sehingga dapat
menghemat biaya pemasanan dan pembelian.
2) Jika perusahaan membeli dalam jumlah besar sehingga dapat
menghemat biaya pembelian, dan perusahaan akan menanggung
persediaan dalam jumlah yang besar. Perusahaan menanggung biaya
penyimpanan yang tinggi.
3) Karena itu perlu dicari jumlah yang akan membuat biaya persediaan
terkecil. Biaya persediaan adalah biaya simpan ditambah biaya
pembelian/ pemesanan.
Secara sistematis, jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ) ini bisa di cari
dengan menggunakan cara :
TIC = biaya simpan + biaya pesan
Biaya simpan = (Q/2) P.C
Biaya pesan = (A/Q) S Dengan demikian maka,
TIC = (Q/2) P.C + (A/Q) S
Apabila ingin mencari Q yang optimal :
Persentase

c) Potongan untuk Pembelian dalam Jumlah Besar


Perusahaan sering sekali mendapat tawaran jika membeli dalam jumlah yang
sangat besar/ quantity discount. Apabila jumlah yang ditawarkan lebih kecil
atau sama dengan jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ).
Discount ini ditawarkan dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah
pesanan yang paling ekonomis. Jika perusahaan menerima tawaran itu, maka
akan mendapatkan harga yang lebih murah dan biaya pesanan yang lebih kecil.
Tetapi perusahaan harus menanggung biaya simpanan yang lebih besar.

d) Titik Pemesanan Kembali dan Persediaan Keamanan


Didalam pengisian persediaan terdapat suatu perbedaan waktu yang cukup
lama antara saat mengadakan pemesanan untuk penggantian kembali persediaan
dengan saat penerimaan barang yang dipesan tersebut diterima dan dimasukkan
kedalam persediaan. Perbedaan waktu ini disebut dengan Lead Time.
Pengertian Lead Time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya
pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan yang dipesan
tersebut dan diterima di gudang persediaan.
Tetapi apabila lead time memerlukan beberapa hari, maka titik pemesanan
kembalinya adalah lebih besar dari nol. Penggunaan lead time bervariasi,
perusahaan menyediakan persediaan keamanan atau safety stock agar
perusahaan tidak mengalami kehabisan bahan.

e) Penentuan Jumlah Persediaan Keamanan


Semakin besar persediaan keamanan, tentu saja semakin kecil kemungkinan
perusahaan kehabisan persediaan. Sebaliknya biaya simpan tambahan akan
semakin besar dengan semakin bertambahnya persediaan keamanan ini.
Persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan.
Kekurangan bahan dapat disebabkan karena penggunaan bahan baku yang lebih
besar dari perkiraan semula, atau keterlambatan dalam penerimaan bahan baku
yang dipesan. Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan
pengaman, yaitu:
1. Rataan tingkat permintaan dan rataan masa tenggang
2. Keragaman permintaan pada masa tenggang
3. Keinginan tingkat pelayanan yang diberikan

PENDEKATAN METODE MANAJEMEN PERSEDIAAN


Dalam hal pengelolaan persediaan, umumnya perusahaan menggunakan beberapa metode.
Setidaknya ada 5 metode inventory manajemen yang bisa dipergunakan oleh perusahaan
untuk mengelola persediaan. Metode Manajemen Persediaan diantaranya:
a) Metode EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ atau kuantitas pesanan ekonomis adalah suatu metode untuk menentukan
beberapa jumlah pesanan yang paling ekonomis untuk satu kali pesan. Biasa disebut
dengan metode kuantitas pesanan ekonomi. Merupakan salah satu metode
pengelolaan persediaan dengan cara membeli persediaan sesuai dengan pesanan
yang diterima.
Sudah ditentukan oleh perusahaan berapa jumlah pesanan, spesifikasi, serta
waktu kapan harus selesai. Dengan begitu perusahaan akan memperhitungkan
seperti kebutuhan bahan, spesifikasi, harga bahan baku untuk memenuhi kebutuhan
dan nominalnya. Dengan cara ini banyak membawa manfaat untuk Perusahaan atau
Manajemen Persediaan.

b) Metode MRP (Material Requirement Planning)


Metode ini yang lebih sering dikenal dengan metode perencanaan kebutuhan
material, merupakan metode pengendalian serta perencanaan persediaan untuk
menjamin bahan baku selalu tersedia. Metode ini akan berguna untuk memastikan
persediaan berjumlah sedikit.
Hal itu karena semakin sedikit jumlah persediaan otomatis biaya untuk menjaga
persediaan akan semakin sedikit. Dalam metode ini akan dilakukan beberapa
perencanaan. Mulai dari jadwal pembelian, jadwal produksi, hingga waktu
pengiriman bahan baku.

c) Metode JIT (Just In Time)


Metode ini yang sering dikenal yaitu metode tepat waktu. Memungkinkan
perusahaan tidak menyetok atau memiliki persediaan. Sehingga perusahaan
diusahakan memiliki persediaan 0 atau mendekati nol. Karena jika posisi perusahaan
seperti itu biaya persediaan juga tidak akan dikeluarkan.
Perusahaan akan mengusahakan untuk membeli persediaan hanya saat sedang
dibutuhkan saja. Sehingga jumlah bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dan tidak
akan sia-sia.

d) Metode Safety Stock


Safety Stock System adalah metode pengamanan tambahan yang diadakan
untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan.
Persediaan pengaman atau sering disebut safety stock adalah persediaan yang
dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan
yang digunakan suatu perusahaan manufaktur sehingga tidak terjadi kehabisan atau
kekurangan persediaan.
Di perusahaan manufaktur persediaan ini biasanya disebut dengan bahan
mentah, barang dalam proses, dan barang yang jadi. Sedangkan di perusahaan
dagang disebut persediaan barang dagang. Apabila persediaan pengaman tidak
mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, maka akan terjadi kekurangan
persediaan(stockout). Perusahaan melakukan safety stock karena perusahaan
hanya perlu melakukannya ketika ada perubahan pasaran jangka Panjang yang
lebih dari 2 tahun dan tergantung dengan nilai yang produk dimiliki. Untuk
merevisi dapat dibuat dengan setiap 3 bulan sekali. Dan dikarenakan produk itu
bisa dihitung secara kuantitas maka diperlukan pengelolaan khusus oleh
perusahaan supaya persediaan barangnya secara lancer dapat memenuhi
permintaan konsumen di pasaran.
Faktor-faktor yang menentukan besarnya safety stock adalah :
1. Penggunaan bahan baku rata-rata
2. Factor waktu
3. Persediaan antisipasi
4. Persediaan dalam pengiriman (transit stock)

e) Metode Analisa ABC


Metode ABC adalah Teknik manajemen persediaan dengan membagi
persediaan kedalam tiga golongan sesuai dengan tingkat penurunan kepentingan
yang didasarkan pada nilai rupiah pada investasi masing-masing golongan
persediaan.
Metode analisis atau klasifikassi ABC adalah umum digunakan dalam
pengendalian persediaan (Inventory control) bagi perusahaan yang mempunyai
berbagai macam bahan dalam persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang
berbeda-beda.
Analisis ABC mengikuti prinsip 80-20 atau hukum pareto dimana sekitar 80%
dari nilai total persediaan material diwakili oleh 20% material persediaan.

Analisis Data

Pengidentifikasi Model
Model dari data musiman dapat dibedakan menjadi dua jenis model yaitu Model
Multiplikaif dan Model Aditif. Model Multiplikatif pada prinsipnya mengandung
penggandaan antara komponen trend dengan komponen musim, sedangkan untuk Model
Aditif mengandung penjumlahan komponen trend dengan komponen musim.
Model yang sesuai dengan meramalkan permintaan penjualan mie instan pada Divisi
Noodle, PT ISM, Tbk adalah model multiplikatif. Data deret waktu musiman multiplikatif
digambarkan dengan model berikut :
Xt = (b1 + b2 t) ct + εt
Dimana b1 merupakan konstanta pemulusan dasar atau komponen permanen, b2
merupakan konstanta pemulisan trend ct merupakan konstanta pemulusan musiman dan εt
adalah komponen acak.

Menentukan Lead Time


Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan
sampai dengan kedatangan bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang
persediaan. Lamanya waktu tunggu dapat ditentukan dari rataan lamanya waktu tunggu
periode sebelumnya.

Menentukan Safety Stock


Divisi Noodle PT ISM, Tbk memiliki tingkat pemakaian bahan baku tidak konstan
dan lead time yang konstan. Besarnya persediaan pengaman untuk jumlah pemakaian
bahan baku yang tidak konstan dan lead time konstan diperoleh dengan menggunakan
rumus:
SS = Z√L(σd)
SS = Safety Stock
Z = Service level
L= Lead time
σd = simpangan baku dari tingkat pemakaian bahan baku per hari

Menentukan Reorder Point


Reorder Point (ROP) merupakan titik dimana perusahaan harus melakukan
pemesanan bahan baku lagi, sehingga bahan baku yang dipesan tersebut dating tepat
pada saat jumlah persediaan bahan baku sama denga safety stock. ROP juga merupakan
peubah input dalam perhitungan dengan metode simulasi. Rumus ROP sebagai berikut :
ROP = (d x L) +SS
ROP = Reorder Point (unit)
d = pemakaian bahan baku per hari (unit)
L = lead time untuk pemesanan baru (hari)
SS = safety stock
KESIMPULAN

Manajemen persediaan (Inventory Management) adalah salah satu bagian dalam


manajemen operasional dan manajemen produksi. Manajemen persediaan itu merupakan
system, metode atau cara untuk mengendalikan dan mengelola persediaan yang dimiliki
perusahaan juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk dapat menjaga jumlah optimum
barang-barang yang dimiliki.
Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
dapat memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam suatu proses produksi
atau perakitan untuk bisa dijual Kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.

SARAN
Perusahaan harus mempunyai rencana atau metode untuk persediaan karena persediaan
bahan baku sangat penting dalam proses produksi suatu barang. Dan terdapat beberapa
metode dalam manajemen persediaan. Dan manajemen persediaan sangat penting agar
perusahaan tidak mengalami kehabisan barang karena dapat membuat terhambatnya proses
produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M., (2019). Perencanaan Keuangan Perusahaan dan Manajemen Modal


Kerja. Modul Kuliah Manajemen Keuangan. Jakarta, FEB-Universitas Mercu Buana

Bintara, R. (2020). The Effect of Working Capital, Liquidity and Leverage on


Profitability. Saudi Journal of Economics and Finance Abbreviated, 4(1), 28-35.

Setiany, E., Syamsudin, S., Sundawini, A., Putra, Y. M. (2020). Ownership Structure and
Firm Value: The Mediating Effect of Intellectual Capital. International Journal of
Innovation, Creativity and Change, 13 (10)".

Setiany, E. (2021). The Effect of Investment, Free Cash Flow, Earnings Management, and
Interest Coverage Ratio on Financial Distress. Journal of Social Science, 2(1), 67-73.

Oktiwiati, E. D., & Nurhayati, M. (2020). PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR


MODAL, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Pada Sektor
Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017) (Doctoral dissertation,
Universitas Mercu Buana Jakarta).

Surjandari, D. A., Anggraeni, D., Yulianto, Y., & Religiosa, M. W. (2019). Analysis of
determinants of financial and non-financial aspects for the fund adequacy ratio (FAR) at
pension fund institutions. The Indonesian Accounting Review, 9(2), 181-193.

Tanjung, P. R. S., & Wahyudi, S. M. (2019). Analysis the Effect Disclosure of


Sustainability Report, Economic Value Added and Other Fundamental Factors of
Companies on Company Value. International Journal of Academic Research in Accounting,
Finance and Management Sciences, 9(2), 237-249.

Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M. (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The
Quality of MSME’s Financial Reports. In The 1st Annual Conference Economics, Business,
and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1(3) (Vol. 1, No. 3).

https://docplayer.info/30013721-Analisis-pengendalian-persediaan-bahan-baku-produk-
mie-instan-di-pt-indofood-sukses-makmur-tbk-oleh-rani-anggraeni-h.html

https://www.researchgate.net/publication/342011136_ARTIKEL_PENGELOLAAN_PERS
EDIAAN_PERUSAHAAN

Anda mungkin juga menyukai