Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ANALISA DAMPAK COVID-19 TERHADAP SEKTOR


PERBANKAN

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

Disusun Oleh :

Ahmad Fauzi 201810315123

Dosen Pengampu :

Matdio Siahaan, S.E., M.M.

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Analisa Perbankan Indonesia Akibat COVID-19 Bank dan Lembaga Keuangan”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Matdio Siahaan, S.E., M.M. pada mata kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasam
tentang perbankan Indonesia akibat COVID-19 bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Matdio Siahaan, S.E.,


M.M., selaku dosen mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 06 April 2020

Ahmad Fauzi

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
2.1 Peran Sektor Perbankan........................................................................................6
2.2 Wabah Covid-19...................................................................................................11
2.3 Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Global.........................................12
2.4 Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia....................................15
2.5 Dampak Covid-19 Terhadap Perbankan...........................................................17
2.6 Dampak Covid-19 Terhadap Kredit Properti....................................................19
2.7 Peran Pemerintah Menangani Wabah Covid-19 terhadap sektor
perekonomian.............................................................................................................20
BAB III PENUTUP........................................................................................................25
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perbankan mempunyai tugas yang sangat penting dalam rangka
mendorong pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dalam peningkatan dan
pemerataan taraf hidup masyarakat. Bank adalah suatu lembaga keuangan yang
menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang
memerlukan dana, atau dana masyarakat ditarik oleh bank dan kemudian
dipinjamkan kembali kepada masyarakat.Peranan bank dalam mendukung
kegiatan perekonomian cukup besar karena bank memberikan jasa dalam lalu
lintas peredaran uang.

Bila dilihat dari keadaan saat ini, telah menyebarnya suatu wabah yaitu
COVID-19 yang telah menyerang hampir seluruh masyarakat di dunia, termasuk
juga Indonesia. Dengan adanya pandemic COVID-19 ini, Indonesia cukup
terhantam keras dengan penyebaran virus COVID-19. Tidak hanya menyangkut
kesehatan manusia, virus ini juga mengganggu kesehatan ekonomi di seluruh
dunia termasuk juga Indonesia. Banyak sekali kerugian yang harus dialami
masyarakat termasuk juga beberapa sektor perekonomian salah satunya yaitu
sektor perbankan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa peran sektor perbankan dalam perekonomian negara ?
2. Apa itu wabah Covid-19 ?
3. Apa dampak Covid-19 terhadap perekonomian Global ?
4. Apa dampak Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia ?
5. Apa dampak Covid-19 terhadap sektor perbankan ?
6. Apa dampak Covid-19 terhadap Kredit Properti ?
7. Bagaimana Cara Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi Covid-19
pada sektor perekonomian dan perbankan ?

4
1.3 Tujuan Makalah
1. Agar Pembaca mengetahui apa fungsi sektor perbankan dalam
perekonomian negara ?
2. Agar Pembaca mengetahui apa itu wabah Covid-19 ?
3. Agar Pembaca mengetahui Dampak Covid-19 terhadap perekonomian
negara terkhusus sektor pembankan?
4. Agar Pembaca mengetahui bagaimana pemerintah menganggulangi
masalah wabah covid-19 ini ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Sektor Perbankan


1. Peranan Bank di dalam negeri
Peranan Bank di dalam negeri adalah untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dalam arti bahwa, semua kegiatan oleh bank itu menyangkut soal
uang kegiatan-kegiatan itu meliputi : adminitrasi keuangan, penggunaan
uang, penampungan uang, perdagangan dan penukaran, perkreditan, kiriman
uang dan pengawasan.

Peranan bank di dalam negeri dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Bank sebagai pembimbing masyarakat

Pembimbing di sini maksudnya agar masyarakat selalu berorientasi


pada bank atau agar masyarakat menggunakan jasa perbankan di
dalam pengelolaan usahanya.

Bimbingan bank tersebut misalnya terdiri dari upaya mendorong


hasrat menabung dari masyarakat dalam bentuk :

- Deposito Berjangka
Gerakan tabungan dalam bentuk deposito, memberikan
bimbingan kepada masyarakat agar mereka tidak menghabiskan
begitu saja seluruh pendapatnya, tetapi menyisihkan sebagian
pendapatannya untuk disimpan dalam bentuk Deposito
Berjangka.
- Rekening Koran Giro
Bedanya dengan penyimpanan Deposito yaitu, jika
Rekening Koran Giro dapat disetor dan diambil setiap waktu dan
kalau deposito pengambilannya harus menunggu tanggal jatuh
temponya.
Manfaat menyimpan uang dalam rekening koran giro ialah :

6
 Pencatatan dana perusahaan menjadi lebih teratur, setiap
uang yang dikeluarkan cukup dilakukan dengan cek.
 Pengelolaan uang tunai menjadi lebih mudah, karena tidak
perlu lagi menghitung lembaran-lembaran tunai yang ada.
 Keamanan uang perusahaan akan lebih terjamin, karena
terhindari dari bahaya pencurian, perampokan,
peyalahgunaan, kebakaran dan sebagainya.

Bentuk bimbingan lainnya adalah pada proses pengambilan kredit oleh


masyarakat. Dalam hal ini bank akan memberikan nasehat obyektif dan
bantuan berupa kredit bagi pengusaha yang berminat. Nasehat tersebut
dapat berupa penglolaan manajemen peusahaan, jumlah produksi yang
optimal , jenis dan jumlah dana yang sebaiknya ditarik serta bagaimana
memasarkan produk perusahaan.

2. Peranan Bank di luar negeri

Peranan bank diluar negeri yaitu merupakan antara dunia international


dalam lalu lintas devisa ( uang ), hubungan moneter dan perdagangan.
Hubungan antara bank-bank di dalam dan di luar negeri, memungkinkan
berlangsungnya impor dan ekspor, kiriman uang, kepariwisataan dan lain-
lain.

3. Peranan Bank Dalam Perekonomian Nasional

Bank menduduki posisi yang strategis di dalam perekonomian nasional


karena:

a. Peranan Bank Dalam Pembangunan Nasional

Kegiatan bank dalam menghimpun atau memobilisasi dana yang


menganggur dari masyarakat dan perusahaan-perusahaan kemudian
disalurkan ke dalam usaha-usaha yang produktif untuk berbagai sektor
ekonomi seperti pertanian, pertambangan, perindustrian, pengangkutan,

7
perdagangan dan jasa-jasa lainnya akan meningkatkan pendapatan
nasional dan pendapatan masyarakat.

Demikian pula akan membuka dan memperluas lapangan atau


kesempatan kerja. Sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang
menganggur di dalam masyarakat. Kegiatan dalam pemberian jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dapat membantu
memperbesar dan memperlancar arus barang-barang dan jasa-jasa
dalam masyarakat.

b. Peranan Bank dalam Pembagian Pendapatan Masyarakat

Dalam kebijakan pemberian kredit bank mempunyai peranan


yang sangat penting karena turut menentukan pembagian pendapatan
masyarakat.

Kredit merupakan sarana yang ampuh bagi mereka yang


memperolehnya, sebab dengan memperoleh kredit seseorang dapat
menguasai faktor-faktor produksi untuk kegiatan usahanya.

Makin besar kredit yang diperoleh, makin besar pula faktor


produksi yang dikuasai, sehingga makin besar pula bagian pendapatan
masyarakat yang dapat diraihnya. Sehubungan dengan itu melalui
sistem perbankan yang kita miliki dan kebijakan perkreditan yang tepat
bank dapat melaksanakan fungsinya dalam membantu pemerintah untuk
memeratakan kesempatan berusaha dan pendapatan di dalam
masyarakat. Dengan demikian kita dapat turut mewujudkan masyarakat
yang kita cita-citakan, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.

4. Peran dan Fungsi Bank Dalam Sistem Perekonomian


Fungsi bank sangat krusial bagi perekonomian suatu negara. Oleh
karena itu, keberadaan aset bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat
sangat penting dijaga guna meningkatkan efisiensi penggunaan bank dan
efisiensi intermediasi serta untuk mencegah terjadinya bank runs and panics.

8
Kepercayaan masyarakat juga diperlukan karena bank tidak memiliki uang
tunai yang cukup untuk membayar kewajiban kepada seluruh nasabahnya
sekaligus.

Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh bangsa.


Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting, salah
satunya menjaga kestabilan moneter yang di sebabkan atas kebijakannya
terhadap simpanan masyarakat serta sebagai lalu lintas pembayaran. Bank
sendiri merupakan suatu badan usaha yang tujuannya menghasilkan
keuntungan atau laba.

Dalam hal ini maka berlaku prinsip going concern yang artinya
kegiatan usaha harus dilakukan terus-menerus tidak hanya sekali selesai lalu
tidak berkelanjutan (Umi, 2006). Dari tujuan utama perusahaan tersebut
maka pihak manajemen harus menghasilkan keuntungan yang optimal serta
pengendalian yang seksama terhadap kegiatan operasionalnya terutama
yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai


lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat. Bank
memiliki peran sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang
memiliki dana. Bank juga berfungsi memperlancar lalu lintas keuangan
yang berperan kepada mobilitas pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Krisis
keuangan yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 memiliki
dampak yang sangat buruk bagi perbankan.

Akhir-akhir ini ekonomi dunia sedang mengalami guncangan, krisis


ekonomi global sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian kita.
Bukan hanya pada sektor keuangan, tetapi juga pada sektor riil.
Dikhawatirkan resesi ekonomi global akan membuat pertumbuhan ekonomi
kita menurun, pertumbuhan ekspor melambat, serta menambah angka
pengangguran. (Indra Ismawan, 2008 www.google.com) Menurut Bank
Dunia (Tarmidi, 1998) ada tiga sebab utama yang membuat krisis moneter
di Indonesia, yaitu:

9
1. Akumulasi hutang swasta luar negeri yang cepat dari tahun 1992
hingga juli 1997, pada umumnya perusahaan memiliki hutang luar negeri
dalam bentuk valuta asing.

2. Turunnya nilai tukar rupiah mengakibatkan melambungnya jumlah


hutang perusahaan tersebut setelah dikonversikan ke mata uang rupiah.

3. Kelemahan pada sistem perbankan yang ada di Indonesia.

4. Masalah pemerintah, termasuk kemampuan pemerintah menangani


dan

mengatasi krisis yang kemudian menjelma menjadi krisis kepercayaan dan


kegagalan dimensi untuk mengawasi bantuan financial dengan secepatnya.

Keberadaan Lembaga keuangan atau perbankan tidak terlepas dari


perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan
UMKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai
katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam
mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

Fungsi utama perbankan dalam suatu perekonomian adalah untuk


memobilisasi dana masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan
dana tersebut pada penggunaan atau investasi yang efektif dan efisien.
Fungsi seperti itu dapat dikatakan sebagai “aliran darah” bagi
perkembangan perekonomian dalam peningkatan standar taraf hidup.
Fungsi lainnya adalah sebagai lembaga penyedia instrumen pembayaran
untuk barang dan jasa yang dapat dilakukan secara cepat efisien dan aman.

