Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENNGAN MENGGUNKAN


METODE ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)

Penulisan makalah ini sebagai salah satu tugas akhir semester


Mata Kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas
Yang diampuh oleh Eko Budi Leksono

Disusun Oleh :
1. Muchamad Munir (15612042)
2. M. Saiful Bahri (15611003)
3. Kokoh Aji L. (15611037)

PRODI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam industri, keberadaan pabrik merupakan kunci penentu kemampuan daya
saing perusahaan. Seluruh konsep, rencana, dan umpan balik yang diperoleh akan
ditransformasikan kedalam pabrik. Pabrik merupakan elemen dari perusahaan yang
menerjemahkan kebutuhan manajemen agar dapat menjawab permintaan pasar.
Pabrik adalah kumpulan bahan, mesin, peralatan dan pekerja yang dirangkai
oleh pengorganisasian kegiatan secara teratur untuk memproduksi barang sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Posisi pabrik yang sangat strategis di industri
manufaktur maupun pengolahan mengharuskan adanya perhatian yang menyeluruh.
Strategi produksi yang diterapkan akan membutuhkan dukungan formasi mesin-mesin
yang sesuai. Maka dari itu, tata letak pabrik perlu direncanakan dan dirancang dengan
baik dan benar. Penataan mesin-mesin di dalam pabrik sangat menentukan kinerja
pabrik secara keseluruhan. Efisiensi dan efektivitas pabrik dipengaruhi oleh tata letak
pabrik.
PT. Karya Indah Alam Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
industri pengolahan minyak goreng nabati berbahan baku kelapa sawit. Pengolahan
minyak goreng dimulai dari proses pemilihan bahan baku yang bermutu tinggi dari
sumber alam. Bahan baku pilihan tersebut diolah melalui tahapan multi-proses.
Didukung dengan proses teknologi modern dan para ahli dibidangnya, kami senantiasa
menghasilkan minyak kelapa sawit yang berkualitas, dan sehat untuk kepuasaan
konsumen. Seiring dengan persaingan industri memerlukan strategi dari segala aspek
termasuk aspek produk, proses dan jadwal. Permasalahan industri tidak hanya
menyangkut seberapa besar investasi yang harus ditanam, prosedur produksi dan
pemasaran hasil produksi namun memerlukan perencanaan fasilitas yang meliputi
perencanaan lokasi fasilitas maupun rancangan fasilitas. Perancangan fasilitas meliputi
perancangan system fasilitas, tata letak pabrik dan system penanganan material
(pemindahan bahan).
Perancangan fasilitas mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara
rancangan fasilitas yang satu dengan rancangan fasilitas lainnya sehingga dalam proses
perancangan fasilitas harus dilakukan seefisien mungkin. Salah satu yang termasuk
dalam perancangan fasilitas adalah tata letak. Tata letak yang baik adalah tata letak
yang dapat menangani system material handling secara menyeluruh (Wignjosoebroto,
1996). Sistem material handling yang kurang baik akan mengganggu kelancaran
proses produksi. Secara umum industri banyak mengalami kendala dalam hal jarak
pemindahan bahan baku (material handling) yang kurang efisien, seperti pada proses
produksi yang terdapat aliran pemindahan bahan yang berpotongan (cross movement)
dikarenakan tata letak mesin yang kurang teratur. Tata letak mesin yang tidak teratur
dan jarak antar ruangan produksi yang cukup jauh dapat mengakibatkan proses
produksi terganggu sehingga dapat memperlambat proses produksi. Penerapan model
atau simulasi tata letak diharapkan dapat membantu manajemen dalam melakukan
analisis terhadap rencana penataan ulang (relayout) fasilitas produksi di masa yang
akan datang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang dihadapi yaitu bagaimana merancang tata letak fasilitas pabrik
yang baik sesuai dengan Metode Activity Relationship Chart (ARC)
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang tata letak fasilitas
pabrik yang baik sesuai dengan Metode ARC
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi beberapa pihak yang terkait di dalamnya,
yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti : Penelitian ini memberikan manfaat bagi Peneliti untuk tata letak
pabrik di Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik.
b. Bagi Program Studi Teknik Industri : Hasil penelitian ini dapat dijadikan
referensi tambahan bagi civitas akademik Program Studi Teknik Industri dalam
hal tata letak pabrik di Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik.
c. Bagi Perusahaan : Penelitian tentang tata letak pabrik dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk meminimumkan jarak, penataan pola aliran material yang
lebih teratur dan meningkatkan produktivitas produksi
1.5 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah agar pelaksanaan serta
hasil yang diperoleh sesuai dengan pelaksanaannya. Adapun batasan masalahnya
adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilaksanakan di PT Karya Indah Alam Sejahtera.
b. Pembahasan layout pabrik PT Karya Indah Alam Sejahtera
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perancangan Tata Letak


Perancangan tata letak memiliki beberapa definisi menurut beberapa ahli,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi
dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan bahan bahan
material, mesin-mesin produksi, perlengkapan untuk operasi, personil
lapangan, serta semua peralatan dan serta fasilitas yang digunakan dalam
proses produksi (Purnomo, 2004).
b. Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik dengan memanfaatkan luas area secara optimal guna
menunjang kelancaran proses produksi (Wignjosoebroto, 1996).
c. Perancangan fasilitas dapat di artikan sebagai kegiatan menghasilkan fasilitas
yang terdiri atas penataan unsur fisiknya, pengaturan aliran bahan dan
penjamin keamanan para pekerja. Dalam merancang tata letak fasilitas, unsur
fisik yang diperhatikan adalah mesin, peralatan, operator, dan material
(Hadiguna, 2008).
2.2 Tujuan Perancangan Tata Letak
Bila ditinjau secara umum, tujuan utama dari perancangan tata letak pabrik
adalah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk
operasi produksi, aman, dan nyaman sehingga akan dapat meningkatkan moral kerja
dan performance yang baik dari operator. Namun secara rinci tujuan dari perancangan
tata letak fasilitas pabrik diantaranya adalah sebagai berikut (Apple, 1990):
1. Memudahkan proses manufaktur.
Penyusunan mesin, peralatan, dan tempat kerja yang baik dengan
menghilangkan hambatan-hambatan yang ada, merencanakan aliran, dan
menjaga mutu pekerjaan dapat menghasilkan kelancaran suatu jalur proses
produksi barang.
2. Meminimumkan pemindahan barang.
Tata letak yang baik harus dirancang sedemikian sehingga pemindahan
barang diturunkan sampai batas minimum. Pemindahan barang yang relatif
dekat akan mempercepat waktu proses suatu produk.
3. Menjaga keluwesan.
Meskipun sebuah pabrik dirancang untuk memproduksi sejumlah barang,
adakalanya dihadapi keadaaan yang memerlukan perubahan kemampuan
produksinya. Keadaan ini menuntut fleksibilitas tata letak dalam
melakukan perubahan menyesuaikan dengan proses produksi.
4. Menurunkan penanaman modal dalam peralatan.
Susunan mesin dan departemen yang tepat dapat membantu menurunkan
jumlah peralatan yang diperlukan.
5. Menghemat pemakaian ruang bangunan.
Ketepatan dalam pemenuhan kebutuhan mesin dan perlengkapan yang
diperlukan terhadap luas lantai akan menghemat biaya luas lantai pabrik.
6. Meningkatkan kesangkilan pemakaian tenaga-kerja.
Sebagian besar tenaga kerja produktif dapat terbuang karena keadaan tata
letak yang buruk. Tata letak pabrik yang baik akan mempermudah
perusahaan dalam menangani lebih banyak pegawai, mempertahankan
kelancaran pekerjaan, dan menghemat waktu untuk dapat melakukan
tugas-tugas yang lebih penting.
7. Memberikan kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan pada pegawai.
Mesin dan peralatan yang ditempatkan pada posisi yang tepat sedemikian
sehingga dapat mencegah kecelakaan kerja dan kerusakan barang serta
perlatan.
Lebih spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan dapat memberikan
keuntungan - keuntungan dalam sistem produksi, (Wignjosoebroto, 1996) diantaranya
adalah :
1. Mengurangi waktu material handling.
2. Mengurangi proses pemindahan bahan baku (material handling).
3. Penghematan penggunaan areal untuk produksi.
4. Pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja dan
fasilitas produksi yang lainnya.
5. Mengurangi inventory in process.
6. Proses manufakturing yang lebih singkat.
7. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator.
8. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.
9. Mempermudah aktifitas dari supervisi.
10. Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran.
11. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari
bahan baku ataupun produk jadi

