Yuliatin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia
e-mail: yuliatinthoha@gmail.com
Abstrak:
Peranan BMT sangat penting dalam membangun iklim usaha yang sehat di
Indonesia. BMT juga melakukan strategi yang tepat bagi pemberdayaan usaha kecil dan
menengah. Seperti yang dilakukan oleh KBMT Al-Ikhlash Lumajang yang menggunakan
strategi sistem jemput bola untuk mempertahankan dan mampu bersaing dengan Lembaga
Keuangan lainnya baik konvensional maupun Bank Syariah.. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas dan disposible income Anggota terhadap minat
menabung di KBMT Al-Ikhlash Lumajang.
Penelitian ini menggunakan metode kuanitatif, sedangkan objek penelitiannya adalah
anggota KBMT Al Ikhlash Lumajang sebanyak sebanyak 100 responden. Sedangkan untuk
tekhnik pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan, kuisioner, dan dokumentasi.
Alat uji yang digunakan berupa uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik yaitu uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas. Uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji F dan uji T. Untuk teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier
berganda.
Berdasarkan hasil dari penelitian, pengujian secara simultan memberikan kesimpulan bahwa
dari kedua variabel yang terdiri dari Religiusitas (X1) dan Disposible income (X2) berpengaruh
secara signifikan terhadap minat menabung anggota di KBMT Al-Ikhlash Luamang. Hasil
analisis juga menunjukkan bahwa secara parsial variabel Religiusitas (X1) berpengaruh secara
signifikan terhadap minat menabung anggota, sedangkan Disposible income (X2) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap minat menabung anggota. Dari uji Determinasi (R2)
diperoleh hasil sebesar 0,856 yang artinya 85,6% minat menabung dipengaruhi oleh variabel
bebas yang diteliti, yaitu variabel Religiusitas (X1) dan Disposible income (X2), sedangkan sisanya
sebesar 14,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci: religiusitas, disposible income, minat
mninkakan kualitas ekonomi dalam skala diri seseorang yang mendorongnya untuk
kecil menengah, bertingkah laku sesuai dengan kadar
Salah satu KBMT yang ketaatannya terhadap agama.
perkembanganya cukup pesat untuk Religiusitas berasal dari kata region
daerah Lumajang ialah Koperasii BMT al- (agama). Dalam pandangan Islam agama
Ikhlash Lumajang. Masalah utama yang adalah al-din yaitu berarti nasehat,
dihadapi Koperasi BMT Al-Ikhlash ini pedoman dan aturan hidup. Agama secara
adalah bagaimana perusahaan menarik hakiki menyelaras kehidupan agar menjadi
pelanggan dan mempertahankannya agar lebih baik selaras antara dunia dan akhirat.
perusahaan dapat bertahan dan Dengan kenyataan bahwa mereka harus
berkembang. Untuk mewujudkan tujuan tunduk dan patuh di bawah ketentuan
tersebut maka diperlukan strategi yang berlaku didalamnya.6
pemasaran yang tepat. Karena pemasaran Menurut Suhardiyanto religiusitas
merupakan hal yang sangat penting dalam adalah hubungan pribadi dengan pribadi
setiap kegiatan yang berhubungan Ilahi Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih
langsung dengan kebutuhan konsumen. dan Maha Penyayang (Tuhan) yang
Agar pemasaran sesuai sasaran maka berkonsekuensi hasrat untuk berkenan
pemasar harus memperhatikan perilaku melaksanakan kehendak-Nya dan