Fungsi ini akan berjalan apabila penjual dan pembeli barang dan jasa
meyakini bahwa instrumen yang digunakan untuk pembayaran tersebut
akan diterima dan dibayar oleh semua pihak dalam suatu transaksi dan
transaksi ikutannya. Tanpa adanya kepercayaan, maka fungsi dimaksud
tidak akan berjalan. Perbankan, khususnya bank-bank komersial (bank
umum) mempunyai beberapa fungsi di antaranya adalah pemberian jasa-

10
jasa yang semakin luas, meliputi pembayaran (transfer of funds), menerima
tabungan, memberikan kredit, pelayanan dalam fasilitas pembiayaan
perdagangan di dalam dan luar negeri, penyimpanan barang-barang
berharga, dan trust service (jasa-jasa yang diberikan dalam bentuk
pengamanan dan pengawasan harta milik).

2.2 Wabah Covid-19


Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok, mendadak
terkenal seantero dunia. Di kota berpenduduk sekitar 9 juta jiwa itu, pertama kali
serangan virus corona (Covid-19) berawal. Virus yang diduga berasal dari hewan
itu kemudian mewabah yang merenggut ribuan korban jiwa. Tak hanya di daratan
Tiongkok, virus corona juga telah menyebar ke 108 negara. Coronavirus (COVID-
19) adalah sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh virus baru yang belum
teridentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini menyebabkan gangguan pada
system pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian dengan gejala awal bisa
berupa gejala flu seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit
kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat menjadi mengalami demam tinggi, batuh
berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Penyebaran utama virus
baru ini adalah melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi bisa juga saat
mereka batuk, bersin, atau melalui tetesan air liur, atau cairan hidung.

Virus ini pernah mewabah dengan nama Severe Acute Respiratory


Syndrome (SARS-CoV) yang juga bermula di Tiongkok. Awal mula penularan
diduga dari hewan luwak dan menginfeksi 1.000 orang pertama dalam 130 hari.
Rasio kematian akibat virus ini sebesar 5 dari 50 orang terinfeksi.

11
Kemudian virus corona dengan tipe lain juga pernah muncul di Timur
Tengah pada 2012. Virus itu dikenal dengan Middle East Respiratory Syndrome
(MERS-CoV) yang diduga menyebar lewat unta. Sementara itu, wabah Covid-19
telah menimbulkan kekhawatiran global. Ini disebabkan penyebaran virusnya
yang cepat, yakni hanya butuh 48 hari untuk menginfeksi 1.000 orang pertama.

Tak pelak sejumlah negara melakukan sejumlah upaya untuk mengisolasi


penyebaran virus. Sejumlah negara mengambil langkah untuk mencegah
masuknya virus yang menyebabkan demam dan penyakit pneumonia itu.
Termasuk Indonesia yang menghentikan penerbangan langsung dan transit dari
dan ke Tiongkok. Tak hanya Tiongkok, pemerintah pun telah membatasi
masuknya penduduk dari Iran, Italia, dan Korea Selatan.

2.3 Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Global


Covid-19 menyebabkan Ekonomi global dapat menyusut hingga satu
persen pada 2020 karena pandemi Virus Corona baru atau COVID-19, dan dapat
berkontraksi lebih jauh jika pembatasan kegiatan ekonomi diperpanjang tanpa
respons fiskal memadai. Pengarahan UN-DESA menemukan bahwa jutaan
pekerja berisiko kehilangan pekerjaan ketika hampir 100 negara menutup

12
perbatasan nasional mereka. Itu bisa berarti kontraksi ekonomi global 0,9 persen
pada akhir 2020, atau bahkan lebih tinggi jika pemerintah gagal memberikan
dukungan pendapatan dan membantu meningkatkan belanja konsumen.

Menurut perkiraan, penguncian di Eropa dan Amerika Utara memukul


sektor jasa dengan keras, terutama industri yang melibatkan interaksi fisik seperti
perdagangan ritel, rekreasi dan perhotelan dan transportasi. Secara kolektif,
industri-industri semacam itu mencakup lebih dari seperempat dari semua
pekerjaan di negara-negara tersebut. Ketika bisnis kehilangan pendapatan,
pengangguran cenderung meningkat tajam, maka akan mengubah guncangan sisi
penawaran menjadi guncangan sisi permintaan yang lebih luas bagi
perekonomian. Tingkat keparahan dampak akan sangat tergantung pada durasi
pembatasan pada pergerakan orang dan kegiatan ekonomi serta pada skala dan
kemanjuran respons oleh otoritas-otoritas keuangan nasional.

Dengan latar belakang itu, UN-DESA bergabung dengan paduan suara di


seluruh system PBB yang menyerukan paket stimulus fiscal yang dirancang
dengan baik yang memprioritaskan pengeluaran kesehatan dan mendukung rumah
tangga yang palig terkena dampak pandemic. Diperlukan langkah-langkah
kebijakan yang mendesak dan berani, tidak hanya untuk menahan pandemic dan
menyelamatkan nyawa, tetapi juga untuk melindungi yang paling rentan di
masyarakat kita dari kehancuran ekonomi dan untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi serta stabilitas keuangan.

