Anda di halaman 1dari 31

IPS

B.1. Keragaman di Indonesia

Keragaman Budaya: variasi jenis-jenis budaya yang dihasilkan oleh berbagai suku bangsa,
berkaitan dengan kekayaan alam dan luasnya wilayah.

Keragaman Sosial dan Budaya adalah sumber daya yang membuat Indonesia dikenal dunia.

Keragaman Ekonomi adalah berbagai jenis mata pencaharian penduduk, misal: petani, nelayan,
pedagang, dan pengusaha.

Jenis-jenis Keragaman Budaya di Indonesia antara lain sebagai berikut :

1. Suku Bangsa: Jawa, Sunda, Madura, Bugis

2. Bahasa Daerah: Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bali, Bahasa Banjar
3. Rumah Adat: Rumah Joglo (Jawa Tengah), Rumah Gadang (Sumatera Barat

Rumah adat Sumatera Barat


Indonesia sangatlah kaya akan keberagaman, baik budaya, suku, ras, dan agamanya. Selain itu,
di Indonesia juga terdapat banyak sekali rumah adat yang berbeda-beda di setiap provinsi.

Berbagai rumah adat provinsi tersebut tentunya juga memiliki keunikan, fungsi, dan ciri khasnya
masing-masing. Keanekaragaman inilah yang membuat Indonesia menjadi negara yang kuat

 Daftar Rumah Adat Provinsi di Indonesia


o Rumah Adat Provinsi Aceh: Krong Bade
o Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon
o Rumah Adat Sumatera Barat: Gadang
o Rumah Adat Riau: Selaso Jatuh Kembar
o Rumah Adat Kepulauan Riau: Rumah Atap Limas Potong
o Rumah Adat Provinsi Bengkulu: Bubungan Lima
o Rumah Adat Provinsi Jambi: Panggung
o Rumah Adat Provinsi Lampung: Rumah Nuwo Sesat
o Rumah Adat Sumatera Selatan: Rumah Limas
o Rumah Adat Bangka Belitung: Rumah Rakit
o Rumah Adat Banten: Rumah Baduy
o Rumah Adat DKI Jakarta: Rumah Kebaya
o Rumah Adat Jawa Barat: Rumah Kasepuhan
o Rumah Adat Jawa Tengah: Rumah Joglo
o Rumah Adat DI Yogyakarta: Rumah Joglo
o Rumah Adat Jawa Timur: Rumah Joglo
o Rumah Adat Kalimantan Barat: Rumah Panjang
o Rumah Adat Kalimantan Timur: Rumah Lamin
o Rumah Adat Kalimantan Selatan: Rumah Bubungan Tinggi
o Rumah Adat Kalimantan Tengah: Rumah Betang
o Rumah Adat Kalimantan Utara: Rumah Baloy
o Rumah Adat Gorontalo: Rumah Dulohupa
o Rumah Adat Sulawesi Barat: Rumah Boyang
o Rumah Adat Sulawesi Tengah: Rumah Souraja
o Rumah Adat Sulawesi Utara: Rumah Walewangko
o Rumah Adat Sulawesi Tenggara: Rumah Buton
o Rumah Adat Sulawesi Selatan: Rumah Adat Tongkonan
o Rumah Adat Bali: Rumah Gapura Candi Bentar
o Rumah Adat Nusa Tenggara Timur: Rumah Musalaki
o Rumah Adat Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka
o Maluku: Rumah Adat Baileo
o Rumah Adat Maluku Utara: Rumah Sasadu
o Rumah Adat Papua Barat: Rumah Adat Mod Aki Aksa
o Rumah Adat Papua: Rumah Honai

Daftar Rumah Adat Provinsi di Indonesia

Apakah Anda penasaran bagaimana wujud dari rumah adat dari setiap provinsi di Indonesia?
Bila ya, yuk, simak deretan rumah adat di Indonesia berikut ini:

1Rumah Adat Provinsi Aceh: Krong Bade

Sumber : steemit.com

Rumah Krong Bade dari Aceh ini berbentuk memanjang dari timur ke barat menyerupai persegi
panjang. Di bagian depan rumah dilengkapi dengan tangga untuk masuk ke dalam rumah.
Umumnya, tangga pada rumah adat Aceh ini jumlahnya ganjil, yaitu sekitar 7 hingga 9 anak
tangga.

2Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon

Sumber : inhabitat.com

Pada rumah adat Bolon ini, terdapat dua bagian yang berbeda, yaitu Jabu Bolon dan juga Jabu
Parsakitan. Jabu Bolon biasa menjadi tempat untuk keluarga besar, sedangkan Jabu Parsakitan
adalah tempat untuk membicarakan masalah adat.

Keunikan dari rumah adat Sumatera Utara ini adalah tidak ada sekatan antara setiap ruangan.
Jadinya, semua anggota keluarga tidur bersama di dalam ruangan besar.

3Rumah Adat Sumatera Barat: Gadang

Sumber : quora.com

Rumah adat satu ini terlihat mewah, bukan? Berasal dari Sumatera Barat, rumah ini memiliki
beberapa atap yang runcing dan menjulang ke atas.

Rumah adat Gadang terbuat dari ijuk dan bentuknya mirip seperti tanduk kerbau, yang
melambangkan kemenangan suku Minang dalam perlombaan adu kerbau di Jawa.

4Rumah Adat Riau: Selaso Jatuh Kembar

Sumber : arcadiadesain.com

Rumah ini memiliki arti rumah dengan dua selasar. Masyarakat Riau tidak menjadikan Rumah
Selaso Jatuh Kembar sebagai tempat tinggal mereka, tetapi hanya menggunakannya untuk acara
adat.
5Rumah Adat Kepulauan Riau: Rumah Atap Limas Potong

Sumber : backpackerjakarta.com

Rumah adat dari Kepulauan Riau ini terlihat sangat sederhana. Berbentuk seperti rumah
panggung, yang memanjang ke belakang dengan dinding kayu tersusun secara vertikal.

