Anda di halaman 1dari 19

TUGAS BESAR II PERBANKAN SYARIAH

FENOMENA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERBANKAN


SYARIAH

Disusun Oleh:

Windi Patmawati (43120010125)

Dosen Pengampu:

Dr. Sudjono, M.Acc

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Saya kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, Saya tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafaatnya kita
nantikan kelak.

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi Tugas Besar II untuk mata kuliah Perbankan Syariah,
dengan judul Hambatan Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-
19

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Maka dari
itu, saya mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai
pihak. Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.

Tangerang, 08 November 2022

Windi Patmawati

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.4 Tujuan ............................................................................................................ 4
1.5 Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 5
2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory .............................. 5
2.1.1 Grand Theory .......................................................................................... 5
2.1.2 Middle Theory ........................................................................................ 6
2.1.3 Operational Theory ................................................................................. 7
2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu ..................................................................... 7
2.3 Hipotesis ........................................................................................................ 8
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 9
3.1 Penerapan ...................................................................................................... 9
3.2 Perbandingan Antara Teori/Penelitian Terdahulu dan Praktek ................... 10
3.3 Pembahasan ................................................................................................. 12
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 15
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 15
4.2 Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perbankan merupakan salah satu penggerak utama perekonomian suatu
negara yang meliputi konsumsi, investasi, serta kegiatan ekspor impor.
Perbankan juga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dalam
negeri karena di semua aktivitas ekonomi ada peran perbankan disana. Salah
satunya sebagai sektor penggerak utama Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia. Selain itu, peran perbankan sebagai lembaga intermediary
merupakan peran terbesarnya yang fungsinya menyalurkan dana dari pihak
yang mengalami surplus kepada pihak yang mengalami defisit. Apabila peran
yang telah disebutkan tadi dapat dijalankan secara efisien dan efektif, maka
akan mampu meningkatkan taraf hidup orang banyak. Oleh karena itu, setiap
Perusahaan Bank wajib menjaga dan meningkatkan kinerjanya agar nilai
perusahaan yang didapatkan maksimal.
Perkembangan yang signifikan di bidang perbankan syariah Indonesia
terjadi tahun 2008, yakni dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor
21Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Keluarnya undang-undang
dimaksudsejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia untuk
mencapai terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan demokrasi
ekonomi, dengan mengembangkan system ekonomi yang berlandaskan pada
nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan yang sesuai dengan
prinsip syariah.
Lembaga keuangan syariah didirikan dengan tujuan mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah, dan tradisinya
kedalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Adapun
yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam
kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah.
Prinsip syariah yang dianut oleh lembaga keuangan syariah dilandasi oleh nilai-
nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan keuniversalan (rahmatan lil
2

alamin). Artinya, lembaga keuangan syariah berada dibawah naungan fatwa


MUI
Memasuki tahun 2020 hingga triwulan IV tahun 2021, adalah masa sulit
karena masih merebaknyapandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19). Pandemi ini, merupakan masalah kesehatan, yang kemudian
berdampak hampir di semua lini kehidupan di berbagai sektor, termasuk
pelaku usaha dan sektor keuangan. Sehingga pemerintah Indonesia
memutuskan untuk memperhatikan tiga sektor tersebut, yakni kesehatan,
sektor riil dan perbankan (The Conversation, 2020)Pandemi Covid-19
memberikan dampak yang signifikan pada perbankan Syariah, salah satunya
menurunnya penyaluran dan pengembalianpembiayaan.
Para nasabah pembiayaan kesulitan melakukan pembayaran karena
menurunnya pendapatan. (Hadiwardoyo, 2020). Ini berdampak pada
menurunnya kinerja perbankan Syariah dan mengganggu stabilitas perbankan
Syariah. (Disemadi & Shaleh, 2020) “Dampak dari lemahnya sektor UMKM
dan industrilainnya juga berpengaruh pada perolehan dari simpanan dana pihak
ketiga dan pembiayaan pada bank syariah pada awal penyebaran Covid-19”
(Ningsih & Mahfudz, 2020) “Pandemi ini membawa risiko operasional bank
syariah menjadi dua bagian yaitu risiko ke nasabah dan risiko ke bank, seperti
penutupan, dan juga penurunan laba”. Kemudian, menyebabkan bank sebagai
lembaga intermediasi tidak berfungsi, yakni sebagai perantara yang
mendukung kebutuhan dana investasi bagi sektor riil (Ilhami & Thamrin, 2021).
Pandemi Covid-19 ini merupakan tantangan bagi dunia usaha, termasuk
didalamnya industri jasa keuangan perbankan. Perbankan syariah sebagai
lembaga keuangan yang 2 mengintermediasi masyarakat yang memiliki dana
dengan yang membutuhkan dana sebagai fungsi bank. Perbankan syariah
mempunyai berbagai macam produk dan jasa yang memiliki peran strategis
dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Pandemi Covid-19 yang melanda
Indonesia sejak pertama 2020 telah mendorong konsumen beralih dari
penggunaan uang tunai ke transaksi digital. Hal ini menunjukkan pertumbuhan
transaksi digital pada kuartal pertama meningkat sebesar 31% dibanding
3

