1,2,3,4,5
Program Studi S1 Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana
E-mail: 143220010032@student.mercubuana.ac.id
2
43220010037@student.mercubuana.ac.id
3
43220010041@student.mercubuana.ac.id
4
43220010167@student.mercubuana.ac.id
5
43220010181@student.mercubuana.ac.id
ABSTRAK
Persediaan adalah asset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional. Pengelolaan persediaan dalam perusahaan
merupakan suatu hal yang penting untuk pengambilan kebijakan terkait dengan keuangan
perusahaan dalam menentukan keberhasilan. Manajemen persediaan merupakan salah satu
bagian dari perusahaan. Pengelolaan persediaan memiliki fungsi dan metode dalam
pengelolaan persediaan meliputi Metode EOQ(Economic Order Quantity), Metode
MRP(Material Requirement Planning), Metode JIT (Just In Time), Metode Analisa ABC,
Metode Periodic Review.
Kata Kunci : Persediaan Keuangan dan Laba Perusahaan.
ABSTRACT
Inventories are current assets in the form of goods or equipment intended to support
operational activities. Inventory management in the company is an important thing for policy-
making related to company finances in determining success. Inventory management is one
part of the company. Inventory management has functions and methods in inventory
management including EOQ (Economic Order Quantity) Method, MRP (Material
Requirement Planning) Method, JIT (Just In Time) Method, ABC Analysis Method, Periodic
Review Method.
Keywords: Financial Inventory and Company Profits.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada saat ini, industri mie instan adalah salah satu sektor industri pangan yang sudah pesat
perkembangannya dan memiliki prospek yang baik. Perkembangan industri mie instan dapat
dilihat dari beberapa faktor. Faktor pertama dilihat dari jumlah konsumsi mie instan per
kapita di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya jumlah
konsumsi mie instan memberikan kesan bahwa industri mie instan merupakan industri yang
tahan krisis dan memiliki peluang yang lebih besar pada masa datang.
Faktor kedua adalah meningkatnya jumlah perusahaan yang menjadi produsen mie instan
di Indonesia. Jika pada tahun 2001 terdapat 57 perusahaan yang terjun ke dalam industri ini,
setahun kemudian terjadi peningkatan menjadi 59 perusahaan dan pada tahun 2005 terdapat
84 perusahaan.
Faktor ketiga adalah meningkatnya volume produksi mie instan setiap tahunnya. Jika pada
tahun 2004 volume produksi mencapai 975.000 ton. Pada tahun 2005 meningkat 30%
menjadi 1.272.000 ton.
PT Indofood Sukses Makmur(PT ISM) Tbk merupakan produsen mie instan di Indonesia
yang memproduksi mie instan denga 40 citrarasa dan beberapa merk. PT Indofood pada
awalnya menguasai pangsa pasar mie instan di Indonesia 80%, namun seiring dengan
semakin banyak perusahaan yang menjadi produsen mie instan, pangsa pasar PT ISM, Tbk
menurun menjadi 70%.
Fungsi produksi dan operasi memegang peranan yang cukup penting dalam kelangsungan
hidup perusahaan, karena 50%-60% kegiatan perusahaan merupakan aktifitas produksi dan
operasi. Perusahaa harus memperhatikan setiap kegiatan produksinya dan meningkatkan
efesiensi produk agar dapat menekan biaya secara keseluruhan. Efisiensi produk dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengendalian persediaan bahan baku dengan baik.
Bahan baku perlu mendapat perhatian ekstra dari perusahaan, karena bahan baku sangat
menentukan mutu produk mie instan itu sendiri. Hal ini menyebabkan pengendalian bahan
baku perlu dilakukan perusahaan, baik dari pemesanan sampai dengan penyimpanan
digudang.
Jumlah persediaan bahan baku yang berlebihan dapat meningkatkan biaya penyimpanan
dan akan menyebabkan opportunity cost atas modal yang seharusnya dapat diinvestasikan
pada sektor lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya jumlah persediaan bahan baku yang
tidak mencukupi kebutuhan akan menyebabkan terganggunya kontinuitas proses produksi
dan operasional perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya
pengadaan darurat yang lebih mahal. Selain itu juga mengakibatkan mutu pelayanan
perusahaan kepada kosumen berkurang dan dapat membuat konsumen kecewa. Oleh sebab
itu, pengendalian persediaan bahan baku mutlak harus dilakukan perusahaan mengingat
konsekuensi yang dihadapi perusahaan atas kekurangan dan kelebihan persediaan bahan
baku.
