Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK DAN FASILITAS


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Teknik Industri

Disusun Oleh :

Shafira Sausan F (17032010090)


Meidhita Zurin P (17032010091)
Cyndita Tifania (17032010101)
Dimitra Izzati P (17032010110)
Maya Febriana (17032010118)

PARALEL A

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-
Nya kami diberi kesehatan walafiat. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang menjadi tugas mata kuliah Pengantar Teknik Industri. Makalah yang berjudul
“Perancangan Tata Letak Pabrik dan Fasilitas” merupakan aplikasi dari kami selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan
tentang mata kuliah Pengantar Teknik Industri.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak, baik itu
dari dosen pengajar kami ataupun pihak-pihak lainnya yang turut serta membantu
terselesaikannya makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih karena mereka semualah kami mempunyai
motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan memberi gambaran ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal
dan mempelajari mata kuliah Pengantar Teknik Industri. Dalam makalah ini kami
menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna
perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Surabaya, 2 November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tata letak pabrik termasuk aspek utama dalam dunia industri karenaberkaitan
erat dengan cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik. Pengaturan tataletak pabrik
yang optimal akan berkontribusi terhadap kelacancaran seluruhoperasi pabrik
(Zhenyuan dkk, 2011). Artinya tata letak pabrik yang baik dapatvmenempatkan
berbagai fasilitas dan peralatan fisik secara teratur sehingga mendukung pekerjaan
berjalan secara produktif (Zhenyuan dkk, 2011).
Dengan perencanaan serta perhitungan yang matang dan benar dalam suatu
kegiatan produksi, misalnya dalam pengaturan mesin dan peralatan yang digunakan
maka akan dapat melancarkan dan memaksimalkan produksi.
Penerapan tata letak stasiun kerja pada lantai produksi merupakan sebagian
dari penerapan tata letak pabrik pada perusahaan. Secara keseluruhan tata letak
pabrik ini juga melibatkan pembagian ruangan-ruangan yang ada dalam
perusahaan. Bagaimana sebaiknya pembagian ruangan dan penempatan ruangan-
ruangan tersebut akan berpengaruh besar pada jalannya produksi nantinya. Hal ini
juga melibatkan tingkat dan jenis hubungan antara ruangan yang satu dengan yang
lain.
Pentingnya tata letak pabrik tersebut akan lebih terlihat bila dikaitkan dengan
kegiatan yang berlangsung di perusahaan. Salah satunya adalah pada proses
produksi, di mana salah satu yang ada di dalamnya adalah masalah waktu dan
kelelahan pekerja. Dengan adanya penerapan tata letak pabrik yang baik, maka akan
dapat menekan waktu yang di butuhkan dalam suatu produksi dan tenaga yang
harus dikeluarkan oleh pekerja.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada permasalahan makalah ini adalah:
“Bagaimana desain ulang tata letak fasilitas produksi pabrik dengan
systematic layout planning?”
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada permasalahan makalah ini adalah:
1. Memahami manfaat dan aplikasi dari Tata Letak Pabrik.
2. Mengetahui tata letak dari suatu perusahaan yang benar dan efisien.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun mafaat dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui desain tata letak produksi pabrik yang baik, aman dan
efektif serta efisien untuk para karyawan.
2. Untuk menghemat waktu produksi dengan desain tata letak produksi yang
efisien.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tata Letak Pabrik


Ada berbagai macam definisi tata letak pabrik, diantaranya :
1. Hadiguna (2008) mendefinisikan tata letak sebagai kumpulan unsur-unsur
fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Sistem material
handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan
mengganggu kelancaran proses produksi sehingga mempengaruhi sistem
secara keseluruhan.
2. Purnomo (2004) menyebutkan tata letak fasilitas yang dirancang dengan baik
pada umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam optimalisasi
proses operasi perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan
hidup perusahaan serta keberhasilan perusahaan. Tata letak pabrik ini
meliputi perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan
orang-orang yang bekerja pada masing-masing stasiun kerja. Jika disusun
secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien
(Wignjosoebroto, 2009). Pada dasarnya tujuan utama perancangan tata letak
adalah optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang
diciptakan oleh sistem produksi akan maksimal (Purnomo, 2004).

2.2 Permasalahan Tata Letak Pabrik dan Fasilitas Pabrik


Berikut merupakan permasalahan yang ada dalam menentukan tata letak
pabrik dan fasilitas:
a. Perubahan rancangan
Jurnal:
Qodri Azis Dwianto, Susy Susanty, Lisye Fitria. 2016. “Usulan Rancangan
Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Metode Computerized
Relationship Layout Planning (Corelap) di Perusahaan Konveksi. Institut
Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.
Permasalahan:
Tata letak fasilitas pada perusahaan saat ini menggunakan process layout,
dimana mesin ditempatkan berdasarkan fungsi dan jenis mesin yang sama.
Perusahaan saat ini masih belum memperhitungan tata letak fasilitas yang
efektif dan efisien. Perusahaan saat ini memiliki permasalahan dalam
menentukan tata letak yang sesuai, diantaranya tata letak mesin yang kurang
teratur, serta luas lantai yang kurang memadai sehingga menimbulkan
menurunnya tingkat kemudahan, keamanan dan kenyaman. Permasalahan
yang timbul akan berpengaruh terhadap kegiatan produksi, khususnya
produktivitas pegawai yang bekerja. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka
diperlukan evaluasi dan perbaikan terhadap tata letak fasilitas yang sudah ada.
Dengan dilakukan evaluasi terhadap tata letak mesin maupun fasilitas, dapat
mengetahui kondisi tata letak yang sudah ada serta dapat dilakukan perbaikan
dengan menata ulang tata letak fasilitas yang sudah ada atau membuat
rancangan tata letak yang baru. Rancangan tata letak yang sesuai dapat
membantu perusahaan dalam kegiatan produksinya. Oleh karena itu perlu
adanya penelitian untuk membuat usulan tata letak fasilitas pada perusahaan
konveksi ini.
Solusi:
Metode yang digunakan untuk memberikan usulan rancangan tata letak
fasilitas dalam penelitian ini adalah metode perancangan tata letak
terkomputerisasi dengan menggunakan algoritma computerized relationship
layout technique (CORELAP). Hasil perhitungan algoritma computerized
relationship layout technique (CORELAP) untuk bagian produksi
mendapatkan nilai layout score sebesar 776 sedangkan perhitungan untuk
bagian Fasilitas lainnya mendapatkan layout score sebesar 308, hal tersebut
merupakan score terbaik dari seluruh aternatif yang sudah diperhitungkan
sesuai dengan aturan pengalokasian yang ada. Hasil usulan rancangan tata
letak keseluruhan bagian pabrik adalah sebesar 2110 m2 Pada bagian produksi
didapatkan luas sebesar 1118 m2 sedangkan pada bagian fasilitas pelayanan
personil dan pelayanan produksi didapatkan luas sebesar 992 m2. Dari
rancangan usulan tata letak maka mencukupi dengan luas tanah yang ada
yaitu sebesar 3500 m2 dan dapat dilakukan perluasan lahan untuk perusahaan
dimasa yang akan datang.
b. Penurunan Biaya
Jurnal:
Joko Susetyo, Risma Adelina Simanjuntak, João Magno Ramos. 2010.
“Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group
Technology dan Algoritma Blocplan untuk Meminimasi Ongkos Material
Handling”. AKPRIND Yogyakarta.
Permasalahan:
Saat ini kondisi layout fasilitas produksi di perusahaan mengalami kendala
dalam hal jarak pemindahan bahan baku (material handling) yang kurang
efisien. Seperti dalam proses produksinya terdapat aliran pemindahan bahan
yang berpotongan (cross movement) dikarenakan tata letak mesin yang
kurang teratur sehingga dapat mengakibatkan proses produksi terganggu,
jarak antar departemen produksi yang cukup jauh sehingga dapat
menimbulkan ongkos material handling yang cukup besar. Oleh karena itu
perlu adanya suatu pertimbangan bagaimana membuat atau mengubah tata
letak fasilitas yang lebih efektif dan efisien. Penerapan model simulasi
diharapkan dapat membantu manajemen dalam melakukan analisis terhadap
rencana-rencana penataan ulang (re-layout) fasilitas produksi di masa yang
akan datang.
Solusi:
Dari perhitungan jarak antar mesin dengan menggunakan metode Rectilinear
dapat diketahui total jarak perpindahan material pada layout adalah 984
meter, total jarak perpindahan material pada relayout adalah 868 meter.
Pengurangan jarak dan ongkos material handling pada layout dengan relayout
adalah 116 meter dengan besarnya persentase penurunan total jarak
rectilinear adalah 13,36%. Penurunan jarak tempuh ini tentu saja berpengaruh
pada ongkos material handling secara keseluruhan. Selain itu penurunan total
jarak ini akan mempengaruhi besarnya waktu kerja daritenaga kerja yang
bekerja di bagian produksi tersebut. Dengan jarak tempuh yang lebih pendek,
maka secara otomatis akan mempercepat penyelesaian pekerjaan. Dari
perhitungan ongkos material handling didapat hasil pada layout Rp 136.600,
dan pada relayout dengan perubahan menjadi Rp 117.700. Pengurangan
ongkos material handling pada layout dengan relayout adalah Rp 18.900/hari.
sedangkan persentase penurunan total ongkos marerial handling (OHM)
adalah 16 %.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tata letak merupakan kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti
aturan atau logika tertentu. Sistem material handling yang kurang sistematis
menjadi masalah yang cukup besar dan mengganggu kelancaran proses produksi
sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Permasalahan yang biasa
terjadi dalam tata letak pabrik dan fasilitas yaitu perubahan rancangan. Perubahan
rancangan dapat diselesaikan dengan menggunakan algoritma computerized
relationship layout technique (CORELAP). Kemudian permasalahan yang kedua
yaitu perhitungan jarak antar mesin dapat diselesaikan dengan menggunakan
metode Rectilinear dan dengan pendekatan group technology dan algoritma
blocplan untuk meminimasi ongkos material handling.

3.2 Saran
Agar dapat menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami dan tidak
terlalu banyak menggunakan kalimat yang tidak perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga.
ITB, Bandung.
Hadiguna, R. A. dan Setiawan, H. 2008. Tata Letak Pabrik. Andi Offset,
Yogyakarta.
Listiani, T. 2010. Penerapan Konsep 5S dalam Upaya Menciptakan Lingkungan
Kerja yang Ergonomis di STIA LAN Bandung, Jurnal Ilmu Administrasi,
Volume VII No. 3, Bandung.
Osada, T. 2004. Sikap Kerja 5S. Cetakan Kelima. Penerbit PPM, Jakarta.
Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Cetakan Pertama.
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Susetyo, J., Simanjuntak, R.A., dan Ramos J. M. 2010. Perancangan Ulang Tata
Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan
Algoritma Blocplan untuk Minimasi Ongkos Material Handling. Jurnal
Teknologi, Volume 3 Nomor 1, edisi Juni 2010, pp. 75-84.
Wignjosoebroto, S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi
ketiga Cetakan keempat. Guna Widya, Surabaya.
Merry Siska & Henriadi. 2012. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pabrik
Tahu dan Penerapan Metode 5S, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11,
No. 2, Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai