Anda di halaman 1dari 40

34 Rumah Adat di Indonesia

Paling Populer
oleh Tim Editorial Rumah.com
terakhir diperbarui 25 Jan 2022 • 25 menit membaca

RumahCom – Rumah adat Indonesia sangat beragam mengingat bahwa Indonesia


merupakan negara yang kaya akan suku dan budaya. Tidak heran apabila ternyata
Indonesia pun punya banyak sekali jenis rumah adat sesuai dengan daerahnya. Jika
dihitung berdasarkan jumlah provinsi, setidaknya ada 34 jenis rumah adat. Tapi, setiap
provinsi pun bahkan punya rumah adat lebih dari satu.
Apabila Anda mencari informasi mengenai rumah adat, berikut ini kami tampilkan 34 jenis
rumah adat yang ada di Indonesia yaitu:

1. Rumah Krong Bade


2. Rumah Bolon
3. Rumah Gadang
4. Rumah Selaso Jatuh Kembar
5. Rumah Panggung Kajang Leko
6. Rumah Bubungan Lima
7. Rumah Limas
8. Rumah Nuwo Sesat
9. Rumah Badui/Baduy
10. Rumah Kebaya
11. Rumah Sunda
12. Rumah Joglo
13. Rumah Joglo Situbondo
14. Rumah Bangsal Kencono
15. Rumah Gapura Candi Bentar
16. Rumah Dalam Loka
17. Rumah Panjang
18. Rumah Betang
19. Rumah Tongkonan
20. Rumah Sasad
21. Rumah Rakit
22. Rumah Lamin
23. Rumah Dulohupa
24. Rumah Boyang
25. Rumah Tambi
26. Rumah Walewangko
27. Rumah Musalaki
28. Rumah Baileo
29. Rumah Bubungan Tinggi
30. Rumah Baloy
31. Rumah Banua Tada
32. Rumah Kariwari
33. Rumah Belah Bubung
34. Rumah Honai

1. Rumah Adat Aceh: Krong Bade


Rumah adat Aceh ini memiliki kombinasi warna yang elegan dengan sentuhan
ornamen pada kayu. (Foto: Instagram/propan_sayembara)
Orang Aceh memiliki citarasa seni yang sangat baik. Salah satunya terlihat pada rumah
khas Krong Bade. Rumah panggung dengan satu tangga di depan ini memiliki perpaduan
warna yang cantik. Rumah Krong Bade biasa dikenal juga dengan nama rumoh
Aceh. Rumah adat ini jadi salah satu budaya Indonesia yang hampir punah.
Rumah adat ini punya tangga di bagian depan rumah dan tingginya berada beberapa meter
dari tanah. Jumlah anak tangga rumah adat Krong Bade biasanya berjumlah ganjil. Bahan
dasar pembangunan rumahnya adalah kayu, dengan banyak ukiran di dinding rumah. Atap
rumahnya terbuat dari daun rumbia dan bentuknya persegi panjang, memanjang dari timur
ke barat.

2. Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon


Rumah adat Batak ini disebut bolon dan dilengkapi tangga yang jumlahnya ganjil. (Foto:
Instagram/hidupbatakcomm)
Bolon merupakan rumah khas Suku Batak di Sumatera Utara. Di Sumatera Utara sendiri
Bolon terdiri dari beberapa jenis seperti Bolon Simalungun, Bolon Pakpak, Bolon Angkota,
Bolon Karo, dan lainnya.
Dengan bentuk rumah panggung persegi panjang, rumah Bolon biasanya dilengkapi tiang
penyangga setinggi 1,75 meter. Untuk masuk ke rumah, penghuni atau tamu harus naik
tangga yang jumlahnya selalu ganjil.
Ciri khas rumah adat ini adalah bentuknya panggung, terdiri dari beberapa tiang penyangga
bergaris tengah. Dinding rumahnya dihiasi dengan ornamen khas Simalungun dengan
warna merah, putih, dan hitam. Hiasan ornamen ini adalah lambang akan pandangan
kosmologis dan filosofi budaya suku Batak.

