Anda di halaman 1dari 55

Perancangan Tata Letak

Fasilitas

TIM DOSEN
Prodi Teknik Industri
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG
yuniar@itenas.ac.id
TIA-401 PERANCANGAN
MATERI - 1
TATA LETAK FASILITAS (Pertemuan : 1-2)
(PTLF)
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
PRODI TEKNIK INDUSTRI :
TIA-407 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
1. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks
penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan
hasil analisis informasi dan data (KU5).
2. Mampu melakukan kerjasama dalam sebuah kelompok kerja
(KU15).
3. Mampu menerapkan matematika, sains, dan prinsip
rekayasa (engineering principles) untuk menyelesaikan
masalah rekayasa kompleks pada sistem terintegrasi
(meliputi manusia, material, peralatan, energi, dan informasi)
(KK1).
4. Mampu mengidentifikasi, memformulasikan dan
menganalisis masalah rekayasa kompleks pada sistem
terintegrasi berdasarkan pendekatan analitik, komputasional
atau eksperimental (KK2).
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) :
TIA-407 PERANCANGAN TATA LETAK
FASILITAS (PTLF)
Pada akhir semester mahasiswa mampu
merancang tata letak fasilitas sistem
manufaktur , yang meliputi :
1. mesin,
2. tempat kerja, dan
3. gudang serta sistem pemindahan materialnya;
4. juga mampu mengukur performansi hasil
rancangan tata letak fasilitas.
DESKRIPSI SINGKAT :
TIA-407 PERANCANGAN TATA LETAK
FASILITAS (PTLF)

Matakuliah ini akan membahas hal-hal


yang berkaitan dengan persoalan proses
perancangan tata letak fasilitas sistem
manufaktur, serta sistem pemindahan
bahan dengan pendekatan analitik yang
diselesaikan baik secara manual maupun
dengan bantuan komputer.
POKOK BAHASAN :
TIA-407 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
(PTLF)
1. Pengantar Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF),
2. Pendekatan untuk Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF),
3. Perhitungan Kebutuhan Fasilitas,
4. Kegiatan Produksi dan Non Produksi,
5. Model matematik untuk masalah tata letak
6. Algoritma dasar untuk masalah tata letak
7. Tata Letak Terkomputerisasi
8. Tata Letak Teknologi Kelompok
9. Pemindahan Bahan dan Penanganan Material
10. Tata Letak untuk Gudang Penyimpanan
STUDIO :
TUGAS PERANCANGAN TATA LETAK
FASILITAS (PTLF)
1. Modul-1 : Assembly Chart (AC), Operation Process Chart
(OPC), Process Chart (PC), Routing Sheet (RS), dan Multi
Product Process Chart (MPPC).
2. Modul-2 : Struktur Organisasi, Luas Lantai Produksi, dan Luas
Lantai Kantor.
3. Modul-3 : Ongkos Material Handling Proses Produksi, From to
Chart, outflow-inflow Chart, Skala Prioritas Proses Produksi,
dan Activity Relationship Diagram (ARD).
4. Modul-4 : Activity Retationship Chart (ARC), Skala Prioritas
Keseluruhan, ARD Keseluruhan, dan Area Alocation Diagram
(AAD).
5. Modul-5 : Template, dan Evaluasi Tamplate.
6. Modul-6 : Ongkos Material Handling Tamplate.
7. Modul-7 : Proposal, Bundel, dan Tamplate 3D.
8. Modul-8 : Algoritma Group Technology (GT).
PUSTAKA :
TIA-407 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
(PTLF)
Utama :
Heragu S.S., 2016, Facilities Design, 4th Edition, CNC Press
Pendukung :
1. Apple, James M, 1990, Tata Letak Pabrik dan
Pemindahan Bahan, Edisiketiga, ITB, Bandung.
2. Tompkins, James A., and White, John A., 2010, Facilities
Planning, 4th Edition, John Wiley & Sons, Singapore
3. Kusiak, Andrew, 1990, Intelligent Manufacturing System,
Edisi pertama Prentince Hall, Englewood Cliffs, New
Jersey
MATA KULIAH PRASYARAT :
TIA-407 PERANCANGAN TATA LETAK
FASILITAS (PTLF)
1. Rekayasa Sistem Kerja I
2. Perencanaan Pengendalian Produksi I
TATA TERTIB:
TIA-407 PERANCANGAN TATA LETAK
FASILITAS (PTLF)
1. Keterlambatan maksimum 30 menit.
2. Alat-alat komunikasi dalam kondisi silent mode.
3. Tugas diberikan secara perorangan dan kelompok.
4. Kelompok terdiri atas maksimum 5 orang anggota.
5. Keterlambatan pengumpulan tugas akan dikenakan
pengurangan nilai.
KOMPONEN PENILAIAN :
TIA-407 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
(PTLF)