Analisis ini juga memperingatkan bahwa efek buruk dari pembatasan ekonomi
yang berkepanjangan di negara maju akan segera menyebar ke negara-negara
berkembang melalui jalur perdagangan dan investasi. Penurunan tajam dalam
pengeluaran konsumen di Uni Eropa dan Amerika Serikat akan mengurangi impor
barang-barang konsumsi dari negara-negara berkembang. Negara-negara
berkembang, terutama yang bergantung pada pariwisata dan ekspor komoditas,
menghadapi risiko ekonomi yang meningkat. Produksi manufaktur global dapat
berkontraksi secara signifikan, dan jumlah pelancong yang anjlok kemungkinan
akan merusak sektor pariwisata di negara-negara berkembang pulau kecil, yang
mempekerjakan jutaan pekerja berketerampilan rendah.

13
Badan penerbangan sipil PBB, Organisasi Penerbangan Sipil
Internasional, menyambut baik komitmen para pemimpin ekonomi utama G20
akhir pecan lalu yang menunjukkan bahwa dukungan fiscal yang berani
diperlukan untuk melindungi industri perjalanan global, untuk membantu
pemulihan global dalam beberapa bulan mendatang. Sementara itu, penurunan
pendapatan aliran modal meningkatkan kemungkinan tekanan utang bagi banyak
negara. Pemerintah mungkin terpaksa membatasi pengeluaran public pada saat
mereka perlu meningkatkan pengeluaran untuk menahan pandemic dan
mendukung konsumsi dan investasi.

Tindakan pengekangan yang semakin ketat, yang dibutuhkan untuk


memperlambat penyebaran Coronavirus (Covid-19), tentu akan mengarah pada
penurunan jangka pendek yang signifikan dalam PDB untuk banyak ekonomi
utama, menurut proyeksi OECD baru.

Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurría, dalam persiapan untuk KTT


Virtual G20 yang berlangsung kemarin, mengumumkan perkiraan OECD terbaru
yang menunjukkan bahwa penguncian akan secara langsung mempengaruhi
sektor-sektor yang jumlahnya mencapai sepertiga dari PDB di negara-negara
ekonomi utama. Untuk setiap bulan penahanan, akan ada kehilangan 2 poin
persentase dalam pertumbuhan PDB tahunan. Sektor pariwisata sendiri
menghadapi penurunan output hingga 70%. Banyak ekonomi akan jatuh ke dalam
resesi. Ini tidak dapat dihindari, karena kita harus terus memerangi pandemi,
sementara pada saat yang sama meningkatkan upaya untuk dapat memulihkan
normalitas ekonomi secepat mungkin.

Implikasi untuk pertumbuhan PDB tahunan pada akhirnya akan tergantung


pada banyak faktor, termasuk besarnya dan lamanya penutupan nasional, tingkat
berkurangnya permintaan barang dan jasa di bagian lain dari ekonomi, dan
kecepatan di mana fiskal signifikan dan dukungan moneter mulai berlaku.

Di semua negara, sebagian besar dampak ini berasal dari hit to output
dalam perdagangan eceran dan grosir, dan dalam layanan profesional dan real

14
estat. Ada perbedaan lintas negara yang mencolok di beberapa sektor, dengan
penutupan produksi transportasi yang relatif penting di beberapa negara,
sementara penurunan kegiatan wisata dan rekreasi relatif penting di negara lain.

Efek dampak dari penutupan bisnis dapat menghasilkan pengurangan 15%


atau lebih pada tingkat output di seluruh negara maju dan ekonomi pasar
berkembang utama. Dalam ekonomi median, output akan turun 25%.

Variasi dalam dampak dampak di seluruh ekonomi mencerminkan


perbedaan dalam komposisi output. Banyak negara di mana pariwisata relatif
penting berpotensi terkena dampak lebih parah dengan penutupan dan pembatasan
perjalanan. Pada ekstrem yang lain, negara-negara dengan sektor pertanian dan
pertambangan yang relatif besar, termasuk produksi minyak, mungkin mengalami
efek awal yang lebih kecil dari tindakan penahanan, meskipun output kemudian
akan terpukul oleh berkurangnya permintaan komoditas global.

Juga akan ada beberapa variasi dalam penentuan waktu dampak awal
terhadap output di seluruh ekonomi, yang mencerminkan perbedaan dalam
pengaturan waktu dan tingkat tindakan pengendalian. Di Cina, puncak dampak
buruk pada output sudah lewat, dengan beberapa tindakan penghentian sekarang
sedang dilonggarkan.

2.4 Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia


Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF)
menyatakan ekonomi dan keuangan global saat ini tengah mengalami krisis akibat
pandemi virus corona (COVID-19). Lantaran virus ini telah mewabah di hampir
seluruh negara dan sekaligus melumpuhkan ekonomi. Transmisi dampak COVID-
19 terhadap perekonomian Indonesia mempengaruhi sisi produksi dan sisi
pengeluaran perekenomian. Akibatnya, konsumsi hingga daya beli masyarakat
bakal ikut terimbas bila tidak segera diantisipasi secara baik oleh pemerintah.

Penurunan tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat diyakini paling


dalam terjadi di daerah-daerah yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai
pendapatan utamanya. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada
tanggal 18 Maret 2020, semua kegiatan di dalam dan di luar ruangan di semua

15
sektor yang terkait dengan pariwisata dan ekonomi yang kreatif ditunda sementara
waktu untuk menggunakan distribusi corona. Sementara ini, sektor ini menjadi
lumpuh sementara, sehingga semakin meningkat karena menyediakan lapangan
kerja bagi masyarakat sekitar tempat wisata atau masyarakat dari luar.

