Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Salah satu bentuk perubahan yang paling nyata adalah globalisasi. Interaksi
antarindividu, antarkomunitas, hingga antarbangsa terjadi dengan cepat. Para ahli
menjelaskan perubahan sebagai dimensi waktu. Dunia terhubung hanya disekat
oleh batas maya. Perubahan selalu memberikan tanda nyata dan memiliki jejak
dalam kehidupan manusia. Perubahan dalam fase kehidupan manusia ditandai
banyak hal, salah satunya adalah perubahan dalam era industri.
Revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan
superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan
perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih
mengoptimalkan fungsi otak. Hal inilah yang disampaikan oleh Klaus Schwab,
Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum dalam bukunya
The Fourth Industrial Revolution.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia
sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia
dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya adalah kemunculan
mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek
naik perekonomian secara dramatis di mana selama dua abad setelah Revolusi
Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di
dunia menjadi enam kali lipat.
Berikutnya, pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan
kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustion
chamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat
terbang, dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan. Kemudian, revolusi
industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan
internet.
Selanjutnya, pada revolusi industri generasi keempat, seperti yang telah
disampaikan pada pembukaan tulisan ini, telah menemukan pola baru ketika
disruptif teknologi (disruptive technology) hadir begitu cepat dan mengancam
keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Sejarah telah mencatat bahwa
revolusi industri telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-
perusahaan raksasa.

II. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Dimana revolusi industri pertama kali dilahirkan?


2. Bagaimana proses revolusi industri terjadi?
3. Apa saja akibat yang ditimbulkan oleh revolusi industri?

III. TUJUAN PENULISAN

Penulisan ini memilki tujuan sebagai berikut:.

1. Mengatahui bagaimana proses revolusi industri terjadi.


2. Mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh revolusi industri.
3. Mengetahui tantangan yang dihadapi terhadap revolusi industri 4.0.
BAB II
PEMBAHASAN

I. SEJARAH INDUSTRI 4.0


Industrialisasi dunia dimulai pada akhir abad ke-18 dengan munculnya tenaga
uap dan penemuan kekuatan alat tenun, secara radikal mengubah bagaimana
barang-barang diproduksi. Seabad kemudian, listrik dan jalur perakitan
memungkinkan produksi massal. Pada 1970-an, revolusi industri ketiga dimulai
ketika kemajuan dalam otomatisasi bertenaga komputer memungkinkan kita
memprogram mesin dan jaringan.
Revolusi industri keempat mengubah ekonomi, pekerjaan, dan bahkan
masyarakat itu sendiri. Di bawah pengertian apa itu Industri 4.0, banyak
teknologi fisik dan digital yang digabungkan melalui analitik, kecerdasan buatan,
teknologi kognitif, dan Internet of Things (IoT) untuk menciptakan perusahaan
digital yang saling terkait dan mampu menghasilkan keputusan yang lebih tepat.
Perusahaan digital dapat berkomunikasi, menganalisis, dan menggunakan data
untuk mendorong tindakan cerdas di dunia fisik. Singkatnya, revolusi ini
menanamkan teknologi yang cerdas dan terhubung tidak hanya di dalam
perusahaan, tetapi juga kehidupan sehari-hari kita.

II. PENGERTIAN INDUSTRI 4.0


Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi
dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data
dalam teknologi manufaktur. Ini termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Things
(IoT), komputasi awan dan komputasi kognitif.Definisi mengenai Industri 4.0
beragam karena masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Kanselir
Jerman, Angela Merkel (2014) berpendapat bahwa Industri 4.0 adalah
transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui
penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional.
Schlechtendahl dkk (2015) menekankan definisi kepada unsur kecepatan dari
ketersediaan informasi, yaitu sebuah lingkungan industri di mana seluruh
entitasnya selalu terhubung dan mampu berbagi informasi satu dengan yang lain.
Pengertian yang lebih teknis disampaikan oleh Kagermann dkk (2013) bahwa
Industri 4.0 adalah integrasi dari Cyber Physical System (CPS) dan Internet of
Things and Services (IoT dan IoS) ke dalam proses industri meliputi manufaktur
dan logistik serta proses lainnya. CPS adalah teknologi untuk menggabungkan
antara dunia nyata dengan dunia maya. Penggabungan ini dapat terwujud melalui
integrasi antara proses fisik dan komputasi (teknologi embedded computers dan
jaringan) secara close loop (Lee, 2008). Hermann dkk (2015) menambahkan
bahwa Industri 4.0 adalah istilah untuk menyebut sekumpulan teknologi dan
organisasi rantai nilai berupa smart factory, CPS, IoT dan IoS. Smart factory
adalah pabrik modular dengan teknologi CPS yang memonitor proses fisik
produksi kemudian menampilkannya secara virtual dan melakukan desentralisasi
pengambilan keputusan. Melalui IoT, CPS mampu saling berkomunikasi dan
bekerja sama secara real time termasuk dengan manusia. IoS adalah semua
aplikasi layanan yang dapat dimanfaatkan oleh setiap pemangku kepentingan
baik secara internal maupun antar organisasi. Terdapat enam prinsip desain
Industri 4.0 yaitu interoperability, virtualisasi, desentralisasi, kemampuan real
time, berorientasi layanan dan bersifat modular. Berdasar beberapa penjelasan di
atas, Industri 4.0 dapat diartikan sebagai era industri di mana seluruh entitas yang
ada di dalamnya dapat saling berkomunikasi secara real time kapan saja dengan
berlandaskan pemanfaatan teknologi internet dan CPS guna mencapai tujuan
tercapainya kreasi nilai baru ataupun optimasi nilai yang sudah ada dari setiap
proses di industri.

III. ELEMEN INDUSTRI 4.0


Seperti pada penjelasan definisi Industri 4.0 sebagai lanjutan dari industri 3.0
yang menambahkan instrumen konektivitas untuk memperoleh dan mengolah
data, otomatis perangkat jaringan, IoT, big data analytics, komputasi awan dan
keamanan cyber merupakan komponen utama dalam industri 4.0.
Perangkat konektivitas tersebut dihubungkan pada perangkat fisik industri.
Tujuannya adalah untuk menerima dan mengirim data sesuai perintah yang
ditentukan, baik secara manual maupun otomatis berdasar keecerdasan buatan.
Perangkat IoT pada Industri 4.0 dikenal dengan IIoT atau Industrial Internet
of Things, yang sebelumnya sangat berguna untuk monitoring secara internal.
Dalam konsep industri 4.0, perangkat IoT tersebut dapat terhubung ke
jaringan WAN melalui lingkungan cloud. Sampai di lingkungan cloud, data
dapat diproses dan di sebar ke pihak lain. Disini memerlukan otomatisasi dan
orkestrasi pada lingkungan hybrid cloud. Salah satu caranya adalah dengan
menggunakan pendekatan DevOps yang memakai sistem kontainerisasi untuk
memudahkan pengembang dan pihak operasional untuk terus meningkatkan
performa dan layanan.

IV. PRINSIP RANCANGAN INDUSTRI 4.0


Prinsip-prinsip desain memungkinkan produsen untuk menyelidiki transformasi
potensial untuk teknologi Industri 4.0. Berdasarkan komponen di atas, berikut ini
adalah prinsip desain:
1. Interoperabilitas
Objek, mesin, dan orang-orang harus dapat berkomunikasi melalui Internet of
Things dan Internet of People. Ini adalah prinsip paling esensial yang benar-
benar membuat pabrik menjadi pandai.
2. Virtualisasi
CPS (Cyber-Physical Systems) harus dapat mensimulasikan dan membuat
salinan virtual dunia nyata. CPS juga harus dapat memantau objek yang ada di
lingkungan sekitarnya. Sederhananya, harus ada salinan virtual untuk semua
hal.
3. Desentralisasi
Kemampuan CPS untuk bekerja secara mandiri. Ini memberi ruang untuk
produk yang disesuaikan dan penyelesaian masalah. Ini juga menciptakan
lingkungan yang lebih fleksibel untuk produksi. Dalam kasus kegagalan atau
memiliki tujuan yang bertentangan, masalah ini didelegasikan ke tingkat yang
lebih tinggi. Namun, bahkan dengan teknologi tersebut diimplementasikan,
kebutuhan untuk jaminan kualitas tetap menjadi kebutuhan di seluruh proses.
4. Kemampuan Real-Time
Pabrik yang cerdas harus mampu mengumpulkan data secara real-time,
menyimpan atau menganalisisnya, dan membuat keputusan sesuai dengan
temuan baru. Ini tidak hanya terbatas pada riset pasar tetapi juga proses
internal seperti kegagalan mesin di lini produksi. Objek pintar harus dapat
mengidentifikasi cacat dan mendelegasikan tugas ke mesin operasi lainnya.
Ini juga sangat berkontribusi pada fleksibilitas dan optimalisasi produksi.
5. Orientasi Layanan
Produksi harus berorientasi pada pelanggan. Orang dan objek / perangkat
pintar harus dapat terhubung secara efisien melalui Internet untuk membuat
produk berdasarkan spesifikasi pelanggan.
6. Modularitas
Di pasar yang dinamis, kemampuan Smart Factory untuk beradaptasi dengan
pasar baru sangat penting. Dalam kasus yang khas, mungkin diperlukan waktu
seminggu bagi perusahaan rata-rata untuk mempelajari pasar dan mengubah
produksinya. Di sisi lain, pabrik pintar harus dapat beradaptasi dengan cepat
dan lancar terhadap perubahan musiman dan tren pasar.

