Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan meninjau kembali berbagai hal yang sudah terjadi, sebagian besar pengamat
setuju bahwa masalah Enron disebabkan oleh kegagalan dewan direksi untuk
menjalankan pengawasan yang memadai. Hal ini memungkinkan adanyapenyalahgunaan
entitas bertujuan khusus, suatu bentuk kemitraan untuk manipulasi laporan keuangan,
menyesatkan investor dan menggaji sendiri pelakunya. Arthur Andersen perusahaan yang
mengaudit Enron.
Sepanjang akhir periode 1990-an saham Enron naik secara perlahan-lahan. Dalam
beberapa bulan awal millennium baru harga saham Enron melonjak menjadi $ 70,
didasarkan pada daya tamping keseluruhan pasar saham secara umum penilain
menguntungkan yang diberikan kepada perusahaan oleh analisis, serta laporan laba rugi
dan prospek Enron.
Selama tahun 2000 saham Enron diperdagangkan dalam kisaran $60 - $90, mencapai
puncaknya pada bulan Agustus pada harga $90,56 dan menutup tahun dengan harga
saham mendekati $80. Pada tahun 2001 tren tersebut menurun secara drastic hingga suatu
titik dimana saham Enron yang sebenarnya tidak berharga. Rumor keruntuhan Enron
telah beredar selama berbulan-bulan ketika pada tanggal 2 Desember 2001, perusahaan
mengajukan perlindungan dari kreditur dibawah chapter 11U.S.Securitiesact. pada
tanggal 2 April 2002 saham Enron hanya bernilai 24 sen pada pasar overdecounter (pasar
yang tidak terdaftar pada pasar bursa saham utama).
Bagaimana dan mengapa hal ini terjadi siapa yang harus disalahkan ? apa saja
dampaknya ? para investor ditipu, para pensiunan kehilangan tabungan hidup mereka,
serta kredibilitas pasar keuangan dan dunia usaha terguncang. Bagaimana bisa manipulasi
dilakukan di bawah pengawasan auditor Enron (Arthur Andersen) dan dewan direksi
Enron ? ditengah tuduhan bahwa alumni Enron telah menyusup ke pemerintah AS dan
agen-agennya kemampuan serta tekat SEC dan US Departement of Justice sedang
dipertanyakan.

B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan skema 5W+1H dalam merumuskan
masalah mengenai
1. Apa yang terjadi pada skandal Enron
2. Siapa pihak-pihak yang terlibat dan terkena dampak dari skandal Enron
3. Kapan terjadinya runtutan skandal Enron
4. Mengapa skandal Enron dapat terjadi
5. Prinsip GCG apa saja yang telah dilukai oleh Enron
6. Bagaimana dampak skandal Enron terhadap tata kelola dan profesi akuntan
C. Tujuan Penulisan
Memahami isu-isu, prinsip-prinsip, dan praktik-praktik yang terlibat dalam harapan-
harapan baru ini merupakan hal yang penting untuk mengantisipasi dan
mempertimbangakan hal apa saja yang sesuai untuk tata kelola dan perilaku yang tepat
bagi perusahaan dan para akuntan profesional di masa depan. Dihadapkan dengan pilihan
menerapkan suatu aliran pedoman dan peraturan baru, para pebisnis dan akuntan
profesional akan menemukan bahwa tugas mereka difasilitasi oleh pemahaman akan
esensi etika yang berdasarkan apda inisiatif-inisiatif yang baru.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apakah yang terjadi ? Siapa yang disalahkan ?


The powers report. Power report disiapkan oleh tiga orang sekomite dari
dewan enron yang diketahui oleh william powers, jr, yang bergabung dengan dewan
pada bulan september 2001 dan mengundurkan diri pada bulan february 2002.Sub
komite powers ditetapkan pada tanggal 26 oktober 2002, dengan mandat untuk
menyelidiki transaksi pihak terkait yang mengejutkan dewan (direksi) dan
menghasilkan beberapa penyajian kembali laporan keuangan yang bermasalah beserta
lampiranya .

Sekilas Tentang Enron Corporation dan KAP Anderson Enron Corporation


Pada tahun 1985, Enron didirikan oleh Kenneth Lay melalui merger antara
Houston Natural Gas dan InterNorth.Perusahaan yang bergerak di bidang energi
tersebut melakukan penjualan listrik dengan menggunakan harga pasar pada awal
tahun 1990.Adanya hasil Kongres Amerika Serikat yang memutuskan untuk
melakukan deregulasi penjualan gas alam telah menyebabkan Enron mengalami
peningkatan pendapatan yang signifikan.Enron merupakan penjual gas alam terbesar
pada tahun 1992 di Amerika Utara, kontrak penjualan gas Enron menghasilkan laba
sebelum pajak sebesar $122 juta, dan merupakan penyumbang kedua terbesar dalam
laba usaha perusahaan.

Dalam upaya untuk memperluas pertumbuhan bisnis perusahaan, Enron


menerapkan strategi bisnis diversifikasi. Perusahaan tersebut memiliki dan
mengoperasikan berbagai aset meliputi gas pipelines, electricity plants, pulp and
paper plants, water plants, dan broadband services. Perkembangan pesat Enron telah
menyebabkan harga saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan sebesar 311%
dari awal tahun 1990 sampai akhir tahun 1998. Pada tahun 1999 harga saham
mengalami kenaikan sebesar 56% dan pada tahun 2000 sebesar 87%. Harga saham
per lembar perusahaan adalah sebesar $83.13. Dari hasil survey majalah Fortune
tentang “Most Admired Company”, Enron dinobatkan sebagai “the Most Innovative
Company” di Amerika.

Pada tahun 2001, Enron telah menjadi konglomerat yang memiliki dan
mengoperasikan gas pipelines, electricity plants, pulp and paper plants, water plants,
dan broadband services berskala internasional, dan sahamnya diperdagangkan secara
luas di pasar modal. Sepanjang akhir periode 1990-an, saham Enron naikks ecara
perlahan-lahan di NYSE, dengan rentang perdagangan $20-$40. Dalam beberapa
bulan awal tahun 2000 harga saham Enron melonjak menjadi $70 dan mencapai
puncaknya pada Agustus 2000 pada harga $90,56 dan menutup tahun dengan harga
saham mendekati $80. Pada tahun 2001, tren tersebut menurut secara drastis hingga
suatu titik dimana saham Enron sebenarnya sudah tidak berharga lagi.Pada tanggal 2
April 2002, saham Enron hanya bernilai 24 sen pada pasar over-the-counter.

KAP Arthur Andersen


KAP Arthur Andersen didirikan pada tahun 1913 oleh Arthur Andersen dan
Clarence Delany sebagai Anderse Delany & Co. Perusahaan tersebut berubah nama
menjadi Arthur Andersen & Co. pada tahun 1918. Andersen memimpin perusahaan
sampai kematiannya pada tahun 1947, beliau adalah aktivis pembentukan standar
dalam industri akuntansi.Ketika munculnya opsi saham dalam bentuk kompensasi,
Arthur Andersen adalah KAP pertama yang mengusulkan ke FASB bahwa opsi
saham harus disertakan pada laporan biaya sehingga berdampak pada laba bersih
seperti kompensasi dalam bentuk tunai.

Setelah konsultasi IT ditetapkan pada tahun 1980, Arthun Andersen pun


mengembangkan praktek konsultasi di bidang IT tersebut, sementara KAP lain masih
berfokus pada konsultasi jasa audit. Pada akhir tahun 1990-an, Arthur Andersen telah
berhasil mengali-tigakan pendapatan per saham para partnernya. Sesuai perkiraan,
Arthur Andersen berjuang untuk menyeimbangkan antara “faithfulness to accouting
standards” dengan “its clients’ desire to maximize profits”, khususnya di laporan laba
rugi kuartalan. Arthur Andersen telah diduga terlibat dalam penipuan akuntansi dan
audit pada Sunbeam Products, Waste Management Inc., Asia Pulp & Paper, Baptist
Foundation of Arizona, WorldCom, dan Enron.

Who: Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Skandal Enron-Andersen

Pihak dari Enron Corporation

1) Kenneth Lay (Founder, Chairman dan CEO)


Enron ini dibangun dengan hutang dan dalam kegiatan operasionalnya dia juga
berhutang lagi kepada pihak lain. Sehingga hutangnya semakin bertambah banyak.
Ken Lay adalah seseorang yang telah mendirikan Enron, tetapi dia membangun Enron
dengan banyak hutang kepada pihak lain. Ketika Enron mengalami keadaan yang
sulit, dalam hal ini dalam keadaan hampir bangkut, Ken Lay mengatakan
perusahaannya dalam keadaan yang baik-baik saja.Ken Lay ini adalah orang yang
licik.Dia secara diam-diam mulai menjual saham yang dia miliki.Para investor yang
lainnya tidak mengetahui bahwa perusahaan tesebut mengalami sebuah masalah,
sehingga banyak orang yang masih mau membeli saham yang dijual oleh Ken Lay
tersebut.

2) Jeffrey Skiing (Mantan Presiden, dan COO)


Jeffrey Skilling ini adalah seorang yang sangat pintar.Dia berhasil membuat Enron
menjadi sebuah perusahaan perdagangan yang sangat besar dan ekspansif.Namun,
karena ambisinya mengesampingkan rambu-rambu aturan yang berlaku baik aturan
SEC maupun prinsip akuntansi yang berterima umum. Ia bersama Andrew Fastow
memanipulasi laporan keuangan Enron. Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang
ahli keuangan, untuk membantu menjalankan bisnis perdagangan gas alam, dan
keduanya telah datang dengan gagasan yang pandai dalam melaporkan nilai dari
kontrak jangka panjang yang mereka beli atau jual. Mereka membujuk Komisi Bursa
Saham dan Surat Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode
“menilai pada harga pasar” (mark to market) untuk diberlakukan pada kontrak
mereka. Dengan metode tersebut akan membuat tingkat diskonto yang rendah pada
kontrak mereka, sehingga membuat Enron melaporkan nilai aset (kontrak) dan laba
yang tinggi pada investor. Padahal kenyataannya nilai asset dan laba mereka lebih
rendah dari yang mereka laporkan.

3) Andrew Fastow (Mantan CFO)


Dia memanipulasi untuk membentuk anak perusahaan yang hanya dipakai oleh Enron
untuk mendapatkan pinjaman dana dari bank. Sehingga dalam laporan keuangan yang
dimiliki oleh Enron tidak mengalami penambahan hutang.dia bersama dengan orang-
orang lainnya di Enron, memperkaya dirinya sendiri dengan mendapatkan gaji yang
tinggi dan pendapatan saham dari SPE yang dibentuk olehnya itu. Dia mencoba
memecat Sherron Watkins yang menghadap anggota kongres dan di hadapan umum
mengutarakan apapun yang ia tahu tentang praktek akuntansi perusahaan. Dia juga
merampas komputer Sherron Watkins ketika dia mengetahui bahwa dia mencoba
memperingatkan atasannya tentang masalah yang akan terjadi jika Enron terus
melakukan manipulasi data tersebut.

4) Board of Directors
Dewan Direksi Enron gagal melidungi pemegam saham Enron dan memberikan
konstribusi pada kejatuhan perusahaan publik terbesar ketujuh di AS, dengan
membiarkan Enront terlibat dalam praktik akuntansi beresiko tinggi, konflik transaksi
kepentingan yang tidak pantas, pengungkapan kegiatan penghancuran dokumen
penting, dan kompensasi eksekutif yang berlebihan. Dewan mengetahui hal ini tetapi
lebih memilih untuk menutup mata dan merugikan pemegang saham, karyawan, dan
rekan bisnis.

5) Karyawan Enron
Enron memaksa karyawan dalam hal pengelolaan dana pensiun, dimana
diharuskanpembelian saham perusahaan sebagai dana pensiun, karyawan percaya atas
reputasiperusahaan. Tujuan Enron adalah menaikan harga saham perusahaan dengan
cara ini. Dan pada saat masa jatuhnya enron, para ekskutif yang terlebih dahulu tahu
telah menjualsahamnya, sedangkan karyawan hanya dapat menjual saham sampai
pada harga 26 sen. Sangat banyak terjadi kerugian pada karyawan.Baik financial
maupun moral. Karyawan Enron banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.

6) Sheron Wattkins
Sherron adalah seorang akuntan profesional yang kompeten dan telah bekerja untuk
Arthur Andersen selama bertahun-tahun sebelum bergabung dengan Enron.Dia
mengeluhkan praktik akuntansi agresif yang dilakukan oleh Enron. Ketika Lay tidak
merespon surat yang ia tulis, Sharron pun memberikan kesaksian di depan komte
penyelidikan. Seandainya ada anggota dewan yang mendengarkan kekhawatirannya
mengenai Enron, mungkin tindakan pencegahand dapat dilakukan.
Pihak dari KAP Arthur Andersen
Arthur Andersen memberikan sedikitnya 5 jasa atestasi dan non atestasi sekaligus.
Peran Arhur Andersen dalam skandal Enron adalah sebagai berikut:
1) Sebagai Eksternal Auditor Enron
2) Sebagai Konsultan akuntansi dan manajemen berkaitan dengan pengakuan SPE
3) Sebagai Internal Auditor Enron
4) Sebagai konsultan perpajakan Enron
5) Sebagai penasihat, pengkasi dari pengungkapan masalah keuangan.

Budaya internal AA didorong oleh keinginan untuk mendapatkan penghasilan,


sehingga Enron adalah salah satu sumber kekayaan AA. Mengingat fakta ini, AA dan
personelnya dihadapkan pada beberapa konflik kepentingan, yang mungkin telah
dilanggar dan melemahkan tekad mereka untuk bertindak dalam hubungan fidusia
mereka sebagai auditor, termasuk:
1) Mengaudit kerja mereka sendiri sebagai konsultan SPE, menyebabkan kurangnya
objektivitas
2) Kepentingan diri sendiri berperang melawan kepentingan umum yang mengarah ke
keingininan untuk membuat manajemen Enron puas, yaitu:
 Kehilangan honor audit yang sangat besar
 Mitra yang tidak disukai Enron telah dihapus dari audit
 Ketidakpatuhan dengan kebijakan perusahaan dan kode etik, dan tidak
memberitaukan hal ini kepada Board of Directors
 Perdebatan internal AA atas praktik akuntansi enrosn tidak disampaikan ke Komite
Audit Internal Enron
 Pengungkapan publik tidak memuaskan investor

3). Staf auditor AA banyak yang meninggalkan AA dan kemudian bergabung dengan
Enron.Kekurangan AA diatas sebagian disebabkan oleh:
 Kurangnya kompetensi, seperti yang ditampilkan dalam keputusan Ryhtmhs
NetConnections
 Kegagalan pengendalian intern AA mengenai kepedulian terhadap “Kendali Mutu
atau Standar Praktik” yang telah ditolak oleh personel audit yang bertanggung jawab
terhadap Enron.
 Kurangnya informasi yang disebabkan oleh: staf Enron tidak memberikan informasi
pentin, atau kegagalan sebagian personel AA dalam menemukan informasi.
 Kesalah pahaman tentang peran fidusia yang perlu dilakukan auditor

7) David B. Duncan
David menjadi karyawan Andersen selama 20 tahun, ia bertanggung jawab atas Enron
sejak 1997, ia dibayar lebih dari $1 juta. David dipecat dari Andersen pada Januari
2002 dan dibebankan hukuman karena telah memerintahkan staff Andersen untuk
menghancurkan lebih dari 1 ton dokumen yang berkaitan dengan Enron. Pada 9 April
2002, David mengaku bersalah dengan hukuman maksimum 10 tahun, tetapi karena ia
mengaku bersalah dan bersedia menjadi saksi kemungkinan hukuman tsb dapat
diringankan.

8) Pihak Lain
a. Securities and Exchange Commission (US SEC)
SEC juga harus bertanggungjawab pada kasus ini karena mereka memberikan
persetujuan kepada Skilling dan Andrew Fastow untuk menggunakan metode
akuntansi yang menguntungkan bagi mereka.Dalam hal ini seharusnya SEC tidak
menyetujui hal tersebut, karena hanya akan menguntungkan beberapa pihak saja, dan
pihak lainnya akan dirugikan dengan diperbolehkannya penggunaan metode
tersebut.Jika SEC tidak memperbolehkan mereka menggunakan metode tersebut,
mungkin saja kasus ini tidak akan menjadi separah ini. Dan banyak pihak yang bisa
diselamatkan atau dihindarkan dari kasus ini.

b. Mitra Kerja
Mitra kerja dan konsumen Enron dirugikan dalam hal ini, sebut saja Blockbuster.
Begitupun dengan pemasok dan kreditor yang bekerja sama dengan Enron.

c. Investor
Sebagai hasil dari skandal Enron, investor baik pribadi maupun kelompok, kehilangan
jutaan dollar karena mereka mendapatkan informasi yang salah mengani kinerja
keuangan perusahaan, semua pemegang saham kehilangan uang yang telah mereka
investasikan setelah Enron jatuh bangkrut.Pemegang saham kehilangan hampir
$11miiliar ketika harga saham Enron yang tadinya mencapai $90 menjadi anjlok ke
angka 24 sen. Investor yang trauma sulit untuk kembali berinvestasi setelah skandal
ini.

d. White House
Skandal ini semakin rumit dengan ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi
gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran
dana politik dari perusahaan ini. Bahkan, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan
George W. Bush merupakan pemegang saham Enron.Dalam daftar perusahaan
penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan
penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat
pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah
dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini
maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.

e. Jaksa Penuntut Enron dan Departement of Justice


Penuntutan terhadap Enron (yang seringkali diprakarsai oleh SEC) telah
menyebabkan peningkatan ekspektasi kinerja dan agresivitas kejaksaan, di mana
penjahat kelas eksekutif dicurigai. Eliot Spitzer----- (Attoney General for The Northen
District of Illinnois) dan Patrick J. Fitzgerald (US Attorney for the Nothern District of
Illinois) muncul sebagai jaksa umum dengan ikon “anjing penyerang” yang mengejar
setiap eksekutif Enron dengan penuh semangat. Spitzer lebih mengutamakan penjahat
selebriti dan eksekutif senior sebagai contoh bagi orang lain, terutamaa saat SEC
lambat untuk bertindak.Spitzer dan Fitgerald menggunakan praktik penawaran-
penawaran saksi yang lebih rendah bagi eksekutif yang tidak terlalu senior, terutama
CFO, untuk ditukar dengan informasi dan kesaksian yang dapat digunakan terhadap
eksekutif yang lebih senior.

B. Kegagalan Direksi untuk Meneglola dan Mengawasi Enron Secara Memadai


Dewan direksi beroperasi dibawah undang – undang negara yang
membebankan tugas fidusia kepada mereka untuk bertindak dengan itikad baik,
sewajarnya dan dalam kepentingan terbaik dari perusahaan dan pemegang
2sahamnya. Dalam kerangka kerja tat kelola , dewan direksi enron bertanggung jawab
mengawasi lini bisnis enron dan strategi untuk membiayainya

C. Transaksi Enron yang Dipertanyakan


Enron telah menggunakan apa yang secara khusus dibuat oleh perusahaan
yaitu entitas bertujuan khusus (SPE) untuk joint venture, kemitraan, dan sendikasi
asset dalam beberapa waktu. Akan tetapi rangkaian kejadian membawa personil
Enron dalam realisasi bahwa SPE dapat digunakan secara etis dan illegal untuk :
Secara garis besar, SPE dapat digunakan secara tidak etis dan ilegal untuk:
 Melebih-lebihkan pendapatan dan laba
 Meningkatkan kas dan menyembunyikan utang ata kewajiban
 Menutupi kerugian terhadap investasi saham Enron pada perusahaan lain
 Menghindari-aturan-aturan akuntansi untuk penilaian saham Enron
 Secara tidak benar memperkaya beberapa eksekutif Enron
 Memanipulasi harga saham Enron sehingga menyesatkan investor dan
memperkaya eksekutif Enron yang memegang opsi saham.

D. Peran Arthur Andersen


Arthur endersen,auditor enron seharusnya bertindak sebagai fidusia
profesional menjaga kepentingan pemegang saham Enron dan perwakilan mereka,
Dewan Direksi Enron. namun demikian, mereka tidak melakukanya karna mereka
melewatkan atau mengabaikan manipulasi yang besar dan kemudian tertangkap ketika
memusnahkan dokumen audit Enron, secara signifikan menambah kemarahan yang
dirasakan oleh investor ,pensiunan, media dan politisi.keyakinan dan kepercayaan
pada dasar keuanga, pada tata kelola perusahaan dan laporan keuangan yang
mendasari keputusan.
Penyebab Terjadinya Skandal Enron
Begitu kompleksnya model usaha yang dimiliki oleh Enron, yang terdiri dari
beragam produk, termasuk aset tetap dan perdagangan yang melampaui skala nasional
telah menyebabkan adanya keterbatasan akuntansi.Enron mengambil keuntungan
penuh dari keterbatasan akuntansi tersebut untuk menyusun dan memoles laporan
keuangan perusahaan.Dua hal utama yang mendasari permasalahan pada laporan
keuangan Enron adalah perdagangan yang meliputi kontrak jangka panjang yang
kompleks dan struktur transaksi finansial perusahaan yang berupa konsolidasi entitas
bertujuan khusus (special purpose entities).

1) Trading Business dan Market-to-Market Accounting


Pada bisnis gas alam Enron, perlakuan akuntansinya sangatlah mudah, yaitu pada
setiap periode tertentu, perusahaan akan membuat daftar biaya supply gas dan
pendapatan aktual yang diterima dari penjualan tersebut.Namun pada bisnis
perdagangan, Enron mengadopsi mark-to-market accounting, yakni begitu sebuah
kontrak jangka panjang ditandatangani, present value dari future inflows dari kontrak
tersebut diakui sebagai pendapatan dan present value dari biaya kontrak tersebut
dianggap sebagai biaya. Dalam hal ini, keberlangsungan kontrak jangka panjang
tersebut seringkali dipertanyakan.

Dengan adanya kesulitan untuk penerapan matching principle antara profit dan cash,
telah memberikan laporan yang menyesatkan bagi investor. Unrealized gains and
losses pada market value dari kontrak jangka panjang (yang tidak di-hedging)
kemudian dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan tahunan pada saat
terjadinya.Sebagai contoh, Enron melakukan kontrak kerjasama dengan Blockbuster
Video pada tahun 2000. Pilot Project tersebut terdapat di Portland, Seattle dan Salt
Lake City. Berdasarkan proyek tersebut Enron kemudian mengakui estimasi profit
sebesar $ 110 juta walaupun berbagai kalangan mempertanyakan keberlangsungan
teknis dari proyek tersebut dan permintaan pasar. Ketika jaringan tersebut gagal,
Blockbuster menarik kerjasamanya dan Enron tetap meneruskan untuk mengakui
future profit walaupun kontrak tersebut berakhir dengan kerugian.

2) Special Purpose Entities


Enron telah menggunakan ratusan special purpose entities sampai dengan tahun 2001
dimana kebanyakan SPE tersebut digunakan untuk mendanai pembelian forward
contract dengan produsen gas untuk menyuplai gas dalam sebuah kontrak jangka
panjang. Namun beberapa SPE kontroversial didesain secara khusus untuk
mendapatkan tujuan pelaporan keuangan yaitu memenuhi ekspektasi investor.Sebagai
contohnya, pada tahun 1997, Enron berkeinginan untuk membeli kepemilikan dari
beberapa joint venture, namun Enron tidak mau memperlihatkan hutang miliknya
yang digunakan untuk membiayai akuisisi tersebut pada neraca perusahaan. Maka
Enron menggunakan Chewco, sebuah SPE yang dikontrol oleh Enron untuk
menerbitkan hutang dengan Enron sebagai penjamin untuk medapatkan kepemilikan
pada joint venture seharga $ 383 juta.Transaksi tersebut telah diatur sedemikian rupa
sehingga Enron tidak harus mengkonsolidasi Chewco ataupun joint venture tersebut
pada laporan keuangannya, sehingga Enron tidak perlu mengakui hutang pada
pembukuannya.

Seperti yang telah diakui Enron pada bulan Oktober 2001, bahwa mereka telah
melanggar standar akuntasi yang mengharuskan sedikitnya 3% dari aset dimiliki oleh
investor ekuitas independen.Dengan mengabaikan persyaratan tersebut, Enron dapat
menghindari konsolidasi dari SPE tersebut. Sebagai akibatnya, neraca perusahaan
tersebut mengalami understated pada liabilitas dan overstated pada ekuitas dan
pendapatan. Selain itu, Enron hanya melakukan pengungkapan minim mengenai
hubungannya dengan SPE.Perusahaan tersebut hanya mengungkapkan bahwa mereka
telah melakukan hedging untuk menurunkan resiko pada investasinya melalui
transaksi dengan SPE.Sehingga investor tidak menyadari bahwa SPE tersebut telah
menggunakan saham dan jaminan finansial dari Enron, sehingga Enron tidak
terproteksi dari resiko.Di samping itu, Enron juga memperbolehkan beberapa
karyawan kunci di perusahaan untuk menjadi partner di SPE tersebut.