Diperkirakan perekonomian Indonesia bisa mengalami kontraksi sangat


dalam. Asian Development BAnk (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun ini hanya sebesar 2,5%. Angka itu turun separuhnya dari tahun
2019 sebesar 5,0%. Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) memperkirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam scenario terburuk bisa minus 0,4%.

Kondisi sekarang ini akan berimbas pada menurunnya konsumsi rumah


tangga yang diperkirakan 3,2% hingga 1,2%. Lebih dari itu, investasi pun akan
merosot tajam. Sebelumnya, pemerintah cukup optimistis bahwa investasi akan
merosot ke level satu persen atau terburuk bisa mencapai minus empat persen.
Ekspor pun diperkirakan terkoreksi lebih dalam, mengingat sudah satu tahun
belakangan ini pertumbuhannya negative, begitu juga dengan impor juga akan
negative pertumbuhannya.

Sektor UMKM adalah sektor yang paling pertama terdampak wabah


COVID-19. Berkaca dari krisis tahun 1998 sektor ini cenderung aman, namun
sekarang situasinya berbeda. Sekarang mengalami pukulan yang sangat besar
karena adanya restriksi kegiatan ekonomi dan sosial yang memengaruhi
kemampuan UMKM yang biasanya resilient, bisa menghadapi kondisi. Tahun
1997-1998, justru UMKM masih resilience, sekarang dalam kondisi saat ini
mereka yang terpukul paling depan karena ketiadaan kegiatan di luar rumah oleh
seluruh masyarakat.

16
Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan, dengan pemberian
stimulus kepada masyarakat yang terdampak. Hal ini tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Pengganti UU (Perppu) tentang kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan yang telah ditandatangani Presiden Joko Widodo.
Dalam perppu ini, salah satu stimulusnya adalah jaring pengaman sosial yang
diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak mampu.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) berpotensi


melemah hingga Rp. 20.000 per dollar AS akibat wabah COVID-19. Untuk
perkiraan moderatnya berada di Rp. 17.500 per dollar AS. Hal ini menjadi bagian
dari salah satu scenario asumsi makro 2020 yang seluruhnya mengalami
perubahan, seperti pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan 2,3 persen hingga
minus 0,4 persen. Selain itu, inflansi 5,1 persen serta harga minyak mentah
Indonesia yang anjlok menjadi USD 31 per barel.

Meskipun asumsi makro kali ini begitu menakutkan, pemerintah tidak


akan membuat hal itu terlaksana. Justru, hal ini dijadikan patokan jangan sampai
scenario terburuk itu terjadi. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo
menegaskan, pihaknya tidak akan membiarkan scenario nilai tukar rupiah Rp.
20.000 per dollar AS terjadi. Bahkan ia menyatakan nilai tukar rupiah saat ini (Rp.
16.000 per dollar AS) sudah cukup stabil.

Penyebab melemahnya rupiah karena investor panic sehingga terjadi apa


yang disebut pembalikan modal atau capital outflow. Selama periode terjadinya
pandemic ini antara Januari dan Maret 2020 telah terjadi capital outflow dalam
portofolio investasi Indonesia, yang jumlahnya mencapai Rp.167,9 triliun.

2.5 Dampak Covid-19 Terhadap Perbankan


Penyebaran corona COVID-19 turut berdampak negatif pada kegiatan
usaha perbankan di berbagai negara. Penyebaran Virus Corona telah membawa
tantangan dan risiko baru. Wabah ini juga mengganggu aktivitas ekonomi di
banyak negara dan telah mendorong pergerakan signifikan di pasar keuangan.
Akibat dampak covid-19 perbankan di AS melakukan penurunan suku bunga
acuan. Penurunan suku bunga acuan oleh The Fed ini merupakan penurunan

17
pertama kali di luar jadwal reguler The Fed sejak 2008, ketika ekonomi dunia
dihantam krisis finansial.

Perbankan di AS akan mengalami tekanan dari sisi kredit. Selain itu,


margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan di AS dalam
jangka panjang juga terancam tertekan. Jika bank sentral AS The Fed kembali
menurunkan suku bunga acuan, maka NIM bank-bank di AS bisa negatif. Tingkat
suku bunga jangka panjang yang lebih rendah dan potensi penurunan suku bunga
federal darurat sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kekhawatiran
perlambatan ekonomi akibat COVID-19 dapat menantang profitabilitas bank-bank
AS di tahun 2020 dan seterusnya. Mitigasi kecil terhadap profitabilitas bisa datang
dalam bentuk aktivitas refinance hipotek perumahan yang lebih tinggi. Dengan
suku bunga treasury jangka panjang yang jatuh ke posisi terendah, volume
pembiayaan kembali hipotek pada kuartal pertama tahun ini harus jauh lebih
tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Melihat umumnya likuiditas perbankan
AS sangat memadai untuk menahan dampak buruk COVID-19 dalam waktu
dekat. Tapi dalam jangka menengah, peringkat dapat memengaruhi bank-bank
tertentu terkait tren penyaluran kredit.

Hal yang sama diperkirakan juga melanda bank-bank di negara kawasan


Asia Tenggara. Pertumbuhan kredit, penurunan pendapatan bunga dan non bunga
bank-bank di kawasan Asia Tenggara diperkirakan juga mengalami perlambatan.
Rasio dana murah di Asia Tenggara berada di kisaran 48 persen, dan berakibat
pada tekanan terhadap NIM seiring pemangkasan suku bunga acuan. COVID-19
menghantam sektor perbankan ASEAN melalui pertumbuhan ekonomi yang lebih
lemah, yang mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit dan berujung pada
menurunnya profitabiltias industri perbankan. Fitch Ratings menilai, bank-bank di
Thailand dan Singapura yang bergantung pada pariwisata, kemungkinan paling
terpengaruh COVID-19.

Perbankan Indonesia pun tidak luput dari terkoreksinya laba dan NIM. Hal
ini karena profitabilitas perbankan Indonesia dipengaruhi rendahnya pendapatan
bunga dan non bunga dan biaya provisi yang tinggi. Tetapi banyak bank di
Indonesia yang memiliki pendapatan yang memuaskan serta buffer modal yang

18
besar, sebagai catatan rata-rata return on asset (ROA) bank-bank di Indonesia
sebesar 2 persen dari rasio tire 1 rata-rata 21,9 persen pada akhir 2019.

Dampak dari wabah COVID-19 di Indonesia, Bank Indonesia (BI)


memangkas kewajiban pemenuhan Giro Wajib Minum (GWM) dalam rupiah
yang wajib dipenuhi secara harian oleh perbankan. Mulai 16 April 2020 sampai
31 Desember 2020, besaran cadangan kas yang wajib ditempatkan perbankan di
BI menjadi hanya 0,5 persen (50 basis poin). Pemberian insentif ini diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.22/4/PBI/2020 tentang Insentif bagi Bank
yang Memberikan Penyediaan Dana untuk Kegiatan Ekonomi Tertentu guna
Mendukung Penanganan Dampak Perekonomian Akibat Wabah Virus Corona.
Peraturan anyar ini berlaku efektif mulai 1 April 2020.

Pada November 2019, BI juga pernah menurunkan GWM rupiah.


Penurunan rupiah ini berlaku untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum
Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 basis poin. BI juga memperluas pemberian
insentif ini, dari semula hanya ditujukan kepada bank-bank yang melakukan
pembiayaan kepada UMKM dan sektor-sektor prioritas lain yang ditetapkan BI.

Adapun cakupan penyediaan dana untuk kegiatan ekonomi tertentu yang


terdiri atas sejumlah jenis kredit. Diantaranya kredit atau pembiayaan impor yang
bersifat produktif, letter of credit, kredit atau pembiayaan UMKM, dan/atau kredit
atau pembiayaan lainnya yang ditetapkan oleh BI. Bank Indonesia punya
menyatakan, saat ini mereka akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan otoritas terkait. Sehingga, bank sentral ini
tetap bisa memantau perkembangan pandemic COVID-19, guna menempuh
langkah-langkah kebijakan yang diperlukan demi menjaga perekonomian
nasional.

2.6 Dampak Covid-19 Terhadap Kredit Properti


Penyebaran pandemi virus corona (COVID-19) telah berdampak pada
banyak sektor usaha di Indonesia. Industri properti sudah mengalami perlambatan
sejak tahun 2017. Saat ini akibat pandemi covid-19, kondisinya semakin melemah
akibat penurunan aktivitas ekonomi. Tingkat penjualan drop, sementara biaya
yang harus dikeluarkan tetap. Masalah tersebut timbul karena saat ini suku bunga

19
pinjaman masih tinggi di sejumlah perbankan. Masalah bunga pinjaman, sekitar
10 persen hingga 11 persen dari nilai pinjaman. Meskipun BI rate [BI 7-Day Repo
Rate] sudah turun, bunga pinjaman relatif belum juga turun. Pemerintah yang
akan menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) badan dari 25 persen menjadi 22
persen pada tahun pajak 2020 dan 2021, sedangkan 2022 tarif PPh badan akan
menjadi 20 persen. Namun itu semua masih belum meringankan, Ini mengenai
pinjaman ke bank yang harusnya mendapat perlakuan khusus mulai dari
pengurangan bunga, penundaan, sampai hair cut [pengapustagihan kredit macet]
karena kondisi saat ini membuat pemasukan pengembang terganggu karena
lesunya penjualan properti. Namun, pengeluaran perusahaan terus berjalan.
Apalagi, saat ini daya tahan arus kas para pengembang dinilai sangat pendek di
tengah kondisi ketidapakstian ekonomi akibat Covid-19.

Agar pandemi virus corona tidak berdampak dalam pada sektor properti,
OJK ikut mendukung industri realestat dengan memberikan stimulus. Bentuknya
berupa penundaan pembayaran utang pokok dan keringanan bunga sampai dengan
Desember 2020. Stimulus itu dapat dapat dievaluasi kembali dengan melihat
dampak bisnis yang diakibatkan oleh penyebaran Covid-19.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)


mengucurkan Rp 1,5 triliun untuk mensubsidi kredit pemilikan rumah (KPR) bagi
masyarakat. Bantuan tersebut digelontorkan untuk meredam dampak virus corona
(Covid-19) yang menghantam perekonomian Indonesia. Subsidi tersebut
dikucurkan mulai besok, 1 April 2020. Saat ini ada 3 bank pelaksana, yaitu Bank
BTN, Bank BNI, dan Bank BRI. Pihaknya masih mempersilahkan bank lain untuk
bekerja sama. Dengan begitu MBR bisa memanfaatkan jaringan bank di daerah
untuk mengakses subsidi perumahan.

SSB dan SBUM diharapkan akan segera operasional pada 1 April 2020
melalui bank pelaksana yang telah bekerja sama dengan Kementerian PUPR.

20
2.7 Peran Pemerintah Menangani Wabah Covid-19 terhadap sektor
perekonomian
Pemerintah berusaha mengeluarkan beberapa kebijakan dan stimulus
untuk mengurangi dampak dari wabah pandemi Covid-19. Pada 1 April 2020,
Presiden Joko Widodo telah menandatangani Perppu tentang Kebijakan Keuangan
Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan, dimana diputuskan pemerintah
menambah belanja dan pembiayaan anggaran untuk menangani dampak Covid-19,
yaitu sebesar Rp 405,1 triliun.

Prioritas ke-1 untuk kesehatan sebesar Rp 75 triliun, terutama untuk


insentif tenaga medis dan belanja penanganan kesehatan. Prioritas ke-2 untuk
social safety net akan diperluas sebesar Rp 110 triliun. Prioritas ke-3 adalah
dukungan kepada industri senilai Rp 70,1 triliun (pajak, bea masuk, KUR).
Prioritas ke-4 adalah dukungan pembiayaan anggaran untuk program pemulihan
ekonomi nasional sebesar Rp 150 triliun.

 Prioritas Pertama Terkait Kesehatan sebesar Rp 75 Triliun


Sebesar Rp 65,8 triliun digunakan untuk belanja penanganan kesehatan,
seperti:
 Alat Kesehatan: Alat Pelindung Diri (APD), Rapid test, Reagen
 Sarana Prasarana kesehatan
 Dukungan SDM.

Sebesar Rp 5,9 triliun untuk insentif: tenaga medis pusat (Rp 1,3 triliun)
dan tenaga medis daerah (Rp 4,6 triliun).

Terkait dengan ketersediaan alat kesehatan:

21
 Untuk APD, terdapat 28 Perusahaan yang memproduksi APD dengan
kapasitas produksi 17.360.000 pcs/bulan.
 Gown/Surgical Gown, 5 perusahaan kapasitas produksi 508.800
pcs/bulan.

Terkait dengan Industri Farmasi dan Fitofarmaka:

 Terdapat 206 perusahaan farmasi: 4 BUMN (PT. Kimia Farma Tbk;


PT. Indofarma Tbk; PT. Biofarma Tbk; PT. Phapros Tbk), 178
industri swasta, 24 multinational company (MNC).
 Kebutuhan obat nasional: 76% sudah mampu dipenuhi Industri
farmasi dalam negeri, sisanya 24% merupakan obat paten dan
berteknologi tinggi harus diimpor.
 Terdapat 8 industri farmasi yang mampu memproduksi vitamin C
dosis tinggi dengan kapasitas di atas 3 juta tablet per bulan (Kalbe
Farma yang terbesar kapasitasnya mencapai 15 juta tablet/bulan)
 Suplemen pemelihara daya tahan tubuh berbahan alam, terdapat 16
industri dengan produksi total 72 juta kapsul/bulan.

 Prioritas Kedua Terkait Perlindungan Sosial


 Program PKH 10 juta KPM, dibayarkan bulanan mulai April (bantuan
naik 25%).
 Kartu Sembako dinaikan dari 15,2 juta menjadi 20 juta KPM, dengan
manfaat naik dari Rp 150.000 menjadi Rp 200.000 selama 9 bulan.
 Kartu Prakerja dinaikkan dari Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun,
untuk meng-cover sekitar 5,6 juta pekerja formal, informal, pelaku
usaha mikro dan kecil. Penerima manfaat mendapat Rp 3.550.000 per
individu
 Pembebasan biaya listrik 3 bulan untuk 24 juta pelanggan listrik 450
VA, dan diskon 50% untuk 7 juta pelanggan 900 VA bersubsidi.
 Tambahan insentif perumahan bagi pembangunan perumahan MBR
s.d. 175 ribu.

22
 Dukungan logistik sembako dan kebutuhan pokok sebesar Rp 25
triliun.
 Prioritas Ketiga Terkait Dukungan Dunia Usaha
 PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah, untuk pekerja dengan
penghasilan maksimal 200 juta setahun, di sektor industri pengolahan,
Pariwisata dan penunjangnya (transportasi, akomodasi), serta sektor
lainnya. Percepatan penyesuaian pemberlakuan PPh berlaku di tahun
2020.
 Pembebasan PPh Pasal 22 Impor untuk 19 sektor tertentu, wajib pajak
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan wajib pajak KITE
IKM.
 Pengurangan PPh Pasal 25 sebesar 30% untuk sektor tertentu, WP
KITE dan WP KITE IKM.
 Restitusi PPN dipercepat bagi 19 sektor tertentu untuk menjaga cash-
flow dan likuiditas keuangan pelaku usaha.
 Penundaan pembayaran pokok dan bunga selama 6 bulan untuk KUR.
 Penurunan tarif PPh badan menjadi 22% untuk tahun 2020 dan 2021,
serta menjadi 20% mulai tahun 2022.

Terkait Dukungan untuk Pelaku Usaha Mikro dan Kecil

 Tujuannya untuk mempertahankan kelangsungan usaha UMK


 Stimulusnya berupa penundaan angsuran pokok dan bunga semua
skema selama 6 bulan untuk kredit usaha rakyat (KUR) yang terkena
dampak Covid-19.
 Beban akibat penundaan bunga dan pokok KUR selama 6 bulan
menjadi tanggungan pemerintah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp
6,1 triliun.
 Penundaan pembayaran akan diikuti dengan relaksasi ketentuan KUR
sejalan ketentuan restrukturisasi kredit sebagaimana diatur dalam
Peraturan OJK.

Terkait dengan Program Kartu Prakerja

23
 Kartu Prakerja salah satu instrumen untuk memberikan insentif
kepada:
a) Pekerja yang mengalami penurunan pendapatan dan kehilangan
pekerjaan;
b) Pelaku Usaha yang mengalami kesulitan usaha;
 Tujuan program ini untuk meningkatkan daya beli dan mengurangi
beban biaya hidup bagi pekerja dan pelaku usaha yang terdampak
Covid-19;
 Manfaat yang diterima: Rp 3.550.000 per peserta, terdiri dari:
a) Bantuan pelatihan sebesar Rp 1.000.000.
b) Insentif penuntasan pelatihan sebesar Rp 600.000 per bulan
selama empat bulan;
c) Insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 150.000;
 Total anggaran program sebesar Rp 20 triliun, dengan total jumlah
penerima program tahun 2020 maksimal sebanyak 5.605.634 orang,
dan peserta program per minggu paling banyak 164.872 orang;
 Jenis pelatihan yang dapat diambil dalam program Kartu Prakerja di
masa pandemik Covid-19 adalah yang berbasis daring (online);
 Platform digital yang bekerja sama dengan Program Kartu Prakerja,
untuk sampai saat ini antara lain: Tokopedia, Bukalapak, Skill
Academy by Ruangguru, MauBelajarApa, HarukaEdu, PijarMahir,
Sekolahmu dan Sisnaker.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk tahun 2020 ini benar-benar merupakan tahun yang sangat berat
untuk seluruh negara bagian, bukan hanya masalah kesehatan saja namun dari
gemparnya dan mewabahnya virus Covid-19 ini membuat perekonomian berbagai
negara turut terkena imbas akibat wabah ini. Covid-19 menyebabkan Ekonomi
global dapat menyusut hingga satu persen, dan dapat berkontraksi lebih jauh jika
pembatasan kegiatan ekonomi diperpanjang tanpa respons fiskal memadai. Dan
indonesia cukup kesulitan dalam menghadapi wabah ini khususnya sektor
perekonomian. Kondisi ini berimbas pada menurunnya konsumsi rumah tangga
yang merosot tajam, karena keputusan pemerinta untuk larangan keluar rumah dan
para karyawan yang bekerja di kawasan yang banyak terjangkit virus ini
dilakukan sistem kerja WFH (Work From Home) dan pelajar serta mahasiswa
dilaksanakan pembelajaran online. Dari keputusan tersebut juga tempat-tempat
pariswisata di indonesia ditutup sementara, itu yang mengakibatkan mayarakat
tidak keluar rumah dan konsumsi rumah tangga.

Ekspor dan impor diperkiraakan akan terkoreksi lebih dalam, mengingat


sudah satu tahun belakangan pertumbuhannya negative. Bahkan COVID-19 dapat
mempengaruhi perekonomian global yang dapat menyusut hingga satu persen

25
pada 2020, dan dapat berkontraksi lebih jauh jika pembatasan ekonomi
diperpanjang tanpa respon fiscal yang memadai.

COVID-19 menyebabkan banyak kesulitan bagi nasabah kredit di setiap


bank sehingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan keringanan
pembayaran kredit bagi masyarakat yang ekonominya terdampak pandemic
COVID-19.

DAFTAR PUSTAKA
 http://direktoritraining.com/peranan-bank-dalam-perekonomian-suatu-negara/
 https://afdalarianto.blogspot.com/2016/04/peran-perbankan-dalam-
perekonomian.html
 https://katadata.co.id/analisisdata/2020/03/16/ekonomi-dunia-menanggung-
beban-covid-19
 https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200324183549-532-486628/efek-
corona-imf-prediksi-pertumbuhan-ekonomi-global-negatif
 https://www.suarasurabaya.net/ekonomibisnis/2020/dampak-covid-19-
terhadap-ekonomi-global-2020/
 https://www.oecd.org/coronavirus/en/
 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4956381/corona-berubah-
jadi-krisis-ekonomi-global-ini-dampaknya-buat-ri
 https://newrevive.detik.com/delivery/ck.php?
oaparams=2__bannerid=115111__zoneid=141__cb=e6504d5f41__oadest=http
s%3A%2F%2Fbit.ly%2F2xEweLB
 https://www.tagar.id/strategi-ekonomi-indonesia-atasi-dampak-covid19
 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4964658/sederet-prediksi-
ekonomi-ri-yang-dihantam-corona
 https://www.voaindonesia.com/a/menkeu-dampak-covid-19-pertumbuhan-
ekonomi-indonesia-2020-bisa-minus-0-4-persen/5355838.html
 https://tirto.id/ketika-corona-covid-19-menghantam-sektor-bank-di-berbagai-
negara-eE1H

26
 https://www.suara.com/bisnis/2020/03/31/140306/5-rekomendasi-bank-dunia-
atasi-dampak-covid-19
 https://ekonomi.bisnis.com/read/20200401/47/1220897/arus-kas-pengembang-
terganggu-akibat-covid-19
 https://finance.detik.com/properti/d-4949575/cicilan-kredit-properti-diusulkan-
ditunda-sampai-desember-2020
 https://finance.detik.com/properti/d-4959882/redam-dampak-corona-kredit-
rumah-murah-disubsidi-rp-15-triliun

27

Anda mungkin juga menyukai