V. TANTANGAN INDUSTRI 4.0


Dengan adanya integrasi teknologi digital dan fisik di semua bidang bisnis,
produksi, mobilitas, dan komunikasi, revolusi industri keempat mewakili
pergeseran luas dan menyeluruh yang harus ditangani secara komprehensif jika
organisasi ingin berkembang.
Ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan, yaitu :
1. KEAMANAN
Mungkin aspek yang paling menantang dari penerapan teknik Industry 4.0
adalah risiko keamanan TI terhadap sistem Industri. Integrasi online ini akan
memberi ruang untuk pelanggaran keamanan dan kebocoran data. Pencurian
dunia maya juga harus dipertimbangkan. Dalam kasus ini, masalahnya bukan
masalah perorangan, tetapi dapat, dan mungkin akan, membebani para
produser uang dan bahkan dapat merusak reputasi mereka. Oleh karena itu,
penelitian dalam keamanan sangat penting.

2. PERMODALAN
Transformasi seperti itu akan membutuhkan investasi besar dalam teknologi
baru. Keputusan untuk melakukan transformasi semacam itu harus pada
tingkat CEO. Bahkan kemudian, risikonya harus dihitung dan ditanggapi
dengan serius. Selain itu, transformasi seperti itu akan membutuhkan modal
besar, yang mengasingkan bisnis yang lebih kecil dan mungkin mengorbankan
pangsa pasar mereka di masa depan.

3. KETENAGAKERJAAN
Meskipun masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang kondisi
ketenagakerjaan dengan adopsi Industri 4.0 secara global, adalah aman untuk
mengatakan bahwa para pekerja akan perlu untuk mendapatkan keterampilan
yang berbeda atau yang semuanya baru. Ini dapat membantu menaikkan tarif
kerja tetapi juga akan mengasingkan pekerja sektor besar. Sektor pekerja yang
pekerjaannya melakukan hal-hal rutin mungkin akan menghadapi tantangan
dalam mengikuti industri. Berbagai bentuk pendidikan harus diperkenalkan,
tetapi itu tetap tidak memecahkan masalah untuk pekerja yang lebih tua. Ini
adalah masalah yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk
dipecahkan dan perlu dianalisis lebih lanjut.
4. PRIVASI
Ini bukan hanya kekhawatiran pelanggan, tetapi juga para produsen. Dalam
industri yang saling terkait, produsen perlu mengumpulkan dan menganalisis
data. Kepada pelanggan, ini mungkin tampak seperti ancaman terhadap
privasinya. Ini tidak hanya eksklusif untuk konsumen. Perusahaan kecil atau
besar yang belum membagikan datanya di masa lalu harus bekerja dengan
cara mereka menuju lingkungan yang lebih transparan. Menjembatani
kesenjangan antara konsumen dan produsen akan menjadi tantangan besar
bagi kedua belah pihak.

VI. PELUANG INDUSTRI 4.0


Tujuan utama dari industri 4.0 ini adalah kestabilan distribusi barang dan kebu
tuhan. Industri 4.0 memungkinkan pendataan kebutuhan masyarakat secara real
time, dan mengirim data tersebut ke produsen. Sehingga, para produsen dapat
memproduksi dengan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan. Tentunya secara
ekonomi, hal ini dapat menjaga kestabilan harga. Secara bisnis, hal ini dapat
memperluas pasar.

Pelacakan produk dan transparansi akan semakin mengarah ke layanan baru. Hal
ini dimungkinkan karena mekanisme Industri 4.0 mengintegrasikan produsen
dengan jalur pasokan tanpa batas geografis.

Berikut beberapa contoh peluang dari Industri 4.0 :

1. Memberikan informasi real-time tentang arus barang dari titik asal ke


konsumen.
2. Perincian peristiwa : Komposisi fisik, manufaktur dan Nomor Seri
3. Transparasi tentang factor seperti asal produk
4. Peningkatan visibilitas proses pengiriman dan status ketersediaan
5. Tautan ke struktur proses bisnis back-end (menggunkana ERP, EMS, CRM
dan sebagainya
6. Informasi real-time dan analisis prediktifkan meningkat perencanaan dan
alokasi ke tingkat berikutnya
7. Integrasi horizontal akan menurunkan biaya untuk menangani jaringan rantai
pasokan yang kompleks
8. Integrasi saluran yang mulus akan bergantung pada pengiriman last-mile yang
nyaman dan hemat biaya
9. Transparasi pada kualitas da nasal membantu perusahaan untuk membedakan
di pasar dan memenuhi permintaan konsumen

VII. MANFAAT INDUSTRI 4.0


Berikut beberapa manfaat industri 4.0 secara garis besar:
 OPTIMALISASI
Mengoptimalkan produksi adalah keuntungan utama untuk Industri 4.0.
Pabrik Cerdas yang berisi ratusan atau bahkan ribuan Perangkat Cerdas yang
dapat mengoptimalkan produksi sendiri akan mengarah ke waktu produksi
yang hampir nol. Ini sangat penting bagi industri yang menggunakan
peralatan manufaktur mahal seperti industri semi konduktor. Mampu
memanfaatkan produksi secara konstan dan konsisten akan menguntungkan
perusahaan.
 PENYESUAIAN
Menciptakan pasar fleksibel yang berorientasi pada pelanggan akan
membantu kebutuhan masyarakat dengan cepat dan lancar. Ini juga akan
melebur batas antara pabrikan dan pelanggan. Komunikasi akan berlangsung
antara keduanya secara langsung. Ini mempercepat proses produksi dan
pengiriman, secara tepat dan efisien.
 MENDORONG PENELITIAN
Penerapan teknologi Industri 4.0 akan mendorong berbagai bidang seperti TI
dan akan meningkatkan pendidikan pada khususnya. Industri baru akan
membutuhkan seperangkat keterampilan baru. Konsekuensinya, pendidikan
dan pelatihan akan mengambil bentuk baru yang menyediakan industri
semacam itu akan tenaga kerja yang dibutuhkan.
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN

Industri 4.0 bukan hanya sekedar jargon siap tidak siap. Pada kenyataannya,
hingga saat ini.. Indonesia masih memerlukan transformasi infrastruktur IT,
penegakkan kedaulatan data dan akhirnya undang-undang perlindungan data
pribadi.

Tantangan terberat justru kepada para market leader di mana biasanya merasa
superior dan merasa serangan disruptif hanya ditujukan kepada kompetitor minor
yang kinerjanya tidak baik. Oleh sebab itu, perusahaan incumbent perlu terus
bergerak cepat dan lincah mengikuti arah perubahan lingkungan bisnis dalam
menyongsong era revolusi industri generasi keempat (Industry 4.0).

Disamping itu, pendidikan masyarakat perlu mulai di adaptasikan untuk


memenuhi kebutuhan keahlian pada era industri 4.0.

Revolusi industri menghasilkan cara-cara menggunakan metode-metode


produksi dan pola-pola baru dalam kehiduoan ekonomi dan memberikan
beberapa peruabahan dalam industri barang dan dalam perdagangan. Hal ini
memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Berbagai perusahaan
yang dihasilkan oleh proses industrialisasi berpengaruh bagi perkembangan
transportasi, komunikasi dan perdagangan. Meskipun kekayaan yang besar telah
dihasilkan namun distribusi kekayaan tidak dapat dicapai secara merata dan
terjadi kesenjangan sosial. Masyarakat yang hidup di kawasan industri
menghadapi berbagai problem seperti polusi, kemacetan, kebisingan, dan
perkampungan kumuh. Dengan revolusi industri maka zaman mesin telah
dimulai. Irama mesin telah mengubah corak kehidupan dunia kita sampai saat ini.
II. SARAN

Lebih dari itu, pada era industri generasi keempat ini, ukuran besar
perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci
keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh Uber yang
mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia atau
Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini
membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang
besar memangsa yang kecil. Oleh sebab itu, perusahaan harus peka dan
melakukan instrospeksi diri sehingga mampu mendeteksi posisinya di tengah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai panduan untuk
melakukan introspeksi diri, McKinsey&Company memaparkannya dalam
laporan berjudul An Incumbent’s Guide to Digital Disruption yang
memformulasikan empat tahapan posisi perusahaan di tengah era disruptif
teknologi.

 Tahap pertama, sinyal di tengah kebisingan (signals amidst the noise).


 Tahap kedua, perubahan lingkungan bisnis tampak lebih jelas (change takes
hold).
 Tahap ketiga, transformasi yang tak terelakkan (the inevitable
transformation).
 Tahap keempat, adaptasi pada keseimbangan baru (adapting to the new
normal).
DAFTAR PUSTAKA

1. http://derryjie.blogspot.com/2012/08/makalah-tentang-revolusi-industri.html
2. http://id.beritasatu.com/home/revolusi-industri-40/145390

Anda mungkin juga menyukai