Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Saya kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, Saya tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafaatnya kita
nantikan kelak.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Maka dari
itu, saya mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai
pihak. Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.
Windi Patmawati
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.4 Tujuan ............................................................................................................ 4
1.5 Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 5
2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory .............................. 5
2.1.1 Grand Theory .......................................................................................... 5
2.1.2 Middle Theory ........................................................................................ 6
2.1.3 Operational Theory ................................................................................. 7
2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu ..................................................................... 7
2.3 Hipotesis ........................................................................................................ 8
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 9
3.1 Penerapan ...................................................................................................... 9
3.2 Perbandingan Antara Teori/Penelitian Terdahulu dan Praktek ................... 10
3.3 Pembahasan ................................................................................................. 12
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 15
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 15
4.2 Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
periode yang sama tahun 2019, baik transaksi melalui SMS Banking, Internet
Banking, maupun Mobile Banking (Hadijah, 2020).
Di masa pandemi Covid-19 banyak masyarakat menggunakan transaksi
digital sebagai layanan perbankan untuk mempermudah akses maupun
kecepatan dalam transaksi finansial secara real time. Penggunaan transaksi
digital juga sekaligus melaksanakan himbauan pemerintah agar membatasi
penggunaan uang tunai atau kertas untuk meminimalisir terjadinya kontak fisik
antara sesame dikarenakan Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang
terkena dampak serius akibat penyebaran Covid-19 (Fanani, 2020). Layanan
perbankan syariah juga terus beroperasi melalui channel-channel elektronik
setiap harinya. Masyarakat dapat memanfaatkan Anjungan Tunai Mandiri
(ATM), Agen46, ataupun call Center yang tersedia 24 jam. Perbankan syariah
juga 3 mengoptimalkan layanan digital dalam pembukaan rekening (Aria,
2020). Mobile banking adalah fasilitas layanan dalam pemberian kemudahan
akses maupun kecepatan dalam memperoleh informasi terkini dan transaksi
finansial secara real time.
Mobile banking dapat diakses oleh nasabah perorangan melalui ponsel yang
memiliki teknologi GPRS. Produk layanan mobile banking adalah saluran
distribusi bank untuk mengakses rekening yang dimiliki nasabah melalui
teknologi GPRS dengan sarana telepon seluler (ponsel). Perkembangan
teknologi informasi yang sedemikian pesat sangat mendukung dalam kecepatan
dan kemudahan layanan transaksi perbankan terhadap nasabah(Maulana dkk,
2020). (Hapsara, 2015) mendefinisikan persepsi kegunaan sebagai suatu tingkat
dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat
meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.
1.4 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah pembahasan ini selain daripada memenuhi
tugas mata kuliah Perbankan Syariah, juga sebagai tambahan informasi dan
pembelajaran bagi penulis dan para pembaca.
1.5 Manfaat
Makalah ini mampu memberika manfaat bagi para pembaca mengenai
fenomena Covid-19 terhadap sisitem perbankan syariah yang ada di Indonesia,
mengetahui bagaimana tantangan yang dihadapi system pebankan syariah dan
mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan perbankan syariah dalam
menghadapi Covid-19.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.3 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang belum sempurna, sehingga perlu
disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.
Pembuktian tersebut hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis
dengan data dilapangan (Bungi, 2015). Seperti yang telah digambarkan
diatas, terdapat beberapa dampak Covid-19 yang dirasakan oleh perbankan
syariah di Indonesia. Sehingga peneliti dapat menarik hipotesis sebagai
berikut
H1 = Tantangan yang dihapadi perbankan syariah selama Covid-19
H2 = Upaya yang dilakukan perbankan syariah dalam menghadapi
Covid-19
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan
Sejatinya bank syariah adalah bank yang operasionalnya menggunakan
prinsip-prinsip Islami (syariah). Sementara syariah adalah peraturan atau undang-
undang yang harus dipatuhi dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Itu artinya,
bank tersebut beroperasi dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
oleh agama Islam atau Syariah Islam. Fungsi bank syariah sama saja dengan bank
konvensional, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, hanya saja
dari segi prinsip, keduanya berbeda. Banyak hal yang tidak akan ditemukan di bank
syariah, tapi bisa kamu temukan di bank konvensional. Misalnya saja, tidak adanya
bunga. Hal ini dikarenakan dalam ajaran agama Islam terdapat larangan
meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman
(Riba).
