Anda di halaman 1dari 31

4 Rumah Adat Indonesia:

1. Rumah Adat Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam) “Rumoh Aceh”.

@wikipedia
Rumah tradisional dari NAD atau Nanggroe Aceh Darussalam adalah Rumah Krong
Bade dengan sebutan lainnya yaitu “Rumoh Aceh”. Salah satu ciri khas dari rumah adat
Aceh adalah ada pada tangganya yang terdapat tiga tangga pada bagian depan rumah.
Gunanya adalah untuk pintu masuk para tamu dan orang yang tinggal di sana.

Tangga tersebut memiliki tinggi sekitaran 2.5 hingga 3 meteran dari tanah. Jumlah anak
tangganya pun umumnya ganjil. Jika dilihat pada dindingnya, terdapat ukiran khas yang
disesuaikan dengan tingkat ekonomi penghuninya.

Bentuk dari rumah adat Indonesia asal Aceh ini persegi panjang yang mana memanjang
dari timur ke barat. Sedangkan, pada atapnya hanya menggunakan daun rumba saja.
Setiap bagian memiliki fungsi sendiri-sendiri. Mulai dari tempat santai, ruang inti sampai
gudang. Sekarang, rumah tradisional ini sudah sangat langka karena perkembangan
zaman yang pesat.

2. Rumah Adat Sumatera Utara “Bolon”.

@adat-tradisional.blogspot.com
Rumah Adat Bolon merupakan rumah khas suku Batak yang mana berasal dari Sumatra
Utara. Dulunya, rumah adat Sumatera Utara merupakan tempat tinggal 13 raja yang
berdomisili di Sumatra Utara. Beberapa nama raja tersebut adalah Raja Nagaraja, Raja
Atian, Raja Mogam, dan lainnya.
Ada beberapa jenis yang dimiliki oleh rumah tradisional Sumut ini. Beberapa jenisnya
antara lain Bolon Toba, Rumah Bolon Karo, Rumah Bolon Pakpak, Rumah Bolon
Angkola, Rumah Bolon Toba, dan Rumah Bolon Simalungun.

Rumah adat Sumatera Utara berbentuk persegi empat dengan model panggung.
Tingginya dari tanah sekiya 1.75 meteran. Terdapat tangga di tengah badan rumah yang
fungsinya untuk memudahkan masuk ke dalam rumah. Di tiap sudut rumah terdapat
tiang-tiang sebagai penopang rumah. Sedangkan atapnya tampak seperti bentuk pelana
kuda. Ada beberapa ruang yang memiliki fungsi masing-masing, salah satunya adalah
ruang jabu soding yang khusus untuk anak perempuan.

3. Rumah Adat Sumatera Barat “Bagonjong”.

@romadecade.org
Rumah khas Sumatra Barat ini memiliki sebutan lain, yakni “Rumah Bagonjong. Namun,
masyarakat setempat biasa menyebutnya “Rumah Baanjung”. Jika Anda datang ke
Sumbar, Anda pasti akan menemukan banyak rumah semacam ini, tetapi hanya di
beberapa daerah khusus. Rumah adat Sumatera Barat memiliki bentuk persegi panjang
yang atapnya mirip seperti tanduk kerbau.

Atapnya hanya terbuat dari ijuk , tetapi ketahanan nya tidak perlu diragukan. Umumnya,
hanya ada satu tangga yang dimiliki oleh bangunan ini. Pada dindingnya, terdapat
ukiran-ukiran yang menghiasi rumah tersebut. Motifnya biasa mengusung tema
tumbuhan merambat, bunga, buah, hingga akar berdaun.

4. Rumah Adat Riau “Melayu Selaso”.


@elizato.com
Rumah tradisional khas provinsi Riau adalah Rumah Melayu Selaso. Ada hal yang
menarik dari rumah Adat Riau yaitu memiliki ukiran yang menjadi ciri khasnya. Ukiran di
dalam rumah  mengambil dari tema alam yaitu lebah bergayut, pucuk rebung,
selembayung, dan lain sebagainya.

Nama lain dari rumah daerah Riau adalah Rumah Selaso Jatuh Kembar. Fungsinya
bukanlah untuk ditinggali melainkan untuk tempat musyawarah. Orang-orang sekitar
biasa menyebutnya dengan sebutan Balai Salaso Jatuh.

Ada beberapa ruangan yang ada di rumah asal Riau, ruangan tersebut di antaranya
ruang besar yang berfungsi untuk tempat tidur. Ada ruangan lainnya seperti ruangan
anjungan, dapur, hingga ruangan bersila. Sedangkan bentuk dari rumah tradisional Riau
adalah persegi panjang. Apa ciri khas rumah adat Riau? Ia memiliki bangunan yang
lebih rendah daripada ruang tengahnya. Itu mengapa, rumah ini memiliki sebutan
Rumah Selaso Jatuh Kembar.

5. Rumah Adat Kepulauan Riau.

elizato.com
Rumah tradisional Kepulauan Riau sama dengan rumah tradisional Riau, yaitu Rumah
Adat Selaso Jatuh Kembar. Fungsinya sama-sama bukan untuk tempat tinggal,
melainkan tempat musyawarah ataupun rapat untuk kepentingan warga. Beberapa
macam nama yang dimiliki oleh rumah ini antara lain Balairung Sari, Balai Kerapatan,
Balai Pengobatan, dan lainnya.

Jika Anda datang ke Kepulauan Riau, Anda akan mendapati rumah adat Kepulauan
Riau hanya beberapa saja di sana. Mengapa? Karena sekarang ini kegiatan
musyawarah bisa dilakukan di mana saja. Seperti halnya musyawarah di rumah
penghulu dan musyawarah keagamaan di masjid. Ruangan-ruangan yang terdapat di
rumah ini antara lain ruang tidur, ruang anjungan, ruang bersila, dan lainnya.

6. Rumah Adat Provinsi Jambi “Kajang Leko”.

adat-
tradisional.blogspot.com
Orang mengenalnya dengan sebutan Rumah Panggung Jambi. Ya, rumah Panggung
tidak hanya dikenal dengan sebutan itu, tetapi sebutan lain seperti Kajang Leko. Material
yang digunakan untuk membuat rumah ini adalah kayu. Ada 8 ruangan yang terdapat di
rumah ini. Ruang pertama disebut dengan “jogan”.

Fungsi ruangan ini adalah untuk tempat beristirahat dan tempat penyimpanan air. Ruang
kedua yaitu serambi depan. Fungsinya untuk menerima tamu khusus laki-laki. Ruang
ketiga yaitu serambi dalam yang fungsi nya untuk tempat tidur anak laki-laki.

Ruang selanjutnya yaitu “amben melintang” yang fungsinya untuk kamar pengantin.
Ruang selanjutnya yaitu serambi belakang yang fungsinya untuk tempat tidur anak
perempuan yang belum menikah. Ruang selanjutnya berfungsi untuk tempat menerima
tamu perempuan. Ruang selanjutnya disebut “garang” untuk ruang dan tempat
penyimpanan air juga. Ruang terakhir yaitu dapur untuk memasak.

7. Rumah Adat Sumatera Selatan “Limas”.


@kang
apip
Sesuai dengan namanya, rumah dari provinsi Sumatera Selatan ini memiliki bentuk
limas. Ada filosofi budaya pada tingkatan bangunannya, Tingkatan itu biasa dikenal
dengan “bengkilas” oleh masyarakat. Untuk para tamu yang datang ke sana, akan
diminta untuk singgah di teras atau ruangan atas.

Bukan mengapa, itu memang tradisi warga setempat. Di sini, Anda tidak hanya bisa
merasakan nuansa budaya setempat, tetapi juga nuansa budaya Palembang yang
tampak pada ukiran dindingnya.

Di rumah ini, terdapat 5 ruangan yang oleh warga setempat disebut dengan “kekijing”.
Apa maksud dari lima ruangan itu? Ternyata, lima ruangan itu adalah simbol dari lima
jenjang kehidupan manusia. Jenjang yang dimaksud adalah usia, bakat, jenis, pangkat,
dan martabat. Tentu, pada tiap tingkatan memiliki detail yang berbeda-beda.

Seperti halnya ruangan pada tingkat pertama yang disebut “pagar tenggalung”. Tidak
ada dinding pembatas. Ruangan ini menyuguhkan nuansa santai karena biasa
digunakan untuk menerima tamu. Selain ruangan tersebut masih ada lainnya juga.

8. Rumah Adat Bangka Belitung “Rakit”.


@eddiemontgomerysteakhouse.co
m
Rumah khas Bangka Belitung disebut dengan Rumah Rakit Limas. Ada tiga jenis dari
rumah adat Bangka Belitung, yakni Rumah Rakit, Rumah Limas, serta Rumah
Panggung. Ketiganya memiliki sentuhan adat melayu pada arsitekturnya. Saat ini,
rumah Rakit banyak dibangun di pinggir sungai Musi, yang mana ditempati oleh orang
keturunan Tionghoa.

Banyak yang menganggap bahwa bangunan ini sudah ada pada zaman kerajaan
Sriwijaya. Cikal bakalnya dimulai dari Rumah Rakit yang ada di Sumatera Selatan.
Selanjutnya, rumah tradisional tersebut akhirnya dikenal sebagai rumah khas Bangka
Belitung.

Rumah Rakit ini terbuat dari material bambu. Namun, bukan sembarang bambu yang
digunakan. Bambu yang digunakan adalah bambu Manyan yang memiliki ukuran besar
dan ketahanan nya jangan diragukan. Sedangkan rumah Limas memiliki nilai tertentu
yaitu mencerminkan status sosial pemilik rumah.

Hal ini dikarenakan pemilik rumah tersebut umumnya adalah keturunan keluarga
Kesultanan Palembang, saudagar kaya, atau pejabat pemerintahan Hindia Belanda.

9. Rumah Adat Bengkulu “Bubungan Lima”.


@celticstown
Sama seperti rumah panggung, Rumah Bubungan Lima ini ditopang oleh tiang-tiang
pada bagian penopang nya. Tidak seperti rumah tinggal pada umumnya, biasanya
cenderung digunakan untuk tempat acara masyarakat Bengkulu. Ada tiga bagian pada
rumah ini, yaitu bagian atas, tengah, dan bawah. Setiap bagian memiliki fungsinya
masing-masing.

