Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)

Vol. 1, No. 1, (2016) Halaman 341-356


ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1

ANALISIS PENERAPAN PSAK No. 102 TENTANG AKUNTANSI MURABAHAH


(Studi Kasus Pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal Cabang
Kota Lhokseumawe)

Amrullah*1
1
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
e-mail: *1amrul_91@yahoo.com

Abstract
This study is aimed to analyze the application of PSAK No. 102 about murabaha accounting system on
shariah microfinance institutions Baitul Qiradh Afdal Lhokseumawe Regional. Thisstudy uses descriptive analyses
method. The data used is primary data obtained directly by interview , and secondary data through documentation
and study of literature.
The results showed that the application of the murabaha accounting system on shariah microfinance
institutions Baitul Qiradh Afdal Lhokseumawe Regional with PSAK No. 102 about murabaha accounting has not
been fully run in accordance with the applicable rules.

Keywords—Murabahah, PSAK No. 102, Baitul Qiradh

1. Pendahuluan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan


lembaga tersebut, serta menonjolkan aspek keadilan dan
Dalam upaya mendukung kesinambungan dan
kegiatan spekulatif dalam bertransaksi.
peningkatan pelaksanaan pembangunan, lembaga
Saat ini lembaga keuangan yang berbasis
keuangan telah menunjukan perkembangan yang pesat,
syari’ah terus berkembang pesat di Indonesia beberapa
seiring dengan kemajuan pembangunan di Indonesia dan tahun belakangan ini, tidak hanya lembaga keuangan
perkembangan perekonomian internasional, serta sejalan
berupa bank namun juga lembaga keuangan lainnya
dengan peningkatan tuntutan kebutuhan masyarakat
seperti lembaga keuangan mikro syari’ah. Mengingat
akan jasa lembaga keuangan khususnya lembaga
penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, maka
keuangan syari’ah yang tangguh dan
segala kebutuhan yang berbasis syari’ah memang
sehat.Perkembangan sistem lembaga keuangan syari’ah
mutlak diperlukan, sehingga umat Islam akan terhindar
memberikan alternatif lain dalam lembaga keuangan
dari unsur-unsur yang diharamkan dalam Islam.
yang semakin lengkap bagi masyarakat Indonesia. Hal
Baitul Qiradh merupakan lembaga keuangan
ini dikarenakan lembaga keuangan syari’ah
mikro syari’ah yang mengembangkan kegiatan usahanya
menggunakan sistem yang saling menguntungkan bagi
sebagai upaya untuk memberikan akses simpan pinjam
kedua belah pihak, serta didukung dengan
kepada masyarakat menengah ke bawah yang didasari
keanekaragaman produk dan dilakukan secara
pada prinsip-prinsip syari’ah, diharapkan mampu
transparan.
menjadi lembaga keuangan alternatif bagi umat Islam
Fenomena yang menarik adalah sejak krisis (Mujahidin, 2007:28). Baitul Qiradh sendiri telah
ekonomi yang melanda Indonesia di tahun 1997,
tersebar ke kabupaten/kota yang ada di Aceh. Lembaga
lembaga keuangan syari’ah mampu bertahan
keuangan mikro syari’ah tersebut siap melayani
dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional
kebutuhan masyarakat dengan produk-produknya.
yang terimbas krisis. Hal tersebut dikarenakan
Menariknya pada salah satu kota di Aceh yaitu kota
karakteristik sistem lembaga keuangan syari’ah
Lhokseumawe terjadi transaksi murabahah yang terus
beroperasi berdasarkan kepada prinsip bagi hasil yaitu
meningkat. Hal ini memberikan suatu pandangan positif
mudharabah dan musyarakah, prinsip jual beli yaitu
bagi perkembangan lembaga keuangan mikro syari’ah
murabahah, salam dan istishna dan sewa atau ijarah,
yaitu Baitul Qiradh.
telah memberikan alternatif sistem lembaga keuangan

341
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Salah satu cabang lembaga keuangan mikro “Analisis Penerapan PSAK No. 102 Tentang
syari’ah di kota Lhokseumawe yaitu lembaga keuangan Akuntansi Murabahah (Studi Kasus Pada Lembaga
mikro syari’ah Baitul Qiradh Afdhal telah memberi Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal
kontribusi positif terhadap perekonomian Kota Cabang Kota Lhokseumawe).”
Lhokseumawe (Sambo, 2010).Baitul Qiradh Afdhal Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas
merupakan lembaga keuangan alternatif berdasarkan tersebut, maka rumusan masalah dapat dikemukakan
pada prinsip syari’ah, yang diharapkan mampu adalah apakah penerapan sistem akuntansi murabahah
membantu usaha kecil untuk dapat meningkatkan pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh
pendapatannya dengan memberikan pinjaman modal. Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe telah sesuai dengan
Sama dengan lembaga keuangan mikro lainnya, Baitul PSAK No. 102. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Qiradh mengumpulkan dana dari anggota dan mengetahui kesesuaian penerapan sistem akuntansi
menyalurkan kepada anggota dan sebagian masyarakat murabahah pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah
khususnya pengusaha kecil untuk modal produktif. Baitul Qiradh Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe
Di dalam produk-produk syari’ah pada Baitul dengan PSAK No. 102.
Qiradh pasti terjadi transaksi keuangan dan akan ada
sistem akuntansi yang mengaturnya. Produk yang ada 2. Kajian Pustaka
pada Baitul Qiradh Afdhal yaitu murabahah, hal itu
sendiri telah ada sistem akuntansi yang mengatur yaitu Akuntansi Syari’ah
PSAK No. 102. Baitul Qiradh Afdhal memberikan Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan,
pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara cicilan mengukur, dan melaporkan informasi untuk membuat
dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi
persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah. pemakai informasi tersebut (Lili, 2006:2). Sependapat
Berdasarkan PSAK No. 102 tentang Akuntansi dengan Lili, Soemarso (2009:3) menyatakan
Murabahah, murabahah adalah akad jual beli barang bahwaakuntansi merupakan proses mengidentifikasikan,
dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
keuntungan yang disepakati dan penjual harus memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang
mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
pembeli (IAI, 2013). PSAK No. 102 merupakan informasi tersebut.
pernyataan akuntansi yang melihat bagaimana proses Warren, dkk (2005:10) menjelaskan secara
pencatatan terhadap produk pembiayaan yang memakai umum bahwa akuntansi dapat didefinisikan sebagai
sistem jual beli dari proses transaksi antara pihak-pihak sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada
yang terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
dilembaga perbankan syari’ah. ekonomi dan kondisi perusahaan. Berdasarkan
Dalam PSAK No. 102 dijelaskan bahwa pembiayaan pengertian akuntansi yang telah dikemukan beberapa
murabahah dapat dilakukan dengan pesanan atau tanpa pakar di atas, maka definisi akuntansi merupakan suatu
pesanan, dalam artian bahwa lembaga keuangan yang proses yang terdapat pengidentifikasian, pengukuran
menyediakan barang sesuai pesanan pembeli atau dan pencatatan kejadian-kejadian ekonomi suatu
melakukan pembelian barang sekalipun ada pembeli lembaga untuk disajikan kepada pihak-pihak
atau tidak, sehingga perlakuan akuntansi terhadap berkepentingan guna pengambilan keputusan yang tepat.
transaksi pembiayaan murabahah tersebut telah diatur Pengertian akuntansi syari’ah menurut
mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan Nurhayati dan Wasilah (2015:2) dapat diartikan sebagai
pengungkapannya. Berbeda halnya dengan yang terjadi proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai
pada lembaga keuangan mikro syari’ah Baitul Qiradh dengan aturan yang telah ditetapkan AllahSWT.
cabang Lhokseumawe, dimana Baitul Qiradh tersebut Menurut Muhammad (2002:14),akuntansi syari’ah
memberikan barang berupa logam mulia (emas) kepada adalah akuntansi yang dikembangkan dan bukan hanya
nasabahnya dalam hal pembelian barang, yang mana dengantambal sulam terhadap akuntansi konvensional,
pembeliannya secara tangguh diterapkan oleh Baitul akan tetapi merupakan pengembangan filosofis terhadap
Qiradh. Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis nilai-nilai alqur’an yang dikeluarkan dalam pemikiran
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul teoritis dan teknis akuntansi.Dengan demikian,

342
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

akuntansi syari’ah dapat diartikan sebagai suatu mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
teknikpencatatan, penggolongan, pelaporan dan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
menganalisa data keuangan yang dilakukan dengan cara dengan imbalan atau bagi hasil.
tertentu dan dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan dengan menggunakan aturan-aturan Islam. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan merupakan sebuah produk
Baitul Qiradh penyaluran dana kepada masyarakat pada suatu lembaga
Baitul Qiradh merupakan lembaga keuangan keuangan. Pembiayaan terdapat pula beberapa jenis,
berbadan hukum koperasi yang berfungsi sebagai sarana salah satunya pembiayaan jual beli. Dalam hal syari’ah,
untuk memudahkan dan memperlancar aktivitas pembiayaan jual beli terdiri dari pembiayaan
kehidupan perekonomian dengan mengumpulkan dana murabahah, salam, dan istishna. Menurut Ikatan
masyarakat yang tidak produktif dan menyalurkannya Akuntan Indonesia (IAI, 2013) dalam Pernyataan
kedalam kegiatan yang produktif dimana sistem Standar Akuntansi (PSAK) 102, murabahah adalah
operasinya dilaksanakan menurut syariat Islam menjual barang dengan harga jual sebesar harga
(Syamsuddin, 2008). Qiradh berarti penyediaan dana perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang
berdasarkan persetujuan atau kepakatan antara tersebut kepada pembeli.
peminjam dan pihak yang meminjamkan mewajibkan Pembiayaan murabahah dapat dikatakan
peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu sebagai pembiayaan dengan prinsip jual beli dimana
tertentu (IAI, 2003). pihak penjual wajib memberitahu harga pembeliannya
Baitul Qiradh juga sebagai lembaga pengumpul dan keuntungan yang di ambil kepada pembeli, sehingga
dan penyalur infaq (zakat dan sadaqah) dalam pembeli mengetahui harga aslinya dan keuntungan yang
pengertian yang seluas luasnya sesuai dengan ketentuan diambil oleh lembaga keuangan.Dalam Islam,
yang diatur dalam syariat Islam (Ardiansyah, 2009). perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan
Masyarakat yang tidak dapat memproduktifkan dananya nilai-nilai moral contohnya setiap pedagang atau penjual
secara maksimal karena keterbatasan waktu dan harus menyatakan kepada pembeli bahwa barang
kemampuan, mendapat kesempatan tersebut layak dipakai dan tidak ada cacat. Apabila
memproduktifkannya melalui Baitul Qiradh, ke dalam barang dalam kondisi tidak layak pakai maka penjual
berbagai usaha dengan prinsip bagi hasil (mudharabah) harus memberitahukan kepada pembeli.
sesuai dengan ketentuan Islam. Orang-orang yang Ada dua jenis murabahah menurut Nurhayati
kekurangan dan membutuhkan dana dalam usaha dan Wasilah (2015:177) yaitu:
ekonominya dapat dibantu, sehingga terjadi proses 1. Murabahah dengan pesanan (murabahah to the
peredaran dana yang saling menguntungkan antara purchase order)
penyedia dana dan pemakaidana, sehingga pada Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan
gilirannya akan dapat tercipta kondisi kehidupan pembelian barang setelah ada pemesanan dari
ekonomi yang seimbang. pembeli. Murabahah berdasarkan pesanan
dapatdibedakan menjadi 2, yaitu:
Pembiayaan Dalam Akuntansi Syari’ah a. Bersifat mengikat, yaitu apabila telah
Pembiayaan merupakan penyaluran dana yang dipesan maka harus dibeli
terjadi pada lembaga keuangan. Pembiayaan b. Bersifat tidak mengikat, yaitu walaupun
berdasarkan prinsip syari’ah terbagi menjadi beberapa nasabah telah memesan barangtetapi
prinsip yaitu berdasarkan prinsip jual beli, bagi hasil dan nasabah tidak terikat, nasabah dapat
sewa. Pembiayaan sangat penting karena merupakan menerima atau membelikan barangtersebut.
salah satu sarana untuk memperoleh keuntungan, juga 2. Murabahah tanpa pesanan, murabahah jenis ini
untuk menjaga keamanan dana nasabah. bersifat tidak mengikat.
Pengertian pembiayaan menurut Kasmir Murabahah tanpa pesanan maksudnya, ada yang
(2004:92) adalah penyediaan uang atau tagihan yang pesan atau tidak ada yang memesan, lembaga
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan keuangan menyediakan barang dagangannya.
atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang

343
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Penyediaan barang tidak terpengaruh atau 5. Lembaga keuangan harus menyampaikan


terkait langung dengan ada tidaknya pembeli. semua hal yang berkaitandengan pembelian,
Rukun merupakan hal yang harus dipenuhi agar misalnya jika pembelian dilakukan secara
suatu perbuatan sah secara hukum Islam. Rukun adalah utang.
suatu unsur yang merupakan bagian tak terpisahkan dari 6. Lembaga keuangan kemudian menjual
suatu perbuatan atau lembaga, yang menentukan sah barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
atau tidaknya perbuatan tersebut dan ada atau tidaknya dengan harga jual senilai harga beli plus
sesuatu itu (Dewi, 2005:49-50). keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus
Rukun murabahah yang harus terpenuhi menurut memberitahu secara jujur harga pokok
Nurhayati dan Wasilah (2015:179): barang kepada nasabah berikut biaya yang
1. Penjual (Ba`i) diperlukan.
2. Pembeli (Musytari) 7. Nasabah membayar harga barang yang telah
3. Obyek Jual Beli disepakati tersebut pada jangka waktu
4. Ijab Qabul. tertentu yang telah disepakati.
8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan
Adapun syarat murabahah menurut Nurhayati atau kerusakan akad tersebut, pihak bank
dan Wasilah (2015:179): dapat mengadakan perjanjian khusus dengan
1. Pihak yang berakad: nasabah.
a. Adanya penjual dan pembeli
b. Akad anak kecil dianggap sah, apabila Selanjutnya Dewan Syari’ah Nasional dalam
seizin walinya fatwanya No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang
c. Nasabah harus mengerti hukum murabahah,mengatur pula mengenai Ketentuan
2. Barang / Objek: Murabahah kepada Nasabah, yaitu sebagai berikut:
a. Barang yang diperjualbelikan harus dapat 1. Nasabah mengajukan permohonan dan janji
diambil manfaatnya pembelian suatu barang atauaset kepada
b. Barang itu milik sah dan dikuasai penjual lembaga keuangan.
c. Barang yang diperjualbelikan harus 2. Jika lembaga keuangan menerima
berwujud permohonan tersebut, ia harus membeli
d. Barang dapat diketahui kuantitas dan terlebih dahulu aset yang dipesannya secara
kualitas barangnya sah dengan pedagang.
e. Barang tersebut sesuai dengan spesifikasi 3. Lembaga keuangan kemudian menawarkan
yang disepakati aset tersebut kepada nasabah dan nasabah
f. Barang secara fisik ada ditangan penjual. harus menerima (membeli)-nya sesuai
dengan janji yang telah disepakatinya, karena
Dewan Syari’ah Nasional dalam fatwanya No: secara hukum janji tersebut mengikat dan
04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahahmenyebutkan kemudian kedua belah pihak harus membuat
bahwa Ketentuan Umum Murabahah dalam lembaga kontrak jual beli.
keuangan adalah sebagai berikut: 4. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta
1. Lembaga keuangan dan nasabah harus nasabah untuk membayar uang muka saat
melakukan akad murabahah yangbebas riba. menandatangani kesepakatan awal
2. Barang yang diperjualbelikan tidak pemesanan.
diharamkan oleh syari’ah Islam. 5. Jika nasabah kemudian menolak membeli
3. Lembaga keuangan membiayai sebagian atau barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar
seluruh harga pembelianbarang yang telah dari uang muka tersebut.
disepakati kualifikasinya. 6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian
4. Lembaga keuangan membeli barang yang yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat
diperlukan nasabah atas nama lembaga meminta kembali sisa kerugiannya kepada
keuangan itu sendiri, dan pembelian ini harus nasabah.
sah dan bebas riba.

344
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

7. Jika uang muka memakai kontrak ‘urbun harus diberitahukan. Jika penjual
sebagai alternatif dari uang muka, maka : mendapatkan diskon sebelum akad
a. Jika nasabah memutuskan untuk membeli murabahah, maka diskon itu merupakan hak
barang tersebut, ia tinggal membayar sisa pembeli.
harga. 6. Diskon yang terkait dengan pembelian
b. Jika nasabah batal membeli, uang muka barang, antara lain meliputi:
menjadi milik bank maksimal sebesar a. Diskon dalam bentuk apapun dari
kerugian yang ditanggung oleh bank pemasok atas pembelian barang
akibat pembatalan tersebutdan jika uang b. Diskon biaya asuransi dari perusahaan
muka tidak mencukupi, nasabah wajib asuransi dalam rangka pembelian barang
melunasi kekurangannya. c. Komisi dalam bentuk apapun yang
diterima terkait dengan pembelian barang.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 7. Diskon atas pembelian barang diterima
No. 102 tentang Akuntansi Murabahah setelah akad murabahah disepakati
diperlakukan sesuai dengan kesepakatan
Karakteristik Murabahah dalam akad tersebut. Jika tidak diatur dalam
Dalam PSAK No. 102 dinyatakan bahwa akad, maka diskon tersebut menjadi hak
karakteristik murabahah sebagai berikut (IAI, 2013): penjual.
1. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan 8. Penjual dapat meminta pembeli menyediakan
pesanan atau tanpa pesanan. agunan atas piutang murabahah, antara lain,
Dalammurabahah berdasarkan pesanan, dalam bentuk barang yang telah dibeli dari
penjual melakukan pembelian barang setelah penjual dan/atau asset lainnya.
ada pemesanan dari pembeli. 9. Penjual dapat meminta uang muka kepada
2. Murabahah berdasarkan pesanan dapat pembeli sebagai bukti komitmen pembelian
bersifat mengikat atau tidak mengikat sebelum akad disepakati. Uang muka
pembeli untuk membeli barang yang menjadi bagian pelunasan piutang
dipesannya. Dalam murabahah pesanan murabahah, jika akad murabahah disepakati.
mengikat pembeli tidak dapat membatalkan Jika akad murabahah batal, maka uang muka
pesanannya. Jika aset murabahah yang telat dikembalikan kepada pembeli setelah
dibeli oleh penjual mengalami penurunan dikurangi kerugian riil yang ditanggung oleh
nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, penjual. Jika uang muka itu lebih kecil dari
maka penurunan nilai tersebut menjadi kerugian, maka penjual dapat meminta
tanggungan penjual dana akan mengurangi tambahan dari pembeli.
nilai akad. 10. Jika pembeli tidak dapat menyelesaikan
3. Pembayaran murabahah dapat dilakukan piutang murabahah sesuai dengan yang
secara tunai atau tangguh. Pembayaran diperjanjikan, maka penjual dapat
tangguh adalah pembayaran yang dilakukan mengenakan denda kecuali dapat dibuktikan
tidak pada saat barang diserahkan kepada bahwa pembeli tidak atau belum mampu
pembeli, tetapi pembayaran dilakukan secara melunasi disebabkan oleh force majeur.
angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu. Denda tersebut didasarkan pada pendekatan
4. Akad murabahah memperkenankan ta’zir yaitu untuk membuat pembeli lebih
penawaran yang berbeda untuk cara disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya
pembayaran yang berbeda sebelum akad sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad
murabahah dilakukan. Namun jika akad dan dana yang berasal dari denda
tersebut telah disepakati, maka hanya ada diperuntukkan sebagai dana kebajikan.
satu harga (harga dalam akad) yang 11. Penjual boleh memberikan potongan pada
digunakan. saat pelunasan murabahah jika pembeli:
5. Harga yang disepakati dalam murabahah a. melakukan pelunasan pembayaran tepat
adalah harga jual, sedangkan biaya perolehan waktu; atau

345
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

b. melakukan pelunasan pembayaran lebih 4. Kewajiban penjual kepada pembeli atas


cepat dari waktu yang disepakati. pengembalian akan tereliminasi pada saat:
12. Penjual boleh memberikan potongan dari a. dilakukan pembayaran kepada pembeli
total piutang murabahah yang belum dilunasi sebesar jumlah potongan setelah
jika pembeli: dikurangi dengan biaya pengembalian;
a. melakukan pembayaran cicilan tepat atau
waktu; dan atau b. dipindahkan sebagai dana kebajikan jika
b. mengalami penurunan kemampuan pembeli sudah tidak dapat dijangkau
pembayaran. oleh penjual.
5. Pada saat akad murabahah, piutang
Pengakuan dan Pengukuran Murabahah murabahah diakui sebesar biaya perolehan
Dalam PSAK No. 102 dinyatakan bahwa aset murabahah ditambah keuntungan yang
pengakuan dan pengukuran murabahah sebagai berikut disepakati. Pada akhir periode pelaporan
(IAI, 2013): keuangan, piutang murabahah dinilai
1. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi,
sebagai persediaan sebesar biaya perolehan. yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan
2. Pengukuran aset murabahah setelah kerugian piutang.
perolehan adalah sebagai berikut: 6. Keuntungan murabahah diakui:
a. jika murabahah pesanan mengikat, a. pada saat terjadinya penyerahan barang
maka: jika dilakukan secara tunai atau secara
(i) dinilai sebesar biaya perolehan; dan tangguh yang tidak melebihi satu tahun;
(ii) jika terjadi penurunan nilai aset atau
karena usang, rusak, atau kondisi b. selama periode akad seseuai dengan
lainnya sebelum diserahkan ke tingkat risiko dan upaya untuk
nasabah, penurunan nilai tersebut merealisasikan keuntungan tersebut
diakui sebagai beban dan untuk transaksi tangguh lebih dari satu
mengurangi nilai asset tahun. Metode-metode berikut ini
b. jika murabahah tanpa pesanan atau digunakan dan dipilih sebagai yang
murabahah pesanan tidak mengikat, paling sesuai dengan karakteristik risiko
maka: dan upaya transakasi murabahahnya:
(i) dinilai berdasarkan biaya perolehan (i) Keuntungan diakui saat penyerahan
atau nilai bersih yang dapat aset murabahah. Metode ini
direalisasi, mana yang lebih rendah; terapan untuk murabahah tangguh
dan dimana risiko penagihan kas dari
(ii) jika nilai bersih yang dapat piutang murabahah dan beban
direalisasi lebih rendah dari biaya pengelolaan piutang serta
perolehan, maka selisihnya diakui penagihannya relatif kecil.
sebagai kerugian. (ii) Keuntungan diakui proporsional
3. Diskon pembelian aset murabahah diakui dengan besaran kas yang berhasil
sebagai: ditagih dari piutang murabahah.
a. pengurang biaya perolehan aset Metode ini terapan untuk transaksi
murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah tangguh dimana risiko
murabahah; piutang tidak tertagih relatif besar
b. kewajiban kepada pembeli, jika terjadi dan/atau beban untuk mengelola
setelah akad murabahah dan sesuai akad dan menagih piutang tersebut
yang disepakati menjadi hak pembeli; relative besar juga.
c. pendapatan operasi lain, jika terjadi (iii) Keuntungan diakui saat seluruh
setelah akad murabahah dan tidak piutang murabahah berhasil
diperjanjikan dalam akad. ditagih. Metode ini terapan untuk

346
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

transaksi murabahah tangguh 12. Pengakuan dan pengukuran uang muka


dimana risiko piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:
dan beban pengelolaan piutang a. uang muka diakui sebagai uang muka
serta penagihannya cukup besar. pembelian sebesar jumlah yang
Dalam praktek, metode ini jarang diterima;
dipakai, karena transaksi b. jika barang jadi dibeli oleh pembeli,
murabahah tangguh mungkin tidak maka uang muka diakui sebagai
terjadi bila tidak ada kepastian pembayaran piutang (merupakan bagian
yang memadai akan penagihan pokok);
kasnya. c. jika barang batal dibeli oleh pembeli,
7. Pengakuan keuntungan pada poin maka uang muka dikembalikan kepada
sebelumnya (b) (ii), dilakukan secara pembeli setelah diperhitungkan dengan
proporsional atas jumlah piutang yang biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh
berhasil ditagih dengan mengalikan penjual.
persentase keuntungan terhadap jumlah
piutang yang berhasil ditagih. Persentase Penyajian Transaksi Murabahah
keuntungan dihitung dengan perbandingan Dalam PSAK No. 102 dinyatakan bahwa
antara margin dan biaya perolehan aset akuntansi untuk penjual sebagai berikut (IAI, 2013):
murabahah. 1. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai
8. Potongan pelunasan piutang murabahah bersih yang dapat direalisasikan, yaitu
yang diberikan kepada pembeli yang saldo piutang murabahah dikurangi
melunasi secara tepat waktu atau lebih penyisihan kerugian piutang.
cepat dari waktu yang disepakati diakui 2. Margin murabahah tangguhan disajikan
sebagai pengurang keuntungan murabahah. sebagai pengurang (contra account)
9. Pemberian potongan pelunasan piutang piutang murabahah.
murabahah dapat dilakukan dengan 3. Beban murabahah tangguhan disajikan
menggunakan salah satu metode berikut: sebagai pengurang (contra account) hutang
a. diberikan pada saat pelunasan, yaitu murabahah.
penjual mengurangi piutang murabahah
dan keuntungan murabahah; atau Pengungkapan Transaksi Murabahah
b. diberikan setelah pelunasan, yaitu Dalam PSAK No. 102 dinyatakan bahwa
penjual menerima pelunasan piutang pengungkapan transaksi murabahah sebagai berikut
dari pembeli dan kemudian (IAI, 2013):
membayarkan potongan pelunasannya 1. Penjual mengungkapkan hal-hal yang
kepada pembeli. terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
10. Potongan angsuran murabahah diakui tidak terbatas pada:
sebagai berikut: a. harga perolehan aset murabahah;
a. jika disebabkan oleh pembeli yang b. janji pemesanan dalam murabahah
membayar secara tepat waktu, maka berdasarkan pesanan sebagai kewajiban
diakui sebagai pengurang keuntungan atau bukan; dan
murabahah; c. pengungkapan yang diperlukan sesuai
b. jika disebabkan oleh penurunan PSAK 101: Penyajian Laporan
kemampuan pembayaran pembeli, maka Keuangan Syari’ah.
diakui sebagai beban. 2. Pembeli mengungkapkan hal-hal yang
11. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
melakukan kewajibannya sesuai dengan tidak terbatas pada:
akad, dan denda yang diterima diakui a. nilai tunai aset yang diperoleh dari
sebagai bagian dana kebajikan. transaksi murabahah;
b. jangka waktu murabahah tangguh.

347
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Metode tersebut yaitu data disusun, diklasifikasikan,
Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah. kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran yang
jelas mengenai penerapan PSAK No. 102 berupa
karakteristik, pengakuan dan pengukuran, peyajian serta
3. Metode Penelitian
pengungkapan. Data-data yang berhubungan dengan
Desain penelitian atau rancang bangun
permasalahan diatas akan dianalisis dengan
penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan
menggunakan metode analisis deskriptif yaitu:
yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan
1) Menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan
dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-
dengan pengambilan keputusan mengenai hasil
pertanyaan penelitiannya. Rencana itu merupakan suatu
analisis yang diteliti. Mengolah data, mengecek data
skema menyeluruh yang mencakup program penelitian
dan tabulasi, membaca tabel-tabel, grafik-grafik,
(Kerlinger, 2003).Berdasarkan kondisi lingkungan
atau angka-angka yang tersedia kemudian
penelitian dan tingkat keterlibatan peneliti, maka
menguraikan dan menafsirkan (Hasan, 2004 ).
penelitian ini dilakukan dalam situasi yang tidak diatur,
Kemudian mengolah data yang didapatkan dari
yaitu situasi dimana pekerjaan berproses secara normal
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh
(Sekaran, 2006:170). Tingkat intervensi peneliti dalam
Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe laporan
penelitian ini adalah intervensi minimal dimana peneliti
keuangan diantaranya yang akan diuraikan dalam
hanya mengumpulkan data tanpa ikut campur dalam
bab selanjutnya.
kegiatan organisasi. Unit analisis merujuk pada tingkat
2) Mengumpulkan dengan aneka macam cara, seperti
kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis
melalui observasi, wawancara, intisari dokumen,
data selanjutnya (Sekaran, 2006:173) yang dimaksud
pita rekaman, cd, soft copy dan lain-lain, mereduksi
dalam penelitian ini adalah Lembaga Keuangan Mikro
data, menyajikan data, menarik
Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal Cabang Kota
kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 2007).
Lhokseumawe. Horizon waktu yang digunakan adalah
Pengumpulan data berdasarkan feedback atas
cross-sectional, dimana sebuah studi dapat dilakukan
pertanyaan wawancara yang diajukan untuk
dengan data yang hanya sekali dikumpulkan padasuatu
selanjutnya disajikan dalam hasil penelitian,
periode atau satu tahap.
sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Teknik Pengumpulan Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
Pengumpulan data yang digunakan dalam
metode analisis deskriptif yang pada dasarnya
penelitian ini adalah teknik wawancara dan teknik
menggambarkan hasil olahan data yang telah terkumpul
dokumentasi. Teknik wawancara, yaitu penulis
sebagaimana adanya dengan penjelasan-penjelasan yang
melakukan serangkaian tanya jawab secara langsung
memadai tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
terhadap Pimpinan Kantor Lembaga Keuangan Mikro
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,
Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal Cabang Kota
2010:169). Dikarenakan penelitian yang bersifat
Lhokseumawe untuk mendapatkan keterangan yang
deskriptif, maka data yang diperoleh hanya merupakan
dibutuhkan. Wawancara digunakan sebagai teknik
sekumpulan informasi yang menjelaskan kejadian atau
pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan
aktivitas yang terjadi pada objek penelitian yaitu
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh
yang harus diteliti (Sugiyono, 2010:194). Teknik
Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe. Analisis data tidak
dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan
memungkinkan secara statistik dikarenakan keterbatasan
mempelajari dokumen-dokumen di perusahaan yang
jumlah data yang ada, sehingga apabila dilakukan
berkaitan dengan penelitian yaitu Lembaga Keuangan
analisis dengan alat bantu statistika maka data hasil
Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal Cabang Kota
analisisnya pun tidak dapat diandalkan.
Lhokseumawe berupa form pengisian data nasabah,
contoh surat akad dan laporan keuangan.
4. Hasil Dan Pembahasan
Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan di dalam
penelitian ini merupakan metode analisis deskriptif.

348
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Profil Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul d. Untuk memperluas dan mengambil manfaat
Qiradh AfdhalCabang Kota Lhokseumawe dari ekonomi neraca.
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul 4. Hasil yang diharapkan:
Qiradh Afdhal adalah koperasi baru, namun para a. Pinjaman ringan yang tersedia bagi kaum
promotor Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul wanita kurang mampu untuk kegiatan yang
Qiradh Afdhal memiliki pengalaman luas dalam mendatangkan pemasukan.
melaksanakan program kemasyarakatan termasuk b. Meningkatkan pendapatan dan kepercayaan
program layanan keuangan. Para pemegang saham diri kaum wanita.
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh c. Meningkatkan tabungan kaum wanita kurang
Afdhal termasuk para penerima dan pekerja sosial mampu.
sebelumya, maka mereka sangat memahami kebutuhan d. Tercapainya kemandirian keuangan.
layanan keuangan klien yang menjadi target mereka. e. Terjaganya budaya pembayaran (utang)
Program Save The Children Aceh memberikan diatas 98%.
dukungan yang diperlukan kepada Lembaga Keuangan f. Pengaruf positif bagi kehidupan anak-anak.
Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal sehingga bisa
menjalankan praktik terbaik program microfinance Pembahasan
dengan menitikberatkan pada anak dan kalangan peduli
anak. Murabahah berdasarkan PSAK No. 102 tentang
Dalam keberhasilan suatu program dan Akuntansi Murabahah
organisasi, maka kejelasan visi, target, tujuan dan hasil Dalam akad murabahah, harus disebutkan
yang diharapkan merupakan aspek yang sangat penting. karakteristik yang mencakupi hak dan kewajiban antara
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh pembeli dan penjual sesuai dengan kepakatan, dalam
Afdhal telah mengadakan pelatihan Mobilisasi hal ini Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul
Masyarakat Apresiatif bagi anggota umum dan dewan Qiradh Afdhal dan nasabah. Lembaga Keuangan Mikro
pengurusnya dengan dukungan teknis dari Save The Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal Cabang Kota
Children. Para peserta mengembangkan misi dan Lhokseumawe dalam kegiatan operasionalnya telah
visinya sebagai berikut: menerapkan akad murabahah berdasarkan dengan yang
1. Visi: ditetapkan oleh IAI dalam PSAK No. 102 tentang
Untuk meningkatkan kemampuan ekonomi akuntansi murabahah. Segala ketentuan yang menjadi
kaum wanita dan anak-anak yang karakteristik mencakupi hak dan kewajiban nasabah dan
membutuhkan. perusahaan disebutkan dalam akad yang dikeluarkan
2. Target: oleh perusahan. Didalamnya juga disebutkan cara
Semua keluarga, khususnya para wanita Aceh pembayaran dan ketentuan-ketentuan yang harus
yang kurang memiliki kemampuan ekonomi untuk disepakati nasabah dalm melaksanakannya.
memenuhi kebutuhan anak-anak mereka.
3. Tujuan: Penerapan Akuntansi Murabahah berdasarkan
Tujuannya adalah sebagai berikut: PSAK No. 102 tentang AkuntansiMurabahah pada
a. Untuk meningkatkan sumber-sumber Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh
keuangan yang tesedia bagi para wanita dan Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe
ibu, yang secara positif akan mempengaruhi Prosedur untuk menjadi nasabah adalah calon
kesejahteraan anak-anak mereka. nasabah yang ingin melakukan transaksi di Lembaga
b. Untuk mengembangkan Lembaga Keuangan Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal,
Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal mengajukan diri dan mengisi formulir tentang biodata
sebagai lembaga micro-finance lokal yang diri. Kemudian akan dilakukan pemeriksa kelengkapan
handal secara kelembagaan dan keuangan. dokumen dan akan disetujui oleh pimpinan kantor
c. Untuk memberikan layanan keuangan yang cabang. Pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul
berkelanjutan kepada kaum wanita yang Qiradh Afdhal, nasabah selama ini hanya dari kaum
kurang mampu melalui produk-produk perempuan saja, ada yang berkelompok dan ada pula
women-friendly. yang individu. Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah

349
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Baitul Qiradh Afdhal tidak memberikan barang yang denda tersebut tidak berupa uang tambahan. Denda yang
dibutuhkan nasabah melainkan logam mulia (emas), diberlakukan merupakan pemutusan kerjasama ke
yang mana barang tersebut dibebaskan untuk nasabah depannya dalam hal transaksi apapun. Sesuai dalam
gunakan. Nasabah yang berkelompok biasanya PSAK No. 102 dinyatakan bahwa denda dikenakan jika
membuka usaha kecil, nasabah harus menyebutkan jenis pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai
usaha dan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai
Qiradh Afdhal menyediakan keperluan usaha tersebut. bagian dana kebajikan. Lembaga Keuangan Mikro
Pembayaran yang dilakukan pada Lembaga Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal memberlakukan
Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal adalah pemutusan kerjasama kedepannya jika nasabah tidak
tangguh, pembayaran tersebut tidak dilakukan pada saat mampu melaksanakan kewajibannya dan sesuai isi akad
barang diserahkan namun diangsur. Pembayaran secara nasabah tetap harus melaksanakan kewajibannya sebesar
tangguh juga memiliki kesepakatan jangka waktu biaya perolehan tanpa keuntungan yang diambil
angsurannya, biasanya selama 20 hingga 24 hari. Pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh
saat transaksi akan terjadi, nasabah mengetahui biaya Afdhal.
perolehan barang dan menjadi kewajiban Lembaga Dalam transaksi murabahah mengenai diskon,
Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal reward berupa pemotongan harga, potongan pelunasan
memberitahu biaya perolehan tersebut. dan potongan angsuran tidak diberlakukan pada
Keuntungan sebagai pendapatan secara tidak Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh
langsung disebutkan pada saat transaksi. Untuk Afdhal. Hal tersebut berdasarkan kebijakan yang
mendapat gambaran tentang biaya perolehan dan berlaku pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul
keuntungan yang diketahui nasabah, penulis akan Qiradh Afdhal, namun bagi nasabah yang bersifat
memberikan contoh sederhana. Nasabah A membeli kelompok akan diberikan reward dalam bentuk
barang sebesar Rp 1.000.000 dan perusahaan tenggang waktu pembayaran angsuran di luar
menyerahkan emas yang senilai sama dengan kesepakatan. Nasabah yang melakukan transaksi dengan
permintaan nasabah disertai keuntungan 10%. Pada saat melakukan pembayaran uang muka diakui sebagai uang
transaksi dilakukan, perusahaan memberitahu biaya muka pembelian sebesar jumlah yang diterima.
perolehan emas tersebut dan keuntungan yang diambil Pengakuan dan pengukuran uang muka yang dilakukan
sebesar 10%. Sehingga, biaya yang harus dibayar oleh Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh
nasabah sebesar Rp 1.100.000 yang sudah termasuk Afdhal telah sesuai dengan PSAK No. 102.
keuntungan di dalamnya. Penulis juga melihat hal keuntungan yang
diperoleh Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul
Pengakuan dan Pengukuran Murabahah Qiradh Afdhal berdasarkan PSAK No. 102 yaitu,
Aset murabahah yang diberikan kepada nasabah keuntungan diakui pada saat terjadinya penyerahan
bukan berupa barang yang diinginkan nasabah barang yang tidak melebihi satu tahun. Pada laporan
melainkan emas. Barang logam mulia (emas) tersebut keuangan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul
dibeli oleh Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal, keuntungan murabahah diakui sebagai
Qiradh Afdhal pada saat nasabah ingin melakukan pendapatan, yang diperoleh dari pembayaraan secara
transaksi. Jumlah emas tersebut disesuaikan dengan tangguh dan tidak melebihi jangka waktu yang telah
jumlah transaksi yang diinginkan nasabah disertai disepakati. Dalam PSAK No.102, apabila penjual tidak
keuntungan 10%. Emas yang merupakan barang tersebut mampu menjangkau sisa pembayaran pembeli, maka
merupakan aset murabahah yang diakui sebagai akan diakui sebagai dana kebajikan. Pada Lembaga
persediaan, namun Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal,
Baitul Qiradh Afdhal tidak mengakui sebagai persediaan nasabah yang tidak mampu melaksanakan pembayaran
dan tidak mencatatnya. Hal tersebut tidak sesuai dengan tangguhannya tidak dapat diakui sebagai dana
PSAK No. 102 yang menyatakan bahwa aset kebajikan, namun nasabah tetap melakukan pembayaran
murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya sebesar nilai peroleh tanpa disertai keuntungan 10%.
perolehan.
Denda juga diberlakukan oleh Lembaga Penyajian Transaksi Murabahah
Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal, namun

350
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui PSAK No. 102. Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah
wawancara, Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Baitul Qiradh Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe
Qiradh Afdhal telah sesuai dengan PSAK No. 102 memberlakukan denda pemutusan kerjasama ke
terkait penyajian transaksi murabahah mengenai depannya pada nasabah yang tidak melaksanakan
piutang. Piutang murabahah yang terjadi pada Lembaga kewajibannya dan keuntungan diakui pada saat transaksi
Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal terjadi.
disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan. Pada penyajian transaksi murabahah, Lembaga
Saldo piutang murabahah dikurang penyisihan kerugian Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal Cabang
merupakan ketentuan dalam penyajian piutang Kota Lhokseumawe telah sesuai dengan PSAK No.102
murabahah sebagai nilai bersih. mengenai piutang murabahah disajikan sebesar nilai
Margin murabahah tangguhan pada Lembaga bersih dan margin tangguhan disajikan sebagai
Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal pengurang piutang murabahah.
disajikan sebagai pengurang piutang murabahah. Hal ini
telah sesuai yang dinyatakan oleh IAI dalam PSAK No. Keterbatasan
102 tentang akuntansi murabahah. Beberapa keterbasan dalam penelitian ini, yaitu:
1) Keterbatasan akses pengumpulan data
Pengungkapan Transaksi Murabahah mengenai transaksi murabahah pada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul
Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Qiradh Afdhal Cabang Kota
Afdhal, perusahaan sebagai penjual telah Lhokseumawe.
mengungkapkan dengan sebenarnya harga perolehan 2) Kurangnnya pemahaman Lembaga
barang yang menjadi objek akad. Sesuai dengan PSAK Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh
No.102 yang menyatakan penjual menggungkapkan hal- Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe
hal yang terkait transaksi dengan tidak terbatas mengenai PSAK No. 102, sehingga peneliti
mengenai harga perolehan dan janji pemesanan mengalami kesulitan pada tahap
berdasarkan pesanan sebagai kewajiban. Lembaga wawancara.
Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal tidak
melakukan transaksi pemesanan sehingga tidak Saran
melanggar ketentuan yang diatur dalam PSAK No. 102. 1) Kepada peneliti selanjutnya yang ingin
meneliti Lembaga Keuangan Mikro
5. Kesimpulan, Keterbatasan Dan Saran Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal Cabang
Kota Lhokseumawe sebagai objeknya,
Kesimpulan maka penulis menyarankan agar meneliti
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang lebih mendalam mengenai pengakuan dan
telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
penerapan PSAK No. 102 tentang akuntansi murabahah transaksi murabahah yang dilakukan
pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul Qiradh Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Baitul
Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe, konsep atau kriteria Qiradh Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe
murabahah pada perusahaan diterapkan dalam transaksi sesuai PSAK No. 102 tentang akuntansi
sejalan ketentuan-ketentuan yang berlaku sesuai dengan murabahah.
PSAK No. 102 tentang akuntansi murabahah. 2) Kepada Lembaga Keuangan Mikro
Aset murabahah yang berupa logam mulia Syari’ah Baitul Qiradh Afdhal Cabang
(emas) sebagai objek murabahah tidak diakui sebagai Kota Lhokseumawe diharapkan dapat
persediaan, dalam pengakuan dan pengukuran menambah tenaga akuntan selain
murabahah sesuai dengan PSAK No. 102 yang harus menggunakan sistem akuntansi
diakui sebagai persediaan. Denda dan keuntungan yang terkomputerisasi, sehingga pencatatan
dilakukan oleh Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah transaksi hingga pelaporannya dalam
Baitul Qiradh Afdhal Cabang Kota Lhokseumawe telah bentuk laporan keuangan mempunyai
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam

351
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

perbandingan dengan sistem pembukuan Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di
manual. Indonesia Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Sambo, Dimas. 2010. Afdhal Perluas Layanan Untuk


Daftar Pustaka
Kaum Duafa. Melalui Acehmagazine.com.
Ardiansyah. 2009. Sarana Sistem Ekonomi Islam.
Diakses 28 Mei 2015
Jakarta: Gema Insani

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk


Dewan Syari’ah Nasional MUI, Himpunan Fatwa
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Dewan Syariah Nasional MUI, No.04/DSN-
MUI/IV/2000, tentang Murabahah.
SoemarsoS.R. 2009. Akuntansi suatu pengantar Buku 1
Edisi 5.Jakarta: Salemba Empat.
Dewi, Gemala. 2005. Hukum Perrikatan Islam
Indonesia. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Hasan, M. Iqbal. 2004. Pokok-Pokok Materi Metodologi
Penelitian & Aplikasinya. Jakarta. Ghalia
Syamsuddin, Djauhari. 2008. Baitul Qiradh Sarana
Indonesia.
Sistem Ekonomi Islam. Melalui
(http://djauhari-syamra.co.id/2008/12/baitul-
Ikatan Akuntan Indonesia. 2003. Pedoman Akuntansi
qiradh-sarana-sistem-ekonomi.html). Diakses
Perbankan Syariah Indonesia: Cetakan
28 Mei 2015
Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess.


