Anda di halaman 1dari 3

MANFAAT DAN KEGUNAAN RUMAH ADAT ACEH

Manfaat dan kegunaan rumah adat:


Rumah adat Aceh berbentuk panggung dengan tujuan meminimalisasi risiko gangguan alam,
seperti banjir dan serangan binatang buas.

1. Kolong. Jarak antara tanah ke bagian panggung rumah adat mencapai 2,5 meter. Bahkan,
tinggi panggung mencapai 3 meter di beberapa perkampungan. Kolong dibuat agar rumah
yang dibangun tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang ada di sana. Orang masih bisa
berdiri, berjalan, dan melakukan pekerjaan di bawah rumah. Mayoritas masyarakat Aceh
bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan
kolong untuk menyimpan hasil tani dan lautnya. Bagi anak-anak, kolong di bawah rumah
dapat digunakan untuk bermain permainan tradisional.

2. Tangga. Ada yang unik dari tangga pada rumah adat Aceh. Tangga pada rumah adat Aceh
memiliki jumlah ganjil, antara 7, 9, 11, dan 13. Pada filosofi rumah adat Aceh, angka ganjil
adalah bilangan khas yang sulit ditebak.

3. Arah hadap rumah. Rumah adat Aceh memiliki arah hadap ke timur dan barat. Hal ini
bermaksud agar siapa pun yang bertamu dapat dengan mudah menemukan arah kiblat,
mengingat mayoritas masyarakat Aceh beragama Islam.

4. Atap rumah. Rumah adat Aceh memiliki atap yang terbuat dari anyaman daun rumbia.
Pemilihan daun rumbia ini karena sifatnya yang ringan dan mendatangkan hawa sejuk ke
dalam rumah. Konstruksi atap diikat dengan tali pengikat atap bernama taloe pawai. Apabila
ada musibah kebakaran, penyelamatan dilakukan dengan memotong tali atap tersebut.
5. Lantai. Keunikan lain rumah adat Aceh adalah lantainya yang terbuat dari papan yang
tidak dipaku, hanya disematkan begitu saja. Jika diperlukan, papan bilah ini bisa dilepas
dengan mudah.

6. Pohon kayu. Pada bagian luar rumah adat Aceh terutama sebelah barat, pohon kayu yang
besar dan rindang ditanam. Sebagai upaya penyelamatan dari angin dan banjir, pohon ini
tidak boleh ditebang. Pohon berfungsi menahan hantaman angin barat agar tak langsung
menghantam badan rumah. Rindangnya pohon juga berfungsi membuat halaman rumah tetap
teduh.

Ciri-ciri rumah adat Aceh

1. Bentuk panggung. Secara visual, ciri khas rumah adat Aceh tampak pada struktur
bangunannya yang berbentuk panggung dan memanjang. Fungsi dari bentuk panggung rumah
Aceh ini sebagai pelindung bagi penghuni rumah dari ancaman hewan buas dan banjir yang
menerjang.

2. Jumlah tiang menandakan jumlah ruangan di dalamnya. Selain itu, jumlah tiang atau
kolom yang ada pada Rumoh Aceh menandakan banyaknya ruangan dalam rumah. Mengutip
Kiki Ratnaning Arimbi dalam "Berselancar ke 34 Rumah Adat Indonesia Yuk!", rumah adat
Aceh yang terdiri dari 16 tiang biasanya mempunyai 3 ruangan. Rumah dengan jumlah tiang
lebih banyak, yaitu 18, 22, dan 24 biasanya mempunyai 5 ruangan.

3. Ukuran pintu terbilang rendah. Pada rumah adat Aceh, ukuran pintu juga mempunyai
maksud tersendiri. Tinggi pintu mempunyai ukuran 120-150 cm saja, terbilang rendah untuk
tinggi rata-rata orang dewasa. Hal ini membuat orang yang masuk ke dalam rumah harus
menunduk terlebih dahulu. Filosofi menunduk ini cocok dengan kepribadian masyarakat
Aceh yang tidak suka menyombongkan diri.

4. Rumah tahan gempa dari kayu. Ciri-ciri rumah adat Aceh yang lain adalah sifatnya yang
tahan gempa. Hal ini sesuai dengan struktur bangunan rumah yang terbuat dari kayu dengan
atap daun rumbia yang kering dan ringan. Rumah adat Aceh juga tidak dibangun dengan
paku, melainkan dengan kayu dan tiang yang disatukan bersama bajoe atau pasak yang saling
mengunci satu sama lain. Perkuatan struktur seperti ini akan lebih tahan gempa dibandingkan
rumah yang terbuat dari beton.

Seperti yang telah terjadi saat gempa 9,1 SR dan tsunami di Aceh pada 2004 lalu, rumah adat
Aceh tidak mengalami kerusakan yang serius walaupun ada gempa yang kuat.
MANFAAT DAN KEGUNAAN RUMAH ADAT BETAWI

Manfaat dan kegunaan rumah adat Betawi yaitu Percampuran budaya dari beberapa suku
yang menduduki wilayah Batavia lalu dikenal dengan sebutan suku Betawi. Mereka dikenal
sebagai pemeluk agama Islam yang taat. Tapi mereka tidak tergolong pemeluk agama yang
fanatik karena masih bisa saling toleransi dan terbuka terhadap suku dengan agama lain. Ya,
meski orang Betawi dikenal dengan orang yang ceplas ceplos dan apa adanya, tapi mereka
masih menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan perbedaan. Suku Betawi tidak hanya
menjaga adat istiadat, agama, dan juga kesenian saja, tetapi juga memiliki ciri tersendiri yang
bisa dilihat melalui bangunan rumahnya. Keunikan Rumah adat Betawi sendiri sebenarnya
memiliki 4 jenis, yakni Rumah Gudang, Rumah Bapang atau yang biasa dikenal dengan
sebutan Rumah Kebaya, Rumah Joglo, dan juga Rumah Panggung.

Fungsi, Manfaat dan Kegunaan Rumah Adat Betawi


Rumah adat suku Betawi ini juga memiliki beberapa ruangan khas, serta memiliki fungsi
rumah adat kebaya dki jakarta ber aneka ragam, seperti:
Teras
Biasanya teras depan dilengkapi dengan sebuah meja kecil dan dua atau empat pasang kursi.
Tak hanya itu saja, biasanya juga ada sebuah dipan kecil yang terbuat dari kayu ataupun
bambu. Orang Betawi menyebutnya dengan Bale, yakni sebuah tempat tidur kecil.
Paseban
Ini merupakan sebuah kamar yang dikhususkan untuk tamu yang berkunjung dan menginap
di rumah. Namun jika tidak ada tamu yang datang, Paseban digunakan oleh pemilik rumah
sebagai tempat sholat.
Pangkeng
Ini merupakan sebuah ruang keluarga yang berada di bagian dalam rumah. Umumnya
Pangkeng dibuat di depan dan terhubung dengan teras melalui pintu masuk. Orang Betawi
menggunakan Pangkeng sebagai ruang keluarga.
Ruang Tidur
Biasanya orang Betawi membangun 4 kamar tidur, bisa juga lebih atau kurang tergantung
jumlah keluarga. Biasanya ruang tidur utama lebih besar dan digunakan oleh suami istri.

Anda mungkin juga menyukai