Nim: 921418074
Kelas: akuntansi c
ENRON CORPORATION
Salah satu kasus manipulasi pembukuan adalah kasus Enron Corp. Laporan keuangan Enron
sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh kantor akuntan Arthur Andersen, yang
merupakan salah satu KAP yang termasuk dalam jajaran big five, secara mengejutkan
dinyatakan pailit pada 2 Desember 2001. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking
tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan
energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2
milyar. Sebagian pihak menyatakan kepailitan tersebut salah satunya karena Arthur Andersen
memberikan dua jasa sekaligus, yaitu sebagai auditor dan konsultan bisnis.
KAP Arthur Andersen telah mengaudit Enron sejak 1985 dan selalu memberikan opini wajar
tanpa syarat hingga tahun 2000. Arthur Andersen juga memberikan jasa konsultasi mengenai
pembentukan SPE-SPE tersebut diatas. Dengan berperan sebagai auditor dan
merangkap consultant management, Andersen menerima double fee, yaitu dari konsultasi
menerima US$ 27 juta dan dari jasa audit mendapat US$ 25 juta.
KAP Arthur Andersen memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak menjadi bagian
dari kertas kerja audit formal. Selain itu, jika Arthur Andersen sedang memenuhi panggilan
pengadilan berkaitan dengan perjanjian audit tertentu, tidak boleh ada dokumen yang
dimusnahkan. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron
mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun
penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini
dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur.
Pada awal tahun 2001 partner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat risiko
yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil
evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
PEMBAHASAN
Kasus Enron merupakan salah satu contoh kasus yang terjadi karena masalah keagenan.
Perusahaan-perusahaan besar di Amerika sebagian besar dimiliki oleh pemegang saham, dan
pemegang saham ini mempercayakan perusahaan kepada manajemen perusahaan. Pemegang
saham memberi kepercayaan kepada manajemen untuk mengatur, mengoperasikan, dan
membuat keputusan bagi perusahaan. Namun, pada kasus Enron ini sangat terlihat bahwa
orang dalam perusahaan sendiri yaitu pihak manajemen memanipulasi keadaan perusahaan
dengan cara bekerja sama dengan akuntan dan auditor perusahaan untuk menyatakan kondisi
perusahaan dalam laporan keuangan sangat baik meskipun pada kenyataannya tidak
demikian. Pihak manajemen melakukan pelanggaran tersebut untuk kepentingan mereka
sendiri dan mengabaikan kepentingan pemegang saham untuk memperoleh keuntungan. Hal
ini merupakan kenyataan yang dihadapi di mana manusia berjuang untuk kehidupan mereka
pribadi, yang terkadang harus mengorbankan kehidupan orang lain.
Pada kasus Enron ini menunjukkan bahwa selalu ada kesempatan untuk melakukan penipuan
dalam perusahaan, ini manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen
beserta akuntan internal dan auditor eksternal perusahaan, korupsi dana perusahaan, kolusi
antara manajemen adalah contoh dari masalah keagenan. Agen berjuang untuk kepentingan
dan keuntungan mereka sendiri tanpa memperhatikan kepentingan para pemangku
kepentingan yang lain seperti investor, kreditur, dan juga karyawan Enron sendiri yang
menanamkan dana pensiun mereka dalam bentuk saham perusahaan. Informasi yang
diberikan oleh manajemen kepada para stakeholder bukanlah merupakan informasi asli
mengenai kondisi perusahaan.
Dilihat dari masalah keagenan, kasus ini adalah contoh dimana manajemen yang ditunjuk
sebagai agen tidak melakukan kinerja sesuai dengan kontrak dengan prinsipal. Manajemen
mengambil keuntungan pribadi dari perusahaan dan terjadinya asimetri informasi antara agen
dan prinsipal. Asimetri informasi ini terlihat sangat jelas, dilihat dari laporan keuangan yang
diberikan oleh manajemen, laporan keuangan ini tidak mencerminkan kondisi perusahaan
yang sebenarnya. Andersen yang bertindak sebagai auditor eksternal perusahaan Enron telah
bekerja sama dengan manajemen untuk melakukan manipulasi laporan keuangan dan terlebih
lagi mengungkapkan opini audit yang menguntungkan Perusahaan Enron, Andersen tidak
melakukan kinerjanya sebagai akuntan sesuai dengan etika profesi sebagai akuntan, dengan
tidak memberikan opini yang sesuai dengan kenyataan yang ada di dalam perusahaan.
Setelah kasus ini terungkap, yang tersisa dari Perusahaan Enron adalah utang dan
kebangkrutan Enron yang meninggalkan penderitaan bagi banyak orang khususnya bagi
investor dan karyawan Enron yang menanamkan dana pensiun mereka pada saham Enron,
dan setelah kasus ini terungkap nilai saham Enron sangat jatuh sampai pada titik saham
Enron tidak memiliki nilai. Selain itu KAP Andersen pun harus rela tidak mendapat
kepercayaan dari masyarakat lagi, juga akhirnya diambillah keputusan dari pemerintah USA
untuk menindaklanjuti masalah serupa adalah dengan dikeluarkannya SOX.
Dari masalah keagenan di atas beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan untuk dapat
memecahkan masalah keagenan adalah dengan memberikan rencana kompensasi yang tepat.
Kompensasi merupakan salah satu cara agar manajemen dapat bekerja sebagaimana
seharusnya untuk kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi, dengan pemberian
kompensasi dapat membuat manajemen merasa mendapatkan penghargaan lebih apabila
perusahaan yang dikelola mendapat keuntungan yang besar dengan kinerja yang baik.
Beberapa cara yang mungkin dilakukan untuk mengatasi masalah keagenan ini adalah
sebagai berikut.
1. Pembuatan Kontrak yang efisien antara agen dan prinsipal, kontrak efisien adalah
kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu:
2. Agen dan prinsipal memiliki informasi yang simetris. Artinya baik agen maupun
prinsipal memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat
informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri.
3. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang berarti
agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya.
4. Memotivasi para manajer dan pemegang saham agar berperilaku dalam sikap yang
memajukan tujuan perusahaan, Burdett dapat memberikan rekomendasi kepada dewan
direksi, yaitu:
5. Penilaian terhadap kinerja manajer dibuat dengan kontrak yang jelas sehingga
memotivasi agen bekerja dengan kepentingan terbaik principal.
6. Prinsipal memberikan pilihan rencana insentif jangka pendek dan jangka panjang dan
agen diberikan keleluasan dengan batasan yang menguntungkan kepentingan para pemegang
saham.
7. Penyusunan Standar yang jelas
mengenai siapa saja yang pantas menjadi apa baik untuk jabatan fungsional maupun
struktural ataupun untuk posisi tertentu yang dianggap strategis dan kritis. Hal ini harus
diiringi dengan sosialisasi dan implementasi (enforcement) tanpa ada pengecualian yang
tidak masuk akal
untuk mencapai suatu jabatan tertentu dengan adil dan terbuka. Siapapun yang telah
memenuhi syarat mempunyai kesempatan yang sama dan adil untuk “terpilih”. Terpilih
artinya walaupun pejabat lain diatasnya tidak “berkenan” dengan orang tersebut, tetapi
karena ia yang terbaik maka tidak ada alasan logis untuk menolaknya ataupun memilih yang
orang lain. Disinilah peran profesionalisme dikedepankan
Setiap “proses bisnis” dalam organisasi agar memungkinkan monitoring dari setiap pihak
sehingga penyimpangan yang dilakukan oknum-oknum dapat diketahui dan diberikan sangsi
tanpa kompromi. Oknum-oknum tersebut harus diumumkan pada publik dan tindakan apa
yang telah diambil untuk menciptakan kontrol agar tidak terjadi “permainan” sehingga
oknum-oknum tersebut bisa lolos dari sangsi yang berat. Oknum yang terbukti bersalah tidak
berhak lagi mendapatkan “penghargaan” sehingga dapat menimbulkan efek jera bagi yang
lain agar tidak berani mencoba-coba. Hal yang sama juga diperlakukan pada pegawai/pejabat
yang berprestasi, selain diberi reward, juga diumumkan untuk memberi efek “IDOL”
sehingga ditiru oleh pegawai/pejabat lainnya.
Opsi Saham
Opsi yang memberikan pemegangnya hak untuk membeli atau menjual saham biasa suatu
perusahaan (saham biasa) pada harga tertentu dan pada waktu tertentu. Opsi saham adalah
lazim merupakan bagian dari paket kompensasi eksekutif.
Hak istimewa yang diberikan kepada karyawan selain gaji dan tunjangan (seperti asuransi
kesehatan dan pensiun). Tunjangan benar memiliki nilai tunai sedikit atau tidak atau
implikasi pajak dan mungkin termasuk mobil perusahaan, liburan, ruang parkir yang
disediakan, kantor luas, ruang makan pribadi dan lain-lain.
Bonus
Dewan Direksi merupakan wakil dari pemegang saham untuk mengawasi kinerja manajemen
dan mewakili kepentingan pemegang saham. Dewan direksi seharusnya bertemu rutin baik
secara formal maupun tidak formal untuk menilai kekuatan dan kelemahan manajemen
puncak, dewan direksi dan manajemen bekerja sama untuk melakukan kontrol perusahaan.
Auditor mungkin auditor internal (individu yang fungsi utamanya bertugas untuk mengaudit
perusahaannya sendiri) atau auditor eksternal (dari luar individu perusahaan, yang biasanya
digunakan oleh sebuah perusahaan audit yang menangani banyak klien yang berbeda).
Auditor internal adalah karyawan yang tugasnya adalah untuk memberikan audit biasa dan
layanan jaminan. Tugas umumnya meliputi memastikan laporan keuangan sesuai dengan
SEC dan standar pemerintah, obyektif mengevaluasi tata kelola perusahaan, dan mengawasi
efektivitas pengendalian internal dan membuat penyesuaian dan perubahan yang diperlukan.
Auditor internal laporan kepada tingkat manajemen tertinggi, termasuk dewan direksi
perusahaan milik publik. Auditor independen adalah Akuntan Publik Bersertifikat (BPA)
yang menyediakan perusahaan dengan pendapat akuntan tetapi yang tidak dinyatakan
berhunumgam atau beklerja sama dengan perusahaan. Auditor yang independen atau bebas
ini dapat menjadi salah satu cara untuk menilai kinerja manajemen apakah sesuai dengan
keadaan perusahaan sebenarnya dalam penyusunan laporan keuangan dan dapat mencegah
manajemen mengelola perusahaan untuk kepentingan manajemen sendiri.
SIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.Teori
keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan
yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan,
teori sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan
kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang
menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut
”nexus of contract”.
Baik prinsipal maupun agen yang memiliki kepentingan sendiri dan perbedaan
kepentingan tersebut dapat mengakibatkan timbulnya informasi asimetri (Kesenjangan
informasi) antara Pemegang Saham (Stakeholders) dan organisasi.
Akibat adanya informasi yang tidak seimbang (asimetri) ini, dapat menimbulkan 2 (dua)
permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan
melakukan kontrol terhadap tindakan-tindakan agen. Jensen dan Meckling (1976)
menyatakan permasalahan tersebut adalah :
Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal
yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah
suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang telah
diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
Dan cara pengendalian yang baik atau cara mencegah timbulnya kemungkinan terjadinya
konflik tersebut adalah dengan: