Anda di halaman 1dari 6

KASUS ENRON

Enron adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,
Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company,
sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas
Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini secara
bertahap dibubarkan antara 1941 hingga 1947 melalui penawaran saham kepada publik. Pada
1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya sebagai perusahaan induk, Internorth, yang
menggantikan Northern Natural Gas di New York Stock Exchange. Enron sebelum tahun 2001
mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka
di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, serta komunikasi
(wikipedia.co.id). Kenneth Lay, ekonom dan mantan Departemen Interior US mendirikan Enron
tahun 1985 dari hasil merger dua perusahaan gas alam yang dikombinasikan dengan sistem
perpipaan. Tahun 1987 Enron memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai pasar saham.
Tahun 1989, Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling, seorang lulusan muda MBA Harvard untuk
menjadi kepala departemen keuangan Enron. Pemerintah US menghapuskan beberapa peraturan
yang mengarahkan pada harga tetap energi. Dampaknya harga minyak menjadi berfluktuasi dan
membuat pasar gas berisiko tinggi baik dari sisi pembeli maupun penjual. Produsen minyak yang
kecil mengalami kesulitan dalam meningkatkan dana eksploitasi dan pengeboran karena adanya
risiko pasar. Enron memiliki ide inovatif dengan memediasi antara pembeli dan penjual yang
diharapkan dapat mengurangi risikonya. Enron menawarkan kontrak pada penjual untuk
membeli minyak mereka dengan harga tetap dalam beberapa tahun dan kontrak pada pembeli
dengan harga minyak yang sama ditambah nilai keuntungan untuk Enron. Skilling kemudian
memutuskan untuk mengaplikasikan ide perdagangan Enron ke komoditi lainnya. Ia membuat
kontrak jangka panjang di bidang perlistrikan, batu bara, pulp kertas, alumunium, baja, obat-
obatan, kayu, air, broadband, dan plastik.

Diperhitungkan terdapat 1.800 produk yang ditangani. Tahun 1990 Skilling


mempekerjakan Andrew Fastow, ahli keuangan, untuk membantu dalam menjalankan bisnis.
Mereka meminta ijin pada komisi sekuritas dan perdagangan U.S. untuk menggunakan metode
“nilai pasar” atas kontrak. Sehingga, yang dilaporkan adalah aset berdasarkan nilai pasar. Pada
awalnya, Enron mengalami permasalahan. Untuk memasuki banyak pasar perdagangan
memerlukan sejumlah uang untuk membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan pengiriman
komiditas. Namun, jika Enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan akan
membuat pembeli atau penjual menjadi ragu untuk bekerjasama. Tingginya hutang juga dapat
mengakibatkan penurunan investasi dan memicu bank menarik dananya. Untuk mengatasi
permasalahan, Enron mencoba mencari dana pinjaman tanpa melaporkannya dalam laporan
keuangan. Andrew Fastow membuat ide untuk menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai
“pendapatan”. Fastow dan kantor akuntan Arthur Anderson bekerjasama dan menyiapkan serial
“limited partnership” yang disebut “Special Purpose Entities”. Aturan akuntansi memungkinkan
bahwa perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose entities pada laporan keuangan
asalkan terdapat suatu pihak yang dapat mengontrol penyelenggaraannya serta memiliki
setidaknya 3 persen nilai special purpose entity. Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian
mengajukan sejumlah besar hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang
dipinjam ini diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat sebagai uang “pendapatan
penjualan” meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas ini juga mengambil alih sejumah besar
hutang Enron. Fastow juga nama fiktif seperti “Chewco, Jedi, Talon, Condor, dan Raptor” dan
yang lainnya dengan membayarkan milyar-an dolar sebagai gaji dan pendapatan atas 3 persen
kepemilikan entitas. Karena tidak dilaporkan, maka pemegang saham percaya bahwa Enron tidak
mengalami lonjakan hutang. Mereka juga percaya bahwa Enron menghasilkan lagi yang baik
serta mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini juga dikuatkan dengan pernyataan kantor
akuntan publik Arthur Anderson bahwa laporan Enron adalah akurat. Andrew Fastow bersama
dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan dalam jasa keuangan. SPEs memiliki dua
tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang bermasalah ke rekanan.

Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan akibat utang dan
menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat mendatangkan dana tambahan untuk
membiayai kesempatan investasi baru. Kedua; memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba
yang disyaratkan oleh Wall Street. SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk
saham tresuri, (2) ekuitas dalam bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga
yang tidak berhubungan, (3) jumlah yang besar dari utang bank. Modal ini berada pada sisi
kanan neraca SPEs, akan tetapi pada sisi kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron.
Hal ini menyebabkan harga saham SPEs berkaitan dengan harga saham Enron. Saat saham SPEs
naik, maka saham Enron ter-apresiasi. Sedangkan saat harga saham SPEs turun, maka harga
saham Enron ter-depresiasi (Eiteman, dkk, 2007). Sheron Wattkins, bekerja di Enron mulai
1993. Pada kasus Enron ini ia sebagai wakil presiden. Dia menyadari bahwa meskipun harga
saham cukup tinggi sehingga nilai lebih dapat digunakan untuk menutupi hutang entitas khusus,
namun ia tahu bahwa ketika harga saham turun akan memicu taksolvabelnya entitas dan
mengembalikan hutang pada laporan keuangan Enron. Setelah pertengahan tahun kedua 2001,
harga saham Enron menurun dari nilai tertingginya $80 per saham. Akuntan Enron berusaha
menarik kembali hutang dan aset pada entitas khusus. Sheron Watkins khawatir akan
peningkatan risiko. Pada Juli 2001 harga saham jatuh ke nilai $47 per saham. Skilling secara
tiba-tiba mengundurkan diri sebagai president dan CEO dengan alasan pribadi. Sherron Watikins
pada 22 Agustus secara pribadi menemui Ken Lay dan bagian hukum dan mengirimkan enam
halaman surat yang menjelaskan ketidakberesan terkait entitas khusus dan memperingatkan
mereka yang kemudian ia sebut kecurangan akuntansi “the worst accounting fraud I had ever
seen”.

Namun demikian Lay dan pengacaranya hanya diam saja. Ia malah mengumumkan pada
pekerja dan investor bahwa pertumbuhan Enron di masa mendatang baik, dan menganjurkan
pada investor untuk terus menanamkan saham di Enron. Ironisnya, Lay dan eksekutif lainnya
menjual secara diam-diam saham mereka. Watkins juga mengontak temannya di Arthur
Anderson untuk mendiskusikan permasalahannya pada kepala auditor, namun tidak dilakukan
temannya itu. Ketika Watkins berusaha agar perusahaan mengambil tindakan, saham Enron terus
merosot. Pada 12 Oktober 2001, Enron mengumumkan mengambil alih hutang dan aset entitas
khusus, hal ini menurunkan $544 juta atas laba dan mengurangi nilai ekuitas pemegang saham
dengan $1.2 milyar. Seminggu berikutnya, 22 Oktober, komisi sekuritas mengumumkan akan
menginvestigasi entitas tujuan khusus Enron. Hari berikutnya, Fastow diberhentikan. 8
November 2001 mengumumkan akan melaporkan ulang semua laporan keuangan sejak tahun
1997. Laporan ulang tersebut diperkirakan menurunkan ekuitas pemegang saham sebesar $2.1
milyar dan meningkatkan hutang $2.6 juta. November 2001, harga saham anjlog sampai $1 per
lembar, dan perusahaan kolaps atas kebangkrutan. Februari 2002, Sherron Watkins hadir
sebelum kongress komite dan membuka pada publik apa yang ia ketahui seputar praktik
akuntansi perusahaan. Ia dilabeli “whistlebower pemberani” oleh pers. Di sisi lain, personel
Arthur Anderson kemudian menghancurkan dokumen yang terkait dengan entitas khusus Enron.
Pada bulan Juni, kantor akuntan ini mendapat masalah dengan pengadilan terkait dengan
penghancuran bukti. Karena praktek kotor yang berlangsung selama bertahun-tahun inilah
Sherron Watskin, yang saat itu merupakan eksekutif enron yang tak tahan lagi terlibat dalam
manipulasi itu mulai “berteriak” melaporkan praktek yang tidak terpuji itu. Keberanian Watskin
yang juga pernah bekerja di Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi jelas dan terbuka.
Dalam praktek manipulasi ini dapat dikatakan telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara
majemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya. Komplikasi skandal ini
bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi gedung putih dan politisi di
Senat Amerika serikat yang pernah menerima kucuran dana politik perusahaan ini. 70 persen
senator, baik dari pihak Republik maupun partai Demokrat, pernah menerima data politik. Dalam
komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggota juga termasuk yang menerima sumbangan
dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintah George W.Bush
merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaan publik. Dalam
daftar perusahaan penyumbang dana politik,

Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam ini, banyak orang curiga
pemerintahan Bush dan politisi akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis maupun
dalam penyelamatan perusahaan namun pada akhirnya perusahaan ini tetap bangkrut dan tinggal
sejarah. Kontroversi lainnya dalam kasus Enron adalah terbongkarnya juga kisah pemusnahan
ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron oleh
petinggi di firma audit Arthur Andersen. Pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab atas
kasus Enron:

a. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan
mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses
oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak
sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
b. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan outsourcing secara
total atas fungsi internal audit perusahaan. - Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala
internal audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik
perusahaan. - Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen. - Sebagian besar Staf
akunting Enron berasal dari KAP Andersen

c. Auditor. Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor
akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan
kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted accounting
practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan
konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya.
Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar
dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi.

d. Konsultan hukum. Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh
Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas
strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan
Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron,
konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan informasi yang lengkap,
khususnya tentang kepemilikan di SPEs.

e. Regulator. Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi
oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan
pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya dalam
perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara.

f. Pasar Ekuitas. Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC.
Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau
melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang
dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE
mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC,
NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.
g. Pasar Hutang. Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan sebuah
nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan
nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan
diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya
melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional
dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi perdebatan apakah perusahaan rating harus
memeriksa total hutang perusahaan atau tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs.

Bagaimana Kasus Enron jika dilihat dari penerapan OECD prinsip 5; Keterbukaan dan
Transparansi, serta prinsip 6; Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi; dan internal
control beserta implikasinya?

Anda mungkin juga menyukai