Anda di halaman 1dari 20

20 RUMAH ADAT DI INDONESIA

1. Rumah Adat Aceh: Krong Bade

Orang Aceh memiliki citarasa seni yang sangat baik. Salah satunya terlihat pada rumah khas
Krong Bade. Rumah panggung dengan satu tangga di depan ini memiliki perpaduan warna yang
cantik. Rumah Krong Bade biasa dikenal juga dengan nama rumoh Aceh. Rumah adat ini jadi
salah satu budaya Indonesia yang hampir punah.
Rumah adat ini punya tangga di bagian depan rumah dan tingginya berada beberapa meter dari
tanah. Jumlah anak tangga rumah adat Krong Bade biasanya berjumlah ganjil. Bahan dasar
pembangunan rumahnya adalah kayu, dengan banyak ukiran di dinding rumah. Atap rumahnya
terbuat dari daun rumbia dan bentuknya persegi panjang, memanjang dari timur ke barat.

2. Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon

Bolon merupakan rumah khas Suku Batak di Sumatera Utara. Di Sumatera Utara sendiri Bolon
terdiri dari beberapa jenis seperti Bolon Simalungun, Bolon Pakpak, Bolon Angkota, Bolon
Karo, dan lainnya.
Dengan bentuk rumah panggung persegi panjang, rumah Bolon biasanya dilengkapi tiang
penyangga setinggi 1,75 meter. Untuk masuk ke rumah, penghuni atau tamu harus naik tangga
yang jumlahnya selalu ganjil.
Ciri khas rumah adat ini adalah bentuknya panggung, terdiri dari beberapa tiang penyangga
bergaris tengah. Dinding rumahnya dihiasi dengan ornamen khas Simalungun dengan warna
merah, putih, dan hitam. Hiasan ornamen ini adalah lambang akan pandangan kosmologis dan
filosofi budaya suku Batak.
3. Rumah Adat Sumatera Barat: Rumah Gadang

Sampai hari ini, Rumah Gadang khas Sumatera Barat masih banyak ditemui di provinsi ini.
Rumah Gadang atau rumah godang adalah rumah adat Minangkabau. Ornamen rumah ini juga
banyak ditemui di seluruh Indonesia, khususnya di rumah makan Padang.
Rumah adat ini punya bentuk puncak atap yang runcing, menyerupai tanduk kerbau. Dulunya
atap ini dibuat dari bahan ijuk dan bisa bertahan sampai puluhan tahun. Tetapi belakangan, atap
rumah banyak berganti dengan seng.
Rumahnya dibangun dengan bentuk empat persegi panjang, dibagi atas 2 bagian yakni depan dan
belakang. Bagian depan biasanya penuh dengan ukiran ornamen bermotif akar, bunga, dan daun.
Sedangkan bagian luar belakang dilapisi belahan bambu.

4. Rumah Adat Riau: Selaso Jatuh Kembar

Riau memiliki beberapa jenis rumah adat, salah satunya adalah Selaso Jatuh Kembar yang paling
terkenal. Nama ini diadopsi dari bentuk bangunan yang memiliki dua selasar. Selasar rumah
panggung ini memiliki posisi lebih rendah dibanding ruang tengah dan biasanya dijadikan tempat
musyawarah.
Rumah adat ini memiliki ciri khas yakni berbentuk rumah panggung atau memiliki kolong. Di
dalam rumah hanya ada sekat yang memisahkan ruang tengah dan ruang telo (tempat
menyimpan makanan), tidak ada ruangan atau kamar-kamar.
Bahan bangunannya terbuat dari alam, seperti atap dari daun rumbia, lalu dinding, tiang atau
lantai dari kayu-kayu berkualitas baik seperti kayu meranti, kayu medang, atau kayu punak.
5. Rumah Adat Jambi: Panggung Kajang Leko

Perpaduan warna kuning dan merah di rumah adat Jambi ini membuat penampilannya terlihat
cantik. Salah satu hal menarik dari rumah ini adalah pemetaan rumah yang terdiri dari delapan
ruang.
Konsep pembagian ruang ini bisa diterapkan juga dalam rumah masa kini. Ruang serambi dalam,
yang terdiri dari ruang tiru orangtua dan kamar tidur anak gadis, dan ruang makan, disebut ruang
balik menahan.
Bagian atapnya dinamai “Gajah Mabuk”, sesuai dengan nama pembuat desainnya. Bentuknya
seperti perahu dengan ujung atas yang melengkung. Sementara bagian langit-langit dibuat dari
tebar layar atau semacam plafon yang memisahkan ruang loteng dengan ruang di bawahnya.
Ruang loteng ini digunakan sebagai ruang penyimpanan.

6. Rumah Adat Bengkulu: Bubungan Lima

Ciri khas rumah adat Bubungan Lima ini salah satunya terletak dari bentuk atapnya yang tampak
seperti bertumpuk-tumpuk. Wiranata dkk. dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “Rancang
Bangun Permainan Android Tiga Dimensi Teka Teki Rumah Bubungan Lima dengan Metode
Kecerdasan Buatan” menyebutkan bahwa nama Bubungan Lima merujuk pada bentuk atapnya.
Selain itu, bahan pembuat atapnya adalah ijuk pohon enau. Namun seiring berjalannya waktu,
bahan pembuat atap sudah berganti dengan seng.
7. Rumah Adat Sumatera Selatan: Limas
Dari namanya Rumah Limas pastinya kita sudah tahu pasti bahwa rumah ini pasti berbentuk
limas. Bangunan rumah adat ini punya lantai yang bertingkat-tingkat yang merepresentasikan
filosofi budaya masyarakat setempat, biasa disebut bengkilas. Dari jauh, rumah ini nampak
seperti rumah panggung dengan tiang-tiang tertancap ke tanah.

Rumah adat ini punya luas mulai dari 400 – 1000 m2 dan biasanya digunakan untuk hajatan atau
acara adat. Rangka rumah adat terbuat dari kayu seru yang cukup langka. Bahan material untuk
membuat dinding, lantai, dan pintunya menggunakan kayu tembesu. Sedangkan untuk tiang
rumah menggunakan kayu unglen yang tahan air.

8. Rumah Adat Lampung: Nuwo Sesat

Nuwo Sesat memiliki fungsi sebagai tempat utama untuk pertemuan adat bagi para purwatin atau
penyeimbang saat sedang mengadakan musyawarah adat. Rumah adat Nuwo Sesat ini disebut
juga sebagai Balai Agung.
Secara fisiknya, Nuwo Sesat berbentuk rumah panggung bertiang dan sebagian besar dari rumah
adat ini dibuat dengan menggunakan material papan kayu. Pada awalnya, rumah Nuwo Sesat
mempunyai atap yang berbahan dasar anyaman ilalang. Namun, saat ini atapnya sudah
digantikan dengan genting untuk menyesuaikan dengan perubahan zaman.
9. Rumah Adat Banten: Badui/Baduy

Rumah adat dari provinsi Banten ini dimiliki oleh suku Badui, kelompok etnis masyarakat adat
suku di Banten. Bentuk rumahnya sering disebut juga dengan Julang Ngapak dan gaya
bangunannya seperti rumah panggung.
Bagian atap terdiri dari daun yang disebut sulah nyanda dan bagian bilik rumah dan pintu dibuat
dari anyaman bambu yang disusun secara vertikal, dikenal dengan nama sarigsig. Selain itu,
rumah adat Baduy dibagi dalam 3 bagian, yakni sosoro (depan), tepas (tengah),
dan imah (belakang).

Bagian sosoro digunakan untuk menerima tamu

Ruang tepas Untuk tempat makan atau ruang tidur anak-anak

imah (bagian inti rumah) fungsi khusus sebagai dapur dan kamar tidur utama.

10. Rumah Adat Betawi: Kebaya

Rumah adat betawi memiliki nama Kebaya. Disebut sebagai rumah kebaya karena bentuk
atapnya yang mirip pelana yang dilipat dan jika dilihat dari samping, lipatan-lipatan itu mirip
dengan lipatan kebaya. Sampai sekarang, ornamen rumah tradisional dari Betawi ini masih
sering dipakai, yaitu bagian lis ukiran di bawah genteng.
Pemasangan lis khas Betawi tersebut adalah cara paling mudah untuk menunjukkan ciri khas
rumah tradisional Jakarta. Atap rumahnya terbuat dari genteng atau atep (daun kirai yang
dianyam), dinding depan dengan kayu gowok/kayu nangka, dinding rumah lainnya dengan
anyaman bambu, dan pondasi yang digunakan adalah batu kali.
11. Rumah Adat Jawa Barat: Rumah Sunda

Masyarakat Sunda memiliki rumah tradisional unik yaitu rumah panggung tapi dengan tangga
yang pendek, berbeda dengan rumah panggung di Sumatera atau Kalimantan. Rumah Sunda di
masing-masing daerah memiliki ciri khas berbeda yang terletak pada atapnya. Jenis atapnya
antara lain: jolopong, badak heuay, perahu kemurep, pongpok, jublek, apit gunting, dan lainnya.
Sebagian besar rumah adat Sunda mengambil bentuk dasar struktur atap pelana atau atap gaya
kampung yang dibangun di atas panggung pendek. Rumahnya terbuat dari bahan-bahan
dedaunan seperti ijuk, dedaunan palem, atau serat aren hitam. Daun-daun ini akan menutupi
kerangka kayu dan balok. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu.

12. Rumah Adat Jawa Tengah: Joglo

Joglo adalah rumah adat Jawa Tengah dengan ciri atap berbentuk piramida yang mengacu pada
bentuk gunung. Secara umum ada empat bagian dari rumah Joglo, yaitu pendopo atau ruang
tamu, pringgitan atau ruang samping, ruang dalem atau ruang utama, dan sentong sebagai ruang
penyimpanan.
Joglo bisa jadi inspirasi Anda dalam membangun rumah, karena memiliki bentuk atap yang unik
dan cantik. Salah satu yang bisa diadopsi adalah pendoponya yang diadopsi untuk teras. Tentu
ada penyesuaian ukuran, karena aslinya pendopo berukuran luas. Namun, apabila Anda ingin
mencari rumah di Jawa Tengah tentu bisa menjadi opsi terbaiknya.
13. Rumah Adat Jawa Timur: Joglo Situbondo

Rumah adat ini berbeda dengan rumah adat Joglo di Jawa Tengah, meskipun ada sedikit
kemiripan. Rumah adat Jawa Timur berbentuk limasan atau dara gepak. Sesuai namanya, rumah
adat ini banyak ditemukan di daerah Situbondo, Jawa Timur.
Umumnya, bahan bangunan rumah adat ini adalah kayu jati murni. Hal ini dipercayai karena
kayu jati punya kekuatan besar dan daya tahan cukup lama. Pintu utama punya hiasan-hiasan di
atasnya yang biasa disebut dengan makara atau seluru gelung. Makara biasa digunakan sebagai
gerbang masuk sebelum ke ruang utama.
Hiasan di makara ini punya fungsi sebagai tolak bala juga untuk memberi keindahan. Ukiran-
ukiran lain pun menghiasi rumah, berfungsi sebagai penangkal musibah.

14. Rumah Adat Yogyakarta: Bangsal Kencono

Rumah Bangsal Kencono difungsikan sebagai tempat kesultanan dan acara adat masyarakat
Yogyakarta. Maka tak heran jika ukuran nya sangat besar dan menyerupai padepokan. Selain
ukuran bangunannya yang luas, halaman rumah adat ini juga sangat luas dengan ukuran sekitar
14.000 m2.
15. Rumah Adat Bali: Gapura Candi Bentar

Jika Anda melihat rumah tradisional Bali, pasti banyak sekali Anda melihat ukiran-ukiran
pahatan, patung, dan lainnya. Di samping itu pula, setiap rumah pasti selalu memiliki gapura
candi sebagai gerbang masuk rumah maupun Pura. Ada banyak sekali unsur yang bisa diterapkan
seperti ornamen, ukiran, model rumah yang bisa Anda tiru untuk memberikan suasana bali ke
dalam rumah Anda.

16. Rumah Adat NTB: Dalam Loka

Rumah adat di Nusa Tenggara Barat disebut Dalam Loka. Rumah ini digunakan oleh Suku
Sumbawa, Sasak, Dompu, dan Dongu. Rumah ini dulunya hanya digunakan oleh raja dan kepala
adat, bukan masyarakat biasa. Tapi kini Dalam Loka sudah boleh digunakan oleh masyarakat
biasa.
Hal yang unik dari Rumah adat ini yaitu ditopang dengan 99 tiang yang melambangkan 99 sifat
Allah dalam ajaran agama Islam. Area luar dilengkapi dengan dekorasi seperti kebun istana,
gapura, atau tempat lonceng.
17. Rumah Adat Kalimantan Barat: Panjang

Rumah adat Kalimantan Barat bernama Rumah Radakng. Sering disebut juga rumah panjang
karena memiliki panjang rumah hingga 180 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 5 sampai 8 meter di
atas permukaan tanah. Tiang-tiang penyangga rumahnya sangat tinggi dan tangganya lebar yang
harus berjumlah ganjil.
Filosofi dari rumah ini menggambarkan kebersamaan dan toleransi dari setiap anggota keluarga.
RumahRumah Radakng bisa menampung puluhan kepala keluarga dan ratusan orang didalamnya
sebagai bentuk kebersamaan.

18. Rumah Adat Kalimantan Tengah: Betang

Rumah adat Kalimantan Tengah atau rumah betang, dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di
daerah hulu sungai. Rumahnya berbentuk panggung, punya panjang mencapai 30-150 meter,
lebar 10-30 meter, dan tinggi tiang sekitar 3-5 meter. Arsitekturnya mirip dengan rumah adat
Panjang, Kalimantan Barat.
Pada suku Dayak tertentu, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan rumah adat
Betang. Seperti, hulunya harus searah dengan matahari terbit dan hilirnya ke arah matahari
terbenam. Hal ini adalah simbol kerja keras dan bertahan hidup dari matahari terbit sampai
terbenam.
19. Rumah Adat Toraja: Tongkonan

Suku Toraja memiliki rumah adat yang berbentuk elegan. Lengkungan atapnya yang menjulang
seperti haluan kapal menjadi ciri khasnya. Rumah ini punya arsitektur bangunan yang mirip
dengan bangunan Suku Bugis.
Ciri khasnya adalah teras yang luas dan jumlah anak tangga yang ganjil. Untuk bahan bangunan,
sebagian besar material rumah adat Toraja menggunakan bahan-bahan yang berasal dari
alam. Saat ini sudah dilakukan memodifikasi atap tersebut untuk bentuk bangunan yang lebih
kecil. Anda yang berasal dari Toraja atau pecinta budayanya bisa mengadopsi model atap ini.

20. Rumah Adat Maluku Utara: Sasadu

Sasadu berasal dari kata Sasa – Sela – Lamo atau besar dan Tatadus – Tadus atau berlindung.
Dari asal katanya, arti Sasadu bermakna berlindung di rumah besar. Bentuk rumahnya seperti
rumah panggung dengan batang pohon sagu sebagai pilar dan anyaman daun sagu sebagai
penutup atap rumah.
Rumah adat Maluku Sasadu tidak punya pintu dan dinding penutup. Rumah ini dibangun tanpa
menggunakan paku, melainkan bahan alam yaitu pasak kayu. Pasak kayu ini digunakan untuk
memperkuat sambungan dan tali ijuk dari pengikat rangka atap. Lantainya dibangun dengan
semen karena pemeliharaannya lebih mudah. Rumah ini dilengkapi juga bendera besar yang
disebut panji dan bendera kecil yang disebut dayalo.
20 PAKAIAN ADAT DI INDONESIA

1. Pakaian Adat Ulee Balang Nanggroe Aceh Darussalam

Aceh merupakan provinsi Indonesia yang dijuluki serambi Mekah ini memiliki budaya khas,
salah satunya baju adat Ulee Balang. Baju tradisional yang dipakai laki-laki dikenal dengan baju
Linto Baro. Sedangkan baju perempuan diberi nama Daro Baro. Pakaian tradisional ini biasanya
dipakai oleh para bangsawan kerajaan, yaitu Raja dan keluarga serta ulama Aceh pada acara dan
upacara adat.

2. Baju Ulos Sumatera Utara

Pakaian tradisional provinsi Sumatera Utara umumnya dibuat dari kain ulos. Daerah yang
masyarakatnya berasal dari keturunan suku Batak ini percaya bahwa baju adat Ulos memiliki
daya magis yang tinggi.
3. Pakaian Tradisional Bundo Kanduang Sumatera Barat

Pakaian adat Bundo Kanduang dari Sumatera Barat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu baju
adat dan pakaian penghulu. Pakaian ini dipakai dalam upacara adat orang-orang Minangkabau.

4. Baju Adat Melayu Provinsi Riau

Pakaian tradisional asli Riau dinamakan pakaian Melayu. Masing daerah memiliki corak
tersendiri, seperti baju tradisional Indragiri, Siak dan Bengkalis Riau.
5. Baju Tradisional Melayu Kepulauan Riau

Penduduk kepulauan Riau adalah etnis Melayu, sehingga budaya dan pakaian adat juga
mengikuti Melayu. Pakain laki-laki dinamakan Teluk Belanga yang terdiri dari kain samping,
celana, dan songkok. Sedangkan perempuan menggunakan kurung dan selendang yang
disampirkan di pundak.

6. Pakaian Adat Melayu Jambi

Baju adat Jambi juga dinamakan pakaian adat Melayu seperti propinsi lain di pulau Sumatera.
Pakaian tradisional Jambi dianggap mahal karena ada sulaman emas dan hiasan-hiasan mewah.
7. Pakaian Adat Aesan Gede Sumatera Selatan

Baju adat dari Sumatera Selatan dijuluki Aesan Gede. Pakaian tradisonal ini berasal dari warisan
leluhur kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya adalah kerajaan yang pernah berjaya di tanah Sumatera
Selatan.

8. Baju Adat Paksian Bangka Belitung

Pakaian tradisional dari Bangka Belitung dinamakan Paksian. Para wanita Bangka Belitung
menggunakan baju kurung dengan warna merah dengan mahkota. Baju ini dibuat dari kain sutra.
Untuk kaum laki-laki menggunakan sorban bernama Sungkon.
9. Pakaian Adat Provinsi Bengkulu

Mirip dengan baju tradisional di Sumatera lainnya, bagi wanita menggunakan baju kurun
berlengan panjang dengan taburan manik-manik dan sulaman emas berbentuk bulat. Bagi para
pria menggunakan pakaian tradisional berupa jas, celana panjang dan sarung, serta penutup
kepala dan aksesoris keris.

10. Baju Tradisional Tulang Bawang Lampung

Di Lampung, pakaian adat diberi nama Tulang Bawang. Daerah Lampung pesisir dan Lampung
daratan memiliki pakaian yang berbeda meskipun masih ada kesamaan. Persamaannya adalah
penggunaan kain tapis yang dihiasi logam kuningan atau emas. Kain tapis adalah kain tenun
yang dilapisi dengan tinta emas sehingga bernilai mahal.
11. Pakaian Adat Betawi DKI Jakarta

Kota metropolitan ini juga memiliki budaya berupa baju Betawi yang dikenakan ketika upacara
pernikahan. Baju tradisional Betawi adalah campuran dari berbagai budaya, seperti Arab, Barat,
Jawa dan Melayu sehingga memiliki nilai seni tinggi.

12. Pakaian Tradisional Kebaya Jawa Barat

Baju adat dair Jawa Barat juga dikenakan pada acara pernikahan yang menggunakan adat asli
Sunda. Kain yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan memiliki tingkatan yang
menunjukkan tingkatan atau golongan bangsawan dan masyarakat biasa.
13. Pakaian Adat Pangsi Provinsi Banten

Wilayah Banten yang identik dengan suku Badui memiliki baju tradisional berwarna putih.
Warna putih dianggap mencerminkan kesucian. Selain itu, ada pula baju adat yang berwarna
hitam.

14. Pakaian Adat Kebaya Jawa Tengah

Baju tradisional Jawa Tengah juga disebut kebaya. Salah satu pakaian yang dikenakan oleh
wanita disebut kemben dengan memperlihatkan bagian pundak. Aksesoris yang digunakan oleh
pria adalah keris.
15. Pakaian Tradisional Paes Ageng Yogyakarta

Baju adat dari Jogja hampir mirip dengan pakaian adat Jawa Tengah. Baju ini dikenakan oleh
penganti yang menikah dan memiliki kesakralan yang tinggi bagi penggunanya, sehingga tidak
boleh sembatang digunakan.

16. Pakaian Adat Provinsi Jawa Timur

Baju adat dari Jawa Timur disebut pesa’an , terutama di daerah Madura. Pakain tradisional ini
sangat sederhana,yaitu kaos dengan garis putih merah dan celana longgar. Sedangkan wanita
menggunakan kebaya dengan kain jarik.
17. Baju Adat Tradisional Bali

Bali merupakan provinsi dengan akar budaya Hindu yang kuat. Hal tersebut memberi pengaruh
terhadap desain pakaian tradisionalnya. Pakaian adat Bali mencerminkan status sosial dan
digunakan berdasarkan acara, seperti upacara adat, umur pengguna dan jenis kelamin pemakai.

18. Baju Tradisional Adat Nusa Tenggara Barat

Baju adat dari Nusa Tenggara Barat adalah pakain adat Lombok. Seperti pakaian tradisional
lainnya, baju ini dikenakan pada acara perkawinan, adat, dan upacara adat lainnya.
19. Pakaian Tradisional Ti’langga Nusa Tenggara Timur

Para lelaki dari Rote biasanya menggunakan Ti’langga sebagai pakaian adat. Sedangkan para
wanita memakai kebaya pendek berbahan kain tenun.

20. Pakaian Adat Perang Kalimantan Barat

Secara turun temurun masyarakat Kalimantan Barat telah mewarisi pakaian tradisional Perang.
Baju ini terbuat dai kain kulit kayu ampuro. Pembuatan kain dilakukan dengan memukul-mukul
kulit kayu di dalam air.

Anda mungkin juga menyukai