1. UTS = 30 %
2. UAS = 30 %
3. TUGAS/QUIZ = 10 %
4. PRAKTIKUM = 30 %
REVIEW MATAKULIAH
PRASYARAT:
TIA-407 PTLF
1. Rekayasa Sistem Kerja I :
 OPC
 AC
2. Perencanaan Pengendalian Produksi I :
 Jaringan (Net Work) Produksi
 Keseimbangan Lintas Produksi (Line of Balancing, LoB)
PENGANTAR
PERANCANGAN TATA LETAK Pertemuan : 1
FASILITAS (PTLF)
PERANAN PERANCANGAN TATA
LETAK FASILITAS (PABRIK)
Kegiatan perancangan tata letak fasilitas (pabrik) dan pemindahan
bahan (material handling) merupakan salah satu kegiatan
rekayasawan industri yang tertua.
Fasilitas (Heragu, 2007):
Tempat dimana faktor-faktor produksi seperti sumber daya
manusia, bahan dan mesin secara bersama-sama berinteraksi
untuk suatu tujuan tertentu (biaya rendah, kualitas lebih tinggi,
penggunaan sumber daya alam sedikit) membuat suatu produk
atau menyediakan jasa
Pabrik:
Tempat dimana faktor-faktor produksi seperti : tanah, pekerja,
modal, dan perusahaan berkumpul bersama untuk membuat
suatu barang atau jasa
Perencanaan produksi:
Formulasi rencana secara lengkap untuk membuat barang atau
jasa mencakup menentukan : proses produksi, persiapan fisik,
perlengkapan untuk personil (pegawai), kantor, dan semua
fungsi yang memungkinkan untuk penyempurnaan barang-
barang tersebut.
Tata letak fasilitas :
1. Merupakan penggambaran hasil perancangan susunan unsur
fisik suatu kegiatan yang berhubungan erat dengan industri
manufaktur.
2. Analisis dan pengajuan untuk persiapan secara fisik dari
fasilitas setelah keputusan untuk membangun, proses
produksi, dan peralatan dibuat.
Rekayasawan “Rancang-Fasilitas” Tidak “Merancang
bangunan”, karena Merancang Bangunan
merupakan bagian dari profesi Rekayasawan
Arsitek.

Sedangkan “Merancang Fasilitas”, merupakan salah


satu profesi Rekayasawan Teknik Industri.

Definisi Rancang Fasilitas adalah :


Menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan
mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau
jasa.
Rancangan ini digambarkan sebagai ‘rencana
lantai’, yaitu satu susunan fasilitas fisik (tanah,
bangunan, perlengkapan, dan sarana lain)
untuk mengoptimumkan hubungan antara
petugas pelaksana, aliran barang, aliran
informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk
mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan
aman.
DEFINISI PERANCANGAN FASILITAS

 Adam (1989)
Perancangan tata letak didefinisikan sebagai
perancangan lokasi dan konfigurasi departemen-
departemen, stasiun kerja, dan semua peralatan yang
terlibat dalam proses konversi bahan baku menjadi
barang jadi.

 James M Apple
Perancangan tata letak pabrik sebagai perencanaan dan
integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk
mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar
operator,  peralatan, dan proses transformasi material dari
bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi.
DEFINISI PERANCANGAN FASILITAS

 Richard Muther
Adalah penyelesaian tentang fasilitas-fasilitas pabrik
dimana tercakup semua fasilitas pabrik.
KLASIFIKASIJENIS-JENIS INDUSTRI
(Wigjosoebroto) :
Berdasarkan pada aktifitas-aktifitas umum yang dilaksanakan :
1. Industri penghasil bahan baku (the primaryrow-material industries),
Industri yang aktifitas produksiny amengolah sumber daya alam guna
menghasilkan bahan baku maupun bahan tambahan lainnya yang
dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa. Industri tipe ini umum
dikenal sebagai “ekstrative/primary industry”. Contoh: industri
perminyakan, industri pengolah bijih besi, dan lain-lain.

2. Industri manufaktur (the manufacturing industries),


Industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam
bentuk/model produk, baik yang berupa produk setengah jadi (semi
manufactured) ataupun yang sudah berupa produk jadi (finished goods
product). Disini akan terwujud suatu transformasi proses baik secara fisik
ataupun kimiawi terhadap input material dan akan memberi nilai tambah
yang lebih tinggi terhadap material tersebut.
Contoh:industripermesinan,industri mobil, industri tekstil, dan lain-
lainnya.
KLASIFIKASI JENIS-JENIS INDUSTRI (Wigjosoebroto) :

3. Industri penyalur (distribusution industries),


Adalah industri yang memiliki fungsi untuk melaksanakan proses
distribusi baik untuk rowmaterial maupun finished goods product.
Row materials maupun finished goods product
(manufacturedgoods) akan didistribusikan dari produsen ke
produsen yang lain dan dari produsen kekonsumen. Operasi
kegiatan ini meliputi aktifitas- aktivitas buying dan selling,storing,
sorting, grading, packaging,dan moving goods (transportasi).

4. Industri pelayanan/jasa(service industries),


Adalah industri yang bergerak dibidang pelayanan atau jasa, baik
untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain maupun
langsung memberikan pelayanan/jasake pada konsumen. Contoh :
bank, jasa angkutan, rumah sakit, dan lain-lainnya.
RUANG LINGKUP RANCANG FASILITAS :

1. Struktur Fasilitas:
Mencakup struktur organisasi dan unit-unit pelayanan

2. Tata Letak:
Mencakup semua peralatan dan mesin-mesin yang berada dalam
struktur, meliputi:
Pengangkutan Pergudangan
Penerimaan Pengiriman
Gudang bahan baku Perkantoran
Produksi Fasilitas luar (penunjang)
Perakitan Bangunan
Pengemasan dan pengepakan Lahan
Pemindahan barang Lokasi
Pelayanan pegawai Keamanan
Kegiatan produksi penunjang Buangan
RUANG LINGKUP RANCANG FASILITAS :

3. Sistem Penanganan (Material Handling):


Mencakup mekanisme yang diperlukan untuk
melancarkan interaksi dalam tata letak, meliputi:
a. Alat pengangkutan
b. Pemindahan bahan dan barang
UNSUR UTAMA DALAM PERANCANGAN
FASILITAS :

1. Jenis masukan (input)


2. Kegiatan Produksi (process)
3. Keluaran (output)
 Contoh:
Pabrik
1. Input : Bahan Baku dan bahan penunjang
2. Process : Mengubah bahan baku menjadi
komponen, rakitan, dan produk jadi
3. Output : Produk jadi dan sisa
UNSUR UTAMA DALAM
PERANCANGAN FASILITAS :
Kantor Pos
1. Input : Surat dan paket
2. Proces : Pemilahan dan pengumpulan surat dan paket
3. Output : Penyusunan dan urutan surat dan paket yang siap untuk
dikirim

Rumah Sakit
1. Input : Pasien, obat-obatan dan bahan penunjang
2. Proces : Pelayanan yang dibutuhkn pasien
3. Output : Pasien yang terawat

Gudang Barang
1. Input : sejumlah besar barang dagangan
2. Proces : Penyimpanan dan penyediaan barang
3. Output : Barang pesanan pedagang
Dalam rancang fasilitas → Membawa masukan (input)
melalui setiap fasilitas dalam waktu singkat dan biaya yang
wajar.

Dengan kata lain, Makin singkat sepotong bahan berada


dalam pabrik, makin kecil keharusan pabrik menanggung
beban buruh dan ongkos tak langsung.

Pentingnya rancang fasilitas:


“Aliran barang” merupakan tulang punggung fasilitas
produksi, dan harus dirancang dengan cermat, serta tidak
boleh dibiarkan tumbuh atau berkembang menjadi satu pola
lalu lintas yang membingungkan bagai benang kusut.
Konsep “Aliran barang” diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Suatu perencanaan efisiensi bagi aliran barang adalah
prasyarat bagi produksi yang ekonomis
2. Pola aliran barang menjadi dasar bagi penyusunan
fasilitas fisik yang efektif.
3. Pemindahan bahan (material handling) merupakan bagian
dari pola aliran barang.
4. Susunan fasilitas yang baik disekitar pola aliran barang
dapat menghasilkan pelaksanaan berbagai proses menjadi
efisien.
5. Penyelesaian proses yang baik dapat meminimumkan
biaya produksi.
6. Biaya produksi minimum biasanya memberikan
keuntungan maksimum.
FLOW PERANCANGAN TATA
LETAK FASILITAS:
Analisis produk/jasa

Perhitungan aliran barang/jasa


(Seluruh kegiatan)

Perencanaan terinci susunan peralatan


(setiap tempat kerja mandiri)

Keterkaitan antar tempat kerja dirancang


(Daerah yang erat hubungannya dikelompokkan menjadi satu kesatuan-
departemen)

RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS


FRAME WORK FOR FACILITIES
DESIGN [Q. LEE, IIE SOLUTION, 1997] :

Layout or space planning involves five levels -from the global


maps of site location to engineering drawing tools and
workstations :
–Level 1: Global site location
–Level 2: Supra-space plan
–Level 3: Macro-space plan
–Level 4: Micro-space plan
–Level 5: Sub-micro-space plan
LEVEL 4: MICRO-SPACE PLAN

1.Department or cell layout,


2.Location of specific equipment is
determined,
3.Emphasis shifts from gross material flow to
personal space and communication,
4.Socio-technical considerations dominate.
LEVEL 5: SUB-MICRO-SPACE
PLAN
1.Workstation design,
2.Workstations are designed for efficiency,
effectiveness, and safety,
3.Tools-jig and fixture,
4.Location of materials,
5.Appropriate material handling aids.
FACILITY PLANNING (FP)
HIERARCHY
Divide into two general areas : Facility design and Facility
location
1. Facility location: Determine where facilities should be
located to best support the production and distribution of
goods and/or services.
2. Facility design: Determine how the components of a
facility should be configured to best support the production
and distribution of goods and/or services, where the
components of the facility consist of the structure, the
layout, and the material handling systems.
FACILITY PLANNING (FP)
Lokasi
Fasilitas
Perancangan
Perencanaan Struktur Fasilitas
Fasilitas
Perancangan
Perancangan Tata letak
Fasilitas
Perancangan
Sistem Penanganan
Material
FACILITY PLANNING (FP)

1. FP involves making strategic decisions concerning


the tangible fixed assets used the production process
(FP melibatkan pengambilan keputusan strategis mengenai aset
tetap berwujud yang digunakan dalam proses produksi).

2. The difference in the planning horizon for each of


the different levels of analysis used in the production
process listed in next table (Perbedaan horison perencanaan
untuk masing-masing tingkat yang berbeda dari analisis yang
digunakan dalam proses produksi, seperti yang tercantum dalam
HORISON PERENCANAAN-VS-
LEVEL ANALISIS
Planning Horizon Associated with
Production Analysis
Planning Horizon Level of Analysis
Months-Years Facilities Planning
Months-Years Product design and
Process Planning
Weeks-Months Production Planning
Hours-Weeks Production control
Minutes-Hours Quality control
Seconds-Minutes Machine-level real-
time control
SISTEM MANUFAKTUR
FAKTA Terkait Biaya Material Handling :
Aktivitas pengiriman material
30% -75% biaya produk mencapai 20% -50% dari total
berkaitan biaya penanganan anggaran operasi perusahaan
material (Sule, 1991). manufaktur. Tompkins dan
White (1984)
Dibutuhkan pengaturan fisik departemen
(Perancangan Tata Letak) yang
meminimalkan pergerakan personil dan
material antar departemen sehingga dapat
mengurangi biaya penanganan material,
meningkatkan efisiensi, dan produktivitas
sistem.
OBJECTIVES OF FACILITY
LAYOUT:
1. Minimize material handling costs,
2. Utilize space and labour efficiently,
3. Eliminate bottlenecks,
4. Reduce manufacturing cycle time,
5. Eliminate waste or redundant movement,
6. Facilitate the entry, exit, and placement of
material, products, or people,
7. Provide flexibility to adapt to changing
conditions.
TUJUAN PERANCANGAN
TATA LETAK FASILITAS:
1. Memudahkan proses manufaktur,
2. Meminimumkan perpindahan barang (minimasi biaya transportasi
untuk bahan baku, komponen, tools, bahan setengah jadi, dan
produk jadi antar departemen),
3. Menjaga Keluwesan,
4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi,
5. Menurunkan penanaman modal dalam peralatan,
6. Menghemat pemakaian ruang bangunan,
7. Meningkatkan pemakaian tenaga kerja,
8. Memperbaiki alur produksi,
9. Meningkatkan motivasi kerja,
10. Memberikan kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan pada
pegawai, dan melindungi kekayaan perusahaan,
11. Meningkatkan komunikasi antar pegawai.
TYPES OF LAYOUT PROBLEMS:

1. Service systems layout problems


2. Manufacturing layout problems
3. Warehouse layout problems
4. Nontraditional layout problems
HAL YANG PERLU
DIPERTIMBANGKAN DALAM
MERANCANG TATA LETAK FASILITAS:
1. Perancangan diharapkan dapat mengurangi
kemacetan untuk memungkinkan kelancaran arus
manusia dan material,
2. Perancangan dapat memanfaatkan ruang yang
tersedia secara efektif dan efisien,
3. Perancangan dapat memfasilitasi komunikasi dan
pengawasan,
4. Perancanagn menyediakan lingkungan yang aman
dan menyenangkan bagi personil.
BATASAN YANG HARUS
DIPERHATIKAN PADA SAAT
MERANCANG FASILITAS:
1. Departemen harus berada di lokasi yang berdekatan untuk
alasan keamanan, terlepas dari volume aliran material di
antara keduanya.
Contoh proses penempaan dengan mesin pemanas.
Karena bahaya kebakaran, kedua stasiun ini harus
bersebelahan meskipun jumlah material yang melewati
sangat sedikit
2. Departemen harus dijauhkan walaupun jumlah material
yang dikiriimkan cukup besar.
Contoh departemen pengelasan menghasilkan percikan
api yang mungkin bisa memicu pelarut yang mudah
terbakar di departemen pencetakan, sehingga kedua
departemen harus dijauhkan, meskipun banyak interaksi
di antara keduanya.
BATASAN YANG HARUS DIPERHATIKAN
PADA SAAT MERANCANG FASILITAS:
3. Departemen harus berada di lokasi tertentu.
Contoh sebuah pabrik yang sebelumnya membuat
lubang di atap untuk memasang bor, jika perusahaan
merencanakan perubahan tata letak, maka perubahan
lokasi perlu diperhatikan karena tidak bisa dilakukan
perubahan posisi bor
4. Peraturan pemerintah yang berlaku.
Toilet laki laki dan perempuan harus dipisah, fasilitas
keluar masuknya ke industri manufaktur,
perlengkapan keselamatan kerja, dan lain lain
PERMASALAHAN TATA LETAK
FASILITAS :
Perancangan Tata Letak Fasilitas perlu dilakukan karena
adanya masalah :
1. Ada perubahan rancangan produk: perubahan pada desain produk
dan menambah produk baru,
2. Perluasan/pengurangan/memindahkan/menambah departemen,
3. Perusahaan menerapkan just in time,
4. Kapasitas produksi meningkat sehingga dilakukan penggantian mesin
baru. Mesin baru mengakibatkan perubahan proses produksi
sehingga diperlukan lay out pabrik yang baru,
5. Penggabungan beberapa perusahaan (bank) mengakibatkan
perubahan alur pelayanan sehingga diperlukan tata letak baru,
6. Pemindahan pabrik lama yang sebelumnya ada 2 lokasi menjadi 1
lokasi yang baru,
7. Merancang lay out kantor pada gedung yang telah disewa,
.

PERMASALAHAN TATA LETAK


FASILITAS
8. Perluasan pada fasilitas yang menambahkan sistem manufaktur
otomatis baru yang terdiri dari mesin yang dikontrol secara
numerik yang dikendalikan secara otomatis (perubahan teknologi),
9. Merancang lay out dikarenakan lokasi perakitan dipindahkan,
10. Pabrik yang memproduksi produk konsumen tidak memiliki dana
atau ruang sehingga harus menggunakan ruang lantai yang ada di
gudang untuk menyimpan produk jadi,
11. Mendesain ulang area display barang dagangan dikarenakan ada
beberapa produk yang dihentikan produksinya,
12. Penerapan standar baru dari keselamatan kerja.
TATA LETAK FASILITAS YANG BAIK :

1. Keterkaitan kegiatan yang terencana


2. Pola aliran barang terencana
3. Aliran yang lurus
4. Langkah balik yang minimum
5. Gang yang lurus
6. Jarak pemindahan minimum
7. Pemindahan bergerak dari penerimaan menuju
pengiriman
..................

35. (Lihat hal.19, buku James Aple)


TUGAS 1:

1. Tugas pekerjaan rumah perorangan


2. Dikumpulkan minggu depan pada jam kuliah
3. Tugas yang dikerjakan Jawablah pertanyaan
yang ada pada buku James Apple :
a. bab 1 halaman 25 dan
b. bab 2 halaman 36
TYPES OF LAYOUT PROBLEMS:

1. Service systems layout problems


2. Manufacturing layout problems
3. Warehouse layout problems
4. Nontraditional layout problems
.

TATA LETAK FASILITAS UNTUK SISTEM


PELAYANAN (Service Systems):

Contoh tata letak untuk pelayanan adalah : tata letak area


resepsionis, ruang makan, dapur, lounge koktail di restoran
berlisensi, kantor asuransi, kantor registrasi di sebuah
universitas, landasan pacu di bandara; fasilitas darurat di
rumah sakit;   kantor pemerintah dan perpustakaan umum

Untuk mengembangkan tata letak sistem layanan yang harus


dipertimbangkan adalah jumlah entitas atau departemen yang
akan ditempatkan, area yang akan ditempati oleh masing-
masing departemen, interaksi antara departemen, dan batasan
tata letak khusus untuk departemen atau pasangan departemen.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
UNTUK PERANCANGAN TATA
LETAK PELAYANAN :

1. Apakah kebutuhan luas perusahaan melampaui ruang


yang tersedia
2. Apakah ruang yang tersedia terlalu mahal?
3. Apakah bangunan di lokasi yang tepat?
4. Apakah tata letak baru mempengaruhi organisasi dan
layanannya?
5. Apakah operasi kantor terlalu terpusat atau
terdesentralisasi?
6. Apakah struktur kantor mendukung rencana strategis?
7. Apakah tata letak selaras dengan citra perusahaan?
PERANCANGAN TATA LETAK
PELAYANAN HARUS MEMBERIKAN
TUJUAN:
1. Dapat meminimalkan gerakan personil yang tidak
perlu di dalam gedung atau lantai.
2. Memfasilitasi komunikasi dan memberikan privasi
bila perlu
3. Sesuai dengan kode bangunan
4. Menyediakan keamanan dan keamanan bagi orang-
orang di dalam gedung.
TUJUAN PERANCANGAN TATA
LETAK GUDANG :
Sistem Penanganan (Material Handling):
Mencakup mekanisme yang diperlukan untuk
melancarkan interaksi dalam tata letak, meliputi:
a. Alat pengangkutan
b. Pemindahan bahan dan barang
REVIEW :

1. Assembly Chart (AC),


2. Operation Process Chart (OPC),
3. Process Chart (PC),
4. Routing Sheet (RS), dan
5. Multi Product Process Chart (MPPC).
TUGAS 2:

1. Tugas pekerjaan rumah berkelompok (dua


orang)
2. Dikumpulkan minggu depan pada jam kuliah
3. Tugas yang dikerjakan buat :
a. Assembly Chart (AC),
a. Operation Process Chart (OPC),
b. Process Chart (PC),
Kursi Kuliah
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai