PENJELASANNYA
3. Senjata Tradisional Riau Masyarakat Melayu Riau memiliki senjata tradisional yang
bernama Pedang Jenawi. Pedang ini adalah sebuah pedang panjang yang bilahnya terbuat dari
baja. Bentuk bilahnya sendiri lurus dan meruncing di bagian ujungnya. Pedang Jenawi
dulunya digunakan para panglima perang Kerajaan Sriwijaya sebagai sarana perlindungan
diri dan alat menyerang lawan. Keberadaannya kini mulai langka, padahal semakin banyak
kolektor senjata tradisional yang selama ini terus memburunya. Selain Pedang Jenawi,
sebetulnya ada beberapa senjata tradisional Riau lainnya yang tak kalah unik. Di antaranya
yang tergolong senjata pendek seperti jembia, beladau, belati, keris, badik, dan sabit; serta
senjata panjang seperti kojou, tombak, seligi, dan sundang.
4. Senjata Tradisional Sumatera Barat Suku Minang di Sumatera Bara memiliki senjata
tradisional yang bernama Karih. Karih adalah sebuah senjata berbentuk seperti keris tapi
tidak memiliki lekuk-lekukan seperti keris di Jawa. Dahulunya, Karih digunakan untuk
perlindungan diri dari musuh atau binatang buas saat para pria tengah bekerja. Ia diletakan
diselipkan depan pinggang agar sewaktu-waktu mudah diambil. Untuk saat ini, karih
biasanya hanya dikenakan para mempelai pria sebagai pelengkap pakaian adat yang
dikenakannya. Senjata Tradisional Kepulauan Riau
5. Senjata Tradisional Kepulauan Riau Dalam budaya masyarakat Kepulauan Riau, dikenal
senjata tradisional yang bernama Badik Tumbuk Lado. Senjata ini berupa sebuah senjata
tikam yang berukuran panjang antara 27 sd 29 cm dan lebar antara 3,5 sampai 4,0 cm.
Dahulunya, badik tumbuk lado digunakan para pria sebagai pelengkapan berburu dan alat
perlindungan diri. Namun, saat ini fungsinya telah beralih menjadi pelengkap pakaian adat
Kepulauan Riau yang biasa dikenakan mempelai pria saat upacara pernikahannya. Senjata
Tradisional Kepulauan Bangka Belitung
6. Senjata Tradisional Kepulauan Bangka Belitung Masyarakat Bangka Belitung sebetulnya
memiliki beragam jenis senjata tradisional, hanya saja yang paling dikenal di kancah
Nusantara adalah senjata yang bernama Siwar Panjang. Siwar Panjang adalah sebuah pedang
lurus, rata, pipih dan ringan yang 2 matanya tajam seperti silet. Senjata yang sekilas mirip
dengan Mandau khas suku Dayak di Kalimantan ini dulunya digunakan sebagai alat perang
masyarakat Bangka saat melawan penjajahan merebut kemerdekaan. Senjata Tradisional
Jambi
7. Senjata Tradisional Jambi Masyarakat Melayu Jambi juga memiliki senjata tradisional
yang sama dengan senjata tradisional masyarakat Kepulauan Riau, yakni Badik Tumbuk
Lado. Tak mengherankan, masyarakat kedua provinsi ini secara historis dan antropologis
memang memiliki kedekatan budaya. Namun, antara badik Tumbuk Lado dari Jambi dan
yang dari Kepulauan Riau terdapat sedikit perbedaan ciri khas. Badik tumbuk lado khas
Jambi umumnya cenderung lebih pendek dan memiliki ukiran yang lebih banyak. Senjata
Tradisional Sumatera Selatan 8. Senjata Tradisional Sumatera Selatan Sumatera Selatan
memiliki senjata tradisional yang bernama Tombak Trisula. Tombak ini berupa sebuah
pedang kecil dengan mata tiga. Tombak Trisula diyakini berasal dari budaya Hindu dan
Budha yang sempat berkembang di wilayah Kerajaan Sriwijaya di masa silam. Keyakinan ini
didasari oleh kemiripan bentuk senjata tradisional ini dengan senjata tombak trisula milik
Dewa Siwa dalam mitologi agama Hindu. Senjata Tradisional Bengkulu 9. Senjata
Tradisional Bengkulu Ada 3 jenis senjata tradisional yang dikenal dalam budaya masyarakat
Bengkulu. Ketiganya adalah Badik, Kuduk, dan Rudus. Badik adalah sebuah pisau kecil
bermata satu yang digunakan sebagai sarana perlindungan diri. Kuduk adalah senjata tusuk
tajam dengan ujung meruncing, ia juga disebut senjata Rambai ayam karena bentuknya
seperti taji ayam Bangkok. Sementara Rudus adalah pedang panjang yang dulunya digunakan
sebagai alat perang. Senjata Tradisional Lampung 10. Senjata Tradisional Lampung
Masyarakat adat Lampung mengenal banyak ragam dan jenis senjata tradisional, seperti
Candung (Golok), Kekhis (Keris), Badik, Lading (Pisau), dan Terapang. Kendati begitu, yang
paling unik di antara semua senjata tradisional Lampung tersebut adalah Terapang. Terapang
adalah senjata yang berwujud seperti sebulah keris dengan lekukan yang hanya sedikit,
bahkan nyaris rata. Perlu diketahui bahwa, Terapang juga dikenal dalam budaya masyarakat
Melayu di Provinsi lainnya.
11. Senjata Tradisional Jawa Barat Masyarakat Sunda di Jawa Barat mengenal beragam
perkakas senjata dalam kehidupannya sehari-hari. Salah satu yang cukup dikenal adalah
senjata tradisionalnya yang bernama Kujang. Kujang diperkirakan mulai ada sejak awal abad
8 M. Ia dibuat dari baja yang ditempa dan dilengkapi beragam bahan pamor. Panjangnya
tidak lebih dari 25 cm dengan berat sekitar 300 gr. Beberapa ahli meyakini kata “Kujang"
sejatinya berasal dari kata “Kudihyang”, kudi berarti Manusia dan Hyang berarti Tuhan.
Kujang sendiri sebetulnya secara struktur tidak memungkinkan untuk dijadikan sarana
perlindungan diri. Ia lebih menonjolkan sisi estetisnya dibanding sisi praktisnya. Senjata
Tradisional Banten 12. Senjata Tradisional Banten Masyarakat Banten secara umum
memiliki kedekatan budaya dengan masyarakat Sunda di Jawa Barat. Oleh karena itu,
beberapa simbol budaya antara keduanya juga banyak kemiripan. Hal ini dapat dilihat dari
jenis senjata tradisional yang digunakan masyarakatnya di masa silam. Masyarakat Banten
juga menggunakan Kujang sebagai senjata tradisionalnya. Kujang khas Banten sama seperti
Kujang yang berasal dari Jawa Barat, baik secara struktur, bahan pembuatan, maupun dari
sisi fungsinya. Senjata Tradisional Jakarta 13. Senjata Tradisional Jakarta Hingga saat ini,
kita bisa melihat kebiasaan masyarakat suku Betawi, utamanya para pria yang selalu
menyelipkan Golok di pinggang ketika memakai pakaian adatnya. Golok memang memiliki 2
fungsi dalam budaya Betawi, yang pertama sebagai aksesoris yang mempercantik penampilan
saat mengenakan pakaian adat, dan fungsi praktis sebagai senjata tradisional. Golok khas
Betawi memiliki satu bagian mata yang tajam. Sementara satu bagian lainnya tidak tajam. Ia
juga dilengkapi dengan serangka yang dipakai pada saat golok tidak sedang digunakan.
Senjata Tradisional Jawa Tengah 14. Senjata Tradisional Jawa Tengah Selama ini, Suku Jawa
di Jawa Tengah mengenal Keris sebagai senjata tradisionalnya. Keris adalah sebuah senjata
tikam yang termasuk golongan belati. Bentuknya menyempit ke bagian ujung dengan bilah
yang berkelok-kelok. Beberapa keris memiliki serat-serat logam berwarna cerah di bagian
bilahnya yang berfungsi sebagai pamor untuk mempercantik tampilannya. Selain itu, keris
juga diyakini dapat diisi oleh kekuatan supranatural tertentu untuk meningkatkan
keampuhannya. Keris sejak 2005 lalu telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia Non-
Bendawi Manusia di UNESCO. Senjata Tradisional Yogyakarta 15. Senjata Tradisional
Yogyakarta Masyarakat Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat secara antropologis memiliki
budaya masyarakat Jawa Tengah. Keduanya memang berasal dari satu suku yang sama yaitu
Suku Jawa. Oleh karenanya, senjata tradisional yang dikenal masyarakat Yogyakarta sama
dengan senjata tradisional yang dikenal masyarakat Jawa Tengah, yaitu Keris. Dalam budaya
masyarakat Yogyakarta, keris biasanya diselipkan di bagian belakang pinggang bersama
serangkanya yang penuh ukiran. Senjata Tradisional Jawa Timur 16. Senjata Tradisional
Jawa Timur Masyarakat Madura di Jawa Timur memiliki senjata tradisional yang khas dan
berbeda dengan senjata tradisional suku-suku lainnya di Indonesia. Senjata tersebut bernama
Celurit. Celurit Madura secara praktis berfungsi sebagai alat pertanian yang membantu para
peternak Madura mencari pakan untuk sapi dan kerbaunya. Ia juga secara khusus dapat
berguna sebagai identitas status sosial masyarakat kaum pria dan sarana perlindungan diri
dari musuh atau binatang buas.