3. Rumah Adat Sumatera Barat: Rumah


Gadang
Rumah Gadang memiliki ciri khas atap bertanduk yang sangat menawan (Foto: Wikipedia)
Sampai hari ini, Rumah Gadang khas Sumatera Barat masih banyak ditemui di provinsi ini.
Rumah Gadang atau rumah godang adalah rumah adat Minangkabau. Ornamen rumah ini
juga banyak ditemui di seluruh Indonesia, khususnya di rumah makan Padang.
Rumah adat ini punya bentuk puncak atap yang runcing, menyerupai tanduk kerbau.
Dulunya atap ini dibuat dari bahan ijuk dan bisa bertahan sampai puluhan tahun. Tetapi
belakangan, atap rumah banyak berganti dengan seng.
Rumahnya dibangun dengan bentuk empat persegi panjang, dibagi atas 2 bagian yakni
depan dan belakang. Bagian depan biasanya penuh dengan ukiran ornamen bermotif akar,
bunga, dan daun. Sedangkan bagian luar belakang dilapisi belahan bambu.
4. Rumah Adat Riau: Selaso Jatuh
Kembar
Rumah adat Riau ini merupakan rumah panggung dengan dua selasar. (Foto:
Instagram/propan_sayembara)
Riau memiliki beberapa jenis rumah adat, salah satunya adalah Selaso Jatuh Kembar yang
paling terkenal. Nama ini diadopsi dari bentuk bangunan yang memiliki dua selasar. Selasar
rumah panggung ini memiliki posisi lebih rendah dibanding ruang tengah dan biasanya
dijadikan tempat musyawarah.
Rumah adat ini memiliki ciri khas yakni berbentuk rumah panggung atau memiliki kolong. Di
dalam rumah hanya ada sekat yang memisahkan ruang tengah dan ruang telo (tempat
menyimpan makanan), tidak ada ruangan atau kamar-kamar.
Bahan bangunannya terbuat dari alam, seperti atap dari daun rumbia, lalu dinding, tiang
atau lantai dari kayu-kayu berkualitas baik seperti kayu meranti, kayu medang, atau kayu
punak.

5. Rumah Adat Jambi: Panggung


Kajang Leko

Rumah adat Jambi memiliki pemetaan ruang yang detail. (Foto: romadecade.org)
Perpaduan warna kuning dan merah di rumah adat Jambi ini membuat penampilannya
terlihat cantik. Salah satu hal menarik dari rumah ini adalah pemetaan rumah yang terdiri
dari delapan ruang.
Konsep pembagian ruang ini bisa diterapkan juga dalam rumah masa kini. Ruang serambi
dalam, yang terdiri dari ruang tiru orangtua dan kamar tidur anak gadis, dan ruang makan,
disebut ruang balik menahan.
Bagian atapnya dinamai “Gajah Mabuk”, sesuai dengan nama pembuat desainnya.
Bentuknya seperti perahu dengan ujung atas yang melengkung. Sementara bagian langit-
langit dibuat dari tebar layar atau semacam plafon yang memisahkan ruang loteng dengan
ruang di bawahnya. Ruang loteng ini digunakan sebagai ruang penyimpanan.

6. Rumah Adat Bengkulu: Bubungan Lima

Nama Bubungan Lima merujuk pada bentuk atapnya. (Foto: Andalantourism.com)


Ciri khas rumah adat Bubungan Lima ini salah satunya terletak dari bentuk atapnya yang
tampak seperti bertumpuk-tumpuk. Wiranata dkk. dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul
“Rancang Bangun Permainan Android Tiga Dimensi Teka Teki Rumah Bubungan Lima
dengan Metode Kecerdasan Buatan” menyebutkan bahwa nama Bubungan Lima merujuk
pada bentuk atapnya. Selain itu, bahan pembuat atapnya adalah ijuk pohon enau. Namun
seiring berjalannya waktu, bahan pembuat atap sudah berganti dengan seng.
7. Rumah Adat Sumatera Selatan:
Limas
Dari namanya Rumah Limas pastinya kita sudah tahu pasti bahwa rumah ini pasti berbentuk
limas. Bangunan rumah adat ini punya lantai yang bertingkat-tingkat yang
merepresentasikan filosofi budaya masyarakat setempat, biasa disebut bengkilas. Dari jauh,
rumah ini nampak seperti rumah panggung dengan tiang-tiang tertancap ke tanah.

Rumah adat limas yang punya banyak tingkat, menonjolkan filosofi budaya masyarakat
Sriwijaya. (Foto: https://bobo.grid.id/)
Rumah adat ini punya luas mulai dari 400 – 1000 m2 dan biasanya digunakan untuk hajatan
atau acara adat. Rangka rumah adat terbuat dari kayu seru yang cukup langka. Bahan
material untuk membuat dinding, lantai, dan pintunya menggunakan kayu tembesu.
Sedangkan untuk tiang rumah menggunakan kayu unglen yang tahan air.

8. Rumah Adat Lampung: Nuwo Sesat


Nuwo Sesat berbentuk rumah panggung bertiang dan dibuat dengan menggunakan material
papan kayu. (Foto: Andalastourism.com)
Nuwo Sesat memiliki fungsi sebagai tempat utama untuk pertemuan adat bagi para purwatin
atau penyeimbang saat sedang mengadakan musyawarah adat. Rumah adat Nuwo
Sesat ini disebut juga sebagai Balai Agung.
Secara fisiknya, Nuwo Sesat berbentuk rumah panggung bertiang dan sebagian besar dari
rumah adat ini dibuat dengan menggunakan material papan kayu. Pada awalnya, rumah
Nuwo Sesat mempunyai atap yang berbahan dasar anyaman ilalang. Namun, saat ini
atapnya sudah digantikan dengan genting untuk menyesuaikan dengan perubahan zaman.

9. Rumah Adat Banten: Badui/Baduy


Caption foto: Rumah adat Badui/Baduy yang sering disebut dengan Julang Ngapak. (Foto:
https://www.romadecade.org)
Rumah adat dari provinsi Banten ini dimiliki oleh suku Badui, kelompok etnis masyarakat
adat suku di Banten. Bentuk rumahnya sering disebut juga dengan Julang Ngapak dan gaya
bangunannya seperti rumah panggung.
Bagian atap terdiri dari daun yang disebut sulah nyanda dan bagian bilik rumah dan pintu
dibuat dari anyaman bambu yang disusun secara vertikal, dikenal dengan
nama sarigsig. Selain itu, rumah adat Baduy dibagi dalam 3 bagian,
yakni sosoro (depan), tepas (tengah), dan imah (belakang).

Bagian sosoro digunakan untuk menerima tamu


Ruang tepas Untuk tempat makan atau ruang tidur anak-anak

imah (bagian inti rumah) fungsi khusus sebagai dapur dan kamar tidur utama.

10. Rumah Adat Betawi: Kebaya

Rumah adat Betawi dapat mudah ditemukan di kawasan Setu Babakan, Jakarta. (Foto:
Kabarinews.com)
Rumah adat betawi memiliki nama Kebaya. Disebut sebagai rumah kebaya karena bentuk
atapnya yang mirip pelana yang dilipat dan jika dilihat dari samping, lipatan-lipatan itu mirip
dengan lipatan kebaya. Sampai sekarang, ornamen rumah tradisional dari Betawi ini masih
sering dipakai, yaitu bagian lis ukiran di bawah genteng.
Pemasangan lis khas Betawi tersebut adalah cara paling mudah untuk menunjukkan ciri
khas rumah tradisional Jakarta. Atap rumahnya terbuat dari genteng atau atep (daun kirai
yang dianyam), dinding depan dengan kayu gowok/kayu nangka, dinding rumah lainnya
dengan anyaman bambu, dan pondasi yang digunakan adalah batu kali.
11. Rumah Adat Jawa Barat: Rumah
Sunda

Rumah adat Sunda ini mengandalkan kayu di beberapa sudut yang mudah ditemukan di
tanah Pasundan. (Foto: romadecade.org)
Masyarakat Sunda memiliki rumah tradisional unik yaitu rumah panggung tapi dengan
tangga yang pendek, berbeda dengan rumah panggung di Sumatera atau
Kalimantan. Rumah Sunda di masing-masing daerah memiliki ciri khas berbeda yang
terletak pada atapnya. Jenis atapnya antara lain: jolopong, badak heuay, perahu kemurep,
pongpok, jublek, apit gunting, dan lainnya.
Sebagian besar rumah adat Sunda mengambil bentuk dasar struktur atap pelana atau atap
gaya kampung yang dibangun di atas panggung pendek. Rumahnya terbuat dari bahan-
bahan dedaunan seperti ijuk, dedaunan palem, atau serat aren hitam. Daun-daun ini akan
menutupi kerangka kayu dan balok. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu.

12. Rumah Adat Jawa Tengah: Joglo


Rumah adat dari Jawa Tengah ini memiliki ruang tamu yang biasanya disebut pendopo.
(Foto: Rumah.com)
Joglo adalah rumah adat Jawa Tengah dengan ciri atap berbentuk piramida yang mengacu
pada bentuk gunung. Secara umum ada empat bagian dari rumah Joglo, yaitu pendopo atau
ruang tamu, pringgitan atau ruang samping, ruang dalem atau ruang utama, dan sentong
sebagai ruang penyimpanan.
Joglo bisa jadi inspirasi Anda dalam membangun rumah, karena memiliki bentuk atap yang
unik dan cantik. Salah satu yang bisa diadopsi adalah pendoponya yang diadopsi untuk
teras. Tentu ada penyesuaian ukuran, karena aslinya pendopo berukuran luas. Namun,
apabila Anda ingin mencari rumah di Jawa Tengah tentu bisa menjadi opsi terbaiknya.
Rumah Joglo Keunikan, Adat dan Filosofinya

13. Rumah Adat Jawa Timur: Joglo


Situbondo
Sesuai namanya, rumah adat ini banyak ditemukan di daerah Situbondo, Jawa Timur. (foto:
https://budayajawa.id)
Rumah adat ini berbeda dengan rumah adat Joglo di Jawa Tengah, meskipun ada sedikit
kemiripan. Rumah adat Jawa Timur berbentuk limasan atau dara gepak. Sesuai namanya,
rumah adat ini banyak ditemukan di daerah Situbondo, Jawa Timur.
Umumnya, bahan bangunan rumah adat ini adalah kayu jati murni. Hal ini dipercayai karena
kayu jati punya kekuatan besar dan daya tahan cukup lama. Pintu utama punya hiasan-
hiasan di atasnya yang biasa disebut dengan makara atau seluru gelung. Makara biasa
digunakan sebagai gerbang masuk sebelum ke ruang utama.
Hiasan di makara ini punya fungsi sebagai tolak bala juga untuk memberi keindahan.
Ukiran-ukiran lain pun menghiasi rumah, berfungsi sebagai penangkal musibah.

14. Rumah Adat Yogyakarta: Bangsal


Kencono
Rumah Bangsal Kencono difungsikan sebagai tempat kesultanan dan acara adat
masyarakat Yogyakarta. (Foto: Pewartanusantara.com)
Rumah Bangsal Kencono difungsikan sebagai tempat kesultanan dan acara adat
masyarakat Yogyakarta. Maka tak heran jika ukuran nya sangat besar dan menyerupai
padepokan. Selain ukuran bangunannya yang luas, halaman rumah adat ini juga sangat
luas dengan ukuran sekitar 14.000 m2.

15. Rumah Adat Bali: Gapura Candi


Bentar
Rumah adat Bali umumnya mengadopsi bentuk Gapura Candi Bentar ini pada pintu masuk
dan memberi kesan tradisi yang kuat. (Foto: Instagram/Balilifetour)
Jika Anda melihat rumah tradisional Bali, pasti banyak sekali Anda melihat ukiran-ukiran
pahatan, patung, dan lainnya. Di samping itu pula, setiap rumah pasti selalu memiliki gapura
candi sebagai gerbang masuk rumah maupun Pura. Ada banyak sekali unsur yang bisa
diterapkan seperti ornamen, ukiran, model rumah yang bisa Anda tiru untuk memberikan
suasana bali ke dalam rumah Anda.

16. Rumah Adat NTB: Dalam Loka


Rumah adat Nusa Tenggara Barat ini terkenal cantik dan sering menjadi latar belakang foto-
foto pre-wedding. (Foto: Instagram/Halal_away)
Rumah adat di Nusa Tenggara Barat disebut Dalam Loka. Rumah ini digunakan oleh Suku
Sumbawa, Sasak, Dompu, dan Dongu. Rumah ini dulunya hanya digunakan oleh raja dan
kepala adat, bukan masyarakat biasa. Tapi kini Dalam Loka sudah boleh digunakan oleh
masyarakat biasa.
Hal yang unik dari Rumah adat ini yaitu ditopang dengan 99 tiang yang melambangkan 99
sifat Allah dalam ajaran agama Islam. Area luar dilengkapi dengan dekorasi seperti kebun
istana, gapura, atau tempat lonceng.

17. Rumah Adat Kalimantan Barat:


Panjang

Rumah betang atau rumah panjang hampir jarang ditemukan lagi. (Foto: romadecade.org)
Rumah adat Kalimantan Barat bernama Rumah Radakng. Sering disebut juga rumah
panjang karena memiliki panjang rumah hingga 180 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 5
sampai 8 meter di atas permukaan tanah. Tiang-tiang penyangga rumahnya sangat tinggi
dan tangganya lebar yang harus berjumlah ganjil.
Filosofi dari rumah ini menggambarkan kebersamaan dan toleransi dari setiap anggota
keluarga. RumahRumah Radakng bisa menampung puluhan kepala keluarga dan ratusan
orang didalamnya sebagai bentuk kebersamaan.

18. Rumah Adat Kalimantan Tengah:


Betang

Rumah adat Betang

adalah pusat kebudayaan dan segala proses kehidupan bagi masyarakat Dayak. (Foto:
https://id.wikipedia.org)
Rumah adat Kalimantan Tengah atau rumah betang, dihuni oleh masyarakat Dayak
terutama di daerah hulu sungai. Rumahnya berbentuk panggung, punya panjang mencapai
30-150 meter, lebar 10-30 meter, dan tinggi tiang sekitar 3-5 meter. Arsitekturnya mirip
dengan rumah adat Panjang, Kalimantan Barat.
Pada suku Dayak tertentu, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan rumah
adat Betang. Seperti, hulunya harus searah dengan matahari terbit dan hilirnya ke arah
matahari terbenam. Hal ini adalah simbol kerja keras dan bertahan hidup dari matahari terbit
sampai terbenam.

19. Rumah Adat Toraja: Tongkonan


Rumah adat asal Toraja ini berbentuk unik dan diadopsi berbagai bangunan di kota asalnya,
seperti hotel dan kantor. (Foto: GoodnewsfromIndonesia)
Suku Toraja memiliki rumah adat yang berbentuk elegan. Lengkungan atapnya yang
menjulang seperti haluan kapal menjadi ciri khasnya. Rumah ini punya arsitektur bangunan
yang mirip dengan bangunan Suku Bugis.
Ciri khasnya adalah teras yang luas dan jumlah anak tangga yang ganjil. Untuk bahan
bangunan, sebagian besar material rumah adat Toraja menggunakan bahan-bahan yang
berasal dari alam. Saat ini sudah dilakukan memodifikasi atap tersebut untuk bentuk
bangunan yang lebih kecil. Anda yang berasal dari Toraja atau pecinta budayanya bisa
mengadopsi model atap ini.

20. Rumah Adat Maluku Utara: Sasadu


Rumah adat Sasadu digunakan sebagai ruang pertemuan, tempat menerima tamu, dan
perayaan pesta adat. (Foto: https://situsbudaya.id)
Sasadu berasal dari kata Sasa – Sela – Lamo atau besar dan Tatadus – Tadus atau
berlindung. Dari asal katanya, arti Sasadu bermakna berlindung di rumah besar. Bentuk
rumahnya seperti rumah panggung dengan batang pohon sagu sebagai pilar dan anyaman
daun sagu sebagai penutup atap rumah.
Rumah adat Maluku Sasadu tidak punya pintu dan dinding penutup. Rumah ini dibangun
tanpa menggunakan paku, melainkan bahan alam yaitu pasak kayu. Pasak kayu ini
digunakan untuk memperkuat sambungan dan tali ijuk dari pengikat rangka atap. Lantainya
dibangun dengan semen karena pemeliharaannya lebih mudah. Rumah ini dilengkapi juga
bendera besar yang disebut panji dan bendera kecil yang disebut dayalo.

21. Rumah Adat Bangka Belitung: Rumah


Rakit
Rumah Rakit karena meyakini bahwa air merupakan salah satu sumber kehidupan yang
sangat baik untuk menjadi sebuah mata pencaharian. (Foto: Pariwisataindonesia.id)
Penamaan dari Rumah Rakit ini juga berasal dari bentuk bangunan yang sangat unik.
Supaya rumah bisa aman dan mengapung di atas permukaan air, maka rumah haruslah
dibuat menyerupai sebuah rakit yang lengkap. Banyak masyarakat yang lebih memilih untuk
membangun dan tinggal di Rumah Rakit karena meyakini bahwa air merupakan salah satu
sumber kehidupan yang sangat baik untuk menjadi sebuah mata pencaharian.

22. Rumah Adat Kalimantan Timur:


Rumah Lamin
Panjang Rumah Lamin dapat mencapai 300 meter dengan lebar 15 meter dan tinggi kurang
lebih 3 meter. (Foto: Pariwisataindonesia.id)
Rumah Lamin yang merupakan rumah adat suku Dayak adalah rumah panggung yang
panjang dan sambung menyambung dan terdiri banyak kamar. Panjang Rumah Lamin dapat
mencapai 300 meter dengan lebar 15 meter dan tinggi kurang lebih 3 meter. Rumah Lamin
biasanya terbuat dari kayu ulin dan kayu besi yang cukup kuat dan tahan lama. Rumah
Lamin sebagai identitas dari masyarakat Dayak Kalimantan Timur dapat dihuni oleh sekitar
25 hingga 30 kepala keluarga.

23. Rumah Adat Gorontalo: Rumah


Dulohupa
Mayoritas, rumah adat ini berada di Kecamatan Kota Selatan. (Foto:
Kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Rumah Adat Dulohupa adalah rumah adat yang paling terkenal di daerah Gorontalo.
Mayoritas, rumah adat ini berada di Kecamatan Kota Selatan. Secara arsitektur, rumah adat
ini mengusung konsep rumah panggung. Akan tetapi, makna filosofis dari rumah adat ini
berbeda dengan rumah panggung yang berada di daerah Sumatra.

24. Rumah Adat Sulawesi Barat: Rumah


Boyang
Rumah adat Sulawesi Barat ini juga terdiri dari dua jenis, yaitu Boyang Adaq dan Boyang
Beasa. (Foto: Celebes.co)
Rumah adat Sulawesi Barat ini juga terdiri dari dua jenis, yaitu Boyang Adaq dan Boyang
Beasa. Kedua rumah adat tersebut memiliki perbedaan yang kentara yaitu dari fungsinya.
Rumah adat Boyang Adaq adalah sebuah tempat tinggal yang dikhususkan untuk kaum
bangsawan atau ketua adat, sedangkan Boyang Beasa merupakan tempat tinggal bagi
masyarakat biasa.

25. Rumah Adat Sulawesi Tengah:


Rumah Tambi
rumah Tambi ini terbuat dari kayu bonati yang merupakan salah satu jenis dari kayu hutan
yang memiliki tekstur kuat. (Foto: Pariwisataindonesia.id)
Rumah adat Tambi ini dibuat berupa sebuah rumah panggung yang memiliki tiang
penyangga struktur yang pendek dan memiliki tinggi tidak lebih dari satu meter. Sengaja
dibuat tidak menyentuh dengan tanah agar permukaan di dalam rumah tidak terlalu lembab
dan tetap nyaman pada setiap cuaca yang berbeda. Tiang penyangga struktur dari rumah
Tambi ini terbuat dari kayu bonati yang merupakan salah satu jenis dari kayu hutan yang
memiliki tekstur kuat dan tidak mudah untuk lapuk.

26. Rumah Adat Sulawesi Utara: Rumah


Walewangko
Rumah Adat Walewangko terdiri dari tiga bagian yakni bagian bawah, bagian tengah dan
bagian atas. (Foto: Celebes.co)
Rumah Adat Walewangko terdiri dari tiga bagian yakni bagian bawah, bagian tengah dan
bagian atas. Pada bagian bawah rumah, terdapat tiang-tiang yang menyangga rumah
panggung. Pada bagian tengah rumah, terdapat beberapa ruangan. Sedangkan pada
bagian atas terdapat atap yang biasanya menggunakan rumbia atau daun nipah.

27. Rumah Adat NTT: Rumah Musalaki


Rumah adat Musalaki digunakan sebagai salah satu acuan desain utama bangunan
pemerintahan Kelurahan, Kecamatan hingga Kabupaten NTT. (Foto: Indonesiatraveler.id)
Rumah adat Musalaki pada awalnya dipakai sebagai sebuah tempat tinggal bagi kepala
suku dari beberapa suku yang ada di Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, desain dari
rumah adat Musalaki terus digunakan sebagai salah satu acuan desain utama bangunan
pemerintahan seperti kantor Kelurahan, Kecamatan hingga Kabupaten pada provinsi Nusa
Tenggara Timur.

28. Rumah Adat Maluku: Rumah Baileo


Rumah adat Baileo dikenal memiliki ukuran yang sangat luas dan besar. (Foto: Celebes.co)
Bangunan Rumah Baileo berbentuk rumah panggung atau rumah berkolong, dan berdenah
persegi. Pondasi bangunan terbuat dari kayu, papan dan daun sagu sebagai atapnya.
Berbeda dengan kebanyakan rumah adat di Indonesia, rumah adat Baileo dikenal memiliki
ukuran yang sangat luas dan besar.

29. Rumah Adat Kalimantan Selatan:


Rumah Bubungan Tinggi
Rumah ini melambangkan perpaduan dunia atas dan dunia bawah. (Foto: Celebes.co)
Rumah adat Kalimantan Selatan bernama Bubungan Tinggi ini memiliki sejumlah filosofi
yang unik dan sarat makna. Rumah ini melambangkan perpaduan dunia atas dan dunia
bawah. Itu tampak pada ukiran burung enggang yang disamarkan pada bagian ujung garis
lintang atap rumah yang melambangkan alam atas.

30. Rumah Adat Kalimantan Utara:


Rumah Baloy
Rumah adat Kalimantan Utara atau yang sering disebut rumah Baloy atau rumah Baloy
Mayo sebenarnya adalah rumah adat suku Tidung. (Foto: Backpakerjakarta.com)
Rumah adat Kalimantan Utara atau yang sering disebut rumah Baloy atau rumah Baloy
Mayo sebenarnya adalah rumah adat suku Tidung, salah satu suku yang mendiami provinsi
Kalimantan Utara. Berbeda dengan suku lainnya, seperti Dayak, suku Tidung memang
masih belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia secara luas. Apalagi, salah satu
kebudayaan suku Tidung juga pernah disalahartikan sebagai kebudayaan miliki China.

31. Rumah Adat Sulawesi Tenggara:


Rumah Banua Tada
Menurut sejarah, rumah adat Banua Tada ini pertama kali dibangun pada masa Raja Buton
pertama, yaitu Wa Kaa Kaa. (Foto: Pewartanusantara.com)
Rumah adat Sulawesi Tenggara ini terdiri dari dua kata, Banua dan Tada. Benua
mempunyai arti sebagai rumah, sementara Tada artinya adalah siku. Ketika digabungkan,
rumah ini memiliki arti sebagai rumah siku.
Menurut sejarah, rumah adat Banua Tada ini pertama kali dibangun pada masa Raja Buton
pertama, yaitu Wa Kaa Kaa. Pembuatan rumah adat ini merupakan wujud warga adat untuk
menghormati raja mereka. Pada waktu itu, rumah yang dibangun cenderung sangat
sederhana tanpa ada hiasan apapun.

32. Rumah Adat Papua: Kariwari


Berbeda dengan bentuk rumah adat Papua lainnya – seperti honai yang berbentuk bulat –
rumah Kariwari berbentuk limas segi delapan. (Foto: Indonesiakaya.com)
Rumah Kariwari adalah salah satu rumah adat khas Papua, lebih tepatnya adalah rumah
adat dari Suku Tobati-Enggros yang bermukim di sekitar Teluk Yotefa dan Danau Sentani,
Jayapura. Berbeda dengan bentuk rumah adat Papua lainnya – seperti honai yang
berbentuk bulat – rumah Kariwari berbentuk limas segi delapan. Rumah Kariwari biasanya
terbuat dari, bambu, kayu besi dan daun sagu hutan. Rumah Kariwari terdiri dari dua lantai
dan tiga kamar atau tiga ruangan, dengan fungsi yang masing-masing berbeda.

33. Rumah Adat Kepulauan Riau: Rumah


Belah Bubung
Konon, nama rumah ini diberikan oleh orang-orang asing yang datang ke Indonesia. (Foto:
Rezaputriutamiutami5.blogspot.com_
Rumah Belah Bubung adalah rumah adat dari kepulauan Riau yang berada di
Indonesia.Rumah Belah Bubung juga dikenal dengan nama rumah rabung atau rumah
bubung melayu. Konon, nama rumah ini diberikan oleh orang-orang asing yang datang ke
Indonesia seperti Tiongkok dan Belanda.
Rumah Belah Bubung memiliki model rumah yang sama dengan rumah panggung. Rumah
ini memiliki tinggi 2 meter dari tanah dan ditopang oleh beberapa tiang penyangga. Rumah
ini memiliki atap yang berbentuk seperti pelana kuda. Rumah induk terbagi menjadi 4 bagian
yaitu selasar, ruang induk, ruang penghubung dapur, dan dapur. Rumah Belah Bubung
memiliki bahan dasar yaitu kayu

34. Rumah Adat Papua Barat: Honai


Rumah adat Papua ini ampuh untuk menahan dinginnya suhu di pegunungan. (Foto:
romadecade.org)
Honai merupakan rumah adat Papua Barat dengan ciri minimnya ventilasi dan pencahayaan
atau tidak ada jendela. Tujuan dari pembuatan rumah yang rapat ini adalah untuk menahan
dingin, karena masyarakat Papua banyak yang tinggal di daerah pegunungan. Bahan
bangunan rumah ini umumnya terdiri dari kayu dan ilalang. Rumah ini tetap bisa diadopsi
untuk bangunan modern melalui beberapa modifikasi seperti mengganti kayu dengan
tembok dan lebih terbuka, disesuaikan dengan daerahnya.
SUMBER

https://www.rumah.com/panduan-properti/18-rumah-adat-untuk-inspirasi-hunian-anda-12686

Anda mungkin juga menyukai