LANDASAN TEORI
12
1. Menaikan jumlah produksi. Dengan perancangan tata letak yang baik
maka perusahaan dapat meningkatkan output atau pendapatan yang
lebih meningkat dengan ongkos yang sama bahkan lebih kecil dari
ongkos sebelumnya.
2. Mengurangi waktu tunggu. Diperlukannya pengaturan terencana
dengan baik mulai dari waktu operasi produksi, pekerja dan mesin.
Sehingga jika terencana akan mengurangi waktu tunggu.
3. Meminimalkan kegiatan pemindahan barang. Desain layout
merupakan bagian paling penting karena berhungan langsung dalam
merancang aliran pemindahan barang. Jika proses pemindahan barang
dengan aliran yang terencana maka biaya yang dikeluarkan akan lebih
kecil, sehingga seluruh aktifitas pemindahan barang harus dibuat
layoutnya dengan jarak tidak jauh.
4. Pemanfaatan area pabrik, gudang secara optimal Penambahan areal di
pabrik dapat diakibatkan dari jalan pintas, material yang menumpuk
dan jarak mesin yang berjauhan. Hal-hal tersebut harus di koreksi
oleh seorang perencana tata letak agar tidak terjadi pemborosan
ruangan.
5. Mengoptimalkan pemanfaatan pemakaian mesin, tenaga kerja dan
fasilitas produksi lainnya. Produksi yang efektif dan efisien adalah
dapat memanfaatkan semua faslititas yang ada di dalam suatu pabrik.
Misalnya mesin dan tenaga kerja.
6. Mengurangi inventory in-process Dalam sebuah perusahaan tentu
mempunyai sistem produksi untuk mengkoreksi perpindahan bahan
baku yang terus-menerus menumpuk dalam proses. Sehingga bahan
setengah jadi ini mengalami delay. Untuk itu diperlukannya
pelaksanaan pengaturan waktu tunggu dari bahan setengah jadi agar
langsung diproduksi. 7
7. Mempersingkat proses manufakturing Pada dasarnya proses
manufaktur yang singkat berhubungan antar jarak operasi. Sehingga
13
jika jarak antar operasi pendek, maka proses produksi juga akan lebih
cepat.
8. Memperkicil resiko kecelakaan dan memberikan suana aman terhadap
pekerja. Pada dasarnya agar tercipta suasana yang nyaman dan aman
bagi pekerja adalah bentuk perencanaan tata letak pabrik yang baik.
Maka mengurangi resiko kecelakaan terhadap pekerja.
9. Perbaikan moral terhadap pekerja. Peraturan pada sebuah pabrik tentu
dapat menciptakan seorang pekerja yang baik, disiplin, tertib dan rapi.
Hal tersebut dapat meningkatkan produktifitas terhadap pekerja.
10. Memudahkan kegiatan supervisi. Dengan perencanaan baik, seorang
supervise diberikan ruangan di atas, sehingga supervisi dapat
mengontrol para pekerjanya dan mengamatinya dengan mudah.
11. Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran. Kegiatan produksi
tentunya ada aktifitas perpindahan bahan. Jika layout tidak dirancang
dengan baik maka proses perpindahan bahan akan mengalami
simpang-siur dan mengalami kemacetan dikarernakan banyaknya
aktifitas perpindahan bahan. Perancangan layout yang baik sangat
diperlukan agar proses produksi berlangsung secara lancer dan cepat.
12. Meminimalkan hal yang penyebabkan produk rusak serta kualitas
terhadap bahan baku. Kualitas dari produk jadi yang tidak mengalami
kerusakan merupakan salah satu bentuk dari perancangan tata letak
yang baik
2.1.3 Jenis Tata Letak dan Dasar Pemilihannya
Penyusunan mesin-mesin di dalam lantai produksi merupakan bagian
penting yang harus diperhatikan terutama perancangan aliran produksi, yakni
terdapat empat jenis dalam penyusunan, yaitu (Teta, 2021):
1. Tata letak pabrik menurut aliran produksi
Product layout merupakan cara penempatan atau pengaturan semua
fasilitas produksi yang digunakan untuk kebutuhan dalam departemen
tertentu. Sehingga proses produksi dapat dibuat sampai selesai di
dalam depatemen itu tersebut.
14
Gambar 2.1 Product layout
(Sumber: Teta, 2021)
Dilihat dari gambar layout by proses dapat dilihat bahwa proses aliran
mulai dari bahan baku menuju departemen/ mesin itu proses produksi
alirannya berurutan hingga proses pemeriksaaan dan gudang produk
jadi.
2. Tata letak dengan material berposisi tetap.
Dalam layout tatanan tetap ini, proses produksi yang dilakukan
dengan cara mesin-mesin yang datang ke lokasi material untuk proses
sebuah produk. Layout tersebut biasanya dilakukan untuk sebuah
produk yang besar.
15
Maka produk yang akan di produksi tidak harus sama melainkan
dikelompokan berdasarkan tahap operasi, bentuk dan mesin.
16
2. Menurut Lee Krajewski, Larry Ritzman, dan Manj Malhotra (2020)
yang artinya, “Tata Letak adalah suatu perencanaan yang melibatkan
keputusan mengenai penyusunan dan penataan tata letak dari suatu
pusat aktivitas ekonomi yang dibutuhkan oleh setiap fasilitas yang
memiliki berbagai macam proses”.
3. Menurut Render dan Heizer (2019) diterjemahan oleh Dwi
Anoegrahwati dan Indra Almahdy, mendefinisikan tentang layout
sebagai berikut: “tata letak merupakan salah satu keputusan yang
menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang”.
4. Menurut Zulian Yamit (2018) mengemukakan bahwa : “Pengaturan
tata letak fasilitas pabrik adalah rencana pengaturan semua fasilitas
produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan
efesien”.
5. Sedangkan menurut Sofjan Assauri (2018) “Tata letak adalah fase
yang termasuk dalam desain dari suatu produksi”.
6. Dan menurut Sritomo Wignojosubroto mengemukakan pada bukunya
“Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan” (2018), plant layout
adalah “Tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran produksi”.
17
2. Posisi stasiun kerja tidak sesuai urutan proses operasi, yang
menyebabkan waktu tambahan dalam proses produksi.
3. Jarak antar stasiun yang harusnya berdekatan, memakan waktu dan
menyebabkan penambahan biaya material handling.
4. Penggunaan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang tersebut, yang
menyebabkan proses produksi terhambat (Kho, 2018).
18
karena itu akan meningkatkan biaya operasional produksi yang akhirnya akan
merugikan perusahaan ataupun pelanggan. Material Handling atau Penanganan
Material yang buruk juga akan mengakibatkan penundaan dan gangguan terhadap
proses produksi. Demikian juga Peralatan ataupun Mesin Produksi akan
menganggur dan tidak dapat menghasilkan jumlah kuantitas yang diinginkan
(Kho, 2018).
19
3. Work, yaitu material handling dapat beroperasi dengan produtivitas
yang tinggi dan mudah untuk dioperasikan sesuai service level yang
ditetapkan.
4. Ergonomic, yaitu perusahaan perlu merancang alat angkut (material
handling) yang ergonomik untuk memastikan operator material
handling equipment aman dan nyaman dalam mengoperasikannya
serta menunjang produktivitas yang tinggi, dan tidak cepat lelah.
5. Unit load, material handling yang dirancang dapat menunjang
material dengan ukuran dan dimensi yang sesuai untuk kelancaran
aliran pergerakan material.
6. Space utilization, yaitu pengoperasian material handling dirancang
dengan memerhatikan penggunaan tempat yang tersedia secara efisien
dan efektif.
7. System, yaitu perancangan material handling harus terintegrasi
dengan sistem operasi logistik, mulai dari bagian penerimaan,
pengawasan, penyimpanan, produksi, perakitan, packaging, unitizing,
order selection, pengiriman, transportasi, dan penanganan retur
sehingga akan menghasilkan pencatatan yang lebih baik.
8. Automation, yaitu material handling dirancang dengan menggunakan
metode mekanisasi, semiotomasi, atau full automated, demi
meningkatkan efisiensi operasional, responsive, andal, dan
memungkinkan dapat mengeliminasi pekerjaan yang berulang dan
tidak efisien hingga mengurangi risiko keamanan dan keselamatan
tenaga kerja.
9. Environmental, yaitu material handling dapat dioperasikan dengan
pemakaian energi yang sehemat mungkin, pengembangan teknologi
material handling dengan energi yang terbarukan, serta pemilihan
material handling yang ramah lingkungan.
10. Life cycle cost (LCC), yaitu prinsip ini mencakup keseluruhan biaya
selama pemakaian material handling (total cost ownership) dengan
memerhatikan biaya yang paling efisien.
20
2.2.4 Keuntungan Material Handling
Pemindahan material ini (material handling) harus ditangani dengan cara
yang tepat agar kemungkinan terjadinya masalah dapat semakin berkurang.
Berikut ini adalah keuntungan material handling apabila dilakukan dengan cara
yang tepat (Rahmah, 2021):
1. Membantu perusahaan menghemat biaya transportasi.
2. Memperlancar proses operasional yang efektif dan efisien sehingga
produktivitas perusahaan dapat ditingkatkan.
3. Menghemat waktu operasional perusahaan.
4. Meringankan beban kerja para pekerja saat melakukan aktivitas
material handling.
5. Mengurangi risiko bahaya yang timbul akibat dari mengangkat beban
yang berat bagi pekerja.
21
baik, pelayanan terhadap konsumen lebih baik, menambah perlengkapan serta
pemanfaatan suatu ruangan dan memperkecil biaya (Kho, 2018).
Perhitungan Ongkos Material Handling (OMH) didapat dari rumus
berikut (Kho, 2018):
1. OMH Manusia = Upah operator Waktu kerja perjam ×Kecepatan
gerak
operator...........................................................................................(2.5)
2. Biaya alat angkut = Harga alat angkut Umur pakai × jam kerja dalam
setahun ...........................................................................................(2.6)
3. OMH alat angkut = Biaya alat angkut Kecepatan alat angkut
........................................................................................................(2.7)
22
Way Interchanges. CRAFT memiliki departemen dummy yang tidak memiliki
aliran dengan departemen lainnya, namun tidak dapat dihilangkan begitu saja.
Contoh yang merupakan departemen dummy adalah tangga atau elevator, ruang
istirahat, dan lain sebagainya. Metode CRAFT bisa diaplikasikan dengan
menggunakan software Quant System (QS). Dalam penggunaannya, perlu
diperhatikan penggunaan-penggunaan departemen dummy pada software CRAFT.
Sebab CRAFT membangun sebuah tata letak akhir dengan perbaikan bagian dari
tata letak awal melalui beberapa iterasi sampai pada layout akhir, dan tata letak
akhir ini diperoleh tergantung pada tata letak awal (Khnut, 2022).
Departemen dummy adalah departemen yang tidak mempunyai aliran
terhadap departemen lain tetapi meliputi sebuah area spesifik. Departemen
dummy antara lain dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut (Khnut, 2022).
1. Mengisi bangunan yang bersifat umum atau tidak beraturan.
2. Menggambarkan area yang tetap di dalam fasilitas dimana
departemen tidak dapat dialokasikan, yaitu tangga elevator, ruang
istirahat, tempat alat-alat service, dan lain-lain.
3. Menyatakan ruang ekstra dalam fasilitas.
4. Membantu dalam mengevaluasi lokasi gang dalam tata letak
Ketika departemen dummy digunakan untuk menyatakan sebuah
departemen tidak berubah-ubah posisinya maka departemen harus dibuat tetap.
Keuntungan lain, CRAFT mengizinkan pengguna untuk menetapkan lokasi
beberapa departemen (dummy atau departemen lainnya). CRAFT mampu
menyesuaikan departemen nonrectangular (tidak berbentuk kotak) atau
departemen yang tidak beraturan ditempatkan di manapun yang diinginkan
(Khnut, 2022).
Adapun prinsip pertukaran departemen menurut algoritma CRAFT harus
memenuhi salah satu dari tiga syarat berikut (Sos, 2018):
1. Departemen harus memiliki perbatasan yang sama
2. Departemen harus memiliki ukuran yang sama
3. Departemen harus memiliki kedua perbatasan-perbatasan yang sama
pada ketiga departemen.
23
CRAFT mempertimbangkan hanya pertukaran pasangan-pasangan
fasilitas yang memiliki area yang sama. Pertukaran yang menghasilkan
penyimpanan-penyimpanan berbiaya yang diperkirakan tertinggi dibuat. Juga
pada pertukaran dua arah, CRAFT mampu melaksanakan Pertukaran-pertukaran
tiga arah, Pertukaran-pertukaran dua arah diikuti dengan pertukaran-pertukaran
tiga arah dan Pertukaran-pertukaran tiga arah diikuti dengan pertukaran-
pertukaran dua arah (Sos, 2018).
24
BLOCPLAN, jumlah band ditentukan oleh program dan terbatas pada dua atau
tiga band. Namun, lebar pita yang diizinkan untuk bervariasi. Juga, di
BLOCPLAN karena setiap departemen menempati tepat satu band semua
departemen yang berbentuk persegi panjang. Terakhir, tidak seperti MCRAFT,
BLOCPLAN menggunakan representasi secara terus menerus (continuous)
(Pratama, dkk, 2019).
25
Total 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 yang dapat tercapai
𝐿𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 = x2
Total 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 Keseluruhan
Nilai rel disk score diperoleh dari penjumlahan semua nilai rel disk score
pada tiap departemen i ke departemen j.
Menurut Pratama., Adityo., & dkk, (2019). R-score dari masing-masing
layout yang mungkin dengan layout yang terbaik adalah dengan R-score yang
paling besar. Nilai R-score adalah antara 0 dan 1 (0 ≤ R-score ≤ 1).
𝑅𝑒𝑙 𝑑𝑖𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒−𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑏𝑜𝑢𝑛𝑑
Dimana : R – Score = 1 𝑈𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑜𝑢𝑛𝑑−𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑏𝑜𝑢𝑛𝑑
26
urutan proses operasi perkomponen. Adapun maksud dan tujuan dari MPPC, yaitu
sebagai berikut (Faiza, 2021) :
1. Menentukan berapa banyak kebutuhan mesin
2. Menunjukkan keterkaitan produksi antara komponen-komponen
produk
3. Sebagai pedoman dalam menjalankan proses produksi
4. Sebagai alat kerja yang memberikan informasi yang berguna dalam
perbaikan
27
2.5.4 Konsep 5S
Konsep 5S merupakan konsep yang sangat sederhana sehingga dapat
mudah dimengerti dan penerapannya oleh siapa saja. Tetapi sangat susah untuk
menerapkannya dengan benar, hal ini dikarenakan kebiasaan kita yang ingin
senang sendiri dan tidak mau diikat oleh aturan-aturan yang ada. Penerapan 5S di
perusahaan-perusahaan harus diikuti oleh semua level mulai dari operator sampai
ke Top Management (Manajemen puncak). Dengan menerapkan 5S dengan baik,
kita dapat meningkatkan produktivitas kerja kita dan juga dapat bekerja dengan
se-efektif serta se-efisien mungkin dan meningkatkan keamanan (Safety) di tempat
kerja kita. Di samping itu juga dapat meningkatkan citra atau Image kita di
hadapan Customer maupun manajemen kita sendiri karena penataan dan kerapian
di tempat kerja kita juga mencerminkan sikap kita terhadap pekerjaan kita. (Faiza,
2021).
28