Anda di halaman 1dari 20

KASUS ENRON

  
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui
pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti
Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas
bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha
tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan
bisnis keuangan.
Tokoh Penting :
Pendiri Enron : Kenneth Lay,
CEO dan CRO Sementara : Stephen F. Cooper,
Ketua : John J. Ray, III
Wakil Komisaris : Clifford Baxter

Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada
tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan
menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari
Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari
lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar
di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar dan
menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka.

      KAP ARTHUR ANDERSEN

Salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913 Kantor Akuntan Publik yang
termasuk dalam “the big four” (PricewaterhouseCoopers, Deloitte, Ernst & Young, KPMG) lalu
pecah menjadi “the big five” Sejak pemisahan bisnis jasa atestasi (fungsi akuntansi dan
konsultasi) Arthur Andersen, (1999).

      KERJA SAMA KAP ARTHUR ANDERSON DAN ENRON

Arthur andersen Perusahaan akuntan yang mengaudit laporan keuangan Enron, juga sebagai
konsultan manajemen Enron. KAP tersebut memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang
tidak menjadi bagian dari kertas kerja audit formal.

1.      Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif) membiarkan
kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan
terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam
perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal
tersebut terungkap kepada publik.
2.      Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing secara total
atas fungsi internal audit perusahaan.
a.       Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP Andersen
yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b.      Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c.        Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3.       Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang
sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di
putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
4.      Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting perusahaan
yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada
CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat
hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak
memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang
melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut
menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
5.      Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Dalam
laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100
juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron
secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan
secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense)
sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi
rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1
miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
yang didirikan oleh CFO Enron.
6.      Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan
memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di
laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba
yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
7.      Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran
dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap
proses peradilan.
8.      KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002. sementara KAP
Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron
mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
9.      Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk
menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
10.  Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan KAP
Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
11.  Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas
tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan
dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
12.  Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen
mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu
komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
13.  Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai
penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses
peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan
Enron.
14.  Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah
melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

      PEMBAHASAN MASALAH


Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan kecurangan,
menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu opportunity; pressure; dan
rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak,
etika, perilaku, dan lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan
memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust). Praktik bisnis Enron yang
menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak.Pihak yang
dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang
menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada
umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan
meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory,
Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau principal
untuk memberikan suatu fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent
dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah
bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan
norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari
sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan
sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan
dan tuntutan hukum.

      KESIMPULAN

Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman
dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Yang menyebabkan kebangkrutan dan
keterpurukan pada perusahaan Enron adalah Editor, Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan
akuntansi terbesar) yang merupakan kantor akuntan Enron. Keduanya telah bekerja sama dalam
memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti
para pemegang saham dan pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan enron. Enron telah
melanggar etika dalam bisnis dengan tidak melakukan manipulasi-manipulasi guna menarik
investor. Sedangkan Arthur Andersen yang bertindak sebagai auditor pun telah melanggar etika
profesinya sebagai seorang akuntan. Arthur Andersen telah melakukan “kerjasama” dalam
memanipulasi laporan keuangan enron. Hal ini jelas Arthur Andersen tidak bersikap independent
sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang akuntan.

      TANGGAPAN

Menurut saya, dari kasus ini Enron dan KAP Arthur Andersen telah melanggar kode etik dan
ingkar dari tanggung jawab yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya
dan bukan untuk dilanggar. Pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi
Enron, tetapi akhirnya menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur
Andersen. Di dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap menjunjung tinggi
independensi dan profesionalisme tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan
mereka inilah, kedua-duanya telah menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan
meninggalkan hutang milyaran dolar sedangkan KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan ke-
independensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut dan dapat juga
berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit
untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Dimana pentingnya peran profesi Akuntan
khususnya Akuntan Publik di pasar modal guna melindungi kepentingan publik.Tantangan
Akuntan Publik yakni menjaga kualitas dan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dalam
memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan.

Kirimkan Ini lewat Email


Analisis Kasus korupsi Enron
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam
melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985.
Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang
sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi.
Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non
energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun
2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar
keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa
efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang
menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan
merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang
hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan
mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham
tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih,
termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat penulis kemukakan sebagai
berikut:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan
mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di
akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan
bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah

 partner KAP Andersen yang ditunjuk sebagai akuntan public perusahaan.


 Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
 Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.

1. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko
yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil
evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
2. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan
hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron
menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas
kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk
mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.
Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal
yang serius yang perlu diperhatikan.
3. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393
juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay,
menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang
sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi
khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan
reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan
ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
didirikan oleh CFO Enron.
4. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat
hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan
pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang
dalam jumlah yang sama.
5. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran
dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan
terhadap proses peradilan
6. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.
Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
7. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah
berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
8. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi
masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari
Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
9. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk
menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
10. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan
KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di
Amerika.
11. tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen
bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
12. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan
klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang
meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
13. tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen
mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk
suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
14. tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari
jabatannya.
15. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak
sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan
hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi
kasus KAP Andersen dan Enron .
16. tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
17. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah
melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

 Identifikasi Masalah

Identifikasi dari masalah ini adalah Bagaimana Kasus Enron dilihat dari Perspektif Etika Bisnis
dan Profesional Akuntan serta implikasinya.

 Pembahasan Masalah

Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan kecurangan,
menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu
1. opportunity;
2. pressure;
3. dan rationalization,

ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku,
dan lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan
implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust).
Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi
banyak pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi
terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan
serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor
terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika
dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak
stock holder atau principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent
dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self
interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai
oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis
yang tidak etis? adalah hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi
banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum.
 Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen
Kasus ini memberikan dampak di Amerika bahkan di Indonesia.
A. Seperti yang saya kutip dari sumber yang sama (blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi,
SE., M.Si., Ak di 04:47), kasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi
maupun regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain :
Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan
cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik.
Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) yang bertugas:
 Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan public
 Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian mutu, etika, independensi
dan standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaan public
 Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan mengenakan
sanksi jika perlu
 Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar professional
di KAP
 Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar
professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.

1. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act

Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non audit kepada
perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non audit yang dilarang :
1. Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
2. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
3. Jasa appraisal dan valuation
4. Opini fairness
5. Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
6. Broker, dealer, dan penasihat investasi
 Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena
definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris menjadi audit
committee.
 Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan jasa audit
tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
 KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif
perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan
manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
 KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP
tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.

3.     SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi investigasi
pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu, kini CEO dan CFO harus
membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang mereka laporkan adalah sesuai
dengan peraturan SEC dan semua informasi yang dilaporkan adalah wajar dan tidak ada
kesalahan material. Sebagai tambahan, menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka
yang melakukan pelanggaran ini.
4.     International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi kode etik bagi
para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai berikut “ para profesional
dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi
profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada
tindakan-tindakan perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku”.
5.     AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang melarang KAP
untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya kepada perusahaan yang
menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6.     Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe SEC,mengeluarkan
rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-Undang yang mengharuskan
perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan terhadap pedoman
corporate governance.
7.     Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE), menyerukan
bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam pemeriksaan ketaatan,
mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan untuk
memiliki fungsi audit intern (James : 2003).

Tanggapan saya :
Dari penjelasan kasus Enron diatas, ada 3 hal yang harus dicermati, yaitu
1. opportunity;
2. pressure;
3. dan rationalization,

Dengan adanya ketiga hal ini, menurut saya kasus enron timbul, karena denga adanya 3 hal
tersebut, menyebabkan berbagai masalah terjadi, mulai dari korupsi, kolusi serta nepotisme.
Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi
banyak pihak, terutama karena tidak adanya transparansi dan independensi dari pihak
manajemen maupun akuntan publik. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor
Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam
saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact).
Dengan kejadian ini, yang seharusnya dilakukan sebuah perusahaan adalah membagi dan
menempatkan SDM bukan hanya dari kemampuannya tetapi juga harus dilihat dari
kepribadiannya agar etika dalam bisnis dan profesi akuntansi dapat berjalan sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Apr
26

Kasus KAP Andersen dan Enron


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan berkat kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Kasus Pelanggaran Pada KAP
Andersen dan Enron” tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan dari Makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi Akuntansi. Selesainya Penulisan Ilmiah ini
tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan, baik itu bimbingan
moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung yang sangat membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini. Ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada Diah Aryati
Prihartini selaku dosen mata kuliah Etika Profesi Akuntansi yang telah membantu memberikan
masukan kepada penulis untuk pembuatan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih dan
dengan segala kerendahan hati semoga. Makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan pengetahuan bagi pembaca guna pengembangan selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah penyimpangan yang dilakukan oleh akuntan publik sering terjadi di berbagai
negara.Amerika Serikat yang selama ini dianggap sebagai negara super power dan juga kiblat
ilmu pengetahuan termasuk displin ilmu akuntansi harus menelan kepahitan. Skandal bisnis yang
terjadi seakanmenghilangkan kepercayaan oleh para pelaku bisnis dunia tentang praktik
Good Corporate Governancedi Amerika Serikat. Banyak perusahaan yang melakukan
kecurangan diantaranya adalah TYCO yangdiketahui melakukan manipulasi data keuangan
(tidak mencantumkan penurunan aset), disampingmelakukan penyelundupan pajak. Global
Crossing termasuk salah satu perusahaan terbesar telekomunikasi di Amerika Serikat dinyatakan
bangkrut setelah melakukan sejumlah investasi penuhresiko. Enron yang hancur berkeping
terdapat beberapa skandal bisnis yang menimpa perusahaan-perusahaan besar di Amerika
Serikat. Worldcom juga merupakan salah satu perusahaan telekomunikasiterbesar di Amerika
Serikat melakukan manipulasi keuangan dengan menutupi pengeluaran US$3.8milyar untuk
mengesankan pihaknya menuai keuntungan, padahal kenyataannya rugi. Xerox Corp.diketahui
memanipulasi laporan keuangan dengan menerapkan standar akunting secara
keliru sehinggapembukuan perusahaan mencatat laba US $ 1.4 milyar selama 5 tahun dan masih
banyak lagi. Namundalam makalah ini akan dibahas mengenai kasus manipulasi data Enron yang
terjadi di Negara AmerikaSerikat.Kasus Enron yang melibatkan akuntansi publik Arthur
Andersen, manajemen Enron telahmelakukan window dressing dengan cara menaikkan
pendapatannya senilai US $ 600 juta danmenyembunyikan utangnya sebesar US $ 1,2 miliar
dengan teknik off-balance sheet. Auditor Enron,Arthur Andersen kantor Huston dipersalahkan
karena ikut membantu proses rekayasa laporan keuanganselama bertahun-tahun. Akhirnya pada
waktu yang singkat, Enron melaporkan kebangkrutannya kepadaotoritas pasar modal. Arthur
Andersen juga dipersalahkan karena telah melakukan pemusnahan ribuansurat elektronik dan
dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron. Perbuatan yang dilakukanoleh Arthur
Andersen tidak sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) danGenerally
Accepted Auditing Standard (GAAS). Seharusnya Arthur Andersen bekerja dengan penuhkehati-
hatian sehingga informasi keuangan yang telah diauditnya dapat dipercaya tidak mengandung
keragu-raguan.

1.2 Rumusan dan batasan masalah


1.2.1 Rumusan masalah
1. Bagaimana opini penulis terhadap masalah yang terjadi pada kasus Kasus KAP Enderson dan
Perusahaan Enron ?
2. Etika profesi apa yang dilanggar oleh KAP Enderson dan Perusahaan Enron ?

1.2.2 Batasan masalah 


Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis hanya membahas kasus KAP Enderson dan
Perusahaan Enron pada tahun 2001.

1.3 Tujuan penelitian


1. Untuk mengetahui opini penulis tentang masalah apa yang terjadi pada KAP Enderson dan
Perusahaan Enron
2. Untuk mengetahui etika profesi apa yang dilanggar oleh KAP Enderson dan Perusahaan Enron
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 ETIKA PROFESI AKUNTANSI MENURUT IAI


Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik
yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab
profesionalnya. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:1. Prinsip Etika,
prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi
seluruh anggota. 2. Aturan Etika, aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan
hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan 3. Interpretasi Aturan Etika, Interpretasi
Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan
setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai
panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.

2.2 PRINSIP ETIKA PROFESI MENURUT IAI


            Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi
seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya
mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan
interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan
tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam
penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Prinsip
Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan
tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu
anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar
perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku
terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi. Tujuan profesi akuntansi adalah
memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat
kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut
terdapat 4 (empat) kebutuan dasar yang harus dipenuhi :
1. Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme. Diperlukan individu yang denga jelas dapat diindentifikasikan oleh pamakai
jasa akuntan sebagai profesional dibidang akuntansi.
3. Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan stndar kinerja yang tinggi.
4. Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemebrian jasa oleh akuntan.

Prinsip Etika Profesi Akuntan :


1. Tanggung Jawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.

3. Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

4. Obyektivitas Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa
profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban
untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan
untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional
yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan Setiap anggota harus, menghormati leerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
BAB III

PEMBAHASAN

 3.1 Kecurangan yang Telah dilakukan oleh Enron

Enron (baik manajemen Enron maupun KAP Andersen) telah melakukan mal praktik jika

dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan antara lain :

1.      Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, melalui suburnya praktik

insider trading, dimana hal ini sangat diketahui oleh Board of Director Enron, dengan demikian

dalam praktik bisnis di Enron sarat dengan collusion. Kondisi ini diperkuat oleh Bussines Round

Table (BRT), pada tanggal 16 Pebruari 2002 menyatakan bahwa :

(a). Tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen Enron berperan besar dari

kebangkrutan perusahaan;

(b). Telah terjadi pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan corporate

responsibility oleh manajemen perusahaan;

(c). Perilaku manajemen Enron merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan

yang diberikan kepada perusahaan.


2.      Adanya Deception Information, yang dilakukan pihak manajemen Enron maupun KAP Arthur

Andersen, mereka mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat.  Tetapi

demi trust dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari

tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat

menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa

Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. KAP Andersen tidak

mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan

hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan, hal ini dimungkinkan adanya coercion atau bribery,

karena pihak Gedung Putih termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat juga di indikasikan terlibat

dalam kasus Enron ini .

3.      Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik- The big six- yang melakukan Audit

terhadap laporan keuangan Enron Corp. tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan

Enron, KAP Andersen telah melakuklan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan

dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan

dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan

munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan

internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas

Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai

akuntan independen dengan melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu

menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan (deception of information)


3.2 Dampak Kecurangan Enron Terhadap Profesi Akuntan

1.         Profesi akuntan publik saat ini sedang mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis dari masyarakat

umum akibat terjadinya skandal-skandal besar di negara maju seperti AS yaitu kasus Enron dan

WorldCom.

2.         Akibat kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi jatuh terutama disebabkan

oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP terbesar di dunia di dalam skandal tersebut.

3.         Akuntan Publik tidak lagi dipandang sebagai profesi yang unik melainkan sebagai industri yang

tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sempit.

4.         Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan kepercayaan masyarakat

terhadap profesi akuntan publik.

Contoh yang paling nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang merekomendasikan

pembentukan badan pengawas akuntan publik di pasar modal. Indonesia sendiri tidak terlepas

dari pengaruh skandal tersebut sehingga berbagai pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah

membahas pengawasan kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di pasar modal

Indonesia.

Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi acuan agar tidak

sampai terulang di Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk auditor eksternalnya perusahaan

harus memiliki kriteria yang mampu meminimalkan resiko manipulasi audit.

3.3Dampak Negatif Kasus Enron Bagi Indonesia

Prasetio, Utomo & Co, member akuntan publik Arthur Andersen di Indonesia, belum

mendapat pengaruh bangkrutnya Enron. Country Managing Partner Arthur Andersen Indonesia,
Soemarso Slamet Rahardjo mengatakan akan mengikuti kantor pusat berkaitan dengan soal

merger.

BAB IV
PENUTUP

4.1       Kesimpulan
                                                                                  
            Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah
melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan
bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan
bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan
KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai
kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn
KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari
masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur
Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.
Kesimpulan yang bisa diambil dar ketiga sumber yang saya kutip kurang lebih sama seperti yang
saya simpulkan.
Salah satunya adalah kesimpulan yang saya kutip dari blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi
Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47 yang berisi sebagai berikut :
• Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik bisnis yang
sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion, bribery) dan keluar dari
prinsif good corporate governance.Akhirnya Enron harus menuai suatu kehancuran yang tragis
dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.
• KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan
profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab
terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui Deception, discrimination of
information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup disamping harus
mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.

Anda mungkin juga menyukai