3) Penghindaran Pajak
Bank Enron bukan satu satunya kaki tangan yang bersedia terlibat dalam transaksi
persusahaan yang di pertanyaakan. Beberapa KAP, bangkir investasi, dan kantor
pengacara diduga memeberikan nasihat yg di pertanyakan pada 12 transaksi besar
strukstur yg menyembunyikan pajak lebih daro $2 milyar dari tahun 1995. walaupun
transaksi ini hampur tidak mungkin memenuhi surat hukum mereka telah dicap tidak
etis oleh para anggota senate of finance menurut laporan senate commitee manajemen
enron menemukan bahwa transaksi pajak tidak hanya bisa menghemat
pajak, tetapi dapat untuk menciptakan laporan

Beberapa Bank, KAP, bankir investasi, dan kantor pengacara bahkan politisi diduga
memberikan konsultasi mengenai penyembunyian pajak terstruktur pada 12 transaksi
besar yang mencapai $2 miliar dari tahun 1995-2001. Manajemen Enron menemukan
bahwa transaksi pajak tidak hanya bisa menghemat pajak, tetapi dapat digunakan
untuk menciptakan laba dalam lapora keuangan.Setelah itu, departemen pajak Enron
tampak sebagai pusat “revenue center”.
Secara umum, empat strategi yang digunakan Enron dalam transaksi terstruktur
tersebut adalah:
 Duplikasi kerugian ekonomi tunggal (mengurangi kerugian yang sama
sebanyak dua kali)
 Pergeseran dari DPP aset tak tersusutkan (tidak kena pajak) menjadi suatu aset
terususutkan (kena pajak)
 Timbulnya biaya pemotongan pajak untuk pembayaran pokok
 Timbulnya biaya jasa bagi pihak yang memberikan bantuan untuk WP lain.
Enron mencatat kredit yang timbul dari 2 strategi pertama sebagai pendapatan
keuangan.Enron sengaja terlibat dalam transaksi yang sedikit atau tanpa tujuan bisnis
untuk mendapatkan perlakuan pajak dan akuntansi yang menguntungkan.Sedangkan
transaksi-transaksi rumit, kompleksitasknya direkayasa dengan saran dari penasihat
luar yang canggih. Para penasihat ini adalah:

 Arthur Andersen, Banker Trust, Vinson Elkins, Deloitte Touche, Akun-Gump-


Straus, Chase Manhattan, Deutsche Bank, dan Ernst Young.
 Pada kasus ini, Lea Fastow, istri Andrew Fastow yang pernah menjabat
sebagai asisten bendaharan mengaku bersalah atas tuduhan penipuan pajak, ia
mengajukan formulir pajak palsu. Lea dihukum 1 tahun penjara.
 Budaya Perusahaan, Konflik Kepentingan, Whistle-Blower. Banyak karyawan
Enron mengetahui tentang kurangnya integritas dalam transaksi SPE, tetapi
hanya sedikit karyawan yang berani maju untuk melaporkannya, dan Dewan
Direksi Enron tidak mendengar keluhan mereka.

Kekurangan integritas pada budaya Enron berada dalam taraf yang cukup
menyedihkan. Salah –satu teka-teki Enron yang tidak dijelaskan adalah “mengapa
orang-orang yang memiliki interaksi berkelanjutan dengan anggota dewan ternyata
tidak maju untuk mengungkapkan kejanggalan tsb?”, seperti:

 Richard Causey, Chief Accounting Officer


 Richard Buy, Chief Risk Officer
 Ben Glisan, Bendahara dan akuntan senior

Jika mereka memiliki loyalitas kepada perusahaan, seharusnya mereka melaporkan


kejanggal SPE kepada anggota dewan.Kurangnya loyalitas ini ada hubungannya
dengan keinginan untuk memuaskan Fastow dan Lay yang memberikan pengaruh
signifikasn terhadap rencana insentif opsi saham enron.

4) Kegagalan Fungsi Dewan Direksi


Dewan Direksi beroperasi di bawah undang-undang yang membebankan tugas fidusia
kepada mereka untuk bertindak dengan itikad baik, sewajarnya, dan dalam
kepentingan terbaik dari perusahaan an pemegang sahamnya.Dalam kerangka kerja
tata kelola, Dewan Direksi Enron bertanggung jawab untuk mengawasi lini bisnis
Enron dan strategi untuk membiayainya. Salah satu bidang usaha Enron, yaitu: bisnis
perdagangan energi secara online, memerlukan akses ke lini kredit yang luas.Pada
saat yang sama, sifat dari bisnis ini menyebabkan fluktuasi laba yang besar dari
triwulan ke triwuan, sehingga mengarah pada pendanaan berbiaya rendah. Lini bisnis
lainnya, yaitu: jaringan serat optik (yang sebagian besar tidak berguna) juga
kekurangan kas.Semua anggota Dewasn Dieksi sangat menyadari dan mendukung
fokus Enron di peringkat kredit, arus kas dan beban utang.Semua orang akrab dengan
strategi “asset light”.Disinilah titik dimana Dewan Direksi Enron tidak menjalankan
tugas fidusia, mereka hanya bertindak demi kepentingan perusahaan bukan pemegang
saham.
E. Dampak
Penyampaian pendapat dari senate investigation commitee yang telah dicatat
sebelumnya dengan memperhatikan peranan manajemen dan dewan direksi enron.
Laporan mereka muncul pada tanggal 8 juli 2002. sebelum, kebangkrutan enron dan
dengar pendapat senat telah meningkatkan kesadaran masyarakat, pilitisi, regulator
akan kegagalan tata kelola,banyak kelompok yang telah membawa perubahan
kedepan dalam struktur tata kelola.

F. Tata Kelola Dan Perubahan Akuntabilitas Hingga WordCom


Bahkan sebelumnya skandal enron muncul dan mengakibatkan pengajuan
untuk perlindungan kebangkrutan pada tgl 2 Des 2001, ada beberapa pengakuan
bahwa perubahan tata kelola dan praktik memang diinginkan Wakil Arthur Andersen
tidak membantu dalam kesaksian mereka dan tumbuh keprihatinan bahwa tak
seorangpun yang di bawa ke pengadilan
Tidak ada akunstabikitas, atau tidak ada akunstabilitas

G. Reformasi Tata Kelola- Sarbanes Oxley Act (SOX) 2002


Pengumuman oleh WorldCom tentang manipulasi laba akuntansi secara besar-
besaran telah memukul pasar modal, media dan juga politisi. Maka pada 30 juli 2002
disahkanlah Sarbanes-oxley act, yaitu undang-undang baru yang mengatur reformasi
tata kelola. Nama Sarbanes-oxley sendiri diambil dari dua orang politisi yang menjadi
inisitor undang-undang tersebut.SOX adalah hukum keamanan AS yang paling jauh
jangakauannya, yang berlaku semenjak US security Act of 1933 dan Securities
Exchange Act of 1934, yang mendorong SEC pada tahun 1934 untuk menjalankan
undang-undang tersebut. Banyak ketentuan SOX memerlukan implementasi tindakan
SEC, dan studi lebih lanjut untuk memperoleh jalan yang terbaik sebagai pedoman
masa depan.

SOX : Tata Kelola Baru untuk Perusahaan dan Profesi Akuntansi


SOX adalah hukum keamanan AS yang paling jauh jangkauannya,yang berlaku
semenjak U.S.Securitiles Act of 1933 dan Securities Exchange Act of 1934, yang
mendorong SEC pada tahun 1934 untuk menjalankan undang-undang tersebut. SOX
telah menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan internasional bagi perusahaan
dalam mencari akses ke pasar modal AS dan auditornya. SOX menetapkan standar
baru pada tata kelola yang akan diterapkan pada semua perusahaan perusahaan yang
telah terdaftar di SEC, yaitu yang terdaftar dibursa saham AS termasuk perusahaan-
perusahaan asing besar yang terdaftar di bursa AS. Lebih dari 200 perusahaan terbesar
di Kanada, dan banyak perusahaan internasional besar lainnya, harus mematuhi
peraturan ini.

Demikian juga SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi akuntansi AS
yang menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB). PCAOB akan mengawasi semua KAP yang mengaudit
perusahaan yang terlah terdaftar di SEC, seperti halnya perturan akuntansi dan
pengungkapan perusahaan-perusahaan tersebut. Bencana keuangan sebelumnya,
termasuk kegagalan tata kelola Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom,
meningkatkan kesadaran di AS, Kanada, Australia dan Inggris bahwa kerangka tata
kelola harus diperbaiki. Secara khusus, dalam rangka menghadapi krisis kredibilitas
tata kelola dan mengembalikan kepercayaan dalam system pasar modal

Perusahaan saat ini, tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan masyarakat
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas dari dewa direksi, subkomitenya,
diri para direktur pribadi dan auditor.
2) Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai rencana
dan kegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan dan pengendalian internal untuk
memastikan kepatuhan, dan kepatuhan actual, termasuk keprihatinan para whistle-
blower.
3) Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang memadai dan
keahlian lainnya yang diperlukan.
4) Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dpahamidan transparan.
5) Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi kepentingan para
investor.

Kerangka kerja SOX yang baru untuk Tata kelola perusahaan

Kerangka kerja SOX baru mengambil perpektif yang jujur dan penuh akuntabilitas
kepada pemegang saham dan karena itu kepada publik, adalah yang sangat penting.
Akuntabilitas tersebut didefinisikan sebagai tanggung jawab utama para debitur
perusahaan untuk memastikanya dan pejabat senior perusahaan untuk melaksanakannya
dan mereka bebas dari prasangka ketika melakukannya.

H. Dampak Terhadap Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pelaporan serta pada


praktik Manajemen
Kerangka tata kelola SOX akan memfokuskan perhatian pada direktud dan
manajemen pada isu-isu yang sangat penting mengenai tata kelola dan proses
pelaporan yang baik. Secara khusu, perkembangan berikut akan membawa perubahan
positif dan perubahan jangka panjang yang:
1) Fokus spesifik pada peningkatan akuntabilitas dan pelaporan kepada pemegam saham
publik; pengendalian intern terkait dan sitem whistle-blower; serta atas sertifikasi
CEO dan CFO, sertifikasi palsu akan dianggap sebagai tindak pidana.
2) Penguatan peran komite audit, independensi penuh para direktur yang menjabat, arus
informasi, serta kemampuan auditor untuk melaporkan dan terlibat dengan komite
dalam diskusi yang bermakna.
3) Klasifikasi peran, tanggun jawab, dan kompetensi dari para direktud dan komite
dewan.
Definis konflik kepentingan dan pentingnya menghindari situasi tersebut, serta kode
etik bagi CFO dan lainnya Peningkatan denda yang dijatuhkan atas kesalahan.Namun,
sulitnya menemukan pakar keuangan untuk menjabat sebagai direktur dan komite
menjadi suatu tantangan tersendiri.Persyaratan waktu dan risiko hukum telah
meningkat, memaksa pengurangan jumlah anggota dewan direksi, serta honor dewan
dan komite audit menjadi lebih tinggi.

Pelatihan kompetensi direktur sedang tumbuh dan akan menjadi suatu norma.
Kecil kemungkinannya bahwa perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan asing
secara sukarela akan mengadopsi sepenuhnya rezim tata kelola baru ini karena
memakan waktu dan biaya. Hal ini mungkin menciptakan sistem tata kelola 2 tingkat
yang mungkin tidak mendukung beberapa investor. Beberapa perusahaan akan
mengundurkan diri dari SEC dan Pasar Modal AS, seperti yang sudah dilakukan oleh
Porsche. Pada akhirnya, jika sistem tata kelola SOX telah dilaksanakan, akankah
kasus kegagalan Enron, WorldCom, dan bencana keuangan lainnya dapat dihindari?
Tentu saja tidak, contohnya Lehman Brothers, paling tidak kini upaya untuk
menghindarinya menjadi lebih tinggi.

I. Dampak Terhadap Profesi Akuntan dan Praktik Audit


Profesi akuntansi AS kehilangan kemampuan atau keberandaannya untuk
menawarkan layanan non audit kepada klien hanya berdasarkan penilaian dan
pengaturan diri akuntan. Layanan non audit yang ditawarkan telah dipangkas, dan
karena mereka biasanya harus disediakan oleh perusahaan yang tidak melakukan audit
perusahaan,menjadi kurang efisien atau lebih mahal untuk melakukan audit kepada
uang lain Dampak penuh SOX terus berkembang, tetapi penguatan akuntabilitas, serta
penguatan standar independensi dan hubungan auditor ke aub komite audit akan
membantu auditor melayani kepentingan publik.

Menurut SOX salah satu penyebab terjadinya kekacauan / fraud terhadap


laporan keuangan adalah kondisi hiruk-pikuknya jasa yang diberikan kantor akuntan
publik, atau dikenal dengan multi-disciplinary practice. Untuk menghindari conflict of
interest dalam kode etik akuntan; independent in appearance, sehingga dalam SOX
Section 201 membatasi jasa-jasa non-audit.jasa-jasa berikut apabila diberikan
bersamaan dengan jasa audit akan bertentangan dengan hukum (unlawful):
1) Pembukuan, atau jasa lain berkaitan dengan jasa pencataran akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan dari klien yang diaudit.
2) Desain dan implementasi dari system informasi keuangan.
3) Jasa appraisal atau valuation service, pendapat mengenai kewajaran (fairness
opinions), atau laporan mengenai sumbangan dalam bentuk jasa (contribution-in-kind
reports)
4) Jasa aktuarial.
5) Jasa-jasa audit internal (internal audit outsourcing services)
Selain itu, agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat
kehilangan objektivitasnya, SOX juga mengatur rotasi atau pertukaran auditor.hal ini
diatur dalam SOX Section 203, menetapkan rotasi dari lead audit partner dan
concurring audit partner setiap 5 (lima) tahun. Profesi akuntansi AS kehilangan
kebebasannya untuk menawarkan layanan non-audit kepada klien. Layanan non-audit
yang ditawarkan telah dipangkas, dan karena layanan tersebut biasanya harus
disediakan oleh perusahaan yang tidak melakukan audit perusahaan sehingga menjadi
kurang efisien atau lebih mahal untuk melakukan audit kepada klien.

Margin upah layanan audit meningkat secara dramatis sebagai akibat dari
tuntutan yang sangat besar terhadap kepatuhan pengerjaan Section 404 bersama
dengan tinjauan atas integritas pengendalian intern perusahaan dan keakuratan
laporan keuangan. LOnjakan permintaan jasa audit menimbulkan kurangnya tenaga
audit yang memenuhi syarat. Ada semacam protes terhadap biaya kepatuhan
pengerjaan sesuai Section 404, diperkirakan sebesar $7,8 juta pada tahun 2004 untuk
masing-masing perusahaan. SEC berdalih mereka tidak pernah mengatakan bahwa
pekerjaan audit harus benar-benar lengkap, tetapi berdasarkan penilaian. Hal ini
sedikit melegakan ketakutan dari beberapa CEO dan CFO yang khawatir akan
hukuman penjara, serta pengacara dan auditor yang menyarankan pendekatan
ultrakonservatif.

Meskipun demikian biaya pengerjaan Section 404 sangatlah besar. Namun


jumlah biaya seluruh perusahaan terdaftar US jika digabungkan ($5miliar) hasilnya
masih lebih kecil dari padajumlah uang yang lenyap pada skandal Enron ($90 miliar).
Hubungan cost-benefir bahkan lebih menguntungkan jika kerugian dari skandal
perusahaan lainnya di masa depan dapat dihindari. Biaya ini pun seharusnya semkin
mengecil dari waktu ke waktu.Sistem pengendalian intern yang lebih baik juga
meningkatkan biaya audt tahunan secara moderat.

Di AS dan yuridiksi asing, beberapa kantor akuntan profesional kecil telah


mendahului audit SEC atau pendaftar pasar saham karena mereka tetap ingin
memelihara margin praktik yang terintegrasi. Hal ini berarti bahwa sistem auditor dua
tingkat dikembangkan di seluruh dunia.Satu untuk perusahaan besar dan satu untuk
perusahaan kecil.Dampak penuh SOX terus berkembang, tetapi penguatan
akuntabilitas, serta penguatan standar independensi dan hubungan auditor ke
subkomite audit, akan membantu auditor melayani kepentingan publik.

J. Dampak Terhadap Profesi Akuntan dan Praktik Audit di Indonesia


Pembentukan Sarbanes-Oxley Act berdampak terhadap profesi akuntansi di
Indonesia ada beberapa peraturan yang keluarkan di Indonesia terkait dengan
pembentukan Sarbanes-Oxley Act diantaranya:
1) Keputusan Mentri Keuangan (KMK) Tgl 30 Sept 2002, No. 423/KMK.06/2002
Tentang Jasa Akuntan Publik. Selanjutnya Menteri Keuangan RI pada tanggal 5
Pebruari 2008 menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik yang merupakan penyempurnaan Keputusan Menteri
Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06/2003 Tentang Jasa Akuntan
Publik yang dianggap sudah tidak memadai).
2) Keputusan Menteri BUMN Tgl 31 Juli 2002, Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 Tetang
Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada BUMN
a. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tgl 12 Nov
2002, Nomor: KEP-20/PM/2002. Tentang Independensi Akuntan yang
memberikan jasa audit di Pasar Modal
3) Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tgl 22 Des 2003,
Nomor: KEP- 40/PM/2003. Tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
4) Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tgl24 Sept 2004,
Nomor : KEP – 29/PM/2004, Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit

Perusahaan yang telah menerapkan SOX di Indonesia contohnya adalah PT


Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sebagai perusahaan yang telah tercatat di bursa
saham dalam negeri dan luar negeri berkomitmen penuh untuk mengembangkan dan
menerapkan kebijakan serta praktek tata kelola perusahaan dengan pembenahan
internal dan pemenuhan standard internasional. Standard internasional khususnya
aturan yang ditetapkan oleh US Securities and Exchange Commission (US SEC) yang
harus diadopsi oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, sebagai salah satu
perusahaan yang telah listing di New York Stock Exchange (NYSE), adalah Sarbanes
Oxley Act (SOA).

Sistem pengendalian internal yang tercantum dalam Sarbanes Oxley Act


merupakan unsur penting dalam praktek Good Corporate Governance. PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk saat ini menerapkan tiga section Sarbanes Oxley Act,
yaitu section 302, section 404, dan section 906. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan tiga section tersebut dapat diterapkan sebagai langkah awal
implementasi Sarbanes Oxley Act. Sedangkan untuk section lainnya, kemungkinan di
masa mendatang juga akan diterapkan secara bertahap bila perusahaan telah mampu
menjalankan tiga section tersebut dengan lengkap dan benar, serta adanya
pertimbangan manajemen terhadap benefit yang diperoleh.

K. Dampak Terhadap Trend Etika Bisnis


Kasus Enron, Arthur andersen, dan WorldCom memberikan kesadaran yang
jah lebih besar dari masalah-masalah dan tren etika yang sedang berjalan, termasuk
konflik kepentingan dan kontrol kepentingan pribadi, tugas fidusia direksi kepada
pemegang saham, tugas perusahaan dan auditor terhadap kepentingan umum, serta
mkana sebuah bisnis yang baik dalam mengembangkan suatu etika budaya.

Etika budaya tersebut harus didasarkan pada kejujuran, keadilan, elas kasihan,
integritas, kemampuan meramalkan dan tanggung jawab, serta terfokus pada
pengembangan kepercayaan dan respek untuk kepentingan stakeholders. Pada
kenyataannya, perusahaan-perusahaan AS dan asing yang memiliki tata kelola yang
baik telah melakukannya, hal ini mengindikasikan bahwa mereka sudah melakukan
apa yang direkomendasikan oleh SOX.

Etika dan reputasi menjadi lebih dikatikan secara langsung daripada


sebelumnya.Sebagai contoh, Arthur Andersen dijatuhkan denda $500,000.Denda ini
tidak signifikan dibandingkan dengan kehilagan pendapatan di masa
mendatang.Sebuah perusahaan dengan reputasi tinggi dan memiliki 85,000 karyawan
hancur dalam waktu kurang dari 1 tahun.Manajemen risiko yang komprehensif harus
mencakup risiko etika dan perkiraan yang lebih tinggi.

Strategi modern, pendekatan-pendekatan audit berbasis risiko harus


memasukan risiko etika.Sistem pengendalian intern harus mencakup pemantauan
risiko etika, dan sistem baru harus terus dikembangkan untuk
mendukungnya.Akhirnya, kebutuhan untuk bisnis dan pendidikan etika profesional
menunjukkan betapa pentingnnya etika untuk perusahaan dan budaya perusahaan,
serta kinerja para akuntan profesional kini semakin jelas.

Hal yang paling penting ialaha konsep risiko waralaba telah dibawa pada
realitas yang sama sekali batu semenjak (kasus Arthur Andersen, sebuah perusahaan
dengan reputasi yang membanggakan dan memiliki 85.000 karyawan, pada dasarnya
hilang dalam waktu kurang dan satu tahun.

L. Melewati Lima Tahun Pertama


Dengan berlakunya waktu, pertanyaan-pertanyaan bermunculan mengenai isu-isu
termasuk ; apakah yg telah berubah dan berapa banyak investor mendapatkan
perlindungan yang lebih baik, sebagai contoh keharusan CEO dan CFO mengesahkan
bahwa pengendalian internal yang dirancang untuk memastikan keakuratan telah
diterapkan dan efektif. Selain itu pada bulan 2006 ,”James Robart U.S District Court
Judge, berpendapat bahwa sertifikasi laporan keuangan tidak dalam dan dari diri
mereka sendiri bukti atas tujuan untuk menipu masyarakat yang berinvestasi para
pejabat perusahaan melakukan kesalahan kecurangan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Studi Kasus EnronKebohongan yang dilakukan pada sebuah sistem terbuka
seperti organisasi Enron cepat atau lambat pasti akan terbongkar dan dapat menyeret
segolongan nama yang terkait dengan skandal perusahaan ini ke dalam pengadilan
yang berujung pada penjara.Kasus – kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu
saja mengorbankan kepentingan orang banyak. Telah terjadi pelanggaran terhadap
kode etik berbagai profesi seperti akuntan, pengacara dan sebagainya, dimana
segelintir profesional tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan
keawaman banyak orang.Hal ini mengakibatkan bencana yang mencelakakan banyak
pihak seperti ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-
pihak lainnya.

Terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa


praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng ( sustainable ). Prinsip
– prinsip tata kelola korporasi yang baik ( good corporate governance ) harus dijaga
dan dipelihara. Pengelolaan haruslah dilakukan secara transparan, fair, akuntabel,
serta menjaga keseimbangan lingkungan.

Bagi pihak hukum, baik pengadilan maupun pengacara harus dengan tegas dan
bijak untuk menangani kasus seperti ini agar tidak terjadi kejanggalan dan kerancuan
dalam penyelesaian kasus – kasus seperti ini di kemudian hari.Segala bentuk
kejahatan tidak boleh ditoleransi.

B. Saran
Kasus Enron menjadi sebuah pelajaran bagi dunia bisnis di seluruh dunia. Apabila
suatu praktik atau perilaku yang dilandasi dengan ketidak-baikan akhirnya akan
menuai ketidak-baikan pula. Saran dari kelompok kami untuk entitas bisnis agar tidak
jatuh seperti yang dialami Enron:
1. Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas dan etika agar setiap perilaku
senantiasa berpijak untuk kebaikan semua.
2. Jangan melakukan hal yang dapat merugikan orang banyak untuk
memperkaya diri sendiri.
3. Saran bagi KAP Arthur Anderson :Menjunjung tinggi kejujuran dan
profesionalitas
4. Mematuhi kode etik menggunakan prinsip Akuntansi Berterima Umum
5. Menjaga integritas profesi dan tidak merangkap jabatan sekaligu
DAFTAR PUSTAKA

Brooks, L. J., & Dunn, P. (2011). Etika Bisnis & Profesi untuk Direktur, Eksekutif, dan
Akuntan.Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji, T., & Fakhrudin, H. M. (2001). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba
Emban Patria.

Healy, M. P., & Palepu, G. K. (Spring 2003). The Fall of Enron. Journal of Economic
Perspectives Vol. 17 No.2, 3-26.

Anda mungkin juga menyukai