Atap dari rumah adat Limas Potong memiliki lima bumbungan dengan menggunakan seng
berwarna merah.

6Rumah Adat Provinsi Bengkulu: Bubungan Lima

Sumber : daerahkita.com

Rumah adat dari Bengkulu ini memiliki tiang penopang dan menggunakan kayu khusus untuk
membuatnya, yaitu kayu Medang Kemuning. Untuk memasuki rumah ini, Anda juga harus
menggunakan tangga, yang berada pada bagian depan rumah.

Sama seperti rumah adat dari Riau, masyarakat Bengkulu menggunakan rumah ini untuk acara
adat saja, bukan untuk menjadi tempat tinggal.

7Rumah Adat Provinsi Jambi: Panggung

Sumber : ruangguru.co

Rumah adat provinisi dari Jambi ini adalah desain yang tertua di daerah tersebut, dengan bentuk
persegi panjang. Rumah Adat Panggung dilengkapi dengan tangga di depan rumah.

Orang-orang sering menyebutkan bagian atap dari Rumah Panggung ini sebagai “Gajah Mabuk”
karena bentuknya yang menyerupai perahu dengan ujung melengkung. Biasanya, rumah adat
dari Jambi digunakan untuk tempat tinggal dan juga tempat bermusyawarah.
8Rumah Adat Provinsi Lampung: Rumah Nuwo Sesat

Sumber : nesabamedia.com

Rumah adat Provinsi Lampung memiliki nama Nuwo Sesat. Ciri khas dari rumah ini adalah
bentuknya panggung dan di sisi-sisinya terdapat ornamen yang khas. Biasanya, ukuran dari
rumah ini sangat besar, tetapi saat ini banyak yang membuat Rumah Nuwo Sesat berukuran lebih
kecil.

Namun, rumah ini tidak dibangun sebagai tempat tinggal. Sama seperti rumah adat lainnya,
Rumah Nuwo Sesat ini hanya dibangun untuk acara adat dan melakukan musyawarah.

9Rumah Adat Sumatera Selatan: Rumah Limas

Sumber : indonesia.go.id

Rumah adat satu ini memiliki bentuk yang sesuai dengan namanya, yaitu menyerupai limas.
Tamu yang berkunjung ke rumah ini harus singgah ke ruang atas atau teras rumah. Hal ini
merupakan tradisi masyarakat Sumatera Selatan agar dapat merasakan budaya mereka, yang
tampak pada ukiran di dalamnya.

10Rumah Adat Bangka Belitung: Rumah Rakit

Sumber : pariwisataindonesia.id

Karena Bangka Belitung memiliki banyak yang tergenang air atau di tepi laut, warga setempat
harus menyesuaikan diri, yaitu dengan membangun rumah di atas air juga yang dinamakan
Rumah Rakit.

Bentuk rumah adat provinsi Bangka belitung terlihat sangat unik karena merupakan perpaduan
rumah Melayu dengan aksen arsitektur Tionghoa.

Pembuatan rumah ini menggunakan bambu khusus dan bahan lainnya, yang tentunya kuat dan
membuatnya dapat mengapung di atas air. Rumah Rakit ini biasa menjadi tempat tinggal warga.

11Rumah Adat Banten: Rumah Baduy


Sumber : indonesia-tourism.com

Rumah adat dari Banten ini merupakan tempat tinggal suku Baduy, yang merupakan suku asli di
wilayah tersebut. Biasanya, suku Baduy membuat rumah ini menggunakan bambu dan ijuk untuk
atapnya.

Suku Baduy juga memiliki asas kekeluargaan yang amat kental. Inilah yang membuat mereka
membangun rumah secara gotong royong sebagai tempat tinggal.

12Rumah Adat DKI Jakarta: Rumah Kebaya

Sumber : gardencenter.co.id

Rumah Kebaya dari DKI Jakarta mengusung corak khas suku Betawi. Atap dari rumah ini
menyerupai pelana terlipat dan memiliki corak-corak yang khas seperti kebaya.

Rumah Kebaya memiliki teras yang luas bertujuan untuk menjadi tempat santai keluarga dan
menyambut tamu.

13Rumah Adat Jawa Barat: Rumah Kasepuhan

Sumber : materibelajar.co.id

Rumat adat dari Jawa Barat ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Islam di wilayah tersebut.
Rumah yang sering disebut Keraton Kasepuhan ini sebenarnya merupakan perluasan dari
Keraton Pakungwati. Tidak heran bila pintu utama keraton terlihat unik dan menawan.
14Rumah Adat Jawa Tengah: Rumah Joglo

Sumber : toriqa.com

Mungkin Anda sudah sering mendengar rumah adat dari Jawa Tengah yang sering disebut
sebagai Rumah Joglo ini. Biasanya, bagian depan rumah akan ada pendopo untuk menjamu
tamu.

Rumah adat Jawa Tengah ini memiliki empat tiang penopang. Selain itu, Anda juga bisa melihat
sentuhan kejawen dari suku Jawa di sisi-sisi rumah.

15Rumah Adat DI Yogyakarta: Rumah Joglo

Sumber : rumahjoglo.net

Sama seperti Rumah Joglo di Jawa Tengah, rumah dari DI Yogyakarta ini juga memiliki 4 tiang
penopang dan terdiri dari dua bagian, yaitu rumah induk dan rumah tambahan. Bagian induk
adalah tempat utama seperti rumah pada umumnya yang memiliki pendopo, teras, dan lain-lain.
Sedangkan rumah tambahan, berisi pelengkap untuk rumah induk.

16Rumah Adat Jawa Timur: Rumah Joglo

Sumber : pinterest @widyahalim

Memang merupakan ciri khas dari Rumah Joglo memiliki 4 tiang penopang. Ini pula yang
terlihat dari rumah adat Jawa Timur. Ciri khas dari Rumah Joglo ini terletak pada bentuk dan
ukurannya yang unik dan juga makna seni yang tinggi.

