Anda di halaman 1dari 15

Hambatan Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Nama : Aldi Maulana


NIM : 43118120175

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 15 Mei 2022

Aldi Maulana

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................3
2.1. Kajian Teori ..............................................................................................3
2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu..................................................................7
2.3. Hipotesis....................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................8
3.1. Penerapan...................................................................................................8
3.2. Pembahasan................................................................................................8
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................10
4.1. Kesimpulan................................................................................................10
4.2. Saran..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan dampak pada perekonomian, tak terkecuali


sektor perbankan. Dampak epidemi ini menyebabkan beberapa negara mengalami krisis
ekonomi bahkan resesi (Wu & Olson, 2020). Di Indonesia sendiri, penyebaran covid-19
termasuk tinggi. Dilansir dari situs WHO pada 14 Februari 2021, Indonesia menduduki
peringkat ke-19 sebagai negara dengan kasus terbanyak dengan total kasus 1.210.784.

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kepanikan dalam sektor ekonomi dan


keuangan. Dilansir dari situs BPS (Badan Pusat Statistik), PDB Indonesia pada kuartak III
minus 3,49% (year on year/yoy). Hal ini diakibatkan diberlakukannya pembatasan sosial
dan penerapan subsisi atau bantuan langsung tunai yang menyebabkan anggaran yang
dikeluarkan lebih banyak dibandingkan pemasukan, yang akhirnya akan memperbesar
hutang negara seperti mengeluarkan obligasi global demi menstabilkan perekonomian
Indonesia (Syukra, Ridho,2020).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memberlakukan dual system banking,
yang mana bank dengan sistem konvensional dan syariah beroperassi bersama-sama. Di
Indonesia bank konvensional menjadi penguasa dalam pemberian layanan perbankan
kepada masyarakat. Berdasarkan OJK (2020) perbankan umum konvensional di Indonesia
berjumlah 109 bank.

Krisis akibat pandemi ini memang sampai sekarang belum menyebabkan moneter
pada perbankan di Indonesia, baru hanya menimbulkan resesi pada perekonomian di
Indonesia. Namun hal ini tidak bisa dianggap sepele, karena krisis akibat pandemi ini
ditaksir lebih berat dibandingkan krisis-krisis sebelumnya, pemerintah tidak bisa mengatasi
krisis dampak pandemi ini dengan kebijakan yang sama seperti ketika mengatasi krisis
keuangan sebelumnya.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu perbankan syariah ?

2. Apa saja hambatan yang dialami perbankan syariah dalam menghadapi pandemi
covid-19 ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian perbankan syariah.

2. Mengetahui hambatan yang dialami perbankan syairah dalam menghadapi pandemi


covid-19.

1.4. Manfaat

Untuk para akademisis terkhusus bagi pengkaji sendiri memberikan manfaat dalam
hal akademis serta memberikan peningkatan pemahaman teori, mengerti tata cara penulisan
yang tepat dan peluang topik penelitian dimasa yang akan datang bagi akademisi lain, yang
membaca makalah ini.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan bank menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan


syariah, yaitu bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau
prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa majelis ulama Indonesia seperti prinsip
keadilan dan keseimbangan (‘adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan
obyek yang haram. Selain itu, UU perbankan syariah juga mengamanahkan bank
syariah untuk menjalankan fungsi dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul
mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana
sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak
pemberi wakaf (wakif).

Kegiatan usaha bank pembiayaan rakyat syariah meliputi :

a. Menghimpun dana dari masyarakat


b. Menyalurkan dana kepada masyarakat
c. Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan akad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah
dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening bank pembiayaan rakyat syariah
yang ada di bank umum syariah, bank umum konvensional, USS; dan
e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya
yang sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan bank
Indonesia (sekarang OJK).

3
Lembaga keuangan syariah adalah suatu perusahaan yang usahanya bergerak
dibidang jasa keuangan yang berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah yaitu
prinsip yang menghilangkan unsur-unsur yang dilarang dalam Islam, kemudian
menggantikannya dengan akad-akad tradisional Islam atau yang lazim disebut
dengan prinsip syariah atau lembaga keuangan syariah merupakan sistem norma
yang didasarkan ajaran islam.

Lembaga keuangan syariah lebih mengedepankan bagi hasil dan beberapa


akad muamalah. Lembaga keuangan ini, pada prinsipnya berperan sebagai lembaga
intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana.
Lembaga keuangan ini memiliki peran yang strategis untuk menggerakkan sektor
perekonomian. Sebab, dengan adanya lembaga keuangan ini, pihak-pihak yang
kekurangan dana tetap memiliki peluang untuk mengembangkan usahanya dan
terbantu dengan kehadiran lembaga keuangan.

Lembaga Keuangan Syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang prinsip


operasinya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islamiah. Operasional lembaga
keuangan Islam harus menghindar dari riba, gharar dan maisir. Hal-hal tersebut
sangat diharamkan dan sudah diterangkan dalam Al-Quran dan Al-Hadist. Tujuan
utama mendirikan lembaga keuangan Islam adalah untuk menunaikan perintah
Allah dalam bidang ekonomi dan muamalah serta membebaskan masyarakat Islam
dari kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh agama Islam. Untuk melaksanakan tugas
ini serta menyelesaikan masalah yang memerangkap umat Islam hari ini, bukanlah
hanya menjadi menjadi tugas seseorangan atau sebuah lembaga, tetapi merupakan
tugas dan kewajiban setiap muslim. Menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam
berekonomi dan bermasyarakat sangat diperlukan untuk mengobati penyakit dalam
dunia ekonomi dan sosial yang dihadapi oleh masyarakat.

4
2.1.2. Perbankan Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi


sebagai lembaga intermediasi dengan mengacu pada prinsip syariah.
Selain menjadi lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana
(surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit), ada beberapa
peranan bank syariah dalam perekonomian Indonesia, diantaranya
peranan bank syariah sebagai pelaksana kegiatan sosial, kesejahteraan dan
keadilan ekonomi, promosi halal, peranan bank syariah pada ekonomi
mikro.

Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan


dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain
melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Dalam sistem perbankan di
Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu bank
konvensional dan bank syariah. Bank syariah merupakan lembaga
intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika
dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas
dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir),
bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip
keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Bank syariah
sering dipersamakan dengan bank tanpa bunga. Bank tanpa bunga
merupakan konsep yang lebih sempit dari bank syariah, ketika sejumlah
instrumen atau operasinya bebas dari bunga. Bank syariah, selain
menghindari bunga, juga secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan dari ekonomi Islam yang berorientasi pada
kesejahteraan sosial.

5
b. Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah

Perbankan Syariah dalam melakuakn kegiatan usahanya berasaskan


pada prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.
Perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan
pemerataan kesejahteraan rakyat. Sedangkan fungsi dari perbankan
syariah adalah:

1) Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun


dan menyalurkan dana masyarakat.
2) Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkan kepada organisasi pengelola zakat.
3) Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang
berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola
wakaf (nazhir) seuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
4) Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Fungsi bank syariah dilansir dari buku Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya (2020) karyaw Iryadi Zain dan Rahmat Akbar, dijelaskan
beberapa fungsi bank syariah, yaitu:

1) Bank syariah berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana


masyarakat.
2) Bank syariah menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga
baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,

6
sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya
kepada organisasi pengelola zakat.

6
3) Bank syariah bisa menghimpun dana sosial yang berasal dari
wakaf, sesuai dengan kehendak pemberi wakaf.

2.2. Studi Penelitian Terdahulu

Menurut Abdul et al (2021) dalam penelitian Strategi Lembaga Keuangan


Syariah Menghadapi Pembiayaan Bermasalah di Masa Pandemi Covid 19
menyatakan strategi dan loyalitas merupakan bagian-bagian yang memiliki tujuan
yang berbeda, dari penelitian ini bahwa strategi menjadi sebuah trik dan cara untuk
meminimalisir terjadi pembiayaan bermasalah terutama pada masa pandemi covid-
19. Dari sebuah strategi yang bagus tersebut akan menghasilkan loyalitas yang
bagus juga karena disana ada proses peralihan, ada proses perubahan cara dan
terpenting tumbuhnya kesadaran akan amanah dan kepercayaan sehingga
terpenuhilah kewajiban angsuran sesuai dengan tanggal yang terlah ditentukan ole
masing-masing lembaga keuangan syariah.

Penelitian lain yang meneliti kinerja perbankan dalam pusaran krisis, baik
krisis yang disebabkan pandemi Covid-19 maupun krisis keuangan terdahulu seperti
subprime mortage. Penelitian Effendi dan Prawidya (2020), yang meneliti pada
perbankan syariah di Indonesia. Mereka menemukan profitabilitan perbankan
syariah mengalami penurunan selama Covid-19. Bertolak belakang dengan
penelitian Sutrino et al (2020) menemukan efek pandemi Covid-19 terhadap
profitabilitas perbankan syariah tidak signifikan.

2.3. Hipotesis

Dari beberapa penelitian tentang perbankan syariah dalam mengahadapi


pandemi Covid-19, diperoleh hipotesis : Pandemi Covid-19 berpengaruh pada
sektor perbankan syariah.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Beberapa sektor usaha terdampak oleh wabah pandemi Covid-19 termasuk


di dalamnya adalah sektor perbankan syariah.Oleh karena itu, agar sektor perbankan
syariah dapat tetap eksis di tengah pandemi Covid-19, maka perbankan syariah
harus melakukan mitigasi risiko secara cermat, serta menggunakan strategi kreatif
menghadapi kondisi yang serba tidak menentu saat ini. Wabah pandemi Covid-19
memaksa individu/kelompok/institusi/negara, untuk mengubah pola hidup dan
perilakunya selama ini. Jika individu/kelompok/institusi/negara tidak melakukan
perubahan, maka dengan sendirinya perubahan tersebut yang akan melindasnya,
tanpa terkecuali di dalamnya sektor usaha perbankan itu sendiri. Jika bank syariah
ingin keluar dari kondisi keterpurukan, maka sepatutnya bank syariah tidak dapat
menggunakan metode atau cara-cara lama dalam memasarkan layanan produk dan
jasanya.

3.2 Pembahasan

Pandemi Covid-19 ini juga diperkirakan bakal melemahkan sektor


perbankan di Indonesia. Dalam riset yang disampaikan pada Selasa (24/3/2020),
lembaga rating global, Fith Rating baru-baru ini telah merevisi peringkat
operasional (operatingenvironment mid-point score) bank-bank di Indonesia
menjadi ‘BB+’ dari sebelumnya ‘BBB-‘. Revisi skor operational Fitch ini artinya
mencerminkan adanya ketidakpastian seputar tingkat keparahan dan durasi pandemi
corona dan dampaknya terhadap operasional bank-bank di Indonesia.

Menurut J.P Morgan Ada tiga risiko yang membayangi industri perbankan
dalam masa pandemi covid-19 yaitu penyaluran kredit, penurunan kualitas aset dan
pengetatan margin bunga bersih. Dari ketiga risiko tersebut mari kita analisa apakah

8
bank syariah lebih kuat dalam menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi covid-19
dibandingkan bank konvensional atau malah sebaliknya.

1) Penyaluran kredit (pembiayaan)

Dalam hal ini bank syariah maupun bank konvensional akan


mengalami kondisi yang sama. Baik bank syariah maupun bank
konvensional akansama-sama mengalami pelambatan penyaluran
kredit (pembiayaan).

2) Pengetatan margin bunga bersih

Hal tersebut dikarenakan bank syariah menggunakan sistim bagi


hasil seperti yang disampaikan dalam penjelasan di atas. Dengan
sistim bagi hasil maka kondisi neraca bank syariah pada mas krisis
akibat pandemi covid-19 ini akan elastis karena besarnya biaya yang
diperuntukkan buat pembayaran bagi hasil juga akan ikut menurun
dengan penurunan pendapatan yang diperoleh bank syariah. Hal ini
berbeda dengan bank konvensional yang mana disaat pendapatan
bunga kredit menurun tidak diikuti dengan penurunan biaya bunga
untuk deposan, inilah yang akan menjadi permaslahan serius dari
bank konvensional.

Dengan adanya faktor-faktor tersebut yaitu saat perbankan nasional


diprediksi akan mengalami depresi akibat pandemi covid-19. dalam bank syariah
ada beberapa hal keunggulan terhadap bank konvensional sehingga bisa menjadi
solusi yang terhadap pandemi covid-19, yakni : Di saat perbankan nasional
diprediksi akan mengalami depresi akibat pandemi covid-19, bank syariah memiliki
kelebihan dengan konsep bagi hasilnya untuk bisa satu level lebih kokoh dalam
menghadapi krisis. Keunggulan disaat masa-masa sulit ini tentunya menjadi peluang
yang bagus untuk penguatan market share bank syariah.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor bisnis salah satunya pada
perbankan syariah. Dampak Covid-19 terhadap sektor Bank Syariah diantaranya adalah
penyaluran kredit (pembiayaan), penurunan kualitas asset, dan pengetatan margin bunga
bersih.

4.2 Saran

Melihat situasi ditengah pandemi ini penulis menyarankan untuk pelaku bank
syariah harus jeli untuk menentukan startegi ditengah pandemi Covid-19. Melakukan
ekspansi serta terobosan yang terukur ke segmen digital yang bisa diambil oleh bank
syariah. Serta momentum bank syariah untuk melatih pegawainya menjadi marketing
digital yang handal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sunariya, M. Ja’far Shiddiq & Putri Raudhatul Itsnaini. (2020). Dampak Covid-19
Terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Perbankan Syariah).

Gofur et al. (2021). Strategi Lembaga Keuangan Syariah Menghadapi Pembiayaan


Bermasalah di Masa Pandemi Covid-19.

Rosmadi, MAskarto Lucky Nara. (2021). Penerapan Strategi Bisnis di Masa Pandemi.
Jurnal IKRA-IKH Ekonomika, 4 (1).

Rahmad et al. (2021). Peran Pembiayaan Syariah Melalui Bank Syariah Terhadap Tingkat
Pengembangan UMKM di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan
dan Keislaman, 1 (3) hal 120-180.

Habibah, Nurul Fitri. (2020). Tantangan dan Strategi Perbankan Syariah Dalam
Menghadapi Covid-19. Iqtishodiah, 2 (1).

11

Anda mungkin juga menyukai