periode yang sama tahun 2019, baik transaksi melalui SMS Banking, Internet
Banking, maupun Mobile Banking (Hadijah, 2020).
Di masa pandemi Covid-19 banyak masyarakat menggunakan transaksi
digital sebagai layanan perbankan untuk mempermudah akses maupun
kecepatan dalam transaksi finansial secara real time. Penggunaan transaksi
digital juga sekaligus melaksanakan himbauan pemerintah agar membatasi
penggunaan uang tunai atau kertas untuk meminimalisir terjadinya kontak fisik
antara sesame dikarenakan Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang
terkena dampak serius akibat penyebaran Covid-19 (Fanani, 2020). Layanan
perbankan syariah juga terus beroperasi melalui channel-channel elektronik
setiap harinya. Masyarakat dapat memanfaatkan Anjungan Tunai Mandiri
(ATM), Agen46, ataupun call Center yang tersedia 24 jam. Perbankan syariah
juga 3 mengoptimalkan layanan digital dalam pembukaan rekening (Aria,
2020). Mobile banking adalah fasilitas layanan dalam pemberian kemudahan
akses maupun kecepatan dalam memperoleh informasi terkini dan transaksi
finansial secara real time.
Mobile banking dapat diakses oleh nasabah perorangan melalui ponsel yang
memiliki teknologi GPRS. Produk layanan mobile banking adalah saluran
distribusi bank untuk mengakses rekening yang dimiliki nasabah melalui
teknologi GPRS dengan sarana telepon seluler (ponsel). Perkembangan
teknologi informasi yang sedemikian pesat sangat mendukung dalam kecepatan
dan kemudahan layanan transaksi perbankan terhadap nasabah(Maulana dkk,
2020). (Hapsara, 2015) mendefinisikan persepsi kegunaan sebagai suatu tingkat
dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat
meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.

1.2 Batasan Masalah


Agar permasalahan tidak meluas, berdasarkan uraian dari latar belakang
pada bagian sebelumnya maka fokus pembahasan penulis adalah mengenai
Fenomena Pandemi Covid-19 Pada Perbankan Syariah. Sehingga yang akan
dibahas lebih lanjut adalah bagaimana perbankan menghadapi Pandemi Covid-
4

19 dan upaya yang dilakukan perbankan dalam menghadapi pandemic Covid-


19.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan latar
belakangyang telah diuraikan diatas adalah sebagai berikut:
1. Tantangan apa yang dialami perbankan syariah selama menghadapi situasi
Covid-19?
2. Strategi apa yang digunakan perbankan syariah dalam menghadapi Covid-
19?

1.4 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah pembahasan ini selain daripada memenuhi
tugas mata kuliah Perbankan Syariah, juga sebagai tambahan informasi dan
pembelajaran bagi penulis dan para pembaca.

1.5 Manfaat
Makalah ini mampu memberika manfaat bagi para pembaca mengenai
fenomena Covid-19 terhadap sisitem perbankan syariah yang ada di Indonesia,
mengetahui bagaimana tantangan yang dihadapi system pebankan syariah dan
mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan perbankan syariah dalam
menghadapi Covid-19.
5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory


2.1.1 Grand Theory
Perbankan Syariah
Teori stewardship adalah teori yang dicetuskan oleh Donaldson dan
Davis. Menurut Donaldson dan Davis (dalam Raharjo, 2007: 37-46) teori
stewardship merupakan teori yang menggambarkan situasi dimana para
manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih
ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi,
sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah
dirancang agar para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk
bertindak sesuai keinginan principal, selain itu perilaku steward tidak
akan meninggalkan organisasinya karena steward berusaha mencapai
sasaran organisasinya.
Teori stewardship dapat dipahami dalam produk pembiayaan
lembaga perbankan. Bank syariah sebagai principal yang
mempercayakan nasabah sebagai steward (pelayan) untuk mengelola
dana yang idealnya mampu mengakomodasi semua kepentingan bersama
antara principal dan steward yang mendasarkan pada pelayan yang
memiliki perilaku di mana dia dapat dibentuk agar selalu dapat diajak
bekerjasama dalam organisasi, memiliki perilaku kolektif atau
berkelompok dengan utilitas tinggi dari pada individualnya dan selalu
bersedia untuk melayani (Riyadi & Yulianto, 2014).
Teori stewardship dapat dipahami dalam produk pembiayaan
lembaga perbankan. Bank syariah sebagai prinsipal yang
mempercayakan nasabah sebagai steward untuk mengelola dana yang
idealnya mampu mengakomodasi semua kepentingan bersama antara
prinsipal dan steward yang mendasarkan pada pelayanan yang memiliki
perilaku dimana dia dapat dibentuk agar selalu dapat diajak bekerjasama
dalam organisasi, memiliki perilaku kolektif atau berkelompok dengan
6

utilitas tinggi daripada individualnya dan selalu bersedia untuk melayani.


Dengan diberlakukannya teori ini, maka pemilik dana (shahibul maal)
memberikan kepercayaan kepada pengelola dana (mudharib) untuk
mengelola dana tersebut ke dalam suatu usaha yang bersifat produktif
demi mencapai tujuan yang sama yaitu kesejahteraan hidup. Pengelola
dana harus bersifat amanah (dapat dipercaya) serta memiliki tanggung
jawab yang tinggi dalam mengelola dana tersebut.

2.1.2 Middle Theory


Virus Covid-19
Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disingkat COVID-19
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu
jenis koronavirus. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk
kering, dan kesulitan bernafas. Penyebab Corona virus merupakan virus
single stranded RNA yang berasal dari kelompok Coronaviridae.
Dinamakan coronavirus karena permukaannya yang berbentuk seperti
mahkota (crown/corona).
Virus lain yang termasuk dalam kelompok yang serupa adalah virus
yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV)
dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) beberapa tahun
silam. Namun, virus corona dari Wuhan ini merupakan virus baru yang
belum pernah teridentifikasi pada manusia sebelumnya. Karena itu, virus ini
juga disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV.
Di Indonesia sendiri upaya yang dilakukan pemerintah dalam
menangani Covid-19 ini yaitu dengan cara pembatasan sosial,
meningkatkan tes, telusur, dan treatment, serta mempersiapkan rumah sakit
dan tenaga kesehatan. Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit
tetap terkendali.
7

2.1.3 Operational Theory


Dalam menghadapi kondisi pandemi virus corona (Covid-19),
sektor perbankan syariah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
perbankan konvensional. Perbankan syariah memiliki kredit underline,
jelas ada aset yang benar-benar terprediksi dan dari sistem keuangan
menggunakan bagi hasil, bukan dengan bunga Hal itu diharapkan bisa
memberikan ketahanan lebih kuat dari sisi kualitas aset dibandingkan
dengan perbankan konvensional.
Kemudian dari sisi likuiditas, perbankan syariah punya sisi
fanatisme. Para penabung di perbankan syariah menabung salah satunya
karena faktor keyakinan bahwa sistem syariah sesuai dengan ajaran
Islam. Maka likuiditas perbankan syariah di masa seperti ini tidak akan
mengalami kekurangan likuiditas. Perbankan syariah di masa pandemi
ini justru bisa mendapatkan nasabah dari sisi tabungan yang lebih luas
lagi. Kemudian, bank syariah bisa terus berekspansi dari sisi digital.
Caranya dengan mendorong para nasabah untuk menggunakan mobile
banking dan internet banking. Sebelumnya, bagi para nasabah yang
sifatnya tradisional mau tidak mau harus merubah polanya dengan
menggunakan mobile banking dan internet banking.

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu


Penelitian yang dilakukan oleh Ashinta (2020) tentang pengaruh covid-
19 terhadap perbankan, hasil penelitian menunjukkan bahwa ditegah
penyebaran pandemi covid-19 yang mulai memukul sektor riil dan
keuangan membuat kinerja perbankan ditanah air pada kuartal pertama
masih berada dalam posisi positif (masih cukup kuat) baik dari sisi
pendanaan maupun kualitas kredit. Namun disisi lain sektor usaha
mengalami berbagai kendala dalam menjalankan roda usahanya yakni
dengan diterapkannya physical disatncing yang menimbulkan terjadinya
penurunan produksi dan daya beli masyarakat yang menurun, Hal ini
menyebabkan pelaku sektor usaha yang memiliki pinjaman pada Bank
8

mengalami kendala dalam melakukan angsuran sehingga berdampak pada


sektor perbankan dengan meningkatnya jumlah kredit macet. Kinerja
perbankan dikategorikan masih dalam keadaan baik dan masih terjaga
namun keadaan kinerja ekonomi perbankan kemungkinan akan mengalami
penurunan atau memburuk tergantung kepada bagaimana penanganan
covid-19 dimasa sekarang.

2.3 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang belum sempurna, sehingga perlu
disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.
Pembuktian tersebut hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis
dengan data dilapangan (Bungi, 2015). Seperti yang telah digambarkan
diatas, terdapat beberapa dampak Covid-19 yang dirasakan oleh perbankan
syariah di Indonesia. Sehingga peneliti dapat menarik hipotesis sebagai
berikut
H1 = Tantangan yang dihapadi perbankan syariah selama Covid-19
H2 = Upaya yang dilakukan perbankan syariah dalam menghadapi
Covid-19
9

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan
Sejatinya bank syariah adalah bank yang operasionalnya menggunakan
prinsip-prinsip Islami (syariah). Sementara syariah adalah peraturan atau undang-
undang yang harus dipatuhi dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Itu artinya,
bank tersebut beroperasi dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
oleh agama Islam atau Syariah Islam. Fungsi bank syariah sama saja dengan bank
konvensional, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, hanya saja
dari segi prinsip, keduanya berbeda. Banyak hal yang tidak akan ditemukan di bank
syariah, tapi bisa kamu temukan di bank konvensional. Misalnya saja, tidak adanya
bunga. Hal ini dikarenakan dalam ajaran agama Islam terdapat larangan
meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman
(Riba).
Secara umum tujuan utama bank syariah ialah mendorong dan mempercepat
kemajuan ekonomi suatu masyarakat atau bangsa, dengan melakukan aktivitas
perbankan, keuangan, komersial dan investasi sesuai dengan asas Islam. Upaya ini
harus didasari dengan; (a) larangan atas bunga pada setiap transaksi; (b) asas
kerekanan (partnership) pada semua aktivitas bisnis yang berdasarkan kesetaraan,
keadilan dan kejujuran; (c) hanya mencari keuntungan yang sah dan halal semata-
mata; (d) pembinaan manajemen keuangan kepada masyarakat; (e)
mengembangkan persaingan yang sehat; (f) menghidupkan lembaga zakat; (g) dan
pembentukan jaringan kerja sama (networking) dengan lembaga keuangan Islam
lainnya. Persoalan pada bank syariah pada dasarnya juga bersumberkan kepada
konsep uang walaupun harus dalam konteks Islam karena pembiayaan perbankan
tidak terlepas dari persoalan uang.
10

Dalam Islam, uang dipandang sebagai alat tukar bukan sebagai suatu
komoditas, seperti yang ada pada bank konvensional. Peranan uang ini diterima
secara meluas dengan maksud menghapuskan ketidakadilan, ketidakjujuran, dan
penghisapan dalam ekonomi, serta sebagai alat tukar. Sebagai alat tukar, peranan
uang sangat dibenarkan. Namun, apabila dikaitkan dengan persoalan ketidakadilan
dalam ekonomi tukar-menukar uang digolongkan sebagai ribâ fadl. Dalam Islam
uang sendiri tidak menghasilkan apa-apa. Dengan demikian, bunga (riba) pada uang
yang dipinjam dan dipinjamkan adalah dilarang (karena ada kelebihan atau
tambahannya).

3.2 Perbandingan Antara Teori/Penelitian Terdahulu dan Praktek


Kasus Covid-19 ditemukan pertama kali di Tiongkok pada November 2019.
Covid-19 merupakan penyakit karena infeksi virus yang penyebarannya sangat
cepat. Wabah Covid-19 memberikan dampak ke seluruh sektor kehidupan, tak
terkecuali juga berdampak pada sistem perbankan. Hal ini menyebabkan sistem
keuangan tergerus dan terperosot, termasuk sistem bunga yang ada pada bank
konvensional. Sebagaimana instruksi Gubernur Bank Indonesia (BI), perbankan
diharapkan segera menurunkan bunga kredit (Laucereno, 2020). Selain sektor
perekonomian, dampak yang dirasakan sekarang ialah, sekolah di rumah, kerja di
rumah (work from home), belum lagi diterapkannya social distancing hingga
physical distancing, yang pasti akan mempengaruhi keadaan ekonomi Indonesia.
Saat sesorang kerja dari rumah, sekolah dari rumah pasti akan membawa dampak
perekonomian, seperti berpengaruhnya ojek online, jasa angkutan umum, armada
bus, hingga penerbangan sekali pun.
Tabel 1.

sumber: Pertumbuhan PDB (y-on-y) 2020


11

Dari gambaran tabel tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi tahunan
Indonesia sedikit menurun menjadi 4,97 persen pada kuartal keempat 2019 dari
5,02 persen pada periode tiga bulan sebelumnya, sedikit di bawah konsensus pasar
5,04 persen. Itu adalah laju ekspansi terlemah sejak kuartal keempat 2016, karena
kenaikan konsumsi rumah tangga yang lebih lemah (4,97 persen vs 5,01 persen
pada Q3), investasi tetap (4,06 persen vs 4,21 persen) dan pengeluaran pemerintah
(0,48 persen vs 0,98 persen). Selain itu, ekspor turun 0,39 persen (vs 0,10 persen
pada Q3) dan impor turun lebih cepat 8,05 persen (vs -8,30 persen). Di sisi produksi,
pertumbuhan output melambat terutama untuk manufaktur, pertambangan,
perdagangan eceran dan grosir, kegiatan real estat, pendidikan dan layanan sosial.
Untuk 2019, ekonomi tumbuh 5,02 persen, di bawah ekspektasi pasar 5,03 persen
dan target pemerintah 5,3 persen. Itu adalah pertumbuhan tahunan terlemah sejak
2015. Bank Indonesia memperkirakan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 5,3 persen
di tahun 2020 (Otoritas Jasa Keuangan, 2020).
12