. 2013. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor
2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi Edisi Kedua Puluh
102 tentang Akuntansi Murabahah: Edisi
Satu. Jakarta: Erlangga.
Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan edisi Pertama,


cetakan ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Kerlinger. 2003. Asas-Asas Penelitian Behavioral.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Lili M, Sadeli. 2006. Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi


Satu, Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Muhammad. 2002. Pengantar Akuntansi Syari’ah.


Jakarta: Salemba Empat.

Mujahidin, Ahmad. 2007. Ekonomi Islam. Jakarta:


Grafindo Persada.

352
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Lampiran 1: Tabel dan Gambar


Tabel 1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Penelitian


1 Hanum Analisis Penerapan PT. BPR Syari’ah Gebu Prima
(2014) Transaksi melaksanakan transaksi murabahah
Murabahah Pada sesuai dengan PSAK 102 yang
PT. Bank menyatakan bank sebagai penjual
Pembiayaan Rakyat dan nasabah sebagai pembeli dalam
(BPR) Syari’ah akad kesepakatan. Nilai pembiayaan
Gebu Prima Medan transaksi tersebut sebesar biaya
perolehan ditambah keuntungan yang
disepakati bersama dan pihak bank
harus mengungkapkan biaya
perolehan tersebut.
2 Ahmad, Analysing Long-run Terdapat hubungan positif antara
Mohammad and Short-run variabel ekonomi makro dan MPO
Yazis, dan Relationships dalam jangka panjang dan jangka
Mohammad Between pendek. Hasil ini menegaskan bahwa
Salem Oudat Macroeconomic bank syari’ah Jordan dipengaruhi
(2014) Variables and oleh variabel makro ekonomi.
Murabaha to The
Purchase-order:
Evidence From
Jordan Islamic Bank
3 Ilter Murabaha-an Murabahah masih menjadi isu
(2012) Islamic Financial kontroversial di dunia keuangan
Tool and Chalanges islam karena sensitivitas bagi hasil
Vis a Vis The yang bertentangan dengan
International kepentingan.Securitiesand exchange
Accounting commission of Pakistan’s
Standards. mengabarkan bahwa instrumen
murabahah harus digunakan sebagai
langkah sementara yang diambil
dalam proses islamisasi ekonomi,
dan penggunaanya harus dibatasi
hanya untuk kasus-kasus dimana
mudharabah dan musyarakah tidak
praktis.
Sumber: data diolah (2015)

353
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Tabel2
Pertanyaan Wawancara

Instrumen
Poin pembahasan pendukung yang Pertanyaan
diperlukan
Pembiayaan  Meminta form  Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan
Murabahah pengisian data prinsip jual beli dimana pihak penjual wajib
nasabah memberitahu harga pembeliannya dan keuntungan
 Contoh surat yang diambil kepada pembeli harus pembeli
perjanjian akad mengetahui harga aslinya dan keuntungan yang
diambil, apakah dalam pelaksanaannya, setiap
nasabahmengetahui tentang hal ini?
 Bagaimana cara mereka memahami/diberikan
pemahaman tentang isi akad?
PSAK No. 102  Meminta  Bagaimana karakteristik murabahah disini?
tentang akuntansi laporan  Apakah lembaga ini melakukan pembelian barang
murabahah keuangan setelah ada pemesanan dari nasabah?
 Bagaimana sistem pembayarannya, dilakukan
secara tunai atau tangguh?
 Apakah harga barang bisa berubah?
 Apakah nasabah mengetahui biaya perolehan hasil
penjualan?
 Bagaimana diskon terkait pembelian barang?
 Denda seperti apa yang lembaga berikan jika
pembeli tidak dapat menyelesaikan piutang?
 Apakah ada reward bagi nasabah berupa
pemotongan harga?
 Bagaimana pemotongan harga yang lembaga
berikan?
 Bagaimana pengakuan dan pengukurannya?
 Bagaimana pengakuan tentang asset murabahah?
 Bagaimana pengukuran aset murabahah setelah
perolehan?
 Bagaimana pengakuan diskon pembelian?

354
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

 Bagaimana pengembalian kewajiban kepada


nasabah?
 Apakah piutang dinilai sebesar nilai bersih?
 Bagaimana keuntungan diakui?
 Apakah potongan pelunasan diakui sebagai
pengurang keuntungan?
 Bagaimana pemberian potongan pelunasan piutang?
 Apakah potongan angsuran sama seperti potongan
pelunasan piutang?
 Denda yang diberikan diakui sebagai apa?
 Bagaimana pengakuan dan pengukuran uang muka?
 Piutang disajikan sebesar nilai bersih atau bruto?
 Margin disajikan sebagai pengurang, pengurang
apa?
 Apakah disini memberitahu hal-hal yang terkait
transaksi berupa harga peroleh, janji pemesanan
dan laporan keuangan?
 Pembiayaan murabahah telah ada standar akuntansi
keuangan yang mengaturnya yaitu PSAK No. 102,
apakah mengetahuinya?

355
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

DEWAN PENGURUS

Controlller
Controlller Internal

General Manager

HR Department Dep. Operasi R & D Department

Kasir Pegawai Admin

Mgr Cabang “B” Mgr Cabang “A” Mgr Cabang “C”

Operasi Dukungan
Dukungan

Promotor Pinjaman Sr. Admin & Akuntan


Dukungan

Promotor Pinjaman Kasir


Dukungan

Gambar1Struktur Organisasi Lembaga Keuangan Mikro Syari’ahBaitul Qiradh Afdhal Cabang


Kota Lhokseumawe

356

Anda mungkin juga menyukai