Material utama yang digunakan untuk membangun adalah kayu. Namun, kayu yang
digunakan juga bukan kayu sembarangan. Kayu tersebut adalah Kayu Medang
Kemuning yang dianggap memiliki kualitas khusus.

Setiap orang yang ingin bertamu di sana, diharuskan untuk menggunakan tangga untuk
memasuki rumah ini. Saat ini, rumah ini tidak hanya dijadikan sebagai aset nenek
moyang, melainkan juga objek wisata budaya di Bengkulu.

10. Rumah Adat Lampung “Nuwo Sesat”.

@infolpg
Lampung memiliki rumah tradisional yang dinamakan dengan Nuwo Sesat. Rumah ini
dibangun untuk dijadikan tempat pertemuan adat bagi penyimbang (purwatin) untuk
musyawarah. Rumah ini memiliki ciri khas pada bentuknya. Bentuk rumah daerah
Lampung adalah panggung. Pada sisi bangunannya, terdapat ornamen yang dianggap
khas dan berbeda.

Rumah adat Indonesia asal Lampung ini umumnya berukuran sangat besar. Namun, jika
Anda ke Lampung untuk menjumpai rumah ini, Anda mungkin sedikit terkejut karena
kebanyakan di zaman sekarang ini ukurannya cenderung lebih kecil daripada ukuran
aslinya.

11. Rumah Adat DKI Jakarta “Kebaya”.

Rumah adat
Kebaya adalah rumah tradisional khas Provinsi DKI Jakarta. Rumah adat Ibukota
Indonesia ini memiliki ciri khas yang membedakannya dengan rumah tradisional lainnya.
Ciri khasnya ada pada atapnya. Atapnya memiliki bentuk yang menyerupai pelana yang
terlipat.

Jika dilihat dari sisi samping, akan tampak ada lipatan-lipatan kebaya. Untuk corak
ornamen nya, ia mengusung tema corak khas suku betawi.

Rumah Kebaya ini disebut sebagai bagian dari keraton Cirebon. Rumah adat
Betawi masih terlihat bagus walaupun usianya sudah sangat tua. Hal ini dikarenakan
warga sekitar sangat telaten dalam merawatnya.

12. Rumah Adat Jawa Barat “Keraton Kasepuhan Cirebon”.


@tribunn
ews
Rumah adat Indonesia asal provisi Jawa Barat ini ternyata memiliki nama lain Keraton
Kasepuhan Cirebon. Rumah adat Jawa Barat berdiri pada tahun 1529 yang mana
pendirinya adalah Pangeran Cakrabuana. Perlu Anda ketahui, sebenarnya, rumah
tradisional ini merupakan perluasan dari keraton sebelumnya yang bernama Keraton
Pakungwati.

Jika Anda datang berkunjung ke tempat ini, Anda akan disambut oleh pintu gerbang
utama keraton yang cukup unik. Lalu, ketika Anda masuk ke dalam gerbang, Anda akan
mendapati kreteg pangrawitan dan barulah Anda bisa menyaksikan keraton ini.

Ada 2 halaman yang bisa Anda kunjungi, yaitu halaman pertama dan halaman kedua.
Untuk bisa menyaksikan dan menikmati suasananya di sana, Anda hanya perlu
berkeliling-keliling sesuai rute yang dipandukan.

13. Rumah Adat Banten “Badui”.


elizato.c
om
Mungkin sebagian besar dari Anda sudah pernah mendengar rumah tradisional ini. Ya,
rumah Badui merupakan rumah tradisional yang berasal dari provinsi Banten yang mana
penghuninya adalah suku Badui.

Suku Badui adalah suatu kelompok etnis asli Banten yang berdomisili di Kabupaten
Lebak, Banten. Rumah ini berbentuk Julang Ngapak, sebutan yang diberikan oleh
masyarakat setempat. Umumnya, bentuknya dibuat seperti rumah panggung dengan
bahan bambu.

Apa simbol dari rumah Badui ini? Rumah ini adalah simbol daripada kesederhanaan
masyarakat setempat. Fungsi dibuatnya rumah ini tertentunya untuk tempat berlindung
dan mendapatkan kenyamanan.

Selain sederhana, suku Badui juga terkenal dengan kekeluargaan yang kental. Hal ini
dikarenakan, untuk bisa membuatnya mereka harus saling bergotong-royong bersama.
Rumah ini sendiri memiliki tiga bagian utama yaitu sosoro (depan), tepas (tengah), dan
imah (belakang). Masing-masing bagian memiliki fungsinya sendiri.

14. Rumah Tradisional Jawa Tengah “Joglo”.


Rumah
adat dari Jawa Tengah adalah Joglo, nama ini sangat terkenal dan mungkin setiap
orang mengetahuinya. Ada beberapa ruangan yang dimiliki oleh ruangan ini. Ruangan
depan disebut dengan pendopo. Ruangan ini memilki fungsi sebagai tempat menerima
tamu bagi para tamu yang datang ke sana.

Ciri khas dari sala satu rumah adat Indonesia ini sendiri ada pada corak ornamen nya.
Corak ornamen rumah ini memiliki sentuhan kejawaan. Pantas saja, karena sentuhan
tersebut mengambil tema budaya suku Jawa yang dapat dilihat dari bagian-bagian sisi
rumah ini.

15. Rumah Adat Daerah Istimewa Yogyakarta “Bangsal Kencono”.

@thegorbal
sla
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki rumah tradisional yang dinamakan
Rumah Bangsal Kencono, Rumah Joglo. Rumah Joglo merupakan rumah adat
Indonesia yang populer dengan sebutan tempat tinggal Raja. Jika dilihat dari
arsitekturnya sekilas, ia memiliki bentuk hampir mirip dengan rumah Joglo.

Perbedaannya, rumah tradisional ini lebih luas, lebar, dan juga besar. Mungkin, jika
Anda ke sana, Anda akan merasakan nuansa negara lain. Ya, arsitektur dari bangunan
ini memang dipengaruhi oleh gaya bangunan Portugis, Belanda, dan Cina. Namun, jika
dirasakan lagi, desainnya lebih cenderung memiliki sentuhan adat Jawa. Sentuhan Jawa
dapat terlihat jelas pada ukiran-ukiran pada tiang, atap, dan dinding bangunannya.

Material yang digunakan untuk atap adalah genting sirap atau tanah. Dindingnya terbuat
dari kayu yang tentunya memiliki kualitas yang tinggi. Warna tiangnya umumnya hijau
tua atau hitam. Tiang itu dijadikan penompang pada umpak batu yang memiliki warna
keemasan.

16. Rumah Tradisional Jawa Timur “Joglo Situbondo”.

Rumah
adat Indonesia dari Provinsi Jawa Timur ini umumnya hanya dikenal dengan sebutan
Rumah Joglo. Padahal, banya yang menyebut juga dengan nama Rumah Joglo
Sitobondo. Jadi, rumah tradisional ini berbeda dengan Rumah Joglo asal Jawa Tengah
walaupun pada beberapa bagian, mereka memiliki kemiripan.

Rumah adat Jawa Timur dibangun untuk dua fungsi yaitu tempat tinggal dan beberapa
untuk peninggalan bersejarah. Ya, ini merupakan salah satu situs bersejarah
peninggalan nenek moyang yang dulunya tinggal di Jawa Timur. Nuansa sejarahnya
terlihat jelas pada bentuk dan juga tata ruang rumah Joglo ini.

Ciri khas dari rumah daerah Indonesia timur ada pada kesederhanaan ukiran dan
bentuknya. Walaupun sederhana, rumah tradisional ini memiliki makna seni yang tinggi
seperti rumah tradisional lainnya.
Bentuknya sendiri adalah limas atau dara gepak. Persis seperti namanya, rumah ini
ditemukan di wilayah Situbondo, Jawa Timur. Salah satu daerah yang juga banyak
ditemukan adalah di daerah Ponorogo.

17. Rumah Tradisional Bali “Gapura”.

@rumahul
in.com
Sesuai dengan namanya, Rumah Gapura, rumah ini sebenarnya adalah sebuah
bangunan yang dijadikan gerbang rumah-rumah tradisional Bali. Gapura itu memiliki dua
buah candi yang memiliki bentuk serupa yang berfungsi untuk membatasi sisi kanan dan
sisi kiri pintu masuk ke daerah pekarangan. Keduanya saling berpisah karena tidak
memiliki atap.

Bentuk dari rumah tradisional ini sendiri adalah gapura atau dua buah candi yang
terpisah yang menimbulkan bentuk simetri. Candi ini selalu menduduki posisi luar dari
puri maupun pura. Ya, dia adalah bangunan penyambut bagi mereka yang datang ke
puri tersebut.

18. Rumah Adat NTB (Nusa Tenggara Barat) “Dalam Loka”.


Nama dari rumah Dalam Loka ini terpecah menjadi dua kata yaitu “Dalam” yang artinya
“istana”, dan “Loka” yang artinya “Dunia”. Nama rumah daerah Nusa Tenggara Barat
disesuaikan dengan fungsinya yaitu sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal
raja-raja Sumbawa pada zaman dulu.

Ukurannya cukup besar yang mana bangunannya ditopang oleh 99 tiang. 99 tiang ini
memiliki filosofi sebagai lambang sifat Allah (Asmaul Husna) dalam Islam. Ada banyak
ruangan yang didapati, beberapa ruangan yang ada di sana antara lain Lunyuk Agung,
Lunyuk Mas, Ruang Dalam, Ruang Sidang, Kamar mandi, dan lainnya.

Masing-masing ruangan memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Seperti pada Ruang Lunyuk


Agung yang berfungsi sebagai tempat musyawarah, acara pertemuan adat, keagamaan,
dan resepsi.

19. Rumah Asal NTT (Nusa Tenggara Timur) “Musalaki”.

@99.co
Rumah Musalaki merupakan rumah tradisional yang sering dijumpai di provinsi Nusa
Tenggara Timur. Rumah Musalaki didirikan untuk dijadikan tempat tinggal bagi kepala
suku di sana. Suku yang dimaksud umumnya merujuk kepada suku Ende Lio yang
merupakan pemilik aslinya.

Bisa dikatakan bahwa rumah ini adalah lambang dari Provinsi NTT. Itu mengapa, selain
difungsikan untuk tempat tinggal, selain itu juga difungsikan untuk kegiatan musyawarah
adat, tempat ritual upacara adat, dan lain sebagainya.

Rumah Adat Indonesia dari Nusa Tenggara Timur ini memiliki arsitektur yang dibedakan
menjadi bagian atas dan bawah. Pada bagian atas terdapat Struktur Wisu dan Atap.
Sedangkan, pada bagian bawah terdapat struktur Pondasi Kuwu Lewa dan Maga.
Masing-masing struktur memiliki detail yang berbeda-beda. Seperti pada struktur Maga
yang terbuat dari bilah papan yang tersusun sejajar dengan sistemnya yang satu arah.

20. Rumah Khas Kalimantan Barat “Panjang”.


@iniba
gus.com
Ukuran Rumah asli Kalimantan yang cukup besar yang mana terdiri dari bangunan atas
dan bawah. Anda akan merasa kagum ketika datang ke Kalimantan Barat untuk melihat
bangunan ini. Ya, desainnya sangatlah keren, Nuansa modern dan tradisional seakan
menyatu pada rumah ini sehingga tidak dapat didiskripsikan dengan kata-kata.

Ciri khas dari rumah Panjang sendiri ada pada curak dan arsitekturnya. Pembangunnya
mengambil tema budaya Suku Dayak untuk sentuhan desain nya. Sentuhan itu dapat
Anda ketahui dari bagian-bagian sisi bangunan dari rumah ini.

21. Rumah Daerah Kalimantan Tengah “Betang”.

@situs
budaya.id
Rumah khas Provinsi Kalimantan Tengah ini dihuni oleh masyarakat suku Dayak.
Pusatnya berada di daerah hulu sungai sehingga jika Anda ingin mengetahui
perkampungannya secara langsung, Anda bisa datang ke tempat ini. Bentuknya adalah
panggung dan memanjang. Panjang bangunannya berkisar antara 30 hingga 150 meter.

Sedangkan, untuk lebarnya bisa mencapai 3 hingga 5 meteran. Setiap rumah Betang
umumnya dihuni oleh 100 hingga 150 jiwa. Cukup banyak, ya? Ya, itu mengapa rumah
ini juga disebut sebagai rumah suku karena terdapat sekian jiwa bersama pemimpinnya
yang menghuni tempat ini.

Dalam pembangunannya, para suku Dayak biasanya memiliki beberapa persyaratan


khusus. Persyaratan pertama, hulu harus searah dengan matahari terbit, sedangkan
hilirnya mengarah ke matahari terbenam. Ini adalah sebuah simbol yang
menggambarkan kerja keras mereka dalam mempertahankan hidup. Beberapa nilai
budaya yang ada pada rumah ini terdiri dari makna kehidupan, pekerjaan, amal
perbuatan, dan lainnya.

22. Rumah Adat Kalimantan Selatan “Baanjung”.

@arsitag.c
om
Perlu Anda ketahui, rumah tradisional ini adalah salah satu jenis dari Rumah Baanjung
khas suku Banjar. Rumah tradisional Kalimantan Selatan sangat populer di sana,
sehingga orang menyebutnya sebagai ikon dari Rumah Banjar.

Modelnya hampir mirip dengan Rumah Bapang, Rumah Tradisional Betawi. Namun
bedanya, rumah Bunbungan dibuat dengan gaya panggung yang memiliki anjung pada
kanan dan kiri bangunannya.

Ada beberapa ciri dari rumah ini. Pertama, atap berbentuk sindang langit tanpa disertai
plafon. Keuda, tangganya naik dan berjumlah ganjil. Terakhir, pada pamedangan nya
terdapat lapangan yang mengelilingi dengan Kandang Rasi berukir.

23. Rumah Adat Kalimantan Timur “Lamin”.


@silontong.
com
Rumah Lamin asli Kalimantan Timur ini dianggap sebagai identitas dari masyarakat
suku Dayak yang tinggal di Kalimantan Timur. Panjang bangunannya mencapai 300
meteran, lebar 15 meteran, dan tinggi 3 meteran.

Selain sebutan Rumah Lamin, biasanya orang-orang sekitar menyebutnya dengan


rumah panggung panjang. Ukuran bangunannya cukup besar sehingga mampu
menampung 12 hingga 30 keluarga yang jika dijumlahkan bisa mencapai 100 jiwa.

Rumah adat Indonesia asal Kaltim ini memiliki ciri khas yang mudah sehingga dapat
dengan langsung dikenali oleh orang. Ada banyak ukiran dan gambar-gambar yang
masing-masing memiliki makna bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan.

Mereka beranggapan bahwa ukiran dan gambar tersebut berfungsi untuk menjaga
keluarga mereka dari marabahaya. Sedangkan, warna khasnya adalah kuning dan
hitam serta warna lainnya yang juga memiliki makna. Seperti pada kuning yang
bermakna kewibawaan.

24. Rumah Adat Kalimantan Utara “Baloy”.


@id.wik
ipedia.org
Rumah khas Kalimantan Utara disebut dengan Rumah Baloy. Rumah ini memiliki desain
yang unik dan terinspirasi dari rumah tradisional suku tidung yang ada di sana. Jadi, jika
Anda bandingkan, mungkin keduanya hampir memiliki kesamaan.

Ciri khas dari salah satu Rumah dearah khas Indonesia ini sendiri ada pada
arsitekturnya. Arsitektur rumah tradisional ini dianggap lebih bagus dan indah
dibandingkan dengan rumah tradisional lain yang ada di Kalimantan. Itu mengapa,
rumah ini sudah dikatakan salah satu aset sejarah yang wajib dikunjungi ketika
wisatawan datang ke Kalimantan Utara.

19. Rumah Asal NTT (Nusa Tenggara Timur) “Musalaki”.


@99.co
Rumah Musalaki merupakan rumah tradisional yang sering dijumpai di provinsi Nusa
Tenggara Timur. Rumah Musalaki didirikan untuk dijadikan tempat tinggal bagi kepala
suku di sana. Suku yang dimaksud umumnya merujuk kepada suku Ende Lio yang
merupakan pemilik aslinya.

Bisa dikatakan bahwa rumah ini adalah lambang dari Provinsi NTT. Itu mengapa, selain
difungsikan untuk tempat tinggal, selain itu juga difungsikan untuk kegiatan musyawarah
adat, tempat ritual upacara adat, dan lain sebagainya.

Rumah Adat Indonesia dari Nusa Tenggara Timur ini memiliki arsitektur yang dibedakan
menjadi bagian atas dan bawah. Pada bagian atas terdapat Struktur Wisu dan Atap.
Sedangkan, pada bagian bawah terdapat struktur Pondasi Kuwu Lewa dan Maga.
Masing-masing struktur memiliki detail yang berbeda-beda. Seperti pada struktur Maga
yang terbuat dari bilah papan yang tersusun sejajar dengan sistemnya yang satu arah.

20. Rumah Khas Kalimantan Barat “Panjang”.


@iniba
gus.com
Ukuran Rumah asli Kalimantan yang cukup besar yang mana terdiri dari bangunan atas
dan bawah. Anda akan merasa kagum ketika datang ke Kalimantan Barat untuk melihat
bangunan ini. Ya, desainnya sangatlah keren, Nuansa modern dan tradisional seakan
menyatu pada rumah ini sehingga tidak dapat didiskripsikan dengan kata-kata.

Ciri khas dari rumah Panjang sendiri ada pada curak dan arsitekturnya. Pembangunnya
mengambil tema budaya Suku Dayak untuk sentuhan desain nya. Sentuhan itu dapat
Anda ketahui dari bagian-bagian sisi bangunan dari rumah ini.

21. Rumah Daerah Kalimantan Tengah “Betang”.

@situs
budaya.id
Rumah khas Provinsi Kalimantan Tengah ini dihuni oleh masyarakat suku Dayak.
Pusatnya berada di daerah hulu sungai sehingga jika Anda ingin mengetahui
perkampungannya secara langsung, Anda bisa datang ke tempat ini. Bentuknya adalah
panggung dan memanjang. Panjang bangunannya berkisar antara 30 hingga 150 meter.

Sedangkan, untuk lebarnya bisa mencapai 3 hingga 5 meteran. Setiap rumah Betang
umumnya dihuni oleh 100 hingga 150 jiwa. Cukup banyak, ya? Ya, itu mengapa rumah
ini juga disebut sebagai rumah suku karena terdapat sekian jiwa bersama pemimpinnya
yang menghuni tempat ini.

Dalam pembangunannya, para suku Dayak biasanya memiliki beberapa persyaratan


khusus. Persyaratan pertama, hulu harus searah dengan matahari terbit, sedangkan
hilirnya mengarah ke matahari terbenam. Ini adalah sebuah simbol yang
menggambarkan kerja keras mereka dalam mempertahankan hidup. Beberapa nilai
budaya yang ada pada rumah ini terdiri dari makna kehidupan, pekerjaan, amal
perbuatan, dan lainnya.

22. Rumah Adat Kalimantan Selatan “Baanjung”.

@arsitag.c
om
Perlu Anda ketahui, rumah tradisional ini adalah salah satu jenis dari Rumah Baanjung
khas suku Banjar. Rumah tradisional Kalimantan Selatan sangat populer di sana,
sehingga orang menyebutnya sebagai ikon dari Rumah Banjar.

Modelnya hampir mirip dengan Rumah Bapang, Rumah Tradisional Betawi. Namun
bedanya, rumah Bunbungan dibuat dengan gaya panggung yang memiliki anjung pada
kanan dan kiri bangunannya.

Ada beberapa ciri dari rumah ini. Pertama, atap berbentuk sindang langit tanpa disertai
plafon. Keuda, tangganya naik dan berjumlah ganjil. Terakhir, pada pamedangan nya
terdapat lapangan yang mengelilingi dengan Kandang Rasi berukir.

23. Rumah Adat Kalimantan Timur “Lamin”.


@silontong.
com
Rumah Lamin asli Kalimantan Timur ini dianggap sebagai identitas dari masyarakat
suku Dayak yang tinggal di Kalimantan Timur. Panjang bangunannya mencapai 300
meteran, lebar 15 meteran, dan tinggi 3 meteran.

Selain sebutan Rumah Lamin, biasanya orang-orang sekitar menyebutnya dengan


rumah panggung panjang. Ukuran bangunannya cukup besar sehingga mampu
menampung 12 hingga 30 keluarga yang jika dijumlahkan bisa mencapai 100 jiwa.

Rumah adat Indonesia asal Kaltim ini memiliki ciri khas yang mudah sehingga dapat
dengan langsung dikenali oleh orang. Ada banyak ukiran dan gambar-gambar yang
masing-masing memiliki makna bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan.

Mereka beranggapan bahwa ukiran dan gambar tersebut berfungsi untuk menjaga
keluarga mereka dari marabahaya. Sedangkan, warna khasnya adalah kuning dan
hitam serta warna lainnya yang juga memiliki makna. Seperti pada kuning yang
bermakna kewibawaan.

24. Rumah Adat Kalimantan Utara “Baloy”.


@id.wik
ipedia.org
Rumah khas Kalimantan Utara disebut dengan Rumah Baloy. Rumah ini memiliki desain
yang unik dan terinspirasi dari rumah tradisional suku tidung yang ada di sana. Jadi, jika
Anda bandingkan, mungkin keduanya hampir memiliki kesamaan.

Ciri khas dari salah satu Rumah dearah khas Indonesia ini sendiri ada pada
arsitekturnya. Arsitektur rumah tradisional ini dianggap lebih bagus dan indah
dibandingkan dengan rumah tradisional lain yang ada di Kalimantan. Itu mengapa,
rumah ini sudah dikatakan salah satu aset sejarah yang wajib dikunjungi ketika
wisatawan datang ke Kalimantan Utara.

25. Rumah Adat Sulawesi Utara “Pewaris”.


@nyero.id
Rumah khas Sulawesi Selatan disebut dengan Rumah Pewaris. Perlu Anda ketahui,
rumah ini adalah rumah yang dibangun oleh suku asli yang berdomisili di Sulawesi
Utara. Nama suku itu adalah Suku Minahasa.

Rumah adat Indonesia dari Sulsel mempunyai ciri khas pada bentuknya. Bentuknya
dibuat dengan gaya panggung yang mana terdapat dua tangga pada bagian depan
rumah. Material yang digunakan untuk membuat rumah ini adalah kayu. Tentu, kayu
yang digunakan memiliki kualitas yang bagus dan tahan lama. Atapnya berbentuk limas
yang menjulang ke atas dengan pada bagian atas depan terdapat ukiran yang unik.

26. Rumah Adat Sulawesi Barat “Boyang”.

@pewart
anusantara.com
Rumah tradisional khas Sulawesi Barat dinamakan Rumah Boyang. Rumah ini terbilang
unik jika dilihat dari luar. Beberapa orang menyebutnya dengan sebutan Rumah
Mandar. Ya, hal ini dikarenakan penghuni asli dari rumah ini suku Mandar yang disebut-
sebut sebagai suku etnis asli Sulawesi Barat.

Pada sisi depan maupun belakang, terdapat tangga yang memiliki jumlah ganjil pada
anak tangganya. Dindingnya terbuat dari papan yang dihiasi ukiran dan motif yang
menjadikannya sebagai ciri khas dari suku Mandar. Sedangkan, atapnya terbuat dari
daun rumbia yang ditambahkan ornament tertentu. Bentuk atapnya prima dan
memanjang.

Fungsi dari rumah ini adalah untuk tempat tinggal suku Mandar. Rumah ini memiliki
beberapa ruangan khusus. Beberapa ruangan itu di antaranya Ruang Samboyang,
Tangnga Boyang, Bu’i Boyang, Paceko, Tapang, Lego-lego, Naong Boyang, dan
lainnya. Masing-masing ruangan memiliki fungsi sendiri seperti ruang Samboyang untuk
menerima tamu.

27. Rumah Adat Sulawesi Tengah “Tambi”.

@desainr
umahkayujepang.blogspot.com
Rumah tradisional khas Sulawesi Tengah dinamakan Rumah Tambi. Rumah ini adalah
rumah yang khusus dihuni oleh suku Lore dan suku Kali yang merupakan mayoritas
masyarakat di sana. Rumah ini juga disebut sebagai rumah untuk kepala adat. Namun,
penduduk biasa pun juga tinggal di rumah ini.

Perbedaan dari keduanya adalah rumah khusus kepala adat memiliki anak tangga yang
ganjil, sedangkan untuk penduduk biasa berjumlah genap. Bentuknya adalah panggung,
yang mana atap rumahnya difungsikan sebagai atap sekaligus dinding. Pondasi rumah
ini adalah batu alam, sedangkan tangganya terbuat dari bambu dan daun rumba.

Perlu Anda ketahui, bentuk dari rumah ini memiliki makna sendiri. Bentuk segitiga yang
ada merupakan simbol yang melambangkan dua relasi antara horizontal dan vertikal.
Garis horizontal memiliki makna relasi antar manusia. Sedangkan, vertikal bermakna
hubungan antara manusia dan Sang Pencipta.

28. Rumah Adat Sulawesi Tenggara “Buton Malige”.

@greatbuton.blog
spot.com
Rumah daerah Buton Malige adalah rumah yang berasal dari Sulawesi Tenggara.
Rumah ini memiliki bentuk yang unik. Anak tangganya ditutup oleh atap yang mana
tidak biasa. Ciri khasnya yaitu karakteristik dari arsitekturnya. Arsitekturnya memang
dibuat seunik mungkin agar mudah dikenal oleh masyarakat lainnya.

Ada empat lantai yang ada pada rumah ini yang mana nya memiliki kerumitan dalam
pembuatannya. Empat lantai itu dibuat dengan menggunakan teknik kontruksi kayu
yang dikait tanpa menggunakan pasak dan paku. Sangat unik, bukan?

29. Rumah Adat Sulawesi Selatan “Tongkonan”


@wikipedia
Rumah tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan disebut dengan Rumah
Tongkonan. Rumah ini memiliki desain dan arsitektur unik. Tentu, bagi Anda yang
datang kesana akan merasa takjub. Karakteristik rumah ini ada pada atapnya yang
dibuat berbeda dengan rumah tradisional daerah lainnya.

Bentuk atapnya sangat unik. Bagaimana tidak? Atap rumah ini berbentuk seperti
perahu. Tentu dalam pembuatannya, dibutuhkan teknik yang khusus dan teliti. Rumah
ini terbuat dari material kayu seperti kebanyakan rumah tradisional lainnya. Pada bagian
depan, terdapat hiasan tanduk kerbau sebagai ciri khasnya juga.

30. Rumah Daerah Gorontalo “Dulohupa”.

@kemdikbu
d.go.id
Rumah tradisional khas Provinsi Gorontalo dinamakan Rumah Dolohupa. Jika dilihat
sekilas, rumah ini seakan perpaduan antara gaya modern dan klasik. Gayanya adalah
panggung dengan dua tangga di sisi kanan dan kiri pada bagian depan. Rumah ini
terbuat dari kayu yang berkualitas dan tahan.

Ciri khasnya terdapat pada atap yang memiliki estetika yang tinggi. Bentuknya simple
tetapi tampak elegan. Rumah ini berdiri kokoh dengan sokongan tiang-tiang yang juga
ditata rapi untuk menimbulkan estetika khas.

31. Rumah Khas Adat Maluku “Baileo”.

@wikipedia
Rumah Baileo adalah rumah adat Indonesia yang berasal dari provinsi Maluku. Perlu
Anda ketahui bah rumah Baileo memiliki simbol tertentu. Simbol tersebut
melambangkan sebuah kemajemukan agama di daerah Maluku. Bentuknya juga unik,
dibuat panggung dengan atap yang hampir memenuhi bagian bawah. Atapnya terbuat
dari daun rumbai dan bambu yang ditata rapi.

Rumah Adat Maluku memiliki ukuran yang cukup besar karena fungsinya bukan sebagai
tempat tinggal, tetapi untuk musyawarah atau acara. Walaupun tempat ini untuk acara
tertentu, ternyata ia memiliki ruangan khusus untuk penyimpanan benda pusaka suci.
Itulah yang juga membuatnya unik.

32. Rumah Tradisional Papua Barat “Mod Aki Aksa”.


@adat-
tradisional.blogspot.com
Rumah tradisional khas Papua Barat bernama Rumah Mod Aki Aksa. Suku yang
bertempat tinggal di rumah ini adalah Suku Arfak, lokasinya berada di daerah
manokwari. Keunikannnya adalah rumah Mod Aki Aksa ini mempunyai seribu
penyangga dan berbentuk panggung.

Sehingga banyak orang yang juga menyebutnya dengan rumah kaki seribu. Bahannya
dari pohon pohon yang berada di alam sekitar, desainnya cocok untuk lingkungan
Papua yang dataran tinggi dan mempunyai temperatur rendah.

33. Rumah Adat Papua “Honai”.


@wikipedia
Rumah adat Indonesia terakhir adalah Rumah Honai yang berasal dari Provinsi Papua.
Ya, seperti halnya Papua Barat, Papua juga memiliki rumah yang bernama Rumah
Honai. Rumah ini disebut-sebut sebagai peninggalan nenek moyang yang sudah langka.
Pada kenyataannya, banyak rumah ini yang sudah tidak terawat lagi. Padahal rumah ini
dibuat pasti dengan tujuan khusus dari pendirinya.

Walaupun tampaknya simple, rumah ini sangatlah unik. Terlihat walaupun hanya
menggunakan daun rumbai dan kayu saja, ada estetika tersendiri. Itu mengapa, kita
sebagai generasi penerus bangsa, seyogianya menjaga kelestariannya dan merawatnya
agar tetap bisa dikenal oleh anak cucu.

34. Rumah Adat Maluku Utara “Sasadu”.

@senibudayaku.com
Rumah daerah Maluku Utara adalah Sasadu, tipenya rumah panggung dengan
keunikan jumlah pintu yang ada sebanyak 6 pintu dengan fungsi yang berbeda beda. 2
pintu digunakan khusus untuk kaum laki laki, kemudian 2 pintu selanjutnya khusus untuk
kaum perempuan dan sisa 2 pintu digunakan untuk kedatangan para tamu.

Jika dilihat dari jumlah pintu, maka rumah Sasadu ini merupakan rumah adat Indonesia
yang mempunyai pintu terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di
Indonesia.

Demikian adalah pembahasan mengenai rumah adat 34 provinsi di Indonesia. Dari


ulasan di atas, kita mengetahui bahwa rumah tradisional di Indonesia sangatlah
beragam. Itu mengapa, kita sebagai generasi mudah seharusnya bangga dengan
kebudayaan nusantara ini. Jika bukan kita yang melestarikan budaya Indonesia, siapa
lagi? Apakah kita membiarkan kebudayaan itu punah? Tidak, bukan?

Anda mungkin juga menyukai