3.3 Pembahasan
Tantangan yang dialami perbankan syariah selama menghadapi situasi
Covid-19
Tantangan Industri perbankan syariah Pertamamenjaga jarak fisik (Physical
Distancing), Industri perbankan syariahdituntut untuk melayani
nasabahdarirumah,bank syariah harus menyesuaikan pola bisnis akibat pandemi
Covid-19, perbankan syariah dituntut melayani nasabah melalui digitalisasi
layanan bank, baik layanan digitalisasi dalam penghimpunan dana maupun
pembiayaan. Penggunaan teknologi seperti perbankan digital dalam inovasi layanan
untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan/atau calon nasabah paling baik dipahami
dalam hubungannya dengan penggunaan layanan dan bagaimana mereka
merasakan layanan. Pelayanan (service) bukan sebatas melayani, melainkan
mengerti, memahami, dan merasakan. Dengan demikian, penyampaian dalam
pelayanan akan mengenai heart share pelanggan. Heart share dan mind sharet
ersebut dapat menumbuhkan loyalitas pelangganterhadap suatu produk. Sehingga
memberikan dampak positif bagi citra perusahaan.
Tantangan transformasi pemanfaatan teknologi digital lebih dari
sekedar menyediakan layanan online dan mobile banking, perlu berinovasi dalam
menggabungkan teknologi digital dengan interaksi nasabah, dalam hal ini temuan-
temuan teknologi baru tersebut haruslah mempermudah dan memberikan
kenyamanan bagi pengguna dalam mengakses layanan perbankan. Salah
satunya adalah perbankan digital yang menggambarkan proses virtual penunjang
seluruh layananyang akan berdampak positif pada pertumbuhan bisnis secara
umum. Sehingga, strategi digitalisasi hasus selalu dikembangkan oleh Bank.
Digitalisasi akan berdampak positif pada pertumbuhan bisnis secara umum.
13

Dengan adopsi teknologi digital, penghimpunan dana dan pembiayaan yang


dilakukan perbankan dapat lebih mudah. Masyarakat semakin dimudahkan untuk
melakukan layanan transaksi perbankan dan menempatkan dananya
diperbankan syariah.Digitalalisasi memungkinkan bagi industri perbankan
syariahuntuk mengembangkan layanan kepada nasabah, memberikan alternatif
untuk memberikan informasi langsung pada nasabah dan mengurangi interaksi
tatap muka langsung sesuai dengan anjuran pemerintah untuk menjaga jarak fisik
(Physical Distancing) dan Work From Home upayasaat iniyang bisa dilakukan
menghadapi penyebaran penyakit menular, seperti Covid-19 adalah menghindari
kerumunan dan keramaian.
Tantangan kedua bagi Industri bank syariah saat pandemi covid-19 yakni
likuiditas dan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing
finanacing (NPF), untuk menekan NPF mengharuskan bank untuk restrukturisasi.
Tantangan Ketiga adalah mencari alternatif market baru, minimal market yang
tidak terdampaksignifikan akibat pandemi Covid-19, seperti pemberian
pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)produsen Alat
Kesehatan, seperti Alat Pelindung Diri(APD), Masker,dllyang saat pandemi
Covid-19 ini permintaan barang tersebut sangat tinggi, dengan memberikan
pemberian pembiayaan pada fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga industri
perbankan syariah tidak terjadi penurunan marketsecara signifikan, dengan
memberikan pemberian UMKM produsen Alat Kesehatan, dengan begitu,
tentunya sekaligus mempertahankan UMKM agar tetap produktif dan eksis di
tengah masa pandemiCovid-19.
Untuk tetap survive di tengah pandemi covid-19 agar industri perbankan
syariahtetap berada dalam aturan-aturan syariahdan tetap menjalankan fungsi bank
syariah sesuai kaidah yang berlaku. Selain itu, bank syariah juga diharuskan
menjaga kesesuaian prinsip syariah dalam operasionalnya serta menjaga citra atau
reputasi sebagai bank Syariah, termasuk manajemen syariah yang harus baik,agar
tidak ada anggapan buruk terhadappengelolaan bank syariah.
14

Strategi Perbankan Syariah Terdahadap Dampak Pandemi Covid-19

Adapun strategi bank syariah yang dapat dilakukan di tengah pandemic (Nurul Fitri
Habibah, 2020), yaitu melalui :

1. Bank harus mengelola mitigasi risiko dengan tepat. Bank harus punya
peta navigasi baru untuk dapat menghadapi krisis yang ada. Proses
mapping debitur untuk proses restrukrisasi harus segera jalan dan
jelas sehingga cashflow bank terlihat setelah melakukan treatment.
2. Bank harus fokus pada industri yang prospek untuk dibiayai. Bank harus
tebang pilih pada sektor usaha yang eksis dan berkembang di tengah
merebaknya wabah Korona. Harapannya, bank tidak lagi bekerja
dengan membawa beban kredit macet atas ekspansi kredit barunya.
3. Digital banking. Layanan produk dan jasa harus dikonversi menjadi
digital banking. Proses tersebut harus berjalan bertahap dan inisiasinya
dilakukan secara terus menerus.
4. Inovasi dan kreativitas bank. Korona menuntut bank harus semakin
berinovasi. Misalkan, bank saat ini tidak hanya menuntut pembayaran
angsuran dan bunga kredit oleh debiturnya. Namun, bank juga harus
memikirkan untuk dapat membantu nasabah, melalui penjualan
produknya.
5. Pendampingan dan konsultasi bisnis. Nasabah UMKM yang bisnisnya
terganggu akibat Covid-19 mendapatkan pendampingan dan konsultasi
bisnis oleh staf bank, yaitu relationship manager (RM) yang tersebar di
seluruh Indonesia. Peran RM ini, akan melakukan pendampingan
sekaligus sebagai konsultan apabila pinjaman nasabah dilakukan
restrukturisasi hingga proses restrukturisasi tersebut berjalan lancar.
6. Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responbility (CSR) melalui pendidikan dan pelatihan online bagi
pelaku UMKM.
15

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Virus Covid-19 yang berasal dari WuhanChina telahmenjadi
konsen besar bangsa Indonesia karena permasalahan yang terus
ditimbulkannya, berbagai macam kebijakan telah dibuat pemerintah
untuk mengatasi penyebar luasan virus Covid-19 di Indonesia. Ada
banyak kerugian yang disebabkan oleh virus tersebut, Covid-19 tidak
hanya mengganggu kesehatan manusia, namun virus covid-19 juga
mengganggu perekonomiandi Indonesia, salah satu diantaranya industri
perbankan syariah.Impectpandemi covid-19 telah meningkatkan berbagai
risiko bisnis bagi perbankan syariah.

Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat


ini, industri perbankan syariah perlu beradaptasi, menyusun strategi
baru yang sesuai dengan kondisi terkini agar tetap relevan serta mampu
melihat peluang dari setiap tantangan yang ada. Tantangan
Pertama,industri perbankan syariah harus menyesuaikan pola bisnis
dengan digitalisasi layanan bank, baik digitalisasi dalam penghimpunan
dana maupun pembiayaan. Kedua, menekan/meminimalisasi pembayaran
Non Performing Finanacing (NPF) agar tetap bisa survive di masa pandemi
Covid-19. Ketiga, mencari alternatif market baru, minimal market yang
tidak terdampak signifikan akibat pandemi Covid-19, sehingga industri
perbankan syariah tetap dapat bertahan di tengah serangan pandemi Covid-
19.

4.2 Saran
Melihat situasi ditengah pandemi ini penulis menyarankan untuk pelaku
bank syariah harus jeli untuk menentukan strategi di tengah pandemi
covid-19. Melakukan ekspansi serta terobosan yang terukur ke segmen digital
yang bisa diambil oleh bank syariah. Serta momentum bank syariah untuk
melatih pegawainya menjadi marketing digital yang handal.
16

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, D. R., Fasa, M. I., Junaedi, D., & Arsyad, M. R. (2020). Impact Of Covid-
19 on Financing Islamic Bank in Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi &
Bisnis Islam Vol. 3 No. 2.

Iswahyuni. (2021). ANALISIS DAMPAK COVID 19 TERHADAP


PERBANKAN SYARIAH. JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN
EKONOMI, JURNAL WIDYA BALINA Vol 6 No. 1 .

Safitri, A. N., Fasa, M. I., & Suharto. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap
Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah. Economics and Digital
Business Revie Vol. 2.

Tahliani, H. (Agustus 2020). TANTANGANPERBANKAN SYARIAH DALAM


MENGHADAPI PANDEMI COVID-19. Madani Syariah, Vol. 3 No.2 .

Wijayanti, S., & Afifi, Z. (2020). PANDEMIC IMPACT OF COVID-19 ON THE


HEALTH OF SYARIAH BANKS. International Journal of Economics,
Business and Accounting Research (IJEBAR) Vol. 4 No. 4.

Anda mungkin juga menyukai