Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yoga Ramadhan

Nim : B.231.17.0394
Makul : Seminar Audit

Enron merupakan hasil dari merger dua perusahaan gas alam, Houston Natural Gas dan
InterNorth. Merger ini dilakukan oleh pebisnis Kenneth Lay pada tahun 1985. Pada awal tahun
1990-an, Lay menginisiasi penentuan harga pasar untuk listrik serta mendorong Kongres
Amerika Serikat melakukan deregulasi terkait penjualan gas alam. Hal ini memungkinkan Enron
untuk menjual energi dengan harga yang lebih tinggi sehingga berpengaruh positif terhadap
keuntungan perusahaanKesuksesan ini menempatkan Enron sebagai produsen gas alam terbesar
di Amerika Utara sejak 1992 dengan memiliki kontrak senilai 122 juta dollar Amerika Serikat.
 Dalam perkembangan usahanya, Enron melakukan strategi diversifikasi dengan merambah
[1]

bisnis pembangkit tenaga listrik, parbrik pulp dan kertas, pengolahan air bersih, dan
layanan broadband di seluruh dunia. Termasuk juga mendirikan pembangkit tenaga listrik di
negara lain seperti di Filipina, Indonesia, dan India.

Bangkrutnya Enron tidak lagi semata-mata dilihat sebagai sebuah kegagalan bisnis,
melainkan sebuah skandal yang multidimensional, yang melibatkan politisi dan pemimpin
terkemuka di Amerika Serikat. Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang tahun 2001 masih
membukukan pendapatan US$ 100 miliar, sekonyong-konyong harus melaporkan
kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas bisnis, nilai kerugian Enron
diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar modal kehilangan US$ 32
miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi amblasnya simpanan dana pensiun mereka tak
kurang dari US$ 1 miliar karena manajemen Enron menanamkan dana tabungan karyawan itu
untuk membeli sahamnya sendiri. Saham Enron yang pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90
per lembar, terjerembab jatuh hingga tidak lebih dari US$ 45 sen.
Tidak heran kalau banyak kalangan menyebut peristiwa ini sebagai kebangkrutan
terbesar dalam sejarah bisnis Amerika Serikat. Sedemikian hebohnya, sampai-sampai seluruh
media bisnis dan ekonomi terkemuka menempatkannya sebagai cover story. Dalam proses
pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu, belakangan Manajemen Enron diketahui telah
melakukan praktek window dressing, memanipulasi angka-angka laporan keuangan agar
kinerjanya tampak baik. Ia juga diketahui telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya
US$ 600 juta dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar dengan teknik off-
balance sheet. Menggelembungkan nilai pendapatan dan menyembunyikan utang senilai itu
tentulah tidak bisa dilakukan sembarang orang. Diperlukan keahlian khusus dari para profesional
yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka, sehingga selama
bertahun-tahun kinerja keuangan perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan kata lain,
telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan, para
penasihat hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui bahwa auditor Enron, Arthur Andersen
kantor Hudson, telah ikut membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi itu.
Kontroversi lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif terkemuka Enron dan
“dipecatnya sejumlah partner Andersen. Terbongkar juga kisah pemusnahan ribuan surat
elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi di firma
audit Arthur Andersen. Kini, Arthur Andersen sedang berjuang keras menghadapi serangan
bertubi-tubi, bahkan berbagai tuntutan di pengadilan. Diperkirakan tidak kurang dari $32 miliar
harus disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan kepada para pemegang saham Enron yang
merasa dirugikan karena auditnya yang tidak benar. Belakangan, salah satu mantan petinggi
Enron tewas bunuh diri karena tak tahan menghadapi tekanan yang bertubi-tubi.
Komplikasi skandal ini bertambah karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat
tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana
politik dari perusahaan ini. 70% senator, baik dari Partai Repubik maupun Partai Demokrat,
pernah menerima dana politik. Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya
juga termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu.

Anda mungkin juga menyukai