B. Dasar Teori
1. Layout
Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk
penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakanmaterial,
penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja
dan sebagainya.Secara sempit, Plant Layout diartikan sebagai pengaturan tata letak/penyusunan
fasilitas fisik dari pabrik tersebut.Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu
pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik (department
layout).
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas
produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi aman dan nyaman sehingga akan menaikkan moral
kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak yang baik akan memberikan
keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain :
1. Menaikkan output produksi.
Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar, man hours yang
lebih kecil dan mengurangi jam kerja mesin (machine hours).
2. Mengurangi waktu tunggu (delay).
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing–masing
departemen atau mesin adalah bagian kerja dari yang bertanggung jawab terhadap desain tata
letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi
waktu tunggu (delay) yang berlebihan.
3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).
Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan desainnya pada
usaha memindahkan aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung
2. Aliran Bahan
Perancangan fasilitas seperti aliran bahan sangat penting karena merupakan tulang punggung
terwujudnya tata letak dan fasilitas yang efisien dan efektif. Aliran bahan harus dirancang dengan
cermat sehingga tidak menjadi suatu pola aliran yang mebingungkan seperti benang yang kusut,
Analisis aliran bahan dan proses ditujukan untuk menentukan proses dan peralatan yang diperlukan
dan bagaimana aliran bahan secara umum dilaksanakan. Analisis aliran tergantung pada :
1. Bahan atau produk (karakteristik, ukuran lot, jumlah operasi)
2. Strategi dan peralatan material handling (prinsip pemindahan bahan, satuan yang dipindah
dan peralatan yang dibutuhkan.
3. Tata letak dan konfigurasi bangunan (ukuran, bentuk, jumlah lantai, letak pintu, letak dan
lebar gang, letak departemen).
OPC atau Peta proses operasiadalah suatu peta yang menggambarkan langkahlangkah proses yang
dialami oleh suatu bahan yang meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan.
Contoh OPC
: 28/10/2016
C. Soal
1. Lakukan studi pustaka atau pengamatan ke sebuah proses operasional atau fasilitas, kemudian
buatkan deskripsi dari aktifitas kegiatannya.
2. Berdasarkan studi pustaka atau pengamatan tersebut, buatlah:
Layout
Pola alir bahan
OPC
B. Dasar Teori
1. Jarak
Terdapat beberapa sistem pengukuran jarak antar departemen yang digunakan perusahaan sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Ukuran jarak dalam perancangan tata letak dibagi menjadi
tujuh, yaitu :
a) Euclidean
Merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya. Formula
yang digunakan dalam pengukuran jarak euclidien yaitu:
dij = [(xi – xj)2 + (yi – yj)2]1/2 ……………. (V.1)
Dimana : xi = koordinat x pada pusat fasilitas i
yi = koordinat x pada pusat fasilitas j
dij = jarak antara pusat fasilitas i dan j
b) Squared Euclidean
Squared Euclidean merupakan pengukuran jarak dengan mengkuadratkan jarak euclidean dimana
adanya pembebanan lebih besar kepada pasangan fasilitas yang berjauhan dari pada pasangan yang
berdekatan. Adapun formula yang digunakan :
dij = (xi – xj)2 + (yi – yj)2 ……………. (V.2)
d) Tchebychev
Pengukuran ini biasanya diapliasikan pada permasalahan system picking, dimana dimensi yang
dipakai adalah tiga dimensi, sehingga formulasinya yaitu:
dij = max( |xi – xj|, |yi – yj|,|zi – zj|) ……………. (V.4)
e) Aisle Distance
Pengukuran jarak secara aktual, dengan mengukur jarak sepanjang lintasan yang dilalui alat
pengangkut bahan atau material handling.
Gambar Adjacency
g) Shortest Path
Perhitungan jarak shortest path biasa digunakan dalam permasalahan network location, shortest
path dipergunakan untuk menentukan jarak dua titik yang paling pendek.