2.3 Prinsip Dasar Perancangan Tata Letak


Berdasarkan tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam pengaturan tata
letak fasilitas produksi secara tepat, maka terdapat beberapa prinsip dasar
perencanaan pengaturan tata letak fasilitas pabrik (Wignjosoebroto, 1996), yaitu :
1. Prinsip integrasi secara total.
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak fasilitas produksi merupakan
integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu
unit operasi yang besar.
2. Prinsip jarak perpindahan bahan baku yang minimum.
Waktu perpindahan bahan baku dari satu proses ke proses lainnya dalam
suatu industri diminimalkan dengan cara mengurangi jarak perpindahan
tersebut seminimum mungkin.
3. Prinsip memperlancar aliran kerja.
Sebagai kelengkapan dan prinsip jarak perpindahan seminimum mungkin,
prinsip memperlancar aliran kerja diusahakan untuk menghindari adanya
gerakan balik (back-tracking) gerakan memotong (cross-movement) dan
atau kemacetan (congestion).
4. Prinsip pemanfaatan ruangan.
Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu pengaturan
ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin dan peralatan
penunjang proses produksi lainnya.
5. Prinsip kepuasan atau keselamatan kerja.
Suatu tata letak fasilitas produksi dikatakan baik apabila pada akhirnya
mampu memberikan keselamatan dan keamanan dari orang orang yang
bekerja didalamnya.
6. Prinsip Fleksibilitas.
Suatu tata letak fasilitas produksi yang baik harusnya dapat mengantisipasi
perubahan-perubahan dalam segala hal, baik dalam bidang teknologi,
komunikasi maupun kebutuhan konsumen. Produsen yang cepat tanggap
akan perubahan tersebut menuntut tata letak fasilitas pabrik diatur dengan
memperhatikan prinsip fleksibilitas. Fleksibilitas diadakan untuk
penyesuaian atau pengaturan kembali sebuah layout baru yang dapat dibuat
dengan cepat dan mudah.

2.4 Peta Keterkaitan Aktivitas (Activity Relationship Chart/ARC)


Peta keterkaitan aktivitas (Activity Relationship Chart/ARC) digunakan untuk
menganalisis tingkat hubungan atau keterkaitan aktivitas dari suatu ruangan dengan
ruangan lainnya (activity relationship chart) (Muther, 1955). Peta keterkaitan aktivitas
dapat menghubungkan aktivitasaktivitas secara berpasangan sehingga semua aktivitas
akan diketahui tingkat hubungannya dan dapat membantu untuk mengetahui suatu
ruangan perlu didekatkan atau dijauhkan dari ruangan lainnya.

Gambar 2.1 Contoh Peta Keterkaitan Aktivitas (ARC)


Dalam Metode ARC harus menggambarkan hubungan kedekatan antar
departemen yang berkaitan setelah dikelompokkan mutlak dekat, sangat penting
didekatkan, dan penting didekatkan. Sehingga Perancangan layout dengan metode
ARC bisa di tata sesuai pengelompokkannya.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian


Obyek penelitian ini adalah tata letak pabrik PT Karya Indah Alam Sejahtera.
Penelitian dilakukan di perusahaan PT Karya Indah Alam Sejahtera yang berlokasi di Jl
Raya Sukomulyo Km 24 Kav.3 Manyar Gresik, Kecamatan Manyar, Kabupaten
Gresik, Kalimantan Selatan.
3.2 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Karya Indah Alam Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
industri pengolahan minyak goreng nabati berbahan baku kelapa sawit. Pengolahan
minyak goreng dimulai dari proses pemilihan bahan baku yang bermutu tinggi dari
sumber alam. Bahan baku pilihan tersebut diolah melalui tahapan multi-proses.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti mendapatkan data bersumber
secara langsung dan bersumber dari data perusahaan yang sudah ada. Data-data yang
dikumpulkan adalah data tata letak pabrik. Data tersebut dikumpulkan melalui
pengamatan peneliti secara langsung dan denah perusahaan.
3.4 Diagram Alir
Adapun diagram alir penelitian seperti yang terlihat di bawah ini :

Start

Mempelajari Tata Letak

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data :
Data tata letak pabrik

Analisis Data :
ARC
Metode Grafik

Analisis Hasil

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Aliran


BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Aliran Produksi


a. Pertama minyak mentah dari mobil tangki ditimbang untuk mengetahui berat bersih
dari minyak menah tersebut.
b. Selanjutnya minyak tersebut dituang ke Dept. Unloading dan selanjutnya ditampung
di unit tank farm.
c. Dari tank farm kemudian masuk ke unit produksi dengan penambahan bahan tambahan
seperti bleaching earth (BE) dan phosphoric acid (PA).
d. Setelah itu minyak yang telah jadi di masukkan ke unit filling untuk dilakukan
pengemasan menjadi produk jadi atau kembali disimpan di tank farm.
e. Setelah itu produk jadi disimpan di Gudang Finish Goods untuk selanjutnya dikirim
ke customer.
f. Untuk customer yang memesan minyak jadi dengan mobil tangki, minyak jadi dari
produksi langsung dialirkan ke Dept. Loading dari tank farm.
g. Setelah itu mobil tangki atau mobil container yang mengankut produk minyak dari PT.
KIAS kembali di timbang untuk mengetahui berat bersihnya.
h. Produk pun siap diantarkan ke customer

