Anda di halaman 1dari 24

Komunikasi Efektif, Pengertian Tujuan

Fungsi
Mas Wedan2 November 20161

Pengertian Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.

Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi

Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :

Latar belakang budaya

Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,
sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka
komunikasi semakin efektif.

Ikatan kelompok atau group

Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.

Harapan

Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan
yang diharapkan.

Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan
yang disampaikan.

Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.

Unsur-unsur Komunikasi

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi,
antara lain:

1. Komunikator.

Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media
tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal
(sumber) terjadinya suatu komunikasi.

2. Komunikan

Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami,


menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.

3. Media

Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi.
Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa
tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya

4. Pesan.

Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada
Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap
kesinambungan komunikasi

5. Tanggapan.

Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan.


Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan
yang diterima.

Tujuan Komunikasi Efektif

 Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam
memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi
sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta
dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau
komunikan.
 Agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang sehingga
tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa
nonverbal secara baik.
FUNGSI KOMUNIKASI EFEKTIF

Dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin hubungan, saling pengertian dengan orang lain
karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:

1. Fungsi informasi.

Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar
komunikan dapat memahaminya.

2. Fungsi ekspresi.

Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap
sesuatu hal atau permasalahan.

3. Fungsi kontrol.

Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa
perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.

4. Fungsi sosial.

Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.

5. Fungsi ekonomi.

Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.

Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif


Hambatan komunikasi

Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya
proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima
dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.

Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi tidak efektif yaitu adalah:

1. Status effect

Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan
dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang
diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya
atau pendapatnya.

2. Semantic Problems

Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan
bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi,
kedelai menjadi keledai dan lain-lain.

3. Perceptual distorsion

Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.
Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.

4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti
contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.

5. Physical Distractions

Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan
cahaya yang kurang jelas.

6. Poor choice of communication channels

Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang
terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat
televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan
dimengerti dengan jelas.

7. No Feed back

Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan
kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan
tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Komunikasi, Teknik Dan Model Komunikasi Dalam Proses Belajar


Mengajar

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu
bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa
dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Di dalam komunikasi tersebut terdapat
pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan, keterampilan ataupun sikap
dan nilai dari komunikator (pendidik, dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik,
mahasiswa, siswa) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

B. Unsur-unsur komunikasi menurut Harold Lasswell :


1. Komunikator (Source, Sender)
2. Pesan (Message)
3. Media (Channel)
4. Komunikan (Receiver)
5. Efek (Effect, Influence)
Pada saat ini masih banyak didapati di berbagai institusi pendidikan, pelatihan, termasuk di
Perguruan tinggi, yang dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti, pengajar (baik guru
atau dosen) mengajar secara alami sesuai dengan bakat mengajar yang dimiliki. Ada juga
guru/dosen yang mengajarnya cenderung meniru gaya orang yang dahulu pernah menjadi
guru atau dosennya. Kenyataan diatas akan menimbulkan beberapa persoalan, baik bagi
pengajar maupun peserta didik. Tipe pertama misalnya, akan menimbulkan masalah bagi
dosen/guru yang tidak mempunyai bakat mengajar atau mempunyai keterbatasan dalam
menyampaikan pesan secara lisan, adapun untuk tipe kedua, jika tidak hati-hati, dosen/guru
cenderung akan meniru gaya orang yang diidolakannya, tanpa melihat sisi kelemahannya.
Dalam penyampaian materi perkuliahan kepada peserta didik/audien, ada beberapa factor
yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah peserta didik, ruangan kelas, metode dan
materi itu sendiri. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada suatu perkuliahan,
metode pembelajaran dan komunikasi harus mendapat perhatian khusus dalam setiap proses
pembelajaran. Metode pembelajaran dan komunikasi tidak selalu harus sama untuk setiap
materi.
Proses belajar (learning) adalah suatu perubahan yang relatif tetap dalam persediaan tingkah
laku, yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Ini berarti, hanya dapat dikatakan terjadi proses
belajar bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang tidak sama. Jika ia dapat membuktikan
pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau ia bisa melakukan sesuatu, yang sebelumnya ia
tidak dapat melakukannya. Jadi, proses belajar menempatkan seseorang dari status
kemampuan atau kecakapan (ability) yang satu kepada kemampuan/kecakapan yang lain.
Pengajar yang baik seharusnya memahami karakteristik siswanya agar ia sukses dalam
melaksanakan peran mengajarnya. Dalam proses belajar mengajar kemungkinan akan
menemui mahasiswa yang sulit untuk melakukan kontak dengan dunia sekitarnya, suka
mengasingkan diri, cenderung menutup diri. Dalam kaitan dengan hal ini, maka dosen/guru
hendaknya merencanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan keadaan dan
kepribadian mahasiswa. Belajar mengajar sebagai proses (process), pada hakikatnya
mengandung tiga unsur yaitu adanya input (bahan mentah yang akan diolah), process
(kegiatan mengolah input) dan output (hasil yang telah diolah). Suatu proses dipandang baik
apabila kualitas output lebih baik dari pada input. Input proses belajar mengajar adalah
mahasiswa sebelum perkuliahan. Proses belajar mengajar adalah interaksi antara komponen-
komponen belajar mengajar yaitu tujuan, bahan, metode dosen, mahasiswa, fasilitas dan
penilaian. Output dari proses belajar mengajar yaitu peserta didik (mahasiswa) setelah
menerima perkuliahan.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang, begitu
pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai.
Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut
:
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif
dan efisien
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap
orang mau memberikan kontribusi.

Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk mentranmisikan
atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan
dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator
hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke
samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi hendaknya
mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk
menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor. Menurut Marsetio Donosepoetro
mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu
ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu
2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai
dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu
3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai
dengan maksud komunikasi.

Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan, menyampaikan


gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses
komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-
pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis. Komunikasi
secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada
secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan
hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya. Terjadinya proses komunikasi dalam
organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana
menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa “Komunikasi formal terjadi, dalam memilih
informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap.
Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan.
Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan.” Dalam
struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir
bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu
saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah
perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis
komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi
semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah komunikasi yang
tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran, saran ide, atau
informasi secara pribadi.” Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan
pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal. Menurut Oteng
Sutisna bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran
penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan
persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.”
Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia akan
mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi dan
masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-putusan
yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama. Dalam kegiatan suatu
organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas
dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya
suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau
ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, sehingga
terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan
untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan hal tersebut,
bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal
apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan,
maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang
menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif
dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang
berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di mana antara keduanya
sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan
komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap
halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak
mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.

C. Faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar :


1. Faktor internal
Segala faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa, contohnya yaitu kemampuan
mahasiswa, motivasi, perhatian, persepsi, pemrosesan informasi mencakup (ingatan, lupa dan
transfer)
2. Faktor eksternal
Segala faktor yang bersumber dari luar diri mahasiswa, contohnya yaitu kondisi belajar dan
pemberian umpan balik.

D. Hakikat dan proses komunikasi :


1. Komunikasi berasal dari kata latin “communicare” yang berarti berpartisipasi atau
memberitahukan
2. Komunikasi adalah proses merubah perilaku orang lain.

E. Komunikasi interpersonal dalam kegiatan proses belajar mengajar


Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dosen dengan mahasiswa
atau antara mahasiswa dengan mahasiswa. Keeefektifan komunikasi tersebut tergantung dari
kedua belah pihak, namun, karena dosen yang memegang kendali maka tanggungjawab
terjadinya komunikasi interpersonal yang sehat dan efektif terletak di tangan dosen.

F. Komponen keterampilan berkomunikasi interpersonal


Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mahasiswa, kemampuan ini berkaitan dengan
penciptaan iklim yang positif dalam kegiatan belajar, yang memungkinkan mahasiswa mau
mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa. Kemampuan
menjelaskan perasaan yang diungkapkan mahasiswa. Bila mahasiswa sudah bebas
mengungkapkan perasaan/masalah yang dihadapinya, tugas dosen kini adalah membantu
mahasiswa untuk mengklarifikasi ungkapan perasaan tersebut.

G. Teknik komunikasi dalam proses belajar mengajar


Menurut Uchyana(1984), teknik komunikasi terdiri atas :
1. Komunikasi informatif (informatif communication)
Suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru
yang diketahuinya
2. Komunikasi persuasif (persuasive communication)
Proses mempengaruhi sikap, pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan
membujuk, mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran sendiri.
3. Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
Komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga
orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu secara terpaksa, karena takut
akibatnya.

H. Macam-macam Komunikasi dalam Pembelajaran


1. Secara Langsung
Seorang guru/dosen memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap muka dengan
para siswa dalam suatu ruangan ataupun di luar ruangan dalam konteks pembelajaran. Seperti
yang terjadi di sekitar kita mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
2. Secara Tidak Langsung
Guru/dosen dapat memberikan suatu pembelajaran melalui suatu media tanpa harus bertatap
muka secara langsung dengan siswa. Dan siswapun dapat memperoleh informasi secara luas
melalui media tersebut. Seperti model sekolah jarak jauh yaitu memanfaatkan media internet
sebagai alat untuk pembelajaran.

I. Komunikasi dengan media


Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa fungsi lain yang dapat dilakukan
oleh media. Namun jarang sekali ditemukan seluruh fungsi tersebut dipenuhi oleh media
komunikasi dalam suatu sistem pembelajaran. Sebaliknya suatu program media tunggal
seringkali dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Fungsi-fungsi tersebut antara lain :
1. Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang akan
diperolehmya atau ketrampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan
apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia
telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang diharapkan. Untuk pembelajaran
khususnya yang menampilkan gerak dapat mempertunjukkan kinerja (performance) yang
harus dipelajari siswa. Dengan demikian dapat menjadi model perilaku yang diharapkan
dapat dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.
2. Memotivasi siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Tanpa
motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk memotivasi
siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mangkin keadaan di masa depan,
dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika siswa menjadi
yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di masa depan, ia akan
termotivasi mengikuti pembelajaran. Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan
masa depan adalah media yang dapat menunjukkan sesuatu atau menceritakan (tell) hal
tersebut. Bila teknik bermain peran digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman yang
dirasakan siswa akan lebih kuat. Film juga seringkali diproduksi dan digunakan untuk tujuan
motivasi dengan cara yang lebih alami.
3. Menyajikan informasi
Media seperti film dan televisi dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Guru kelas
bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat menggunakan energinya
kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan kegiatan siswa, mendiagnosa masalah
siswa, memberikan konseling secara individual. Ada tiga jenis variasi penyajian informasi:
a. Penyajian dasar (basic)
Membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudian
dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau review oleh guru kelas
b. Penyajian pelengkap (supplementary)
Setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk membawa
sumber-sumber tambahan ke dalarn kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas
dengan cara apapun
c. Penyajian pengayaan (enrichment)
Merupakan informasi yang tidak merupakan bagian dari tujuan pembelajaran, didiadakan
karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap dalam diri siswa.
4. Merangsang diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan loncat, diambil
dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan
diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan, seringkali melalui
drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik. Penyajian dibiarkan terbuka (open-
end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran pemecahan masalah. Kesimpulan atau
jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau
dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka
masalah, menyajikan latar belakang informasi dan memberikan fokus diskusi.
5. Mengarahkan kegiatan siswa
Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut metode
kinerja (performance) atau metode penerapan (application). Penekanan dari metode ini adalah
pada kegiatan melakukan (doing). Media dapat digunakan secara singkat atau sebentar –
sebentar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media
digunakan untuk mengarahkan siswa dilakukan kegiatan langkah demi langkah (step-by-
step). Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa, seperti
tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah demi langkah untuk percobaan
laboratorium yang kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang sangat
disukai khususnya bagi siswa sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi,
melibatkan siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.
6. Menguatkan belajar
Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi.
Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung meningkatkan
kemungkinan siswa merespon dengan tingkah laku yang diharapkan. Penguatan paling efektif
diberikan beberapa saat setelah respon diberikan. Suatu program media menyajikan
pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menyusun jawabannya atau memilih dari beberapa
kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi untuk
segera mengetahui jawaban yang benar. Jika siswa mengetahui bahwa jawabannya benar,
maka ia dikuatkan. Bahkan jika siswa tahu jawabannya salah, namun jika ditunjukkan
seberapa dekat jawabannya mendekati kebenaran, maka hal tersebut juga merupakan
penguatan. Media apapun yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi juga mampu
menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab. Media apapun yang mampu
melakukan fungsi ini, ia juga dirancang untuk memberikan jawaban benar terhadap
pertanyaan kognitif, segera setelah siswa diberi kesempatan menjawab, sehingga
dimungkinkan untuk membandingkan dan memperoleh pengetahuan tentang hasil sesegera
mungkin.
Agus Suheri (2006:1) menyebutkan bahwa Lembaga Riset dan Penerbitan Komputer, yaitu
Computer Technology Research (CTR) menemukan bahwa ”orang hanya mampu mengingat
20 % dari apa yang dilihat dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50 %
dari yang dilihat dan didengar dan 80 % dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus.
Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu syarat pembelajaran
dapat berlangsung efektif. Jadi bila kita ingin menjadi guru yang efektif, marilah kita
bersama-sama memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi kepada siswa-siswa kita pada
setiap pembelajaran yang kita laksanakan. Ada beberapa komponen dalam komunikasi
pembelajaran yang efektif, yaitu:
1. Penggunaan terminologi yang tepat
2. Presentasi yang sinambung dan runtut
3. Sinyal transisi atau perpindahan topik bahasan
4. Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran
5. Kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi
nonverbal.
Komunikasi Interpersonal – Pengertian,
Elemen, Sifat dan Prinsip
Sponsors Link

Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal atau
komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling
bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya. Atau dengan kata lain,
komunikasi interpersonal adalah salah satu konteks komunikasi dimana setiap individu
mengkomunikasikan perasaan, gagasan, emosi, serta informasi lainnya secara tatap muka
kepada individu lainnya.

ads

Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dalam bentuk verbal maupun nonverbal.


Komunikasi interpersonal tidak hanya tentang apa yang dikatakan dan apa yang diterima
namun juga tentang bagaimana hal itu dikatakan, bagaimana bahasa tubuh yang digunakan,
dan apa ekspresi wajah yang diberikan.
Pengertian Komunikasi Interpersonal

Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli, diantaranya
adalah sebagai berikut :

 G.R Miller dan M. Steinberg (1975): Komunikasi interpersonal dapat dipandang sebagai
komunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan interpersonal. (baca: Teori Komunikasi
Menurut Para Ahli)
 Judy C. Pearson, dkk (2011) : Komunikasi interpersonal sebagai proses yang menggunakan
pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna antara-paling tidak-antara dua orang dalam
sebuah situasi yang memungkinkan adanya kesempatan yang sama bagi pembicara dan
pendengar.
 Joseph A. DeVito (2013) : Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal
antara dua (atau kadang-kadang lebih dari dua) orang yang saling tergantung satu sama lain.
 Ronald B. Adler, dkk (2009) : Komunikasi interpersonal adalah semua komunikasi antara dua
orang atau secara kontekstual komunikasi interpersonal. (baca: Teori Dramaturgi)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan interpersonal antara dua orang atau lebih,
baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan makna.

Elemen-elemen dalam Komunikasi Interpersonal

Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah dijelaskan bahwa pada umumnya komunikasi
memiliki beberapa elemen penting yaitu sumber, penerima, pesan, saluran, encoding,
decoding, gangguan, umpan balik, dan konteks. Begitu pula halnya dengan komunikasi
interpersonal. Menurut Joseph A. DeVito (2013 : 8-16), dalam komunikasi interpersonal
terdapat beberapa unsur atau elemen penting, yaitu :

Komunikasi interpersonal melibatkan paling tidak dua orang dimana masing-masing pihak
dapat berperan sebagai sumber (source) yakni membentuk dan mengirimkan pesan dan juga
berperan sebagai penerima (receiver) yakni menerima pesan. (baca: Sosiologi Komunikasi)

Dengan memahami elemen-elemen penting dalam komunikasi interpersonal, maka kita akan
dapat memperbaiki kompetensi serta keterampilan kita dalam komunikasi interpersonal.

Sifat Komunikasi Interpersonal

Menurut Joseph A. DeVito (2013), komunikasi interpersonal memiliki beberapa sifat, yaitu :

 Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua individu atau lebih
yang masing-masing saling bergantung.

Pada umumnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang atau biasa
disebut juga dengan komunikasi diadik. Misalnya komunikasi antara seorang anak dan ayah
dan lain-lain. Meskipun begitu, komunikasi interpersonal juga merujuk pada komunikasi
dalam kelompok kecil seperti misalnya keluarga. Walau dalam keluarga, komunikasi
berlangsung dalam bentuk komunikasi diadik seperti ibu kepada anak.

baca: Komunikasi Kesehatan – Komunikasi Asertif


 Komunikasi interpersonal adalah secara inheren bersifat relasional.

Karena sifatnya yang saling bergantung, komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari dan
bersifat sangat penting. Komunikasi interpersonal berperan dalam sebuah hubungan yang
berdampak pada hubungan dan mengartikan hubungan itu sendiri. Komunikasi yang
berlangsung dalam sebuah hubungan adalah bagian dari fungsi hubungan itu sendiri. Oleh
karena itu, cara kita berkomunikasi sebagian besar ditentukan oleh jenis hubungan yang ada
antara kita dan orang lain. Perlu dipahami pula bahwa cara kita berkomunikasi, cara kita
berinteraksi, akan mempengaruhi jenis hubungan yang dibangun. (baca: Komunikasi
Pertanian)

 Komunikasi interpersonal berada pada sebuah rangkaian kesatuan.

Komunikasi interpersonal berada dalam sebuah rangkaian kesatuan yang panjang yang
membentang dari impersonal ke personal yang lebih tinggi. Pada titik impersonal, kita
berkomunikasi secara sederhana antara orang-orang yang tidak saling mengenal, misalnya
pembeli dan penjual. Sedangkan pada titik personal yang lebih tinggi, komunikasi
berlangsung antara orang-orang yang secara akrab terhubung satu sama lain, misalnya ayah
dan anak.

baca: Etika Komunikasi – Komunikasi Islam

 Komunikasi interpersonal melibatkan pesan verbal maupun pesan nonverbal.

Komunikasi interpersonal melibatkan pertukaran pesan baik pesan verbal maupun pesan
nonverbal. Kata-kata yang kita gunakan dalam komunikasi tatap muka dengan orang lain
biasanya disertai dengan petunjuk nonverbal seperti ekspresi wajah, kontak mata, dan gerak
tubuh atau bahasa tubuh. Kita menerima pesan interpersonal melalui panca indera yang kita
miliki seperti mendengar, melihat, mencium, dan menyenuh. Kita bersikap diam pun
sebernarnya mengirimkan suatu pesan interpersonal. Pesan-pesan yang disampaikan sebagian
besar bergantung pada faktor-faktor lain yang terlibat dalam interaksi. (baca
juga: Komunikasi Massa)

 Komunikasi interpersonal berlangsung dalam berbagai bentuk.

Komunikasi interpersonal pada umumnya berlangsung secara tatap muka, misalnya ketika
kita berbicara dengan ibu atau ayah kita. Di era kemajuan teknologi komunikasi seperti
sekarang, komunikasi interpersonal berlangsung melalui jaringan komputer. Kehadiran
internet sebagai media komunikasi serta media komunikasi modern lainnya menjadikan
komunikasi interpersonal dapat dilakukan melalui surat eletronik atau media sosial. Beberapa
bentuk komunikasi interpersonal masa kini bersifat real time, dalam artian pesan yang
dikirim dan diterima pada satu waktu sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Pesan
yang dikirimkan dan diterima melalui berbagai media sosial dalam konteks komunikasi
interpersonal jelas memiliki pengaruh media sosial serta efek media sosial bagi hubungan
interpersonal yang dibangun.

 Komunikasi interpersonal melibatkan berbagai pilihan.

Pesan-pesan interpersonal yang kita komunikasikan kepada orang lain adalah hasil dari
berbagai pilihan yang telah kita buat. Dalam kehidupan interpersonal kita dan interaksi kita
dengan orang lain, kita disajikan dengan berbagai pilihan. Maksudnya adalah momen ketika
kita harus membuat pilihan kepada siapa kita berkomunikasi, apa yang akan kita katakan, apa
yang tidak boleh kita katakan, apakah pilihan frasa yang ingin kita katakan, dan lain
sebagainya. Pilihan-pilihan komunikasi interpersonal beserta alasannya, dalam beberapa
situasi, berbagai pilihan yang dipilih dapat bekerja dengan baik dibanding yang lainnya.

baca: Komunikasi Pembelajaran – Literasi Media

ads

Prinsip-Prinsip dalam Komunikasi Interpersonal

Menurut Joseph A. DeVito (2013), prinsip-prinsip komunikasi interspersonal adalah sebagai


berikut :

1. Komunikasi interpersonal adalah suatu proses transaksional. Komunikasi interpersonal


adalah sebuah proses, atau kejadian yang berkelanjutan, dimana masing-masing elemen
saling bergantung satu sama lain. Komunikasi interpersonal secara konstan terus terjadi dan
mengalami perubahan. Agar dapat memahami gambaran komunikasi interpersonal sebagai
proses transaksional maka model komunikasi transaksional dapat menjadi jawabannya.
2. Komunikasi interpersonal memiliki tujuan. Komunikasi interpersonal memiliki 5 (lima)
tujuan, yaitu untuk :
o belajar – komunikasi interpersonal membuat kita dapat belajar memahami orang
lain dan dunia secara lebih baik. (baca: Fotografi Jurnalistik)
o membina hubungan – komunikasi interpersonal membantu kita untuk berhubungan
dengan orang lain.
o mempengaruhi – melalui komunikasi interpersonal kita dapat mempengaruhi sikap
dan perilaku orang lain.
o bermain – komunikasi interpersonal dapat berfungsi sebagai kegiatan bermain.
o membantu – melalui komunikasi interpersonal seorang terapis menggunakan teknik
penyebuhan jiwa yang dikenal dengan metode komunikasi terapeutik dalam
keperawatan.
3. Komunikasi interpersonal adalah ambigu. Semua pesan-pesan berpotensi ambigu, masing-
masing orang akan memberikan makna yang berbeda terhadap pesan yang sama. Terdapat
ambiguitas dalam semua hubungan. (baca: Komunikasi Dakwah)
4. Hubungan interpersonal dapat berbentuk simetris atau komplementer. Interaksi
interpersonal dapat merangsang pola perilaku yang sama atau berbeda.
5. Komunikasi interpersonal merujuk pada isi dan hubungan diantara para partisipan. Dalam
sistem komunikasi interpersonal, hubungan interpersonal memegang peranan yang sangat
penting karena hubungan interpersonal yang baik merupakan penanda bagi komunikasi
yang efektif.
6. Komunikasi interpersonal adalah dapat diberi tanda atau ditandai karenanya setiap orang
memisahkan bagian-bagian komunikasi ke dalam stimuli atau rangsangan dan respon
terhadap perspektif dasar yang dimiliki oleh masing-masing partisipan. (baca: Komunikasi
Bisnis)
7. Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari, tidak dapat diulang, dan tidak dapat diubah.
Ketika berada dalam sebuah situasi interpersonal, kita tidak dapat tidak berkomunikasi, dan
kita tidak dapat mengulang secara tepat sebuah pesan secara spesifik. (baca: Konvergensi
Media)
Sementara itu, menurut Paul Watzlawick, Janet Beavin, dan Don Jackson, terdapat 5
(lima) prinsip-prinsip komunikasi atau aksioma komunikasi yang dapat membantu kita
memahami interaksi komunikasi interpersonal secara lebih utuh, yaitu :

1. Kita tidak dapat tidak berkomunikasi. (baca: Konvergensi Media)


2. Setiap interaksi memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan.
3. Setiap interaksi dimaknai dengan bagaimana interaksi tersebut diberi tanda.
4. Pesan berupa simbol-simbol verbal dan petunjuk nonverbal. (baca: Komunikasi Politik)
5. Pertukaran pesan bersifat simetris atau komplementer.

Baca : Etnografi Komunikasi – Jurnalistik Online

Teori Komunikasi Interpersonal

Dalam konteks komunikasi interpersonal, sejumlah teori komunikasi interpersonal atau


disebut juga dengan teori-teori komunikasi antarpribadi telah banyak dirumuskan dan
dikembangkan oleh para ahli teori komunikasi interpersonal dalam rangka menjelaskan
bagaimana orang memberikan makna terhadap suatu kejadian, mengapa mereka bertindak
dengan cara mereka, bagaimana mereka membuat keputusan tentang pesan, dan efek
komunikasi yang terjadi dalam hubungan. Berbagai teori komunikasi interpersonal yang ada
dapat digunakan untuk memahami proses komunikasi.

Berikut beberapa teori komunikasi interpersonal sebagaimana dirumuskan oleh para ahli,
diantaranya adalah :

1. Constructivism – kerangka kerja teoritis yang berupaya untuk menjelaskan mengapa individu
berkomunikasi dengan cara yang mereka lakukan dan mengapa beberapa komunikator lebih
sukses dibanding yang lainnya. Konstruktivisme dikenalkan oleh Jesse Delia.
2. Symbolic interactionism atau interaksionisme simbolik atau teori interaksi simbolik – sebuah
perspektif sosiologi yang dipengaruhi oleh banyak ahli teori yaitu George Herbert Mead dan
Herbert Blumer. Interaksionisme simbolik pada dasarnya menggambarkan bagaimana
individu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk membentuk makna,
bagaimana mereka menciptakan dan menyajikan dirinya sendiri, serta bagaimana ketika
mereka berinteraksi dengan orang lain menggunakan simbol-simbol untuk membentuk
masyarakat.
3. Attribution Theory – sebuah kerangka kerja untuk memahami bagaimana masing-masing
individu menginterpretasikan perilaku mereka sendiri dan perilaku orang lain. Menurut Fritz
Heider, manusia termotivasi untuk memahami perilaku dan menjelaskan pola perilaku.
4. Fundamental interpersonal relationship orientation theory – teori yang dikenalkan oleh
William Schutz ini berpendapat bahwa orang termotivasi untuk memenuhi tiga kebutuhan
yaitu inklusi (kebutuhan merasa dimiliki), kontrol (kebutuhan untuk membentuk interaksi
dengan orang lain), dan afeksi (kebutuhan untuk disukai dan menjalin hubungan).
(baca: Komunikasi Pembangunan)
5. Action assembly theory – teori yang dikenalkan oleh John Green ini berusaha untuk
menjelaskan dari mana pikiran kita datang dan bagaimana kita mengartikan berbagai macam
pikiran tersebut ke dalam komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
6. Communication accommodation theory – teori yang dikembangkan oleh Howard Giles dkk
ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang memodifikasi atau mengubah
perilaku komunikasi mereka dalam situasi yang berbeda. (baca: Komunikasi Internasional)
7. Social penetration theory – teori yang digagas oleh Irving Altman dan Dalmas Taylor
menggambarkan bagaimana self-disclosure menggerakan hubungan dari superfisial ke intim.
Ini adalah teori pertama yang mengkaji tentang bagaimana perubahan dalam pola
komunikasi dapat berdampak pada perubahan dalam hubungan. (baca: Psikologi
Komunikasi)
8. The relationship development model – teori yang dikenalkan oleh Mark Knapp menyajikan
sepuluh tahapan model hubungan yang dapat menyatukan atau bahkan terpisah. Setiap
tahapan bercirikan pola komunikasi yang berbeda. (Baca : Teori Komunikasi Persuasif)

Sponsors Link

Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai asosiasi antara paling tidak dua orang yang
saling bergantung, yang menggunakan beberapa pola interaksi secara konsisten, dan siapa
yang menjadi pasangan interaksi dalam sebuah periode waktu. Hubungan interpersonal
merupakan hal paling penting dalam dalam komunikasi interpersonal yang efektif.

Jurgen Reusch dan Gregory Bateson (1951) telah mengemukakan bahwa komunikasi
mendefinisikan hubungan interpersonal. Pandangan ini telah membuat bergesernya studi
komunikasi interpersonal dari isi pesan kepada aspek relasional. Kemudian, Gerarld R.
Miller dalam Rakhmat (2001 : 119) menyatakan bahwa untuk memahami proses
komunikasi interpersonal dituntut adanya pemahaman mengenai hubungan simbiotis antara
komunikasi dan perkembangan relasional. Dalam artian, perkembangan relasional
dipengaruhi oleh komunikasi hingga pada akhirnya (secara simultan), sifat komunikasi antar
partisipan komunikasi dipengaruhi oleh perkembangan relasional.

Dalam sudut pandang psikologi komunikasi, hubungan interpersonal yang baik dapat
membuat orang semakin lebih terbuka untuk mengungkapkan dirinya, semakin lebih cermat
dalam memberikan persepsi terhadap dirinya dan orang lain, sehingga komunikasi yang
berlangsung diantara partisipan komunikasi akan semakin efektif.

a. Tahapan Hubungan Interpersonal

Menurut Joseph A. DeVito (2013), hubungan interpersonal dibangun melalui beberapa


tahapan, yaitu :

 Kontak

Pada tahapan ini, terdapat beberapa jenis kontak persepsi seperti apa yang kita lihat, apa yang
kita dengar, dan lain-lain. Dari tahapan ini kita membentuk sebuah gambaran mental dan fisik
seperti gender (Baca : Komunikasi Gender), usia, kepercayaan dan nilai, dan lain-lain.
Setelah terjadi persepsi, kemudian dilanjutkan dengana kontak interaksional yang superfisial
dan relatif impersonal. Pada tahapan inilah biasanya kita melakukan pertukaran informasi
kepada mereka yang terlibat dalam proses komunukasi. Misalnya, “Halo, perkenalkan nama
saya Gepeng.”. Para peneliti berpendapat pada tahapan kontak inilah kita nantinya akan
memutuskan apakah kita melanjutkan hubungan atau tidak. (baca: Sistem Komunikasi
Interpersonal)

 Keterlibatan
Pada tahapan keterlibatan hubungan, berkembang rasa kesamaan karena terhubung. Di sinilah
kita mengalami dan mencoba untuk belajar lebih banyak tentang orang lain. Dalam tahapan
keterlibatan terdapat dua fase yaitu fase menguji dan fase mengintensifkan. Pada fase
menguji, kita ingin melihat apakah penilaian awal yang kita miliki terbutki beralasan atau
tidak. Misalnya, kita bertanya, “Di manakah kamu bekerja?”. Jika kita ingin mengetahui
seseorang lebih baik lagi maka kita akan lanjutkan keterlibatan kita dengan secara intensif
melakukan interaksi yang diawali dengan memberitahu informasi mengenai diri kita.

 Keakraban

Pada tahapan ini kita berkomitmen pada diri kita sendiri untuk tetap mengenal lebih jauh
seseorang dan membentuk sebuah hubungan ketika seseorang tersebut menjadi seorang
teman dekat, atau pasangan. Kualitas dan kuantitas pertukaran interpersonal berkembang dan
menjadikan kita menjadi lebih sering membicarakan secara rinci tentang hubungan tersebut.
(baca: Teori komunikasi Massa)

Selanjutnya, kita akan saling berbagi jaringan sosial dan lain-lain. Pada tahapan inilah
kepuasan hubungan juga berkembang. Dalam tahapan ini terdapat dua fase. Pada fase
pertama atau fase komitmen interpersonal dua orang berkomitmen kepada mereka sendiri
kepada orang lain dalam cara yang pribadi. Pada fase ikatan sosial, komitmen dibuat umum,
misalnya kepada keluarga dan teman. (baca: Komunikasi Lintas Budaya)

 Kemunduran

Tahap kemunduran hubungan ditandai dengan melemahnya ikatan antara teman atau kekasih.
Fase pertama pada tahapan kemunduran hubungan adalah ketidakpuasan intrapersonal yang
mulai dialami saat berinteraksi dan mulai memandang masa depan yang suram dengan
pasangan. Jika fase ini terus berkembang, maka akan berlanjut ke fase kedua, yaitu
kemunduran interpersonal. Kita mulai menarik diri atau menghindari untuk berinteraksi, tidak
lagi saling berbagi, seringkali diam ketika bersama-sama, minimnya kontak fisik, dan
minimnya kedekatan secara psikologis. Di sinilah konflik berkembang dan sulit menemukan
solusi yang terbaik.

 Perbaikan

Pada fase awal tahapan perbaikan yaitu perbaikan intrapersonal, kita mencoba untuk
menelaah serta menganalisa apa yang salah dan mulai menemukan titik terang atau cara
untuk mengatasi keretakan hubungan yang terjadi. Kita mengevaluasi sisi positif maupun
negatif andaikata hubungan yang ada diteruskan atau diakhiri. Untuk memutuskan
memperbaiki hubungan, kita harus memasuki fase perbaikan interpersonal yaitu
berkomunikasi dengan pasangan mengenai apa yang ingin dilihat, apa yang akan dilakukan,
dan apa yang pasangan ingin lakukan. Inilah tahap negosiasi dimana kita dan pasangan kita
mencoba untuk memperbaiki hubungan.

 Putusnya hubungan

Pada tahapan ini ikatan antar individu benar-benar putus. Pada walnya putusnya hubungan
umumnya berlangsung dalam bentuk perpisahan interpersonal misalnya pisah rumah. Jika
perpisahan ini diterima dan jika hubungan sudah tidak bisa diperbaiki, maka kita memasuki
fase perpisahan sosial. Jika hubungan tersebut adalah sebuah pernikahan, maka fase ini
menuju pada perceraian. (baca: Prinsip – prinsip komunikasi)

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal

Menurut Rakhmat (2001 : 129) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan
interpersonal, diantaranya adalah :

 Percaya – merupakan faktor yang paling penting. Percaya diartikan sebagai suatu keyakinan
yang kuat mengenai keandalan, kebenaran, kemampuan, atau kekuatan seseorang atau
sesuatu. Dalam hubungan interpersonal, percaya dimaksudkan sebagai bentuk keyakinan
terhadap perilaku seseorang guna meraih tujuan yang telah ditetapkan dimana terdapat
ketidakpastian dalam pencapaiannya serta dalam situasi yang mengandung resiko.
(baca: Proses Komunikasi Interpersonal)
 Sikap sportif – sikap untuk mengurangi resiko defensif dalam komunikasi.
 Sikap terbuka – sikap terbuka memiliki pengaruh yang besar terhadap keefektifan
komunikasi interpersonal. Karena dengan kita bersikap terbuka dapat membuat kita :
o Menilai pesan lebih obyektif karena didukung oleh data dan logika.
o Dapat dengan mudah melihat perbedaan nuansa dan lain-lain.
o Mencari informasi yang berasal dari sumber yang beragam. (baca: Media
Komunikasi Modern)
o Tidak terlalu kaku dalam mempertahankan kepercayaan yang dimiliki.
o Mencari makna pesan yang tidak sesuai dengan apa yang diyakininya.

Sponsors Link

Manfaat Mempelajari Komunikasi Interpersonal

Mempelajari komunikasi interpersonal dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah :

 Dapat mendatangkan manfaat intelektual termasuk didalamnya pemahaman yang


mendalam terhadap diri dan orang lain serta hubungan interpersonal. (baca: Teknik Dasar
Fotografi)
 Dapat memberikan manfaat praktis termasuk didalamnya pribadi, sosial atau hubungan, dan
profesional.
 Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kita secara fisik. Mereka yang memiliki
hubungan interpersonal yang baik lebih sehat secara mental dan fisik. (baca: Konstruksi
Realitas Sosial)
 Komunikasi interpersonal membantu kita memenuhi kebutuhan sosial kita. Dengan
memahami proses komunikasi interpersonal akan memberikan pandangan terhadap
bagaimana suatu hubungan dapat menjadi lebih sukes dan memuaskan. (baca: Sistem
Komunikasi Indonesia)
 Melalui penelitian komunikasi interpersonal dapat membuat kita berpikir bahwa kita
berkomunikasi dalam suatu hubungan dan menyadari bahwa secara aktual berkomunikasi
dalam suatu hubungan adalah sangat berbeda. (baca: Teori Difusi Inovasi)

Demikianlah uraian singkat mengenai komunikasi interpersonal yang meliputi pengertian,


elemen-elemen komunikasi interpersonal, sifat komunikasi interpersonal, prinsip-prinsip
komunikasi interpersonal, teori komunikasi interpersonal, serta hubungan interpersonal.
Semoga menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang ilmu komunikasi khususnya
komunikasi interpersonal.

Komunikasi

1 Vote

Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin Communis yang artinya membuat kebersamaan
atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari
akar kata dalam bahsa latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983).
Oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakann
komunikasi ialah menjawab pertanyaab “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan,
melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
Steven memberikan definisi bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi
reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan
sekitarnya. Misalnya seseorang berlindung pada sesuatu tempat karena suatu badai, atau
kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Oleh sekelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada sutdi komunikasi
antarmanusia (human communication) bahwa Komunikasi adalah suatu transaksi, proses
simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan :
• membangun hubungan antar sesama manusia
• melalui pertukaran informasi
• untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
• serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku. (Book, 1980)
Everett M. Rogers (1986) seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak
memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi
membuat definisi bahwa, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada sat penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Sebelumnya Everett M. Rogers dengan D. Lawrence Kincaid (1981) juga telah memberikan
definisi, bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiab
pada saling pengertian yang mendalam.
Shanon dan Weaver (1949) juga memberi gambran lain bahwa komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja tau tidak
disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga
dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan tekhnologi.
Fungsi Komunikasi
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Untuk
mengetahui fungsi komunikasi ini maka kita perlu memahami terlebih dahulu tipe
komunikasi, sabab itu akan membedakan fungsinya. Menurut Hafied Cangara (2000) bahwa
komunikasi dibagi dalam 4 (empat) tipe, yakni komunikasi diri sendiri (Intrapersonal
Communication), komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication), komunikasi
publik (Public Communication), dan komunikasi massa (Mass Communication).
Komunikasi diri sendiri (Intrapersonal Communication)Tipe komunikasi ini adalah
komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Tipe ini sebenranya belum dianggap
sepenuhnya sebagai proses komunikasi, karena tipe ini sebenarnya adalah bentuk respon diri
seseorang terhadap sesuatu hal, apakah yang terlihat, terdengar, maupun yang dirasakannya.
Termasuk dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa kalangan menilai hal ini sebagai
aktivitas internal monolog bukan sebagai proses komunikasi (Asante, 1979).
Komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication)Komunkasi ini berlangsung antara
dua orang tau lebih secara tatap muka. R. Wayne Pace (1979), “interpersonal communication
is communication involving two or more people in fafe to face setting”.
Menurut sifatnya, komunikasi ini dibagi menjadi dua yaitu komunikasi diadik dan
komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi Diadik
Komunikasi diadik berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka (Cangara, 2000).
Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni (1) percakapan (berlangsung
dalam suasana bersahabat dan informal), (2) dialog (berlangsung dalam situasi lebih intim,
mendalam, dan lebih personal), dan (3) wawancara (sifatnya lebih serius karena ada yang
bersifat dominan pada posisi bertanya dan lainnya pada posisi menjawab) (Pace, 1979).
Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil berlangsung antara 3 orang atau lebih secara bertatap muka,
dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Alasan komunikasi
kelompok kecil disebut sebagai komunikasi antarpribadi karenapertama, proses
komunikasinya berlangsung dengan cara tatap muka, kedua, kedudukan pembicara dan
pendengar adalah sama, tidak ada pembiacara yang dominnan, ketiga, semua anggota
memiliki peran yang sama, kadang sebagai pembicara dan juga sebagai penerima.
Komunikasi publik (Public Communication)Komunikasi ini menunjukkan suatu proses
dimana pesan-pesan yang disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan
khlayak yang lebih besar. Ciri-ciri tipe komunikasi publik :
• Penyampaian pesan berlangsung secara kontinu
• Dapat diidentifikasikan siapa sumber dan siapa penerima
• Interaksi terbatas sehingga tanggapan balik juga terbatas
• Sumber sering tidak dapat mgnidentifikasikan pendengarnya satu-persatu
• Pesan yang disampaikan tidak terjadi secara spontan melainkan sudah dipersiapkan dalam
bentuk konsep/teks
• Tipe ini sering ditemui dalam kegiatan seperti kuliah umum, khotbah, rapat akbar, dll
• Pesan yang disampaikan juga terbatas pada khalayak tertentu seprti dalam pengarahan,
ceramah, santiaji, seminar, dan rapat anggota.
Komunikasi massa (Mass Communication)Tipe komunikasi ini berlangsung secara massal,
dimana sumbernya biasanya berasal dari suatu lembaga tertentu dan ditujukan kepada
khalayak umum secara massal, dan biasanya menggunakan alat-alat tertentu misalnya radio,
televisi, maupun surat kabar. Ciri-ciri tipe ini adalah :
• Sifat pesan terbuka untuk khalayak umum yang variatif, tidak terbatas pada suku, usia,
maupun golongan tertentu
• Proses peyampaian pesannya lebih formal dan terencana, karena itu lebih rumit dari tipe
sebelumnya
• Komunikasi berlangsung satu arah, karena itu tanggapan balik sangat terbatas dilakukan
• Penyampaian pesan berlangung secara cepat, serempak, dan meluas
Adapun fungsi komunikasi adalah : Cangara (2000)
Komunikasi diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imnjinasi, memahami
dan mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil
keputusan.
Fungsi komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani (human
ralitions), menghindari dam mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian
sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas),
mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur.
Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan infromasi, meratakan pendidikan,
merangsang pertumbuhan ekonomi, dan meciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.
Dengan perkembangan tekhnologi fungsi ini mulai mengalami perubahan. Sean MacBride
mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan,
tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide.
Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi untuk Informasi, Soaialisasi, Motivasi, Bahan
diskusi, Pendidikan, Memajukan kebudayaan, Hiburan, dan fungsi Integrasi
Unsur-unsur Komunikasi
Unsur komunikasi yang dimaksud adalah unsur yang mendukung sehingga dapt terjadinya
proses komunikasi. Dalam banyak pandangan tentang ini terdapat beberapa pandangan yang
menyebutkan unsur-unsur ini.
Seorang ahli filsafat Yunani kuno, Aristoteles menyebutkan bahwa proses komunikasi
memerlukan tiga unsur, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, siapa yang
mendengarkan.
David K. Berlo membuat formula komunikasi yang dikenal dengan nama “SMCR”, yakni
Source (pengirim), Message (Pesan), Channel (Saluran-Media), Receiver (Penerima).
Sebagai pelengkapnya Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur menambahkan unsur efek dan
umpan balik (feedback). Kedua unsur ini lebih banyak dikembangkan pada proses
komunikasi antarpribadi, dan komunikasi massa.
Joseph de Vito, K. Sereno, dan Erika Vora, memberi anggapan bahwa faktor lingkungan juga
merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses
komunikasi.
Dari rumusan-rumusan di atas, Cangara (hal. 23; 2000) merumuskan bahwa unsur
komunikasi adalah Sumber, Pesan, Media, Penerima, Efek, Lingkungan, dan Umpan balik.
SumberPengirim, komunikator, source, sender, atau encoder adalah istilah yang biasa
digunakan untuk menyebut sumber. Sumberlah yang memegang peranan penting sebagai
pelaku utama pembuat komunikasi. Sumber bisa perorangan maupun kelompok, seperti
pemerintah, partai, ormas, dan lainnya.
PesanMessage, content adalah apa yang biasa disebut sebagai pesan. Dalam proses
komunikasi selalu ada hal yang diberikan dan ditanggapi, yakni pesan. Pesan dapat berisi apa
saja. Pesan dapat disampaikan secara langsung maupun melalui media atau alat. Pesan dapat
berupa bahasa verbal maupun bahasa non-verbal. Intinya pesan adalah sesuatu yang ingin
disampaikan oleh sumber kepada penerima.
MediaMedia pada dasarnya adalah alat yang mnghubungkan Sumber dengan Penerima dan
juga sebagai pemindah pesan dari sumber kepada penerima. Dalam hal ini kita bisa
menganggap panca indera kita sebagai media komunikasi. Namun karena keterbatasannya
indera kita terutama untuk jarak dan waktu sehingga media kini telah berkembang dalam
bentuk yang lebih canggih.
PenerimaKhalayak, sasaran, komunikan, audience, dan receiver adalah istilah untuk penerima
disini. Penerima merupakan sasaran dalam proses komunikasi sehingga selalu akan timbul
masalah jika pesan itu tidak diterima dengan baik olehnya. Penerima bisa perorangan ataupun
massal tergantung pada tipe komunikasi itu sendiri.
Pengaruh/EfekPengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Dengan adanya komunikasi
seseorang dapat mengerti sesuatu hal dan dapat menentukan arah tindakannya. Apakah
meneriam dengan diam, ataupun melakuakn suatu tindakan. Hal itu tergantung dari sifat dan
prinsip seseorang.
Tanggapan balik atau Umpan BalikUmpan balik merupakan salah satu bentuk daripada
pengaruh yang berasal dari penerima. Selain itu umpan balik juga dapat berasal dari media itu
sendiri disebabkan karena gangguan/kendala tertentu dalam pengiriman pesan sehingga
umpan balik yang diterima disini juga dapat berupa informasi tersebut.
LingkunganLingkungan merupakan faktor yang juga mempengaruhi jalannya komunikasi.
Faktor ini dapt tergolong dalam 4 (empat) macam, yakni Lingkungan Fisik, Sosial budaya,
Psikologis, dan Dimensi waktu
Lingkungan fisik misalnya letak geografisnya atau dengan kata lain masalah jarak.
Lingkungan sosial misalnya masalah perbedaaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan
status sosial. Lingkungan Psikologis misalnya memahami perasaaan orang-orang yang
menerima pesan tersebut. Sedangkan Dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk
melakukan kegiatan komunikasi, misalnya musim.

Anda mungkin juga menyukai