konsumen dengan baik, seperti penciptaan menjauhi yang tidak dikehendaki- Nya
produk, penentuan pasar, sasaran dan (larangan-Nya).7
promosi yang tepat sesuai kebutuhan Religiusitas dalam pengertian Glock
konsumen. Perilaku konsumen dan Stark yaitu sistemsimbol, sistem
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku
lain: faktor kebudayaan, kelas sosial, yang berlembagakan, yang semuanya itu
keluarga, status, kelompok/komunitas, berpusat pada persoalan–persoalan yang
usia, pekerjaan, gaya hidup dan lain- lain . dihayati sebagai yang paling maknawi
Faktor-faktor ini dapat memberi petunjuk (ultimate meaning).8
bagi pemasar untuk melayani pembeli Keberagamaan atau religiusitas tidak
secara efektif. Selain faktor-faktor yang hanya diwujudkan ketika seseorang
berpengaruh dalam membentuk perilaku melakukan perilaku ritual (beribadah),
konsumen yang telah disebutkan tadi, melainkan pada semua aspek atau sisi
sensitifitas religiusitas juga merupakan kehidupan manusia baik itu perilaku ritual
faktor pembentuk perilaku konsumen. ataupun aktivitas lain yang didorong oleh
Dalam Islam, perilaku seorang konsumen kekutan supranatural. Keberagaman
harus mencerminkan hubungan dirinya (religiusitas) tidak selalu identik dengan
dengan Allah SWT konsumen muslim agama. Agama lebih merujuk kepada
lebih memilih jalan yang dibatasi Allah kelembagaan kebaktian kepada Tuhan,
dengan tidak memilih barang haram, tidak dalam aspek resmi, yuridis, peraturan-
kikir, dan tidak tamak supaya peraturan dan hukum-hukumnya.
kehidupannya selamat baik di dunia Sedangkan keberagaman atau religiusitas
maupun di akhirat. lebih melihat aspek yang didalam lubuk
Menurut Rokeach dan Bank
mengartikan keberagamaan atau 6Khairunas Rajab, Psikologi Agama (
religiusitas merupakan suatu sikap atau Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2012 ), 25.
kesadaran yang muncul yang didasarkan 7 Fauzan, Pengaruh Religiusitas Terhadap Etika
hati nurani pribadi. Dan karena itu, pajak pendapatan. Disposible Income
religiusitas lenih dalam dari agama yang adalah Personal Income setelah dikurangi
tampak formal.9 pajak langsung (misalnya pajak bumi dan
Istilah nilai keberagaman merupakan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan
istilah yang tidak mudah untuk diberikan sebagainya). Disposible income merupakan
batasan secara pasti. Ini disebabkan karena pendapatan yang siap digunakan, baik
nilai merupakan sebuah realitas yang untuk keperluan konsumsi maupun
abstrak. Keberagamaan merupakan suatu ditabung.
sikap atau kesadaran yang muncul yang Konsumsi adalah suatu persamaan
didasarkan atas keyakinan atau matematik atau suatu grafik yang
kepercayaan seseorang terhadap suatu menunjukkan hubungan diantara tingkat
agama.10 konsumsi rumah tangga dengan
Selain membahas faktor-faktor pendapatan disposibleatau pendapatan
perilaku konsumen yang berfokus pada nasional.12
tingkat religiusitas, akan dibahas juga Menurut teori konsumsi Keynes,
faktor yang mempengaruhi konsumsi. konsumsi yang dilakukan saat ini sangat
Diantaranya Keynes menyatakan bahwa dipengaruhi oleh pendapatan disposible saat
konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan ini. Jika pendapatan disposible meningkat,
disposible. Pendapatan disposible adalah maka konsumsi juga akan meningkat.
pendapatan setelah dikurangi pajak dan Selanjutnya menurut Keynes ada batas
merupakan pendapatan yang siap konsumsi minimal yang tidak tergantung
dibelanjakan. pada pendapatan. Artinya tingkat
Pendapatan disposable adalah jumlah konsumsi itu harus dipenuhi, walaupun
yang tersedia untuk dibelanjakan atau tingkatpendapatan samadengan nol. Itulah
ditabung oleh rumah tangga. Pendapatan yang disebut dengan konsumsi
Disposiblemerupakan faktor penentu utama otonomus.13
konsumsi dan tabungan. Tabungan Pendapatan disposible yang
merupakan bagian dari pendapatan yang digunakan untuk menabung merupakan
tidakdikonsumsi.11 pendapatan yang tersisa karena tidak habis
Pendapatan disposibleadalah digunakan untuk konsumsi. Secara tidak
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan langsung tabungan anggota ditentukan
guna membeli barang dan jasa konsumsi oleh besarnya pendapatan dan juga
dan selebihnya menjadi tabungan yang besarnya konsumsi. Selain itu, tabungan
disalurkan menjadi investasi. Disposible ini juga ditentukan oleh tingkat suku
income ini diperoleh daripersonal income bunga. Jika tingkat suku bunga naik, maka
(PI) dikurangi dengan pajak langsung. anggota akan cenderung untuk menabung
Pajak langsung (direct tax) adalah pajak dan mengurangi konsumsinya dan
yang bebannya tidak dapat dialihkan sebaliknya. Konsumsi dan tabungan
kepada pihak lain, artinya harus langsung memang saling mempengaruhi satu sama
ditanggung oleh wajib pajak, contohnya lain. Pendapatan disposible yang ada pada
dasarnya digunakan untuk memenuhi
9Asmaun Sahlan, Religiusitas Perguruan Tinggi: kebutuhan pengeluaran konsumsi dan
Potret Tradisi Keagamaan di Perguruan Tinggi Islam. sebagian lain digunakan untuk menabung.
(Malang: UIN Maliki Pres, 2012), 38
10Sahlan, Religiusitas Perguruan Tinggi: Potret 12 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern (
Makro ekonomi. Alih bahasa Julius A. Mulyadi. Makro, Edisi 4 ( Jakarta: Fakultas Ekonomi
(Jakarta: Penerbit Erlangga,1997), 44 Universitas Indonesia, 2008), 63
tidak mungkin mempelajari semua yang adalah minat menabung.21 Indikator dari
ada pada populasi, misalnya karena minat meliputi faktor dari dalam diri
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, individu, motif sosial dan faktor
maka peneliti dapat menggunakan sampel emosional atau perasaan.
yang dapat diambil dari populasi itu. Apa Instrumen Pengumpulan Data
yang dipelajari dari sampel itu, Menurut Toha, data-data
kesimpulannya akan dapat diberlakukan yang dibutuhkan dalam penelitian
untuk populasi. Untuk itu sampel yang dapat diperoleh dari beberapa sumber,
diambil dari populasi harus betul-betul yaitu melalui22:
representative (mewakili).18 - studi kepustakaan,
Teknik Pengambilan Sampel Studi kepustakaan berkaitan
Adapun teknik untuk menentukan dengan kajian teoritis dan referensi lain
jumlah sampel, digunakan rumus Slovin yang berkaitan dengan nilai, budaya, dan
sebagai berikut19: norma yang berkembang pada situasi sosial
n= N/(1 + N ) yang diteliti, selain itu studi kepustakaan
n = Jumlah sampel sangat penting dalam melakukan laporan,
N = Jumlah seluruh anggota poulasi hal ini dikarenakan laporan tidak akan
e = taraf signifikasi lepas dari literatur-literatur ilmiah.