Umumnya, rumah joglo di daerah ini tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal, tetapi juga
untuk menyimpan peninggalan sejarah.
17Rumah Adat Kalimantan Barat: Rumah Panjang

Sumber : 1001indonesia.net

Rumah adat Provinsi Kalimantan Barat ini mempunyai ukuran yang besar dan terdiri dari dua
bagian, yaitu bangunan atas dan bawah.

Rumah ini sangat unik karena memadukan kesan modern dan tradisional sekaligus. Arsitektur
Rumah Panjang bertema budaya Suku Dayak pada beberapa sisi bangunannya.

18Rumah Adat Kalimantan Timur: Rumah Lamin

Sumber : moondoggiesmusic.com

Rumah Lamin dari Kalimantan Timur juga tidak kalah uniknya. Gaya arsitektur yang khas dan
juga luas bangunannya menjadi ciri khas dari Rumah Lamin. Pada bagian atap rumah terdapat
ornamen kepala naga dari kayu. Di sisi-sisi bangunannya juga terdapat ukiran atau lukisan
budaya yang unik.

19Rumah Adat Kalimantan Selatan: Rumah Bubungan Tinggi

Sumber : indonesiakaya.com

Menggunakan konsep panggung dan terbuat dari kayu ulin tentunya membuat rumah ini
memiliki ketahanan yang kuat, dan akan lebih kuat lagi jika terkena air. Uniknya lagi, atap dari
rumah ini memiliki sudut kemiringan 45 derajat. Keren sekali, bukan?

20Rumah Adat Kalimantan Tengah: Rumah Betang


Sumber : indonesia.go.id

Rumah Betang dari Kalimantan Tengah ini seperti panggung dengan kayu tinggi yang
menopangnya dengan tujuan untuk menghindari banjir. Karena rumah ini sangat besar dan
panjang, penghuninya dapat mencapai 150 orang loh, Ruppers.

21Rumah Adat Kalimantan Utara: Rumah Baloy

Sumber : celebes.co

Rumah adat Provinsi Kalimantan Utara ini sangat unik loh, Ruppers. Bagaimana tidak rumah ini
harus menghadap ke arah utara dan pintu utamanya di arah sebaliknya, yaitu selatan.

Baca Juga: 9 Macam Rumah Adat Papua dan Keunikannya

Selain itu, Rumah Baloy memiliki empat bagian, yaitu lamin dalom, ambir tengah, ambir kanan,
dan juga ambir kiri.

22Rumah Adat Gorontalo: Rumah Dulohupa

Sumber : srikebudayaandaerah.blogspot.com

Rumah Dulohupa ini memiliki tiang kayu sebagai penopang dan juga penghias. Di kedua sisi
rumah terdapat tangga,yang merupakan lambang dari tangga adat Gorontalo, yaitu Tolitihu.

23Rumah Adat Sulawesi Barat: Rumah Boyang


Sumber : nesabamedia.com

Rumah Boyang dari Sulawesi Barat berkonsep seperti panggung dengan tiang-tiang
penopangnya. Tiang penopang tersebut tidak menancap ke dalam tanah melainkan berdiri di atas
batu datar agar rumah tidak tumbang.

24Rumah Adat Sulawesi Tengah: Rumah Souraja

Sumber : servergambar01.blogspot.com

Rumah adat Provinsi Sulawesi Tengah ini memiliki tiga ruangan di dalamnya. Ruang pertama
merupakan ruang depan untuk menerima tamu. Sedangkan pada ruang kedua terdapat ruang
tengah, yang juga merupakan ruang tamu.

Ruangan ini punya tujuan agar penghuninya bisa saling lebih dekat. Untuk ruang terakhir,
merupakan ruang rahasia.

25Rumah Adat Sulawesi Utara: Rumah Walewangko

Sumber : lenteramata.com

Rumah Walewangko ini merupakan rumah adat yang mendominasi di Sulawesi Utara. Sama
seperti rumah adat provinsi lainnya, Rumah Walewangko ini juga memiliki arsitektur yang unik
dan filosofi yang sangat kental dengan adat penduduknya.

26Rumah Adat Sulawesi Tenggara: Rumah Buton

Sumber : pariwisataindonesia.id

Rumah Buton ini terbagi ke dalam tiga strata sesuai pemilik rumahnya. Pertama adalah Kamali
(Malige), yang biasanya berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga sultan. Kedua, Tare Pata Pale,
yaitu untuk pejabat pengadilan. Terakhir, adalah Tare Talu Pale untuk masyarakat biasa.
27Rumah Adat Sulawesi Selatan: Rumah Adat Tongkonan

Sumber : wowshack.com

Anda pastinya sering mendengar Rumah Tongkonan ini. Rumah ini merupakan rumah adat
suku Toraja yang berada di Sulawesi Selatan.

Tongkonan berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat dan juga tempat acara adat.
Arsitekturnya yang unik dan khas ini membuat rumah ini terlihat indah.

28Rumah Adat Bali: Rumah Gapura Candi Bentar

Sumber : rumahulin.com

Rumah adat Provinsi Bali ini terdiri dari dua bagian, yaitu rumah huniannya dan juga Gapura
Candi Bentar.

Arah bangunan, letak, dimensi pekarangan, dan beberapa aspek lainnya, harus mengikuti aturan
khusus yang berlaku sesuai aturan agama. Hal inilah yang menjadi keunikan dari Rumah Gapura
Candi Bentar.

29Rumah Adat Nusa Tenggara Timur: Rumah Musalaki

Sumber : pariwisataindonesia.id

Rumah Musalaki ini biasanya menjadi tempat tinggal bagi kepala suku atau pemimpin daerah
dan juga untuk menyelenggarakan acara adat. Rumah adat ini juga menjadi tempat untuk
bermusyawarah dan melakukan ritual.

Uniknya, Rumah Musalaki berdiri di atas batu besar, yang berfungsi sebagai pondasinya untuk
mengurangi risiko keretakan, jika terjadi bencana alam.
30Rumah Adat Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka

Sumber : milenialjoss.com

Rumah Dalam Loka terlihat cukup besar dan megah karena merupakan kediaman raja di daerah
tersebut. Di rumah ini, hanya terdapat satu pintu besar sebagai akses keluar masuk.

31Maluku: Rumah Adat Baileo

Sumber : greatnesia.id

Rumah adat lain yang tidak kalah unik adalah Rumah Baileo dari Maluku. Tidak ada dinding di
rumah ini dan berbentuk panggung.

Untuk menyangganya, ada 9 tiang di rumah ini dengan batu pamali yang melengkapinya.
Biasanya, warga setempat juga menggunakan batu pamali ini sebagai tempat sesaji bagi roh
leluhurnya.

32Rumah Adat Maluku Utara: Rumah Sasadu

Sumber : adatnusantara.web.id

Sasadu merupakan rumah adat Suku Sahu. Desain rumah ini menggambarkan tentang kisah
hidup bermasyarakat Suku Sahu. Selain memiliki keunikan dari sisi arsitektur, rumah ini juga
menyimpan banyak filosofi.

33Rumah Adat Papua Barat: Rumah Adat Mod Aki Aksa

Sumber : phinemo.com
Rumah Mod Aki Aksa ini termasuk rumah adat terunik loh, Ruppers. Bagian atapnya terbuat dari
ilalang dengan lantai dari anyaman rotan. Dinding-dindingnya tersusun dari kayu dan terlihat
saling mengikat satu sama lain.

34Rumah Adat Papua: Rumah Honai

Sumber : romadecade.org

Yang terakhir rumah adat dari Provinsi Papua ada Rumah Honai. Rumah ini berbentuk
mengerucut dengan bagian atas ditutupi jerami kering. Atapnya mirip dengan batok kelapa dan
tidak terlalu tinggi agar dapat menghangatkan bagian dalam rumahnya.

Rumah ini khusus untuk tempat tidur dan beristirahat, sedangkan aktivitas lainnya seperti mandi
dan makan berada di tempat yang berbeda.

4. Tarian Daerah: Tari Jaipong (Jawa Barat), Tari Piring (Sumatera Barat)

5. Penasaran apa sajakah 34 tari tradisional asal Indonesia yang ada? Yuk kita simak
bersama-sama.

34 Tari Tradisional Asal Indonesia

1. Tari Saman Meuseukat

Tari Saman merupakan salah satu tari tradisional asal Indonesia yang bahkan sudah cukup
dikenal di seluruh mancanegara.

Tarian satu ini merupakan sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan ketika perayaan
peristiwa-peristiwa penting di dalam adat.

Maka dari itu, syair yang terdapat di dalam salah satu tarian dari 34 tari tradisional asal Indonesia
ini menggunakan Bahasa Gayo.

Di dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa Tari Saman dikembangkan oleh Syekh Saman
yang merupakan seorang ulama asal Gayo di Aceh Tenggara.

Pada 24 November 2011, Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya
Takbenda Warisan Manusia dalam sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan
Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Bali.

2. Tari Kecak
Selanjutnya ada Tari Kecak dari Bali yang juga masuk ke dalam 34 tari tradisional asal
Indonesia.

Jenis tarian satu ini menggambarkan tentang cerita Pewayangan, khususnya untuk cerita
Ramayana yang dipertunjukan dengan seni gerak dan tarian.

Tari Kecak biasanya dimainkan oleh sekelompok penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar
yang diiringi dengan irama menyerukan “cak” ketika mengangkat kedua lengan untuk
menggambarkan kisah Ramayana ketika barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.

Tarian satu ini sangat terkenal di Bali sekaligus menjadi daya tarik para wisatawan yang tengah
berkunjung ke Pulau Dewata tersebut.

3. Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih merupakan tari tradisional asal Indonesia yang berasal dari Provinsi Jambi,
Kepulauan Riau dan Riau.

Tarian ini biasanya menjadi tarian selamat datang guna menyambut para tamu-tamu besar yang
hadir di sebuah acara.

Menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu, salah satu tarian
dari 34 tari tradisional asal Indonesia ini biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, 3
orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung, serta 2 orang pengawal.

4. Tari Jaipong

Tari Jaipong merupakan salah satu jenis tari asal Bandung, Jawa Barat dan sudah cukup populer,
khususnya di telinga masyarakat Indonesia.

Diciptakan oleh Seniman berdarah Sunda, Gugum Gumbira dan Haji Suanda, tarian ini
merupakan gabungan dari beberapa kesenian seperti Wayang Golek, Pencak Silat, dan Ketuk
Tilu.
Maka dari itu, tak heran apabila gerakannya cenderung enerjik namun juga unik, dengan disertai
oleh iringan alat musik degung.

Bahkan, tak jarang tarian ini sering mengundang gelak tawa para penonton karena keunikannya
yang dihasilkan.

5. Tari Reog Ponorogo

Tarian Reog Ponorogo merupakan tarian daerah yang berasal dari Jawa Timur bagian Barat-laut
dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog itu sebenarnya.

Maka dari itu, di gerbang kota Ponorogo kamu akan bisa melihat hiasan sosok warok dan
gemblak yang merupakan dua sosok yang ikut tampil pada saat tari Reog dipertunjukan.

Reog merupakan salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia yang masih sangat kental
dengan hal-hal yang berbau mistis serta ilmu kebatinan yang kuat.

Terdapat lima versi cerita yang berkembang, namun yang paling terkenal adalah cerita tentang
pembeontakan Ki Ageng Kutu.

Diceritakan bahwa Ki Ageng Kutu merupakan seorang abdi kerajaan pada masa Bhre
Kertabhumi pada abad ke-15.

Ia melakukan pemberontakan karena murka akan pemerintahan raja yang korup dan terpengaruh
kuat oleh istri raja Majapahit yang berasal dari Cina.

Kemudian ia pun meninggal kan sang raja dan mendirikan perguruan bela diri. Namun, ia pun
sadar bahwa pasukannya masih terlalu kecil apabila melawan pasukan kerajaan.

Maka dari itu, ia pun membuat pertunjukan seni Reog yang menjadi sindiran untuk raja
Kertabhumi dan kerajaannya.

6. Tari Poco-poco

Tidak seperti tarian tradisional yang sudah kita sebutkan sebelumnya, Tari Poco-poco justru lahir
di zaman yang sudah modern.

Bahkan, orang awam pun bisa mengikuti gerakan dari tarian ini dalam waktu yang cenderung
singkat.

Pada awalnya, tarian ini hanya dikenal di lingkungan TNI dan Polri sebagai gerakauntuk senam
pagi saja.

Namun, sepertinya tarian ini mulai mendapatkan hati di masyarakat ketika stasiun televisi TVRI
Jakarta mulai menyiarkan program dengan nama Dansa Yo Dansa.
7. Tari Topeng Betawi

Ternyata, Jakarta tidak hanya terkenal karena kesenian ondel-ondelnya saja lho. Kota yang
dipenuhi dengan gedung tinggi ini juga memiliki berbagai kesenian tradisional yang unik, salah
satunya seperti Tari Topeng Betawi.

Tari Topeng Betawi merupakan salah satu tarian adat masyarakat Betawi yang menggunakan
topeng sebagai ciri khasnya.

Perpaduan antara seni tari, musik, dan nyanyian, para penari akan diiringi dengan suara musik
dan nyanyian yang lebih bersifat teatrikal dan komunikatif melalui gerakan.

8. Tari Kipas Pakarena

6.

7. Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu ekspresi kesenian masyarakat Gowa yang
sering dipentaskan untuk mempromosikan pariwisata Sulawesi Selatan.
8. Dalam bahasa setempat, “pakarena” berasal dari kata “karena” yang memiliki arti
“main”. Maka dari itu, apabila diartikan maka Tari Kipas Pakarena juga memiliki arti
“tarian bermain kipas”.
9. Jenis tarian satu ini memiliki peraturan yang cukup unik, dimana penari tidak
diperbolehkan untuk membuka matanya terlalu lebar, sedangkan gerakan kakinya juga
tidak boleh diangkat terlalu tinggi.
10. Tarian ini biasanya berlangsung selama dua jam, sehingga para penarinya juga
diharuskan untuk memiliki kondisi fisik yang prima.

11.9. Tari Andun


12.

13. Daftar 34 Tari tradisional asal Indonesia selanjutnya adalah Tari Andun yang berasal dari
Bengkulu.
14. Di Bengkulu itu sendiri, Tari Andun biasanya dilakukan pada saat pesta perkawinan,
yang mana para Bujang dan gadis menari secara berpasangan pada malam hari sembari
diiringi oleh musik kolintang.
15. Pada zaman dahulu, jenis tarian satu ini digunakan sebagai sarana mencari jodoh setelah
selesai panen padi.
16. Namun saat ini sebagai bentuk pelestarian dari salah satu tari tradisional asal Indonesia,
maka Tari Andun masih sering kali digunakan sebagai salah satu sarana hiburan bagi
masyarakat.

17.10. Tari Bendrong Lesung


18.

19. Tari Bendrong Lesung merupakan salah dari 34 tari tradisional asal Indonesia yang
berasal dari Provinsi Banten.
20. Disebut sebagai Bendrong Lesung karena jenis tarian ini menggunakan sarana berupa
lesung dan alu yang merupakan sebuah alat dalam menumbuk padi atau beras.
21. Tarian ini biasanya dilakukan oleh sekelompok wanita dewasa sebagai ritual masyarakat
Banten, terutama ketika tibanya masa panen raya.
22. Namun seiring berjalannya waktu, Tari Bendrong Lesung juga mulai dilakukan oleh
kaum remaja hingga anak-anak.

23.11. Tari Piring


24.

25. Tari Piring atau tari piring dalam bahasa Minangkabau merupakan sebuah tarian dari 34
tari tradisional asal Indonesia yang melibatkan atraksi piring di dalamnya.
26. Nah, para penari ini mengayunkan piring sembari mengikuti gerakan-gerakan cepat yang
teratur namun tetap stabil dalam menggenggam piring di tangannya tanpa terlepas.
27. Gerakan-gerakan yang digunakan di dalam tari piring sebagian besar diambil dari
langkah-langkah dalam silat Minangkabau atau silek.
28. Secara tradisional, jenis tarian ini berasal dari Solok, Sumatera Barat. Tetapi secara
umum, tarian ini juga merupakan simbol dari masyarakat Minangkabau.
29.

30.12. Tari Pendet


31.

32. Salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia ini mungkin menjadi salah satu jenis
tarian yang cukup populer, melihat bahwa tarian satu ini berasal dari Pulau Dewata yang
memang masih sangat kental akan pelestarian budayanya.
33. Tari Pendet pada awalnya merupakan sebuah tari pemujaan yang banyak diperagakan di
Pura, tempat beribadah umat Hindu di Bali.
34. Namun lambat laun, para seniman Bali merubah jenis tarian satu ini menjadi “ucapan
selamat datang”.

35.13. Tari Serimpi


36.

37. Tari Serimpi merupakan salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia yang berasal
dari Jawa Tengah (Surakarta) dan Yogyakarta.
38. Tarian ini dapat dicirikan dengan empat penari melakukan gerakan gemulai yang
menggambarkan kesopanan, kehalusan budi, serta kelemah lembutan yang ditunjukan
dari gerakan yang pelan nan anggun sembari diiringi oleh suara musik gamelan.
39. Sejak dari zaman kuno, Tari Serimpi telah memiliki kedudukan yang cukup istimewa,
khususnya di keraton-keraton Jawa yang tidak dapat disandingkan dengan pertunjukan
tari lainnya, karena sifat tarian ini yang sakral. Dahulu kala, jenis tarian ini hanya boleh
diperagakan oleh orang-orang pilihan keraton.

40.14. Tari Saronde


41.

