NIM : 17312446
MK : Etika Bisnis dan Profesi
DOSEN : Sugen Indardi Drs. Mba. SAS
Kasus Enron & Worldcom
Rangkuman 1-7
PROFIL PERUSAHAAN
a. Enron
Enron Coorporation didirikan pada tahun 1985. Enron Corporation adalah sebuah
perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Enron
merupakan hasil merger antara perusahaan Houston Natural Gas dan InterNorth, sebuah
perusahaan pipa di Nebraska. Pada saat itu, Enron dipimpin oleh Kenneth Lay sebagai CEO
dan hanya berkecimpung dalam industri pipa gas.
Enron Coorporation yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi tersebut
melakukan penjualan listrik dengan menggunakan harga pasar pada awal tahun 1990. Adanya
hasil Kongres Amerika Serikat yang memutuskan untuk melakukan deregulasi penjualan gas
alam telah menyebabkan Enron mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan. Enron
merupakan penjual gas alam terbesar pada tahun 1992 di Amerika Utara, kontrak penjualan
gas Enron menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $122 juta, dan merupakan penyumbang
kedua terbesar dalam laba usaha perusahaan.
Dalam upaya untuk memperluas pertumbuhan bisnis perusahaan, Enron menerapkan
strategi bisnis diversifikasi. Perusahaan tersebut memiliki dan mengoperasikan berbagai aset
meliputi gas pipelines, electricity plants, pulp and paper plants, water plants, dan broadband
services.
Perkembangan pesat Enron telah menyebabkan harga saham perusahaan tersebut
mengalami kenaikan sebesar 311% dari awal tahun 1990 sampai akhir tahun 1998. Pada
tahun 1999 harga saham mengalami kenaikan sebesar 56% dan pada tahun 2000 sebesar
87%. Harga saham per lembar perusahaan adalah sebesar $83.13. Dari hasil survey majalah
Fortune tentang “Most Admired Company”, Enron dinobatkan sebagai “the Most Innovative
Company” di Amerika.
b. worldcom
Worldcom merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama tahun
90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain
yang. Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat worlcom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang
telekomunikasi jarak jauh yang mengukuhkan posisi Worldcom menjadi operator no 1 dalam
infrastruktur internet.
b. Kasus worldcom
Dalam laporannya Worldcom ditemukan bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih
dari $ 3,8 milyar untuk beban operasional dibukukan sebagai pengeluaran modal. Dengan
memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu menaikkan
pendapatan atau laba. Worldcom juga menggunakan akun cadangan secara tidak benar.
Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa yang
tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak tahun depan. Seharusnya akun ini tidak boleh
dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan.
Penyajian beban jaringan sebagai pengeluaran modal ditemukan oleh internal auditor
Cynthia Cooper. Auditor Cynthia Cooper mendiskusikan masalah tersebut kepada kepala
keuangan Worldcom Scott D. Sullivan dan controller perusahaan saat itu David F. Myers.
Cooper melaporkan masalah tersebut pada kepala komite audit Max Bobbitt. Yang
kemudian Max Bobbitt meminta kepada KPMG selaku eksternal auditor saat itu untuk
melakukan investigasi. Dilaporkan bahwa Sullivan tidak pernah mengkonsultasikan
penyajian tersebut kepada Artuhr Anderson selaku auditor eksernal dan Arthur Anderson
pun menyatakan bahwa Sullivan tidak pernah berkonsultasi dengannya. Berdasarkan
dokumen-dokumen internal dan email Worldcom mengindikasikan bahwa sebenarnya
pihak eksekutif sudah mengetahui salah saji tersebut sejak awal.
Internal auditor adalah pertahanan awal terhadap kesalahan paktek-praktek akuntansi
dan kecurangan akuntansi. Satu pertanyaan kepada Internal Auditor Worldcom adalah
kenapa butuh waktu lama untuk mengungkap salah saji ini. Padahal mengingat nilai
kapitalisasi yang begitu besar dan pengaruhnya terhadap nilai pendapatan bersih dan
total aktiva harusnnya bisa diungkap lebih cepat. Pertanyaan yang lebih berat
dilayangkan kepada KAP Arthur Anderson, beberapa pengamat menyatakan bahwa
Arthur Anderson tahu mengenai salah saji yang dilakukan pihak Worldcom. Karena
seharusnya Arthur Anderson bertugas untuk mengaudit kesalahan semacam itu, apalagi
kesalahan ini sangat material. Beberapa pengamat juga menyatakan bahwa Arthur
Anderson seharusnya lebih peka terhadap kondisi keuangan Worldcom, yang dapat
mengakibatkan manajemen perusahaan melakukan hal diluar kewajaran praktek
akuntansi.
Kaitan kasus Enron dan Worldcom dengan pengendalian Sistem Informasi Akuntansi
dan Solusinya.
Menurut commite on auditting Procedur American Institute of Caified Public Accountant
Pengendalian internal adalah mecakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan
yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan
dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi oprasi, dan mendorong ketaatan
pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan .
Tujuan dari pengendalian internal tersebut adalah, menjaga keamanan harta milik perusahan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi operasi perusahan, dan
membantu menjaga kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk dipatuhi.
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahan telah mencapai tujuan dan
sasaranya, kebijakan dan prosedur ini sering kali disebut pengendalian, dan secara kolektif
membentuk pengendalian internal entitas perussahan.
Solusi untuk mencegah terjadinya fraud, mengacu pada Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan
Zimbelman (2009:109), salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan
mengurangi peluang terjadinya fraud dengan memperhatikan hal – hal berikut ini:
Memiliki sistem pengendalian yang baik
a. Lingkungan pengendalian,
b. Arus komunikasi dan informasi yang baik (sistem akuntansi),
c. Aktivitas atau prosedur pengendalian,
Menghambat terjadinya kolusi.
Mengawasi karyawan dan menyediakan saluran telekomunikasi untuk pelaporan
fraud.
Menciptakan gambaran hukuman yang akan diterima bila melakukan fraud.
Melaksanakan pemeriksaan secara proaktif.
Pelaku dalam kasus enron dan worldcom diantaranya :
Auditor independen, Andersen (yang dahulu dikenal sebagaiArthur Andersen), sebagai
pihak konsultan pembukuan Enron. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan public
“The bigsix” yang melakukan Audit terhadap laporan keuangan EnronCorp. tidak hanya
melakukan manipulasi laporan keuanganEnron, KAP Andersen telah melakuklan tindakan
yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan
dengan kasus Enron.
Kantor hukum yang menjadi penasehat Enron, Vinson dan Eikins dalam “special purspose
partnership". Vinson dan Ekinins dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala dunia ini
dengan membantu membuka partnership-partnership kontroversional yang dianggap
sebagai biangkeladi dari kehancuran Enron.
Bank investasi besar di Wallstreetseperti :
a. a)Salomon Smith Barney unit,
b. b)Credit Suisse First Boston,
c. c)Merrill Lynch,
d. d)Goldman Sachs,
e. e)J.P Morgan Chase, and
f. f)Lehman Bros
Ikut meraup 214 juta dolar AS dalam komisi sebagai penjualsaham dan obiligasi dari
Enron
RANGKUMAN 1 - 7
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara
obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan
tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan
menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Dilihat dari sisi untuk siapa audit
dilaksanakan, auditing dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
Auditing ekternal,
Auditing internal,
Auditing sektor publik.
a. Pernyataan Standar Auditing (PSA). PSA berisi ketentuan-ketentuan dan panduan
utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit.
Standar auditing terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Standar Umum, yaitu bagian yang mengatur tentang mutu profesional auditor
independen atau persyaratan pribadi auditor.
2. Standar Pekerjaan Lapangan, yaitu bagian yang mengatur mengenai
pertimbangan-pertimbangan yang harus digunakan dalam pelaksanaan audit.
3. Standar Auditing, merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis
dalam bentuk Standar Pelaporan, yaitu bagian yang mengatur tentang
pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan
audit.
b. Prinsip Integritas, Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dn hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
c. Prinsip Objektivitas, Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan
keperntingan, atau pengaruh tidak layak (undue influence) dari pihak lain
mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
d. Prinsip prilaku profesional, Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan
yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
1. Konsultasi (consultations).
Dalam jasa konsultasi, praktisi memberikan konsultasi atau saran profesional
(professional advice) yang memerlukan respon segera, berdasarkan pada pengetahuan
mengenai klien, keadaan, masalah teknis terkait, representasi klien, dan tujuan
bersama berbagai pihak.
2. Jasa Pemberian Saran Profesional (Advisory Services).
Jasa Pemberian saran yang diberikan meliputi mengembangkan temuan, kesimpulan,
dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien.
3. ETIKA DALAM PRAKTIK AKUNTANSI MANAJEMEN DAN AKUNTASI
KEUANGAN.
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi
akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan
biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan
Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan
aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan
laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, yaitu pihak internal dan
eksternal.
1. Pasar modal adalah tempat, tidak terbatas hanya secara fisik, di mana orang membeli dan
menjual surat berharga atau instrument keuangan, seperti saham, surat utang, dan produk
keuangan lainnya. Surat-surat berharga yang dikeluarkan penjual tersebut memberikan
hak tak berwujud (intangible rights) kepada pembelinya untuk memperoleh deviden,
bunga, penempatan manajemen, dan hak-hak lainnya.
Institusi akuntan publik ( IAPI ) didirikan pada tanggal 24 Mei 2007 oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Berdirinya Institusi Akuntan Publik Indonesia adalah respons terhadap dampak-dampak globalisai,
dan untuk menjawab kebutuhan tantangan jaman akan suatu lembaga independen yang mampu
memberikan perang terhadap kemajuan bangsa dan tatanan good goverment di Indonesia. Seiring
dengan keberhasilan organisasi akuntan publik dalam menjalankan perannya sebagai suatu organisasi
independen muncul pula berbagai dilema etis terkait kinerja dan sepak terjan organisasi tersebut.
Contoh kasus nyata yang terjadi adalah pada PT KIMIA FARMA pada tahun 2002, dan beberapa
kasus lain yang berkaitan dengan akuntan sektor publik yang sempat di publikasikan oleh media
masa. Krisis kepercayaan terhadap Akuntan Publik dewasa ini juga semakin tampak dengan
terkuaknya berbagai macam kasus korupsi yang menimpa pejabat-pejabat pemerintah yang kemudian
baru bisa terbongkar beberapa dekade setelah masa jabatannya berakhir. dari berbagai macam
polemik tersebut timbullah pertanyaan berkaitan keefektifan kode etik profesi akuntan publik dalam
membimbing moralitas dan prilaku para pelaku akuntan khususnya di sektor publik untuk berlaku etis
dan profesional dalam bidangnya.
Keberadaan kode etik yang menyatakan secara eksplisit beberapa kriteria tingkahlaku yang khusus
terdapat pada profesi, maka dengan cara ini kode etik profesi memberikan beberapa solusi langsung
yang mungkin tidak tersedia dalam teori-teori yang umum. Di samping itu dengan adanya kode etik,
maka para anggota profesi akan lebih memahami apa yang diharapkan profesi terhadap anggotanya.
Kewajiban untulmematuhi kode etik ini berlaku untuk semua akuntan, termasuk akuntan publik.
Statement on Responsibilities in Tax Services No. 1, Tax Return Positions (Posisi Pengembalian
Pajak) Statemen ini menetapkan standar masa depan yang bisa diterapkan untuk anggota ketika
merekomendasikan tingkat pengembalian pajak dan menyiapkan atau menandatangani surat
pembayaran pajak (termasuk klaim untuk lebih bayar) yang disimpan dengan mengenakan pajak
otoritas. Karena tujuan standar ini diantaranya :
Suatu nilai pajak terutang mencerminkan tingkat pengembalian pajak seperti yang mana wajib
pajak telah secara rinci membicarakannya dengan anggota atau
suatu anggota mempunyai pengetahuan semua fakta yang bersifat material dan, atas dasar
fakta itu, telah menyimpulkan apakah posisinya sudah sesuai.
Karena tujuan standar ini, suatu wajib pajak adalah klien, pemberi kerja, atau pihak ketiga lain
penerima jasa pajak.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral
yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
Etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional, antara lain:[1]