4.2 Tata Letak Fasilitas Awal


4.3 Evaluasi Tata Letak Fasilitas / Diagram ARC

4.4 Tabel ARC


Derajat Kedekatan
No
A E I O U X
4,9,10,11,12,13,1
20
1 - - 2,3,17 5,6,7,8,16 4,1518,19,21,22

1,3,5,6,7,9, 8,12,13,14,15,16,
-
2 - 4 10,11 20 17,18,19
21,22

2,12,13,1 8,10,16,18,1
3 4,5,6,7,21,2 20 9,11 1,17
4,15, 9
2
8,9,10,11,1
4 3,5,6,7,20, - 2 2,13,14,16, 15 1,21,22
17,18,19

3,4,7,8,10,1
5 6,17 14,18,19 2,20 1,9 11,12,13,15,21,22
6

1,10,12,14,1
6 3,4,8,9,11 5,7 17 2,20 13,21,22
5,16,18,19

2,9,10,11,1
7 3,4,5,19 6,8,18 15,17 1 12,13,14,21,22
6,20

4,12,13,14,
8 5,6,9,11,16 7,10,17 19 1,3,15 2,20,21,22
18

2,3,4,7,14,1
9 6,8,10,11,1 20 19,21 5,15,22 1
8
2,13,16,17

8,18,19,2
10 5,9,11,14,1 12,13,15 2,4,7 3,6 1,17,20,21
2
6

2,3,4,7,14,1
11 6,8,9,10,12, 22 19,21 15 1,5,20
8
13,16,17
3,10,13,1
12 9,11,16 21,22 4,8 6,14,15 1,2,5,7,18,19,20
7

3,10,12,1
13 9,11,16 22 4,8 14,15,21 1,2,5,6,7,18,19,20
7

4,8,9,11,15,
14 16,17 3,5 6,12,13,18 1,2,7,21
10,22 19,20

4,6,8,9,11,12
15 17,18,22 19 3,7,10 14 1,2,5,20,21
,13,16

5,8,9,10,11,
16 14,18 - 4,7 1,3,6,15,19 2,20,21,22
12,13,17

17 9,11,15,16, 5,8,14 6,7,12,13 1,4 - 2,3,10,20,21,22


18,19

18 7,10,16 5 4,8,9,11 3,6,14 1,2,12,13,20,21


15,17,19,22
5,8,9,11,2
19 10,15 4,14 3,6,16 1,2,12,13,20,21
7,17,18 2
8,10,11,12,13,15,
20 3,9 - 5,6,7,14,22 2
1,4 16,17,18,19,21
1,2,4,5,6,7,8,10,1
21 12 9,11 22 13 4,15,16,17,18,19,
3
20
10,11,12, 1,2,4,5,6,7,8,16,1
22 19 20,21 9
3,14,15,18 13 7
4.5 Block Diagram

Office

Security Unloading Lab


9
Parkiran Tank Farm 1 Produksi 1 Produksi 2 G. PA G. BE

G. FG Loading
Tank G. Barang Bekas
Farm 2
Timbangan Workshop G. Spare
Blow part
Molding

TPS BE Kantin Filling G. Plastik

4.6 Hasil Perbaikan


Dari usulan perbaikan tata letak fasilitas di atas, terlihat bahwa jarak lintasan produksi antar
produk menjadi lebih pendek. Terbukti dengan kedekatan departemen-departemen untuk
pembuatan seluruh produk dari PT KIAS dan juga mampu meminimalisir material handling
dan juga untuk dapat meningkatkan produktivitas.

4.7 Analisis
Dari hasil pengamatan layout awal terdapat beberapa perubahan dengan layout usulan
mengenai tata letak fasilitas, hal ini dikarenakan dari layout usulan mementingkan alur
produksi yang lebih cepat dibandingkan dengan layout awal sehingga untuk bagian-bagian
yang tidak terfokus pada unit produksi letaknya sedikit dirubah sedemikian rupa untuk
meminimalkan material handling.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode ARC
merupakan suatu metode yang mampu membantu untuk perancangan ulang tata letak fasilitas
suatu pabrik. Hal ini terbukti bahwa penelitian di atas layout usulan menjadikan jarak antar
departemen untuk satu produk menjadi lebih dekat dibandingkan dengan layout awal.

5.2 Saran
Sebaiknya departemen yang memiliki hubungan yang dekat letaknya harus
diperpendek untuk meningkatkan produktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Altona Ary HS, Achmad. 2011. Perancangan Ulang Tata letak Fasilitas Produksi Pada
Workshop Orthotik Prosthetik Rumah Sakit X. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Apple, J. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung : Penerbit ITB
Muther R. 1955. Practical Plant Layout. New York : McGraw-Hill Book Company.
Tompkins J. 1990. Facilities Planning. Canada : PWS Publishing.
Wignjosoebroto S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga.Surabaya :
Penerbit Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai