Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko
dan ketidak pastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Sebelum seorang
investor memutuskan akan menginvestasikan dananya dipasar modal, ada kegiatan penting
yang perlu dilakukan., yaitu penilaian dengan cermat terhadap emiten. Investor mempunyai
tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu untuk mencari
pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen
(dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya
(capital gain).
Variable-variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen terdiri dari
profibilitas,likuiditas,investasi dan pembiayaan.Sementara berdasarkan laporan keuangan
variabel-variabel tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut (1) profitabilitas (diukur dengan
laba bersih setelah pajak),(2) likuiditas (diukur dari cash ratio dan current ratio).(3) investasi
(diukur dari jumlah dana yang ditanamkan pada aktiva tetap operasi),dan (4) pembiayaan
(terutama dana yang diperoleh dari utang jangka panjang plus utang jangka pendek) yang
diukur dengan ratio leverage. Sedangkan dividen (terutama cash dividend) merupakan tujuan
yang diinginkan oleh investor dalam rangka memperoleh pendapatan dari hasil investasinya.
Perusahaan yang menunjukkan kendala pembayaran (kekurangan likuiditas) mengarahkan
manajemen untuk membatasi pertumbuhan dividen, sehingga perlu dilakukan penelitian
hubungan antara ROI dengan dividen serta hubungan antara cash ratio dan current ratio
dengan dividen.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Aktivitas Investasi


Aktiva (assets) merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan
tujuan menghasilkan laba. Aktiva dapat digolongkan kedalam dua kelompok yakni lancar dan
tidak lancar. Aktiva lancar (current assets) merupakan sumber daya atau klaim atas sumber
daya yang dapat langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan. Aktiva
jangka panjang, juga disebut aktiva tetap atau aktiva tidak lancar merupakan sumber daya
atau klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada perusahaan
selama periode melebihi periode kini. Aktiva keuangan (financial Assets) terutama terdiri
atas efek (surat berharga atau sekuritas) dan investasi. Aktiva operasi ( operating assets)
terdiri atas sebagian besar aktiva perusahaan. Aktiva ini dinilai pada biayanya.dan merupakan
aktiva operasi produktif yang diharapkan memberikan imbal hasil diatas laba normal.
Selanjutnya adalah implikasi akuntansi aktiva untuk analisis kredit dan keuntungan berikut
penilaian ekuitas.
B. Aktiva Lancar ( Asset Lancar )
Aktiva lancar merupakan sumber daya atau klaim terhadap sumber daya yang langsung
dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan. Siklus ini
merupakan proses dimana perusahaan mengubah kas menjadi aktiva jangka pendek dan
kembali menjadi kas sebagai bagian dari aktivitas operasi yang sedang berjalan. Untuk
perusahaan manufaktur hal ini mencakup pembelian bahan baku, mengubah bahan baku
menjadi produk jadi dan kemudian menjual dan menagih kas dari piutang. Kas
mencerminkan titik awal dan titik akhir dari siklus operasi. Siklus operasi digunakan untuk
membedakan aktiva dan kewajiban dalam kelompok lancar dan tak lancar.
Selisih antara asser lancar dengan kewajiban lancar disebut modal kerja. Perusahaan
memerlukan modal kerja untuk beroperasi dengan efektif, namun modal kerja mahal karena
akan menggunakan investasi yang paling menguntungkan, banyak perusahaan berusaha
meningkatkan profitabilitas dan arus kasnya dengan mengurangi investasi pada asser lancar
melalui metode seperti pengelolaan penjaminan kredit dan penagihan yang efektif, serta
persediaan tepat waktu. Perusahaan lain berusaha untuk mendanai asset lancar mereka
dengan kewajiban lancar, seperti utang dagang, sebagai usaha mengurangi modal kerja.
1. Kas dan Setara kas
Kas merupakan asset yang paling liquid, mencangkup mata uang, deposito dana,
money orders dan cek. Sedangkan setara kas tergolong asset yang sangat lancar, investasi
jangka pemdek yang siap dikoversi menjadi kas, dan hampir jatuh tempo sehingga resiko
perubahan harga yang disebabkan pergerakan tingkat bunga minimal.
Konsep likuidasi penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas berarti jumlah
kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dengan jumlah kas yang dapat diperoleh
dalam waktu singkat. Jumlah asset likuid yang dilaporkan perusahaan pada neraca sangat
beragam. Umumnya perusahaan dalam industry yang dinamis membutuhkan likuiditas
yang lebih tinggi untuk memanfaatkan kesempatan alat untuk berekasi terhadap perubahan
yang cepat pada lingkungan yang kompetitif.
Selain memeriksa jumlah asset likuid untuk perusahaan, analisis juga harus
mempertimbangkan hal berikut :“Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas,
perusahaan dapat mengalami penurunan likuiditas jika nilai pasar dari efek investasi
tersebut turun.” Kas dan setara kas seringkali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi untuk
mendukung suatu perjanjian pinjaman atau sebagai jaminan hutang.
2. Piutang
Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau
dari pemberian pinjaman uang. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar
yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit. Wesel tagih mengacu pada janji
tertulis untuk membayar. Piutang diklasifikasikan kedalam asset lancar jika diharapkan
akan direalisasi atau ditagih dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung
dari mana yang lebih panjang.
a. Penilaian Piutang
Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi asset dan arus
laba yang saling terkait. Realitanya banyak perusahaan yang tidak mampu menagih
semua piutangnya. Kerugian piutang dapat menjadi sangat berarti dan mengurangi
asset lancar serta laba bersih sekarang dan masa depan. Resiko analisis ini adalah
pengalaman masa lalu kurang bisa memprediksi kerugian masa depan, atau mungkin
kita gagal mencerminkan kondisi terkini.
b. Analisis Piutang
Kita harus waspada terhadap insentif manajemen dan auditor dalam melaporkan
laba dan asset. Dengan memperhatikan hal tersebut, terdapat 2 pertanyaan penting
dalam analisis piutang.
Analisis posisi keuangan terkini dan kemampuan perusahaan memenuhi utang
lancar yang tercermin dalam pengukuran seperti rasio lancar juga harus mengakui
pentingnya siklus operasi untuk mengklasifikasi piutang lancar. Siklus operasi dapat
menghasilkan piutang cicilan yang belum dapat tertagih selama beberapa tahun dapat
dilaporkan sebagai asset lancar. Analisis asset lancar dan kaitannya dengan kewajiban
lancar harus diakui dan disesuaikan dengan resiko waktu ini.
c. Keaslian piutang
Pemahaman mengenai praktik industry dan sumber informasi tambahan digunakan
untuk menambah keyakinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keandalan piutang
adalah kebijakan kredit perusahaan. Kebijakan kredit yang ketat berdampak pada
kualitas yang lebih tinggi atau resiko piutang yang lebih rendah. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah hak pengembalian barang. Pelanggan pada industry tertentu
mengembalikan hak untuk mengembalikan barang. Analisis harus
mempertimbangkan hak pengembalian tersebut. Hak pengembalian yang bebas dapat
menurunkan kualitas piutang.
d. Skuritas Piutang
Salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan menjual semua atau
sebagian piutangnya pada pihak ketiga yang disebut anjak piutang skuritisasi, piutang
dapat dijual dengan ataupun tanpa recourse pada pembeli jaminan kolektabilitas.
Skuritas piutang sering kali dilakukan dengan menciptakan entitas bertujuan khusus
seperti perwalian pembelian piutang dari perusahaan dan mendanai pembelian ini
melalui penjualan obligasi kepasar.
Piutang usaha disajikan sebesae jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan
piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas
saldo piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
3. Beban dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka merupakan pembayaran dimuka atas barang atau jasa yang
belum diterima. Beban dibayar dimuka digolongkan kedalam asset lancar karena
mencerminkan jasa yang diberikan jika tidak ada membutuhkan penggunaan asset lancar
lain.
C. Persediaan
a. Akuntansi dan Penilaian Persediaan
Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal
perusahaan. Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan
disebabkan oleh dampaknya pada laba bersih dan penilaian asset. Metode persediaan
digunakan untuk mengalokasikan biaya barang tersedia untuk dijual pada harga pokok
penjualan atau persediaan akhir.
Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan. Untuk
perusahaan dagang :
Persediaan awal + pembelian bersih- harga pokok penjualan= persediaan akhir.
Persamaan ini menekankan arus biaya dalam perusahaan. Arus ini secara
alternative dapat dinyatakan pada grafik sebelah kiri.Biaya persediaan awalnya dicatat
pada neraca. Saat persediaan terjual, biaya ini dipindahkan dari neraca dan mengalir
pada laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan. Biaya tidak dapat berada pada
dua tempat yang sama pada waktu bersamaan, melainkan dapat dicatat pada neraca
sebagai beban masa depan, atau diakui saat ini pada laporan laba rugi profitabilitas
untuk dikaitkan dengan pendapatan penjualan.
Konsep penting akuntansi persediaan adalah arus biaya. Jika seluruh persediaan
diperoleh pada periode terjualnya, maka HPP akan sama dengan biaya pembelian
barang. Namun jika persediaan tersedia pada akhir periode akuntansi, penting untuk
menentukan persediaan mana yang telah terjual dan biaya mana yang tersedia pada
neraca.
b. Analisis Persediaan
1. Dampak biaya persediaan terhadap profitabilitas
Ringkasan

Anda mungkin juga menyukai