Paling Populer
oleh Tim Editorial Rumah.com
terakhir diperbarui 25 Jan 2022 • 25 menit membaca
Rumah adat Jambi memiliki pemetaan ruang yang detail. (Foto: romadecade.org)
Perpaduan warna kuning dan merah di rumah adat Jambi ini membuat penampilannya
terlihat cantik. Salah satu hal menarik dari rumah ini adalah pemetaan rumah yang terdiri
dari delapan ruang.
Konsep pembagian ruang ini bisa diterapkan juga dalam rumah masa kini. Ruang serambi
dalam, yang terdiri dari ruang tiru orangtua dan kamar tidur anak gadis, dan ruang makan,
disebut ruang balik menahan.
Bagian atapnya dinamai “Gajah Mabuk”, sesuai dengan nama pembuat desainnya.
Bentuknya seperti perahu dengan ujung atas yang melengkung. Sementara bagian langit-
langit dibuat dari tebar layar atau semacam plafon yang memisahkan ruang loteng dengan
ruang di bawahnya. Ruang loteng ini digunakan sebagai ruang penyimpanan.
Rumah adat limas yang punya banyak tingkat, menonjolkan filosofi budaya masyarakat
Sriwijaya. (Foto: https://bobo.grid.id/)
Rumah adat ini punya luas mulai dari 400 – 1000 m2 dan biasanya digunakan untuk hajatan
atau acara adat. Rangka rumah adat terbuat dari kayu seru yang cukup langka. Bahan
material untuk membuat dinding, lantai, dan pintunya menggunakan kayu tembesu.
Sedangkan untuk tiang rumah menggunakan kayu unglen yang tahan air.
imah (bagian inti rumah) fungsi khusus sebagai dapur dan kamar tidur utama.
Rumah adat Betawi dapat mudah ditemukan di kawasan Setu Babakan, Jakarta. (Foto:
Kabarinews.com)
Rumah adat betawi memiliki nama Kebaya. Disebut sebagai rumah kebaya karena bentuk
atapnya yang mirip pelana yang dilipat dan jika dilihat dari samping, lipatan-lipatan itu mirip
dengan lipatan kebaya. Sampai sekarang, ornamen rumah tradisional dari Betawi ini masih
sering dipakai, yaitu bagian lis ukiran di bawah genteng.
Pemasangan lis khas Betawi tersebut adalah cara paling mudah untuk menunjukkan ciri
khas rumah tradisional Jakarta. Atap rumahnya terbuat dari genteng atau atep (daun kirai
yang dianyam), dinding depan dengan kayu gowok/kayu nangka, dinding rumah lainnya
dengan anyaman bambu, dan pondasi yang digunakan adalah batu kali.
11. Rumah Adat Jawa Barat: Rumah
Sunda
Rumah adat Sunda ini mengandalkan kayu di beberapa sudut yang mudah ditemukan di
tanah Pasundan. (Foto: romadecade.org)
Masyarakat Sunda memiliki rumah tradisional unik yaitu rumah panggung tapi dengan
tangga yang pendek, berbeda dengan rumah panggung di Sumatera atau
Kalimantan. Rumah Sunda di masing-masing daerah memiliki ciri khas berbeda yang
terletak pada atapnya. Jenis atapnya antara lain: jolopong, badak heuay, perahu kemurep,
pongpok, jublek, apit gunting, dan lainnya.
Sebagian besar rumah adat Sunda mengambil bentuk dasar struktur atap pelana atau atap
gaya kampung yang dibangun di atas panggung pendek. Rumahnya terbuat dari bahan-
bahan dedaunan seperti ijuk, dedaunan palem, atau serat aren hitam. Daun-daun ini akan
menutupi kerangka kayu dan balok. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu.
Rumah betang atau rumah panjang hampir jarang ditemukan lagi. (Foto: romadecade.org)
Rumah adat Kalimantan Barat bernama Rumah Radakng. Sering disebut juga rumah
panjang karena memiliki panjang rumah hingga 180 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 5
sampai 8 meter di atas permukaan tanah. Tiang-tiang penyangga rumahnya sangat tinggi
dan tangganya lebar yang harus berjumlah ganjil.
Filosofi dari rumah ini menggambarkan kebersamaan dan toleransi dari setiap anggota
keluarga. RumahRumah Radakng bisa menampung puluhan kepala keluarga dan ratusan
orang didalamnya sebagai bentuk kebersamaan.
adalah pusat kebudayaan dan segala proses kehidupan bagi masyarakat Dayak. (Foto:
https://id.wikipedia.org)
Rumah adat Kalimantan Tengah atau rumah betang, dihuni oleh masyarakat Dayak
terutama di daerah hulu sungai. Rumahnya berbentuk panggung, punya panjang mencapai
30-150 meter, lebar 10-30 meter, dan tinggi tiang sekitar 3-5 meter. Arsitekturnya mirip
dengan rumah adat Panjang, Kalimantan Barat.
Pada suku Dayak tertentu, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan rumah
adat Betang. Seperti, hulunya harus searah dengan matahari terbit dan hilirnya ke arah
matahari terbenam. Hal ini adalah simbol kerja keras dan bertahan hidup dari matahari terbit
sampai terbenam.
https://www.rumah.com/panduan-properti/18-rumah-adat-untuk-inspirasi-hunian-anda-12686