Rumah Krong Bade dari Aceh ini berbentuk memanjang dari timur ke barat menyerupai
persegi panjang. Di bagian depan rumah dilengkapi dengan tangga untuk masuk ke dalam
rumah. Umumnya, tangga pada rumah adat Aceh ini jumlahnya ganjil, yaitu sekitar 7 hingga 9
anak tangga.
Pada rumah adat Bolon ini, terdapat dua bagian yang berbeda, yaitu Jabu Bolon dan juga
Jabu Parsakitan. Jabu Bolon biasa menjadi tempat untuk keluarga besar, sedangkan Jabu
Parsakitan adalah tempat untuk membicarakan masalah adat. Keunikan dari rumah adat
Sumatera Utara ini adalah tidak ada sekatan antara setiap ruangan. Jadinya, semua anggota
keluarga tidur bersama di dalam ruangan besar.
3. Rumah Adat Sumatera Barat: Gadang
Rumah adat satu ini terlihat mewah, bukan? Berasal dari Sumatera Barat, rumah ini
memiliki beberapa atap yang runcing dan menjulang ke atas. Rumah adat Gadang terbuat dari
ijuk dan bentuknya mirip seperti tanduk kerbau, yang melambangkan kemenangan suku Minang
dalam perlombaan adu kerbau di Jawa.
Rumah ini memiliki arti rumah dengan dua selasar. Masyarakat Riau tidak menjadikan Rumah
Selaso Jatuh Kembar sebagai tempat tinggal mereka, tetapi hanya menggunakannya untuk acara
adat.
5. Rumah Adat Kepulauan Riau: Rumah Atap Limas Potong
Rumah adat dari Kepulauan Riau ini terlihat sangat sederhana. Berbentuk seperti rumah
panggung, yang memanjang ke belakang dengan dinding kayu tersusun secara vertikal. Atap dari
rumah adat Limas Potong memiliki lima bumbungan dengan menggunakan seng berwarna
merah.
Rumah adat dari Bengkulu ini memiliki tiang penopang dan menggunakan kayu khusus
untuk membuatnya, yaitu kayu Medang Kemuning. Untuk memasuki rumah ini, Anda juga harus
menggunakan tangga, yang berada pada bagian depan rumah. Sama seperti rumah adat dari Riau,
masyarakat Bengkulu menggunakan rumah ini untuk acara adat saja, bukan untuk menjadi
tempat tinggal.
7. Rumah Adat Provinsi Jambi: Panggung
Rumah adat provinisi dari Jambi ini adalah desain yang tertua di daerah tersebut, dengan
bentuk persegi panjang. Rumah Adat Panggung dilengkapi dengan tangga di depan rumah.
Orang-orang sering menyebutkan bagian atap dari Rumah Panggung ini sebagai “Gajah Mabuk”
karena bentuknya yang menyerupai perahu dengan ujung melengkung. Biasanya, rumah adat
dari Jambi digunakan untuk tempat tinggal dan juga tempat bermusyawarah.
Rumah adat Provinsi Lampung memiliki nama Nuwo Sesat. Ciri khas dari rumah ini
adalah bentuknya panggung dan di sisi-sisinya terdapat ornamen yang khas. Biasanya, ukuran
dari rumah ini sangat besar, tetapi saat ini banyak yang membuat Rumah Nuwo Sesat berukuran
lebih kecil. Namun, rumah ini tidak dibangun sebagai tempat tinggal. Sama seperti rumah adat
lainnya, Rumah Nuwo Sesat ini hanya dibangun untuk acara adat dan melakukan musyawarah.
limas. Tamu yang berkunjung ke rumah ini harus singgah ke ruang atas atau teras rumah. Hal ini
merupakan tradisi masyarakat Sumatera Selatan agar dapat merasakan budaya mereka, yang
Karena Bangka Belitung memiliki banyak yang tergenang air atau di tepi laut, warga
setempat harus menyesuaikan diri, yaitu dengan membangun rumah di atas air juga yang
dinamakan Rumah Rakit. Bentuk rumah adat provinsi Bangka belitung terlihat sangat unik
karena merupakan perpaduan rumah Melayu dengan aksen arsitektur Tionghoa. Pembuatan
rumah ini menggunakan bambu khusus dan bahan lainnya, yang tentunya kuat dan membuatnya
dapat mengapung di atas air. Rumah Rakit ini biasa menjadi tempat tinggal warga.
asli di wilayah tersebut. Biasanya, suku Baduy membuat rumah ini menggunakan bambu dan
ijuk untuk atapnya. Suku Baduy juga memiliki asas kekeluargaan yang amat kental. Inilah yang
membuat mereka membangun rumah secara gotong royong sebagai tempat tinggal.
Rumah Kebaya dari DKI Jakarta mengusung corak khas suku Betawi. Atap dari rumah
ini menyerupai pelana terlipat dan memiliki corak-corak yang khas seperti kebaya. Rumah
Kebaya memiliki teras yang luas bertujuan untuk menjadi tempat santai keluarga dan
menyambut tamu.
tersebut. Rumah yang sering disebut Keraton Kasepuhan ini sebenarnya merupakan perluasan
dari Keraton Pakungwati. Tidak heran bila pintu utama keraton terlihat unik dan menawan.
Mungkin Anda sudah sering mendengar rumah adat dari Jawa Tengah yang sering disebut
sebagai Rumah Joglo ini. Biasanya, bagian depan rumah akan ada pendopo untuk menjamu
tamu. Rumah adat Jawa Tengah ini memiliki empat tiang penopang. Selain itu, Anda juga bisa
4 tiang penopang dan terdiri dari dua bagian, yaitu rumah induk dan rumah tambahan. Bagian
induk adalah tempat utama seperti rumah pada umumnya yang memiliki pendopo, teras, dan
Memang merupakan ciri khas dari Rumah Joglo memiliki 4 tiang penopang. Ini pula yang
terlihat dari rumah adat Jawa Timur. Ciri khas dari Rumah Joglo ini terletak pada bentuk dan
ukurannya yang unik dan juga makna seni yang tinggi. Umumnya, rumah joglo di daerah ini
tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal, tetapi juga untuk menyimpan peninggalan sejarah.
bagian, yaitu bangunan atas dan bawah. Rumah ini sangat unik karena memadukan kesan
modern dan tradisional sekaligus. Arsitektur Rumah Panjang bertema budaya Suku Dayak pada
Rumah Lamin dari Kalimantan Timur juga tidak kalah uniknya. Gaya arsitektur yang
khas dan juga luas bangunannya menjadi ciri khas dari Rumah Lamin. Pada bagian atap rumah
terdapat ornamen kepala naga dari kayu. Di sisi-sisi bangunannya juga terdapat ukiran atau
memiliki ketahanan yang kuat, dan akan lebih kuat lagi jika terkena air. Uniknya lagi, atap dari
Rumah Betang dari Kalimantan Tengah ini seperti panggung dengan kayu tinggi yang
menopangnya dengan tujuan untuk menghindari banjir. Karena rumah ini sangat besar dan
harus menghadap ke arah utara dan pintu utamanya di arah sebaliknya, yaitu selatan. Selain itu,
Rumah Baloy memiliki empat bagian, yaitu lamin dalom, ambir tengah, ambir kanan, dan juga
ambir kiri.
Rumah Dulohupa ini memiliki tiang kayu sebagai penopang dan juga penghias. Di kedua sisi
rumah terdapat tangga,yang merupakan lambang dari tangga adat Gorontalo, yaitu Tolitihu.
penopangnya. Tiang penopang tersebut tidak menancap ke dalam tanah melainkan berdiri di atas
Rumah adat Provinsi Sulawesi Tengah ini memiliki tiga ruangan di dalamnya. Ruang
pertama merupakan ruang depan untuk menerima tamu. Sedangkan pada ruang kedua terdapat
ruang tengah, yang juga merupakan ruang tamu. Ruangan ini punya tujuan agar penghuninya
bisa saling lebih dekat. Untuk ruang terakhir, merupakan ruang rahasia.
seperti rumah adat provinsi lainnya, Rumah Walewangko ini juga memiliki arsitektur yang unik
Rumah Buton ini terbagi ke dalam tiga strata sesuai pemilik rumahnya. Pertama adalah
Kamali (Malige), yang biasanya berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga sultan. Kedua, Tare
Pata Pale, yaitu untuk pejabat pengadilan. Terakhir, adalah Tare Talu Pale untuk masyarakat
biasa.
Rumah adat Provinsi Bali ini terdiri dari dua bagian, yaitu rumah huniannya dan juga Gapura
Candi Bentar. Arah bangunan, letak, dimensi pekarangan, dan beberapa aspek lainnya, harus
mengikuti aturan khusus yang berlaku sesuai aturan agama. Hal inilah yang menjadi keunikan
dari Rumah Gapura Candi Bentar.
29. Rumah Adat Nusa Tenggara Timur: Rumah Musalaki
Rumah Musalaki ini biasanya menjadi tempat tinggal bagi kepala suku atau pemimpin daerah
dan juga untuk menyelenggarakan acara adat. Rumah adat ini juga menjadi tempat untuk
bermusyawarah dan melakukan ritual. Uniknya, Rumah Musalaki berdiri di atas batu besar, yang
berfungsi sebagai pondasinya untuk mengurangi risiko keretakan, jika terjadi bencana alam.
Rumah Dalam Loka terlihat cukup besar dan megah karena merupakan kediaman raja di daerah
tersebut. Di rumah ini, hanya terdapat satu pintu besar sebagai akses keluar masuk.
Sasadu merupakan rumah adat Suku Sahu. Desain rumah ini menggambarkan tentang kisah
hidup bermasyarakat Suku Sahu. Selain memiliki keunikan dari sisi arsitektur, rumah ini juga
menyimpan banyak filosofi.
Rumah Mod Aki Aksa ini termasuk rumah adat terunik loh, Ruppers. Bagian atapnya terbuat dari
ilalang dengan lantai dari anyaman rotan. Dinding-dindingnya tersusun dari kayu dan terlihat
saling mengikat satu sama lain.
Dari provinsi baru yang ada di Pulau Papua ini, yaitu Papua Selatan, ternyata juga ada rumah
adat, lho. Rumah adat dari Papua Selatan ini bernama Rumah Jew, yang ditempati oleh Suku
Asmat. Rumah Jewberukuran besar dengan panjang 15 meter dan lebar 10 meter. Wajar saja,
karena rumah ini ditempati oleh anggota Suku Asmat yang sangat banyak jumlahnya. Uniknya
lagi, hanya laki-laki belum menikah yang boleh tinggal di rumah ini, lho. Para wanita serta anak
laki-laki dibawah 10 tahun tidak boleh masuk ke dalamnya. Nah, nantinya di dalam rumah ini,
para laki-laki tersebut akan belajar dari seniornya tentang berbagai keterampilan hingga
pendidikan.