Contoh Jarak
Besarnya ongkos material handling (OMH) tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
• Jenis alat angkut
Jenis alat angkut ini ditentukan oleh beban yang dibawa.Untuk efisiensi, selama dapat ditangani oleh
manusia maka material dapat diangkut oleh manusia. Apabila material yang diangkut melebihi
beban yang dapat diangkut oleh manusia maka dapat digunakan alat bantu. Namun, perlu
diperhatikan bahwa biaya penggunaan alat bantu lebih mahal daripada biaya tenaga manusia.
• Jarak perpindahan
Jika sudah mengetahui alat angkut apa yang harus digunakan maka faktor berikutnya yang
berpengaruh adalah jarak perpindahan. Semakin jauh jarak yang digunakan maka ongkos yang
dibutuhkan akan semakin besar.
Salah satu cara untuk menekan atau mereduksi biaya produksi adalah dengan mereduksi ongkos
material handling. Besar kecilnya ongkos material handling berhubungan erat dengan tata letak
fasilitas pabrik. Tata letak fasilitas pabrik yang tidak memperhatikan aliran proses produksi dan
penempatan mesin-mesin produksi menyebabkan biaya material handling menjadi besar dan hal ini
akan berpengaruh signifikan terhadap besarnya biaya produksi, berkisar 20-50% dari total biaya
operasi manufaktur berasal dari ongkos material handling (OMH) dan ongkos yang berhubungan
dengan tata letak. Jika penggunaan material handling efisien maka secara tidak langsung akan
menyebabkan peningkatan kapasitas serta pengurangan biaya produksi dan bottleneck pada proses
produksi.
Terdapat beberapa cara untuk meminimasi biaya material handling antara lain sebagai berikut :
1. Mengurangi idle time.
2. Memaksimalkan penggunaan peralatan untuk mendapatkan satuan muatan yang tinggi.
• Jika terdapat material handling equipment yang dalam penggunaannya menggunakan listrik atau
bensin maka total biaya harus memperhitungkan biaya tersebut.
• Input ongkos material handling meliputi tabel material, Operation Process Chart (OPC),
Routing sheet , tabel luas lantai dan jarak mesin
• Output Ongkos Material handling berupa tabel dan total ongkos material handling suatu
pabrik.
Contoh OMH
Biaya penanganan bahan merupakan biaya yang dibutuhkan dalam aktivitas pemindahan bahan,
dimana biaya tersebut menyangkut biaya tenaga kerja dan biaya alat angkut pemindahan setiap
departemen, sehingga biaya alat angkut tersebut masuk kedalam biaya tenaga kerja.
A. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui aliran material dan keterkaitan antar departemen
menggunakan FTC pada suatu proses operasional
Mahasiswa mampumemahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembuatan Skala Prioritas
Mahasiswa mampumemahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembuatan Activity
Relationship Diagram (ARD)
B. Dasar Teori
1. From to Chart (FTC)
From To Chart disebut sebagai trip frekuensi chart atau travel chart yaitu suatu teknik konvesional
yang umum digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu
proses produksi. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi dimana banyak item yang mengalir melalui
suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor dan lain-lain.
From to chart menggambarkan OMH dari suatu bagian aktivitas dalam departemen menuju
departemen lainnya. Sehingga dari peta ini dapat dilihat OMH secara keseluruhan, mulai dari gudang
bahan baku (receiving) menuju pabrikasi, assembling dan terakhir gudang barang jadi (shipping).
From to chart berguna dalam kegiatan perencanaan tata letak dan pemindahan material di suatu
lokasi, dimana banyak aliran material yang terlibat yaitu untuk melihat keterkaitan antar seluruh
kegiatan produksi. FTC selanjutnya akan digunakan dalam perhitungan outflow-inflow chart untuk
merencanakan penempatan lokasi kegiatan yang paling menguntungkan. Input yang dibutuhkan
dalam pembuatan FTC adalah OMH.
Adapun kegunaan FTC adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis perpindahan bahan.
b. Perencanaan pola aliran.
c. Penentuan lokasi kegiatan.
d. Pengukuran efisiensi pola aliran.
e. Menunjukkan ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
f. Menunjukkan hubungan kuantitatif antara kegiatan dan perpindahannya.
Gambar diatas berbentuk matriks dengan baris menunjukkan asal material dan kolom menunjukkan
tujuan material.Jadi, suatu cell Xij berisi nilai (ongkos) perpindahan material dari lokasi i ke lokasi j.
From to chart inflow-outflow merupakan koefisien ongkos pada from to chart dilihat dari ongkos
yang masuk ke suatu mesin.From to chart inflow-outflow berguna untuk mengetahui lokasi kegiatan
mana yang harus direncanakan berdekatan agar ongkos material handling total menjadi minimum.
Input perhitungan inflow-outflow berasal dari OMH dan FTC, yaitu berdasarkan ongkos yang
dibutuhkan untuk material handling dari suatu mesin ke mesin lainnya dan sebaliknya.
Untuk mencari nilai from to chart inflow-outflow, maka digunakan rumus berikut:
2. Skala Prioritas
Skala prioritas dibuat untuk mengetahui hubungan antar departemen berdasarkan tingkat
kepentingannya.Dengan adanya skala prioritas dapat diketahui departemen-departemen mana
sajakah yang perlu diletakkan berdekatan atau departemen mana saja yang dapat diletakkan
berjauhan dengan tujuan dapat meminimasi ongkos material handling yang diperlukan.
Tabel skala prioritas menunjukkan hubungan antar fasilitas yang merupakan skala derajat
kepentingan antar mesin-mesin produksi maupun antara mesin dan gudang.
Tujuan skala prioritas antara lain adalah :
a. Memperpendek jarak tempuh material handling.
b. Meminimasi ongkos material handling.
c. Memperbaiki tata letak produksi agar menjadi lebih optimal.
Pengisian derajat kedekatan pada tabel skala prioritas berdasarkan angka-angka atau koefisien dari
FTC inflow-outflow yang telah diurutkan.Kemudian dikelompokan yaitu berdasarkan koefisien
terbesar dan seterusnya sampai harga koefisien terkecil dan jumlah prioritas ditentukan berdasarkan
banyaknya frekuensi yang masuk ke salah satu departemen.
Setelah mendapatkan nilai outflow-inflow maka langkah selanjutnya adalah membuat Tabel Skala
Prioritas (TSP) seperti berikut :
Dalam analisa desain tata letak derajat hubungan aktivitas (Activity Relationship) adalah merupakan
faktor yang pokok untuk lebih memperhatikan ditinjau dari aspek kuantitatif saja maka untuk
langkah ini dapat langsung dibuat langsung Diagram Keterkaitan Aktivitas (ARD).
Pada saat pembuatan ARD ini kemungkinan terjadinya kesalahan sangat besar karena berangkat dari
asumsi bahwa semua mesin atau departemen berdekatan satu sama lain. Adapun yang dimaksud
kesalahan disini adalah suatu keadaan dimana mesin atau departemen yang mendapat prioritas satu
tidak dapat menempati posisinya untuk saling berdekatan satu sama lain tanpa ada pembatas dari
departemen lain .Adapun batas kesalahan yang diijinkan dalam penempatan mesin atau departemen
tersebut adalah maksimal dua buah kesalahan.
Contoh ARD
Pembuatan ARD adalah sebagai berikut :
B. Dasar Teori
1. Activity Relationship Chart (ARC)
Activity relationship chart atau peta hubungan kegiatan adalah aktivitas atau kegiatan antar masing
bagian yang menggambarkan penting atau tidaknya kedekatan ruangan. ARC cenderung digunakan
untuk mencari hubungan aktivitas pemindahan material dari suatu fasilitas kerja ke fasilitas kerja
lainnya.Dalam suatu pabrik harus ada hubungan yang terikat antara suatu kegiatan dengan kegiatan
lainnya yang dianggap penting demi kelancaran aktivitas. Oleh karena itu dibuatlah suatu peta
hubungan kegiatan, dimana akan diketahui bagaimana hubungan yang terjadi dan harus dipenuhi
sesuai dengan tugas–tugas dan hubungan yang mendukung.
Secara umum peta hubungan kegiatan dapat didefinisikan sebagai teknik ideal untuk merencanakan
keterkaitan antar setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan.Tujuan utama ARC adalah untuk
mengetahui hubungan kedekatan dari setiap fasilitas pabrik.Adapun fungsi dari ARC beserta
kegunaannya sebagai berikut:
1. Penyusunan urutan dari pusat kerja atau departemen dalam suatu pabrik.
2. Menentukan lokasi kegiatan dalam suatu usaha pelayanan.
3. Menentukan lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan.
4. Menunjukkan hubungan setiap kegiatan beserta alasannya.
5. Memperoleh suatu landasan bagi penyusunan area fasilitas selanjutnya.
Hubungan antar aktivitas ditunjukkan dengan tingkat kepentingan antar aktivitas tersebut yang
dikonversikan dalam bentuk huruf, sebagai berikut:
Kode huruf yang menjelaskan derajat hubungan antar masing-masing departemen tersebut secara
khusus telah distandarkan.Adapun penentuan klasifikasi nilai untuk setiap departemen dapat
ditentukan melalui alasan keterkaitan yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan.Alasan–
alasan untuk pemilihan derajat hubungan ini dapat diambil berdasarkan keterkaitan dari aktivitas
masing–masing departemen tersebut.
Secara umum, alasan keterkaitan dibagi menjadi tiga macam yaitu keterkaitan untuk produksi,
keterkaitan untuk pegawai dan aliran informasi :
A. Kriteria Produksi
▪ Urutan Aliran Kerja
▪ Menggunakan peralatan yang sama
▪ Menggunakan catatan yang sama
▪ Menggunakan ruangan yang sama
▪ Bising, debu, getaran, bau
▪ Memudahkan pemindahan bahan
▪ Dll
B. Keterkaitan Pegawai
▪ Menggunakan pegawai yang sama
▪ Pentingnya berhubungan
▪ Derajat hubungan kepegawaian
▪ Jalur perjalanan normal
▪ Kemudahan pengawasan
C. Aliran Informasi
▪ hubungan kertas kerja
▪ Menggunakan alat komunikasi yang sama
▪ Menggunakan catatan atau berkas yang sama
▪ Derajat
▪ Dll
Activity relationship chart(ARC)sangat berguna untuk perencanaan analisis hubungan aktivitas antar
masing–masing departemen. Sebagai hasilnya maka data yang didapat selanjutnya akan
dimanfaatkan untuk penentuan letak masing-masing departemen tersebut, yaitu melalui Area
Allocation Diagram (AAD). AAD bersifat untuk memberi penjelasan mengenai hubungan aktivitas
antara departemen satu dengan departemen yang lain, maka terlebih dahulu data yang diperoleh
dari ARC dimasukkan ke dalam suatu lembar kerja (work sheet).
Dalam analisa desain tata letak derajat hubungan aktivitas (Activity Relationship) adalah merupakan
faktor yang pokok dari aspek kuantitatif saja maka untuk langkah ini dapat langsung dibuat Activity
Relationship Diagram (ARD).
Contoh ARD
Area allocation diagram (AAD) merupakan template secara global, informasi yang dapat dilihat
hanya pemanfaatan area saja, sedangkan gambar visualisasinya secara lengkap dapat dilihat pada
template yang merupakan hasil akhir dari penganalisisan dan perencanaan tata letak fasilitas dan
pemindahan bahan. ARC dan AAD merupakan jenis peta yang menggambarkan hubungan antar
ruangan akibat dari alasan tertentu yang harus dipenuhi.
Keuntungan AAD:
• Pembagian wilayah kegiatan yang sistematis.
• Memudahkan proses tata letak.
• Meminimumkan ruang yang tidak terpakai.
C. Soal
1. Lakukan studi pustaka atau pengamatan suatu pabrik atau fasilitas dan melihat keterkaitan
antar departemen serta aliran aktivitas kegiatannya
2. Berdasarkan studi pustaka atau pengamatan tersebut buatlah
• Activity Relationship Chart (ARC)
• Area Allocation Diagram (AAD)
A. Tujuan
Mahasiswa mampu untuk mengolah data dari Ongkos Material Handling menjadi FTC
Mahasiswa mampu untuk menginstall software WINQSB
Mahasiswa mampu untuk mempraktikkan software WINQSB
B. Dasar Teori
1. WinQSB
WinQSB adalah suatu software yang dibuat oleh developer berasal dari China yang dibuat sebagai
alat bantu penyelesaian perhitungan berbagai jenis permasalahan kuantitatif. WinQSB biasanya
digunakan untuk membantu menyelesaikan perhitungan dengan skala yang besar dari permasalahan
operasional, sistem produksi, tata letak fasilitas dan permasalahan kuantitatif lainnya. Untuk
penyelesaian secara kuantitatif dapat menggunakan data From to chart (FTC)yang menggambarkan
OMH dari suatu bagian aktivitas dalam departemen menuju departemen lainnya.
Contoh FTC
Dimensi dari 11 departemen ini dapat dilihat dari layout di atas.Sebagai contoh departemen 8
dimensinya adalah dari baris 3 ke baris 12 dan dari kolom 1 ke kolom 7. Layout di atas akan kita
rubah ke dalam layout yang lebih efektif.
Dalam mempertimbangkan perubahan-perubahan layout yang memungkinkan, kunci pokok yang
harus dicatat adalah :
1. Total area dari satu departemen adalah tetap (tidak berubah)
2. Satu departemen tidak boleh terpisah, tetapi harus merupakan satu kesatuan
Yang dapat diubah adalah :
1. Bentuk masing-masing departemen
2. Posisi suatu departemen diletakkan relatif terhadap departemen lain
Untuk membuat suatu tata letak departemen secara logis, perlu diukur flow atau interaksi antar
departemen. Secara logis, antar departemen yang memiliki flow yang besar seharusnya saling
didekatkan dibandingkan antar departemen yang memiliki flow yang kecil. Flow ini secara tipikal
menunjukkan jumlah aliran material antar departemen yang berlangsung selama proses produksi.
Oleh karena itu akan disusun layout departemen untuk meminimalkan jarak dikalikan flow dari
pasangan semua departemen, yang disebut dengan load-distance score.
Pilihlah New Problem, akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
• Isi kolom Department Name sesuai dengan nama departemen pada initial layout.
• Isi kolom Location Fixed dengan Yes/No. Yes artinya departemen tidak dapat dipindah –
pindah. No artinya lokasi departemen dapat dipindah – pindah lagi.
• Isi kolom To Dept. X dengan biaya perpindahan antar departemen yang dapat dilihat pada
Cost Matrix.
KolomInitial Layout in Cell Location diisi dengan koordinat initial layout.
Berikut ini program menghasilkan layout yang lebih baik dengan mempertukarkan (jika
memungkinkan) posisi saat ini dari dua departemen.Ketika tidak ada lagi pertukaran yang dapat
memperbaiki nilai solusi maka program berakhir.
Farieza Qoriyana dkk (2013), Rancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Pada CV. Visa Insan Madani,
Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Bandung, Bandung
Gilang Noor dkk (2013), Modul Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas, Telkom University,
Bandung
Hari Purnomo (2004), Perencanaan & Perancangan Fasilitas, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
James M Apple (1990),Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,Penerbit ITB, Bandung
Rika Ampuh & Heri Setiawan (2008), Tata Letak Pabrik, Penerbit Andi, Yogyakarta
Rikal Yulaisia (2012), Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik Pada UD Kurnia Di Kota Dumai (Studi
Kasus : UD Kurnia), Program Studi Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. Dumai