Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERKEMBANGAN LEMBAGA

KEUANGAN SYARIAH DI

INDONESIA

OLEH:

ANDRNI DARSONO

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha Esa. Atas rahmat dan hidayahnya, sehingga

dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah

di Indonesia” dengan tepat waktu.

makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Ekonomi Islam. Selain itu,

makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang perkembagan keuangan syariah bagi

pembaca dan penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, sarah dan kritik yang

membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Ternate, 20 september 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bank Syariah Indonesia

a. Tantangan dan Strategi Dalam Perekonomian Nasional

b. Hasil Merger Tiga Bank

C. Tantangan dan Strategi Dalam Mendorong Masyarakat

d. Prinsip-prinsip Lembaga Keuangan Syariah

2.2 Perkembangan BSI dari tahun ke tahun

BAB III PENUTUP

2.3 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan lembaga keuangan syariah memiliki peranan yang signifikan pada
pertumbuhan lembaga keuangan Indonesia. Peranan ini dibuktikan oleh partisipai
masyarakat menggunakan lembaga keuangan syariah umtuk mengembangkan
usahanya. Lembaga keuangan syariah sebagai bagian dari sistem ekonomi syariah,
dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga tidak terlepas dari saringan syariah. Oleh
karena itu, lembaga keuangan syariah tidak akan mungkin membiayai usaha-usaha
yang didalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan proyek yang menimbulkan
kemudharatan bagi masyarakat luas. Bisnis syariah ditujukan untuk memberikan
sumbangan positif terhadap pencapaian tujuan sosial ekonomi masyarakat yg lebih
baik. Bisnis secara syariah dijalankan untuk mencapai iklim bisnis yang baik dan lepas
dari praktik curang.
Lembaga keuangan yang bersifat formal dan beroperasi di pedesaan, umumnya
tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan menengah ke bawah.
Ketidakmampuan ini terutama dari sisi penanggungan resiko, biaya operasional,
identifikasi usaha serta pemantauan penggunaan kredit yang layak usaha. Usaha kecil
haruslah menjadi sorotan penting yang harus lebih disempurnakan agar
pengelolaannya semakin efektif.1
Hal ini disebabkan oleh masyarakat kekurangan modal atau dana untuk
menjalankan usahanya. Untuk itu masyarakat sangat mendambakan kehadiran
lembaga keuangan ataupun koperasi yang sesuai dengan kebutuhan, tidak sebatas
masalah finansial dan melainkan juga tuntutan moralitasnya. Bagi kaum muslimin,
kehadiran lembaga keuangan syariah akan memenuhi kebutuhan yang tidak hanya
secara ekonomi namun juga kebutuhan secara moralitas sesuai dengan agama yang
dianutnya.

1
Rahmawati. J.D.W.2013. Jurnal pengaruh dan independen melalui standar Profesional. Hal 10
Tugas pokok daru lembaga keuangan atau koperasi yakni, menghimpun dan
diharapkan dengan dana tersebut dapat memenuhi kebutuhan dana kredit atau
pembiayaan, baik oleh pihak swasta maupun negara dalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Dalam hal ini, lembaga keuangan atau koperasi berusaha untuk
menghimpun dana dari masyarakat untuk disalurkan kepada pengguna dana yang pada
umumnya adalah pengusaha, maupun konsumen.

Semakin berjalannya waktu mulai bermunculan lembaga keuangan syariah dengan


sistem yang tidak menggunakan bunga sebagai alat memperoleh keuntungan ataupun
sebagai beban pinjaman karena bunga merupakan riba (tambahan) yang diharamkan.
Al Ghazali menyatakan “ bahwa tujuan lembaga keuangan syariah adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin kepercayaan, kehidupan,
kecerdasan, keturunan, dan kesejahteraan”.2
Kegiatan lembaga keuangan mikro syariah (selanjutnya disebut LKMS) secara
prinsip hampir sama dengan lembaga keuangan mikro (selanjutnya disebut LKM)
konvensional. Tetapi, ada beberapa kegiatan yang berbeda dalam hal akad dan
transaksinya, yaitu dengan sistem yang tidak memperkenankan adanya bunga. Melalui
sistem ini dapat dikembangkan bentuk-bentuk pembiayaan untuk UMKM dengan
menggunakan sistem cost plus dan profit sharing. Adapun kegiatan LKMS adalah beli
(murabahah), titipan (wadiah), mudharabah, musyarakat, zakat, dan jasa lainnya.
Amalia, lia. 2009. Ekonomi Internasional.. Yogyakarta, Graha Ilmu Hal 74-75

2
Ananda, Fitria. 2011. Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh Pembiayaan
Mudharabah Dari BMT At Takwa Halmahera Di Kota Semarang. Skripsi Ilmu Ekonomi Dan Studi
Pembangunan. UNDIP. Hal 32.
Mudharabah adalah kondisi dimana lembaga keuangan menyediakan pembiayaan
modal investasi atau modal kerja secara penuh, sedangkan nasabah menyediakan
proyek atau usaha lengkap dengan manajemennya. Hasil keuntungan dan kerugian
yang dialami anggota dibagikan atau ditanggung bersama antara lembaga keuangan
dan anggota dengan ketentuan sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya, pada jatuh
tempo anggota berkewajiban mengembalikan modal kepada lembaga keuangan, baik
dengan cara dicicil atau dilunasi seluruhnya. Pemberlakuan bagi hasil antara pihak
anggota dengan lembaga keuangan berlangsung selama modal yang diberikan lembaga
keuangan tersebut belum dikembalikan seluruhnya.
LKMS yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah Baitul Tamwil Muhammadiyah
(BTM). Perkembangan BTM di Indonesia saat ini telah mencapai jumlah jaringan yang
tersebar di seluruh Indonesia dan tampil sebagai pendorong intermediasi usaha rill-
mikro. Hal ini dibuktikan dengan jumlah BTM sudah lebih dari 5.500. Dokumen Register
Asosiasi BTM Indonesia/Absindo,2017
Dalam memenuhi kebutuhan usahanya para pengusaha kecil meminjami dananya
ke lembaga keuangan bahkan tidak sedikit para pengusaha kecil tersebut meminjami
dananya kepada para rentenir yang bunganya tinggi karena kebutuhan untuk
mempertahankan usahanya. Dan dengan kemampuan modal sendiri maupun pinjaman
dari pihak ketiga walaupun dengan bunga yang berlipat ganda serta harus memenuhi
beberapa peraturan yang dibuat oleh sepihak, dampaknya sangat tidak jelas, walaupun
mendapatkan keuntungan dari usahanya dari keuntungan tersebut habis hanya untuk
membayar bunga saja. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengalami gulung tikar,
dikarenakan beban bunga yang sangat tinggi.
Dengan beban bunga yang sangat tinggi maka para pengusaha kecil tidak mampu
untuk meningkatkan usaha tersebut. Ini semata-mata dikarenakan tidak adanya
pembiayaan yang islami. Sakah satu perwujudan sistem syariah antara lain melalui
pembentukan mikro pada umumnya, BTM melayani anggota kecil.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan Bank Syariah Indonesia?

2. Tantangan dan Peran apa sajakah yang dilakuakan BSI?

3. Perekembangan BSI dari tahun ke tahun.


BAB II

PEMBAHASAN

1.1 BANK SYARIAH INDONESIA

a. Tantangan dan strategi dalam mendorong perekonomian Nasional

PT Bank Syariah Indonesia (BSI) resmi beroperasi pada 1 Februari 2021. BSI

merupakan bank syariah terbesar di Indonesia hasil penggabungan (merger) tiga bank

syariah dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yaitu : PT Bank BRI Syariah (BRIS),

PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank BNI Syariah (BNIS). Terobosan kebijakan

pemerintah untuk melakukan merger tiga bank syariah ini diharapkan dapat memberikan

pilihan lembaga keuangan baru bagi masyarakat sekaligus mampu medorong

perekonomian nasional.

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tanggal 20

oktober 2020 mengumumkan secara resmi bahwa telah dimulai proses merger tiga bank

umum syariah anak usaha bank BUMN dan ditargetkan selesai pada bulan Februari 2021.

Beberapa pertimbangan yang mendorong prose merger disampaikan Menteri BUMN Erick

Thohir, antara lain pemerintah melihat bahwa penetrasi perbankan syariah di Indonesia

sangat jau ketinggalan dibandingkan dengan bank konvensional. Di samping itu,

pemerintah melihat peluang bahwa merger ini bisa membuktikan sebagai negara dengan

mayoritas muslim punya bank syariah kuat secara fundamental. Bahkan, Presiden Joko

Widodo mempertegas lagi bahwa pembentukan bank syariah merupakan salah satu upaya

pemerintah untuk memperkuat industri keuangan syariah di Indonesia.

Salah satu visi yang diembankan BSI adalah menjadi bank syariah berskala dunia,

yaitu target untuk masuk dalam peringkat 10 besar bank syariah dunia dengan nilai
kapitalisasi besar pada 2025. Pencapaian target tersebut menjadi tantangan yang besar

karena Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) mencatat total aset perbankan syariah, mencakup

bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) per November 2020 hanya 3,97%

dari total aset bank umum. Selain itu, nilai pembiayaan syarih BUS dan UUS baru 2,49% dari

total pembiayaan bank umum. Tingkat inklusi keuangan syariah pada 2019 pun turun 200

bps dari semula 11,1% pada 2016 menjadi ringgal 9,10%. Sebaliknya, tingkat inklusi

keuangan perbankan konvensional justru meningkat dari 65,6% pada 2016 menjadi

75,28% pada 2019. ( Bisnis Indonesia, 2 Februari 2021)


3

Berdasarkan pertimbangan merger dan kondisi aktual yang di sampaika OJK

tersebut, maka permasalahan yang muncul adalah apakah BSI dapat menarik perhatian

sebagin masyarakat alternatif lembaga keuangan syariah? Dan apa saja hal yang perlu

dilakukn BSI untuk dapat menjadi konributor pendorong perekonomian nasional? Tulisan

ini bertujuan mengkaji tantangan dan strategi BSI mendorong peningkatan perekonomian

nasional dan menjadi bank berskala dunia.

b. Hasil Merger Tiga Bank Syariah

Tujuan penggabungan bank syariah yaitu untuk mendorong bank syariah lebih besar

sehingga dapat masuk ke pasar global dan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi

syariah di Indonesia. Selain itu, merger bank syariah dinilai dapat lebih efisien dalam

penggalangan dana, operasonal, dan belanja. Melalui merger bank syariah ini

diharapkan perbankan syariah terus tumbuh dan menjadi energi baru untuk ekonomi

nasional dan akan menjadi bank BUMN yang sejajar dengan bank BUMN lainnya

3
. (Republika, 13 Oktober 2020)
sehingga bermanfaat dari sisi transformasi bank Tercatat per Desember 2020 aset

BSI sudah mencapai Rp239,56 triliun (lihat Tabel 1). Aset sebesar itu menempatkan BSI

sebagai bank terbesar ke-7 di Indonesia dari sisi aset. Aset bank berkode saham BRIS itu

berada dibawah PT Bank CIMB Niaga Tbk (Rp281,7 triliun) dab di atas PT Bank Panin

Tbk (Rp216,59 triliun) per September 2020. (Bisnis Indonesia, 2 Februari 2021). Aset

yang sangat besar ini dapat mengungkit kemampuan lebih besar dalam mendukung

pembiayaan ekonomi. Di samping itu, diharapkan dapat menjadi akselekator bagi

perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Setelah BSI di resmikan operasionalnya oleh Presiden Joko Widodo, harga saham BRIS

pada sesi perdagangan kemarin ditutup. Menguat 14,8% ke level Rp2.800 per unit san

membentuk kapasitas pasar bank tersebut sebesar Rp27,4 triliun. Kapasitas BRIS

merupakan yang tertinggi di kelompok bank syariah. Sejk pembukan perdagangan saham

tahun ini, saham BRIS sudah mencatat kenaikan 24,4% . Dalam hal ini menunjukan bahwa

hadirnya BSI sebagai hasil merger 3 bank syariah BUMN ternyata mndapat sambutan baik

dari masyarakat, baik pelaku usaha maupun investor sebagaimana dicatat olrh bursa

saham.

Kalangan pengusaha pun memberikan komentar yang positif terhadap BSI. Direktur PT

Anugerah Mega Investama Hans Kwee optimitis bahwa eksistensi bank syariah baru

tersebut akan berkontribusi positif terhadap proses penguatan ekonomi Indonesia yang

tengah diterjang pandemi. Ditegaskan bahwa BSI akan mendapat size yang sangat besar,

baik dari sisi aset, kantor cabang, maupun sumber daya manusia yang sangat berkualitas.

Banyak hal yang BSI dapat lakukan untuk pemulihan ekonomi nasional. Potensi

penggalangan dana dari BSI akan lebih baik dengan saluran global yang mumpuni untuk

menggalang dana murah nonkovensional guna membiayai berbagai proyek strategis.


Direktur Eksklusif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje

Rahardjo berharap BSI dapat menjadi penggerak utama dalam literasi pengembangan

ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. BSI dapat berperan besar dalam

meningkatkan pengembangan ekosistem halal yang sudah dirintis oleh ketiga bank syariah

sebelum merger. Ventje juga meyakini bahwa BSI memiliki kapasitas memperkuat

kapabilitas dan jangkauan pembiayaan wholesale, baik di dalam maupun luar negeri.

( Republika, 1 Februari 2021)

Sementara itu, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi memastikan

bahwa pilar-pilar yang mendukung BSI dalam memberikan produk yang bersaing

didukung dengan layanan prima, yaitu produk yang inovatif, jaringan yang luas, SDM yang

kompeten, sistem TI yang andal , serta permodalan yang kuat.4

Berdasarkan capaian awal dan optimisme dari berbagai pihak maka kehadiran BSI

menjadi sebuah harapan yang bisa memberikan konstribusi besar dalam mendukung

pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Merger ini juga diharapkan mampu meningkatkan pangsa pasar ekonomi syariah di

Indonesia yang saat ini baru mencapai 9,68% dan kontribusi perbankan syariah baru

sekitar 6,81%. Hal ini sangat ironis mengingat populasi muslim mencapai sekitar 229 juta

jiwa dari total 270 juta penduduk Indonesia, sehingga sudah saatnya potensi ekonomi dan

keuangan syariah perlu terus ditingkatkan agar tumbuh berkembang menjadi besar.

4
(Rupublika, 1 Februari 2021).
c. Tantangan dan Strategi BSI Mendorong Perekonomian Masyarakat

Presiden Joko Widodo dalam pidato peresmian BSI di Istana Negara berharap

agar lembaga keuangan syariah ini dapat turut berkontribusi lebih luas dalam

pengembangan ekonomi syariah demi kesejahteraan seluruh rakyat. Presiden menilai

bahwa perbankan syariah mampu bertahan

Pada masa pandemi Covid-19. Buktinya, pertumbuhan kinerjanya lebih unggul dari

pada tahun lalu. Meskipun pangsa pasar industri keuangan syariah masih kecil atau

tertinggal dibandingkan dengan bank konvensional di tanah air, kondisi tersebut justru

menjadi amnisi bank syariah pada masa mendatang. (Bisnis Indonesia, 2 Februari 2021.)

Oleh karena itu, lahirnya lembaga keuangan baru hasil merger ini dapat mempekaya pilihan

produk dan jasa keuangan syariah bagi masyarakat.

Tantangan besar yang membentang didepan mata ini barang tentu memaksa

manajemen BSI untuk bertransformasi dan menetapka beberapa strategi, mulai dari

perbaikan proses bisnis, penguatan manajemen resiko, pnguatan sumber daya manusia

(SDM), hingga penguatan teknologi digital. Penelitian ekonomi Syariah Institute for

Defelopment of Economis and Financing (INDEF) Fauzan Rizki Yuniarti mengingatkan

bahwa preferensi masyarakat memilih layanan berbasis syariah atau konvensional tidak

sepenuhnya berlandaskan keyakinan agama. Akses pelayanan keuangan dan produk yang

berbasis terknologi yang menjadi faktor utama. (Kompas, 2 Februari 2021).

Kepala OJK Institute Agus Sugiarto juga mengingatkan faktor lainnya yaitu literasi

keuangan syariah masyarakat Indonesia yang berada pada angka 8,93% menjadi tantangan

besar mengingat hanya 9 orang dari setaip 100 penduduk yang sudah memahami produk

keuangan syariah. (Bisnis Indonesia, 1 Februari 2021). Tidak kalah pentingnya bahwa
proses adaptasi budaya kerja setelah penggabungan jasa tidak mudah. Manajemen BSI

perlu memastikan proses integrasi berjalan mulus, tanpa mengorbankan pengelolaan SDM

dan sistem core Banking. dengan melakukan transformasi menyeluruh maka pemerintah

diharapkan dapat mendorong BSI untuk berperan aktif dalam meningkatkan inklusi

keuangan syariah dan memberikan manfaat sosial seluas-luasnya bagi masyarakat

indonesia.

Menghadapi tantangan yang besar tersebut, Direktur Utama BSI Hery Gunnardi

berkomitmen bahwa BSI akan menjadi lembaga perbankan dengan strategi menawarkan

produk kompetitif guna memenuhi kebutuhan setiap lini masyarakat. Di samping itu, BSI

diarahkan menjadi bank modern tetapi tetap setia pada prinsip syariah. Upaya

meningkatkan pangsa pasar industri jasa keuangan syariah nasional akan dilakukan BSI

melalui diversifikasi lini bisnis syariah yang lebih luas mencakup segmen UMKM, ritel, dan

konsumen, serta wholwsale dengan produk inovatif, serrta melakukan pengembangan

bisnis internasional seperti global sukuk.5

Secara khusus, Hery Gunardi menegaskan, BSI akan terus menjungjung komitmen bagi

para pelaku UMKM yang tersebar di berbagai daaerah di tanah air. BSI akaan membangun

sentra UMKM di kota dan kabupaten serta melakukan penyaluran berbasis komunitas dan

lingkungan masjid. BSI juga akan melakukan pembiayaan ke UMKM binaan kementerian

koperasi dan UKM ataupun lembaga.6

d. Prinsip-prinsip pembiayaan di lembaga keuangan syariah:

5
(Bisnis Indonesia, 2 Februari 2021).

6
( Bisnis Indonesia, 1 Februari 2021).
a. Tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga (riba)

b. Pengenalan pajak religius atau pemberian sedekah, zakat

c. Pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan

hukum Islam (haram)

d. Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan maysir (judi)

e. Penyediaan takaful (asuransi Islam)

1. Prinsip-prinsip dasar perbankan syariah:

a. Titipan atau simpanan (Al-Wadi’ah)

Al-Wadi’ah adalah harta yang ditinggalkan kepada pihak yang lain dengan sengaja
utuk dijaga tanpa memberikan imbalan. Pengertian lain dari al-wadi’ah adalah
perjanjian simpan menyimpan atau penitipan barang berharga antara pihak yang
mempunyai barang dan pihak yang diberi kepercayaan.

b. Bagi Hasil

Dalam prinsip bagi hasil dibagi menjadi beberapa prinsip, yaitu:

2) Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama antara 2 pihak, dimana modal berasal dari
salah satu pihak (shahibul mall) dan pengelolaan oleh pihak lainnya (mudharib).
Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan, adapun kerugian ditanggung okeh shahibul
maal.

Jenis-jenis mudharabah:

a) Mudharabah Muthlaqah

b) Mudharabah Muqayyadah

2) Musyarakah
Musyarakah adalah perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan suatu usaha tertentu, dan masing-masing memberikan kontribusi modal.
Keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan proporsi yang telah
disepakati di awal. Jenis-jenis musyarakah: a) Musyarakah pemilikan b) Musyarakah
akad

3) Muzara’ah Muzara’ah adalah kerjasama antara 2 pihak dalam pengelolaan tanah


antara pemilik lahan dan penggarap, dimana benih berasal dari pemilik lahan.
Muzara’ah dalam pelaksanaannya seperti mudharabah hanya saja muzara’ah dalam
bidang pertanian. 4) Mukhabarah Mukhabarah adalah akad kerjasama antara 2 pihak
dalam pengelolaan tanah antara pemilik lahan dan penggarap, perbedaannya dengan
muzara’ah adalah benih dalam mukhabarah dari pengelola. C. Jual Beli 1) Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang dengan menjelaskan harga asalnya dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. 2) Salam Salam adalah akad jual beli yang sifat
penyerahan barangnya di kemudian dari dengan pembayaran dilakukan di muka atau
di majlis akad. 3) Istishna’ Istishna’ adalah akad jual beli dimana pembeli meminta
pembuat barang untuk membuat barang sesuai keinginan pembeli. D. Sewa (Ijarah)
Ijarah adalah akad atas manfaat yang diperbolehkan dengan jangka waktu dan imbalan
yang diketahui dan disepakati oleh pihak yang berakad, Ijarah merupakan salah satu
bentuk dari jual beli karena Ijarah pada hakikatnya adalah jual beli manfaat. E. Jasa 1)
Wakalah Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang pada orang lain dalam
hal-hal yang diperbolehkan dan diketahui oleh dua belah pihak. 2) Kafalah Kafalah
adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga atas pemenuhan
kewajiban atau tanggung jawab pihak kedua (yang ditanggung)

3) Hawalah Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada yang
menganggung hutangnya.
4) Rahn Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya atau dapat disebut sebagai pegadaian. Harta yang ditahan
boleh seharga atau lebih sedikit atau lebih banyak dari jumlah pinjaman.
5) Qardh Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih dan
diminta kembali, dengan kata lain qardh adalah pinjaman tanpa mengharapkan
imbalan.
2.2 Perkembangan BSI dari tahun ke tahun
a. BSI Perkuat Ekosister Islam
Hery menambahkan, untuk memperkuat kinerja berkrlanjutan tahun ini BSI
akan fokus ke dalam 9 segmen utama pengembangan ekosistem Islam. Yaitu melalui
optimalisasi ekosistem masjid, haji dan umroh, ZISWAF, lembaga pendidikan berbasis
islam, industri fesyen dan e-commerce, industri makanan dan minuman, kesehatan,
ekspor impor serta wisata halal.
Keberhasilan menyasar ekositem ini tercermin dari pertumbuhan zakat
perusahaan yang tumbuh 22% secara year on year menjadi Rp33 miliar. Jumlah NOA
Lembaga Pendidikan mengalami kenaikan 45% secara yean on year serta tumbuhnya
ekosistem masjid lebih dari 30.000 NOA.

b. Fokus Digitalisasi
Sedangkan dalam inovasi layanan digital, penggunaan BSI Mobile hingga Maret
2022 mencapai 3,77 juta user aktif atau tumbuh 124% secara yar on year. Jumlah
pengguna yang semakin meningkat diakibatkan perubahan perilaku masyarakat mulai
beralih ke e-channel BSI Mobile, ATM maupun Internet Banking. Dimana secata
keseluruhanlebih dari 96% nasabah sudah mulai digital savvy.
Strategi digitalisasi yang di tempuh BSI mendorong dampak yang sangat positif
yakni jumlah transaksi BSI Mobile mencapai 55,11 juta, tumbuh signifikan sekitar
276% secara year on year. Hal ini mendorong pertumbuhan fee based income menjadi
Rp58,94 miliar.

BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan

Perkembangan lembaga keuangan syariah memiliki peranan yang signifikan


pada pertumbuhan lembaga keuangan Indonesia. Peranan ini dibuktikan oleh partisipai
masyarakat menggunakan lembaga keuangan syariah umtuk mengembangkan
usahanya. Lembaga keuangan syariah sebagai bagian dari sistem ekonomi syariah,
dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga tidak terlepas dari saringan syariah. Oleh
karena itu, lembaga keuangan syariah tidak akan mungkin membiayai usaha-usaha
yang didalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan proyek yang menimbulkan
kemudharatan bagi masyarakat luas. Bisnis syariah ditujukan untuk memberikan
sumbangan positif terhadap pencapaian tujuan sosial ekonomi masyarakat yg lebih
baik. Bisnis secara syariah dijalankan untuk mencapai iklim bisnis yang baik dan lepas
dari praktik curang.

DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nurianto. Lembaga Keuangan Syariah (suatu kajian Teoritis dan Praktis)
(Bandung. Pustaka Setia, 2012)
Al-Bani, Muhammad Nashirudin, Ensiklopedi Sahih Hadist Qudsi Jilid 1,
(Surabaya: Duta Ilmu, 2008)
Aziz, Amin. Buku Suku Tata Cara Pendiri BTM, (Jakarta: PKES, 2000)
Edukasi Profesional Syariah, Konsep dan Implementasi Bank Syariah,
(Jakarta: Renaisan, 2007)

Anda mungkin juga menyukai