Anda di halaman 1dari 13

CORPORATE GOVERNANCE

KASUS ENRON DAN WORLDCOM

Dosen Pengampu :

Juwenah,SE,.M.Si

Disusun Oleh :

Hana Muthiah (114040001)

Syifa Nurul Fitriana (114040013)

Eva Seviyana (114040019)

Nanda Dwi Mahendra (114040022)

Wulan Firdayati (114040039)

Kelas : Akuntansi 3A

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON


Jalan Pemuda No.32 telp.(0231)236745 , 206558 Ext.214,215 Cirebon 45132

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Kasus Enron dan Worldcom.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah CORPORATE GOVERNANCE di
program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Juwenah,SE,.M.Si.
selaku dosen mata kuliah CORPORATE GOVERNANCE dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Kami menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan


kekurangan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan,
pengetahuan, dan pengalaman yang kami miliki, namun demikian banyak
pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakakan dokumen
atau sumber informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dalam pembuatan
makalah dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya.

Cirebon, Desember 2016


Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kasus Enron


2.1.1 Profil Perusahaan Enron
2.1.2 Kasus Enron Secara Singkat
2.1.3 Sekilas tentang KAP Arthur Andersen
2.2 Kasus WorldCom
2.2.1 Profil Perusahaan WorldCom
2.2.2 Kasus WorldCom Secara Singkat
2.2.3 Disahkannya SOX
2.3 Dampak Akibat Kasus Enron dan WorldCom

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 1985, Enron didirikan oleh Kenneth Lay melalui merger antara Houston
Natural Gas dan InterNorth. Perusahaan yang bergerak di bidang Energy tersebut melakukan
penjualan listrik dengan menggunakan harga pasar pada awal tahun 1990. Adanya hasil
Kongres Amerika Serikat yang memutuskan untuk melakukan deregulasi penjualan gas alam
telah menyebabkan Enron mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan. Enron
merupakan penjual gas alam terbesar pada tahun 1992 di Amerika Utara, kontrak penjualan
gas Enron menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $122 juta, dan merupakan penyumbang
kedua terbesar dalam laba usaha perusahaan.
Worldcom adalah sebuah perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama
tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi
lain. Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat worldcom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang
telekomunikasi jarak jauh yang mengukuhkan posisi Worldcom menjadi operator no 1 dalam
infrastruktur internet. WorldCom adalah salah satu pionir di balik booming telekomunikasi di
AS, yang menjadi besar karena mengakuisisi banyak perusahaan kecil-kecil. Akuisisi itu
membuat WorldCom yang hanya berskala kecil melejit menjadi perusahaan besar berskala
dunia. Namun, pada saat yang sama, WorldCom terbebani utang 30 milyar dollar AS.
1.2 Rumusan Masalah
1. Kasus apa yang dihadapi oleh PT Enron?
2. Kasus apa yang dihadapi oleh PT Worldcom?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kasus yang ada pada PT Enron.
2. Untuk mengetahui bagaimana kasus yang ada pada PT WorldCom.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kasus Enron


2.1.1. Profil Perusahaan Enron
Pada tahun 1985, Enron didirikan oleh Kenneth Lay melalui merger antara
Houston Natural Gas dan InterNorth. Perusahaan yang bergerak di bidang
Energy tersebut melakukan penjualan listrik dengan menggunakan harga pasar
pada awal tahun 1990. Adanya hasil Kongres Amerika Serikat yang memutuskan
untuk melakukan deregulasi penjualan gas alam telah menyebabkan Enron
mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan. Enron merupakan penjual
gas alam terbesar pada tahun 1992 di Amerika Utara, kontrak penjualan gas Enron
menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $122 juta, dan merupakan penyumbang
kedua terbesar dalam laba usaha perusahaan.
Dalam upaya untuk memperluas pertumbuhan bisnis perusahaan, Enron
menerapkan strategi bisnis diversifikasi. Perusahaan tersebut memiliki dan
mengoperasikan berbagai 9ontr meliputi gas pipelines, electricity plants, pulp
and paper plants, water plants, dan broadband services. Perkembangan pesat
Enron telah menyebabkan harga saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan
sebesar 311% dari awal tahun 1990 sampai akhir tahun 1998. Pada tahun 1999
harga saham mengalami kenaikan sebesar 56% dan pada tahun 2000 sebesar
87%. Harga saham per lembar perusahaan adalah sebesar $83.13.
Dari hasil survey majalah Fortune tentang Most Admired Company, Enron
dinobatkan sebagai the Most Innovative Company di Amerika. Pada tahun 2001,
Enron telah menjadi konglomerat yang memiliki dan mengoperasikan gas
pipelines, electricity plants, pulp and paper plants, water plants, dan broadband
services berskala internasional, dan sahamnya diperdagangkan secara luas di
pasar modal.
Sepanjang akhir periode 1990-an, saham Enron naik secara perlahan-lahan
di NYSE, dengan rentang perdagangan $20-$40. Dalam beberapa bulan awal
tahun 2000 harga saham Enron melonjak menjadi $70 dan mencapai puncaknya
pada Agustus 2000 pada harga $90,56 dan menutup tahun dengan harga saham
mendekati $80. Pada tahun 2001, tren tersebut menurut secara finansial hingga
suatu titik dimana saham Enron sebenarnya sudah tidak berharga lagi. Pada
tanggal 2 April 2002, saham Enron hanya bernilai 24 sen pada pasar over-the-
counter.

2.1.2. Kasus Enron Secara Singkat


Secara fakta berdasarkan sumber terpercaya dari berbagai informasi yang
berkaitan dengan penyebab hancurnya Enron,dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan
out sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan. Pihak-
pihak yang terlibat didalam kasus Enron adalah :
i. Kenneth Lay adalah seseorang yang telah mendirikan Enron, tetapi dia
membangun Enron dengan banyak hutang kepada pihak lain. Dia juga
termasuk orang yang licik karena diam-diam telah menjual saham yang ia
miliki.
ii. Jeffrey Skilling (Mantan Presiden, dan COO). Jeffrey Skilling ini adalah
seorang yang sangat pintar. Ia bersama Andrew Fastow memanipulasi
laporan keuangan Enron. Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli
keuangan, untuk bekerja sama membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat
Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode
menilai pada harga pasar (mark to market) untuk diberlakukan untuk
perusahaannya.
iii. Andrew Fastow (Mantan CFO). Dia memanipulasi untuk membentuk anak
perusahaan yang hanya dipakai oleh Enron untuk mendapatkan pinjaman
dana dari bank. Sehingga dalam laporan keuangan yang dimiliki oleh
Enron tidak mengalami penambahan hutang. Dia jugalah yang mencoba
memecat Sherron Watkins karena mengutarakan apapun yang ia tahu
tentang praktek akuntansi perusahaan.
iv. Board of Directors. Dewan Direksi Enron telah gagal dalam melidungi
pemegam saham Enron dan memberikan konstribusi pada kejatuhan
perusahaan 9ontro terbesar ketujuh di AS,dengan membiarkan Enron
terlibat dalam praktik akuntansi beresiko. Padahal Dewan mengetahui hal
ini tetapi lebih memilih untuk menutup mata dan merugikan pemegang
saham, karyawan, dan bagian lain yang menyangkut didalam perusahaan
Enron.
v. Karyawan Enron. Enron memaksa karyawannya untuk mengelola dana
pensiun, dimana diharuskan pembelian saham perusahaan sebagai dana
pensiun, karyawan percaya atas reputasi perusahaan. Tujuan Enron adalah
menaikan harga saham perusahaan dengan cara ini. Banyak sekali
kerugian yang dialami para karyawan. Baik financial maupun moral.
Karyawan Enron juga banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.
vi. Sheron Wattkins. Sherron adalah seorang akuntan yang kompeten dan
telah bekerja untuk Arthur Andersen selama bertahun-tahun sebelum
bergabung dengan Enron. Dia mengeluhkan praktik akuntansi agresif yang
dilakukan oleh Enron.
2) Dalam laporan keuangan Enron disebutkan bahwa laba bersih Enron
telah meningkat naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya.
CEO Enron, Kenneth Lay, tidak menjelaskan secara detail tentang
pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense)
sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil pada periode
tersebut menjadi rugi $644 juta. Pada tanggal 2 Desember 2001 terungkap
bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari
satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini, nilai investasi dan laba yang di
tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama. Enron dan KAP
Andersen dituduh telah melakukan tindakan dalam bentuk penghancuran
dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron
(penghambatan terhadap proses peradilan). Dana pensiun Enron sebagian
besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron. Sementara itu harga saham
Enron terus merosot sampai tidak ada nilainya. Dan akhirnya Enron bangkrut
dengan meninggalkan hutang sebesar US $ 31.2 milyar.
2.1.3. Sekilas tentang KAP Arthur Andersen
KAP Arthur Andersen didirikan pada tahun 1913 oleh Arthur Andersen
dan Clarence Delany sebagai Anderse Delany & Co. Perusahaan tersebut berubah
nama menjadi Arthur Andersen & Co. pada tahun 1918.Andersen memimpin
perusahaan sampai kematiannya pada tahun 1947, beliau adalah aktivis
pembentukan standar dalam akuntansi. Ketika munculnya opsi saham dalam
bentuk kompensasi, Arthur Andersen adalah KAP pertama yang mengusulkan ke
FASB bahwa opsi saham harus disertakan pada laporan biaya sehingga
berdampak pada laba bersih seperti kompensasi dalam bentuk tunai. Setelah
konsultasi IT ditetapkan pada tahun 1980, Arthur Andersen pun mengembangkan
praktek konsultasi di bidang IT tersebut, sementara KAP lain masih berfokus pada
konsultasi jasa audit. Pada akhir tahun 1990-an, Arthur Andersen telah berhasil
mengali-tigakan pendapatan per saham para partnernya.

2.2. KASUS WORLDCOM


2.2.1. Profil Perusahaan WorldCom
Worldcom adalah sebuah perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh.
Selama tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap
perusahaan telekomunikasi lain. Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998
pada saat worldcom mengambil alih perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua
terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang telekomunikasi jarak jauh yang
mengukuhkan posisi Worldcom menjadi operator no 1 dalam infrastruktur
internet. WorldCom adalah salah satu pionir di balik booming telekomunikasi di
AS, yang menjadi besar karena mengakuisisi banyak perusahaan kecil-kecil.
Akuisisi itu membuat WorldCom yang hanya berskala kecil melejit menjadi
perusahaan besar berskala dunia. Namun, pada saat yang sama, WorldCom
terbebani utang 30 milyar dollar AS.
2.2.2. Kasus WorldCom Secara Singkat
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada WorldCom
yaitu terlalu besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada
tahun 1998 Amerika mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap
infrastruktur internet berkurang. Hal ini berimbas pada pendapatan WorldCom
yang menurun sehingga pendapatan ini jauh dari yang diharapkan. Padahal untuk
biaya akuisisi dan untuk membiayai investasi infrastruktur WorldCom
menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang.
Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai
mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh dot-com buble. Pendapatan
mengalami penurunan dan utang semakin banyak. Nilai saham juga terus
mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO,
Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan
mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua
cara yang mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan line cost sebagai
pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Dan yang
kedua, mereka meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis
sebagai akun pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi.
Nilai pasar saham perusahaan WorldCom turun dari sekitar 150 milyar
dollar (januari 2000) menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini
membuatan pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi
untuk menghindari berita buruk tersebut. Dalam laporannya pada 25 Juni
WorldCom mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar
untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal. Beban jaringan adalah beban
yang dibayar oleh WorldCom kepda perusahaan lain untuk jaringan
telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi WorldCom.
Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001,
sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun
2002.berdasarkan data WorldCom $14,7 milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai
biaya.
Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, WorldCom mampu
menaikkan pendapatan atau laba. WorldCom mampu menaikan laba karena akun
beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun modal dicatat lebih tinggi karena
beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi.
Pada 25 Juni 2002, saham WorldCom dari $64,5 pada pertengahan 1999
menjadi kurang dari $2 per saham. Dan turun lagi hingga kurang dari $1 yang
akhirnya nilai sahamnya kurang dari 1 sen. Para pegawai WorldCom yang
mempunyai saham perusahaan sebagai bagian dari dana pensiun mereka juga
mengalami kerugian. Pada akhir tahun 2000 sekitar 32 % atau $642,3 juta dana
pensiun mereka berupa saham.Dan mengumumkan akan memberhentikan 17.000
karyawan dari total 85 ribu karyawan.
Pada 21 Juli 2002, WorldCom mengikuti program proteksi kebangkrutan
sementara dari departemen kehakiman Amerika serikat. WorldCom melaporkan
9ontr sebesar $103 milyar dengan total utang $41 milyar. Kebangkrutan
WorldCom merupakan kebangkrutan yang paling besar di Amerika Serikat
Pada tahun 2004 WorldCom berubah nama menjadi MCI, dan CEO
WorldCom diganti dari Ebbers menjadi John Sidgemore. Scott D. Sullivan
didakwa dengan hukuman penjara maksimum 25 tahun penjara sedangkan Ebbers
didakwa dengan hukuman penjara lebih dari 25 tahun.
2.2.3. Disahkannya SOX
Pengumuman oleh WorldCom tentang manipulasi laba akuntansi secara
besar-besaran telah memukul pasar modal, media dan juga politisi. Maka pada 30
juli 2002 disahkanlah Sarbanes-oxley act, yaitu undang-undang baru yang
mengatur reformasi tata kelola. Nama Sarbanes-oxley sendiri diambil dari dua
orang politisi.
SOX adalah hukum keamanan AS yang paling jauh jangakauannya, yang
berlaku semenjak US security Act of 1933 dan Securities Exchange Act of 1934,
yang mendorong SEC pada tahun 1934 untuk menjalankan undang-undang
tersebut. Banyak ketentuan SOX memerlukan implementasi tindakan SEC, dan
studi lebih lanjut untuk memperoleh jalan yang terbaik sebagai pedoman masa
depan.
SOX telah menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan internasional bagi
perusahaan dalam mencari akses ke pasar modal AS dan auditornya. SOX
menetapkan standar baru pada tata kelola yang akan diterapkan pada semua
perusahaan perusahaan yang telah terdaftar di SEC, yaitu yang terdaftar dibursa
saham AS termasuk perusahaan-perusahaan asing besar yang terdaftar di bursa
AS. Lebih dari 200 perusahaan terbesar di Kanada, dan banyak perusahaan
internasional besar lainnya, harus mematuhi peraturan ini.
Demikian juga SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi
akuntansi AS yang menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan Public
Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB akan mengawasi
semua KAP yang mengaudit perusahaan yang terlah terdaftar di SEC, seperti
halnya perturan akuntansi dan pengungkapan perusahaan-perusahaan tersebut.
Bencana keuangan sebelumnya, termasuk kegagalan tata kelola Enron,
Arthur Andersen, dan WorldCom, meningkatkan kesadaran di AS, Kanada,
Australia dan Inggris bahwa kerangka tata kelola harus diperbaiki. Secara khusus,
dalam rangka menghadapi krisis kredibilitas tata kelola dan mengembalikan
kepercayaan dalam system pasar modal perusahaan saat ini.
Perusahaan saat ini, tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan
masyarakat mencakup hal-hal sebagai berikut :
i. Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas dari dewa direksi,
subkomitenya, diri para direktur pribadi dan auditor.
ii. Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai
rencana dan kegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan dan pengendalian
internal untuk memastikan kepatuhan, dan kepatuhan actual, termasuk
keprihatinan para whistle-blower.
iii. Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang
memadai dan keahlian lainnya yang diperlukan.
iv. Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dpahamidan
transparan.
v. Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi kepentingan
para investor.
2.3. DAMPAK AKIBAT KASUS ENRON DAN WORLDCOM
Kasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun
regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain yaitu Pemerintah AS menerbitkan
Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan cara meningkatkan
akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan. Perubahan-perubahan
yang terdapat dalam SOX antara lain:
1) KAP dilarang memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit.
2) KAP membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum
melakukan audit.
3) Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan jasa
audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
4) KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee yang menunjukkan
praktik akuntansi yang sesuai standar ketentuan akuntansi.
5) KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer,
controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit klien tersebut
setahun sebelumnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah
melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan
bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan
keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan
menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya
bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan
mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan
meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan
keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga
berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi
sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Kesimpulan yang bisa diambil dar ketiga
sumber yang saya kutip kurang lebih sama seperti yang saya simpulkan. Salah satunya adalah
kesimpulan yang saya kutip dari blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si.,
Ak di 04:47 yang berisi sebagai berikut :

1) Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik bisnis


yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion, bribery) dan
keluar dari prinsip good corporate governance. Akhirnya Enron harus menuai suatu
kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.
2) KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan
profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari
tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui Deception,
discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup
disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.
Peran auditor sangatlah penting dalam pengendalian 9ontrol perusahaan serta sebagai
pendeteksi kecurangan. Auditor seharusnya bisa bersikap independen, menjungjung tinggi
independensi, profesionalisme dan tidak melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar
dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat. Pihak manajemen Enron dan
WorldCom telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik bisnis yang sehat dan
keluar dari prinsip good corporate governance.Dan keduanya harus mengalami suatu
kehancuran yang sangat tragis.Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan
keuntungan bagi pihak Enron dan World.Com, akan tetapi akhirnya dapat menjatuhkan
kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen dan juga Wolrd.Com.

3.2 Saran

Kasus Enron menjadi sebuah pelajaran bagi dunia bisnis di seluruh dunia. Apabila suatu
praktik atau perilaku yang dilandasi dengan ketidak-baikan akhirnya akan menuai ketidak-
baikan pula. Saran dari kelompok kami untuk entitas bisnis agar tidak jatuh seperti yang
dialami Enron :

1) Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas dan etika agar setiap perilaku senantiasa
berpijak untuk kebaikan semua.
2) Jangan melakukan hal yang dapat merugikan orang banyak untuk memperkaya diri
sendiri.
3) Saran bagi KAP Arthur Anderson :
4) Menjunjung tinggi kejujuran dan profesionalitas
5) Mematuhi kode etik menggunakan prinsip Akuntansi Berterima Umum
6) Menjaga integritas profesi dan tidak merangkap jabatan sekaligus auditor

DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/kasus-enron-dan-worldcom.html#

Anda mungkin juga menyukai