Anda di halaman 1dari 13

Dwi Yuni Sendari Hsb, Peran Lembaga Keuangan…1

Peran Lembaga Keuangan Syariah


Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

The Role of Islamic Financial Institutions In Empowering Micro, Small and Medium Enterprises

Dwi Yuni Sendari hsb¹ Fadhilah Ramadhanissa² Ayu Sahari³


¹·²Program Studi Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Potensi Utama
Email : ¹dwiyunisendari.hasibuan@gmail.com ²fadhilahramadhannisa@gmail.com ³ayusahari@gmail.com
corresponding author

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran lembaga keuangan syariah dalam pemberdayaan usaha
mikro, kecil dan menengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa BSI membantu pengembangan usaha UMKM melalui pembiayaan bagi hasil yang
kompetitif, dan mendukung pengembangan usaha UMKM melalui program-program seperti Berkah Ramadhan,
Perencanaan Akhir Tahun, dan Bagi Hasil Kecil, serta dukungan untuk Refurbish tempat usaha, pengadaan
barang dagangan, dan membiayai usaha pembelian alat, sarana dan prasarana..

Kata Kunci: Lembaga Keuangan Syariah; Pemberdayaan; UMKM

ABSTRACT

This study aims to describe the role of Islamic financial institutions in empowering micro, small and medium
enterprises. This study used descriptive qualitative method. The results of this study indicate that BSM helps
MSME business development through competitive profit-sharing financing, and supports MSME business
development through programs such as Blessings of Ramadan, Year-End Planning, and Small Profit Sharing, as
well as support for zRefurbishing business premises, procurement of merchandise, and finance the business of
purchasing tools, facilities and infrastructure.

Keywords: Islamic Financial Institution; Empowerment; UMKM


2. Jurnal FEB, Vol. 1 No. 1 – April 2022

PENDAHULUAN

Perkembangan bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Seiring dengan
semakin pesatnya perkembangan bisnis ini, maka semakin banyak pula perusahaan perbankan yang
didirikan, baik perusahaan perbankan konvensional maupun perusahaan perbankan syariah dan juga
lembaga keuangan yang berbasis syariah.

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,
tabungan dan deposito serta menyalurkan dana (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan, dengan
begitu maka keberadaan lembaga keuangan khususnya disektor perbankan syariah memiliki posisi
yang cukup strategis dalam menyalurkan kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor rill dan
pemilik dana.1 Fungsi utama sektor perbankan dalam infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang
diarahkan dalam konteks how to make money effektive and efficient to increase economic value,
artinya yaitu bagaimana menyalurkan dana bank dengan benar (seefisien mungkin) dengan cara yang
benar (efektif) untuk meningkatkan nilai ekonomis (Rusmahadewi dan Darma, 2018; Darma dan
Noviana, 2020; Priskila dan Darma, 2020; Shavitri dan Darma, 2020; Sudiwedani dan Darma, 2020;
Handayani dan Darma, 2021; Murti dan Darma, 2021; Yong dan Darma, 2020; Saefulloh dan Darma,
2014; Darma, 2005).

Perbankan Syariah mempunyai tingkat kemacetan kredit yang cukup kecil sehingga bank
akan mempunyai margin yang cukup dalam mengelola UMKM. Namun dalam perkembangan
UMKM sendiri mempunyai berbagai macam masalah dalam pengelolaannya. Permasalahan yang
dihadapi dalam mengelola UMKM yaitu keterbatasan permodalan menyebabkan modal yang
dinginkan tidak mencukupi untuk mendirikan usaha, kurangnya inovasi dan ide-ide baru
menyebabkan pembeli merasa bosan dengan produk yang dihasilkan, selain itu minimnya
pengetahuan tentang kewirausahaan menyebabkan pelaku UMKM mengalami masalah dalam
pengelolaannya.

UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) merupakan suatu usaha produktif milik sendiri
atau badan usaha yang diatur dalam undang-undang No.28 Tahun 2008 dan mempunyai peranan
penting khususnya di Indonesia. Perkembangan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
sejauh ini sudah menunjukan geliat yang sangat baik, wajar jika sektor ini menjadi fokus pembiayaan
perbankan syariah. Sektor UMKM bahkan mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor
ini juga menjadi yang pendorong perekonomian saat krisis melanda. Sama seperti UMKM, perbankan
syariah yang selama ini seolah ditepikan justru menujukan geliatnya saat krisis terjadi. Potensi besar
dari UMKM tersebut menjadi salah satu point penting, bagi bank-bank syariah untuk penyaluran
pembiayaan (Haryati, 2010:1; Pradnyawati dan Darma, 2021; Rivaldo et al., 2021; Darma et al., 2019;
Umami dan Darma, 2021; Wandari dan Darma, 2021; Asri dan Darma, 2019; Kolo dan Darma, 2020;
Arsriani dan Darma, 2013; Dewi dan Darma, 2018; Hendhana dan Darma, 2017).