LITERATUR TEORI
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Untuk suatu tingkat persediaan tertentu efisiensi pengendalian persediaan akan
mempengaruhi keluwesan perusahaan, ketidakefisienan dalam pengendalian persediaan
mungkin melibatkan suatu jenis persediaan yang sering habis/ stockout sebaliknya jika jenis
lain berlebih-lebihan ini akan mempengaruhi untuk mendapatkan laba. Berikut beberapa
sistem pengawasan persediaan, yaitu:
a) Jumlah persediaan dikaitkan dengan variable tertentu
Sistem manajemen persediaan ini adalah sistem yang sangat sederhana,
misalnya perusahaan menetapkan bahwa persediaan barang jadi rata-rata akan
sebesar satu bulan penjualan. Dengan demikian jika penjualan meningkat, rata-
rata persediaan juga akan meningkat atau sebaliknya dapat juga menurun.
Cara lain misalnya dengan mengaitkan kapan persediaan bahan baku harus
dipesan kembali dan jumlah yang dipesan dihubungkan dengan kebutuhan
selama periode tertentu. Misalnya kebijakan perusahaan adalah memesan bahan
baku pada saaat jumlah bahan tinggal mencapai dua minggu kebutuhan
produksi, dan jumlah yang dipesan sebesar sesuai kebutuhan dua bulan
produksi.
Hal yang sulit adalah untuk persediaan barang jadi, diperlukan koordinasi
antara bagian pemasaran dengan bagian produksi terutama untuk perusahaan
yang menghasilkan berbagai jenis produk. Sebab dapat saja terjadi bagian
produksi jenis barang yang tidak diminta oleh pasar. Sedangkan permintaan
produk lain tidak dapat dipenuhi,
Analisis Data
Pengidentifikasi Model
Model dari data musiman dapat dibedakan menjadi dua jenis model yaitu Model
Multiplikaif dan Model Aditif. Model Multiplikatif pada prinsipnya mengandung
penggandaan antara komponen trend dengan komponen musim, sedangkan untuk Model
Aditif mengandung penjumlahan komponen trend dengan komponen musim.
Model yang sesuai dengan meramalkan permintaan penjualan mie instan pada Divisi
Noodle, PT ISM, Tbk adalah model multiplikatif. Data deret waktu musiman multiplikatif
digambarkan dengan model berikut :
Xt = (b1 + b2 t) ct + εt
Dimana b1 merupakan konstanta pemulusan dasar atau komponen permanen, b2
merupakan konstanta pemulisan trend ct merupakan konstanta pemulusan musiman dan εt
adalah komponen acak.
SARAN
Perusahaan harus mempunyai rencana atau metode untuk persediaan karena persediaan
bahan baku sangat penting dalam proses produksi suatu barang. Dan terdapat beberapa
metode dalam manajemen persediaan. Dan manajemen persediaan sangat penting agar
perusahaan tidak mengalami kehabisan barang karena dapat membuat terhambatnya proses
produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Setiany, E., Syamsudin, S., Sundawini, A., Putra, Y. M. (2020). Ownership Structure and
Firm Value: The Mediating Effect of Intellectual Capital. International Journal of
Innovation, Creativity and Change, 13 (10)".
Setiany, E. (2021). The Effect of Investment, Free Cash Flow, Earnings Management, and
Interest Coverage Ratio on Financial Distress. Journal of Social Science, 2(1), 67-73.
Surjandari, D. A., Anggraeni, D., Yulianto, Y., & Religiosa, M. W. (2019). Analysis of
determinants of financial and non-financial aspects for the fund adequacy ratio (FAR) at
pension fund institutions. The Indonesian Accounting Review, 9(2), 181-193.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M. (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The
Quality of MSME’s Financial Reports. In The 1st Annual Conference Economics, Business,
and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1(3) (Vol. 1, No. 3).
https://docplayer.info/30013721-Analisis-pengendalian-persediaan-bahan-baku-produk-
mie-instan-di-pt-indofood-sukses-makmur-tbk-oleh-rani-anggraeni-h.html
https://www.researchgate.net/publication/342011136_ARTIKEL_PENGELOLAAN_PERS
EDIAAN_PERUSAHAAN