Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULAN

1.1.Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini telah membuat pertumbuhan
ekonomi mengalami banyak kemajuan yang cukup signifikan di berbagai
negara, khususnya di Indonesia. Berdirinya berbagai perusahaan tersebut
secara tidak langsung telah membantu tingkat pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Oleh karena itu, persaingan pasar akan semakin ketat. Persaingan
pasar tersebut bukan hanya terjadi pada perusahaan manufaktur, melainkan
perusahaan dagang pun ikut terkena dampak persaingan global tersebut.
Kegiatan perusahaan dagang sangat berbeda dengan perusahaan
manufaktur. Bila perusahaan manufaktur mengelola bahan baku menjadi
produk jadi, perusahaan dagang hanya membeli barang dagang untuk
kemudian dijual kembali tanpa merubah bentuk produk tersebut. Oleh karena
itu, untuk memperoleh laba yang maksimal perusahaan dagang perlu
membuat perencanaan yang lebih matang karena macam-macam biaya yang
bisa ditekan atau diminimalisir dalam perusahaan dagang lebih sedikit
daripada perusahaan manufaktur.
Untuk membantu manajer dalam perencanaan laba yang maksimal,
perlu disusun sebuah anggaran agar tujuan perusahaan untuk memaksimalkan
laba tersebut dapat lebih terarah. Selain itu, anggaran perusahaan dapat
digunakan sebagai alat pengendalian manajemen agar target yang telah
direncakan dapat dicapai.
Operasional yang berbeda dengan perusahaan manufaktur berpengaruh
juga terhadap jenis anggaran yang disusun dalam perusahaan dagang.
Anggaran perusahaan dagang terdiri dari anggaran penjualan, anggaran
pembelian, anggaran biaya operasional, anggaran kas, anggaran laba rugi, dan
anggaran neraca. Keenam anggaran tersebut sangat berguna bagi manajemen
agar kegiatan operasional perusahaan lebih terarah mendekati target
perusahaan.

1
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.2.1. Bagaimana siklus dan prosedur penganggaran perusahaan dagang?
1.2.2. Bagaimana anggaran penjualan dalam perusahaan dagang?
1.2.3. Bagaimana anggaran pembelian dalam perusahaan dagang?
1.2.4. Bagaimana anggaran biaya operasional dalam perusahaan dagang?
1.2.5. Bagaimana anggaran kas dalam perusahaan dagang?
1.2.6. Bagaimana anggaran laba rugi dalam perusahaan dagang?
1.2.7. Bagaimana anggaran neraca dalam perusahaan dagang?

1.3.Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah:
1.3.1. Mengetahui siklus dan prosedur penganggaran perusahaan dagang.
1.3.2. Mengetahui anggaran penjualan dalam perusahaan dagang.
1.3.3. Mengetahui anggaran pembelian dalam perusahaan dagang.
1.3.4. Mengetahui anggaran biaya operasional dalam perusahaan dagang.
1.3.5. Mengetahui anggaran kas dalam perusahaan dagang.
1.3.6. Mengetahui anggaran laba rugi dalam perusahaan dagang.
1.3.7. Mengetahui anggaran neraca dalam perusahaan dagang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Siklus dan Prosedur Penganggaran Perusahaan Dagang


2.1.1. Pengertian Perusahaan Dagang
Menurut Kieso et al (2007) perusahaan dagang yaitu
perusahaan yang pada umumnya membeli barang jadi yang siap untuk
dijual kembali dan dicatat sebagai persediaan barang dagangan.
Menurut Catur Sasongko dan Safrida Rumondang Parulian
(2010), perusahaan dagang adalah perusahaan dengan kegiatan utama
usahanya adalah membeli barang dagang dari pemasok kemudian
langsung menjualnya kepada pelanggan tanpa ada perubahan yang
siginifikan terhadap barang dagang.
Selain itu, Nafarin (2004) berpendapat bahwa perusahaan
dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli barang untuk
langsung dijual, sehingga dalam perusahaan dagang terdapat anggaran
pembelian barang dagangan dan anggaran penjualan barang dagangan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perusahaan
dagang adalah perusahaan yang membeli barang untuk dijual kembali
tanpa mengubah bentuk barang yang dibeli tersebut.

2.1.2. Anggaran Perusahaan Dagang


Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang
untuk dijual tanpa mengubah bentuk barang yang dibeli tersebut.
Penyusunan anggaran perusahaan dagang lebih sederhana
dibandingkan dengan penyusunan anggaran pada perusahaan
manufaktur karena dalam perusahaan dagang tidak terdapat istilah
bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik, produk jadi, dan
produk dalam proses. Produk jadi dan bahan baku terdapat dalam
perusahaan manufaktur, sedangkan barang dagangan terdapat dalam
perusahaan dagang. Sehingga, manajemen harus mengadakan estimasi

3
persediaan awal dan akhir barang dagangan agar dapat dibuat
anggaran pembelian barang dagangan.
Perusahaan dagang yang besar pada umumnya memiliki tiga
divisi besar yaitu divisi operasi, divisi pemasaran dan divisi
administrasi. Divisi operasi bertugas mengadakan pembelian dan
penjualan barang dagangan serta menentukan harga pokok barang
dagang yang dijual. Divisi pemasaran mencari pelanggan atau mencari
order, sedangkan divisi administrasi menyajikan laporan kinerja
perusahaan.
Secara umum, anggaran perusahaan dagang terdiri dari
anggaran operasional dan anggaran keuangan atau keduanya biasa
disebut anggaran induk. Anggaran operasional merupakan rencana
kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan utama perusahaan
dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu.
Sedangkan anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan
dengan rencana pendukung aktivitas operasi perusahaan. Berikut ini
digambarkan klasifikasi anggaran perusahaan dagang.

Anggaran Anggaran Kas


Penjualan

Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran


Operasional Pembelian Keuangan Laba Rugi

Anggaran Biaya Anggaran


Operasional Neraca

2.1.3. Siklus Penganggaran Perusahaan Dagang.


Anggaran Penjualan
Anggaran Pembelian
Anggaran Biaya Operasional
Anggaran Kas
Anggaran Laba Rugi
Anggaran Neraca

4
Siklus penganggaran perusahaan dagang dimulai dari penyusunan
anggaran penjualan, dimana data unit barang dagang yang akan dijual
digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran pembelian. Setelah
membuat anggaran pembelian, kemudian disusun anggaran biaya
operasional yang terdiri dari anggaran biaya pemasaran dan anggaran
administrasi umum. Setelah menyusun anggaran biaya operasional,
kemudian disusun anggaran kas untuk merencanakan arus kas masuk
dan arus kas keluar.
Anggaran penjualan, anggaran pembelian, anggaran biaya
operasional, dan anggaran kas digunakan sebagai dasar penyusunan
anggaran laba rugi. Sedangkan anggaran penjualan, anggaran
pembelian, anggaran kas, dan anggaran laba rugi digunakan sebagai
dasar penyusunan anggaran neraca.

2.1.4. Prosedur Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang


Pada bab sebelumnya telah dibahas penganggaran untuk
perusahaan manufaktur dimana di dalamnya terdapat anggaran biaya
bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, dan anggaran BOP. Pada
bab ini akan dibahas penganggaran perusahaan dagang yang meliputi
transaksi pembelian, penjualan. Transaksi tersebut akan
mempengaruhi kas dan persediaan barang dagangan.
Prosedur penyusunan anggaran pada perusahaan dagang
adalah sebagai berikut:

5
1. Penentuan Pedoman Anggaran
Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen
puncak (direktur atau komisaris) melakukan dua hal,yaitu:
a. Menetapkan rencana besar perusahaan seperti tujuan kebijakan
asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.
b. Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari
direktur sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekretaris,
dan manajer lainnya sebagai angggota.
2. Persiapan Anggaran
Manajer operasional sebelum menyusun anggaran penjualan
(sales budget) terlebih dahulu menyusun ramalan penjualan (sales
forecast).
a. Setelah menyusun ramalan penjualan, manajer operasional
bekerja sama dengan manajer umum dan manajer keuangan
untuk menyusun :
Anggaran penjualan
Anggaran pembelian
Anggaran beban pemasaran

6
b. Manajer umum bekerja sama dengan manajer keuangan
menyusun:
Anggaran beban administrasi dan umum
c. Setelah itu manajer keuangan bekerja sama dengan manajer
lainnya menyusun:
Anggaran kas
Anggaran laba rugi
Anggaran neraca
3. Penentuan Anggaran
Pada tahap penentuan anggaran semua manajer beserta direksi
mengadakan rapat kegiatan :
a. Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap
komponen anggaran
b. Koordinator dan penelaahan komponen anggaran
c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran.
4. Pelaksanaan Anggaran
Untuk kepentingan pengawasaan setiap manajer membuat
laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan
realisis anggaran disampaikan pada direksi.

2.2. Anggaran Penjualan


2.2.1. Pengertian Anggaran Penjualan
Kegiatan penjualan memegang peranan penting dalam
meningkatkan penjualan. Tidak ada satu pun perusahaan yang mampu
bertahan apabila perusahaan tersebut tidak mampu menjual barang
atau jasa yang dihasilkannya. Menjual (sell) berarti menyerahkan
sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada saat tertentu.
Penjualan (selling) berarti proses menjual, yaitu dari kegiatan
penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ke tangan
konsumen (pembeli). Penjualan (sales) adalah hasil penjualan atau

7
hasil proses menjual. Anggaran penjualan berarti anggaran hasil
penjualan atau anggaran hasil proses menjual.
Anggaran penjualan adalah rencana tertulis yang dinyatakan
dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode
tertentu (M. Nafarin, 2007:166). Selain itu, menurut Darsono dan Ari
Purwanti (2008:15) anggaran penjualan adalah rencana pendapatan
(revenue) perusahaan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih.
Sedangkan, menurut M. Munandar (2000:49) anggaran penjualan
adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di
dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan
dijual, jumlah (kuantitas) yang akan dijual, harga barang yang akan
dijual, waktu penjualan serta tempat atau daerah penjualannya.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran
penjualan adalah rencana tertulis yang menginformasikan berapa
harga dan jumlah produk yang akan dijual oleh perusahaan pada
periode tertentu. Anggaran penjualan merupakan titik awal dari
menyusun anggaran karena merupakan anggaran dasar penyusunan
anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran jualan sering disebut
anggaran kunci. Berhasil tidaknya sebuah perusahaan bergantung
pada keberhasilan bagian penjualan dalam meningkatkan
penjualannya. Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai
tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam
penyusunan anggaran penjualan mengakibatkan kesalahan pada
anggaran yang lain. Sebelum menyusun anggaran jualan, biasanya
dibuat ramalan penjualan (sales forecast). Selain itu, perlu juga
dipertimbangkan faktor yang dapat berpengaruh terhadap penjualan
misalnya musim lebaran atau yang lainnya.
2.2.2. Tujuan Anggaran Penjualan
Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2000:174), tujuan
anggaran penjualan yaitu:

8
a. Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan dimasa
datang.
b. Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke
dalam proses perencanaan.
c. Untuk memberikan informasi dalam profit planning control.
d. Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan
penjualan yang dilakukan.

2.2.3. Kegunaan Anggaran Penjualan


Kegunaan anggaran penjualan antara lain:
a. Sebagai dasar untuk penyusunan semua anggaran perusahaan
(anggaran pembelian, anggaran biaya operasional, anggaran kas,
anggaran laba rugi, dan anggaran neraca).
b. Memberi informasi mengenai perkiraan penjualan yang dilakukan
perusahaan.
c. Mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk
bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien.

2.2.4. Fungsi Anggaran Penjualan


Secara umum, semua anggaran termasuk anggaran penjualan,
mempunyai empat fungsi pokok, yaitu:
a. Sebagai alat perencanaan penjualan barang dagangan.
Anggaran penjualan digunakan sebagai alat perencanaan
mengenai berapa harga dan jumlah produk yang akan dijual
perusahaan.
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar
semua bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling
menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju
sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran
jalannya perusahaan dapat lebih terjamin.

9
c. Sebagai alat pelaksanaan kerja.
Dengan adanya anggaran maka karyawan dapat melaksanakan
tugas dan kewajibannya agar sesuai dengan target dan rencana
dalam anggaran.
d. Sebagai alat pengawasan manajemen.
Pelaksanaan pengendalian berkaitan erat dengan anggaran karena
dalam anggaran terdapat sasaran yang ingin dicapai oleh setiap
pelaksana anggaran. Dengan adanya pengendalian, manajemen
perusahaan dapat melakukan analisis dan penelitian terhadap
kemungkinan dari penyimpangan tersebut dilakukan tindakan
koreksi dengan segera yang disesuaikan situasi dan kondisi intern
maupun ekstern perusahaan. Dengan demikian, efektivitas
penjualan dapat tercapai dengan cara membandingkan dan
menganalisis antara anggaran penjualan dengan aktualnya,
sehingga nampak penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan-
penyimpangan tersebut digunakan sebagai dasar evaluasi dan
prestasi yang dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.

2.2.5. Penyusunan Anggaran Penjualan


Dasar-dasar penyusunan anggaran :
a. Menyusun tujuan perusahaan
b. Menyusun strategi perusahaan
c. Menyusun forecast penjualan yaitu semua teknik untuk
memproyeksikan tingkat permintaan konsumen potensial pada
suatu tahun tertentu dengan asumsi tertentu.
Contoh kasus penyusunan anggaran penjualan:
Toko Snack Gurih Gurih Nyoy merupakan sebuah toko snack
yang menjual Potato dan Pangsit. Pemilik toko tersebut akan
menyusun anggaran pada triwulan kedua tahun 2016 yakni bulan

10
April, Mei, dan Juni. Untuk keperluan penyusunan, digunakan data-
data sebagai berikut:
Unit penjualan yang dianggarkan pada bulan April yaitu: Potato
510 bungkus dan Pangsit 360 bungkus. Setiap bulan, penjualan
untuk Potato diperkirakan naik sebesar 20 unit dan untuk
Pangsit naik sebesar 100 unit.
Harga untuk Potato Rp4000 per unit, dan Pangist Rp3000 per
unit.
Seluruh penjualan dilakukan sebagian tunai dan sebagian kredit.
Penjualan dilakukan 70% secara tunai, dan sisanya 30% secara
kredit dibayar bulan yg akan datang.
Diketahui anggaran penjualan bulan Maret 2016 sebesar
Rp3.100.000.

Toko Snack Gurih Gurih Nyoy


Anggaran Penjualan
Untuk Periode Triwulan Kedua Tahun 2016
(dalam Rp)

April Mei Juni


Jenis Qty Harga Total Qty Harga Total Qty Harga Total
Snack
Potato 510 4.000 2.040.000 530 4.000 2.120.000 550 4.000 2.200.000
Pangsit 360 3.000 1.080.000 460 3.000 1.380.000 560 3.000 1.680.000
TOTAL 3.120.000 3.500.000 3.880.000

Jadi secara ringkas, anggaran penjualan Toko Gurih Gurih Nyoy pada
triwulan kedua tahun 2016 dapat ditampilkan seperti berikut:

Keterangan April Mei Juni Triwulan II


Anggaran Penjualan 3.120.000 3.500.000 3.880.000 10.500.000

11
Anggaran Kas Masuk yang berasal dari penjualan snack Potato dan
Pangsit yaitu:
Perhitungan untuk membuat anggaran kas masuk yang berasal dari penjualan
snack Potato dan Pangsit sebagai berikut:

Penjualan tunai: 70% x Rp3.120.000 = Rp2.184.000


Penerimaan Piutang: 30% x Rp3.100.000 (penjualan bulan Maret) =
Rp930.000
Jadi, kas masuk bulan April: Rp2.184.000 + Rp930.000 = Rp3.114.000

Toko Snack Gurih Gurih Nyoy


Anggaran Kas Masuk
Untuk Periode Triwulan Kedua Tahun 2016
(dalam Rp)

Keterangan April Mei Juni


Penjualan 3.120.000 3.500.000 3.880.000
Penjualan Tunai 2.184.000 2.450.000 2.716.000
Penerimaan Piutang
(dari penjualan kredit
bulan lalu) 930.000 936.000 1.050.000
Kas Masuk 3.114.000 3.386.000 3.766.000

2.3. Anggaran Pembelian


2.3.1. Pengertian Anggaran Pembelian
Menurut pendapat para ahli, anggaran pembelian dapat
diartikan seperti dibawah ini:
1. M. Munandar
Anggaran pembelian adalah anggaran yang merencanakan secara
lebih terperinci tentang pembelian barang dagang, yang di
dalamnya meliputi kualitas, kuantitas, harga barang dagang dan
waktu barang dagang akan dibeli.
2. Gunawan Adisaputro

12
Anggaran pembelian adalah anggaran yang berisi rencana
kuantitas barang dagang yang harus dibeli perusahaan dalam
periode waktu mendatang.
3. Hendra Poerwanto
Anggaran Pembelian adalah Anggaran yang merencanakan secara
sistematis dan lebih terperinci tentang kuantitas pembelian barang
dagang guna memenuhi kebutuhan penjualan dari waktu kewaktu
selama periode tertentu.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan


Anggaran pembelian adalah anggaran yang direncanakan secara
terperinci tentang pembelian barang dagang selama periode yang akan
datang yang ada di dalamnya meliputi rencana tentang barang dagang
yang akan dibeli dan waktu atau kapan barang dagang tersebut akan
dibeli.
Informasi yang diperlukan dalam penyusunan anggaran
pembelian barang dagang adalah sebagai berikut:
1. Jumlah penjualan barang dagang
Informasi tentang jumlah barang yang direncanakan untuk dijual
pada satu periode anggaran. Informasi ini diperoleh dari anggaran
penjualan.
2. Perkiraan jumlah persediaan akhir barang dagang di akhir periode
Informasi tentang jumlah persediaan akhir barang dagang
diperoleh dengan menganalisis kebijakan perusahaan terkait
dengan persediaan barang dagang yang ingin dimiliki di akhir
periode. Perusahaan perlu memiliki cadangan persediaan barang
jadi untuk mengindari stock out cost, yaitu biaya yang timbul
karena perusahaan tidak memiliki persediaan saat pelanggan
memilikinya.
3. Jumlah persediaan awal barang dagang

13
Informasi tentang jumla persediaan awal barang dagang dapat
diperoleh dari anggaran pembelian barang dagang periode
sebelumnya.
4. Perkiraan harga pembelian barang dagang untuk satu periode
Selain informasi tentang kuantitas barang dagang yang akan
dibeli, perusahaan juga harus memperkirakan harga pembelian
barang dagang dari pemasok. Informasi ini dapat diperoleh
dengan menanyakan secara langsung kepada para pemasok
tentang harga jual barang dagang mereka untuk periode anggaran
mendatang.

2.3.2. Tujuan Anggaran Pembelian


Tujuan dari penyusunan anggaran pembelian diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Mengurangi ketidakpastian pembelian di masa depan
2. Memberikan informasi anggaran pembelian yang kira-kira
dikeluarkan oleh perusahaan.

2.3.3. Kegunaan Anggaran Pembelian.


Penyususnan anggaran pembelian memberikan kegunaan bagi
perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai anggaran pembelian yang kira-
kira dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Sebagai dasar penyusunan anggaran kas dan anggaran laba rugi.

2.3.4. Fungsi Anggaran Pembelian


1. Sebagai alat perencanaan atas pembelian barang dagang
perusahaan
2. Sebagai alat pengorganisasian pembelian barang dagang di
perusahaan dagang.

14
3. Sebagai alat pelaksanaan dalam pembelian barang dagang
perusahaan.
4. Sebagai alat pengawasan bagi manajemen dalam menjalankan
kegiatan operasional perusahaan, terutama yang berhubungan
dengan transaksi pembelian barang dagang.

2.3.5. Penyusunan Anggaran Pembelian


Langkah-langkah dalam melakukan penyusunan anggaran
pembelian barang dagangan perusahaan dagang adalah sebagai
berikut:
1. Memasukan data unit barang dagangan yang akan dijual bulan
depan berdasarkan anggaran penjualan.
2. Menghitung persediaan barang dagangan akhir berdasarkan
prosentase yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
3. Memasukan data unit barang dagangan yang dijual pada bulan ini
berdasarkan anggaran penjualan. Kemudian dijumlahkan dengan
persediaan barang dagang akhir, maka jumlah barang yang siap
dijual akan diketahui.
4. Mengurangkan persediaan awal barang dagang terhadap barang
yang siap untuk dijual, sehingga ditemukan jumlah unit barang
yang akan dibeli.
5. Mengalikan jumlah unit barang yang akan dibeli dengan harga beli
barang per unit, sehingga akan ditemukan total jumlah anggaran
pembelian bulan yang bersangkutan.

Contoh Anggaran Pembelian:


Data terkait dengan anggaran pembelian Toko Snack Gurih Gurih
Nyoy sebagai berikut:
1. Persediaan akhir 80% dari penjualan bulan yang akan datang, dan
persediaan awal 50% dari penjualan bulan ini.

15
2. Pembelian dilakukan 60% secara tunai, dan sisanya 40% kredit
dibayar pada bulan yang akan datang.
3. Toko Snack Gurih Gurih Nyoy memiliki utang dagang pada bulan
Maret 2016 sebesar Rp520.000 dan dibayar pada bulan April 2016
Toko Snack Gurih Gurih Nyoy.
4. Harga beli per unit untuk Potato sebesar Rp3.000 dan untuk Pangsit
sebesar Rp2.000.

TOKO SNACK GURIH GURIH NYOY


Anggaran Pembelian
Untuk Triwulan Kedua Tahun 2016
(Dalam Rupiah)

Bulan APRIL MEI JUNI


Keterangan Potato Pangsit Potato Pangsit Potato Pangsit
Penjualan Bulan Yang 530 460 550 560 570 660
Akan Datang (Botol)
Persentase Persediaan 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Akhir (Dikali)
Persediaan Barang 424 368 440 448 456 528
Dagang Akhir
Penjualan Bulan Ini 510 360 530 460 550 560
(Botol)
934 728 970 908 1.006 1.088
Barang Siap Dijual
Persediaan Barang 255 180 265 230 275 280
Dagang Awal
679 548 705 678 731 808
Pembelian (Botol)
3.000 2.000 3.000 2.000 3.000 2000
Harga Pokok (Botol)
2.037.000 1.096.000 2.115.000 1.356.000 2.193.000 1.616.000
Pembelian
3.133.000 3.471.000 3.809.000
Total Pembelian

16
Anggaran Kas Keluar untuk Pembelian Barang Dagang

Perhitungan untuk membuat anggaran kas keluar untuk pembelian sebagai


berikut:
Pembelian tunai: 60% x Rp3.133.000 = Rp.1.879.800
Pembayaran Utang bulan Maret 2016 = Rp520.000
Jadi, kas keluar bulan April: Rp1.879.800 + Rp520.000 = Rp2.399.800

TOKO SNACK GURIH GURIH NYOY


ANGGARAN KAS KELUAR
Untuk Triwulan Kedua Tahun 2016
(Dalam Rupiah)

Keterangan April Mei Juni

3.133.000 3.471.000 3.809.000


Pembelian
1.879.800 2.082.600 2.285.400
Pembelian Tunai (60%)
520.000 1.253.200 1.388.400
Pembayaran Utang Bulan Lalu
2.399.800 3.335.800 3.673.800
Pembayaran Pembelian

2.4.Anggaran Biaya Operasional


2.4.1. Pengertian Anggaran Biaya Operasional
Pengertian anggaran biaya operasional menurut para ahli, yaitu:
1. M. Munandar (2001: 23)
Anggaran biaya operasional adalah anggaran yang berisi taksiran-
taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu
(periode) yang akan datang.
2. H. Arfian R. (2007: 87)
Biaya operasional terdiri dari: biaya penjualan serta biaya
administrasi dan umum. Dengan demikian anggaran biaya

17
operasional terbagi menjadi menjadi: 1) Anggaran biaya penjualan
adalah anggran yang merencanakan secara lebih terperinci
mengenai biaya-biaya yang terjadi di bagian penjualan. 2)
Anggaran biaya administrasi dan umum adalah biaya yang
merencanakan secara terperinci mengenai biaya-biaya yang akan
terjadi serta terdapat didalam kantor lingkungan administrasi
perusahaan, serta biaya-biaya yang sifatnya untuk keperluan
perusahaan secara keseluruhan.
3. Rudianto (2009: 116)
Anggaran biaya operasional adalah semua rencana pengeluaran
yang berkaitan dengan distribusi dan penjualan produk perusahaan
serta pengeluaran untuk menjalankan roda organisasi.
Dari beberapa definisi anggaran biaya operasional di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa Anggaran biaya operasional adalah
semua rencana pengeluaran yang berkaitan dengan distribusi dan
penjualan produk perusahaan serta pengeluaran untuk menjalankan
roda perusahaan. Secara umum biaya operasional meliputi biaya
pemasaran serta biaya administrasi dan umum.

2.4.1.1.Biaya Pemasaran
Menurut Edy ( 2000 : 15 ) Biaya pemasaran adalah biaya yang
meliputi semua biaya dalam rangka kegiatan pemasaran atau kegiatan
untuk menjual barang dan jasa perusahaan kepada pembeli sampai
dengan pengumpulan piutang menjadi kas Penganggaran pada biaya
pemasaran adalah anggaran yang berisi biaya-biaya yang berkaitan
dengan jalannya kegiatan perusahaan dibagian penjualan.
Yang termasuk dalam biaya pemasaran seperti :
a. Gaji staf administrasi penjualan
b. Gaji manajer pemasaran
c. Biaya iklan atau promosi
d. Biaya listrik kantor pemasaran

18
e. Biaya telepon kantor pemasaran
f. Biaya depresiasi kantor pemasaran
g. Biaya gudang
h. Biaya angkut
i. Biaya penagihan, dll

2.4.1.2.Biaya Administrasi dan Umum


Penganggaran pada biaya administrasi dan umum adalah
budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya
yang terdapat di lingkungan kantor administrasi. Anggaran penjualan
dan administrasi merupakan unsur dari beban usaha.Beban penjualan
adalah beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama.
Sedangkan beban administrasi adalah beban yang umumnya terjadi
pada bagian personalia, bagian keuangan, dan bagian umum, seperti:
a. Gaji staf administrasi
b. Gaji manajer dan Direktur
c. Biaya sewa kantor
d. Biaya korespondensi.
e. Biaya alat tulis, cetak kantor
f. Biaya depresiasi kendaraan umum dan direksi
g. Biaya depresiasi gedung kantor
h. Biaya pajak
i. beban umum lainnya.

2.4.2. Tujuan Anggaran Biaya Operasional


Tujuan dari penyususnan anggaran biaya operasional perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi anggaran biaya operasional yang kira-kira
dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Memberikan informasi rinci terhadap pengeluaran yang bersifat
operasional.

19
2.4.3. Kegunaan Anggaran Biaya Operasional
Penyususnan anggaran biaya operasional memberikan kegunaan bagi
perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman kerja.
2. sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau
pengawasan kerja

2.4.4. Fungsi Anggaran Biaya Opersional


Fungsi dari penyususnan anggaran biaya operasional diantaranya
adalah:
1. Sebagai alat perencanaan atas biaya operasional perusahaan
dagang.
2. Sebagai alat pengorganisasian atas biaya operasional perusahaan
dagang.
3. Sebagai alat pelaksanaan dalam pembelian barang dagang
perusahaan dagang.
4. Sebagai alat pengawasan dalam kegiatan operasional di perusahaan
dagang.

2.4.5. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional


Langkah-langkah dalam melakukan penyusunan anggaran biaya
operasioanl perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi biaya-biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan
oleh perusahaan berdasarkan pengalaman perusahaan periode
sebelumnya.
2. Mengklasifikasikan antara biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum.
3. Menghitung masing-masing total biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum.

20
4. Menghitung total keseluruhan biaya operasional yang dikeluarkan
perusahaan, dengan menjumlahkan total biaya pemasaran dan
total biaya administrasi dan umum.
Contoh Anggaran Biaya Operasional
Data yang terkait dengan penyusunan Anggaran Biaya Operasional
sebagia berikut:
Perusahaan memiliki satu karyawan bagian penjualan yang digaji
Rp 100.000 per bulan, dan satu karyawan bagian kasir/administrasi
dengan gaji sama Rp150.000
Biaya Listrik Kantor Pemasaran dianggarkan sebesar Rp92.000
pada bulan April, Rp110.000 pada Mei, dan Rp127.000 pada bulan
Juni.
Toko Snack Gurih Gurih Nyoy mengiklankan produknya dengan
brosur Rp100.000 per bulan.
Untuk menagih pelanggan yang melakukan penjualan secara
kredit, dikenakan biaya penagihan sebesar Rp20.000 pada bulan
April, Rp25.000 pada bulan Mei dan Rp30.000 pada bulan Juni .
Biaya telepon administrasi untuk tiga bulan masing-masing sebesar
Rp40.000, Rp45.000, Rp50.000
Biaya Korespondensi masing-masing sebesar Rp 50.000 per bulan
Biaya ATK Rp 100.000 per bulan
Biaya Pemeliharaan Kantor Rp 40.000 per bulan.
Gedung senilai Rp1.000.000 disusutkan 10% setiap bulan
Kendaraan senilai Rp800.000 disusutkan 10% setiap bulan
Peralatan Kantor senilai Rp 300.000 disusutkan 10% per bulan

Perhitungan untuk membuat anggaran operasional sebagai berikut:


Gedung 10% x Rp1.000.000 = Rp100.000
Kendaraan 10% x Rp800.000 = Rp80.000
Peralatan 10% x Rp300.000 = Rp30.000

21
TOKO SNACK GURIH GURIH NYOY
Anggaran Biaya Operasional
Untuk Periode Triwulan Kedua Tahun 2016
(Dalam Rp)

Keterangan April Mei Juni

Biaya Pemasaran:
100.000 100.000 100.000
Biaya Gaji bag. Penjualan
92.000 110.000 127.000
Biaya listrik kantor pemasaran
100.000 100.000 100.000
Biaya Iklan
20.000 25.000 30.000
Biaya Penagihan
312.000 335.000 357.000
Jumlah Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi dan umum:
150.000 150.000 150.000
Gaji staf administrasi
40.000 45.000 50.000
Biaya telepon
50.000 50.000 50.000
Biaya korespondensi
100.000 100.000 100.000
Biaya ATK
40.0000 40.000 40.000
Biaya pemeliharaan kantor
100.000 100.000 100.000
Biaya Depresiasi Gedung
80.000 80.000 80.000
Biaya Depresiasi Kendaraan
30.000 30.000 30.000
Biaya Dep peralatan kantor
Jumlah Biaya Administrasi & 590.000 595.000 600.000
Umum
902.000 930.000 957.000
Jumlah Biaya Keseluruhan
Biaya Usaha tidak Tunai:

22
100.000 100.000 100.000
Biaya Depresiasi Gedung
80.000 80.000 80.000
Biaya Depresiasi Kendaraan
30.000 30.000 30.000
Biaya Dep peralatan kantor
210.000 210.000 210.000
Jumlah Biaya tidak tunai
692.000 720.000 747.000
Biaya Operasional Tunai

2.5. Anggaran Kas


2.5.1. Pengertian Anggaran Kas
Menurut Lukman Syamsudin, dalam bukunya Manajemen
Keuangan Perusahaan menyatakan bahwa: Anggaran kas adalah
suatu alat yang dapat digunakan manajer keuangan untuk meramalkan
atau memperkirakan kebutuhan-kebutuhan dana jangka pendek dan
untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan uang selama periode
budget.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa anggaran kas
akan memiliki peranan yang penting dalam mengendalikan kas,
dimana kegunaannya terutama untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menambah dana dari sumber-sumber intern dan
sekaligus memperkirakan saldo kas pada setiap akhir tahun anggaran
yang ditetapkan.
Menurut Any Agus Kana, (2001:225) dalam buku Anggaran
Perusahaan mengemukakan bahwa: Anggaran kas adalah
perencanaan posisi kas dalam jangka waktu tertentu yang terdiri dari
dua bagian yaitu perencanaan penerimaan kas (aliran kas masuk) dan
perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar).
Hecket, Wilson dan Campbell, (1981:402) dalam bukunya
Controllership, menyatakan anggaran kas merupakan program
penjualan dan biaya yang terkoordinasi serta terkorelasikan dengan

23
perubahan-perubahan neraca, penjualan serta pengeluaran yang
diperkirakan.
Menurut pendapat kelompok kami, anggaran kas adalah
perencanaan kas dalam jangka waktu tertentu sebagai gambaran
tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas sehingga nantinya dapat
diketahui terdapat kelebihan atau kekurangan dana.

2.5.2. Tujuan Anggaran Kas


Tujuan utama penyusunan anggaran kas adalah untuk
merencanakan posisi likuiditas sebagai dasar untuk menentukan
pinjaman di masa datang dan investasi yang akan dilakukan. Adapun
tujuan penyusunan anggaran kas antara lain untuk:
a Menentukan saldo kas akhir setiap periode sebagai hasil dari
operasi yang dijalankan. Saldo kas akhir diperoleh dari saldo kas
awal ditambah kas masuk dikurang kas keluar pada periode yang
sama.
b Mengetahui kelebihan (surplus) atau kekurangan (defisit) kas pada
waktunya. Kelebihan kas terjadi bila kas masuk lebih besar
daripada kas keluar, sebaliknya defisit terjadi bila kas masuk lebih
kecil daripada kas keluar.
c Mengetahui sumber kas masuk yang diperoleh selama satu periode
dan memperkirakan sumber kas masa akan datang dari arus kas
masuk, dan untuk apa serta ke mana kas tersebut digunakan dari
arus kas keluar.
d Mengetahui kapan utang dibayar kembali

2.5.3. Kegunaan Anggaran Kas


Anggaran kas berguna bagi manajemen sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai
keperluan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Kegunaan anggaran kas antara lain sebagai berikut:

24
a. Menggunakannya sebagai dasar yang sehat untuk pemantauan
posisi kas secara terus menerus.
b. Menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan pinjaman
jangka pendek atau pinjaman jangka panjang; atau dengan
tambahan modal sendiri untuk menutupi defisit kas.
c. Menggunakannya sebagai dasar penilaian realisasi kas masuk dan
kas keluar agar dapat diketahui selisih realisasi dengan anggaran,
selisih menguntungkan atau merugikan.
d. Menggunakannya dalam menentukan kemampuan perusahaan
membayar deviden kepada pemegang saham.
e. Menggunakannya sebagai dasar dalam evaluasi atas kinerja
manajer keuangan.

2.5.4. Fungsi Anggaran Kas


a. Sebagai alat perencanaan, yaitu membantu manajemen dalam
melakukan perencanaan sumber daya yang akan diperoleh dan
digunakan
b. Sebagai alat untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan.
c. Sebagai alat pelaksanaan kas
d. Sebagai alat pengawasan/ pengendalian kas, yaitu karena anggaran
kas memberikan informasi yang berguna tentang pola penerimaan
dan pengeluaran kas setiap periode operasi perusahaan.

2.5.5. Faktor faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas


Faktor faktor yang mempengaruhi anggaran kas sebagai
berikut :
a. Aktivitas Operasi aktivitas yang berkaitan dengan upaya
perusahaan untuk menghasilkan produk perusahaan sekaligus
semua upaya yang terkait dengan upaya menjual produk tersebut.

25
b. Aktivitas Investasi aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk
mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan
dana dari berbagai sumber dan segala konsekuensinya.
c. Aktivitas Pendanaan aktivitas yang terkait dengan pembelian
dan penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber
pendapatan perusahaan.

2.5.6. Penyusunan Anggaran Kas Bagi Perusahaan Dagang


Anggaran kas bagi perusahaan sangatlah penting. Dengan
menyusun anggaran kas, akan dapat diketahui kapan perusahaan
dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi perusahaan.
Dengan mengetahui adanya defisit kas jauh sebelumnya, maka
dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan
digunakan untuk menutupi defisit tersebut. Karena masih cukupnya
waktu maka terdapat lebih banyak alternatif sumber dana, dan makin
banyaknya alternatif sumber dana berarti, kita dapat mengadakan
pemilihan sumber dana yang biayanya paling rendah. Sebaliknya
dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan terdapat surplus kas,
maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan bagaimana
menggunakan kelebihan dana secara efisien.
Penyusunan anggaran kas mencakup dua sektor, yaitu :
1) Sektor Penerimaan Kas, yang pada umumnya berasal dari:
a. Hasil penjualan produk secara tunai.
b. Hasil menagih piutang dagang.
c. Pendapatan lain-lain seperti bunga dari Bank, jasa giro,
penghasilan dividen, dan sebagainya.
d. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti menjual aktiva
yang tidak terpakai.
e. Adanya penerimaan yang bukan penghasilan, seperti kredit
dari Bank, penjualan obligasi dan lain-lain hutang jangka
pendek

26
f. Penambahan modal sendiri oleh pemilik.
2) Sektor Pengeluaran Kas, yang pada umumnya berupa:
a. Berbagai pembayaran untuk keperluan operasional perusahaan
sehari-hari seperti pembelian barang dagangan, membayar gaji,
dan upah tenaga kerja, biaya-biaya penjualan dan biaya
administrative, dan lain sebagainya.
b. Pembayaran pada para kreditur, baik berupa bunga maupun
angsurannya.
c. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva
tetap.
d. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran dividen
atau pengembalian modal.
e. Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai,
meterai, restitusi, dan lain-lain.
Secara umum dana kas berasal dari penjualan. Jika
perusahaan sudah lama berkecimpung dalam bisnisnya maka pola
penerimaannya dapat diatur berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Anggaran pengeluaran kas berisi tentang seluruh pengeluaran kas
yang direncanakan pada periode anggaran yang.bersangkutan dengan
pembelian.
Bagi kelebihan atau kekurangan kas merupakan selisih antara
total kas yang tersedia dengan total kas yang diperlukan. Jika terjadi
selisih negatif yaitu total kas yang tersedia lebih kecil dari yang
dibutuhkan maka perusahaan perlu merancang penerimaan kredit dari
bank, sebaiknya jika terjadi selisih positif maka dana yang dipinjam
pada periode sebelumnya dapat dibayar kembali atau dana yang
menganggur dapat ditempatkan dalam investasi jangka pendek.
Bagian terakhir anggaran kas adalah menyediakan rata-rata terperinci
tentang proyeksi tentang pinjaman dan pelunasan kembali yang
dilakukan selama periode anggaran, termasuk didalamnya pembayaran
bunga yang jatuh tempo.

27
2.5.7. Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas
Menurut M. Nafarin (2009:312) terdapat dua pendekatan
dalam penyusunan anggaran kas, yaitu : (1) pendekatan kas masuk
dan kas keluar, (2) pendekatan akunting keuangan. Pendekatan kas
masuk dan kas keluar kadang- kadang disebut juga dengan metode
langsung. Pendekatan akunting keuangan kadang-kadang disebut juga
dengan metode ikhtisar laba rugi atau metode tak langsung.
1) Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar (Metode Langsung)
Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang
dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk dan kas
keluar dari anggaran jualan, anggaran biaya/beban, dan anggaran
tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk
anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba
tahunan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan
pendekatan anggaran kas jangka pendek. Disebut pendekatan
anggaran kas jangka pendek, karena biasanya anggaran dengan
metode ini dibuat paling lama periodenya setahun. Selama
setahun tersebut periode anggaran dibagi dalam tiap triwulan,
bulan, minggu, atau hari.
Disebut pendekatan kas masuk dan kas keluar, karena dalam
menyusun anggaran kas lebih dahulu ditaksir sumber kas masuk,
kemudian ditaksir kas keluar. Setelah itu ditentukan apakah
terjadi kelebihan kas atau kekurangan kas. Dikatakan metode
langsung karena metode ini langsung secara rinci
mengidentifikasi dari transaksi sumber kas atau arus kas masuk
dan belanja kas atau arus kas keluar.

28
2) Pendekatan Akunting Keuangan (Metode Ikhtisar Laba
Rugi/Metode Tak langsung)
Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah
dari dasar akrual menjadi dasar kas, artinya disesuaikan dengan
perubahan rekening penundaan rekening bukan kas, seperti:
beban/biaya terutang, beban/biaya bayar di muka, depresiasi/
penyusutan/ penghapusan/ amortisasi. Pendekatan ini tidak
membutuhkan data yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tentang
arus kas masuk dan arus kas keluar. Metode ini lebih cocok untuk
anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu metode ini disebut
juga dengan pendekatan anggaran kas jangka panjang. Metode ini
dikatakan pendekatan akunting keuangan, karena cara
penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan
neraca yang dihasilkan akunting keuangan. Oleh karena
penyusunan anggaran kas didasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca
maka disebut metode tak langsung.

29
Depresiasi menambah kas, utang naik menambah kas dan
sebaliknya. Piutang dan persediaan turun menambah kas,
sedangkan piutang dan persediaan naik mengurangi kas. Kas
akhir bulan bersangkutan adalah menjadi kas awal bulan
berikutnya.

2.5.8. Langkah Penyusunan Anggaran Kas


Langkah dalam menyusun anggaran kas bergantung pada
pendekatan penyusunan anggaran kas yang digunakan yaitu: (1)
Pendekatan kas masuk dan kas keluar (metode langung) (2) Pendekatan
akunting keuangan (metode ikhtisar laba rugi / metode tak langsung).
Dengan demikian langkah penyusunan anggaran kas juga ada dua
pendekatan yaitu.
1. Langkah penyusunan anggaran kas dengan pendekatan kas masuk
dan kas keluar (metode langsung) adalah sebagai berikut:
1) Menyusun anggaran kas masuk dari kegiatan operasi, kegiatan
investasi, dan kegiatan pendanaan.
2) Menyusun anggaran kas keluar untuk kegiatan operasi, kegiatan
investasi, dan kegiatan pendanaan.
3) Mengurangkan arus kas masuk dengan arus kas keluar

30
4) Menghitung saldo kas akhir dengan cara saldo kas awal
ditambahkan dengan kelebihan kas atau saldo kas awal dikurangi
dengan kekurangan kas.
2. Langkah penyusunan anggaran kas menggunakan pendekatan
akunting keuangan (metode ikhtisar laba rugi/ metode tak
langsung)
Penyusunan ini dapat dilakunan dengan cara menganalisis
perubahan yang terjadi dalam anggarn neraca dan anggaran laba rugi
yang diperbandingkan antara dua periode serta informasi lain yang
mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalis
perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya
perubahan atau transaksi yang tidak memengaruhi kas. Transaksi yang
tidak memengaruhi kas antara lain beban penyusutan (depresiasi,
penghapusan, amortisasi, deplesi), deviden dalam bentuk saham/bonus
dalam bentuk saham, dan aset dinilai kembali. Langkah penyusunan
anggarannya adalah:
a. Menyusun laba bersih dari dasar akrual diubah menjadi dasar kas
sehingga diperoleh arus kas dari kegiatan operasi.
- Yaitu kas masuk dimulai dari laba bersih ditambah beban
depresiasi, ditambah beban amortisasi, ditambah beban deplesi,
ditambah beban penghapusan piutang, ditambah rugi menjual aset
tak lancar, ditambah piutang sediaan (aset lancar diluar kas) yang
turun, ditambah utang jangka pendek yang naik.
- Kas keluar dimulai rugi bersih ditambah laba dari jual aset tak
lancar, ditambah aset lancar di luar kas (piutang dan sediaan)
yang naik, ditambah utang jangka pendek yang turun.
b. Susun arus kas dari kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan
dihitung sama seperti pendekatan kas masuk dan kas keluar.
c. Mengurangkan arus kas masuk dengan arus kas keluar

31
d. Menghitung saldo kas akhir dengan cara saldo kas awal ditambahkan
dengan kelebihan kas atau saldo kas awal dikurangi dengan
kekurangan kas.

Contoh Anggaran Kas


Data tambahan:
PT Snack Gurih-Gurih Nyoy menerima pendapatan di luar usaha yaitu
menyewakan halaman gedungnya untuk penjual gorengan sebesar
Rp300.000 per bulan.

PT Snack Gurih-Gurih Nyoy


Anggaran Kas Masuk
Untuk Periode Triwulan Kedua Tahun 2016
(dalam Rp)

Keterangan April Mei Juni

Penjualan 3.120.000 3.500.000 3.880.000

Penjualan Tunai 2.184.000 2.450.000 2.716.000

Penerimaan Piutang (dari


penjualan kredit bulan
930.000 936.000 1.050.000
lalu)
300.000 300.000 300.000
Pendapatan Sewa
3.414.000 3.686.000 4.066.000
Kas Masuk

32
Toko Snack Gurih Gurih Nyoy
Anggaran Kas Keluar
Untuk Triwulan Kedua Tahun 2016
(dalam rupiah)

Keterangan April Mei Juni

3.133.000 3.471.000 3.809.000


Pembelian
1.879.800 2.082.600 2.285.400
Pembelian Tunai (60%)
520.000 1.253.200 1.388.400
Pembayaran Utang Bulan Lalu
2.399.800 3.335.800 3.673.800
Pembayaran Pembelian

*Diketahui saldo kas bulan Maret 2016 Rp 500.000

Toko Snack Gurih Gurih Nyoy


Anggaran Kas Metode Langsung
Untuk Periode Triwulan Kedua Tahun 2016
(dalam rupiah)

Keterangan April Mei Juni


500.000 822.200 452.400
Kas Awal
Kas Masuk:
2.184.000 2.450.000 2.716.000
Penjualan tunai
930.000 936.000 1.050.000
Penerimaan Piutang
300.000 300.000 300.000
Pendapatan sewa
3.414.000 3.686.000 4.066.000
Jumlah Kas masuk
3.914.000 4.508.200 4.518.400
Jumlah Kas Tersedia
Kas Keluar:
1.879.800 2.082.600 2.285.400
Pembelian tunai (60%)

33
520.000 1.253.200 1.388.400
Pembayaran Utang Bulan Lalu
2.399.800 3.335.800 3.673.800
Jumlah Kas Keluar

Pengeluaran Operasional:
Biaya Pemasaran:
100.000 100.000 100.000
Biaya Gaji bag. Penjualan
92.000 110.000 127.000
Biaya listrik kantor pemasaran
100.000 100.000 100.000
Biaya Iklan
20.000 25.000 30.000
Biaya Penagihan
312.000 335.000 357.000
Jumlah Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi dan umum:
150.000 150.000 150.000
Gaji staf administrasi
40.000 45.000 50.000
Biaya telepon
50.000 50.000 50.000
Biaya korespondensi
100.000 100.000 100.000
Biaya ATK
40.000 40.000 40.000
Biaya pemeliharaan kantor
Jumlah Biaya Administrasi & 380.000 385.000 390.000
Umum
692.000 720.000 747.000
Jumlah By. Operasional Tunai
3.091.800 4.055.800 4.420.800
Jumlah Kas Keluar:
3.091.800 4.055.800 4.420.800
Kas yang diperlukan
Kelebihan (kekurangan) kas 822.200 452.400 97.200
yang tersedia

34
PT Maju Terus
Anggaran Kas Metode Tak Langsung
Tahun berakhir 31 Desember 2016

1. Kegiatan Operasi
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba bersih Rp 4.100
Penyusutan Rp 1.800
Sediaan turun Rp 100
Utang Usaha Naik Rp 3.800
Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Rp 9.800
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Laba menjual aset tetap Rp 700
Piutang usaha naik Rp 1.500
Piutang bunga naik Rp 100
Beban bayar dimuka naik Rp 50
Beban terutang turun Rp 50
Gaji dan upah terutang turun Rp 200
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi (Rp 2.600)
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp 7.200
2. Kegiatn Investasi
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima hasil dari jual aset tetap Rp 6.200
Kas keluar untuk kegiatan investasi
Bayar beli aset tetap Rp. 30.600
Bayar pinjaman diberikan Rp. 1.100
(Rp. 31.700)

Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi (Rp 25.500)


3. Kegiatan Pendanaan
Kas masuk dari kegiatan pendanaan
Terima dari hasil jual saham biasa Rp15.000
Terima dari utang jangka panjang Rp 9.500
Rp 24.500
Kas keluar dari kegiatan pendanaan
Bayar deviden Rp. 1.700
Bayar utang jangka panjang Rp. 9.000

35
(Rp 10.700)
Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan Rp 13.800
4. Defisit (kekurangan) kas (1+2+3) (Rp 4.500)
5. Kas awal 1 Januari 2017 Rp. 12.700
6. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp. 8.200

2.6. Anggaran Laba Rugi


2.6.1. Pengertian Anggaran Laba Rugi
Laporan laba rugi yang dianggarkan menurut ringkasan proyeksi
dari berbagai komponen pendapatan dan biaya selama periode
anggaran ini dapat dibagi menjadi kuartalan bahkan bulanan
tergantung pada kebutuhan (Jae K. Shin & Joel G Siegel).
Menurut M. Narafin (2007), anggaran laba rugi adalah anggaran
berupa daftar yang disusun secara sistematis atas pendapatan, beban,
dan laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode
tertentu.
Budget laba rugi adalah budget tentang penghasilan dan biaya
perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global)
dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, misal taksiran
semesteran, taksiran tahunan dan sebagainya (Munandar, 2001:29).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, anggaran laba rugi adalah
anggaran yang disusun secara sistematis yang terdiri dari komponen
taksiran penghasilan dan biaya untuk mengetahui perkiraan laba/rugi
yang akan diperoleh perusahaan dalam periode pelaporan.
2.6.2. Tujuan Anggaran Laba Rugi
Penyusunan anggaran laba rugi memiliki beberapa tujuan,
antara lain:
a. Untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen tentang
perkiraan laba/rugi bersih yang akan ditanggung oleh perusahaan
dalam suatu periode anggaran.

36
b. Untuk melihat tanggung jawab manajer yang memimpin pusat laba;
yang dapat membandingkan prestasi dengan rencana yang telah
disusun; melihat sejumlah mana kontribusi yang disumbangkan.
c. Untuk menilai prestasi dan keuangan perusahaan di masa
mendatang serta melakukan tindakan koreksi terhadap apa yang
telah dicapai.

2.6.3. Kegunaan Anggaran Laba Rugi


Penyusunan anggaran laba rugi memiliki beberapa kegunaan bagi
perusahaan, antara lain:
a. Memberikan kemudahan para manajer dalam memprediksi laba
rugi periode yang akan datang.
b. Memberikan informasi yang lebih detail mengenai kinerja laba
yang ditargetkan oleh setiap divisi.
c. Memberikan kemudahan para manajer dalam menilai kinerja setiap
divisi.

2.6.4. Fungsi Anggaran Laba Rugi


a. Sebagai alat perencanaan kegiatan perusahaan dan divisi, yaitu
membantu manajemen dalam melakukan perencanaan laba dan
merencanakan strategi untuk mencapainya. Anggaran laba rugi
memprediksi jumlah pendapatan, beban, dan laba perusahaan di
masa yang akan datang.
b. Sebagai alat pengkoordinasian kegiatan perusahaan, yaitu anggaran
menuntut adanya keselarasan tindakan dan kerja sama dari setiap
individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan
(laba).
c. Sabagai alat pelaksanaan kegiatan perusahaan, yaitu untuk
menjalankan kegiatan atau program kerja suatu perusahaan, karena
ketika tidak ada anggaran, program kerja tidak akan berjalan sesuai
tujuan organisasi atau perusahaan.

37
d. Sebagai alat pengendalian/pengawasan (controlling). Pengawasan
berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan
karyawan termasuk manajer dengan membandingkan realisasi
dengan anggaran laba.

2.6.5. Sumber Informasi Anggaran Laba Rugi


Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dalam menyusun
anggaran laba rugi, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Anggaran penjualan, menyedikan informasi tentang perkiraan nilai
penjualan barang dagangan dalam satu periode anggaran.
b. Anggaran pembelian, menyediakan informasi tentang nilai
persediaan barang dagangan awal, pembelian barang dagangan,
dan persediaan barang dagangan akhir yang akan digunakan dalam
perhitungan harga pokok penjualan di anggaran laba rugi.
c. Anggaran biaya operasional, menyediakan informasi tentang
perkiraan biaya operasional yang terdiri dari biaya pemasaran dan
biaya administrasi umum.
d. Anggaran kas, menyediakan informasi tentang penghasilan-
penghasilan yang diterima dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan, baik dari kegiatan operasi maupun kegiatan non
operasi perusahaan.
e. Tarif pajak penghasilan badan, tarif ini diperlukan untuk
menentukan jumlah beban pajak penghasilan yang harus
ditanggung oleh perusahaan dalam satu periode anggaran.

2.6.6. Penyusunan Anggaran Laba Rugi


Langkah-langkah penyusunan anggaran laba rugi adalah sebagai
berikut:
1) Buatlah format anggaran laba rugi perusahaan.
2) Masukkan perkiraan nilai penjualan ke dalam format anggaran laba
rugi.

38
3) Masukkan data-data nilai persediaan barang dagangan awal,
pembelian, dan persediaan barang dagangan akhir ke dalam format
anggaran laba rugi; hitung harga pokok penjualan.
4) Hitung laba kotor.
5) Masukan data biaya operasi, hitung laba operasi.
6) Masukkan data pendapatan dan biaya non operasi, hitung laba non
operasi.
7) Hitung laba sebelum pajak.
8) Hitunglah perkiraan beban pajak penghasilan yang diperoleh
dengan mengalikan laba sebelum pajak penghasilan dengan tarif
pajak penghasilan badan, hitung laba setelah pajak.

Toko XXX
Anggaran Laba Rugi
Tiap Akhir Bulan untuk Kuartal Pertama tahun 2010

Keterangan Januari Februari Maret

1. Penjualan (1) xxx xxx xxx

2. Harga Pokok Penjualan (2) xxx xxx xxx

3. Laba Kotor (3) = (1)-(2) xxx xxx xxx

4. Beban Operasi (4) xxx xxx xxx

5. Laba Operasi (5) = (3) (4) xxx xxx xxx

6. Pendapatan Non Operasi (6) xxx xxx xxx

7. Beban Non Operasi (7) xxx xxx xxx

8. Laba Non Operasi (8) = (6) (7) xxx xxx xxx

39
9. Laba Sebelum Pajak (9) = (5) + (8) xxx xxx xxx

10. Tarif Pajak Penghasilan (10) xxx xxx xxx

11. Laba Bersih Setelah Pajak = (9)-10) xxx xxx xxx

Anggaran Laba Rugi


TOKO SNACK GURIH GURIH NYOY
Untuk Periode yang Berakhir Triwulan Kedua Tahun 2016
(dalam rupiah)

Keterangan April Mei Juni


3.120.000 3.500.000 3.880.000
Penjualan

Harga Pokok Penjualan:


1.560.000 1.750.000 1.940.000
*Persediaan Awal
3.133.000 3.471.000 3.809.000
Pembelian
(2.800.000) (3.104.000) (3.408.000)
*Persediaan Akhir
(1.893.000) (2.117.000) (2.341.000)
Harga Pokok Penjualan
1.227.000 1.383.000 1.539.000
Laba Kotor

Biaya Operasional:

Biaya Pemasaran
100.000 100.000 100.000
Biaya Gaji bag. Penjualan
92.000 110.000 127.000
Biaya Listrik Kantor Pemasaran
100.000 100.000 100.000
Biaya Iklan
20.000 25.000 30.000
Biaya Penagihan
312.000 335.000 357.000
Jumlah Biaya Pemasaran

40
Biaya Administrasi & Umum:
150.000 150.000 150.000
Gaji Staf Administrasi
50.000 50.000 50.000
Biaya Korespondensi
100.000 100.000 100.000
Biaya ATK
40.0000 40.000 40.000
Biaya Pemeliharaan Kantor
40.000 45.000 50.000
Biaya Telepon
100.000 100.000 100.000
Biaya Depresiasi Gedung
100.000 100.000 100.000
Biaya Depresiasi Kendaraan
80.000 80.000 80.000
Biaya Dep. Peralatan Kantor
590.000 595.000 600.000
Jumlah Biaya Adm & Umum
(902.000) (930.000) (957.000)
Jumlah Biaya Operasional
325.000 453.000 582.000
Laba Operasional

Pendapatan Non Operasi:


300.000 300.000 300.000
Pendapatan Sewa
625.000 753.000 882.000
Laba Sebelum Pajak
(40.000) (40.000) (40.000)
*Pajak Penghasilan
585.000 793.000 842.000
Laba Bersih Setelah Pajak

*Persediaaan awal = (Kecap manis 255 unit x 4000) + (Kecap Asin 180 unit x
3000) = Rp 1.560.000
*Persediaan Akhir = (Kecap manis 424 unit x 4000) + (Kecap Asin 368 unit x
3000) = Rp 2.800.000
*Pajak Penghasilan diperkirakan sebesar Rp40.000 per bulan.

41
2.7. Anggaran Neraca
2.7.1. Pengertian Anggaran Neraca
Anggaran neraca adalah anggaran yang paling terakhir disusun
oleh perusahaan dalam proses penyusunan anggaran induk atau master
budget (Catur dan Safrida, 2010 :128).
Anggaran neraca adalah anggaran yang berisikan posisi
finansial perusahaan yang akan datang yang berisi taksiran-taksiran
secara garis besar (global) dan dijabarkan secara terperinci
(Munandar, 2001:35).
Anggaran neraca adalah anggaran yang menunjukkan
implikasi berbagai macam anggaran pada elemen neraca yaitu aktiva,
utang, dan modal pada tahun yang akan datang (Supriyono, 2000
:82).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa anggaran neraca adalah anggaran yang paling terakhir disusun
yang menunjukkan taksiran mengenai pos-pos aktiva, utang, dan
modal pada akhir periode anggaran.

2.7.2 Tujuan Anggaran Neraca


Tujuan disusunnya anggaran neraca adalah sebagai berikut:
a. Menyajikan informasi kepada manajemen tentang hasil akhir dari
seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya.
b. Meningkatkan kinerja perusahaan.
Anggaran tersebut merupakan suatu standar acuan dimana dengan
adanya standar tersebut manajemen akan terdorong dan termotivasi
untuk mencapai standar tersebut dengan cara melakukan
peningkatan kinerja.
c. Dasar memperkirakan kondisi keuangan perusahaan.
Dalam anggaran neraca kita bisa memperoleh informasi mengenai
aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan. Dari pos-pos tersebut
perusahaan bisa memperkirakan dan memprediksikan kondisi

42
keungan perusahaan dengan cara menghitung likuiditas maupun
solvabilitas perusahaan.

2.7.3 Kegunaan Anggaran Neraca


Kegunaan dari disusunnya anggaran neraca adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pedoman kerja
Anggaran neraca digunakan sebagai pedoman manajemen dalam
menjalankan kegiatan perusahaan.
b. Meramalkan Kesehatan Keuangan Perusahaan
Melalui anggaran neraca manajemen bisa meramalkan atau
memprediksi kesehatan keuangan perusahaan. Kesehatan keuangan
perusahaan bisa dinilai dengan menghitung rasio likuiditas dan
solvabilitas perusahaan.
c. Dasar Pengambilan Keputusan
Manajemen dapat membuat kebijakan mengenai aset dan
kewajiban dengan menggunakan anggaran neraca sebagai
dasarnya, dari peramalan kesehatan keuangan yang dilakukan pihak
manajemen juga dapat mengambil kebijakan untuk kegiatan
perusahaan.

2.7.4 Fungsi Anggaran Neraca


Anggaran neraca mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai alat perencanaan keuangan, yaitu membantu manajemen
dalam melakukan perencanaan keuangan perusahaan. Anggaran
neraca memprediksi mengenai aktiva, kewajiban, dan modal.
b. Sebagai alat koordinasi kerja antara manajemen pusat dan divisi.
c. Sebagai alat pelaksanaan kerja, yaitu untuk menjalankan kegiatan
atau program kerja suatu perusahaan, karena ketika tidak ada
anggaran, program kerja tidak akan berjalan sesuai tujuan
organisasi atau perusahaan.

43
d. Sebagai alat pengawasan kerja, yaitu melakukan evaluasi (menilai)
atas pelaksanaan pekerjaan karyawan termasuk manajer.

2.7.5 Sumber Informasi dalam Penyusunan Anggaran Neraca


Dalam penyusunan anggaran neraca, perusahaan memerlukan beberapa
dokumen dan informasi agar menghasilkan anggaran neraca dengan
baik, yakni:
a. Anggaran Penjualan terkait jumlah penjualan secara kredit (piutang
dagang).
b. Anggaran Pembelian terkait jumlah pembelian yang belum dibayar
(utang dagang).
c. Anggaran Kas terkait saldo akhir kas.
d. Anggaran Laba Rugi terkait Laba/Rugi untuk menghitung modal
akhir.

2.7.6 Penyusunan Anggaran Neraca


1. Untuk mempermudah penyusunan anggaran neraca, kita dapat membuat
anggaran depresiasi dan anggaran perubahan modal terlebih dahulu.
2. Kemudian, masukkan data-data yang terkait dengan elemen neraca ke
dalam format anggaran neraca, yaitu aset, utang, dan modal yang
bersumber dari anggaran-anggaran yang telah dibuat sebelumnya.

44
TOKO SNACK GURIH GURIH NYOY
Anggaran Depresiasi
Untuk Triwulan Kedua Tahun2016
(Dalam Rp)

Keterangan April Mei Juni


Gedung 1.000.000 900.000 1.000.000
Penyusutan Gedung (100.000) (100.000) (100.000)
Total 900.000 800.000 700.000
Kendaraan 800.000 720.000 640.000
Depresiasi Kendaraan (80.000) (80.000) (80.000)
Total 720.000 640.000 560.000
Peralatan Kantor 300.000 270.000 240.000
Depresiasi Peralatan Kantor (30.000) (30.000) (30.000)
Total 270.000 240.000 210.000
Aset Tetap Bersih 1.890.000 1.680.000 1.470.000

TOKO SNACK GURIH GURIH NYOY


Anggaran Perubahan Modal
Untuk Periode yang Berakhir Triwulan Kedua Tahun 2016
(Dalam Rp)

Keterangan April Mei Juni


5.111.280 5.696.280 6.489.280
*Modal Awal
585.000 793.000 842.000
Laba Bersih
5.696.280 6.489.280 6.020.000
Modal Akhir
*Modal Awal Tuan Nyoy pada bulan April 2016 adalah Rp5.111.280

45
TOKO SNACK GURIH GURIH NYOY
Anggaran Neraca
Untuk Periode yang Berakhir Triwulan Kedua Tahun 2016
(Dalam Rp)

Keterangan April Mei Juni


ASET
822.200 452.400 97.200
Kas
936.000 3.085.920 2.577.400
Piutang Dagang
2.800.000 2.104.000 3.408.000
Persediaan Barang Dagang
Gedung 900.000 800.000 700.000

Kendaraan 720.000 640.000 560.000

Peralatan Kantor 270.000 240.000 210.000


6.448.200 7.322.320 7.552.600
Jumlah Aset
UTANG DAN MODAL
751.920 833.040 1.532.600
Utang Dagang
5.696.280 6.489.280 6.020.000
Modal
6.448.200 7.322.320 7.552.600
Jumlah Utang dan Modal

* Perhitungan Piutang dagang bulan sekarang diperoleh dari 30% x


penjualan kredit bulan bersangkutan, sedangkan utang dagang bulan ini
diperoleh dari 40% x pembelian kredit bulan bersangkutan.

46
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara sistematis
dan dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif. Anggaran untuk
perusahaan dagang merupakan anggaran yang terdiri dari anggaran
operasional dan anggaran keuangan perusahaan dagang. Anggaran
perusahaan dagang terdiri dari anggaran penjualan, pembelian, biaya
operasional dan anggaran laba rugi.Sedangkan anggaran keuangan terdiri
dari anggaran kas dan anggaran neraca.
Anggaran Penjualan merupakan titik awal dari menyusun anggaran.
Anggaran pembelian adalah anggaran yang direncanakan secara terperinci
tentang pembelian barang dagang selama periode yang akan datang yang ada
didalamnya meliputi rencana tentang barang dagang yang akan dibeli dan
waktu atau kapan barang dagang tersebut akan dibeli. Anggaran biaya
operasional adalah semua rencana pengeluaran yang berkaitan dengan
distribusi dan penjualan paroduk perusahaan serta pengeluaran untuk
menjalankan roda perusahaan.
Anggaran laba rugi adalah suatu anggaran yang memuat ringkasan
proyeksi dari berbagai komponen pendapatan dan biaya selama periode
anggaran. Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan jumlah kas
beserta perubahan yang memuat perkiraan arus kas masuk dan arus kas
keluar. Anggaran neraca adalah anggaran yang menunujukan implikasi
berbagai macam anggaran pada elemen-elemen neraca yaitu aktiva, utang dan
modal tahun yang akan datang. Dalam perusahaan dagang masalah
penyusunan anggaran merupakan masalah penting dalam perkembangan
suatu perusahaan. Laba yang maksimal merupakan tujuan penting dalam
perkembangan suatu perusahaan khususnya perusahaan dagang.

47
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan & M. Asri. 2013. Anggaran Perusahaan Buku 1.


Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Nafarin. M. 2007. Penganggaran Purusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba


Empat.
Poerwanto, Hendra. 2013. Anggaran Kas.
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-kas.
(diakses pada 12 April 2017)
Sasongko, Catur dan Safrida Rumondang P. 2010. Anggaran. Jakarta: Salemba
Empat.

48

Anda mungkin juga menyukai