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu kekuatan pendorong
terdepan dalam pengembangan industri manufaktur. Gerak sektor UMKM sangat vital untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja terutama membuka lapangan pekerjaan baru.
Perkembangan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) berupa bertambahnya modal ataupun
bertambahnya jenis usaha, maka akan berdampak terhadap bertambahnya tingkat penghasilan dan
pendapatan, yang secara langsung akan menekan angka kemiskinan, menekan angka pengangguran.
Hal ini menyebabkan terbukanya lapangan usaha baru yang dikarenakan bertambahnya modal usaha
1
Lewis, M. K. & Algaoud, L. M. (2001). Perbankan Syariah: Prinsip, Pratik, dan Prospek. Jakarta: Serambi.
Dwi Yuni Sendari Hsb, Peran Lembaga Keuangan…3

dari para pelaku ekonomi (Kusuma dan Darma, 2020; Arianti dan Darma, 2019; Ferdiana dan Darma,
2019; Handayani dan Darma, 2018; Patni dan Darma, 2017; Premawati dan Darma, 2017).

UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan
mengarah pada permintaan pasar yang berkembang seperti saat ini. Mereka mampu menciptakan
lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha lainnya, juga mereka cukup terdiversifikasi
dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan sehingga menambah devisa
negara. UMKM mampu menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha
lainnya, juga mereka cukup terdiversifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan
perdagangan sehingga menambah devisa negara. Berdasarkan hal tersebut, Bank Syariah Indonesia
hadir dengan menawarkan produk- produknya baik dalam menghimpun dana maupun menyalurkan
dana, yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi masyarakat Medan. Karena
keberadaan Bank Syariah Indonesia Kabupaten Medan, mampu mengentaskan kemiskinan dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat, Bank Syariah Mandiri dengan memberikan bantuan modal pada
masyarakat kecil menengah ke bawah menabung serta memberikan pembiayaan kepada masyarakat
yang membutuhkan modal usaha guna mengembangkan usahanya.

Lembaga Keuangan Syariah


Lembaga Keuangan Syari'ah adalah sebuah lembaga keuangan yang prinsip operasinya
berdasarkan pada prinsip-prinsip syari'ah Islamiah. Operasional lembaga keuangan Islam harus
menghindar dari riba, gharar dan maisir. Hal- hal terssebut sangat diharamkan dan sudah diterangkan
dalam AlQuran dan Al- Hadist.

Tujuan utama mendirikan lembaga keuangan Islam adalah untuk menunaikan perintah Allah
dalam bidang ekonomi dan muamalah serta membebaskan masyarakat Islam dari kegiatan-kegiatan
yang dilarang oleh agama Islam. Untuk melaksanakan tugas ini serta menyelesaikan masalah yang
memerangkap umat Islam hari ini, bukanlah hanya menjadi tugas seseorang atau sebuah lembaga,
tetapi merupakan tugas dan kewajiban setiap muslim. Menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam
berekonomi dan bermasyarakat sangat diperlukan untuk mengobati penyakit dalam dunia ekonomi
dan sosial yang dihadapi oleh masyarakat.2

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah lembaga
keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai
Lembaga Keuangan Syariah. Definisi ini menegaskan bahwa se suatu LKS harus memenuhi dua
unsur, yaitu unsur kesesuaian dengan syariah islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga
keuangan. Unsur kesesuaian suatu LKS dengan syariah islam secara 11 tersentralisasi diatur oleh
DSN, yang diwujudkan dalam berbagai fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut 3.

Menurut Sudarsono (2003:7) Peran Lembaga Keuangan Syariah adalah untuk mewujudkan
sistem keuangan yang adil dan efisien maka setiap tipe dan lapisan masyrakat harus terwadai
keinginannya dalam berinvestasi dan berusaha, sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka.
Sistem keuangan islam harus menfasilitasi hal tersebut. Hal ini sesuai dengan ajaran islam yang
diperuntuhkan untuk sekalian alam dan prinsip bekerja sesuai dengan kemampuan. Pada prinsipnya
dalam sistem keuangan islam lembaga-lembaga keuangan non bank yang diperlukan memiliki peran
yang hampir sama. Perbedaan terletak pada prinsip dan mekanisme operasionalnya. Dengan
penghapusan prinsip bunga baik dalam mekanisme investasi langsung ataupun tidak langsung,

2
Lewis, M. K. & Algaoud, L. M. (2001). Perbankan Syariah: Prinsip, Pratik, dan Prospek. Jakarta: Serambi.
3
Sholihin, A.I. (2010). Buku Pintar Ekonomi Syariah. Medan: Gramedia
4. Jurnal FEB, Vol. 1 No. 1 – April 2022

praktek sistem bebas bunga akan lebih mudah untuk diterapkan secara integral, oleh karena itu untuk
mewadahi kepentingan masyarakat yang belum tersalurkan oleh jasa perbankan syariah, maka telah
dibentuk beberapa intitusi keuangan non bank dengan prinsip yang dibenarkan oleh syariat islam.

Fungsi Lembaga Keuangan Syariah

Keberadaan lembaga keuangan sangat dibutuhkan di berbagai tempat karena tidak hanya
sebagai tempat menyimpan uang semata, melainkan juga sebagai tempat dimana modal terhimpun dan
dapat diakses. Fungsi lembaga keuangan syariah sama seperti lembaga keuangan lainnya, yaitu;

a. Penghimpunan Dana

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan. Dalam fiqh Islam dikenal dengan
barang wadi’ah, dan dalam praktek yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah dalam bentuk
Tabungan Wadiah. Tabungan Wadiah dapat digunakan oleh pengelola keuangan, untuk diinvestasikan
pada usaha, dengan izin pemiliknya, atau biasa disebut dengan wadi’ah yad dhamanah. Pihak
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai pihak yang dititipi barang, dapat menggunakan barang
tersebut untuk dikelola ke sektor yang lebih produktif. Wadi’ah dalam sistem Islam dapat berbentuk
apa saja, baik dalam bentuk uang, emas, perak, dan berbagai barang yang berharga lainnya. Praktek
wadi’ah dapat dijumpai dalam sejarah awal Islam, dan menurut para ulama hal ini diperbolehkan.
Selain produk wadiah, penghimpunan dana oleh LKS dapat dilakukan dengan prinsip mudharabah
dan ijarah. (Sholihin, 2010: 291). Bahkan pada prakteknya saat ini, mayoritas produk penghimpunan
dana yang laku di masyarakat adalah produk yang menggunakan prinsip mudharabah. Hal ini
disebabkan karena produk yang menggunakan prinsip mudharabah dianggap lebih menguntungkan
karena memberikan bagi hasil untuk para penabung secara berkala. Berbeda dengan tabungan dengan
prinsip wadiah yang hanya memberikan bonus yang belum tentu ada di setiap waktu.

b. Penyaluran Dana ke Masyarakat

Setelah dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan telah terkumpul, maka LKS kemudian
menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam sistem perbankan Islam,
idealnya dana tersebut disalurkan hanya kepada pihak yang memiliki usaha dan untuk pengembangan
usaha. Sedangkan untuk kebutuhan non usaha, seperti untuk pembayaran SPP, maka akadnya hanya
pinjam tanpa adanya bagi hasil ataupun bunga. Dalam sistem perbankan Islam simpan pinjam ini,
sebagaimana telah disebutkan di atas, dinamakan dengan qirodh atau mudharabah. Selain itu,
perbankan syariah juga melaksanakan pelayanan jasa lainnya, seperti wakalah, qardh al hasan, dan
sebagainya.

c. Fungsi Sosial Kemasyarakatan

Yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Zakat, Infaq atau Sedekah (Ziswaf),
kemudian menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkannya, tanpa mengharapkan keuntungan
ataupun imbalan (Ikit, 2015: 47). Lembaga keuangan Islam, sebagaimana aturan perundang-
undangan, berhak menghimpun dana zakat, infaq, dan shodaqoh dari masyarakat untuk disalurkan
kepada pihak yang membutuhkannya. Perannya hampir sama dengan pihak ‘amil’, dimana
ketentuannya mendapatkan hak 1/5 dari jumlah dana ziswaf yang dihimpun. Fungsi sosial inilah
sebagai salah satu pembeda LKS dengan lembaga keuangan perbankan umum 4

4
Sholihin, A.I. (2010). Buku Pintar Ekonomi Syariah. Medan: Gramedia
Dwi Yuni Sendari Hsb, Peran Lembaga Keuangan…5

Pemberdayaan
Pengertian pemberdayaan menurut Mubyarto (2000:46) berasal dari kata power, yang berarti
kekuasaan atau kekuatan. Pemberdayaan adalah upaya membangun kekuatan masyarakat dengan cara
mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta
mengembangkannya. Pemberdayaan UMKM tidak boleh membuat UMKM bergantung pada proyek
amal, dan segala sesuatu untuk dinikmati harus bergantung pada usaha mereka sendiri dan hasil
akhirnya: kemandirian UMKM dan kemampuan membangun cara berkelanjutan menuju kehidupan
yang lebih baik. (Berkelanjutan). Esensi pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
terdiri dari tiga hal, yaitu pengembangan usaha (enabling), peningkatan potensi atau daya dalam
rangka pembangunan (empowerment) dan penciptaan kemandirian. Pada hakekatnya pemberdayaan
adalah menciptakan suasana atau suasana dimana potensi UMKM dapat dikembangkan. Logika ini
didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada bisnis yang sepenuhnya bebas sumber daya. Setiap UMKM
pasti memiliki sumber daya, namun terkadang UMKM sendiri tidak menyadari hal tersebut, atau
sumber daya yang dimiliki masih belum jelas. Oleh karena itu, sumber daya yang ada harus digali
terlebih dahulu sebelum dikembangkan. Jika asumsi ini dikembangkan, maka pemberdayaan UMKM
dapat dikatakan sebagai upaya membangun kekuatan UMKM dengan mendorong, memotivasi dan
meningkatkan kesadaran akan potensi UMKM dan berupaya mengembangkannya 5. Selain itu,
pemberdayaan seharusnya tidak membuat UMKM terjerumus ke dalam perangkap ketergantungan
(charities), dan pemberdayaan UMKM harus mengarah pada proses yang mandiri bagi UMKM
terkait..

Prinsip pemberdayaan UMKM menurut undang-undang No. 20 Tahun 2008 yaitu :

a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirahusahaan UMKM untuk berkarya


prakarsa sendiri.

b. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan.

c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan beriorentasi pasar sesuai dengan
kompetensi UMKM.

d. Peningkatan daya saing UMKM.

e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan juga pngendalian secara terpadu.


Tujuan pemberdayaan UMKM menurut Undang-undang N0 20 Tahun 2008 yaitu :

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang. Berkembang, dan berkeadilan.

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi suatu usaha yang tangguh
dan mandiri.

c. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja,


pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, pengentasan rakyat dan kemiskinan .

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)


Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah perusahaan atau usaha milik Warga Negara Indonesia
(WNI) dengan jumlah kekayaan tidak lebih dari Rp. 600 juta (tidak termasuk perumahan dan kawasan
berkembang). Usaha kecil, menengah dan mikro merupakan sub sektor ekonomi yang menyerap
5
Oktafia, R. (2017). Percepatan Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) Melalui Perkuatan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah ( LKMS ) di Jawa Timur, (110),86-88.
6. Jurnal FEB, Vol. 1 No. 1 – April 2022

tenaga kerja dalam jumlah besar, dan merupakan sub sektor ekonomi dengan permintaan yang besar
di masyarakat perkotaan. usaha kecil dan menengah tetap dapat bertahan dalam pembangunan dan
krisis ekonomi Indonesia. Sedangkan menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 99
Tahun 1998, UMKM didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat skala kecil, sebagian besar
wilayah usaha adalah kegiatan usaha kecil, dan perlu dilindungi dari persaingan usaha tidak sehat.
Menurut Pramiyanti (2008:5), UKM dicirikan sebagai berikut 6:

a. Mempunyai skala kecil, baik model, penggunaan tenaga kerja maupun orientasi pasar.
b. Banyak berlokasi dipedesaan, kota-kota kecil atau daerah pinggir kota besar.
c. Status usaha milik pribadi atau keluarga.
d. Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan sosial budaya yang direkrut melalui pola
pemagangan atau melalui pihak ketiga.
e. Pola kerja seringkali part time atau sebagai usaha sampingan dari kegiatan lainnya.
f. Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi pengolahan usaha dan
administrasi sederhana.
g. Struktur permodalan sangat terbatas dan kekurangan modal kerja serta sangat bergantung
terhadap sumber modal dan lingkungan pribadi.
h. Strategi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sering berubah secara
tepat.

Sektor-sektor UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah terdapat pada seluruh sektor perekonomian, yaitu :

a. Sektor Perkebunan
Usaha perkebunan yang termasuk usaha kecil dan mikro disini adalah usaha perkebunan pada
kebun-kebun rakyat yang terbagi dalam sempit.

b. Sektor Pertanian
Usaha pertanian kategori usaha kecil karena sebagian besar dari mereka mengusahakan lahan
pertanian yang luasnya kurang dari 1 hektar.

c. Sektor industri
Usaha kecil dan mikro pada sektor ini berwujud pada sektor rill dengan perwujudan berbagai
perwujudan berbagai industri kecil rumah tangga, yang menghasilkan berbagai jenis barang
kerajinan dan keperluan rumah tangga.

d. Sektor perdagangan
Usaha kecil dan mikro pada sektor ini berwujud usaha perdagangan yang dijalankan rakyat
kecil di pasar-pasar tradisonal, toko, kios, warung-warung disepanjang jalan dan sebagainya 7.

e. Sektor Kehutanan

Permasalahan-permasalahan UMKM menurut Pramiyanti (2008:10) adalah sebagai berikut:

a. Organisasi dan manajemen yang kini melemah


6
http://seruansantri.blogspot.co.id/2016/11/makalah-lkms-lembaga-keuangan-mikro.html (diakses pada 01
Maret 2022, pukul 17.10)
7
Oktafia, R. (2017). Percepatan Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) Melalui Perkuatan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah ( LKMS ) di Jawa Timur, (110),86-88.
Dwi Yuni Sendari Hsb, Peran Lembaga Keuangan…7

b. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur akses
kepada sumber permodalan.
c. Melemahnya proses peluang dan memperbesar pangsa pasar
d. Keterbatasan dalam kelemahan pemanfaatan akses dan penguasaan.
e. Masih rendahnya kualitas SDM yang meliputi berbagai aspek yaitu seperti aspek kompetensi,
keterampilan, etos kerja, karakter, kesadaran akan pentingnya konsisten mutu dan standarisasi
produk dan jasa serta wawasan kewirausahaan.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif deskriptif (penelitian lapangan), yakni
penelitian di mana peneliti turun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang konkrit
yang ada hubungannya dengan judul penelitian. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan
menggunakam analisis deskriptif kualitatif.
Deskripsi kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara
utuh dan mendalam tentamg realitas social dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang
menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena
tersebut.
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang ingin digambarkan dalam
penelitian ini yaitu tentang Peranan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Usaha Mikro Kecil
Menengah.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di bank syariah indonesia yang beralamat di Jalan
pasar 4, Medan Marelan.
C. Fokus Penelitian
1. Peran Lembaga Keuangan Micro Syariah
2. Usaha Micro Kecil Menengah.8
D. Sumber Data
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data Primer
Data primer menurut Sugiyono adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data”.9 Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa data primer
merupakan data utama yang didapatkan langsung dari apa yang diteliti. Adapun data primer dalam
penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan tujuan untuk memperoleh data dari informan
dimana yaitu anak desa binaan.
2. Data Sekunder

8
Wina Sanjaya, Penlitian Pendidikan, Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2013, h. 47
9
Sugiyono,MetodePenelitianAdministrasi., Bandung: Alfabeta, 2006, h. 105
8. Jurnal FEB, Vol. 1 No. 1 – April 2022

Data sekunder menurut Sugiyono adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada
peneliti, misalnya peneliti harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen data itu diperoleh
dengan menggunakan literature yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan
catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian.
E. Deskripsi Fokus Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menyamakan persepsi, maka terlebih dahulu
mengemukakan deskripsi fokus penelitian yang akan dikaji:
1. Peran Lembaga keuangan Mikro Syariah yang penulis maksud adalah Dalam mendorong ekonomi
Masyarakat dengan melakukan kegiatan dibidang keuangan dengan menarik uang dari masyarakat
dan menyalurkan kembali ke masyarakat. Dengan adanya BTM sehingga mampu menjangkau seluruh
sector termasuk sector perekonomian menengah ke baawah.
2. Usaha Mikro Kecil Menengah yaitu untuk mengembangkan usaha UMKM di tengah-tengah
masyarakat dengan konsep syariah dengan mengembangkan perekonomian Indonesia sehingga dalam
pelaksanaannya maka perlu dioptimalkan dan digali potensi-potensi yang ada untuk dapat
menciptakan wirausaha yang mandiri sehingga mampu meningkatkan ekonomi Indonesia berdaya
guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebuh baik. 10
F. Teknik Pengumpulan Data
Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: Riset lapangan, yaitu
cara perhitungan data dengan penulis langsung turun kelapangan guna mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penyusunan proposal ini. Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat
empiris. Kemudian dalam penelitian lapangan ini peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan
data, sebagai berikut;
1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomenafenomena yang
diselidiki.11
2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam percakapan yang bertujuan
memperoleh informasi. 12
3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang
objek penelitian.13
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data merupakan rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelonmpokan, sistematisasi, penafsiran dan ferifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai
sosial, akademis dan ilmiah. Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sample
melalui instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian atau
untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data.
Data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi disusun dengan
berkelompok dengan berkelompok sesuai dengan rumusan masalah, baru kemudian dilakukan analisis
dengan pendekatan kualitatif. Analisa ini dilakukan dengan tehnik analisis induktif.
10
P. JokoSubagyo, Metodologidalamteoridanpraktek , Jakarta: Rineka Cipta, 2004,h. 63.
11
Nana Syaohdin Sukmadinata, MetodePenelitianPendidikan, Bandung : RemajaRosdakarya, , 2010, h 220
12
AndiPrastowo. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-ruz
Media, 201,h. 330
13
BurhanBungin. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu sosial lainnya.
KencanaPrenada Media Group, Jakarta,2007,h, 121
Dwi Yuni Sendari Hsb, Peran Lembaga Keuangan…9

Analisis induktif adalah pengambilan kesimpulan dimulai dari analisis berbagai data yang
terhimpun dari suatu penelitian, kemudian bergerak kearah pembentukan kesimpulan kategoris atau
ciri-ciri umum tertentu. Oleh karena itu, teknik analisis induktif ini dimulai dari pekerjaan klasifikasi
data. Dalam konteks ini penulis berusaha menggali data-data dari lapangan yang selanjutnya
dipaparkan dalam suatu paparan data kemudian dianalisi dengan teknik induktif ini. 14

HASIL DAN PEMBAHASAN

BSI KC Marelan meningkatkan bentuk dan peran UMKM di Kota Medan.

A. Survei lapangan secara kondisional


Salah satu bentuk pembiayaan yang dilakukan oleh BSI KC Marelan adalah kunjungan lapangan
bersyarat atau regular. Maksud dari survey lapangan bersyarat ini adalah survey lapangan dimana BSI
melakukan site survey pertama sebelum memberikan pembiayaan kepada calon nasabah pembiayaan,
survey kedua ketika nasabah mengalami masalah kredit macet, dan BSI melakukan pembayaran
secara berkala, memberikan teguran. 2 dan 3, klien secara sukarela menjual agunan atau aset lainnya
untuk penyelesaian, pengajuan penawaran dan reorganisasi atau penjadwalan ulang angsuran
berdasarkan kemampuan klien terbaru. Pembahasan kedua survei tersebut adalah sebagai berikut:

a. Survey kelayakan usaha


Survey kelayakan usaha disini yang dimaksud survey yang dilakukan sebelum Bank
Syariah Indonesia memberikan pembiayaan murabahah terhadap nasabah yang membutuhkan
dana, dan tujuan survei yang dilakukan oleh BSI sendiri adalah langkah penting untuk
realisasi pembiayaan. Survei yang dilakukan oleh BSI sendiri dimaksudkan untuk menilai
kalayakan usaha calon peminjam, menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, dan
menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak. Setelah tujuan analisis pembiayaan disepakati
oleh pihak BSI, maka pembiayaan selanjutnya bisa dapat dilakukan dengan prinsip untuk
melakukan analisis pembiayaan. Prinsip disini adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dasar
pada saat melakukan analisis pembiayaan, secara umum yang dilakukan oleh BSI Kantor
Cabang Marelan didasarkan pada rumus 5C, yaitu sebagai berikut :

a. Character
Charakter adalah sifat atau watak seseorang dalam ini adalah calon debitur.
Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat seeorang
yang akan diberi pembiayaan benar-benar dapat dipercaya.\

b. Capacity
Capaity adalah untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar
pembiayaan yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuan mencari laba.

c. Capital
Biasanya bank tidak akan bersedia membiayai suatu usaha 100% yang artinya setiap
nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan harus pula menyediakan dana

14
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11800-Full_Text.pdf (diakses pada 17 MEI 2022, pukul 21.12)
10. Jurnal FEB, Vol. 1 No. 1 – April 2022

dari sumber lainnya. Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan


yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh pihak bank.

d. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah yang bersifat fisik
maupun non fisik.

e. Condition
Kondisi di sini artinya dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi
ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesui sektor masing-masing.

