Anda di halaman 1dari 9

PROSES DAN PENYEBARAN INOVASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

Pengampu Mata Kuliah


Prof. Sugiyo,M.Si

Oleh :

Amien Wahyudi NIM 0106621009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM DOKTORAL
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
Latar Belakang

Suatu ide,barang,kejadian atau metode yang memiliki manfaat dan dapat diamati sebagai
sesuatu yang baru bagi indvidu atau kelompok masyarkat, disebut dengan istilah inovasi. Ada
beberapa tujuan dari inovasi tetapi ada satu kesepakatan bahwa tujuan dari inovasi adalah untuk
memecahkan masalah tertentu, akhirnya bia dikatakan bahwa seuah inovasi bersifat subyektif
dan spesifik. Ada beberapa definisi inovasi menurut para ahli yaitu :

1. Inovasi adalah ide, praktik atau artefak yang dianggap baru oleh unit-uit yang relevan.
Inovasi merupakan bnetuk perubahanobjek. Perubahan terjadi karena ada tanggapan
terhadap situasi tertentu. Tidak semua hal bisa dipandang sebagai sebuah inovasi karena
boleh jadi disatu tempat tidak mengganggap hal tersebut sebagai sebuah inovasi
(Zalman,Duncan,1977)
2. Sebuah inovasi adalah suatu ide, praktik, atau obyek yang dianggap baru oleh individu
atau kelompok individu. Tidak penting, sejauh perilaku manusia yang bersangkutan,
apakah ide itu “obyektif” baru yang diukur dengan selang waktu sejak penggunaan
pertama atau penemuan. Kebaharuan dirasakan dari sejauh mana reaksi dari individu
terhadap ide baru tersebut. Jika ide tersebut tampakbaru bagi individu tersebut, maka
itulah yang disebut inovasi(Rogers,1983)

Dari pendapat para ahli di atas, dapat diketahui bahwa tidak terjadi perbedaan yang
mendasar tentang definisi inovasi antara satu dengan yang lain. Semua pendapat di atas
menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara dan barang-
barang buatan manusia yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau
kelompok orang. Walaupun tidak ada satu kesepahaman definisi mengenai inovasi, namun
secara umum Yogi (2008) menyimpulkan dari pandangan Rogers (2003) bahwa inovasi memiliki
beberapa atribut, yaitu :
1. Relative Advantage atau Keuntungan Relatif Sebuah inovasi harus mempunyai
keunggulan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah
nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya
dengan yang lain.
2. Compatibility atau Kesesuaian. Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau
kesesuaian dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama
tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak sedikit,
namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru.
Selain itu juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap
inovasi itu secara lebih cepat
3. Complexity atau Kerumitan. Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai
tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya.
Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih
baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.
4. Triability atau Kemungkinan dicoba Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan
terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama.
Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setap orang
atau pihak mempunyai kesempatan untuk mengujii kualitas dari sebuah inovasi.
5. Observability atau Kemudahan diamati. Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari
segi bagaimana ia bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Istilah modernisasi dan inovasi sering kali dikaitkan satu sama lain, karena kedua hal
tersebut tampak memiliki persamaan, yakni keduanya merupakan perubahan sosial. Kata modern
mempunyai berbagai macam arti atau juga mengandung berbagai macam tambahan arti. Semua
kata modern digunakan tidak hanya untuk orang tetapi juga dapat digunakan untuk bangsa,
sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, perumahan,
pakaian, serta berbagai macam kebiasaan.
Inovasi dan modernisasi merupakan perubahan sosial, di mana perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi dalam lembaga masyarakat yang berhubungan dengan nilai, sikap, sosial
dan pola perilaku yang dipengaruhi oleh kebudayaan baik secara material maupun immaterial.
Ada 3 tipe perubahan sosial yaitu perubahan lambat dan cepat; perubahan yang pengaruhnya
kecil dan besar; perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki. Perubahan
sosial akan menghasilkan inovasi yang dibagi menjadi discovery dan invensi. Berbagai inovasi
dapat berakibat pada modernisasi, dimana modernisasi dipahami sebagai proses perubahan dari
pola hidup yang lama kepola hidup yang baru, biasanya dipengaruhi oleh dunia barat yang
dikenal dengan dunia modern.
Berbagai inovasi yang dikembangkan akan terasa bermanfaat bila inovasi itu disebarkan
secara luas. Dalam sejarah kita bisa melihat proses revolusi industri diawali dari meluasnya
penggunakan inovasi dalam bidang teknologi yang berdampak pada perubahan sistem kerja
dalam kehidupan masyarakat modern.

Pembahasan

Tahapan proses Inovasi

Proses inovasi terdiri dari urutan lima tahap (Gambar 10-3), dua di subproses inisiasi dan tiga di
subproses implementasi.Tahap selanjutnya dalam proses inovasi tidak dapat dilakukan sampai
tahap sebelumnya telah diselesaikan, baik secara eksplisit maupun implisit. Dua yang pertama
dari lima tahapan dalam proses inovasi, penetapan agenda dan pencocokan, bersama-sama
merupakan inisiasi, didefinisikan sebagai semua pengumpulan informasi, konseptualisasi, dan
perencanaan untuk adopsi suatu inovasi, yang mengarah pada keputusan untuk mengambil.
Dapat dilihat stage dalam proses inovasi.

Proses inovasi dalam sebuah organisasi terdiri dari dua kegiatan besar: (1) inisiasi, terdiri dari:
semua pengumpulan informasi, konseptualisasi, dan perencanaan untuk adopsi suatu inovasi,
memimpin sampai dengan keputusan untuk mengadopsi, dan (2) implementasi, yang terdiri dari
semua peristiwa, tindakan, dan keputusan terlibat dalam menerapkan inovasi. Keputusan untuk
mengadopsi, ditampilkan sebagai garis putus-putus, membagi keduanya tahapan inisiasi dari
ketiga tahapan implementasi.
1. Pengaturan Agenda

Agenda inovasi merupakan masalah umum yang terjadi dalam organisasi. Karena kebutuhan ini
menyebabkan kebutuhan munculnya sebuah organisasi. Pengaturan agenda merupakan proses
yang terus berjalan di setiap sistem, menentukan sistem apa yang akan bekerja pada pertama,
berikutnya, dan seterusnya. Agenda-setting adalah cara di mana kebutuhan,dan masalah muncul
dan diprioritaskan untuk mendapatkan perhatian (Dearing dan Rogers, 1996). Tahap penetapan
agenda sebuah inovasi yang terdiri dari (1) mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan dan
masalah dan (2) mencari lingkungan untuk menemukan inovasi dan kegunaan potensial untuk
memenuhi masalah organisasi.

2. Pencocokan

Pencocokan didefinisikan sebagai tahap dalam proses inovasi di mana masalah dari agenda
organisasi yang cocok dengan inovasi untuk dirancang. Pada tahap kedua dalam proses inovasi
ini,pencocokan konseptual dengan inovasi yang akan dikembangkan. Dalam pengujian realitas
ini, anggota organisasi mencoba untuk menentukan kelayakan inovasi dalam memecahkan
masalah organisasi. Perencanaan tersebut memerlukan antisipasi manfaat, dan masalah yang
akan dihadapi inovasi ketika diimplementasikan. Menyesuaikan inovasi dengan kebutuhan
organisasi secara efektif adalah kunci apakah ide baru itu bertahan dari waktu ke waktu.
Goodman dan Stecker (1989) menemukan bahwa apakah suatu inovasi "menemukan rumah"
dengan menyesuaikan dengan kebutuhan atau program yang ada dalam organisasi kesehatan
sangat penting untuk keberlanjutan.

3. Mendefinisikan Ulang/Restrukturisasi

Pada tahap ini, inovasi didatangkan dari luar organisasi secara bertahap mulai kehilangan
karakter asingnya. Terjadi pendefinisian ulang/restrukturisas ketika inovasi ditemukan kembali
untuk mengakomodasi kebutuhan organisasi kebutuhan dan struktur lebih dekat, dan ketika
struktur organisasi.
4. Klarifikasi

Klarifikasi terjadi saat inovasi digunakan secara lebih luas dalam organisasi, sehingga makna ide
baru secara bertahap menjadi lebih jelas.

5. Rutinitas

Rutinisasi terjadi ketika suatu inovasi telah dimasukkan ke dalam kegiatan rutin organisasi dan
telah kehilangan identitas tersendiri. Saat itu titik, proses inovasi selesai. Rutinisasi tidak
sesederhana seperti yang terlihat pada pandangan pertama.Penelitian yang cukup besar telah
dilakukan dalam beberapa tahun terakhir tentang keberlanjutan, konsep yang terkait erat dengan
rutinitas, yang didefinisikan sebagai sejauh mana inovasi terus digunakan setelah upaya awal
untuk mengamankan adopsi adalah lengkap.

Pertimbangkan intervensi penelitian yang dilakukan dalam kesehatan organisasi, di mana


program baru diperkenalkan dan dievaluasi. Setelah proyek penelitian selesai dan pendanaan
khusus serta keahlian berakhir, akankah? program inovatif dilanjutkan, atau akan dihentikan?
Keputusan ini mengenai keberlanjutan juga disebut "pelembagaan" oleh beberapa sarjana
(Goodman dan Steckler, 1989). Salah satu faktor penting dalam menjelaskan sejauh mana suatu
inovasi dipertahankan oleh organisasi adalah partisipasi, yang didefinisikan sebagai sejauh mana
anggota organisasi terlibat dalam proses inovasi (Green, 1986).

Jika banyak anggota organisasi berpartisipasi dalam merancang, mendiskusikan, dan


menerapkan suatu inovasi, keberlanjutannya dari waktu ke waktu lebih mungkin. Jika keputusan
inovasi adalah keputusan otoritas, dengan hanya satu atau beberapa individu kuat yang terlibat,
dan jika otoritas ini kebetulan meninggalkan organisasi, keberlanjutan inovasi terancam.
Keputusan inovasi kolektif biasanya memiliki keberlanjutan yang lebih besar daripada keputusan
inovasi otoritas, karena partisipasi yang lebih luas di dalamnya.

Penyebaran Inovasi

Bagaimana inovasi menyebar, setidaknya Rogers (2003) menuliskan beberapa cara


penyebaran sebuah inovasi, yaitu :

1. Bagaimana inovasi ini menyebar ke seluruh negeri ? Dengan jaringan interpersonal. Hari
ini, lebih dari dua ratus ribu eksemplar EndNote telah dijual (Rosen, 2001). Sebuah studi
difusi EndNote akan menunjukkan, bahwa produk baru ini menyebar hampir seluruhnya
melalui saluran antarpribadi ( hal, 248)

2. Inovasi menyebar relatif cepat karena federal yang kuat sponsor dari National Science
Foundation dan Departemen A.S Pendidikan.artinya bahawa peranan pemerintah dalam
menyebarkan sebuah inovasi sangat berpenagruh terhadap kecepatan invasi tersebut di
sebarkan.

3. Dimensi ikatan lemah versus kuat ini adalah kedekatan komunikasi, didefinisikan
sebelumnya bahwa sejauh mana dua individu memiliki jaringan komunikasi yang
tumpang tindih.Misalnya, Liu dan Duff (1972) dan Duff dan Liu (1975) menemukan
bahwa inovasi keluarga berencana lebih menyebar cepat di antara anggota kelompok
kecil ibu rumah. (hal 383)

4. Inovasi menyebar di antara perusahaan-perusahaan dalam suatu industri dalam proses


difusi yang mirip dengan cara inovasi menyebar di antara individu-individu dalam suatu
komunitas atau sistem lain (perusahaan) (hal 454)

Beberapa Inovasi dalam Pembelajaran

Problem Based Learning Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry,
memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Cara ini menurut Hosnan,
(2014) bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari
siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta
mendapatkan pengetahuan konsepkonsep penting, di mana tugas guru harus memfokuskan diri
untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Problem Based Learning juga
merupakan salah satu bentuk inovasi dalam bidang pembelajaran.

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan mengubah tingkah laku siswa, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Perubahan tingkah laku yang diharapkan meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai
atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa. Tujuan utama Problem
Based Learning bukanlah saja tentang penyampaian sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswa,
melainkan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah
dan sekaligus mengembangkan kemampuan siswa untuk secara aktif membangun pengetahuan
sendiri. Hosnan (2014) mengungkapkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat
terbentuk ketika siswa berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi dan sumber
belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.

Model Research Based Learning (RBL) merupakan salah satu model yang membawa
siswa menjadi aktif (student centered) dengan mengadakan percobaan dan penelitian. Poonpan
(2001) menyampaikan bahwa peserta didik seharusnya dapat membangun pengetahuan baru dari
prosedur penelitian. Research Based Learning merupakan salah satu bentuk inovasi model
pembelajaran. Pelaksanaan Research Based Learning (RBL) terdiri dari a) kegiatan awal; b)
kegiatan inti; dan c) kegiatan akhir di mana dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
digunakan model Research Based Learning (RBL) dengan enam tahap.

1. Tahap pengenalan/expose stage;


2. Tahap pemberian referensi/lecturing of core knowledge;
3. Tahap tindakan/experience stage;
4. Diskusi/intern report for feedback;
5. Presentasi/presentation; dan
6. Laporan akhir/final report

Daftar Pustaka

Hosnan.2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci


Sukses Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Poonpan, S.2001. Indicators of Research-Based Learning Instructional Process: A Case Study of
Best Practice in a Primary School. Disertasi. Faculty of Education, Chulalongkorn University
Phaya Thai. Thailand.
Rogers, E.M., 2003. Diffusion of Innovations 5th edition, Free Press. New York
Rogers, E. M. 1983. Diffusion of Innovations. London: Collier Macmillan Publisher.
Yogi Suwarno.2008.Inovasi di Sektor Publik. See discussions, stats, and author profiles for this
publication at: https://www.researchgate.net/publication/328202667
Zaltman, Gerald, dan Duncan, R. (1977). Strategy of Planned Change. New York: A. Willey-
Interscience Publication John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai