Fungsi
Mas Wedan2 November 20161
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,
sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka
komunikasi semakin efektif.
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan
yang diharapkan.
Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan
yang disampaikan.
Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
Unsur-unsur Komunikasi
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi,
antara lain:
1. Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media
tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal
(sumber) terjadinya suatu komunikasi.
2. Komunikan
3. Media
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi.
Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa
tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya
4. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada
Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap
kesinambungan komunikasi
5. Tanggapan.
Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam
memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi
sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta
dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau
komunikan.
Agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang sehingga
tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa
nonverbal secara baik.
FUNGSI KOMUNIKASI EFEKTIF
Dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin hubungan, saling pengertian dengan orang lain
karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
1. Fungsi informasi.
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar
komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap
sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi kontrol.
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa
perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi sosial.
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5. Fungsi ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya
proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima
dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan
dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang
diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya
atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan
bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi,
kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.
Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti
contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan
cahaya yang kurang jelas.
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang
terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat
televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan
dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan
kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan
tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
KOMUNIKASI PEMBELAJARAN
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu
bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa
dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Di dalam komunikasi tersebut terdapat
pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan, keterampilan ataupun sikap
dan nilai dari komunikator (pendidik, dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik,
mahasiswa, siswa) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk mentranmisikan
atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan
dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator
hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke
samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi hendaknya
mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk
menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor. Menurut Marsetio Donosepoetro
mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu
ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu
2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai
dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu
3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai
dengan maksud komunikasi.
Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal atau
komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling
bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya. Atau dengan kata lain,
komunikasi interpersonal adalah salah satu konteks komunikasi dimana setiap individu
mengkomunikasikan perasaan, gagasan, emosi, serta informasi lainnya secara tatap muka
kepada individu lainnya.
ads
Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli, diantaranya
adalah sebagai berikut :
G.R Miller dan M. Steinberg (1975): Komunikasi interpersonal dapat dipandang sebagai
komunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan interpersonal. (baca: Teori Komunikasi
Menurut Para Ahli)
Judy C. Pearson, dkk (2011) : Komunikasi interpersonal sebagai proses yang menggunakan
pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna antara-paling tidak-antara dua orang dalam
sebuah situasi yang memungkinkan adanya kesempatan yang sama bagi pembicara dan
pendengar.
Joseph A. DeVito (2013) : Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal
antara dua (atau kadang-kadang lebih dari dua) orang yang saling tergantung satu sama lain.
Ronald B. Adler, dkk (2009) : Komunikasi interpersonal adalah semua komunikasi antara dua
orang atau secara kontekstual komunikasi interpersonal. (baca: Teori Dramaturgi)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan interpersonal antara dua orang atau lebih,
baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan makna.
Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah dijelaskan bahwa pada umumnya komunikasi
memiliki beberapa elemen penting yaitu sumber, penerima, pesan, saluran, encoding,
decoding, gangguan, umpan balik, dan konteks. Begitu pula halnya dengan komunikasi
interpersonal. Menurut Joseph A. DeVito (2013 : 8-16), dalam komunikasi interpersonal
terdapat beberapa unsur atau elemen penting, yaitu :
Komunikasi interpersonal melibatkan paling tidak dua orang dimana masing-masing pihak
dapat berperan sebagai sumber (source) yakni membentuk dan mengirimkan pesan dan juga
berperan sebagai penerima (receiver) yakni menerima pesan. (baca: Sosiologi Komunikasi)
Dengan memahami elemen-elemen penting dalam komunikasi interpersonal, maka kita akan
dapat memperbaiki kompetensi serta keterampilan kita dalam komunikasi interpersonal.
Menurut Joseph A. DeVito (2013), komunikasi interpersonal memiliki beberapa sifat, yaitu :
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua individu atau lebih
yang masing-masing saling bergantung.
Pada umumnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang atau biasa
disebut juga dengan komunikasi diadik. Misalnya komunikasi antara seorang anak dan ayah
dan lain-lain. Meskipun begitu, komunikasi interpersonal juga merujuk pada komunikasi
dalam kelompok kecil seperti misalnya keluarga. Walau dalam keluarga, komunikasi
berlangsung dalam bentuk komunikasi diadik seperti ibu kepada anak.
Karena sifatnya yang saling bergantung, komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari dan
bersifat sangat penting. Komunikasi interpersonal berperan dalam sebuah hubungan yang
berdampak pada hubungan dan mengartikan hubungan itu sendiri. Komunikasi yang
berlangsung dalam sebuah hubungan adalah bagian dari fungsi hubungan itu sendiri. Oleh
karena itu, cara kita berkomunikasi sebagian besar ditentukan oleh jenis hubungan yang ada
antara kita dan orang lain. Perlu dipahami pula bahwa cara kita berkomunikasi, cara kita
berinteraksi, akan mempengaruhi jenis hubungan yang dibangun. (baca: Komunikasi
Pertanian)
Komunikasi interpersonal berada dalam sebuah rangkaian kesatuan yang panjang yang
membentang dari impersonal ke personal yang lebih tinggi. Pada titik impersonal, kita
berkomunikasi secara sederhana antara orang-orang yang tidak saling mengenal, misalnya
pembeli dan penjual. Sedangkan pada titik personal yang lebih tinggi, komunikasi
berlangsung antara orang-orang yang secara akrab terhubung satu sama lain, misalnya ayah
dan anak.
Komunikasi interpersonal melibatkan pertukaran pesan baik pesan verbal maupun pesan
nonverbal. Kata-kata yang kita gunakan dalam komunikasi tatap muka dengan orang lain
biasanya disertai dengan petunjuk nonverbal seperti ekspresi wajah, kontak mata, dan gerak
tubuh atau bahasa tubuh. Kita menerima pesan interpersonal melalui panca indera yang kita
miliki seperti mendengar, melihat, mencium, dan menyenuh. Kita bersikap diam pun
sebernarnya mengirimkan suatu pesan interpersonal. Pesan-pesan yang disampaikan sebagian
besar bergantung pada faktor-faktor lain yang terlibat dalam interaksi. (baca
juga: Komunikasi Massa)
Komunikasi interpersonal pada umumnya berlangsung secara tatap muka, misalnya ketika
kita berbicara dengan ibu atau ayah kita. Di era kemajuan teknologi komunikasi seperti
sekarang, komunikasi interpersonal berlangsung melalui jaringan komputer. Kehadiran
internet sebagai media komunikasi serta media komunikasi modern lainnya menjadikan
komunikasi interpersonal dapat dilakukan melalui surat eletronik atau media sosial. Beberapa
bentuk komunikasi interpersonal masa kini bersifat real time, dalam artian pesan yang
dikirim dan diterima pada satu waktu sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Pesan
yang dikirimkan dan diterima melalui berbagai media sosial dalam konteks komunikasi
interpersonal jelas memiliki pengaruh media sosial serta efek media sosial bagi hubungan
interpersonal yang dibangun.
Pesan-pesan interpersonal yang kita komunikasikan kepada orang lain adalah hasil dari
berbagai pilihan yang telah kita buat. Dalam kehidupan interpersonal kita dan interaksi kita
dengan orang lain, kita disajikan dengan berbagai pilihan. Maksudnya adalah momen ketika
kita harus membuat pilihan kepada siapa kita berkomunikasi, apa yang akan kita katakan, apa
yang tidak boleh kita katakan, apakah pilihan frasa yang ingin kita katakan, dan lain
sebagainya. Pilihan-pilihan komunikasi interpersonal beserta alasannya, dalam beberapa
situasi, berbagai pilihan yang dipilih dapat bekerja dengan baik dibanding yang lainnya.
ads
Berikut beberapa teori komunikasi interpersonal sebagaimana dirumuskan oleh para ahli,
diantaranya adalah :
1. Constructivism – kerangka kerja teoritis yang berupaya untuk menjelaskan mengapa individu
berkomunikasi dengan cara yang mereka lakukan dan mengapa beberapa komunikator lebih
sukses dibanding yang lainnya. Konstruktivisme dikenalkan oleh Jesse Delia.
2. Symbolic interactionism atau interaksionisme simbolik atau teori interaksi simbolik – sebuah
perspektif sosiologi yang dipengaruhi oleh banyak ahli teori yaitu George Herbert Mead dan
Herbert Blumer. Interaksionisme simbolik pada dasarnya menggambarkan bagaimana
individu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk membentuk makna,
bagaimana mereka menciptakan dan menyajikan dirinya sendiri, serta bagaimana ketika
mereka berinteraksi dengan orang lain menggunakan simbol-simbol untuk membentuk
masyarakat.
3. Attribution Theory – sebuah kerangka kerja untuk memahami bagaimana masing-masing
individu menginterpretasikan perilaku mereka sendiri dan perilaku orang lain. Menurut Fritz
Heider, manusia termotivasi untuk memahami perilaku dan menjelaskan pola perilaku.
4. Fundamental interpersonal relationship orientation theory – teori yang dikenalkan oleh
William Schutz ini berpendapat bahwa orang termotivasi untuk memenuhi tiga kebutuhan
yaitu inklusi (kebutuhan merasa dimiliki), kontrol (kebutuhan untuk membentuk interaksi
dengan orang lain), dan afeksi (kebutuhan untuk disukai dan menjalin hubungan).
(baca: Komunikasi Pembangunan)
5. Action assembly theory – teori yang dikenalkan oleh John Green ini berusaha untuk
menjelaskan dari mana pikiran kita datang dan bagaimana kita mengartikan berbagai macam
pikiran tersebut ke dalam komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
6. Communication accommodation theory – teori yang dikembangkan oleh Howard Giles dkk
ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang memodifikasi atau mengubah
perilaku komunikasi mereka dalam situasi yang berbeda. (baca: Komunikasi Internasional)
7. Social penetration theory – teori yang digagas oleh Irving Altman dan Dalmas Taylor
menggambarkan bagaimana self-disclosure menggerakan hubungan dari superfisial ke intim.
Ini adalah teori pertama yang mengkaji tentang bagaimana perubahan dalam pola
komunikasi dapat berdampak pada perubahan dalam hubungan. (baca: Psikologi
Komunikasi)
8. The relationship development model – teori yang dikenalkan oleh Mark Knapp menyajikan
sepuluh tahapan model hubungan yang dapat menyatukan atau bahkan terpisah. Setiap
tahapan bercirikan pola komunikasi yang berbeda. (Baca : Teori Komunikasi Persuasif)
Sponsors Link
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai asosiasi antara paling tidak dua orang yang
saling bergantung, yang menggunakan beberapa pola interaksi secara konsisten, dan siapa
yang menjadi pasangan interaksi dalam sebuah periode waktu. Hubungan interpersonal
merupakan hal paling penting dalam dalam komunikasi interpersonal yang efektif.
Jurgen Reusch dan Gregory Bateson (1951) telah mengemukakan bahwa komunikasi
mendefinisikan hubungan interpersonal. Pandangan ini telah membuat bergesernya studi
komunikasi interpersonal dari isi pesan kepada aspek relasional. Kemudian, Gerarld R.
Miller dalam Rakhmat (2001 : 119) menyatakan bahwa untuk memahami proses
komunikasi interpersonal dituntut adanya pemahaman mengenai hubungan simbiotis antara
komunikasi dan perkembangan relasional. Dalam artian, perkembangan relasional
dipengaruhi oleh komunikasi hingga pada akhirnya (secara simultan), sifat komunikasi antar
partisipan komunikasi dipengaruhi oleh perkembangan relasional.
Dalam sudut pandang psikologi komunikasi, hubungan interpersonal yang baik dapat
membuat orang semakin lebih terbuka untuk mengungkapkan dirinya, semakin lebih cermat
dalam memberikan persepsi terhadap dirinya dan orang lain, sehingga komunikasi yang
berlangsung diantara partisipan komunikasi akan semakin efektif.
Kontak
Pada tahapan ini, terdapat beberapa jenis kontak persepsi seperti apa yang kita lihat, apa yang
kita dengar, dan lain-lain. Dari tahapan ini kita membentuk sebuah gambaran mental dan fisik
seperti gender (Baca : Komunikasi Gender), usia, kepercayaan dan nilai, dan lain-lain.
Setelah terjadi persepsi, kemudian dilanjutkan dengana kontak interaksional yang superfisial
dan relatif impersonal. Pada tahapan inilah biasanya kita melakukan pertukaran informasi
kepada mereka yang terlibat dalam proses komunukasi. Misalnya, “Halo, perkenalkan nama
saya Gepeng.”. Para peneliti berpendapat pada tahapan kontak inilah kita nantinya akan
memutuskan apakah kita melanjutkan hubungan atau tidak. (baca: Sistem Komunikasi
Interpersonal)
Keterlibatan
Pada tahapan keterlibatan hubungan, berkembang rasa kesamaan karena terhubung. Di sinilah
kita mengalami dan mencoba untuk belajar lebih banyak tentang orang lain. Dalam tahapan
keterlibatan terdapat dua fase yaitu fase menguji dan fase mengintensifkan. Pada fase
menguji, kita ingin melihat apakah penilaian awal yang kita miliki terbutki beralasan atau
tidak. Misalnya, kita bertanya, “Di manakah kamu bekerja?”. Jika kita ingin mengetahui
seseorang lebih baik lagi maka kita akan lanjutkan keterlibatan kita dengan secara intensif
melakukan interaksi yang diawali dengan memberitahu informasi mengenai diri kita.
Keakraban
Pada tahapan ini kita berkomitmen pada diri kita sendiri untuk tetap mengenal lebih jauh
seseorang dan membentuk sebuah hubungan ketika seseorang tersebut menjadi seorang
teman dekat, atau pasangan. Kualitas dan kuantitas pertukaran interpersonal berkembang dan
menjadikan kita menjadi lebih sering membicarakan secara rinci tentang hubungan tersebut.
(baca: Teori komunikasi Massa)
Selanjutnya, kita akan saling berbagi jaringan sosial dan lain-lain. Pada tahapan inilah
kepuasan hubungan juga berkembang. Dalam tahapan ini terdapat dua fase. Pada fase
pertama atau fase komitmen interpersonal dua orang berkomitmen kepada mereka sendiri
kepada orang lain dalam cara yang pribadi. Pada fase ikatan sosial, komitmen dibuat umum,
misalnya kepada keluarga dan teman. (baca: Komunikasi Lintas Budaya)
Kemunduran
Tahap kemunduran hubungan ditandai dengan melemahnya ikatan antara teman atau kekasih.
Fase pertama pada tahapan kemunduran hubungan adalah ketidakpuasan intrapersonal yang
mulai dialami saat berinteraksi dan mulai memandang masa depan yang suram dengan
pasangan. Jika fase ini terus berkembang, maka akan berlanjut ke fase kedua, yaitu
kemunduran interpersonal. Kita mulai menarik diri atau menghindari untuk berinteraksi, tidak
lagi saling berbagi, seringkali diam ketika bersama-sama, minimnya kontak fisik, dan
minimnya kedekatan secara psikologis. Di sinilah konflik berkembang dan sulit menemukan
solusi yang terbaik.
Perbaikan
Pada fase awal tahapan perbaikan yaitu perbaikan intrapersonal, kita mencoba untuk
menelaah serta menganalisa apa yang salah dan mulai menemukan titik terang atau cara
untuk mengatasi keretakan hubungan yang terjadi. Kita mengevaluasi sisi positif maupun
negatif andaikata hubungan yang ada diteruskan atau diakhiri. Untuk memutuskan
memperbaiki hubungan, kita harus memasuki fase perbaikan interpersonal yaitu
berkomunikasi dengan pasangan mengenai apa yang ingin dilihat, apa yang akan dilakukan,
dan apa yang pasangan ingin lakukan. Inilah tahap negosiasi dimana kita dan pasangan kita
mencoba untuk memperbaiki hubungan.
Putusnya hubungan
Pada tahapan ini ikatan antar individu benar-benar putus. Pada walnya putusnya hubungan
umumnya berlangsung dalam bentuk perpisahan interpersonal misalnya pisah rumah. Jika
perpisahan ini diterima dan jika hubungan sudah tidak bisa diperbaiki, maka kita memasuki
fase perpisahan sosial. Jika hubungan tersebut adalah sebuah pernikahan, maka fase ini
menuju pada perceraian. (baca: Prinsip – prinsip komunikasi)
Menurut Rakhmat (2001 : 129) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan
interpersonal, diantaranya adalah :
Percaya – merupakan faktor yang paling penting. Percaya diartikan sebagai suatu keyakinan
yang kuat mengenai keandalan, kebenaran, kemampuan, atau kekuatan seseorang atau
sesuatu. Dalam hubungan interpersonal, percaya dimaksudkan sebagai bentuk keyakinan
terhadap perilaku seseorang guna meraih tujuan yang telah ditetapkan dimana terdapat
ketidakpastian dalam pencapaiannya serta dalam situasi yang mengandung resiko.
(baca: Proses Komunikasi Interpersonal)
Sikap sportif – sikap untuk mengurangi resiko defensif dalam komunikasi.
Sikap terbuka – sikap terbuka memiliki pengaruh yang besar terhadap keefektifan
komunikasi interpersonal. Karena dengan kita bersikap terbuka dapat membuat kita :
o Menilai pesan lebih obyektif karena didukung oleh data dan logika.
o Dapat dengan mudah melihat perbedaan nuansa dan lain-lain.
o Mencari informasi yang berasal dari sumber yang beragam. (baca: Media
Komunikasi Modern)
o Tidak terlalu kaku dalam mempertahankan kepercayaan yang dimiliki.
o Mencari makna pesan yang tidak sesuai dengan apa yang diyakininya.
Sponsors Link
Komunikasi
1 Vote
Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin Communis yang artinya membuat kebersamaan
atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari
akar kata dalam bahsa latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983).
Oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakann
komunikasi ialah menjawab pertanyaab “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan,
melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
Steven memberikan definisi bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi
reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan
sekitarnya. Misalnya seseorang berlindung pada sesuatu tempat karena suatu badai, atau
kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Oleh sekelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada sutdi komunikasi
antarmanusia (human communication) bahwa Komunikasi adalah suatu transaksi, proses
simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan :
• membangun hubungan antar sesama manusia
• melalui pertukaran informasi
• untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
• serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku. (Book, 1980)
Everett M. Rogers (1986) seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak
memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi
membuat definisi bahwa, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada sat penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Sebelumnya Everett M. Rogers dengan D. Lawrence Kincaid (1981) juga telah memberikan
definisi, bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiab
pada saling pengertian yang mendalam.
Shanon dan Weaver (1949) juga memberi gambran lain bahwa komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja tau tidak
disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga
dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan tekhnologi.
Fungsi Komunikasi
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Untuk
mengetahui fungsi komunikasi ini maka kita perlu memahami terlebih dahulu tipe
komunikasi, sabab itu akan membedakan fungsinya. Menurut Hafied Cangara (2000) bahwa
komunikasi dibagi dalam 4 (empat) tipe, yakni komunikasi diri sendiri (Intrapersonal
Communication), komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication), komunikasi
publik (Public Communication), dan komunikasi massa (Mass Communication).
Komunikasi diri sendiri (Intrapersonal Communication)Tipe komunikasi ini adalah
komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Tipe ini sebenranya belum dianggap
sepenuhnya sebagai proses komunikasi, karena tipe ini sebenarnya adalah bentuk respon diri
seseorang terhadap sesuatu hal, apakah yang terlihat, terdengar, maupun yang dirasakannya.
Termasuk dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa kalangan menilai hal ini sebagai
aktivitas internal monolog bukan sebagai proses komunikasi (Asante, 1979).
Komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication)Komunkasi ini berlangsung antara
dua orang tau lebih secara tatap muka. R. Wayne Pace (1979), “interpersonal communication
is communication involving two or more people in fafe to face setting”.
Menurut sifatnya, komunikasi ini dibagi menjadi dua yaitu komunikasi diadik dan
komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi Diadik
Komunikasi diadik berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka (Cangara, 2000).
Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni (1) percakapan (berlangsung
dalam suasana bersahabat dan informal), (2) dialog (berlangsung dalam situasi lebih intim,
mendalam, dan lebih personal), dan (3) wawancara (sifatnya lebih serius karena ada yang
bersifat dominan pada posisi bertanya dan lainnya pada posisi menjawab) (Pace, 1979).
Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil berlangsung antara 3 orang atau lebih secara bertatap muka,
dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Alasan komunikasi
kelompok kecil disebut sebagai komunikasi antarpribadi karenapertama, proses
komunikasinya berlangsung dengan cara tatap muka, kedua, kedudukan pembicara dan
pendengar adalah sama, tidak ada pembiacara yang dominnan, ketiga, semua anggota
memiliki peran yang sama, kadang sebagai pembicara dan juga sebagai penerima.
Komunikasi publik (Public Communication)Komunikasi ini menunjukkan suatu proses
dimana pesan-pesan yang disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan
khlayak yang lebih besar. Ciri-ciri tipe komunikasi publik :
• Penyampaian pesan berlangsung secara kontinu
• Dapat diidentifikasikan siapa sumber dan siapa penerima
• Interaksi terbatas sehingga tanggapan balik juga terbatas
• Sumber sering tidak dapat mgnidentifikasikan pendengarnya satu-persatu
• Pesan yang disampaikan tidak terjadi secara spontan melainkan sudah dipersiapkan dalam
bentuk konsep/teks
• Tipe ini sering ditemui dalam kegiatan seperti kuliah umum, khotbah, rapat akbar, dll
• Pesan yang disampaikan juga terbatas pada khalayak tertentu seprti dalam pengarahan,
ceramah, santiaji, seminar, dan rapat anggota.
Komunikasi massa (Mass Communication)Tipe komunikasi ini berlangsung secara massal,
dimana sumbernya biasanya berasal dari suatu lembaga tertentu dan ditujukan kepada
khalayak umum secara massal, dan biasanya menggunakan alat-alat tertentu misalnya radio,
televisi, maupun surat kabar. Ciri-ciri tipe ini adalah :
• Sifat pesan terbuka untuk khalayak umum yang variatif, tidak terbatas pada suku, usia,
maupun golongan tertentu
• Proses peyampaian pesannya lebih formal dan terencana, karena itu lebih rumit dari tipe
sebelumnya
• Komunikasi berlangsung satu arah, karena itu tanggapan balik sangat terbatas dilakukan
• Penyampaian pesan berlangung secara cepat, serempak, dan meluas
Adapun fungsi komunikasi adalah : Cangara (2000)
Komunikasi diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imnjinasi, memahami
dan mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil
keputusan.
Fungsi komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani (human
ralitions), menghindari dam mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian
sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas),
mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur.
Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan infromasi, meratakan pendidikan,
merangsang pertumbuhan ekonomi, dan meciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.
Dengan perkembangan tekhnologi fungsi ini mulai mengalami perubahan. Sean MacBride
mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan,
tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide.
Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi untuk Informasi, Soaialisasi, Motivasi, Bahan
diskusi, Pendidikan, Memajukan kebudayaan, Hiburan, dan fungsi Integrasi
Unsur-unsur Komunikasi
Unsur komunikasi yang dimaksud adalah unsur yang mendukung sehingga dapt terjadinya
proses komunikasi. Dalam banyak pandangan tentang ini terdapat beberapa pandangan yang
menyebutkan unsur-unsur ini.
Seorang ahli filsafat Yunani kuno, Aristoteles menyebutkan bahwa proses komunikasi
memerlukan tiga unsur, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, siapa yang
mendengarkan.
David K. Berlo membuat formula komunikasi yang dikenal dengan nama “SMCR”, yakni
Source (pengirim), Message (Pesan), Channel (Saluran-Media), Receiver (Penerima).
Sebagai pelengkapnya Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur menambahkan unsur efek dan
umpan balik (feedback). Kedua unsur ini lebih banyak dikembangkan pada proses
komunikasi antarpribadi, dan komunikasi massa.
Joseph de Vito, K. Sereno, dan Erika Vora, memberi anggapan bahwa faktor lingkungan juga
merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses
komunikasi.
Dari rumusan-rumusan di atas, Cangara (hal. 23; 2000) merumuskan bahwa unsur
komunikasi adalah Sumber, Pesan, Media, Penerima, Efek, Lingkungan, dan Umpan balik.
SumberPengirim, komunikator, source, sender, atau encoder adalah istilah yang biasa
digunakan untuk menyebut sumber. Sumberlah yang memegang peranan penting sebagai
pelaku utama pembuat komunikasi. Sumber bisa perorangan maupun kelompok, seperti
pemerintah, partai, ormas, dan lainnya.
PesanMessage, content adalah apa yang biasa disebut sebagai pesan. Dalam proses
komunikasi selalu ada hal yang diberikan dan ditanggapi, yakni pesan. Pesan dapat berisi apa
saja. Pesan dapat disampaikan secara langsung maupun melalui media atau alat. Pesan dapat
berupa bahasa verbal maupun bahasa non-verbal. Intinya pesan adalah sesuatu yang ingin
disampaikan oleh sumber kepada penerima.
MediaMedia pada dasarnya adalah alat yang mnghubungkan Sumber dengan Penerima dan
juga sebagai pemindah pesan dari sumber kepada penerima. Dalam hal ini kita bisa
menganggap panca indera kita sebagai media komunikasi. Namun karena keterbatasannya
indera kita terutama untuk jarak dan waktu sehingga media kini telah berkembang dalam
bentuk yang lebih canggih.
PenerimaKhalayak, sasaran, komunikan, audience, dan receiver adalah istilah untuk penerima
disini. Penerima merupakan sasaran dalam proses komunikasi sehingga selalu akan timbul
masalah jika pesan itu tidak diterima dengan baik olehnya. Penerima bisa perorangan ataupun
massal tergantung pada tipe komunikasi itu sendiri.
Pengaruh/EfekPengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Dengan adanya komunikasi
seseorang dapat mengerti sesuatu hal dan dapat menentukan arah tindakannya. Apakah
meneriam dengan diam, ataupun melakuakn suatu tindakan. Hal itu tergantung dari sifat dan
prinsip seseorang.
Tanggapan balik atau Umpan BalikUmpan balik merupakan salah satu bentuk daripada
pengaruh yang berasal dari penerima. Selain itu umpan balik juga dapat berasal dari media itu
sendiri disebabkan karena gangguan/kendala tertentu dalam pengiriman pesan sehingga
umpan balik yang diterima disini juga dapat berupa informasi tersebut.
LingkunganLingkungan merupakan faktor yang juga mempengaruhi jalannya komunikasi.
Faktor ini dapt tergolong dalam 4 (empat) macam, yakni Lingkungan Fisik, Sosial budaya,
Psikologis, dan Dimensi waktu
Lingkungan fisik misalnya letak geografisnya atau dengan kata lain masalah jarak.
Lingkungan sosial misalnya masalah perbedaaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan
status sosial. Lingkungan Psikologis misalnya memahami perasaaan orang-orang yang
menerima pesan tersebut. Sedangkan Dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk
melakukan kegiatan komunikasi, misalnya musim.