42. Tari Saronde merupakan satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia yang ditampilkan
pada saat prosesi pernikahan adat masyarakat Gorontalo.
43. Di Gorontalo itu sendiri, tarian ini diperagakan di dalam serangkaian upacara perkawinan
adat masyarakat setempat, di malam pertunangan.
44. Nah, biasanya tarian ini ditampilkan oleh para penari pria dan penari wanita yang
melakukan gerakan khas sembari menggunakan selendang sebagai atributnya.
45. Jenis tarian ini merupakan salah satu tari tradisional yang cukup terkenal di masyarakat
Gorontalo itu sendiri.

46.15. Tari Selampit Delapan


47.

48. 34 Tari tradisional asal Indonesia selanjutnya adalah Tari Selampit Delapan yang berasal
dari Provinsi Jambi dan diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh M. Ceylon yang
merupakan seorang fotografer senior kelahiran Padang Sidempuan yang pada saat itu
tengah bertugas di Dinas Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970-an.
49. Diberi nama “Selampit Delapan” karena tarian ini menggunakan 8 tali di dalam gerakan
tariannya.
50. Namun saat ini, tali yang pada awalnya digunakan sebagai atribut mulai diganti menjadi
selendang agar tarian terlihat lebih menarik.

51.16. Tari Lilin


52.

53. Selanjutnya ada Tari lilin yang juga masuk ke dalam 34 tari tradisional asal Indonesia.
Pada dasarnya, jenis tarian satu ini merupakan sebuah tarian yang diperagakan oleh
sekelompok penari yang membawa lilin menyala di atas sebuah piring di telapak tangan
mereka.
54. Berasal dari Sumatera Barat, Tari Lilin pada awalnya hanya ditampilkan di dalam acara
adat, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas pencapaian yang telah didapat
oleh masyarakat setempat.
55. Namun seiring dengan berjalannya waktu, tarian ini tidak hanya digunakan sebagai ucapa
rasa syukur, melainkan juga sekaligus sebagai kesenian dan hiburan.

56.17. Tari Pinggan


57.

58. Tari Pinggan merupakan salah satu jenis tarian tunggal tradisional Dayak yang biasanya
diperagakan untuk menghibur masyarakat setempat pada saat berlangsungnya acara
tradisional, seperti Gawai Dayak ( Pesta Panen Padi), Gawai Belaki Bini ( Pesta
Pernikahan), dan masih banyak lagi.
59. Tari Pinggan terbagi menjadi dua, yaitu Tari Pinggan Laki dan Tari Pinggan Indu yang
masing-masing lebih menekankan pada gerakan menarik yang sebagian besar diadopsi
dari gerakan silat tradisional.

60.18. Tari Giring-giring


61.

62. Tari Giring-Giring yang berasal dari Kalimantan Tengah juga tidak boleh ketinggalan
untuk masuk ke dalam salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia.
63. Menggunakan tongkat sebagai atributnya, tarian ini diperagakan sebagai bentuk ekspresi
kebahagiaan dan rasa senang masyarakat setempat.
64. Nama Giring-Giring itu sendiri diambil dari nama tongkat yang dimainkan oleh para
penari dan berasal dari Suku Dayak Maanyan yang pada saat itu mendiami daerah
Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah.
Masyarakat setempat biasanya menampilkan jenis tarian ini untuk menyambut tamu.

65.19. Tari Musyoh


66.

67. Masuk ke dalam 34 tari tradisional asal Indonesia, Tari Musyoh merupakan kepercayaan
masyarakat Papua sebagai tarian ritual dalam upaya pengusiran arwah orang-orang yang
meninggal karena kecelakaan.
68. Masyarakat Papua percaya bahwa ketika ada seseorang yang meninggal karena
kecelakaan, maka arwah yang bersangkutan tidak akan tenang.
69. Nah, dikarenakan hal itulah Tarian Musyoh diperagakan sebagai jalan untuk
menenangkan arwah tersebut.

70.20. Tari Piso Surit


71.

72. Tari Piso Surit berasal dari suku Batak Karo, Sumatera Utara yang biasanya digunakan
untuk menyambut para tamu kehormatan di suatu acara adat setempat.
73. Piso Surit itu sendiri memiliki arti burung yang bernyanyi yang mana juga
menggambarkan seorang gadis yang sedang menantikan kedatangan dari sang kekasih.
74. Biasanya, jenis tarian ini ditampilkan oleh sekelompok wanita dan pria yang terdiri dari
lima pasang atau lebih. Kemudian penari menggunakan busana adat dan menari sembari
diiringi oleh musik tradisional.

75.21. Tari Merak


76.

77. Tari Merak merupakan salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia yang cukup
terkenal dna merupakan jenis tarian khas yang berasal dari Provinsi Jawa Barat.
78. Sesuai dengan namanya, tarian ini merupakan bentuk ekspresi dari kehidupan seekor
burung Merak.
79. Gerakan-gerakannya pun diambil dari tingkah laku dari burung Merak itu sendiri. Tidak
hanya gerakannya yang unik, Tari Merak juga merupakan salah satu jenis tarian modern
kontemporer yang mana gerakannya itu sendiri diciptakan secara bebas dengan
menggunakan kreasi baru.

80.22. Tari Kuda Lumping


81.

82. Selain Tari Merak, Tari Kuda Lumping juga merupakan salah satu dari 34 tari tradisional
asal Indonesia yang cukup populer.
83. Berasal dari Ponorogo, Jawa Timur, tarian ini menampilkan sekelompok prajurit yang
tengah menunggang kuda yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang dianyam dan
dipotong hingga menyerupai kuda.
84. Biasanya, jenis tarian ini hanya menampilkan adegan prajurit berkuda saja. Tetapi tidak
jarang pula terkadang salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia ini juga turut
menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, serta kekuatan magis seperti memakan
beling ataupun kekebalan tubuh terhadap pecutan.

85.23. Tari Papatai


86.

87. 34 tari tradisional selanjutnya adalah Tari Papatai yang merupakan tarian perang
tradisional dari masyarakat suku Dayak di Kalimantan Timur.
88. Menggambarkan keberanian lelaki ketika menghadapi perang, tarian ini didominasi oleh
gerakan yang gesit, lincah, serta akrobatik yang dipadukan dengan seni teatrikal dan seni
tari.
89. Di dalam peragaannya, Tari Papatai dibawakan oleh dua penari pria yang dibalut dengan
busana adat Dayak yang disebut sebagai Sapei Sapaq dan biasanya dipentaskan dalam
acara menyambut tamu kehormatan atau pada kegiatan budaya lainnya.

90.24. Tari Jepen


91.

92. Tari Jepen merupakan salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia yang berasal dari
Kalimantan Timur dan dikembangkan oleh suku Kutai dan suku Banjar, namun terdapat
sedikit pengaruh dari kebudayaan Melayu dan Islam di dalam peragaannya.
93. Dahulu kala, jenis tarian satu ini berfungsi sebagai hiburan dalam rangka penobatan raja-
raja dari Kesultanan Kutai Kartanegara di Tenggarong dan sebagai tari pergaulan untuk
anak-anak muda setempat.
94. Namun sejak tahun 1970-an, tarian ini juga turut digunakan di dalam acara penyambutan
tamu-tamu daerah, upacara perkawinan, serta mengisi acara-acara besar lainnya.

95.25. Tari Melinting


96.

97. Tari Melinting merupakan salah satu jenis tari tradisional asal Lampung yang
menggambarkan keperkasaan serta keagungan Keratuan Melinting.
98. Pada awalnya, tarian ini diperagakan sebagai pelengkap dari acara Gawi Adat, yaitu acara
Keagungan Keratuan Melinting.
99. Karena merupakan tarian untuk keluarga ratu, penarinya pun terbatas dan hanya orang-
orang tertentu saja yang boleh melakukannya, seperti putra dan putri Keratuan Melinting.
100. Namun, seiring berkembangnya waktu tarian ini mulai berkembang menjadi
tarian rakyat yang ditampilkan pada acara-acara budaya sekaligus sebagai tarian dalam
menyambut Tamu Agung.

101. 26. Tari Cakalele


102.

103. 34 Tari tradisional asal Indonesia selanjutnya adalah Tari Cakalele yang berasal
dari Maluku. Berupa tarian perang tradisional yang digunakan dalam penyambutan tamu
dan perayaan adat setempat, biasanya tarian ini diperagakan secara berpasangan dan
dilakukan oleh 30 pria dan wanita sambil diiringi oleh alat musik drum, flute, dan bia
(sejenis musik tiup).
104. Pada umumnya, di dalam Tari Cakalele para pria akan mengenakan parang dan
salawaku atau perisai sementara penari wanita akan menggunakan lenso atau sapu
tangan.
105. Celana dari kostum pria yang berwarna merah melambangkan kepahlawanan,
keberanian, serta patriotisme rakyat Maluku.
106. 27. Tari Suanggi
107.

108. Tari Suanggi merupakan tarian tradisional dari Papua Barat yang mengisahkan
tentang seorang suami yang ditinggal mati oleh sang istri karena korban angi-angi atau
jejadian.
109. Masuk ke dalam salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia, dapat dilihat
bahwa jenis tarian satu ini cukup kental dengan nuansa magis yang ada di daerah
tersebut.
110. Di dalam kepercayaan masyarakat Papua, Suanggi itu sendiri digambarkan
sebagai roh jahat yang belum mendapatkan kenyamanan di alam baka.
111. Nah, roh-roh ini biasanya akan merasuki tubuh wanita. Tidak hanya itu saja, roh
jahat ini bahkan juga bisa mencelakakan orang lain yang tidak mereka senangi.

112. 28. Tari Serampang Dua Belas


113.

114. Diciptakan oleh seorang seniman bernama Sauti, Tari Serampang Dua Belas
berasal dari daerah Serdang Bedagai, Sumatera Utara, yang menggambarkan tahapan
kehidupan sepasang kekasih.
115. Dinamakan sebagai serampang dua belas karena terdapat dua belas jenis tarian
yang menceritakan tahapan yang berbeda-beda.
116. Mulai dari awal perkenalan, jatuh cinta, hingga pada akhirnya menikah, tarian ini
bertujuan untuk memberikan pesan khusus pada wanita dan pria dalam mencari pasangan
hidup.
117. Biasanya, jenis tarian ini dipertunjukan di dalam berbagai acara besar untuk
berbagai keperluan, baik itu sebagai hiburan semata, adat, maupun budaya.

118. 29. Tari Janger


119.

120. Tari Janger merupakan salah satu jenis tarian Bali yang cukup populer dan
diciptakan pada sekitar tahun 1930-an.
121. Janger itu sendiri merupakan tari pergaulan untuk para muda-mudi Bali yang
dibawakan oleh 10 pasang penari, yaitu kelompok putri (janger) dan kelompok putra
(kecak) sembari menyanyikan lagu Janger secara bersahut-sahutan.
122. Gerakan dari tarian ini walaupun sederhana namun tetap menunjukan keceriaan
dan bersemangat dengan latar belakang musik yang berupa Gamelan Batel atau
Tetamburan dan gender wayang.

123. 30. Tari Selamat Datang


124.

125. Tari Selamat Datang merupakan salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia
yang diperagakan sebagai tari penyambutan untuk para tamu.
126. Tarian ini biasanya dilakukan oleh penari pria dan wanita untuk menyambut para
tamu kehormatan atau tamu penting yang tengah berkunjung.
127. Di dalam pertunjukannya, para penari akan menggunakan kostum busana
tradisional khas Papua yang disertai dengan atribut seperti senjata dan alat musik
tradisional Tifa.
128. Yang membuat tarian ini unik adalah ketika para penari wanita menjemput tamu
yang kemudian dilanjutkan dengan memasangkan penutup kepala dan kalung sebagai
tanda penghormatan mereka.

129. 31. Tari Tenun Songket


130.

131. Selanjutnya ada Tari Tenun Songket yang juga merupakan salah satu dari 34 tari
tradisional asal Indonesia yang cukup popular.
132. Tarian ini merupakan jenis tari tradisional dari Sumatera Selatan yang
menggambarkan kegiatan remaja putri dan ibu rumah tangga di Palembang dalam
memanfaatkan waktu luang dengan menenun kain songket.
133. Diperagakan oleh lima orang, para penari menggunakan baju khas Palembang
yang didominasi oleh warna emas dan tak ketinggalan pula dengan kain songket di
bagian bawahnya.
134. Di dalam pertunjukannya penari akan diiringi oleh alat musik gendang dan musik
perkusi yang dimainkan secara bersamaan.

135. 32. Tari Campak


136.

137. Berasal dari daerah Bangka Belitung, Tari Campak menggambarkan keceriaan
dari bujang dan dayang yang biasanya dipertunjukan pada saat panen padi atau sepulang
dari ume atau kebun.
138. Salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia juga terkadang diperagakan
sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan, seperti penyambutan tamu atau pada pesta
pernikahan.
139. Tarian ini berkembang pada masa kependudukan banga Portugis di Bangka
Belitung yang dapat dilihat dari beberapa gerakan serta busana pada penari wanita yang
cukup kental dengan sentuhan gaya Eropa.

140. 33. Tari Maengket


141.

142. Selanjutnya ada Tari Maengket yang merupakan tarian rakyat dari Minahasa.
Salah satu dari 34 tari tradisional asal Indonesia ini dibawakan oleh penari wanita dan
pria yang mengenakan pakaian serba putih.
143. Tidak harus campur wanita dan pria, tarian ini juga bisa dibawakan oleh penari
pria maupun penari wanita saja.
144. Dengan menggunakan gerakan dan irama yang sederhana, Tari Maengket
dipertunjukan sebagai rasa syukur terhadap dewi kesuburan.
145. Maka dari itu, jenis tarian satu ini biasanya ditampilkan pada saat panen. Tetapi
selain itu, tarian ini juga bisa dipentaskan sebagai bentuk dari penyambutan tamu agung.

146. 34. Tari Bedana


147.

148. Pakaian Adat: Kebaya (Jawa Tengah), Baju Bodo (Sulawesi Selatan)
149. Upacara Adat: Upacara Ngaben (Bali), Upacara Yadnya Kasada (Jawa Timur)
150. Lagu Daerah: Ampar-ampar Pisang (Kalimantan Selatan), Manuk Dadali (Jawa
Barat)
151. Makanan Daerah: Gudeg (DI Yogyakarta), Ayam Taliwang (Nusa Tenggara
Barat)
152. Senjata Tradisional: Kujang (Jawa Barat), Rencong (Nanggroe Aceh Darussalam)

Suku Bangsa/Etnis: golongan manusia yang mengidentifikasikan diri dengan sesamanya


berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama, merujuk kepada kesamaan budaya, bahasa,
agama, dan perilaku.

Ciri Suku Bangsa:

1. Bersifat tertutup dari kelompok lain


2. Memiliki nilai dasar yang tercermin dalam kebudayaan
3. Memiliki komunikasi dan interaksi

Contoh Suku Bangsa di Indonesia:

1. Suku Jawa – Pulau Jawa


2. Suku Batak dan Nias – Sumatera Utara
3. Suku Minangkabau – Sumatra Barat
4. Suku Sunda – Jawa Barat
5. Suku Betawi – DKI Jakarta
6. Suku Madura dan Tengger – Jawa Timur
7. Suku Dayak dan Banjar – Pulau Kalimantan
8. Suku Sasak dan Sumbawa – Nusa Tenggara Barat
9. Suku Bugis dan Toraja – Sulawesi Selatan
10. Suku Sentani dan Asmat – Papua
11. Etnis Tionghoa: Tionghoa Peranakan dan Tionghoa Totok

Keragaman Agama di Indonesia:

1. Islam
2. Kristen Protestan
3. Katolik
4. Hindu
5. Budha
6. Konghucu

Dalam menghadapi keragaman agama, kita harus menjalankan sikap toleran, saling
menghormati, dan bekerja sama antarpemeluk agama agar tercipta kerukunan.

B.2. Jenis-jenis Masyarakat Berdasarkan Jenis Wilayah

Penyebaran Suku Bangsa:

1. Adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan baik di wilayah yang ditinggali.
2. Keinginan mencari daerah yang lebih subur, lebih berkembang, dan/atau lebih aman.
3. Bisa terjadi dalam satu pulau atau berpindah ke luar pulau.

Ciri Dasar Perbedaan Suku Bangsa:

1. Bahasa daerah
2. Adat istiadat
3. Sistem kekerabatan
4. Kesenian daerah
5. Tempat asal

Dataran Rendah: hamparan tanah lapang berketinggian tidak lebih dari 200 meter di atas
permukaan laut, umumnya berdekatan dengan pantai dan hilir sungai dan padat penduduk karena
daerahnya lebih subur.

Ciri Masyarakat Dataran Rendah:


1. Mata pencaharian bervariasi, mulai dari petani, pedagang, guru, dokter, sopir, dan lain-
lain.
2. Penghasilan masyarakatnya juga bervariasi sehingga menimbulkan keragaman tingkat
sosial dan ekonomi.
3. Sarana dan prasarana umum tersedia dengan baik sehingga menunjang pembangunan dan
pendidikan.

Ciri Masyarakat Pesisir:

1. Tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir laut.


2. Memiliki mata pencaharian yang bergantung pada potensi wilayah dan sumber daya
pesisir dan lautan.
3. Sebagian besar masih menganggap bahwa laut memiliki kekuatan magis sehingga
umumnya melakukan ritual tertentu untuk menyanjung lautan.
4. Umumnya, masyarakat yang bekerja sebagai nelayan tergolong sebagai kelas rendah.

Perbedaan Masyarakat Pesisir, Dataran Rendah, dan Dataran Tinggi:

Anda mungkin juga menyukai