Secara umum tujuan utama bank syariah ialah mendorong dan mempercepat
kemajuan ekonomi suatu masyarakat atau bangsa, dengan melakukan aktivitas
perbankan, keuangan, komersial dan investasi sesuai dengan asas Islam. Upaya ini
harus didasari dengan; (a) larangan atas bunga pada setiap transaksi; (b) asas
kerekanan (partnership) pada semua aktivitas bisnis yang berdasarkan kesetaraan,
keadilan dan kejujuran; (c) hanya mencari keuntungan yang sah dan halal semata-
mata; (d) pembinaan manajemen keuangan kepada masyarakat; (e)
mengembangkan persaingan yang sehat; (f) menghidupkan lembaga zakat; (g) dan
pembentukan jaringan kerja sama (networking) dengan lembaga keuangan Islam
lainnya. Persoalan pada bank syariah pada dasarnya juga bersumberkan kepada
konsep uang walaupun harus dalam konteks Islam karena pembiayaan perbankan
tidak terlepas dari persoalan uang.
10
Dalam Islam, uang dipandang sebagai alat tukar bukan sebagai suatu
komoditas, seperti yang ada pada bank konvensional. Peranan uang ini diterima
secara meluas dengan maksud menghapuskan ketidakadilan, ketidakjujuran, dan
penghisapan dalam ekonomi, serta sebagai alat tukar. Sebagai alat tukar, peranan
uang sangat dibenarkan. Namun, apabila dikaitkan dengan persoalan ketidakadilan
dalam ekonomi tukar-menukar uang digolongkan sebagai ribâ fadl. Dalam Islam
uang sendiri tidak menghasilkan apa-apa. Dengan demikian, bunga (riba) pada uang
yang dipinjam dan dipinjamkan adalah dilarang (karena ada kelebihan atau
tambahannya).
Dari gambaran tabel tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi tahunan
Indonesia sedikit menurun menjadi 4,97 persen pada kuartal keempat 2019 dari
5,02 persen pada periode tiga bulan sebelumnya, sedikit di bawah konsensus pasar
5,04 persen. Itu adalah laju ekspansi terlemah sejak kuartal keempat 2016, karena
kenaikan konsumsi rumah tangga yang lebih lemah (4,97 persen vs 5,01 persen
pada Q3), investasi tetap (4,06 persen vs 4,21 persen) dan pengeluaran pemerintah
(0,48 persen vs 0,98 persen). Selain itu, ekspor turun 0,39 persen (vs 0,10 persen
pada Q3) dan impor turun lebih cepat 8,05 persen (vs -8,30 persen). Di sisi produksi,
pertumbuhan output melambat terutama untuk manufaktur, pertambangan,
perdagangan eceran dan grosir, kegiatan real estat, pendidikan dan layanan sosial.
Untuk 2019, ekonomi tumbuh 5,02 persen, di bawah ekspektasi pasar 5,03 persen
dan target pemerintah 5,3 persen. Itu adalah pertumbuhan tahunan terlemah sejak
2015. Bank Indonesia memperkirakan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 5,3 persen
di tahun 2020 (Otoritas Jasa Keuangan, 2020).
12
3.3 Pembahasan
Tantangan yang dialami perbankan syariah selama menghadapi situasi
Covid-19
Tantangan Industri perbankan syariah Pertamamenjaga jarak fisik (Physical
Distancing), Industri perbankan syariahdituntut untuk melayani
nasabahdarirumah,bank syariah harus menyesuaikan pola bisnis akibat pandemi
Covid-19, perbankan syariah dituntut melayani nasabah melalui digitalisasi
layanan bank, baik layanan digitalisasi dalam penghimpunan dana maupun
pembiayaan. Penggunaan teknologi seperti perbankan digital dalam inovasi layanan
untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan/atau calon nasabah paling baik dipahami
dalam hubungannya dengan penggunaan layanan dan bagaimana mereka
merasakan layanan. Pelayanan (service) bukan sebatas melayani, melainkan
mengerti, memahami, dan merasakan. Dengan demikian, penyampaian dalam
pelayanan akan mengenai heart share pelanggan. Heart share dan mind sharet
ersebut dapat menumbuhkan loyalitas pelangganterhadap suatu produk. Sehingga
memberikan dampak positif bagi citra perusahaan.
Tantangan transformasi pemanfaatan teknologi digital lebih dari
sekedar menyediakan layanan online dan mobile banking, perlu berinovasi dalam
menggabungkan teknologi digital dengan interaksi nasabah, dalam hal ini temuan-
temuan teknologi baru tersebut haruslah mempermudah dan memberikan
kenyamanan bagi pengguna dalam mengakses layanan perbankan. Salah
satunya adalah perbankan digital yang menggambarkan proses virtual penunjang
seluruh layananyang akan berdampak positif pada pertumbuhan bisnis secara
umum. Sehingga, strategi digitalisasi hasus selalu dikembangkan oleh Bank.
Digitalisasi akan berdampak positif pada pertumbuhan bisnis secara umum.
13
Adapun strategi bank syariah yang dapat dilakukan di tengah pandemic (Nurul Fitri
Habibah, 2020), yaitu melalui :
1. Bank harus mengelola mitigasi risiko dengan tepat. Bank harus punya
peta navigasi baru untuk dapat menghadapi krisis yang ada. Proses
mapping debitur untuk proses restrukrisasi harus segera jalan dan
jelas sehingga cashflow bank terlihat setelah melakukan treatment.
2. Bank harus fokus pada industri yang prospek untuk dibiayai. Bank harus
tebang pilih pada sektor usaha yang eksis dan berkembang di tengah
merebaknya wabah Korona. Harapannya, bank tidak lagi bekerja
dengan membawa beban kredit macet atas ekspansi kredit barunya.
3. Digital banking. Layanan produk dan jasa harus dikonversi menjadi
digital banking. Proses tersebut harus berjalan bertahap dan inisiasinya
dilakukan secara terus menerus.
4. Inovasi dan kreativitas bank. Korona menuntut bank harus semakin
berinovasi. Misalkan, bank saat ini tidak hanya menuntut pembayaran
angsuran dan bunga kredit oleh debiturnya. Namun, bank juga harus
memikirkan untuk dapat membantu nasabah, melalui penjualan
produknya.
5. Pendampingan dan konsultasi bisnis. Nasabah UMKM yang bisnisnya
terganggu akibat Covid-19 mendapatkan pendampingan dan konsultasi
bisnis oleh staf bank, yaitu relationship manager (RM) yang tersebar di
seluruh Indonesia. Peran RM ini, akan melakukan pendampingan
sekaligus sebagai konsultan apabila pinjaman nasabah dilakukan
restrukturisasi hingga proses restrukturisasi tersebut berjalan lancar.
6. Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responbility (CSR) melalui pendidikan dan pelatihan online bagi
pelaku UMKM.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Virus Covid-19 yang berasal dari WuhanChina telahmenjadi
konsen besar bangsa Indonesia karena permasalahan yang terus
ditimbulkannya, berbagai macam kebijakan telah dibuat pemerintah
untuk mengatasi penyebar luasan virus Covid-19 di Indonesia. Ada
banyak kerugian yang disebabkan oleh virus tersebut, Covid-19 tidak
hanya mengganggu kesehatan manusia, namun virus covid-19 juga
mengganggu perekonomiandi Indonesia, salah satu diantaranya industri
perbankan syariah.Impectpandemi covid-19 telah meningkatkan berbagai
risiko bisnis bagi perbankan syariah.
4.2 Saran
Melihat situasi ditengah pandemi ini penulis menyarankan untuk pelaku
bank syariah harus jeli untuk menentukan strategi di tengah pandemi
covid-19. Melakukan ekspansi serta terobosan yang terukur ke segmen digital
yang bisa diambil oleh bank syariah. Serta momentum bank syariah untuk
melatih pegawainya menjadi marketing digital yang handal.
16
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, D. R., Fasa, M. I., Junaedi, D., & Arsyad, M. R. (2020). Impact Of Covid-
19 on Financing Islamic Bank in Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi &
Bisnis Islam Vol. 3 No. 2.
Safitri, A. N., Fasa, M. I., & Suharto. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap
Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah. Economics and Digital
Business Revie Vol. 2.