Berdasarkan rumus tersebut - kuisioner
diperoleh jumlah sampel sebagai berikut: Kuisioner adalah daftar pertanyaan
yang diberikan kepada obyek penelitian
yang mau memberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna dan
Responden. merupakan teknik pengumpulan data yang
Variabel Penelitian efisien. Sedangkan menurut Arikunto
Variabel Bebas (Independent Variable) kuisioner adalah sejumlah pertanyaan
Variabel bebas adalah variabel yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh
dimanipulasi atau diubah oleh peneliti informasi dari responden dalam arti
guna mengkaji efeknya pada variabel laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
/variabel terikat. Dalam penelitian ini yang yang ia ketahui.23
menjadi variabel independent adalah - Dokumentasi
religiusitas dandisposible income.20Adapun Dokumentasi adalah metode yang
indikator dari variabel religiusitas ada lima bertujuan untuk mencari data mengenai
yaiu, Keyakinan, Praktik Agama, hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
Pengalaman, Pengetahuan, Konsekuensi. transkip, buku, surat kabar, majalah,
Sedangkan untuk variabel disposible income presentasi, notulen rapat agenda dan lain
hanya ada satu yaitu pendapatan. sebagainya.24
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel
yang merupakan konsekuensi dari atau
tergantung pada variabel variabel bebas. 21 Edy Purwanto, Metode Penelitian
Variabel dependent dalam penelitian ini Kuantitatif, 67
22 M. Toha Anggoro, dkk., Metode Penelitian,
5.2
23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian:
18Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 58. Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
19Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 62. 2010), 140
20 Edy Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif 24 Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), 68. Pendekatan Praktik, 274
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak
semua item pertanyaan X1, X2 dan Y terjadi multikolinieritas. Seharusnya dalam
memiliki nilai rhitung> rtabel (0,1975) dan model regresi tidak terjadi korelasi
signifikasinya < alpha (0,05), sehingga diantara variabel bebas. Berikut ini
dapat dikatakan keseluruhan item disaikan hasil regresi:
pernyataan dinatakan valid. Dari hasil Variabel
Tolerance VIF Keterangan
Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Independen
semua item pernyataan baik variabel Non
X1 0,18 5,556
Multikolinieritas
religiusitas, disposile income dan minat Non
dinyatakan valid untuk pengujian X2 0,18 5,556
Multikolinieritas
selanjutnya. Dari hasil perhitungan yang ada di
Hasil Uji Reliabilitas Tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil
Indek yang mengukur sejauh mana perhitungan nilai Tolerance menunjukkan
suatu uji atau alat ukur dapat diandalkan tidak ada variabel independen yang
dan dipercaya disebut reliabelitas. Uji memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10
reliabelitas pada masing-masing variabel yang berarti tidak ada korelasi antar
juga dilakukan pada penelitian ini. variabel independen yang nilainya lebih
Dikatakan reliabel atau handal apabila dari 95 %. Hasil perhitungan nilai
intrumen memiliki koefisien keandalan Variance Inflation Factor (VIF) tidak ada
sebesar alpha ≥ 0,6. Uji reliabilitas ini variabel independen yang memiliki nilai
mengunakan koefisien Alpha Cronbach. VIF lebih dari 10, Sehingga dapat
Berikut ini peneliti menunjukkan hasil disimpulkan bahwa penelitian ini tidak ada
pengujian reliabilitas terhadap semua multikolinearitas antar variabel
varibel : independen dalam model regresi.
Koefisien Alpha Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Keterangan
Cronbach Mendeteksi ada tidaknya hasil uji
X1 0,764 Reliabel heteroskedastisitas dapat dilihat ada
X2 0,811 Reliabel tidaknya pola tertentu pada grafik
Y 0,799 Reliabel scatterplot, dengan melihat grafik plot
Melihat tabel diatas dikatakan bahwa antara nilai prediksi variabel dependen
semua variabel memiliki niali kofisien (terikat) yaitu ZPRED dengan residualnya
alpha cronbach melebihi dari 0,6 sehingga SRESID. Deteksi ada tidaknya
dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen heteroskedastisitas dapat dilakukan
pernyataan yang digunakan peneliti dalam dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
penelitian ini dikatakan sudah dapat pada grafik scatterplot antara SRESID dan
dihandalkan atau reliabel. Hal ini dapat ZPRED dimana sumbu Y adalah yang
dilihat dari responden yang konsisten dan telah diprediksi, dan sumbu X adalah
satabil dalam menjawab semua pernyataan residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).
dimensi X1, X2, dan Y yang tersusun Jika ada pola tertentu yang teratur, seperti
dalam suatu koesioner yang disodorkan titik-titik yang ada membentuk pola yang
peneliti. teratur (bergelombang, melebar kemudian
Hasil Uji Multikolinearitas menyempit), maka mengindikasikan telah
Dalam penguian ini akan didapatkan terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
hasil VIF (Variance Inflation Factor) yang pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
bisa mendeteksi ada atau tidaknya atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y,
multikolinieritas. Terjadi multikolinieritas maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
bila nilai VIF > dari 10, apabila sebaliknya Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat