PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan meninjau kembali berbagai hal yang sudah terjadi, sebagian besar pengamat
setuju bahwa masalah Enron disebabkan oleh kegagalan dewan direksi untuk
menjalankan pengawasan yang memadai. Hal ini memungkinkan adanyapenyalahgunaan
entitas bertujuan khusus, suatu bentuk kemitraan untuk manipulasi laporan keuangan,
menyesatkan investor dan menggaji sendiri pelakunya. Arthur Andersen perusahaan yang
mengaudit Enron.
Sepanjang akhir periode 1990-an saham Enron naik secara perlahan-lahan. Dalam
beberapa bulan awal millennium baru harga saham Enron melonjak menjadi $ 70,
didasarkan pada daya tamping keseluruhan pasar saham secara umum penilain
menguntungkan yang diberikan kepada perusahaan oleh analisis, serta laporan laba rugi
dan prospek Enron.
Selama tahun 2000 saham Enron diperdagangkan dalam kisaran $60 - $90, mencapai
puncaknya pada bulan Agustus pada harga $90,56 dan menutup tahun dengan harga
saham mendekati $80. Pada tahun 2001 tren tersebut menurun secara drastic hingga suatu
titik dimana saham Enron yang sebenarnya tidak berharga. Rumor keruntuhan Enron
telah beredar selama berbulan-bulan ketika pada tanggal 2 Desember 2001, perusahaan
mengajukan perlindungan dari kreditur dibawah chapter 11U.S.Securitiesact. pada
tanggal 2 April 2002 saham Enron hanya bernilai 24 sen pada pasar overdecounter (pasar
yang tidak terdaftar pada pasar bursa saham utama).
Bagaimana dan mengapa hal ini terjadi siapa yang harus disalahkan ? apa saja
dampaknya ? para investor ditipu, para pensiunan kehilangan tabungan hidup mereka,
serta kredibilitas pasar keuangan dan dunia usaha terguncang. Bagaimana bisa manipulasi
dilakukan di bawah pengawasan auditor Enron (Arthur Andersen) dan dewan direksi
Enron ? ditengah tuduhan bahwa alumni Enron telah menyusup ke pemerintah AS dan
agen-agennya kemampuan serta tekat SEC dan US Departement of Justice sedang
dipertanyakan.
B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan skema 5W+1H dalam merumuskan
masalah mengenai
1. Apa yang terjadi pada skandal Enron
2. Siapa pihak-pihak yang terlibat dan terkena dampak dari skandal Enron
3. Kapan terjadinya runtutan skandal Enron
4. Mengapa skandal Enron dapat terjadi
5. Prinsip GCG apa saja yang telah dilukai oleh Enron
6. Bagaimana dampak skandal Enron terhadap tata kelola dan profesi akuntan
C. Tujuan Penulisan
Memahami isu-isu, prinsip-prinsip, dan praktik-praktik yang terlibat dalam harapan-
harapan baru ini merupakan hal yang penting untuk mengantisipasi dan
mempertimbangakan hal apa saja yang sesuai untuk tata kelola dan perilaku yang tepat
bagi perusahaan dan para akuntan profesional di masa depan. Dihadapkan dengan pilihan
menerapkan suatu aliran pedoman dan peraturan baru, para pebisnis dan akuntan
profesional akan menemukan bahwa tugas mereka difasilitasi oleh pemahaman akan
esensi etika yang berdasarkan apda inisiatif-inisiatif yang baru.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 2001, Enron telah menjadi konglomerat yang memiliki dan
mengoperasikan gas pipelines, electricity plants, pulp and paper plants, water plants,
dan broadband services berskala internasional, dan sahamnya diperdagangkan secara
luas di pasar modal. Sepanjang akhir periode 1990-an, saham Enron naikks ecara
perlahan-lahan di NYSE, dengan rentang perdagangan $20-$40. Dalam beberapa
bulan awal tahun 2000 harga saham Enron melonjak menjadi $70 dan mencapai
puncaknya pada Agustus 2000 pada harga $90,56 dan menutup tahun dengan harga
saham mendekati $80. Pada tahun 2001, tren tersebut menurut secara drastis hingga
suatu titik dimana saham Enron sebenarnya sudah tidak berharga lagi.Pada tanggal 2
April 2002, saham Enron hanya bernilai 24 sen pada pasar over-the-counter.
4) Board of Directors
Dewan Direksi Enron gagal melidungi pemegam saham Enron dan memberikan
konstribusi pada kejatuhan perusahaan publik terbesar ketujuh di AS, dengan
membiarkan Enront terlibat dalam praktik akuntansi beresiko tinggi, konflik transaksi
kepentingan yang tidak pantas, pengungkapan kegiatan penghancuran dokumen
penting, dan kompensasi eksekutif yang berlebihan. Dewan mengetahui hal ini tetapi
lebih memilih untuk menutup mata dan merugikan pemegang saham, karyawan, dan
rekan bisnis.
5) Karyawan Enron
Enron memaksa karyawan dalam hal pengelolaan dana pensiun, dimana
diharuskanpembelian saham perusahaan sebagai dana pensiun, karyawan percaya atas
reputasiperusahaan. Tujuan Enron adalah menaikan harga saham perusahaan dengan
cara ini. Dan pada saat masa jatuhnya enron, para ekskutif yang terlebih dahulu tahu
telah menjualsahamnya, sedangkan karyawan hanya dapat menjual saham sampai
pada harga 26 sen. Sangat banyak terjadi kerugian pada karyawan.Baik financial
maupun moral. Karyawan Enron banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.
6) Sheron Wattkins
Sherron adalah seorang akuntan profesional yang kompeten dan telah bekerja untuk
Arthur Andersen selama bertahun-tahun sebelum bergabung dengan Enron.Dia
mengeluhkan praktik akuntansi agresif yang dilakukan oleh Enron. Ketika Lay tidak
merespon surat yang ia tulis, Sharron pun memberikan kesaksian di depan komte
penyelidikan. Seandainya ada anggota dewan yang mendengarkan kekhawatirannya
mengenai Enron, mungkin tindakan pencegahand dapat dilakukan.
Pihak dari KAP Arthur Andersen
Arthur Andersen memberikan sedikitnya 5 jasa atestasi dan non atestasi sekaligus.
Peran Arhur Andersen dalam skandal Enron adalah sebagai berikut:
1) Sebagai Eksternal Auditor Enron
2) Sebagai Konsultan akuntansi dan manajemen berkaitan dengan pengakuan SPE
3) Sebagai Internal Auditor Enron
4) Sebagai konsultan perpajakan Enron
5) Sebagai penasihat, pengkasi dari pengungkapan masalah keuangan.
3). Staf auditor AA banyak yang meninggalkan AA dan kemudian bergabung dengan
Enron.Kekurangan AA diatas sebagian disebabkan oleh:
Kurangnya kompetensi, seperti yang ditampilkan dalam keputusan Ryhtmhs
NetConnections
Kegagalan pengendalian intern AA mengenai kepedulian terhadap “Kendali Mutu
atau Standar Praktik” yang telah ditolak oleh personel audit yang bertanggung jawab
terhadap Enron.
Kurangnya informasi yang disebabkan oleh: staf Enron tidak memberikan informasi
pentin, atau kegagalan sebagian personel AA dalam menemukan informasi.
Kesalah pahaman tentang peran fidusia yang perlu dilakukan auditor
7) David B. Duncan
David menjadi karyawan Andersen selama 20 tahun, ia bertanggung jawab atas Enron
sejak 1997, ia dibayar lebih dari $1 juta. David dipecat dari Andersen pada Januari
2002 dan dibebankan hukuman karena telah memerintahkan staff Andersen untuk
menghancurkan lebih dari 1 ton dokumen yang berkaitan dengan Enron. Pada 9 April
2002, David mengaku bersalah dengan hukuman maksimum 10 tahun, tetapi karena ia
mengaku bersalah dan bersedia menjadi saksi kemungkinan hukuman tsb dapat
diringankan.
8) Pihak Lain
a. Securities and Exchange Commission (US SEC)
SEC juga harus bertanggungjawab pada kasus ini karena mereka memberikan
persetujuan kepada Skilling dan Andrew Fastow untuk menggunakan metode
akuntansi yang menguntungkan bagi mereka.Dalam hal ini seharusnya SEC tidak
menyetujui hal tersebut, karena hanya akan menguntungkan beberapa pihak saja, dan
pihak lainnya akan dirugikan dengan diperbolehkannya penggunaan metode
tersebut.Jika SEC tidak memperbolehkan mereka menggunakan metode tersebut,
mungkin saja kasus ini tidak akan menjadi separah ini. Dan banyak pihak yang bisa
diselamatkan atau dihindarkan dari kasus ini.
b. Mitra Kerja
Mitra kerja dan konsumen Enron dirugikan dalam hal ini, sebut saja Blockbuster.
Begitupun dengan pemasok dan kreditor yang bekerja sama dengan Enron.
c. Investor
Sebagai hasil dari skandal Enron, investor baik pribadi maupun kelompok, kehilangan
jutaan dollar karena mereka mendapatkan informasi yang salah mengani kinerja
keuangan perusahaan, semua pemegang saham kehilangan uang yang telah mereka
investasikan setelah Enron jatuh bangkrut.Pemegang saham kehilangan hampir
$11miiliar ketika harga saham Enron yang tadinya mencapai $90 menjadi anjlok ke
angka 24 sen. Investor yang trauma sulit untuk kembali berinvestasi setelah skandal
ini.
d. White House
Skandal ini semakin rumit dengan ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi
gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran
dana politik dari perusahaan ini. Bahkan, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan
George W. Bush merupakan pemegang saham Enron.Dalam daftar perusahaan
penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan
penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat
pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah
dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini
maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.
Dengan adanya kesulitan untuk penerapan matching principle antara profit dan cash,
telah memberikan laporan yang menyesatkan bagi investor. Unrealized gains and
losses pada market value dari kontrak jangka panjang (yang tidak di-hedging)
kemudian dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan tahunan pada saat
terjadinya.Sebagai contoh, Enron melakukan kontrak kerjasama dengan Blockbuster
Video pada tahun 2000. Pilot Project tersebut terdapat di Portland, Seattle dan Salt
Lake City. Berdasarkan proyek tersebut Enron kemudian mengakui estimasi profit
sebesar $ 110 juta walaupun berbagai kalangan mempertanyakan keberlangsungan
teknis dari proyek tersebut dan permintaan pasar. Ketika jaringan tersebut gagal,
Blockbuster menarik kerjasamanya dan Enron tetap meneruskan untuk mengakui
future profit walaupun kontrak tersebut berakhir dengan kerugian.
Seperti yang telah diakui Enron pada bulan Oktober 2001, bahwa mereka telah
melanggar standar akuntasi yang mengharuskan sedikitnya 3% dari aset dimiliki oleh
investor ekuitas independen.Dengan mengabaikan persyaratan tersebut, Enron dapat
menghindari konsolidasi dari SPE tersebut. Sebagai akibatnya, neraca perusahaan
tersebut mengalami understated pada liabilitas dan overstated pada ekuitas dan
pendapatan. Selain itu, Enron hanya melakukan pengungkapan minim mengenai
hubungannya dengan SPE.Perusahaan tersebut hanya mengungkapkan bahwa mereka
telah melakukan hedging untuk menurunkan resiko pada investasinya melalui
transaksi dengan SPE.Sehingga investor tidak menyadari bahwa SPE tersebut telah
menggunakan saham dan jaminan finansial dari Enron, sehingga Enron tidak
terproteksi dari resiko.Di samping itu, Enron juga memperbolehkan beberapa
karyawan kunci di perusahaan untuk menjadi partner di SPE tersebut.
3) Penghindaran Pajak
Bank Enron bukan satu satunya kaki tangan yang bersedia terlibat dalam transaksi
persusahaan yang di pertanyaakan. Beberapa KAP, bangkir investasi, dan kantor
pengacara diduga memeberikan nasihat yg di pertanyakan pada 12 transaksi besar
strukstur yg menyembunyikan pajak lebih daro $2 milyar dari tahun 1995. walaupun
transaksi ini hampur tidak mungkin memenuhi surat hukum mereka telah dicap tidak
etis oleh para anggota senate of finance menurut laporan senate commitee manajemen
enron menemukan bahwa transaksi pajak tidak hanya bisa menghemat
pajak, tetapi dapat untuk menciptakan laporan
Beberapa Bank, KAP, bankir investasi, dan kantor pengacara bahkan politisi diduga
memberikan konsultasi mengenai penyembunyian pajak terstruktur pada 12 transaksi
besar yang mencapai $2 miliar dari tahun 1995-2001. Manajemen Enron menemukan
bahwa transaksi pajak tidak hanya bisa menghemat pajak, tetapi dapat digunakan
untuk menciptakan laba dalam lapora keuangan.Setelah itu, departemen pajak Enron
tampak sebagai pusat “revenue center”.
Secara umum, empat strategi yang digunakan Enron dalam transaksi terstruktur
tersebut adalah:
Duplikasi kerugian ekonomi tunggal (mengurangi kerugian yang sama
sebanyak dua kali)
Pergeseran dari DPP aset tak tersusutkan (tidak kena pajak) menjadi suatu aset
terususutkan (kena pajak)
Timbulnya biaya pemotongan pajak untuk pembayaran pokok
Timbulnya biaya jasa bagi pihak yang memberikan bantuan untuk WP lain.
Enron mencatat kredit yang timbul dari 2 strategi pertama sebagai pendapatan
keuangan.Enron sengaja terlibat dalam transaksi yang sedikit atau tanpa tujuan bisnis
untuk mendapatkan perlakuan pajak dan akuntansi yang menguntungkan.Sedangkan
transaksi-transaksi rumit, kompleksitasknya direkayasa dengan saran dari penasihat
luar yang canggih. Para penasihat ini adalah:
Kekurangan integritas pada budaya Enron berada dalam taraf yang cukup
menyedihkan. Salah –satu teka-teki Enron yang tidak dijelaskan adalah “mengapa
orang-orang yang memiliki interaksi berkelanjutan dengan anggota dewan ternyata
tidak maju untuk mengungkapkan kejanggalan tsb?”, seperti:
Demikian juga SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi akuntansi AS
yang menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB). PCAOB akan mengawasi semua KAP yang mengaudit
perusahaan yang terlah terdaftar di SEC, seperti halnya perturan akuntansi dan
pengungkapan perusahaan-perusahaan tersebut. Bencana keuangan sebelumnya,
termasuk kegagalan tata kelola Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom,
meningkatkan kesadaran di AS, Kanada, Australia dan Inggris bahwa kerangka tata
kelola harus diperbaiki. Secara khusus, dalam rangka menghadapi krisis kredibilitas
tata kelola dan mengembalikan kepercayaan dalam system pasar modal
Perusahaan saat ini, tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan masyarakat
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas dari dewa direksi, subkomitenya,
diri para direktur pribadi dan auditor.
2) Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai rencana
dan kegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan dan pengendalian internal untuk
memastikan kepatuhan, dan kepatuhan actual, termasuk keprihatinan para whistle-
blower.
3) Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang memadai dan
keahlian lainnya yang diperlukan.
4) Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dpahamidan transparan.
5) Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi kepentingan para
investor.
Kerangka kerja SOX baru mengambil perpektif yang jujur dan penuh akuntabilitas
kepada pemegang saham dan karena itu kepada publik, adalah yang sangat penting.
Akuntabilitas tersebut didefinisikan sebagai tanggung jawab utama para debitur
perusahaan untuk memastikanya dan pejabat senior perusahaan untuk melaksanakannya
dan mereka bebas dari prasangka ketika melakukannya.
Pelatihan kompetensi direktur sedang tumbuh dan akan menjadi suatu norma.
Kecil kemungkinannya bahwa perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan asing
secara sukarela akan mengadopsi sepenuhnya rezim tata kelola baru ini karena
memakan waktu dan biaya. Hal ini mungkin menciptakan sistem tata kelola 2 tingkat
yang mungkin tidak mendukung beberapa investor. Beberapa perusahaan akan
mengundurkan diri dari SEC dan Pasar Modal AS, seperti yang sudah dilakukan oleh
Porsche. Pada akhirnya, jika sistem tata kelola SOX telah dilaksanakan, akankah
kasus kegagalan Enron, WorldCom, dan bencana keuangan lainnya dapat dihindari?
Tentu saja tidak, contohnya Lehman Brothers, paling tidak kini upaya untuk
menghindarinya menjadi lebih tinggi.
Margin upah layanan audit meningkat secara dramatis sebagai akibat dari
tuntutan yang sangat besar terhadap kepatuhan pengerjaan Section 404 bersama
dengan tinjauan atas integritas pengendalian intern perusahaan dan keakuratan
laporan keuangan. LOnjakan permintaan jasa audit menimbulkan kurangnya tenaga
audit yang memenuhi syarat. Ada semacam protes terhadap biaya kepatuhan
pengerjaan sesuai Section 404, diperkirakan sebesar $7,8 juta pada tahun 2004 untuk
masing-masing perusahaan. SEC berdalih mereka tidak pernah mengatakan bahwa
pekerjaan audit harus benar-benar lengkap, tetapi berdasarkan penilaian. Hal ini
sedikit melegakan ketakutan dari beberapa CEO dan CFO yang khawatir akan
hukuman penjara, serta pengacara dan auditor yang menyarankan pendekatan
ultrakonservatif.
Etika budaya tersebut harus didasarkan pada kejujuran, keadilan, elas kasihan,
integritas, kemampuan meramalkan dan tanggung jawab, serta terfokus pada
pengembangan kepercayaan dan respek untuk kepentingan stakeholders. Pada
kenyataannya, perusahaan-perusahaan AS dan asing yang memiliki tata kelola yang
baik telah melakukannya, hal ini mengindikasikan bahwa mereka sudah melakukan
apa yang direkomendasikan oleh SOX.
Hal yang paling penting ialaha konsep risiko waralaba telah dibawa pada
realitas yang sama sekali batu semenjak (kasus Arthur Andersen, sebuah perusahaan
dengan reputasi yang membanggakan dan memiliki 85.000 karyawan, pada dasarnya
hilang dalam waktu kurang dan satu tahun.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi Kasus EnronKebohongan yang dilakukan pada sebuah sistem terbuka
seperti organisasi Enron cepat atau lambat pasti akan terbongkar dan dapat menyeret
segolongan nama yang terkait dengan skandal perusahaan ini ke dalam pengadilan
yang berujung pada penjara.Kasus – kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu
saja mengorbankan kepentingan orang banyak. Telah terjadi pelanggaran terhadap
kode etik berbagai profesi seperti akuntan, pengacara dan sebagainya, dimana
segelintir profesional tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan
keawaman banyak orang.Hal ini mengakibatkan bencana yang mencelakakan banyak
pihak seperti ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-
pihak lainnya.
Bagi pihak hukum, baik pengadilan maupun pengacara harus dengan tegas dan
bijak untuk menangani kasus seperti ini agar tidak terjadi kejanggalan dan kerancuan
dalam penyelesaian kasus – kasus seperti ini di kemudian hari.Segala bentuk
kejahatan tidak boleh ditoleransi.
B. Saran
Kasus Enron menjadi sebuah pelajaran bagi dunia bisnis di seluruh dunia. Apabila
suatu praktik atau perilaku yang dilandasi dengan ketidak-baikan akhirnya akan
menuai ketidak-baikan pula. Saran dari kelompok kami untuk entitas bisnis agar tidak
jatuh seperti yang dialami Enron:
1. Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas dan etika agar setiap perilaku
senantiasa berpijak untuk kebaikan semua.
2. Jangan melakukan hal yang dapat merugikan orang banyak untuk
memperkaya diri sendiri.
3. Saran bagi KAP Arthur Anderson :Menjunjung tinggi kejujuran dan
profesionalitas
4. Mematuhi kode etik menggunakan prinsip Akuntansi Berterima Umum
5. Menjaga integritas profesi dan tidak merangkap jabatan sekaligu
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, L. J., & Dunn, P. (2011). Etika Bisnis & Profesi untuk Direktur, Eksekutif, dan
Akuntan.Jakarta: Salemba Empat.
Darmadji, T., & Fakhrudin, H. M. (2001). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba
Emban Patria.
Healy, M. P., & Palepu, G. K. (Spring 2003). The Fall of Enron. Journal of Economic
Perspectives Vol. 17 No.2, 3-26.