Namun pada teori yang dilakukan oleh BSI dalam survei mengenai kelayakan usaha
pada awal-awal nasabah meminta persetujuan pembiayaan kepada pihak BSI, disini
belum bisa dikatakan bentuk pemberdayaan UMKM sesungguhnya, karena survei
yang dilakukan sebatas pemahaman tentang bagaimana proses pemberian
pembiayaan apakah layak diberikan pembiayaan atau tidak layak diberikan
pembiayaan.

2. Survei ketika mengalami kredit macet


Survei ketika mengalami kredit macet, dimana survei yang dilakukan oleh pihak BSI KC Marelan
ketika nasabah mengalami kendala yaitu ketika nasabah tidak memberikan setoran pembiayaan per
bulan kepada BSI yaitu sebagai berikut15 :

a. Penagihan biasa
Yaitu dari pihak BSI mendatangi rumah nasabah untuk menagih tunggakannya dan di beri
jangka waktu 1 minggu untuk melanjutkan pembyaran pembiayaannya.
b. Pemberian surat peringan (SP1-SP3)
Dari pihak BSI sendiri memeberikan atau mengirim surat peringatan 1 sampai 3 jika nasabah
tetap tidak melakukan pembayaran pembiayaan kepada BSI dengan waktu yang sudah
ditentukan saat melakukan penagihan biasa.
c. Penjualan jaminan atau asset lain
Dimana pihak BSI melakukan penjualan jaminan atau asset lain yang diajukan oleh nasabah
untuk menutupi pembiayaannya yang bermasalah. Penjualan jaminan atau asset lain dari
nasabah ini di lakukan secara sukarela oleh nasabah jika nasabah benar-benar tidak sanggup
lagi untuk membayar angsurannya.
d. Pengajuan lelang
Pengajuan lelang ini jika nasabah tidak mengindahkan penagihan, dan surat peringatan 1, 2
dan 3, maka langkah terakhir didaftarkan kebalai lelang dan mengajukan permohonan lelang
secara tertulis kepada kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL untuk
dimintakan jadwal pelaksanaan lelang, dan dilengkapi dengan dokumen persyaratan lelang
sesuai dengan jenis lelang.
e. Penjadwalan ulang
Suatu tindakan yang diambil apabila nasabah masih memiliki kemampuan bayar namun
menurun dan ini dilakukan mulai dari nasabah terlambat membayar angsuran dari 2 bulan
sampai seterusnya, dengan syarat usaha masih berjalan dan nasabah mau tanda tangan akad
adendum, maka angsuran di turunkan dari angsuran yang awal.

15
http://eprints.umsida.ac.id/3658/1/Muhammad%20Aushaf%20Nabil.pdf (diakses pada 22 Maret 2022, pukul
15.55)
Dwi Yuni Sendari Hsb, Peran Lembaga Keuangan…11

Pemberian pembiayaan
Selain pemeriksaan bersyarat, bentuk otorisasi yang dilakukan oleh BSI Cabang Marelan
adalah memberikan pembiayaan kepada nasabah dalam bentuk uang. Salah satu jenis pembiayaan
yang sering diminati masyarakat Lumajang adalah penggunaan pembiayaan murabahah. Pembiayaan
diberikan sesuai dengan klasifikasi UMKM seperti toko kelontong, bengkel, jasa transportasi dan
pedagang pasar. Pembiayaan BSI Kantor Cabang Marelan Rp. 10.000.000,00. (10 juta rupiah) sampai
dengan Rp.200.000.000,00 (200 juta rupiah), meskipun BSI dapat memberikan pembiayaan sampai
dengan Rp. 200.000.000,00 (200 juta rupiah), tapi dari BSI sendiri lihat dulu bisnisnya, kalau jenis
usahanya besar hanya bisa mencapai lebih dari 200 juta, dan maksimal bisa mencapai 5 miliar. disebut
pembiayaan usaha perbankan16.

Peran Bank Syariah Mandiri dalam pemberdayaan UMKM

Kehadiran BSI membantu masyarakat sekitar Kabupaten Medan untuk mendanai


pengembangan usaha dan kegiatan konsumer serta telah menjadi lembaga yang berperan dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan peran Bank Syariah Indonesia sendiri adalah membantu
meningkatkan pengembangan bisnis UMKM melalui dukungan pembiayaan bagi hasil yang
kompetitif dan program-program untuk mendukung pengembangan usaha UMKM seperti akhir tahun
dengan bagi hasil/keuntungan yang sangat rendah untuk Ramadhan BSI KC Medan Marelan.

Faktor-Faktor yang Menjadi Kendala dalam Upaya Memberdayakan UMKM di Kota


Lumajang yang Dilakukan Oleh Bank Syariah Mandiri KC Lumajang.

Beberapa faktor yang menjadi penghambat pemberdayaan UMKM di kota Medan, antara lain:

1. Beroperasi dalam 1 tahun

Banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan di BSi Cabang Marelan yang berusia di bawah 1
tahun, padahal usahanya minimal satu tahun beroperasi.

2. Usaha Patungan

Adapun yang dimaksud dengan usaha bersama, yaitu usaha yang dijalankan oleh seorang ibu dan
anak-anaknya, atau saudara kandung atau saudara laki-lakinya. Justru menjadi rintangan atau
penghalang untuk tidak menerima aplikasi pembiayaan klien karena bisnis harus dan harus dimiliki
sendiri.

3. Jaminan Tidak Dapat Dijual

Maksud dari obligasi yang tidak dapat diperjualbelikan adalah obligasi yang sulit untuk dijual, seperti
di dalam gang, dimana obligasi itu ada dan dekat dengan fasilitas umum seperti masjid, sekolah atau
yayasan atau bahkan kuburan, dan yang sulit untuk diserahkan. untuk lelang nanti.

4. Usaha yang tidak Nampak

Yaitu usaha online, usaha jasa jual beli sepeda tapi unitnya tidak ada, dan dagang sapi tapi ketika
dicek di rumah nasabah sapinya tidak ada, atau toko tapi stok barangnya tidak ada atau barangnya
hanya sedikit.

5. Karakter nasabah kurang bagus


16
http://eprints.umsida.ac.id/3658/1/Muhammad%20Aushaf%20Nabil.pdf (diakses pada 22 Maret 2022, pukul
15.55)
12. Jurnal FEB, Vol. 1 No. 1 – April 2022

Yaitu dimana nasabah pernah melakukan pembiayaan dibank lain dan mengalami kredit macet, jadi
hal ini juga yang nantinya akan menjadi kendala atau penghambat tidak terimanya permohonan
pembiayaan nasabah.

KESIMPULAN
Bentuk dan Peran pemberdayaan UMKM di Kota Medan: Pemberdayaan meliputi kerja
lapangan bersyarat dan pemberian pembiayaan. Dan peran BSI sendiri dalam pemberdayaan UMKM
adalah membantu pemberdayaan kemajuan usaha UMKM melalui dukungan pembiayaan bagi hasil
yang baik itu bersaing dan dukung pertumbuhan usaha UMKM melalui program-program seperti bagi
hasil/keuntungan rendah berkah Ramadhan, perencanaan akhir tahun, dan bagi hasil, dan untuk
renovasi tempat usaha, pengadaan barang dagangan dan pengadaan alat, sarana dan prasarana untuk
usaha. Hambatan pemberdayaan UMKM Bank Syariah Indonesia KC Marelan di Kota Medan antara
lain: usaha kurang dari 1 tahun, usaha patungan, jaminan tidak jual, usaha tidak berwujud, karakter
nasabah yang buruk dan hambatan ini. Tahun karena faktor ekonomi akibat Covid-19, sehingga
nasabah kesulitan untuk mencicil dan agak sulit bagi BSI untuk membayar pembiayaan UMKM.
Dwi Yuni Sendari Hsb, Peran Lembaga Keuangan…13

DAFTAR PUSTAKA

[1] Lewis, M. K. & Algaoud, L. M. (2001). Perbankan Syariah: Prinsip, Pratik, dan Prospek.
Jakarta: Serambi.
[2] Sholihin, A.I. (2010). Buku Pintar Ekonomi Syariah. Medan: Gramedia
[3] http://eprints.umsida.ac.id/3658/1/Muhammad%20Aushaf%20Nabil.pdf
[4] Oktafia, R. (2017). Percepatan Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM )
Melalui Perkuatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah ( LKMS ) di Jawa Timur, (110),86-88.
[5] http://seruansantri.blogspot.co.id/2016/11/makalah-lkms-lembaga-keuangan-mikro.html
[6] Sanjaya Wina, Penlitian Pendidikan, Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2013
[7] Sugiyono,MetodePenelitianAdministrasi., Bandung: Alfabeta, 2006
[8] JokoSubagyo P, Metodologidalamteoridanpraktek , (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)
[9] Syaohdin Nana Syaohdin Sukmadinata, MetodePenelitianPendidikan, Bandung:
RemajaRosdakarya, , 2010
[10] Prastowo Andi . Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011
[11] Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya Airlangga Universitas Press, 2001
[12] https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11800-Full_Text.pdf

Anda mungkin juga menyukai