Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi
negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor
Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya
dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact).
Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham
berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai
KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk
memberikan suatu fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent
dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron
telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan
melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP
Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak
etis? Adalah hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak
pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum.
Kasus Enron di Amerika Serikat yang berujung pada bubarnya Kantor Akuntan
Publik ternama di dunia Arthur Andersen telah menyurutkan kepercayaan publik terhadap
laporan keuangan perusahaan yang hanya menitik beratkan pada kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba saja. Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-nutupi
utang. KAP Arthur Andersen sebagai auditor independen ikut berperan dalam menyusun
pembukuan Enron. Independensi auditor adalah sebuah sikap mental auditor yang wajib
dimiliki oleh auditor. Sehingga seringkali para pengguna laporan keuangan selalu
mempertanyakan apakah auditor bisa independen dalam menjalankan tugasnya. Auditor
adalah orang atau profesi yang mendapatkan penghasilan dari klien yang mereka audit.

Dengan mengacu pada latar belakang diatas, penulis mencoba memaparkan


kembali Praktik Kecurangan yang dilakukan Enron Corporation yang melibatkan Kantor
Akuntan Publik ( KAP ) Arthur Anderson di Amerika Serikat yang berakibat pada
menurunnya kepercayaan Investor terhadap integritas penyajian laporan keuangan,
karena kehilangan Independensi Auditor.
1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kronologis, Motive / Penyebab Terjadinya Kasus Enron Corporation &
KAP Arthur Andersen?
2. Siapa Saja Pihak - Pihak Yang Terlibat Didalam Kasus Enron Corporation & KAP
Arthur Andersen?
3. Bagaimana Dampak Akibat Dari Kasus Enron Corporation & KAP Arthur Andersen?

1.3

Manfaat Penulisan Makalah


1. Dapat Mengetahui Kronologis,

Motive / Penyebab Terjadinya Kasus Enron

Corporation & KAP Arthur Andersen.


2. Dapat Mengetahui Pihak - Pihak Yang Terlibat Didalam Kasus Enron Corporation &
KAP Arthur Andersen.
3. Dapat Mengetahui Dampak Akibat Dari Kasus Enron Corporation & KAP Arthur
Andersen?
1.4

Tujuan Penulisan Makalah


1. Mampu Menjelaskan Bagaimana Kronologis, Motive / Penyebab Terjadinya Kasus
Enron Corporation & KAP Arthur Andersen.
2. Mampu Menjelaskan Siapa Saja Pihak - Pihak Yang Terlibat Didalam Kasus Enron
Corporation & KAP Arthur Andersen.
3. Mampu Menjelaskan Bagaimana Dampak Akibat Dari Kasus Enron Corporation &
KAP Arthur Andersen.

BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1

Kronologis, Motive / Penyebab Terjadinya Kasus Enron Corporation & KAP


Arthur Enderson
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas
alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas yang didirikan pada tahun 1985 oleh
Kenneth Lay. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan
diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya
dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future
transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Kasus Enron
mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun
2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan
menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari
Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh
dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan
energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $
31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya
manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal
perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan
perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut
melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
hancurnya Enron (debacle), penulis dapat mengkemukakan sebagai berikut:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan
dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa
di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi
dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan.

a.

Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah
partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik

b.
3.

Direktur

keuangan

Enron

berasal

dari

KAP

perusahaan.
Andersen.

c.
Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan,
mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis
enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai

4.

klien KAP Andersen.


Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan
dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001.
CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi
atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk
mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.
Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-

5.

hal yang serius yang perlu diperhatikan.


Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi
$393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth
Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek
yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya
akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang
sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644
juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1
miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-

perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.


6. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat
hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan
pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang
dalam jumlah yang sama.

7.

Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron

8.

(penghambatan terhadap proses peradilan


Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.

9.

Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah

berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
10. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan
tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4
Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
11. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar
untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
12. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron
dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga
pemerintahan di Amerika.
13. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen
bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
14. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa
kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan
pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam
kasus Enron.
15. Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut
untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP
Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan
membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun
manajemen baru.
16. Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari
jabatannya.
17. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak
sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan
hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi
kasus KAP Andersen dan Enron .

18. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
19. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah
telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.
2.2

Pihak - Pihak Yang Terlibat Didalam Kasus Enron Corporation


Arthur Enderson

& Kap

Pihak-pihak yang terlibat didalam kasus Enron adalah :


1. Kenneth Lay adalah seseorang yang telah mendirikan Enron, tetapi dia
membangun Enron dengan banyak hutang kepada pihak lain. Dia juga
termasuk orang yang licik karena diam-diam telah menjual saham yang ia
miliki.
2. Jeffrey Skilling (Mantan Presiden, dan COO). Jeffrey Skilling ini adalah
seorang yang sangat pintar. Ia bersama Andrew Fastow memanipulasi laporan
keuangan Enron. Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli keuangan,
untuk bekerja sama membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat Berharga
(SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode menilai pada harga
pasar (mark to market) untuk diberlakukan untuk perusahaannya.
3. Andrew Fastow (Mantan CFO). Dia memanipulasi untuk membentuk anak
perusahaan yang hanya dipakai oleh Enron untuk mendapatkan pinjaman dana
dari bank. Sehingga dalam laporan keuangan yang dimiliki oleh Enron tidak
mengalami penambahan hutang. Dia jugalah yang mencoba memecat Sherron
Watkins karena mengutarakan apapun yang ia tahu tentang praktek akuntansi
perusahaan.
4. Board of Directors. Dewan Direksi Enron telah gagal dalam melidungi
pemegam saham Enron dan memberikan konstribusi pada kejatuhan
perusahaan publik terbesar ketujuh di AS,dengan membiarkan Enron terlibat
dalam praktik akuntansi beresiko. Padahal Dewan mengetahui hal ini tetapi
lebih memilih untuk menutup mata dan merugikan pemegang saham,
karyawan, dan bagian lain yang menyangkut didalam perusahaan Enron.
5. Karyawan Enron. Enron memaksa karyawannya untuk mengelola dana
pensiun, dimana diharuskanpembelian saham perusahaan sebagai dana
pensiun, karyawan percaya atas reputasi perusahaan. Tujuan Enron adalah
menaikan harga saham perusahaan dengan cara ini. Banyak sekali kerugian
6

yang dialami para karyawan. Baik financial maupun moral. Karyawan Enron
juga banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.
6. Sheron Wattkins Sherron adalah seorang akuntan profesional yang kompeten
dan telah bekerja untuk Arthur Andersen selama bertahun-tahun sebelum
bergabung dengan Enron. Dia mengeluhkan praktik akuntansi agresif yang
dilakukan oleh Enron.
2.3

Dampak Akibat Dari Kasus Enron Corporation & KAP Arthur Enderson
A. Kasus

ini

memberikan

dampak

di

Amerika

bahkan

di

Indonesia.

Seperti yang saya kutip dari sumber yang sama (blog yang Diposkan oleh Dr.
Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47), kasus ini mempunyai implikasi
terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi praktik bisnis di Amerika
Serikat antara lain :
1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk
melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas
pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk
pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) yang
bertugas:

Mendaftar

KAP

Menetapkan

atau

yang

mengaudit

mengadopsi

standar

perusahaan
audit,

publik

pengendalian

mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan.

Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings,

dan mengenakan sanksi jika perlu.


Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan

standar professional di KAP.


Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB,
standar professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan

audit perusahaan publik.


2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act

Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang

memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut


ini adalah sejumlah jasa non audit yang dilarang :
1. Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
7

2. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.


3. Jasa appraisal dan valuation
4. Opini fairness
5. Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
6. Broker, dealer, dan penasihat investasi
Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit
committee ini karena definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada,
maka seluruh dewan komisaris menjadi audit committee.
Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah
memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut
kepada klien tersebut.
KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang
digunakan,

alternatif perlakuan-perlakuan akuntansi yang

sesuai standar dan telah dibicarakan dengan manajemen

perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.


KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP

tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.


3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat
menghalangi

investigasi

pemerintah

kepada

perusahaan

yang

menyatakan bangkrut. Selain itu, kini CEO dan CFO harus membuat
surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang mereka laporkan
adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang
dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai
tambahan, menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang
melakukan pelanggaran ini.
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001
merevisi kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi
whitstleblower sebagai berikut para profesional dituntut bukan hanya
bersikap profesional dalam kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi
profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat masyarakat

akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak


sesuai dengan hukum yang berlaku.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform
yang melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa
konsultasi lainnya kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP
yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon
Committe SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres
menyusun Undang-Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public
melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan

terhadap pedoman

corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock
Exchange (NYSE), menyerukan bahwa auditor internal harus lebih
mempertajam peran dalam pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko,
dan mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan
untuk memiliki fungsi audit intern (James : 2003).
B. Adapun dampak lain dari kasus ini yang saya kutip dari sebuah artikel yang
berjudul

Audit

Eksternal

dan

Hubungannya

dengan

Komite

Audit

(Oleh IKAI ) . Dalam artikel tersebut dijelaskan menurut Agus Kretarto-Anggota


Komite Audit PT Bank BII, Tbk dalam pembahasannya tentang Kriteria
Pemilihan Auditor Eksternal menjelaskan bahwa profesi akuntan publik saat ini
sedang mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis dari masyarakat umum akibat
terjadinya skandal-skandal besar di negara maju seperti AS yaitu kasus Enron dan
WorldCom. Akibat kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi
jatuh terutama disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP
terbesar di dunia di dalam skandal tersebut. Akuntan Publik tidak lagi dipandang
sebagai profesi yang unik melainkan sebagai industri yang tidak lepas dari
kepentingan bisnis yang sempit.
Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan kepercayaan
masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Contoh yang paling nyata adalah
inisiatif Sarbanes-Oxley yang merekomendasikan pembentukan badan pengawas
akuntan publik di pasar modal. Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh
9

skandal tersebut sehingga berbagai pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah
membahas pengawasan kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di
pasar modal Indonesia.
Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi
acuan agar tidak sampai terulang di Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk
auditor eksternalnya perusahaan harus memiliki kriteria yang mampu
meminimalkan resiko manipulasi audit.

C. Kasus ini juga berdampak di Indonesia, seperti yang saya kutip dari Jumat,
05 April 2002 | 10:27 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta dengan judul Arthur
Andersen Indonesia Belum Terpengaruh Enron.
Berikut adalah kutipan dari artikel tersebut :
TEMPO Interaktif, Jakarta:Prasetio, Utomo & Co, member akuntan publik Arthur
Andersen di Indonesia, belum mendapat pengaruh bangkrutnya Enron. Country
Managing Partner Arthur Andersen Indonesia, Soemarso Slamet Rahardjo, di
kantornya, Jumat (5/4), juga mengatakan akan mengikuti kantor pusat berkaitan
dengan soal merger. Kami tetap bekerja seperti biasa tanpa gangguan, dengan
dukungan infrastruktur dan administratif penuh dari jaringan global maupun
regional Andersen Worldwide, katanya.
Arthur Andersen LLP member di Amerika Serikat dianggap ikut bersalah
dalam kebangkrutan Enron. Akibatnya, Member Arthur Andersen di beberapa
negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan
KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan
Deloitte Touche Tohmatsu.
Soemarso mengatakan di Amerika Serikat, sejumlah kliennya tidak lagi
menggunakan Andersen sebagai konsultannya akibat kasus Enron. Kalau
Indonesia, seperti saya katakan, secara bisnis masih bisa dipertahankan, katanya.
Belum ada klien yang drop gara-gara kasus Enron.
Ia mengatakan perkembangan terakhir yang terjadi pada Andersen LLP dapat
mempengaruhi hubungan kerjasama perusahaan yang berdiri sejak 1968 itu
10

dengan Andersen. Tapi, katanya, Sampai saat ini kami masih bekerjasama
dengan Andersen.
Tapi jika Andersen di Amerika Serikat kondisinya tidak membaik, katanya, Mau
tidak mau kita juga nantinya terpaksa harus merger.
Ia mengatakan Arthur Andersen Indonesia, yang memiliki lebih dari 1000
eksekutif, akan mengikuti kebijakan pusat. Dengan siapa [kita merger], kita
ikutin, katanya. Alasannya, jika merger sendiri, meskipun berhak, nilainya akan
dipandang kecil.
Ia juga mengatakan dirinya dan sekitar 40 partner Prasetio Utomo akan terus
mengkaji dengan hati-hati beberapa opsi sambil mencermati perkembangan di AS.
Pada waktunya nanti, lanjut dia, Prasetio Utomo akan membuat keputusan yang
sebaik-baiknya untuk melindungi kepentingan karyawan. (Seandainya merger)
Tidak ada pemutusan hubungan kerja. Tidak ada itu, tegasnya.
Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah.
Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal edisi Jumat (5/4), klien-klien
Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10
persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst &
Young (28 persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau
mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40 persen.
Prasetio, Utomo&Co didirikan tahun 1968. Pada awal pendiriannya, firm ini
bekerja sama dengan SGV Group (Sycip, Gorres, Velayo) yang berbasis di
Manila, Filipina. Pada saat itu, SGV Group merupakan KAP independen yang
memiliki jaringan terbesar di Asia Timur. Pada tahun 1985, SGV Group
bergabung menjadi mitra Arthur Andersen & Co., Societe Cooperative, yang
diikuti pula oleh Prasetio Utomo. (Ucok Ritonga-Tempo News Room).

11

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas
bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang
seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena
perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut
dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri
kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP
tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana
mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.

3.2

Saran
Kembali lagi pada teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang
melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu
opportunity; pressure; dan rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari
12

melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya. Jadi saran kami
untuk masalah kecurangan pada laporan keuangan suatu perusahaan seperti halnya kasus
Enron ini yaitu dengan meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya
karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi
terhadap kepercayaan publik (public trust) dan tindakan yang selalu didasari dengan
keimanan yang kuat akan menuai kebaikan dalam arti untuk melakukan suatu kecurangan
adalah hal yang tidak akan mungkin dilakukan, In Shaa Allah.

13

Anda mungkin juga menyukai